I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN
A.
A. Latar Latar BelakangBelakang
Lahan merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk pengembangan Lahan merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk pengembangan usaha pertanian, terutama untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan. Permasalahan usaha pertanian, terutama untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan. Permasalahan da
dalam lam pepengnggugunanaan an lalahahan n sisifatfatnynya a umumum um di di seselulururuh h duduninia, a, babaik ik di di nenegagara ra sesedadangng berkem
berkembang, terutama bang, terutama akan akan menjamenjadi di menonmenonjol jol bersambersama a dengadengan n terjaditerjadinya nya peninpeningkatangkatan jumla
jumlah h pendpenduduk dan uduk dan prosproses es induindustrialisstrialisasi. asi. MeningMeningkatnykatnya a kebukebutuhan dan tuhan dan persaipersainganngan dalam penggunaan lahan baik untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk keperluan dalam penggunaan lahan baik untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya memerlukan pemikiran yang seksama dalam mengambil keputusan yang paling lainnya memerlukan pemikiran yang seksama dalam mengambil keputusan yang paling menguntungkan dari sumberdaya lahan yang terbatas. Disamping itu perlu juga melakukan menguntungkan dari sumberdaya lahan yang terbatas. Disamping itu perlu juga melakukan tindakan konservasi untuk penggunaan yang berkelanjutan (Rahman, 1995).
tindakan konservasi untuk penggunaan yang berkelanjutan (Rahman, 1995).
Lahan kering di Indonesia pada umumnya adalah Aluvial yang tersebar luas di Lahan kering di Indonesia pada umumnya adalah Aluvial yang tersebar luas di dae
daerah rah SumSumateatera, ra, KalKalimanimantantan, , SulSulaweawesi si dan dan IriIrian an JayJaya. a. AluAluvial vial sersering ing dijdijumpumpai ai dardarii dataran rendah disepanjang aliran sungai, rawa air tawar, pasang surut teras sungai, sampai dataran rendah disepanjang aliran sungai, rawa air tawar, pasang surut teras sungai, sampai daerah dengan ketinggian mencapai 1000 meter diatas permukaan laut, sepanjang daerah dengan ketinggian mencapai 1000 meter diatas permukaan laut, sepanjang lembah-lembah aliran sungai di pegunung
lembah aliran sungai di pegunungan. Bila an. Bila draenadraenase air se air sempursempurna maka na maka tanah ini sangattanah ini sangat produktif (Hakim
produktif (Hakim et al.,et al., 1986).1986).
Evaluasi sumber daya lahan merupakan proses untuk menduga potensi suatu lahan Evaluasi sumber daya lahan merupakan proses untuk menduga potensi suatu lahan un
untutuk k beberbrbagagai ai pepengnggugunanaanan. . KeKeranrangkgka a dadasasar r evevalaluauasi si susumbmber er daydaya a lahlahan an adadalaalahh memba
membandingndingkan kan persypersyaratan aratan yang diperlukan untuk yang diperlukan untuk pengpenggunaan tertentu gunaan tertentu dengadengan n sifatsifat sumber daya yang ada pada lahan tersebut (Sitorus, 1998).
Menuru
Menurut t HardjoHardjowigenwigenoo eet t aal l ,. ,. (1(199999)9), , babahwhwa a hahasisil l evevalaluauasi si lalahahan n tertersesebubutt digambarkan dalam bentuk peta sebagai dasar untuk perencanaan tata guna lahan yang digambarkan dalam bentuk peta sebagai dasar untuk perencanaan tata guna lahan yang rasional sehingga tanah dapat digunakan secara optimal.
rasional sehingga tanah dapat digunakan secara optimal.
Untuk dapat melakukan perencanaan secara menyeluruh, salah satu masukan yang Untuk dapat melakukan perencanaan secara menyeluruh, salah satu masukan yang diperlukan adalah tersedianya informasi aktual mengenai faktor fisik lingkungan yang diperlukan adalah tersedianya informasi aktual mengenai faktor fisik lingkungan yang meliputi sifat-sifat dan potensial lahan. Keterangan tersebut dapat diperoleh antara lain meliputi sifat-sifat dan potensial lahan. Keterangan tersebut dapat diperoleh antara lain melalui kegiatan survai tanah
melalui kegiatan survai tanah yang diikuti analisa laboratorium dan yang diikuti analisa laboratorium dan evaluaevaluasi si sumbsumberdayerdayaa lahan.
lahan. Sal
Salah ah satsatu u penpengguggunaanaan n lahlahan an adaadalah lah untuntuk uk tantanaman karet aman karet (( Hevea Hevea brasillienbrasilliensissis Muell. Arg.). Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki Muell. Arg.). Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki peranan penting dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Indonesia merupakan negara peranan penting dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Indonesia merupakan negara
den
dengan gan perperkebkebunaunan n karkaret et terterluas dunialuas dunia. . LuaLuas s areaareal l karkaret et di di IndIndoneonesia sia telatelah h menmencapcapaiai 3.
3.26262.2.29291 1 hehektktarar. . DaDari ri tototal tal areareal al peperkrkebebununan an kakaret ret di di InIndodonenesia sia tetersrsebebut ut 8484,5,5%% diantaranya merupakan kebun milik rakyat, 8,4% milik swasta dan hanya 7,1% yang diantaranya merupakan kebun milik rakyat, 8,4% milik swasta dan hanya 7,1% yang merupakan milik negara ( Setiawan
merupakan milik negara ( Setiawan et al et al , 2007)., 2007). Me
Menunururut t SeSetitiawawan an (2(200007)7), , rerendndahahnynya a prprododukuktivtivititas as kakareret t alalam am InIndodonenesisiaa di
disesebababkbkan an sesebabagigian an bebesasar r atatau au lelebibih h 8484% % peperkrkebebununan an kakaret ret yayang ng adada a memerurupapakakann perkebunan karet rakyat yang tidak dikelola secara propesional.
perkebunan karet rakyat yang tidak dikelola secara propesional. Ber
Berdasdasarkaarkan n perpermasmasalahalahan an dan dan popotentensi si yanyang g ada ada makmaka a perlperlu u dildilakuakukan kan susuatuatu kegiatan untuk mengetahui kualitas sifat fisik dan kimia tanah serta menduga potensi lahan kegiatan untuk mengetahui kualitas sifat fisik dan kimia tanah serta menduga potensi lahan tersebut agar dapat dimanfaatkan sebagai lahan pengembangan tanaman karet di sekitar tersebut agar dapat dimanfaatkan sebagai lahan pengembangan tanaman karet di sekitar areal Desa
B. Tujuan B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai sifat fisik Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai sifat fisik dan kimia secara aktual dan potensial dalam rangka penilaian kelas kesesuaian untuk dan kimia secara aktual dan potensial dalam rangka penilaian kelas kesesuaian untuk tan
tanamaaman n kakaret ret di di DeDesa sa TTananjujung ng SeSeranrang g KeKecamcamatatan an KayKayu u AgAgunung g KaKabubupapaten ten OgOganan Komering Ilir.
II.
II. TINJAUAN TINJAUAN PUSTAKAPUSTAKA
A.
A. Lahan Lahan KeringKering
Menurut Biro Pusat Statistik (2000), sekitar 58,5% dari luas daratan Indonesia Menurut Biro Pusat Statistik (2000), sekitar 58,5% dari luas daratan Indonesia (1
(11111,4 juta ,4 juta hekhektar) meruptar) merupakaakan n lahlahan keringan kering. . LahLahan kering adalan kering adalah ah lahlahan yang an yang dapdapatat dig
digunaunakan kan untuntuk uk usausaha ha perpertantanian ian dan dan memmembutbutuhuhkan kan air air daldalam am jumjumlah lah yanyang g terbterbatasatas.. Sebagian besar lahan kering bergantung pada hujan untuk memenuhi kebutuhan air bagi Sebagian besar lahan kering bergantung pada hujan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman.
tanaman.
Sifat fisik tanah pada lahan kering kurang baik, yaitu berstruktur padat, kelembapan Sifat fisik tanah pada lahan kering kurang baik, yaitu berstruktur padat, kelembapan lapisan tanah atas (
lapisan tanah atas (top soil top soil ) maupun lapisan tanah bawah () maupun lapisan tanah bawah ( sub soil sub soil ) rendah, sirkulasi udara) rendah, sirkulasi udara ag
agak ak teterhrhamambbatat, , dadan n kkememamamppuuan an tatannah ah ununtutuk k mmenenyyimimppan an aiair r rerelalatitif f rerenndadahh (Mahadelswara, 2004).
(Mahadelswara, 2004). Menuru
Menurut t SemaoenSemaoen et al.et al. (1991(1991) ) dalam Guritnodalam Guritno et al.et al. (1997), ciri utama yang(1997), ciri utama yang menonjol di lahan kering adalah terbatasnya air, makin menurunnya produktifitas lahan, menonjol di lahan kering adalah terbatasnya air, makin menurunnya produktifitas lahan, tingginya variabilitas kesuburan tanah dan macam spesies tanaman yang ditanam serta tingginya variabilitas kesuburan tanah dan macam spesies tanaman yang ditanam serta aspek sosial, ekonomi dan budaya. Sedangkan Dudung (1991) dalam Guritno
aspek sosial, ekonomi dan budaya. Sedangkan Dudung (1991) dalam Guritno et al.et al. (1997)(1997) berpendapat bahwa keadaan lahan kering umumnya adalah lahan tadah hujan yang lebih berpendapat bahwa keadaan lahan kering umumnya adalah lahan tadah hujan yang lebih p
pekeka a teterhrhadadap ap ereroossi, i, teterurutatamma a jijika ka kekeadadaaaan n tatananah h mimiriring ng ddan an titidadak k tetertrtututuupp vegetasi.(
vegetasi.(www.google.comwww.google.com).). Lahan kering
Lahan kering sebagsebagian ian besar terdiri besar terdiri dari dari tanahtanah-tanah ultisol, -tanah ultisol, inceptinceptisol/aisol/aluvialluvial,, alfisol, dan oksisol, namun tetap berpotensi untuk dikembangakan sebagai lahan yang alfisol, dan oksisol, namun tetap berpotensi untuk dikembangakan sebagai lahan yang
p
prroodduukkttiif f ddeennggaan n ppeemmiilliihhaan n tteekknnoollooggi i ddaan n jjeenniis s kkoommooddiitti i yyaanng g sseessuuaaii (Mahadelswara, 2004).
