• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PPSDM KESEHATAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN

(2)
(3)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler i

KATA PENGANTAR

Dalam melaksanakan proses pendidikan tenaga kesehatan, khususnya tenaga Teknik Kardiovaskular, sangat diperlukan lahan praktik. Ketersediaan lahan praktik yang sesuai sangat membantu peserta didik dalam menerapkan teori dan praktik yang diperolehnya di ruang kelas dan laboratorium dalam tatanan nyata, sehingga mencapai kompetensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan menyusun Standar Lahan Praktik Lapangan untuk memberi rambu–rambu bagi institusi pendidikan Teknik Kardiovaskular. Standar ini akan mendukung tercapainya lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai dan dapat memberi kontribusi pada pembangunan kesehatan.

Standar Lahan Praktik Lapangan ini merupakan standar minimal yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan yang berlaku. Standar ini merupakan acuan bagi kegiatan praktik di lahan yang sesuai dengan peran dan fungsi serta kompetensi yang ditetapkan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim penyusun standar lahan praktik. Kami mengharapkan masukan-masukan dari semua pihak pengguna, agar ke depan kualitas pendidikan Diploma III Teknik Kardiovaskular dapat ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat baik pada tingkat nasional maupun internasional.

Jakarta, 2 Nopember 2012 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Tenaga Kesehatan,

Dr. Donald Pardede, MPPM NIP. 195804021986111001

(4)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler ii

SAMBUTAN

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Dalam era globalisasi dewasa ini dituntut tersedianya sumber daya manusia yang mampu bekerja secara profesional dalam segala bidang termasuk upaya pelayanan kesehatan. Peranan tenaga kesehatan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program pembangunan di bidang kesehatan. Guna menghasilkan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi kuantitas dan kualitas diperlukan pengelolaan pendidikan yang profesional.

Saya menyambut baik terbitnya Standar Lahan Praktik Lapangan D.III Teknik Kardiovaskular ini, karena standar ini akan menjadi rambu-rambu bagi institusi pendidikan dalam mengelola penyelenggaraan pembelajaran di lahan praktik. Selain itu perlu disadari bahwa dalam pendidikan tenaga kesehatan hampir 60% dari proses pembelajaran adalah pembelajaran praktik.

Semoga Tuhan Yang maha Kuasa senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua.

(5)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN

Jl.Hang Jebat III/F.3 Kebayoran Baru Kotak Pos No. 6015/JKS/GN Jakarta 12120 Telepon : (021) 7245517 – 72797302 Fax : (021) 72797508 Website : www.bppsdmk.depkes.go.id

Telepon : Pusdiknakes (021) 7256720 Pusrengun SDM Kes (021) 7258830 Puspronakes LN (021) 7257822 Pusdiklat SDM Kes (021) 7262977 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR HK.03.05/III/3/02103.1/2012

TENTANG

STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III TEKNIK KARDIOVASKULER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Kementerian Kesehatan bertanggungjawab melakukan pembinaan teknis penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan;

b. bahwa dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan Kementerian Kesehatan perlu membuat Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Kardiovasculer dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan perlu dilakukan penilaian terhadap peserta didik;

c. bahwa agar penilaian hasil belajar peserta didik dapat dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkesinambungan yang dikemas secara komprehensif dan dilaksanakan sesuai kebutuhan mengacu pada program pembelajaran dan kurikulum;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Kardiovasculer;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Peraturan Pemerintahan Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17

Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa;

8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi; 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : OT.02.03/I/4/03440.1 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan

tatalaksana Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan;

10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan;

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 890/Menkes/Per/VIII/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1988/Menkes/Per/IX/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan.

13. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Nomor HK.02.05/I/III/2/02209/2012 tentang Kurikulum Program Pendidikan Diploma III Teknik Radiovaskuler.

(6)

MEMUTUSKAN Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III TEKNIK KARDIOVASKULER;

Kedua : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Kardiovasculer sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu, tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini;

Ketiga : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Kardiovasculer sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua digunakan untuk Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan Diploma III Teknik Kardiovasculer;

Keempat : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Kardiovasculer terdiri dari Standar Lahan Praktik Pendidikan Diploma III Teknik Kardiovasculer dan Standar Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Diploma III Teknik Kardiovasculer

Kelima : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Kardiovasculer sebagaimana dimaksud dalam Diktum Keempat, terdiri dari :

a. Lahan Praktik Lapangan; b. Pembimbing;

c. Instruktur;

d. Asisten Instrktur Praktek; e. Sasaran dan Target Pencapaian;

Keenam : Standar Lahan Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Kardiovasculer, berisi tentang Kompetensi, Sub Kompetensi, Kebutuhan Lahan Praktik dan Kriteria Lahan Praktik.