Alluvial merupakan tanah yang berkembang dari bahan alluvium muda (recen), Alluvial merupakan tanah yang berkembang dari bahan alluvium muda (recen), mempunyai susunan berlapis atau kadar C-organik tidak teratur dengan kadar fraksi pasir mempunyai susunan berlapis atau kadar C-organik tidak teratur dengan kadar fraksi pasir kurang dari 60% pada kedalaman antara 25 – 100cm dari permukaan tanah mineral (Pusat kurang dari 60% pada kedalaman antara 25 – 100cm dari permukaan tanah mineral (Pusat Penelit
Penelitian Tanian Tanah, 1993). Tanaah, 1993). Tanah h aluviaaluvial l hanyhanya a melipumeliputi ti lahan yang lahan yang sering atau sering atau baru sajabaru saja mengalami banjir, atau merupakan hasil endapan bahan-bahan koluvial akibat angkutan mengalami banjir, atau merupakan hasil endapan bahan-bahan koluvial akibat angkutan dari daerah di atasnya. (
dari daerah di atasnya. (www.google.comwww.google.com))
T
Tananah ah AlAluvuviaial l dedengngan an wawarnrna a kekelalabu bu kekekukuniningngan an (d(disisebebut ut AlAluvuvial ial KeKelalabubu Kekuningan) berkembang di daerah dengan tingkat drainasi yang baik. Tanah Aluvial Kekuningan) berkembang di daerah dengan tingkat drainasi yang baik. Tanah Aluvial Ke
Kelablabu u KeKekukuniningngan an papada da umumumumnynya a memempmpununyayai i mamasasalalah h dedengngan an kekekukuranrangan gan aiair.r. ((www.google.comwww.google.com).).
B.
B. Survei Survei dan Evaludan Evaluasi Lahasi Lahanan
Survai adalah uraian keseluruhan dari aktifitas dan proses, termasuk didalamnya Survai adalah uraian keseluruhan dari aktifitas dan proses, termasuk didalamnya adalah perumusan tujuan prosedur perencanaan, komplikasi data dan ekstraksi informasi adalah perumusan tujuan prosedur perencanaan, komplikasi data dan ekstraksi informasi dalam bentuk peta, laporan
dalam bentuk peta, laporan dan sebagainya (Abdullah, 1993).dan sebagainya (Abdullah, 1993). Men
Menuruurut t SisSiswomwomartoartono no (19(1989)89), , sursurvai vai tantanah ah mermerupaupakan kan ististilailah h umuumum m untuntuk uk penyelidikan tanah sistematik dilapangan, di laboratorium, deskripsi klasifikasi, pemetaan penyelidikan tanah sistematik dilapangan, di laboratorium, deskripsi klasifikasi, pemetaan jenis tanah, penafsiran (interpretasi) tanah menurut kesesuaian tanah bagi tanaman rumput, jenis tanah, penafsiran (interpretasi) tanah menurut kesesuaian tanah bagi tanaman rumput, pohon serta perilaku tanah dibawah pemakaian atau perlakuan untuk produktivitasnya pohon serta perilaku tanah dibawah pemakaian atau perlakuan untuk produktivitasnya
dalam pengelolaan yang berbeda-beda. dalam pengelolaan yang berbeda-beda.
Sur
tanah. Lahan-lahan yang telah disurvai digolongkan dala kelas-kelas yang sesuai dengan tanah. Lahan-lahan yang telah disurvai digolongkan dala kelas-kelas yang sesuai dengan kem
kemampuampuannannya, ya, berberdasdasarkaarkan n dendengan gan fakfaktortor-fak-faktor tor yanyang g berbersifsifat at menmenghaghambambat t daladalamm pemanfaatannya lahan tersebut terutama untuk bidang pertanian.
pemanfaatannya lahan tersebut terutama untuk bidang pertanian.
Faktor-faktor yang menunjang adalah data-data mengenai sifat fisik, kimia dan Faktor-faktor yang menunjang adalah data-data mengenai sifat fisik, kimia dan biologi tanah termasuk bentuk wilayah, iklim dan lain-lain secara keseluruhan baik sampai biologi tanah termasuk bentuk wilayah, iklim dan lain-lain secara keseluruhan baik sampai
sanga
sangat baik. t baik. FaktoFaktor-fakr-faktor penghator penghambat seperti sifat-mbat seperti sifat-sifat fisik, kimisifat fisik, kimia dan biologi tanaha dan biologi tanah yang jelek, keadaan iklim yang tidak sesuai, bentuk wilayah berlereng, dan berbukit-bukit, yang jelek, keadaan iklim yang tidak sesuai, bentuk wilayah berlereng, dan berbukit-bukit, sering terjadi genangan air serta salinitas yang tinggi.
sering terjadi genangan air serta salinitas yang tinggi.
Setelah melakukan kegiatan survai dan pemetaan sumber daya lahan di lapangan, Setelah melakukan kegiatan survai dan pemetaan sumber daya lahan di lapangan, ke
kegigiatatan an seselalanjnjututnynya a adadalalah ah memengngevevalualuiaiasi si lalahahan. n. EvEvalaluauasi si lalahan han papada da dadasasarnrnyaya merupakan proses untuk menduga potensi sumber daya lahan untuk berbagai penggunaan. merupakan proses untuk menduga potensi sumber daya lahan untuk berbagai penggunaan. Adapun kerangka yang mendasar dari evaluasi sumber daya lahan adalah membandingkan Adapun kerangka yang mendasar dari evaluasi sumber daya lahan adalah membandingkan persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan lahan tertentu dengan sifat sumber persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan lahan tertentu dengan sifat sumber
daya yang ada pada lahan tersebut (Sitorus, 1983). daya yang ada pada lahan tersebut (Sitorus, 1983).
Menurut CSR/FAO (1983), bahwa dalam evaluasi lahan sifat-sifat lingkungan fisik Menurut CSR/FAO (1983), bahwa dalam evaluasi lahan sifat-sifat lingkungan fisik dan kimia suatu wilayah dirincikan dalam kualitas lahan dan setiap kualitas lahan dapat dan kimia suatu wilayah dirincikan dalam kualitas lahan dan setiap kualitas lahan dapat terdiri dari satu karakteristik lahan, yang umumnya memiliki hubungan satu sama lainnya. terdiri dari satu karakteristik lahan, yang umumnya memiliki hubungan satu sama lainnya. Karakteristik lahan adalah s
Karakteristik lahan adalah sifat-sifat tanah yang ifat-sifat tanah yang dapat diukur atau dapat diukur atau diduga. diduga. Kualitas lahanKualitas lahan adalah sifat tanah
adalah sifat tanah yang kompleks dan berperan pada penggunaan lahan yang yang kompleks dan berperan pada penggunaan lahan yang spesifik.spesifik.
C.
C. Klasifikasi dan Klasifikasi dan Penilaian Kesesuaian Penilaian Kesesuaian LahanLahan Me
Menunururut t SeSeta ta (1(199991)1), , klklasasififikikasasi i kekesesesusuaiaian an lalahahan n memerurupapakakan n kekegigiatatanan pe
digunakan sebagai penunjang produksi pertanian secara lestari. Menurut Sitorus (1985), digunakan sebagai penunjang produksi pertanian secara lestari. Menurut Sitorus (1985), kla
klasifsifikaikasi si lahlahan an adaadalah lah sebsebagaagai i penpengatgaturauran n satsatuanuan-sa-satuatuan n kedkedalam alam berberbagbagai ai katekategorgorii berdasarkan sifat-sifat lahan atau keadaannya dalam berbagai penggunaan.
berdasarkan sifat-sifat lahan atau keadaannya dalam berbagai penggunaan.
Klasifikasi lahan yang bersifat kualitatif umumnya didasarkan atas sifat fisik lahan Klasifikasi lahan yang bersifat kualitatif umumnya didasarkan atas sifat fisik lahan yang hany
yang hanya a didukdidukung oleh keterangung oleh keterangan tentang ekonoman tentang ekonomi. i. KlasifKlasifikasi lahan yang bersifikasi lahan yang bersifatat kualitatif mencakup masukan yang banyak tentang informasi-informasi sosial, ekonomi kualitatif mencakup masukan yang banyak tentang informasi-informasi sosial, ekonomi dan lingkungan (FAO, 1976).
dan lingkungan (FAO, 1976).
Menurut Rahim (1991), untuk memperoleh informasi apakah lahan yang akan atau Menurut Rahim (1991), untuk memperoleh informasi apakah lahan yang akan atau sedang dimanfaatkan mempunyai kemampuan tertentu, yang berarti bahwa lahan tersebut sedang dimanfaatkan mempunyai kemampuan tertentu, yang berarti bahwa lahan tersebut memiliki potensi dan kendala tertentu sehingga diperlukan evaluasi kemampuan lahan memiliki potensi dan kendala tertentu sehingga diperlukan evaluasi kemampuan lahan ((land capability classificationland capability classification) atau evaluasi kesesuaian lahan.) atau evaluasi kesesuaian lahan.
Sistem klasifikasi kesesuaian lahan menurut CSR/FAO (1983), terdiri dari empat Sistem klasifikasi kesesuaian lahan menurut CSR/FAO (1983), terdiri dari empat kategori yang merupakan tingkat generalisasi yang bersifat menurun yaitu :
kategori yang merupakan tingkat generalisasi yang bersifat menurun yaitu : 1. Ord
1. Ordo o kekesesesusuaiaaian n lalahahan n (o(ordrder) er) :: MeMenununjnjukukkakan n jenjenis atau macais atau macam m kekesesesusuaiaaiann lahan secara umum.
lahan secara umum. 2
2.. KKelelaas s kkeessesesuuaaiiaan n llahahan an ((kkeellasas)) :: MMeennuunnjjuukkkkaan n ttiinnggkkaat t kkeesseessuuaiaiaan n llahahaan n ddaallamam ordo.
ordo. 3.
3. SSubub-K-Kelelas as kekesesessuauaiaian n lalahahan n :: MenuMenunnjujukkkakan jen jeninis pes pemmbabatatas ats atau mau macacamam perbaikan yang diperlukan dalam kelas.
perbaikan yang diperlukan dalam kelas. 4.
4. SaSatutuan an kekesesesusuaiaaian n lalahahan n :: MeMenununjnjukukkakan n peperbrbededaanaan-p-perberbededaan aan kekecil cil yayangng diperlukan untuk pengelolaan dalam sub-kelas. diperlukan untuk pengelolaan dalam sub-kelas. Kesesuaian lahan dalam tingkat ordo menunjukkan apakan lahan sesuai atau tidak Kesesuaian lahan dalam tingkat ordo menunjukkan apakan lahan sesuai atau tidak sesuai untuk p
1
1.. OOrrddo o SS :: SSeessuuaai i ((SuitableSuitable), yakni lahan yang dapat digunakan untuk penggunaan), yakni lahan yang dapat digunakan untuk penggunaan tert
tertentu entu secsecara ara leslestaritari, , tantanpa pa atau atau dendengan gan sedsedikiikit t resresiko iko kerukerusaksakanan terhadap sumber daya alam.
terhadap sumber daya alam. 2
2.. OOrrddo o NN :: TTiiddaak sk seessuuaai (i ( Not Suitable Not Suitable), yakni lahan yang mempunyai pembatas), yakni lahan yang mempunyai pembatas sehingga mencagah suatu penggunaan secara lestari.
sehingga mencagah suatu penggunaan secara lestari.
Kesesuaian lahan pada tingkat kelas menunjukkan bagian lebih lanjut dari ordo dan Kesesuaian lahan pada tingkat kelas menunjukkan bagian lebih lanjut dari ordo dan menggambarkan tingkat-tingkat kes
menggambarkan tingkat-tingkat kesesuaian dari ordo. esuaian dari ordo. Kelas kesesuaian lahan dibKelas kesesuaian lahan dibagi lima :agi lima : 1
1.. KKeellaas s SS11 :: SSaannggaat st seessuuaai (i ( Highly Highly SuitableSuitable), ), yaiyaitu tu lahlahan an tantanpa pa atau mempuatau mempunyanyaii faktor pembatas, tetapi tidak berpengaruh terhadap produksi tanaman. faktor pembatas, tetapi tidak berpengaruh terhadap produksi tanaman. 2
2.. KKeellaas s SS22 :: CCuukkuup p sseessuuaai i ((Moderatly SuitableModeratly Suitable), yaitu lahan yang mempunyai faktor ), yaitu lahan yang mempunyai faktor pe
pembambatas tas yanyang g agaagak k serserius ius untuntuk uk suasuatu tu penpengguggunaanaan n leslestaritari. . FakFaktor tor pembatas tersebut akan mengurangi produksi tanaman.
pembatas tersebut akan mengurangi produksi tanaman. 3
3. . KKeellaas s SS33 :: SSeessuuaai Mi Maarrggiinnaal (l (Marginally SuitableMarginally Suitable), yaitu lahan yang mempunyai), yaitu lahan yang mempunyai faktor pembatas sangat berat untuk suatu penggunaan yang lestari.
faktor pembatas sangat berat untuk suatu penggunaan yang lestari. 4
4.. KKeellaas s NN11 :: TTiiddaak sk seessuuaai si seekkaarraanng (g (CurreCurrently Not ntly Not SuitableSuitable), yaitu lahan mempunyai), yaitu lahan mempunyai faktor pembatas sangat berat, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, faktor pembatas sangat berat, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang. hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang. 5
5.. KKeellaas s NN22 :: TTiiddaak k sseessuuaai i ppeerrmmaanneen n (( Per Permanemanetly tly Not Not SuitSuitabel abel ), yaitu lahan yang), yaitu lahan yang mempunyai faktor pembatas yang sangat berat sehingga tidak mungkin mempunyai faktor pembatas yang sangat berat sehingga tidak mungkin untuk digunakan bagi suatu penggunaan lestari.
untuk digunakan bagi suatu penggunaan lestari. Menuru
Menurut t SitoruSitorus s (1985(1985), ), pengelpengelompoompokkan kedalam kkan kedalam sub kelas sub kelas keseskesesuaian lahanuaian lahan untuk tanaman pangan pada tanah minera
perakaran, 3) air yang tersedia, 4) singkapan batuan permukaan, 5) kesuburan tanah, 6) perakaran, 3) air yang tersedia, 4) singkapan batuan permukaan, 5) kesuburan tanah, 6) reaksi tanah (pH), 7) toksisitas, 8) topografi, 9) erodibilitas, 10) iklim, 11) kelas drainase, reaksi tanah (pH), 7) toksisitas, 8) topografi, 9) erodibilitas, 10) iklim, 11) kelas drainase, 12)
12) banbanjir jir dan dan gengenangangan, an, 13) 13) salsaliniinitastas, , 14) 14) tintingkagkat t dekdekompomposiosisi si bahbahan an ororganganik, ik, 15)15) kedalaman gambut.
kedalaman gambut. Menuru
Menurut t Rahman (1995), sifat Rahman (1995), sifat lahan ditentukan dengan lahan ditentukan dengan memetakmemetakan an satuansatuan-satua-satuann lahan dengan kesamaan sifat fisik. Penilaian
lahan dengan kesamaan sifat fisik. Penilaian kesesuaian lahan merupakan suatu pendekatankesesuaian lahan merupakan suatu pendekatan yang penting dalam mengarahkan penelitian atau evaluasi lebih lanjut bagi usaha-usaha yang penting dalam mengarahkan penelitian atau evaluasi lebih lanjut bagi usaha-usaha pengembangan selanjutnya.
pengembangan selanjutnya.
D.
D. Faktor Faktor Pembatas Kesesuaian Pembatas Kesesuaian LahanLahan
Menurut CSR/FAO (1983) dan Pusat Pnelitian Tanah dan Agroklimat (2000), ada Menurut CSR/FAO (1983) dan Pusat Pnelitian Tanah dan Agroklimat (2000), ada be
beberberapa apa fakfaktor tor yanyang g menmenjadjadi i pempembatbatas as dendengan gan simsimbolbolnynya a daldalam am menmenentuentukan kan kelkelasas kesesuaian lahan,
kesesuaian lahan, antara lain : antara lain : rezim temperatur (rezim temperatur (t t ), ketersediaan air (), ketersediaan air (ww), kondisi perakaran), kondisi perakaran ((r r ), faktor unsur hara (), faktor unsur hara ( f f ), ketersediaan unsur hara (), ketersediaan unsur hara (nn), topografi (), topografi ( s s), salinitas (), salinitas ( x x) dan bahaya) dan bahaya banjir (
banjir ( F F ).).
1.
1. Rezim Rezim TTemperatur (emperatur (t t ))
Faktor iklim terutama suhu adalah faktor alam yang tidak dapat diubah dan juga Faktor iklim terutama suhu adalah faktor alam yang tidak dapat diubah dan juga dip
diperbaerbaiki iki daldalam am penpeningingkatkatan an kelkelas as keskesesuesuaian aian lahlahan an untuntuk uk penpengemgembanbangan gan perpertantanianian disuatu daerah (Rahman, 1995)
disuatu daerah (Rahman, 1995) Men
Menuruurut t BunBuntinting g (19(1981)81), , temptemperateratur ur adaadalah lah fakfaktor tor utamutama a yanyang g memmempenpengargaruhiuhi tahap perkembangan tanaman dan panjang periode tanaman mulai dari penanaman sampai tahap perkembangan tanaman dan panjang periode tanaman mulai dari penanaman sampai
denga
dengan panen. n panen. Untuk darUntuk daratan rendah di Indatan rendah di Indonesionesia rata-rata temperata rata-rata temperatur harian dari 20ur harian dari 20ooCC dan bukan merupakan faktor yang nyata dalam batas pertumbuhan yang tersedia.
dan bukan merupakan faktor yang nyata dalam batas pertumbuhan yang tersedia.
2.
2. Ketersediaan Ketersediaan Air Air ((w w ))
Ketersediaan air tanah bagi pertumbuhan tanaman ditentukan oleh faktor iklim Ketersediaan air tanah bagi pertumbuhan tanaman ditentukan oleh faktor iklim (kh
(khusususnusnya curah hujanya curah hujan), ), tantanaman dan tanah. aman dan tanah. Air diperAir diperluklukan an oleoleh h tumtumbuhbuhan an untuntuk uk memenuhi kebutuhan proses metabolisme (
memenuhi kebutuhan proses metabolisme ( Hakim et al Hakim et al ., 1986).., 1986). Cu
Curarah h huhujajan n memerurupapakakan n ununsusur r yyanang g sasangngat at bebesasar r pepengngararuhuhnynya a teterhrhadadapap keters
ketersediaan air dalam tanah. ediaan air dalam tanah. UnsuUnsur-unr-unsur ini sangat berpesur ini sangat berpengarungaruh pula terhadap polah pula terhadap pola tanam bila tidak ada sumber air yang tersedia
tanam bila tidak ada sumber air yang tersedia. . TTetapi tidak semua hujaetapi tidak semua hujan yang jatuh padan yang jatuh pada permukaan tanah adalah
permukaan tanah adalah efektif. efektif. Hal ini ditentukan Hal ini ditentukan oleh intensitas curah oleh intensitas curah hujan, sifat tanah,hujan, sifat tanah, jenis tanaman yang ditanam dan topografi.
jenis tanaman yang ditanam dan topografi.
3.