Kutujuh : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Teknik Kardiovasculer sebagaimana dimaksud dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal diperlukan penatalaksanaan pembelajaran baik teori maupun parktik yang efektif dan efisien.

Kedelapan : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTA

Pada Tanggal : 2 NOPEMBER 2012

Tembusan :

1. Menteri Kesehatan;

2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan; 4. Para Dirjen di Lingkungan Kementerian Kesehatan;

5. Para eselon II di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan;

6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan; 7. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi seluruh Indonesia;

8. Para Direktur Politeknik Kesehatan Seluruh Indonesia;

(7)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i SAMBUTAN KEPALA BADAN PPSDM KES ... ii DAFTAR ISI ... iii BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... B. Tujuan ... C. Dasar Hukum ... D. Pengertian ... 1 1 2 2 4 BAB II STANDAR LAHAN PRAKTIK D.III TEKNIK

KARDIOVASKULER ... A. Kriteria Lahan Praktik ... B. Pembimbing Lahan Praktik ...

C. Instruktur ... D. Asisten Instruktur Praktik... E. Sasaran dan Target Pencapaian ...

7 7 8 9 9 10 BAB III STANDAR PRAKTIK D.III TEKNIK KARDIOVASKULER

BERDASARKAN KOMPETENSI ... 14 BAB IV PENUTUP ………... 17

(8)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tenaga kesehatan yang profesional dan bermutu dihasilkan oleh institusi pendidikan tenaga kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, khususnya Teknisi Kardiovaskular membutuhkan keahlian. Ketepatan dalam pelayanan keteknisian kardiovaskular dapat mempengaruhi hasil diagnosa dan keputusan pemberian terapi. Untuk itu diperlukan standar pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu institusi pendidikan tenaga kesehatan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi mutu lulusan.

Peningkatan mutu institusi pendidikan melalui pengaturan perizinan pendirian institusi, sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, pengelolaan, akreditasi, dan Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan. Pengaturan sarana dan prasarana, termasuk didalamnya adalah pengaturan lahan praktik. Pada Kurikulum Pendidikan Diploma III Teknik Kardiovaskular tahun 2012, pembelajaran praktik terdiri pembelajaran praktik laboratorium dan pembelajaran praktik klinik/lahan praktik. Pembelajaran praktik klinik/lahan praktik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem program pengajaran serta merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Dalam menyediakan lahan praktik peserta didik, perlu dibuat standar sebagai acuan.

(9)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 2

B. Tujuan

Standar lahan praktik Pendidikan D.III Teknik Kardiovaskular ini bertujuan untuk:

1. Memberikan pedoman bagi pengelola institusi pendidikan dalam memilih lahan praktik yang menunjang pencapaian kompetensi

2. Memberikan pedoman bagi pengelola institusi pendidikan dan lahan praktik dalam pengelolaan praktik supaya sesuai dengan kompetensi dalam kurikulum.

3. Membantu pengelola institusi pendidikan dan pengelola lahan praktik dalam meningkatkan mutu pembelajaran praktik

C. Dasar Hukum

Standar lahan praktik ini disusun mengacu pada landasan hukum sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301).

2. Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4586).

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Tahun Nomor 5063).

(10)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 3 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga

kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637).

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496).

6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran

Negara Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5007).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23, tambahan Llembaran Negara Nomor 5105).

8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas

PP Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelengaaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun Nomor 112 tahun 2010, tambahan Lembaran Negara Nomor 5157).

9. Kepmendiknas Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan

Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

10. Kepmendiknas Nomor 045/U/2002, tentang Kurikulum Inti Perguruan

Tinggi.

11. Kepmenkes Nomor 890/Menkes/PER/VIII/2007, tentang Organisasi

dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan.

12. Kepmenkes Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010, tentang Organisasi

(11)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 4 13. Kepmenkes Nomor 6040/Menkes/Sk/V/2003, tentang Teknisi

Kardiovaskular.

14. Keputusan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan No. HK.02.05/I/III/2/ 2209/ 2012 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Program D-III Teknik Kardiovaskular Tahun 2012

D. Pengertian

1. Teknisi Kardiovaskular adalah tenaga kesehatan berlatar belakang pendidikan keteknisian kardiovaskular, yang bermitra dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dalam mengoperasikan peralatan keteknisian kardiovaskular untuk diagnostik, terapi dan rehabilitasi.

2. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung-jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk mengerjakan tugas–tugas di bidang pekerjaan tertentu.

3. Praktik Lapangan adalah pembelajaran yang dilaksanakan di lahan praktik dalam jangka waktu tertentu.

4. Standar Praktik adalah kriteria minimal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran praktik untuk mencapai kompetensi peserta didik.

5. Lahan Praktik adalah tempat yang memenuhi kriteria yang dipersyaratkan yang berada di luar institusi pendidikan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat

(12)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 5

mahasiswa di institusi dalam pencapaian kompetensi sebagai Teknisi Kardiovaskular yang diharapkan di dalam kurikulum Pendidikan D-III Teknik Kardiovaskular.

6. Instruktur adalah tenaga pendidik yang bertugas memberikan pembelajaran di laboratorium dan klinik/lahan praktik dalam rangka mencapai kompetensi peserta didik, dengan kualifikasi pendidikan minimal D III Keteknisian Kardiovaskular dan pengalaman kerja di bidang teknik kardiovaskular minimal 4 tahun atau dokter spesialis jantung yang menguasai keteknisian kardiovaskular.

7. Asisten Instruktur adalah tenaga pendidik yang bertugas memberikan pembelajaran di laboratorium dan klinik/lahan praktik dalam rangka mencapai kompetensi peserta didik, dengan kualifikasi pendidikan minimal D III Keteknisian Kardiovaskular dan pengalaman kerja di bidang teknik kardiovaskular minimal 2 tahun. 8. Pembimbing praktik adalah Dosen mata kuliah keahlian yang

bekerja pada institusi pendidikan Teknik Kardiovaskular dan memiliki tugas dan tanggung jawab memfasilitasi dan membimbing peserta didik dalam melaksanakan praktik lapangan.

9. Laporan Praktik Lapangan adalah laporan kegiatan yang dilakukan setelah pembelajaran praktik untuk membahas hal-hal yang telah dilaksanakan, meliputi tujuan pembelajaran praktik lapangan, pencapaian, tingkat keberhasilan, kendala yang dihadapi dan cara mengatasi masalah, membandingkan masalah dan bertukar pengalaman di dalam kelompok.

(13)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 6

10. Diagnostik non-invasive adalah suatu pemeriksaan medis untuk menegakkan diagnosa yang tidak melukai tubuh pasien.

11. Diagnostik invasive adalah suatu pemeriksaan medis untuk menegakkan diagnosa dengan memasukkan suatu alat kedalam tubuh pasien (melukai).

12. Intervensi non-bedah adalah suatu tindakan intervensi kesehatan dengan tidak melakukan pembedahan.

(14)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 7

BAB II

STANDAR LAHAN PRAKTIK D.III TEKNIK KARDIOVASKULER

Standar lahan praktik lapangan adalah standar minimal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran praktik lapangan untuk mencapai kompetensi peserta didik.

A. Kriteria Lahan Praktik

Lahan praktik yang dipilih harus memenuhi kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. Kriteria lahan praktik lapangan sebagai berikut ini:

1. Lahan praktik:

 Rumah sakit (minimal Tipe C)

 Klinik/laboratorium klinik (Lab Klinik) dengan layanan kardiovaskular.

2. Lahan praktik memiliki instruktur Teknik Kardiovaskular yang sesuai

area kompetensi.

3. Lahan praktik memiliki instruktur yang cukup, dengan rasio Instruktur:

mahasiswa = 1 : 5, artinya 1 instruktur membimbing maksimal 5 mahasiswa.

4. Lahan praktik melaksanakan manajemen pemeliharaan peralatan

Kardiovaskular sesuai pedoman.