3. Kondisi Kondisi Perakaran Perakaran ((r r ))
aa.. DrainaseDrainase
Menurut CSR/FAO (1983), drainase tanah merupakan kecepatan perpindahan air Menurut CSR/FAO (1983), drainase tanah merupakan kecepatan perpindahan air tanah baik ber
tanah baik berupa aliran permupa aliran permjukaan maujukaan maupun perembpun perembesan esan air kedalam tanaair kedalam tanah. Keadaanh. Keadaan drainase adalah tanda dari kondisi basah dan kering tanah tersebut, drainase tanah juga drainase adalah tanda dari kondisi basah dan kering tanah tersebut, drainase tanah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu topografi, tekstur, permeabilitas dan ketersediaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu topografi, tekstur, permeabilitas dan ketersediaan air yang berasal dari curah hujan.
air yang berasal dari curah hujan. T
Tingingkat kat dradrainainase se tantanah ah alamalami i dipdipengengaruaruhi hi oleoleh h keckecepatepatan an perperkolkolasi asi air air melmelalualuii tanah, aeras
terga
tergantung padntung pada aerasi. a aerasi. Pada drainasPada drainase tanah yang baik, tanah memiliki keleme tanah yang baik, tanah memiliki kelembaban danbaban dan kandungan karbon dioksida lebih tinggi
kandungan karbon dioksida lebih tinggi dari atmosfir.dari atmosfir. Kond
Kondisi drainase yang terbatas didalam tanah isi drainase yang terbatas didalam tanah dan drainase yang sangat jelek dan drainase yang sangat jelek atauatau pada kondisi yang tergenang maka kandungan oksigen akan menurun dan kecepatan difusi pada kondisi yang tergenang maka kandungan oksigen akan menurun dan kecepatan difusi
ke akar tanaman terbata
ke akar tanaman terbatas. s. Pada tanah yang draiPada tanah yang drainasenynasenya sangat tinggi maka kehila sangat tinggi maka kehilanganangan unsur hara melalui pencucian juga akan meningkat (Bunting, 1981), sedangkan menurut unsur hara melalui pencucian juga akan meningkat (Bunting, 1981), sedangkan menurut Hakim
Hakim at al at al (19(1986)86), , tujtujuan uan dradrainainase se tantanah ah adaadalah lah untuntuk uk menmenuruurunkankan n mukmuka a air air tantanahah sehingga dapat meningkatkan kedalaman ekfetif perakaran.
sehingga dapat meningkatkan kedalaman ekfetif perakaran.
b.
b. TTekstur ekstur TTanahanah
Menurut Hakim e
Menurut Hakim et t al al (1986), tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara(1986), tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi debu
fraksi debu, liat, dan pasir yang dinyata, liat, dan pasir yang dinyatakan dalam persenkan dalam persen. . TTekstuekstur tanah mempunyr tanah mempunyaiai peng
pengaruh yang aruh yang pentipenting terhadap ng terhadap kemamkemampuan tanah puan tanah dalam menahan air, dalam menahan air, laju infiltrasi,laju infiltrasi, pe
perkorkolaslasi, i, dan pereddan peredaran udararan udara a diddidalam tanahalam tanah. . DenDengan demigan demikian maka secarkian maka secara a tidtidak ak lan
langsgsunung g tektekststur ur tantanah ah jujuga ga dadapapat t memempmpenengagaruruhi hi peperkrkemembabangngan an peperakrakaraaran n dadann pertumbuhan tanaman serta efisien dalam pemupukan.
pertumbuhan tanaman serta efisien dalam pemupukan.
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah, maka dari itu berdasarkan atas Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah, maka dari itu berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir, debu dan liat, maka tanah dikelompokkan kedalam perbandingan banyaknya butir-butir, debu dan liat, maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur (Hardjowigeno, 1995).
beberapa macam kelas tekstur (Hardjowigeno, 1995).
c.
c. Kedalaman Kedalaman Efektif Efektif
Kedalaman efektif adalah dalamnya akar tanaman yang dapat menembus lapisan Kedalaman efektif adalah dalamnya akar tanaman yang dapat menembus lapisan tan
hambatan atau p
hambatan atau pembatas. embatas. Kedalaman efektif merupakan Kedalaman efektif merupakan kedalaman sampai kedalaman sampai kerikil, padaskerikil, padas dan kropos (Hardjowigeno, 1993).
dan kropos (Hardjowigeno, 1993).
Kedalaman efektif merupakan faktor pembatas yang tidak dapat diberikan input. Kedalaman efektif merupakan faktor pembatas yang tidak dapat diberikan input. Dan kedalaman efektif suatu tanah tidak sesuai dengan tanaman yang akan dibudidayakan, Dan kedalaman efektif suatu tanah tidak sesuai dengan tanaman yang akan dibudidayakan, maka lahan tersebut tida
maka lahan tersebut tidak dapat digunakan untuk tanaman yang dibudidayakan.k dapat digunakan untuk tanaman yang dibudidayakan.
d.
d. Ketebalan Ketebalan GambutGambut
Tanah gambut merupakan tanah yang tersusun dari bahan tanah organik dengan Tanah gambut merupakan tanah yang tersusun dari bahan tanah organik dengan ketebalan minimal 40 cm atau
ketebalan minimal 40 cm atau 60 cm, tergantung bobot jenis (BD) dan tingkat dekomposisi60 cm, tergantung bobot jenis (BD) dan tingkat dekomposisi bahan organ
bahan organiknya (Soil Siknya (Soil Survey Staff, urvey Staff, 1994).1994). T
Tanah-tanah-tanah gambut anah gambut terbenterbentuk dari tuk dari endapendapan an bahan organik yang bahan organik yang terutamterutama a berasalberasal dari sisa jaring
dari sisa jaringan tumbuhaan tumbuhan pada masa lampau. n pada masa lampau. MenuruMenurut Soil Tt Soil Taxonoaxonomy (Soil Surveymy (Soil Survey Staff, 1994) tingkat dekomposisi bahan organik dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, Staff, 1994) tingkat dekomposisi bahan organik dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu fibrik, hemik, dan saprik.
yaitu fibrik, hemik, dan saprik.
-- Fibrik Fibrik :: mermerupaupakan kan gamgambut but yanyang g memmempunpunyai yai tintingkagkat t dekdekompomposiosisi si awalawal, , dendengangan lebih dari tiga perempat bagian volumenya (75%) masih berupa serat.
lebih dari tiga perempat bagian volumenya (75%) masih berupa serat.
-- Hemik Hemik :: memerurupapakakan n gagambmbut ut yayang ng memempmpununyayai i tintingkgkat at dedekokompmpososisisi i tetengngahahanan,, seb
sebagiagian an bahbahan an orgorganianiknyknya a sudsudah ah benbenar-ar-benbenar ar laplapuk, uk, dan dan sebsebagiaagian n laglagii mas
masih ih berberupa seratupa serat. . KanKandundungan serat pada gan serat pada tintingkagkat t dekdekomomposposisi hemik isi hemik adalah antara 17-75% volumenya.
adalah antara 17-75% volumenya.
-- Saprik Saprik :: merupmerupakan gambuakan gambut tingkat dekompt tingkat dekomposisiosisinya sudah lannya sudah lanjut dan bahan- bahanjut dan bahan- bahan kasar/seratnya tinggal sedikit yaitu
Dalam pemanfaatan lahan gambut, perlu diperhatikan faktor ketebalan gambut. Dalam pemanfaatan lahan gambut, perlu diperhatikan faktor ketebalan gambut. Identifikasi dan pengelompokan ketebalan gambut dibagi menjadi 4 kelas yaitu : 1) gambut Identifikasi dan pengelompokan ketebalan gambut dibagi menjadi 4 kelas yaitu : 1) gambut dangkal (50 - < 100 cm), 2) gambut sedang (100 - < 200 cm), 3) gambut dalam (200 - < dangkal (50 - < 100 cm), 2) gambut sedang (100 - < 200 cm), 3) gambut dalam (200 - < 300 cm), dan gambut s
300 cm), dan gambut sangat dalam (> 300 cm). angat dalam (> 300 cm). TTanah dengan ketebalan lapisan gambuanah dengan ketebalan lapisan gambut 0t 0 – 50 cm dikelompokkan sebagai tanah
– 50 cm dikelompokkan sebagai tanah mineral bergambut (Soil Survey Staff, 1994).mineral bergambut (Soil Survey Staff, 1994).
4. Daya Menahan Unsur Hara ( 4. Daya Menahan Unsur Hara ( f f )) a.
a. Reaksi Reaksi TTanah (pH)anah (pH) Re
Reakaksi si tatananah h (p(pH) H) adadalaalah h gagambmbaraaran n didiagagnonoststik ik dadari ri ninilai lai yayang ng khkhususus us ataatauu kons
konsentrasi ion H. entrasi ion H. TTanah dikatanah dikatakan masamakan masam, jika pH nya kecil dari 7, netral jik, jika pH nya kecil dari 7, netral jika samaa sama dengan 7 dan basa jika pHny
dengan 7 dan basa jika pHnya diatas 7. a diatas 7. Jika konsentrasi ion H dalam tanah naik makJika konsentrasi ion H dalam tanah naik maka pHa pH tanah turun dan jika ion H dalam tanah turun maka pH tanah akan naik (Soegiman, 1982). tanah turun dan jika ion H dalam tanah turun maka pH tanah akan naik (Soegiman, 1982).
Faktor kemasaman tanah digunakan sebagai salah satu faktor pembatas kesesuaian Faktor kemasaman tanah digunakan sebagai salah satu faktor pembatas kesesuaian lah
lahan, an, karekarena na kemkemasaasaman man tantanah ah mermerupaupakan kan satsatu u fakfaktor tor yanyang g berberpenpengarugaruh h terhterhadaadapp ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Kemasaan tanah merupakan perwujudan dari proses ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Kemasaan tanah merupakan perwujudan dari proses hancuran iklim dan faktor kimiawi yang berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah hancuran iklim dan faktor kimiawi yang berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah (Hakim
(Hakim at al at al ., 1986).., 1986). Men
Menuruurut t HarHardjodjowigwigeno eno (19(1985)85), , pH pH tantanah ah penpentinting g untuntuk uk menmenententukaukan n mudmudahah tidakn
tidaknya ya unsuunsur r hara hara diseradiserap p tanamatanaman, n, menunmenunjukkajukkan n kemunkemungkingkinan an adanyadanya a unsuunsur-unr-unsur sur beracun dan dapat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Pada umumnya unsur beracun dan dapat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Pada umumnya unsur
hara mudah diserap akar tanaman pada pH netral. hara mudah diserap akar tanaman pada pH netral.
b.
b. Kapasitas Kapasitas Tukar Tukar Kation (KTK).Kation (KTK).