(15)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 8

Area Lahan Praktik & Kriterianya:

Area Lahan Praktik Jenis Kriteria Rumah Sakit (RS) RS khusus

jantung - Memiliki layanan praktik keteknisian kardiovaskular - Tersedia sarana dan prasarana

keteknisian kardiovaskular - Ada instruktur klinik

- Tersedia berbagai kasus/pasien dengan jumlah yang memadai sesaui dengan kompetensi yang ingin dicapai

- Memiliki nota kesepahaman (MoU) RS Tipe A RS Tipe B RS tipe C yang memberikan layanan bidang Kardiovaskular Klinik/Laboratorium Klinik dengan

fasilitas layanan Kardiovaskular

- Memiliki layanan praktik keteknisian kardiovaskular - Tersedia sarana dan prasarana

keteknisian kardiovaskular - Ada instruktur klinik

- Memiliki nota kesepahaman (MoU) Laboratorium

Klinik dengan layanan

Kardiovaskular

B. Pembimbing Lahan Praktik

Pembimbing lahan praktik memiliki tugas dan tanggung jawab memfasilitasi, membina, mengawasi dan mengevaluasi mahasiswa selama berlangsungnya praktik

Kriteria pembimbing praktik lapangan sebagai berikut :

1. Dosen mata kuliah keahlian pada institusi pendidikan Teknik Kardiovaskular

(16)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 9

3. Mampu membimbing, membina, mengawasi dan mengevaluasi mahasiswa selama berlangsungnya praktik.

4. Memiliki SK sebagai Pembimbing praktik lapangan

C. Instruktur

Instruktur adalah tenaga pendidik yang bertugas memberikan pembelajaran di laboratorium dan klinik/lahan praktik dalam rangka mencapai kompetensi peserta didik.

Kriteria instruktur sebagai berikut

1. Latar belakang pendidikan minimal D.III Teknik Kardiovaskular dan pengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun atau dokter spesialis jantung yang menguasai keteknisian kardiovaskular.

2. Mampu membimbing, membina, mengawasi dan menilai mahasiswa selama berlangsungnya praktik

3. Memilik SK sebagai Pembimbing praktik lapangan

D. Asisten Instruktur Praktik

Fungsi: membantu tugas Instruktur Praktik dalam proses bimbingan praktik peserta didik.

Kriteria Asisten Instruktur Praktik:

1. Mempunyai latar belakang pendidikan D.III Teknik Kardiovaskular dan pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun.

2. Mampu melaksanakan pembelajaran praktik lapangan. 3. Memiliki SK sebagai Asisten Instruktur praktik lapangan.

(17)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 10

E. Sasaran Dan Target Pencapaian

Setiap kegiatan pembelajaran di lahan praktik, peserta didik sebagai sasaran dari proses pembelajaran harus dapat mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan dan target pencapaian sebagai berikut :

1. Mampu melakukan pemeriksaan Diagnostik Non Invasif melalui pengoperasian alat/mesin di bawah ini:

b) Elektrokardiografi c) Ekokardiografi

d) Treadmil test/ergocycle test e) Tilt Table Test

f) Holter

g) Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABM) h) Late Potensial (elektrofisiologi)

i) Vaskuler (duplex sonografi karotis, femoralis)

2. Mampu melakukan pemeriksaan Diagnostik Invasif (Kateterisasi

jantung) melalui pengoperasian alat/mesin: a) Alat Monitor hemodinamik

b) EP (Electro Phisiology) study

3. Mampu mengoperasikan dan menganalisa data yang dihasilkan dari

alat yang berhubungan dengan tindakan intervensi non bedah: Pacemaker dan programnya

(18)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 11

a) ASO (Amplatzer Septal Ocluder)

b) ADO (Amplatzer Ductal Ocluder

c) AVO (Amplatzer VSD Ocluder)

d) PCI ( Percutaneos Coronary Intervention)

e) PTA (Percutaneous Trans Arterial Angioplasty

f) IABP (Intra Aorti Balloon Pump)

g) Rota blator

h) IVUS (Intra Vascular Ultasonography)

i) FFR (Fractional Flow Ratio).

Target Minimal yang harus dicapai oleh peserta didik:

Area

praktek Fase Kompetensi alat/pemeriksaan Jenis Kemampuan minimal Target (jumlah kasus) Diagnostik Non-Invasive Pengenalan alat/ pengenalan pemeriksaan Memahamil peralatan dioagnostik non-invasive dalam pemeriksaan kardiovaskular yang sesuai dengan standar kompetensi dan teknik– teknik pemeriksaan dasar kardiovaskular Jenis alat: a) Elektrokardiogra fi (EKG) b) Ekokardiografi c) Treadmil test/ergocycle test d) Holter e) Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABM) f) Lat e Potensial (elektro-fisiologi) g) Va skuler (duplex sonografi) a) Mengenal kegunaan setiap alat pemeriksaan yang digunakan b) Mengetahui fungsi knobologi alat c) Mengetahui cara mengoperasika n setiap alat c) Mengetahui cara pemeliharaan alat Mampu memahami kegunaan /fungsi dan pengoperasian serta pemeliharaan setiap alat teknik kardiovaskular

Pemeriksaan

kasus normal Mampu melakukan pemeriksaan dengan peralatan kardiovaskular pada kasus Pemeriksaan: a) Vaskular (karotis, femoralis) b) Ekokardiografi, c) Treadmill, d) Dapat melakukan pemeriksaan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur. Pemeriksaan kasus normal: a) Vaskular = 10 Kasus b) Ekokardiografi = 10 kasus c) Treadmill = 10

(19)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 12

Area

praktek Fase Kompetensi alat/pemeriksaan Jenis Kemampuan minimal Target (jumlah kasus) normal sesuai kompetensi yang diharapkan. Holter,Ambulator y e) Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM) kasus d) Holter = 3 kasus e) ABPM = 2 kasus Pemeriksaan kasus tidak normal Mampu melakukan tek-nik pemeriksaan non-invasive lanjutan pada kasus-kasus tidak nor-mal, disesuaikan dengan kompetensi yang di-harapkan. Pemeriksaan: a) Vaskular b) Ekokardiografi c) Treadmill & EKG d) Holter e) Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM) Dapat melakukan pemeriksaan dengan baik dan benar sesuai dengan standar yang berlaku pada kasus tidak normal . Pemeriksaan kasus abnormal: a) Vaskular: (5 kasus)  Chronic Venous Insufficiency (CVI) Deep Vien Thrombosis(D VT) b) Ekokardiografi (10 kasus) :  HHD  Kelainan katup jantung  Kelainan jantung bawaan c) Treadmill & EKG

= 10 kasus  Arithmia  CAD d) Holter = 3 kasus  Arithmia e) ABPM = 2 kasus  Unstable hypertension Diagnostik Invasive (kateterisasi jantung)

Mengenal alat Mengenal alat yang berhubungan dengan tindakan diagnostik invasive (Kateterisasi jantung) a. Alat Monitor hemodinamik b. EP (Electro Phisiology) study a) Mengenal kegunaan setiap alat. b) Mengetahui fungsi knobologi alat c) Mengetahui pengoperasia n alat. d) mengetahui cara pemeliharaan alat Mampu mengetahui kegunaan/fungsi dan pengoperasian alat. Mampu melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat. Mengetahui cara pemeliharaan alat.

(20)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 13

Area

praktek Fase Kompetensi alat/pemeriksaan Jenis Kemampuan minimal Target (jumlah kasus) Mengoperasikan

alat Mampu mengoperasika n alat yang berhubungan dengan tindakan diagnostik invasive (Kateterisasi jantung) a. Alat Monitor hemodinamik b. EP (Electro Phisiology) study Mampu memonitor hemodinamik pasien selama tindakan diagnostik invasive dengan pendampingan Instruktur. Mampu memonitor hemodinamik pasien selama tindakan diagnostik invasive dengan pendampingan Instruktur. Diagnostiik intervensi Non-bedah Mengenal prosedur dan tindakan intervensi non bedah Mengenal alat dan kegunaan peralatan intervensi non bedah. Alat dan kegunaan peralatan intervensi non bedah: a.ASO (Amplatzer Septal Ocluder) b.ADO (Amplatzer Ductal Ocluder c. AVO (Amplatzer VSD Ocluder) d.PCI ( Percutaneos Coronary Intervention) e.PTA (Percutaneous Trans Arterial Angioplasty f. IABP (Intra Aorti Balloon Pump) g.Rota blator h.IVUS (Intra Vascular Ultasonography ) i. FFR (Fractional Flow Ratio). Mengenal alat dan kegunaan peralatan intervensi non bedah Memahami kegunaan peralatan intervensi non bedah.