Kapasitas tukar kation (KTK) adalah kemampuan koloid tanah untuk menyerap dan Kapasitas tukar kation (KTK) adalah kemampuan koloid tanah untuk menyerap dan mem
mempertpertukaukarkarkan n katkationion. . KapKapasiasitas tas tuktukar ar katkation ion dardari i berberbagbagai ai tantanah ah sansangat gat berberagamagam,, bahkan tanah yang sejenis dapat berada dalam kapasitas tukar kation (Hakim
bahkan tanah yang sejenis dapat berada dalam kapasitas tukar kation (Hakim at al at al ., 1986).., 1986). Kap
Kapasiasitas tas tuktukar ar katkation ion mermerupaupakan kan sifsifat at kimkimia ia yanyang g erat erat hubhubungungannannya ya dendengangan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan KTK tinggi mampu menyerap dan menyediakan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan KTK tinggi mampu menyerap dan menyediakan unsur hara lebih baik dari pada tanah dengan KTK rendah. Hal ini disebabkan karena unsur hara lebih baik dari pada tanah dengan KTK rendah. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur hara yang terdapat dalam kompleks jerapan koloid tersebut tidak hilang tercuci unsur-unsur hara yang terdapat dalam kompleks jerapan koloid tersebut tidak hilang tercuci oleh air (Hardjowigeno, 1987).
oleh air (Hardjowigeno, 1987).
5.
5. Ketersediaan Unsur Ketersediaan Unsur Hara Hara ((nn))
Menurut CRS/FAO (1983), ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan Menurut CRS/FAO (1983), ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman, yaitu 1) jumlah hara yang terdapat di dalam tanah, 2) bentuk hara unsur hara bagi tanaman, yaitu 1) jumlah hara yang terdapat di dalam tanah, 2) bentuk hara tersedia, dan ukuran kemampuan tanah menyediakan hara bagi tanaman 3) kemampuan tersedia, dan ukuran kemampuan tanah menyediakan hara bagi tanaman 3) kemampuan sistem vegetasi tanah untuk mensuplai hara selama periode akhir dari tanaman penutup. sistem vegetasi tanah untuk mensuplai hara selama periode akhir dari tanaman penutup.
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara didalam Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara didalam tanah.
tanah. Unsur Unsur hara makro hara makro dan mikro dan mikro harus berada harus berada dalam keadaan dalam keadaan seimbang. seimbang. Sisa tanamanSisa tanaman juga akan menambah ketersediaan un
juga akan menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman. sur hara bagi tanaman. Keberadaan bahan organik Keberadaan bahan organik didi dalam tanah akan menunjang a
dalam tanah akan menunjang aktivitas mikroorganisme tanah, sehingga tanah akan menjadiktivitas mikroorganisme tanah, sehingga tanah akan menjadi sub
subur dan ur dan ununsur hara yang dipersur hara yang diperluklukan oleh tanamaan oleh tanaman akan n akan menmenjadjadi i tertersedsedia. ia. DenDengangan demikian, maka tanaman akan
6
6.. SaSallininiitatas (s (x)x)
Salini
Salinitas tas adalah tingkat adalah tingkat keracukeracunan nan tanah yang tanah yang disebdisebabkan karena abkan karena tinggtingginya kadar inya kadar gar
garam am terlterlaruarut t daldalam am tantanah ah yanyang g dipdipengengaruaruhi hi oleoleh h paspasang ang susurut rut dan dan intintrusrusi i air air laulaut.t. Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan tanaman dapat berpengaruh secara langsung atau Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan tanaman dapat berpengaruh secara langsung atau tid
tidak ak lanlangsugsung. ng. PenPengargaruh uh lanlangsugsung ng terhterhadaadap p petpetumbumbuhauhan n tantanamaaman n diadiakibkibatkatkan an oleolehh tingginya konsentrasi garam yang terdapat pada tanah terutama garam NaCl dan karena tingginya konsentrasi garam yang terdapat pada tanah terutama garam NaCl dan karena tingginya potensial os
tingginya potensial osmotik larut tanah. motik larut tanah. Sedangkan pengaruh Sedangkan pengaruh tidak langsung adalah tidak langsung adalah karenakarena pengaruh buruknya terhadap sifat fisika dan kimia tanah (Departemen Pertanian, 1997). pengaruh buruknya terhadap sifat fisika dan kimia tanah (Departemen Pertanian, 1997).
Men
Menuruurut t SitSitoruorus s (19(1985)85), , salsaliniinitas tas ditditunjunjukkukkan an oleoleh h daydaya a hanhantar tar lislistrik trik (DH(DHL)L) ekstrak tanah dalam mili-mhos/cm pada 25
ekstrak tanah dalam mili-mhos/cm pada 25 ooC. C. Salinitas diukur Salinitas diukur pada lapisan pada lapisan tanah 30 tanah 30 cmcm tera
teratastas, , atau air tanah yang ada pada kedalatau air tanah yang ada pada kedalaman 30 cm. aman 30 cm. PenPengargaruh salinuh salinitas terhitas terhadaadapp tan
tanamaaman n dadapapat t didiababaikaikan an jijika ka DHDHL L kukuranrang g dadari ri 4 4 mmmmhohos/s/cm, cm, sesedadangngkakan n DHDHL L 1616 mmhos/cm adalah bersifat merusak.
mmhos/cm adalah bersifat merusak.
7.
7. TTopopogograrafi fi (s(s))
Menuru
Menurut t HakimHakim at al.,at al., (1986(1986), ), bahwa topografi bahwa topografi sangsangat at mempenmempengaruhgaruhi i kondkondisiisi draina
drainase dan permukase dan permukaan air. an air. AkumAkumulasi bahaulasi bahan organin organik biasanyk biasanya terjadi jika keadaana terjadi jika keadaan dra
drainainase se tantanah ah jeljelek, ek, sehsehingingga ga tantanah ah yanyang g kekkekuraurangangan n oksoksigeigen n padpada a konkondisdisi i ini ini akaakann me
mengngawawetetkakan n babahahan n ororgaganinik, k, teterurutatama ma jijika ka aiair r teterrgegenanangng. . PaPada da dadaererah ah yayangng kemiringannya besar sering terjadi erosi tanah secara terus menerus sehingga
kemiringannya besar sering terjadi erosi tanah secara terus menerus sehingga subsoil subsoil akanakan muncu
muncul kepermukal kepermukaan tanah. an tanah. AkibAkibatnya tanah-tatnya tanah-tanah pada kemiringanah pada kemiringan yang besar akanan yang besar akan mem
memilikiliki i solsolum um yanyang g tiptipis, is, kankandundungan gan bahbahan an orgorganianik k yanyang g renrendah dah bilbila a dibdibandandingingkankan dengan tanah-tanah bergelombang dan
Topografi mempengaruhi perkembangan pembentukan propil tanah yaitu jumlah Topografi mempengaruhi perkembangan pembentukan propil tanah yaitu jumlah curah hujan terabsorpsi dan penyimpanan dalam tanah, tingkat perpindahan tanah bagian curah hujan terabsorpsi dan penyimpanan dalam tanah, tingkat perpindahan tanah bagian atas oleh erosi dan juga gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari suatu tempat atas oleh erosi dan juga gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari suatu tempat ketemp
ketempat lain. at lain. FaktoFaktor topografi yanr topografi yang di nilai adalah tingkag di nilai adalah tingkat kecuraman lerent kecuraman lereng, karenag, karena terd
terdapaapatnytnya a perperbedbedaan aan penpentinting g daladalam m syasyarat-rat-sysyarat arat penpengelgelolaolaan an tantanah ah untuntuk uk tanatanamanman tertentu pada tingkat kecuraman yang berbeda (Darmawijaya, 1990).
tertentu pada tingkat kecuraman yang berbeda (Darmawijaya, 1990).
E.
E. Botani Tanaman KaretBotani Tanaman Karet
Menurut Tim Penulis Penebar Swadaya (1992), sistematika botani tanaman karet Menurut Tim Penulis Penebar Swadaya (1992), sistematika botani tanaman karet adalah sebagai berikut :
adalah sebagai berikut : D
Diivviissii :: SSppeerrmmaatthhoopphhyyttaa S
Suub b ddiivviissii :: AAnnggiioossppeerrmmaaee K
Keellaass :: DDiiccoottyylleeddoonneeaaee O
Orrddoo :: EEuupphhoorrbbiiaalleess F
Faammiillii :: EEuupphhoorrbbiiaacceeaaee G
Geennuuss :: HHeevveeaa S
Sppeessiieess :: Hevea brasiliensis Hevea brasiliensisMuell. ArgMuell. Arg
Tanaman karet merupakan tanaman tahunan daerah tropika dan mempunyai daya Tanaman karet merupakan tanaman tahunan daerah tropika dan mempunyai daya adaptasi yang baik dari segi tanah maupun ik
adaptasi yang baik dari segi tanah maupun iklim. lim. TTanaman ini dapat tumbuh pada berbagaianaman ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah didaerah tropika dan mempunyai adaptasi yang tinggi pada lingkungan yang jenis tanah didaerah tropika dan mempunyai adaptasi yang tinggi pada lingkungan yang bervariasi (Lasminingsih dan Effendi, 1985).
bervariasi (Lasminingsih dan Effendi, 1985).
Daerah pertanaman utama tanaman karet di Indonesia adalah Sumatera, Jawa dan Daerah pertanaman utama tanaman karet di Indonesia adalah Sumatera, Jawa dan Kalimantan yang terletak pada zona 6
berbagai jenis tanah, baik pada tanah-tanah vulkanis muda atau vulkanis tua, aluvial dan berbagai jenis tanah, baik pada tanah-tanah vulkanis muda atau vulkanis tua, aluvial dan bahkan tanah gambut (Setyamidjaja, 1993).
bahkan tanah gambut (Setyamidjaja, 1993).
Ketinggian tempat yang cocok bagi tanaman karet adalah 0 – 600 meter diatas Ketinggian tempat yang cocok bagi tanaman karet adalah 0 – 600 meter diatas permu
permukaan laut, dan kaan laut, dan yang paling baik berkisar antara 0 yang paling baik berkisar antara 0 – 200 – 200 mdpl (Syarif, 1986mdpl (Syarif, 1986). Mulai). Mulai ketinggian 200 mdpl, matang sadap akan tertunda selama
ketinggian 200 mdpl, matang sadap akan tertunda selama 6 bulan setiap kenaikan 1006 bulan setiap kenaikan 100 mdpl, karena ketinggian tempat berpengaruh terhadap temperatur (Departemen Pertanian, mdpl, karena ketinggian tempat berpengaruh terhadap temperatur (Departemen Pertanian, 1997).
1997). T
Tanamanaman an karkaret et tumtumbuh buh baibaik k bilbila a sysyaratarat-sy-syarat arat hidhidupnupnya ya menmendukdukung ung terhterhadaadapp pertum
pertumbuhanbuhan, baik faktor luar maupun faktor dalam. , baik faktor luar maupun faktor dalam. (Syari(Syarief, 1983) menyatef, 1983) menyatakan bahwaakan bahwa curah hujan yang cukup tinggi antara 2.000 - 2.500 mm setahun disukai tanaman karet. curah hujan yang cukup tinggi antara 2.000 - 2.500 mm setahun disukai tanaman karet. Tanaman karet sangat toleran terhadap kemasaman tanah, tanaman ini akan tumbuh baik Tanaman karet sangat toleran terhadap kemasaman tanah, tanaman ini akan tumbuh baik pada kisar
pada kisaran pH 4,0 – an pH 4,0 – 7,0. 7,0. MenuruMenurut Tim Penulit Tim Penulis Penebar Swadays Penebar Swadaya (1992), suhu hariaa (1992), suhu hariann yang diingin
yang diinginkan tanaman karet rata-rata 25 kan tanaman karet rata-rata 25 – 30– 30ooC. Apabila dalam jangka waktu panjangC. Apabila dalam jangka waktu panjang suhu harian rata-rata kurang dari 20
suhu harian rata-rata kurang dari 20oo C, maka tanaman karet tidak cocok ditanam didaerahC, maka tanaman karet tidak cocok ditanam didaerah tersebut.
tersebut.
Tanaman karet adalah tanaman yang paling toleran terhadap tanah pada tingkat Tanaman karet adalah tanaman yang paling toleran terhadap tanah pada tingkat kesuburan tanah sangat rendah. Tanah-tanah yang kurang subur seperti Podsolik Merah kesuburan tanah sangat rendah. Tanah-tanah yang kurang subur seperti Podsolik Merah Kun
Kuning ing dendengan gan banbantuatuan n pempemupuupukan kan dan dan penpengelgelolaaolaan n yanyang g baibaik k bisbisa a dikdikembembangangkankan menjadi perkebunan karet. Selain jenis tanah Podsolik Merah Kuning, Latosol dan Aluvial menjadi perkebunan karet. Selain jenis tanah Podsolik Merah Kuning, Latosol dan Aluvial juga bisa dikembangkan untuk penanaman karet (Tim Penulis Penebar Swadaya, 1992). juga bisa dikembangkan untuk penanaman karet (Tim Penulis Penebar Swadaya, 1992).
Menuru
Menurut t SetyamSetyamidjaja (1993), tanah-tanah aluvial idjaja (1993), tanah-tanah aluvial umumumumnya nya cukup suburcukup subur, , tetapi sifattetapi sifat fis
fisikniknya ya teruterutama tama dradrainainasensenya ya kurkurang ang baibaik. k. PemPembuabuatan tan salsalurauran-sn-salualuran ran dradrainainase se akaakann menolong memperbaiki keadaan tanah ini.
Tanaman karet mempunyai sistem perakaran yang luas dengan kedalaman akar Tanaman karet mempunyai sistem perakaran yang luas dengan kedalaman akar dap
dapat mencapat mencapai ai 0 0 – – 0,3 mete0,3 meterr. . TTanaanah h yanyang g ideideal untuk tanamal untuk tanaman karet adalah denan karet adalah dengangan kedalaman lebih dari 1 meter, aerasi dan srtuktur yang baik dan tekstur tanah harus terdiri kedalaman lebih dari 1 meter, aerasi dan srtuktur yang baik dan tekstur tanah harus terdiri 50 persen liat (Sys
50 persen liat (Sys et al.,et al., 1993).1993).
Agar tanaman karet dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang Agar tanaman karet dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang optimal, maka harus dipertimbangkan syarat-syarat lingkungan yang diinginkan tanaman optimal, maka harus dipertimbangkan syarat-syarat lingkungan yang diinginkan tanaman ini.
ini. Hal ini disebabHal ini disebabkan karena lingkan karena lingkungkungan yang cocok akan menan yang cocok akan menunjanunjang pertumbug pertumbuhanhan disamping perawatan.
disamping perawatan. Apabila tanaman karet ditanam pada lahan yang tidak sesuai dengApabila tanaman karet ditanam pada lahan yang tidak sesuai denganan habitat yang diinginkannya, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat.
III.
III. PELAKSANAAN PELAKSANAAN PENELITIANPENELITIAN A.
A. TTempaempat t dan dan WaktuWaktu
Pen
Penelitelitian ian ini ini dildilaksaksanaanakan kan di di DesDesa a TTanjanjung ung SerSerang ang KecKecamaamatan tan KayKayu u AguAgungng Kabupaten Ogan Komering Ilir
Kabupaten Ogan Komering Ilir. . Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia, Biologi,Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia, Biologi, dan Kesuburan T
dan Kesuburan Tanah Jurusan anah Jurusan TTanah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. anah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. PenelitianPenelitian ini akan dilaksanakan pada bulan
ini akan dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2007.November sampai Desember 2007.
B.
B. Bahan Bahan dan dan AlatAlat
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1). Peta wilayah Kayu Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1). Peta wilayah Kayu Agun
Agung 2). g 2). Sampel tanah, 3). Peta Sampel tanah, 3). Peta kerja (foto citra) kerja (foto citra) skala 1 skala 1 : : 100.100.000. Sedang000. Sedangkan alat-alatkan alat-alat yang akan digunakan antara lain: 1). GPS, 2). Meteran, 3). Bor belgie 4). Munsel Soil yang akan digunakan antara lain: 1). GPS, 2). Meteran, 3). Bor belgie 4). Munsel Soil Color Charts, 5). Pisau Lapangan, 6). Kantong Plastik, 7). Kompas, 8). Kamera Digital, 9). Color Charts, 5). Pisau Lapangan, 6). Kantong Plastik, 7). Kompas, 8). Kamera Digital, 9). Ring Sampel,10). Alat Tulis, 1
Ring Sampel,10). Alat Tulis, 11). Alat-alat yang digunakan untuk a1). Alat-alat yang digunakan untuk analisis di laboratorium.nalisis di laboratorium.
C.
C. Metode Metode PenelitianPenelitian
Metod
Metode e yang digunakyang digunakan an pada penelitiapada penelitian n ini adalah ini adalah metodmetode e survsurvai ai tingktingkat at detaildetail yang mengacu pada peta kerja (foto udara) skala 1:100.000. Pengambilan contoh tanah yang mengacu pada peta kerja (foto udara) skala 1:100.000. Pengambilan contoh tanah mengg
menggunakaunakan n sistem jalur atau sistem jalur atau grid. Luas lahan penelitian adalah 12 grid. Luas lahan penelitian adalah 12 hektar dimana jarak hektar dimana jarak antara titik pengeboran 100 meter dengan 12 contoh tanah.
Pengeboran tanah dilakukan dengan bor belgie hingga kedalaman 120 cm. contoh Pengeboran tanah dilakukan dengan bor belgie hingga kedalaman 120 cm. contoh tanah komposit diambil pada kedalaman 0–30 cm sebanyak 5 titik pewakil berdasarkan tanah komposit diambil pada kedalaman 0–30 cm sebanyak 5 titik pewakil berdasarkan variasi Morfologi yang
variasi Morfologi yang digunakan untuk digunakan untuk analisis tanah di laboratorium.analisis tanah di laboratorium. Fakto
Faktor r pembapembatas yang tas yang menjadi kriteria penilaian adalah menjadi kriteria penilaian adalah tempertemperatur (suhu atur (suhu rata-ratarata-rata tahunan), ketersediaan air (bulan kering dan curah hujan), media perakaran (draenase, tahunan), ketersediaan air (bulan kering dan curah hujan), media perakaran (draenase, tekstu
tekstur, r, kedalamkedalaman an efektif efektif ), ), retensi retensi hara hara (KTK, (KTK, pH), pH), hara hara tersedtersedia ia (N-to(N-total, tal, PP22OO55,,
K
K 22O). O). Data karakteData karakteristik laharistik lahan, kemudin, kemudian dilakukan dilakukan hasil penelitan hasil penelitian dengan pedian dengan pedomanoman
pe
penetnetapaapan n tintingkagkat t keskesesuesuaian aian lahlahan an berberdasdasarkarkan an krikriteriteria a CSRCSR/F/FAO AO (19(1983) 83) dan dan PuPusatsat Penelitian Tanah dan Agroklimat (2000).
Penelitian Tanah dan Agroklimat (2000).
D.
D. Cara Cara KerjaKerja
Pr
Proossededur ur kkererja ja yyanang g didilalakukukakan n dadalalam m pepennelelititiaian n inini i ssececarara a gagariris s bebesasar r dik
dikelomelompokpokkan kan menmenjadjadi i bebbeberaperapa a tahtahap, ap, yaiyaitu tu : : 1) 1) sebsebelum elum pekpekerjaerjaan an lapalapangangan; n; 2)2) Pekerjaan lapangan; 3) Pengumpulan data; 4) Penyajian data dan penyusunan laporan Pekerjaan lapangan; 3) Pengumpulan data; 4) Penyajian data dan penyusunan laporan dalam bentuk skripsi.
dalam bentuk skripsi.
1.
1. Sebelum Sebelum Pekerjaan Pekerjaan LapanganLapangan
a.
a. StStududi i pupuststakakaaaan n dadan n pepengngumumpupulalan n dadata ta awawal al tetentntanang g lalahahan n sesekakaliligugus s memembmbacacaa li
literteratuatur-r-litlitereratuatur r yayang ng beberkrkaitaitan an dadan n memendndukukunung g dedengngan an pepenenelitlitian ian yayang ng akakanan dilaksanakan.
dilaksanakan. b.
b. PersiaPersiapan alat dpan alat dan bahan an bahan yang dyang diperluiperlukan unkan untuk kegtuk kegiatan diatan di lapangi lapangan.an. c.
c. PePengngadadaan aan PePeta ta lolokakasisi..
2.
a.
a. Survai Survai pendahuluanpendahuluan
Sebelum melakukan survai utama, dilakukan survai pendahuluan yang bertujuan Sebelum melakukan survai utama, dilakukan survai pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi umum lokasi penelitian, yang meliputi
untuk mengetahui kondisi umum lokasi penelitian, yang meliputi kegiatan :kegiatan : 1.
1. Mempelajari batas-batas areal yMempelajari batas-batas areal yang akan dijadikan ang akan dijadikan lokasi penelitianlokasi penelitian 2.