(21)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 14

BAB III

STANDAR LAHAN PRAKTIK D.III TEKNIK KARDIOVASKULER BERDASARKAN KOMPETENSI

Standar lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskular mengacu pada kompetensi Kurikulum Pendidikan D.III Teknik Kardiovaskular Tahun 2012. Untuk pencapaian kompetensi tersebut dibutuhkan lahan praktik yang secara spesifik mempunyai kriteria yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

No Kompetensi Sub Kompetensi Kebutuhan Lahan

Praktik Kriteria Lahan Praktik 1 Mengetahui/mampu melakukan pemeriksaan non-invasive dengan alat/mesin: a. Elektrokardiografi b. Ekokardiografi c. Treadmil test/ergocycle test d. Tilt Table Test e. Holter f. Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABM) g. Late Potensial (elektrofisiologi) h. Vaskuler (duplex sonografi karotis, femoralis)

1. Mampu melakukan registrasi pasien-pasien.

2. Mampu menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan kepada pasien.

3. Menyiapkan alat/mesin yang akan digunakan untuk pemeriksaan

4. Mampu menyiapkan pasien dan memfasilitasi pemeriksaan

5. Memahami konsep

pemeriksaan dengan peralatan/alat diagnostik untuk tindakan non invasive

6. Memahami protokol

pemeriksaan dan

pengoperasian peralatan/alat diagnostik untuk tindakan non invasive

7. Mampu me lakukan pemeriksaan diagnostik non invasive

8. Mampu mendeteksi kelainan yang ada saat proses pemeriksaan pasien diagnostik

 Minimal RS Tipe C  RS khusus jantung.  Klinik dengan fasilitas layanan Kardiovaskular  Laboratorium Klinik dengan layanan Kardiovaskular  Tersedia sarana dan prasarana keteknisian kardiovaskular  Tersedianya pasien yang membutuhkan layanan kardiovaskular Ada instruktur klinik

(22)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 15

No Kompetensi Sub Kompetensi Kebutuhan Lahan

Praktik

Kriteria Lahan Praktik invasive.

9. Mampu membuat interpretasi hasil pemeriksaan tindakan non invasive

10. Mampu mendokumentasikan data hasil pemeriksaan pasien 2 Mampu

mengoperasikan alat alat yang berhubungan dengan tindakan diagnostik invasive (Kateterisasi jantung), yaitu: a. Alat Monitor hemodinamik b. EP (Electro Phisiology) study

1. Mampu melakukan registrasi pasien-pasien yang akan melakukan pemeriksaan diagnostik invasive

2. Mampu menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan kepada pasien.

3. Menyiapkan alat/mesin yang akan digunakan untuk pemeriksaan

4. Mampu menyiapkan pasien dan memfasilitasi pemeriksaan 5. Memahami konsep pemeriksaan dengan peralatan/alat diagnostik invasive

6. Memahami protokol peme-riksaan dan pengoperasian peralatan/alat diagnostik invasive

7. Mampu mendeteksi kelainan yang ada saat proses pemeriksaan pasien diag-nostik invasive.

8. Mampu mendokumentasikan data hasil pemeriksaan pasien.  Minimal RS Tipe B  RS khusus jantung  Tersedia nya pasien yang membutuhkan layanan tindakan invasive kardiovaskular  Tersedia sarana dan prasarana tindakan invasive keteknisian kardiovaskular  Ada instruktur klinik 3 Mampu mengoperasi-kan dan menganalisa data yang dihasilkan dari alat yang ber-hubungan dengan tindakan intervensi

1. Mampu melakukan registrasi pasien-pasien.

2. Mampu menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan. 3. Menyiapkan alat/mesin yang

 Minimal RS Tipe B  RS khusus jantung  Tersedia nya pasien yang membutuhkan layanan tindakan invasive

(23)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 16

No Kompetensi Sub Kompetensi Kebutuhan Lahan

Praktik Kriteria Lahan Praktik non bedah: Pacemaker dan programnya.

akan digunakan untuk pemasangan pacemaker. 4. Mampu menyiapkan pasien

dan memfasilitasi pema-sangan pacemaker.

5. Memahami prinsip kerja dan program pacemaker.

6. Mampu menganalisa data yang dihasilkan alat pacemaker.

7. Mampu mendokumentasikan data hasil pemasangan pacemaker. kardiovaskular  Tersedia sarana dan prasarana tindakan invasive keteknisian kardiovaskular  Ada instruktur klinik 4 Mengetahui prosedur dan tindakan

intervensi non bedah: a. ASO (Amplatzer Septal Ocluder) c. ADO (Amplatzer Ductal Ocluder d. AVO (Amplatzer VSD Ocluder) e. PCI ( Percutaneos Coronary Intervention) f. PTA (Percutaneous Trans Arterial Angioplasty g. IABP (Intra Aorti

Balloon Pump) h. Rota blator i. IVUS (Intra Vascular Ultasonography) FFR (Fractional Flow Ratio).