2. Penentuan titik-titik Penentuan titik-titik pengambilan conpengambilan contoh tanahtoh tanah 3.
3. Melakukan pengamatan Melakukan pengamatan penggunaan lahan penggunaan lahan disekitar lokasi pdisekitar lokasi penelitian.enelitian.
b.
b. Survai Survai utamautama
Setelah dilakukan survai pendahuluan tahapan selanjutnya adalah survai utama Setelah dilakukan survai pendahuluan tahapan selanjutnya adalah survai utama yang meliputi kegiatan :
yang meliputi kegiatan : 1.
1. MelakuMelakukan pkan pengebengeboran toran tanah anah pada dpada daerah yaerah yang telang telah ditah ditentukentukanan 2.
2. PengaPengamatan matan karaktkarakteristik eristik lahan lahan disekdisekitar itar areal areal penelipenelitiantian 3.
3. MenMenetapetapkan kkan kooroordindinat linat lintastasan paan pada GPda GPSS 4.
4. PenPengamgambilabilan n concontoh tanah untutoh tanah untuk k di analisdi analisis di is di lablaboraoratoritorium. Peneum. Penentuntuan strukan struktur dantur dan konsistensi di lapangan dengan metode perasa. Pengamatan kedalaman efektif dan konsistensi di lapangan dengan metode perasa. Pengamatan kedalaman efektif dan warna tanah
warna tanah
3.
3. Setelah Setelah Pekerjaan Pekerjaan LapanganLapangan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi: a.
a. PePengngololahahan an dadata ta PrPrimimer er beberurupa pa drdraeaenanase se dadan n kekedadalalamaman n efeefektktif, sertif, serta a dadata ta dadariri lab
laboraoratortorium beruium berupa tekstpa tekstur tanahur tanah, pH , pH tantanah, KTKah, KTK, N-tota, N-total, Pl, P22OO55 terstersediedia, a, K K 22OO
tersedia, salinitas dan bahaya
tersedia, salinitas dan bahaya banjir.banjir. b.
c.
c. AnAnalalisisis is kekesesesusuaiaian an lalahahan n dedengngan an memengnggugunanakakan n pepencncococokokan an ((matching matching ) ) anantatarara karakteristik lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman berdasarkan kerangka acuan karakteristik lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman berdasarkan kerangka acuan dari CSR/FAO (1983) dan Pusat
dari CSR/FAO (1983) dan Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (2000).Penelitian Tanah dan Agroklimat (2000). d.
d. PenenPenentuan ktuan kelas kelas kesesuesesuaian lahaian lahan padan pada tipe la tipe lahan yahan yang di sang di survaiurvai.. e.
e. PePenunulilisasan ln lapapororanan..
4. Penyajian Data dan Penyusunan Laporan 4. Penyajian Data dan Penyusunan Laporan
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan gambar, kemudian dijelaskan Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan gambar, kemudian dijelaskan secara diskriptif karakteristik lahan dikawasan hutan produksi kayu Agung dalam bentuk secara diskriptif karakteristik lahan dikawasan hutan produksi kayu Agung dalam bentuk skripsi.
skripsi.
A.
A. Keadaan Keadaan Umum Umum LokasiLokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanjung Serang yang memiliki bentangan alam Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanjung Serang yang memiliki bentangan alam yang cukup luas sekitar 4.182,5 ha, dengan jumlah penduduk 2875 jiwa. Hamparan lahan yang cukup luas sekitar 4.182,5 ha, dengan jumlah penduduk 2875 jiwa. Hamparan lahan yang luas tersebut sebagian besar terdiri dari lahan kering, rawa lebak dan rawa gambut. yang luas tersebut sebagian besar terdiri dari lahan kering, rawa lebak dan rawa gambut. Masyarakat Desa Tanjumg Serang menggunakan lahan kering sebagai lahan perkebunan, Masyarakat Desa Tanjumg Serang menggunakan lahan kering sebagai lahan perkebunan, lahan rawa lebak sebagai lahan pertanian sedangkan lahan gambut belum dimanfaatkan lahan rawa lebak sebagai lahan pertanian sedangkan lahan gambut belum dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
oleh masyarakat setempat. Sum
Sumber ber daydaya a alam alam utamutama a masmasyaryarakaakat t DesDesa a TTanjanjung ung SeraSerang ng adaadalah lah di di seksektor tor pe
pertanrtanianian, , sedsedangangkan kan sumsumber ber daydaya a alam alam yanyang g lailain n adaladalah ah perperikaikanannan, , petepeternarnakan kan dandan kehutanan. Perkebunan yang di usahakan oleh penduduk setempat antara lain adalah karet kehutanan. Perkebunan yang di usahakan oleh penduduk setempat antara lain adalah karet dan kelapa. Tanaman penting yang diusahakan selain tanaman perkebunan adalah padi dan kelapa. Tanaman penting yang diusahakan selain tanaman perkebunan adalah padi dengan luas lahan sawah 849 ha yang diusahakan di lahan rawa lebak, jagung, palawija dengan luas lahan sawah 849 ha yang diusahakan di lahan rawa lebak, jagung, palawija sayuran dan buah-buahan.
sayuran dan buah-buahan.
Usaha perikanan di daerah ini sangat potensial karena melimpahnya sumber daya Usaha perikanan di daerah ini sangat potensial karena melimpahnya sumber daya air. Sungai yang mengalir di manfaatkan oleh penduduk yang tinggal di sekitar daerah air. Sungai yang mengalir di manfaatkan oleh penduduk yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai untuk memelihara ikan dengan sistem keramba. Sedangkan usaha peternakan aliran sungai untuk memelihara ikan dengan sistem keramba. Sedangkan usaha peternakan meliputi pemeliharaan itik, ayam, sapi dan kambing yang diusahakan secara konvensional. meliputi pemeliharaan itik, ayam, sapi dan kambing yang diusahakan secara konvensional.
B.
a. Iklim a. Iklim
Data iklim diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kenten, selama Data iklim diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kenten, selama 10 periode. Data yang dikumpulkan untuk data iklim ini adalah rerata curah hujan bulanan 10 periode. Data yang dikumpulkan untuk data iklim ini adalah rerata curah hujan bulanan dan rerata suhu udara tahunan selama sepuluh tahun terakhir (periode 1996–2005). Data dan rerata suhu udara tahunan selama sepuluh tahun terakhir (periode 1996–2005). Data iklim ini berfungsi sebagai salah
iklim ini berfungsi sebagai salah satu faktor untuk menentukan klasifikasi kesesuaian lahansatu faktor untuk menentukan klasifikasi kesesuaian lahan ba
bagi gi perpertantanianian, , daldalam am hal hal ini ini keskesesuesuaian aian lahlahan an untuntuk uk tantanamaaman n karkaret. et. UntUntuk uk melmelihatihat kesesuain lahan dari faktor iklim pada daerah penelitian dapat di lihat pada uraian berikut : kesesuain lahan dari faktor iklim pada daerah penelitian dapat di lihat pada uraian berikut :
1.
1. CCururah ah HuHujajan (n (w)w)
Berdasarkan data curah hujan selama 10 tahun (1996 – 2005), lokasi penelitian Berdasarkan data curah hujan selama 10 tahun (1996 – 2005), lokasi penelitian memiliki rerata curah hujan pertahun 2363 mm. Berdasarkan kerangka acuan CSR/FAO memiliki rerata curah hujan pertahun 2363 mm. Berdasarkan kerangka acuan CSR/FAO (1983) (Lampiran 1) untuk tanaman karet, menunjukkan bahwa curah hujan pada lokasi (1983) (Lampiran 1) untuk tanaman karet, menunjukkan bahwa curah hujan pada lokasi penelitian tergolong kelas S
penelitian tergolong kelas S22 (cukup sesuai). Besarnya curah hujan tahunan pada lokasi(cukup sesuai). Besarnya curah hujan tahunan pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 3. Rerata
Gambar 3. Rerata Curah Hujan TCurah Hujan Tahunan (mm)ahunan (mm) 2.
2. BuBulalan Ken Keriring dng dan Ban Bululan Ban Basasahah
Berdasarkan kerangka acuan CSR/FAO (1983), bulan kering tidak didapat dalam Berdasarkan kerangka acuan CSR/FAO (1983), bulan kering tidak didapat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, sehingga dari data curah hujan
kurun waktu 10 tahun terakhir, sehingga dari data curah hujan dapat diketahui bahwa bulandapat diketahui bahwa bulan Rerata Curah Hujan Tahunan (mm)
Rerata Curah Hujan Tahunan (mm)
0 0 500 500 1000 1000 1500 1500 2000 2000 2500 2500 3000 3000 3500 3500 19 1996 96 191997 97 191998 98 191999 99 202000 00 202001 01 202002 02 202003 03 202004 04 20200505 Tahun Tahun C C u u r r a a h h H H u u j j a a n n ( ( m m Rerata Curah Rerata Curah Hujan Hujan
basah terjadi sepanjang tahun dan tidak terjadi bulan kering. Data tersebut dapat dilihat basah terjadi sepanjang tahun dan tidak terjadi bulan kering. Data tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
pada Gambar 2.
Gambar 2. Curah Hujan Bulanan (mm) Gambar 2. Curah Hujan Bulanan (mm) 3
3.. Suhu UdaraSuhu Udara
Berdasarkan data temperatur selama 10 tahun (1996 – 2005), lokasi penelitian Berdasarkan data temperatur selama 10 tahun (1996 – 2005), lokasi penelitian memiliki rerata suhu udara 26,8
memiliki rerata suhu udara 26,8 ooC. Suhu dapat dipengaruhi oleh ketinggian tempat dariC. Suhu dapat dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari
permukaan laut dan dapat juga dipengaruhi oleh distribusi hujan yang terdapat pada suatu permukaan laut dan dapat juga dipengaruhi oleh distribusi hujan yang terdapat pada suatu daerah (Gambar 3). Berdasarkan kerangka acuan CSR/FAO (1983) untuk tanaman karet daerah (Gambar 3). Berdasarkan kerangka acuan CSR/FAO (1983) untuk tanaman karet lokasi penelitian tergolong dalam kelas kesesuaian S
lokasi penelitian tergolong dalam kelas kesesuaian S11(sangat sesuai).(sangat sesuai).