1. Mampu melakukan registrasi pasien-pasien.

2. Mampu menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan kepada pasien.

3. Mampu menyiapkan pasien dan memfasilitasi peme-riksaan.

4. Mengetahui konsep peme-riksaan dengan peralatan/alat diagnostik untuk tindakan intervensi non-bedah

5. Mengetahui protokol peme-riksaan peralatan diagnostik untuk tindakan intervensi non-bedah.  Minimal RS Tipe B  RS khusus jantung  Tersedia nya pasien yang membutuhkan layanan tindakan intervensi non bedah kardiovaskular  Tersedia sarana dan prasarana tindakan intervensi non bedah keteknisian kardiovaskular  Ada instruktur klinik

(24)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler 17

BAB IV PENUTUP

Standar lahan praktik lapangan Diploma III Teknik Kardiovaskular merupakan acuan bagi civitas akademika yang bertanggung-jawab terhadap mata kuliah dan pembelajaran praktik. Di samping itu, buku ini juga sebagai acuan bagi para pembimbing di lahan praktik lapangan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran praktik lapangan secara optimal yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas lulusan.

Buku standar lahan praktik ini digunakan sebagai acuan yang bersifat umum dalam mengelola program pembelajaran praktik bagi pendidikan program Diploma III Teknik Kardiovaskular. Dalam implementasi program pembelajaran praktik perlu dijabarkan secara khusus dalam pedoman praktek lapangan sesuai kebutuhan proses pembelajaran praktik dan kondisi setempat tanpa mengabaikan Implementasi kurikulum.

(25)

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskuler

KONTRIBUTOR

Standar Lahan Praktik D.III Teknik Kardiovaskular ini berhasil disusun atas partisipasi aktif dan kontribusi positif dari berbagai pihak, antara lain:

Tingkat Pusat:

Dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA, Dra. Trini Nurwati, M.Kes, Ismawiningsih, SKM, KMK, Yuyun Widyaningsih, S.Kep, MKM, Asep Fithri Hilman, S.Si, M.Pd, Eric Irawati, S.SiT, Ns I Ratnah, S.Kep, Dora Handyka, S.St, Matadih, S.Sos, Anjung Trisnawati, A.Md,

Tingkat Daerah:

Kontributor dari Program Studi DIII Teknik Kardiovaskular Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof.DR. HAMKA: dr. Sutedjo, Sp.JP (K), Ph.D.; dr. Winaresmi M,KK; Ni Wayan Sulastri, Amd. TKV, SE; Nina Mardiana, Amd. TKV, SSos.; dan Evindiyah Prita Dewi, SKM, MARS,

Dan semua individu/pihak yang telah membantu penyusunan Standar Lahan Praktik Diploma III Teknik Kardiovaskuler yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan hasil penelitian bahwa profil kondisi fisik spiker atlet bolavoli PPLP Jawa Tengah masih tergolong kurang, terutama menyangkut kekuatan otot lengan, kelentukan otot

Sex Ratio untuk kabupaten Jayapura adalah sebesar 113, hal ini berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 13 % dari pada jumlah penduduk perempuan atau dengan kata lain terdapat

Judul Penelitian Lokasi Penelitian Unit Analisis Teknik analisis Retno Chusniati (1997) Peranan Kota Muntilan dalam Pelayanan Sosial Ekonomi Terhadap Sekitarnya Kota

Bagian ini digunakan untuk mengekstraksi ciri yang telah melalui tahapan preprocessing untuk memisahkannya dari fitur-fitur pada objek yang tidak diperlukan dalam

Sebuah proses pembuatan komposisi sudah barang tentu dilandasi oleh ide, yang dapat diwujudkan dalam bentuk karya komposisi. Ide garapan merupakan sumber

karbon sebagai inhibitor korosi baja karbon dalam larutan elektrolit jenuh karbon dioksida yang sesuai dengan kondisi di industri petroleum serta mempelajari mekanisme

Oleh karena itu, munculah sebuah ide untuk membuat inovasi baru dari buah alpukat untuk dijadikan isian maupun topping roti donat, dengan nama produk DOMIKADO (Donat Miks

Salah satu metode untuk pemasangan pipa yaitu metode S-lay, disebut S-lay karena kurva pipa yang keluar dari kapal pemasang sampai seabed berbentuk