Rerata Curah Hujan Bulanan (mm) Rerata Curah Hujan Bulanan (mm)
0 0 50 50 100 100 150 150 200 200 250 250 300 300 350 350 J J a a n n u u a
a r r i i F F e e b b r r u
u a a r r i i M M a a r r e
e t t A A p p r r i i l
l M M e e i i J J u u n n i
i J J u u l l i i
A A g g u u s
s t t u u s s S S e e p p t
t e e m m b b e e r r
O O k k r r o o b
b e e r r N N o o v v e
e m m b b e e r r
D D e e s s e
e m m b b e e r r Bulan Bulan C C u u r r a a h h H H u u j j a a n n ( ( m m Curah Hujan Curah Hujan Bulanan (mm) Bulanan (mm) Suhu Suhu 26,6 26,6 26,8 26,8 27 27 27,2 27,2 27,4 27,4 S S u u h
Gambar 3. Rera
Gambar 3. Rerata Suhu Udara Tahunan (ta Suhu Udara Tahunan (ooC)C)
b. Topografi b. Topografi
Lokasi penelitian secara umum memiliki kemiringan lereng antara 0 – 8 % yang Lokasi penelitian secara umum memiliki kemiringan lereng antara 0 – 8 % yang tergolong datar sampai landai/berombak. Berdasarkan kerangka acuan CSR/FAO (1983), tergolong datar sampai landai/berombak. Berdasarkan kerangka acuan CSR/FAO (1983), lok
lokasi asi penpenelitelitian ian tertergolgolong ong kelkelas as keskesesuesuaian aian SS11 (sa(sangangat t sessesuaiuai) ) untuntuk uk tanatanaman man karkaretet
(Lampiran 1). (Lampiran 1).
2.
2. KoKondndisisi Pei Perarakakararan (rn (r)) a. Drainase
a. Drainase TTanahanah
Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan, pada lokasi penelitian diperoleh Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan, pada lokasi penelitian diperoleh ke
kelas las drdraiainanase se tatananah h yayang ng sasama ma yayaitu itu mememimilikliki i kekelas las drdrainainasase e babaik ik (L(Lampampiriran an 5)5).. Ber
Berdasdasarkarkan an kerkerangangka ka acuacuan an CSRCSR/F/FAO AO (19(1983) 83) (Lam(Lampirpiran an 1), 1), konkondisdisi i ini ini tertergolgolongong kedalam kelas kesesuaian lahan S
kedalam kelas kesesuaian lahan S11(sangat sesuai) untuk tanaman karet.(sangat sesuai) untuk tanaman karet.
b. Tekstur Tanah b. Tekstur Tanah
Hasil analisis di laboratorium terhadap lima contoh tanah menunjukkan bahwa Hasil analisis di laboratorium terhadap lima contoh tanah menunjukkan bahwa tekstu
acuan CSR/FAO (1983) (Lampiran 1), tekstur tanah lempung liat berpasir (Lampiran 5) acuan CSR/FAO (1983) (Lampiran 1), tekstur tanah lempung liat berpasir (Lampiran 5) termasuk dalam kelas kesesuaian lahan S
termasuk dalam kelas kesesuaian lahan S11(sangat sesuai) untuk tanaman karet.(sangat sesuai) untuk tanaman karet. T
Teksekstur tur tanatanah h mermerupaupakan kan fakfaktor tor pempembatbatas as bagbagi i tantanaman aman karkaret et oleoleh h karkarena ena ituitu tek
tekstustur r tantanah ah perperlu lu dipdipertiertimbambangkngkan an daldala a kelakelas s keskesesuesuaian aian lahalahan n karkarena ena tektekstustur r tantanahah tergolong dalam kriteria lahan yang tidak dapat diperbaiki.
tergolong dalam kriteria lahan yang tidak dapat diperbaiki.
c. Kedalaman Perakaran c. Kedalaman Perakaran
Kedalaman efektif merupakan dalamnya lapisan tanah dimana akar tanaman dapat Kedalaman efektif merupakan dalamnya lapisan tanah dimana akar tanaman dapat tu
tumbmbuh uh dedengngan an babaik ik dadan n bebebabas s beberkrkemembabangng. . KeKedadalamlaman an efeefektktif if memerurupapakakan n fafaktktor or p
pemembabatas tas yayang ng titidak dak dadapapat t didipeperbrbaikaiki. i. KeKedadalamlaman an efeefektktif if papada da lolokakasi si pepenelnelititianian mempunyai nilai rata-rata 170 cm (Lampiran 5). Berdasarkan kreteria kelas kesesuaian mempunyai nilai rata-rata 170 cm (Lampiran 5). Berdasarkan kreteria kelas kesesuaian lah
lahan an menmenuruurut t CSRCSR/F/FAO AO (19(1983) 83) (Lam(Lampirpiran an 1), 1), kedkedalamalaman an perperakarakaran an tertergolgolong ong kelkelasas kesesuaian S
kesesuaian S22 (cukup sesuai) untuk tanaman karet.(cukup sesuai) untuk tanaman karet.
3.
3. BaBahahaya ya BaBanjnjir ir (F(F))
Bahaya banjir merupakan sifat tanah atau lahan dengan cara memprediksi lahan Bahaya banjir merupakan sifat tanah atau lahan dengan cara memprediksi lahan secara praktis atau kreteria pengelompikannya. Berdasarkan pengamatan langsung, secara secara praktis atau kreteria pengelompikannya. Berdasarkan pengamatan langsung, secara umu
umum m loklokasi asi penpenelitelitian ian memmemilikiliki i tingtingkat kat bahbahaya aya banbanjir jir tantanpa pa adaadanya nya bahbahaya aya banbanjirjir.. Berdasarkan kreteria kesesuaian lahan menurut Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Berdasarkan kreteria kesesuaian lahan menurut Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (2000) tingkat bahaya banjir tergolong kelas kesesuaian S
(2000) tingkat bahaya banjir tergolong kelas kesesuaian S11 (sangat sesuai) untuk tanaman(sangat sesuai) untuk tanaman karet.
karet.
4.
Hasil analisis tanah di laboratorium menunjukkan bahwa pada lokasi penelitian Hasil analisis tanah di laboratorium menunjukkan bahwa pada lokasi penelitian mempunyai nilai kapasitas tukar kation yang berkisar antara 8,70 – 14,14 Cmol
mempunyai nilai kapasitas tukar kation yang berkisar antara 8,70 – 14,14 Cmol(+)(+)kgkg-1-1yangyang
tergolong rendah. tergolong rendah. T
Tabel abel 1. 1. Hasil Hasil Analisis C- Analisis C- Organik, NPOrganik, NPK, dan KK, dan KTK di lokTK di lokasi Penelitian.asi Penelitian. K
Kooddee CC- - OOrrggaanniik k ( % ) ( % ) N – Total N – Total ( % ) ( % ) P P22OO55- Bray- Bray ( µg g ( µg g-1-1)) K K 22OO ( Cmol(+) ( Cmol(+) Kg Kg-1-1)) KTK KTK ( Cmol(+) ( Cmol(+) Kg Kg-1-1)) T T33 LL11 T T66 LL11 T T88 LL11 T T99 LL11 T T1010LL11 3,27 3,27tt 2,95 2,95ss 2,65 2,65ss 2,13 2,13ss 2,42 2,42ss 0,28 0,28ss 0,22 0,22ss 0,19 0,19 r r 0,16 0,16 r r 0,19 0,19 r r 20,26 20,26 ss 13,39 13,39r r 11,33 11,33 r r 13,74 13,74r r 9,96 9,96 sr sr 0,16 0,16 r r 0,16 0,16 r r 0,07 0,07sr sr 0,07 0,07sr sr 0,16 0,16 r r 8,70 8,70 r r 9,79 9,79 r r 2,62 2,62 r r 14,14 14,14 r r 8,70 8,70 r r
Sumber : Laboratorium Kimia,
Sumber : Laboratorium Kimia, Biologi dan Kesuburan TBiologi dan Kesuburan Tanah FP UNSRI ( 2008)anah FP UNSRI ( 2008) Keterangan : sr : sangat rendah, r : rendah, s : sedang, t : tinggi.
Keterangan : sr : sangat rendah, r : rendah, s : sedang, t : tinggi.
Berdasarkan kerangka acuan CSR/FAO (1983) (Lampiran 1), lokasi penelitian yang Berdasarkan kerangka acuan CSR/FAO (1983) (Lampiran 1), lokasi penelitian yang diwakili titik T
diwakili titik T33LL11, T, T66LL11, T, T88LL11, T, T99LL11 dan Tdan T1010LL11 memiliki KTK tanah rendah yang tergolongmemiliki KTK tanah rendah yang tergolong
kelas kesesuaian S
kelas kesesuaian S22(cukup sesuai) untuk tanaman karet.(cukup sesuai) untuk tanaman karet.
Nilai kapasitas tukar kation (KTK) sangat dipengaruhi oleh tekstur tanah, yaitu 1) Nilai kapasitas tukar kation (KTK) sangat dipengaruhi oleh tekstur tanah, yaitu 1) semakin tinggi kadar liat tanah maka KTK semakin tinggi, 2) kadar bahan organik, nilai semakin tinggi kadar liat tanah maka KTK semakin tinggi, 2) kadar bahan organik, nilai KTK tanah dipengaruhi oleh tingginya kadar bahan organik, semakin tinggi kadar bahan KTK tanah dipengaruhi oleh tingginya kadar bahan organik, semakin tinggi kadar bahan organik maka KTK tanah akan semakin tinggi, pemupukan dan pengapuran. Agar dapat organik maka KTK tanah akan semakin tinggi, pemupukan dan pengapuran. Agar dapat menin
meningkatkagkatkan n KTK menjadi SKTK menjadi S11 (sangat sesuai) maka perlu dilakukan penambahan bahan(sangat sesuai) maka perlu dilakukan penambahan bahan
organik dan penambahan kapur (Hakim
organik dan penambahan kapur (Hakim et al et al , 1986)., 1986). b. Reaksi Tanah (pH)
b. Reaksi Tanah (pH)
Berdasarkan hasil analisis kesuburan tanah yang diperoleh di laboratorium, lokasi Berdasarkan hasil analisis kesuburan tanah yang diperoleh di laboratorium, lokasi penelitian memiliki pH tanah berkisar antara 4,71 – 4,96 yang tergolong masam (Tabel 2). penelitian memiliki pH tanah berkisar antara 4,71 – 4,96 yang tergolong masam (Tabel 2).
Ber