• Tidak ada hasil yang ditemukan

bahan-ajar-PAI-aminuddin-2012.ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "bahan-ajar-PAI-aminuddin-2012.ppt"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN AJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

OLEH :

DR. AMINUDDIN, M. Ag.dkk

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

2012

(2)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam Semester : Genap/Ganjil

Kompetensi : Menjadi ilmuan dan profesional yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia dan memiliki etos kerja, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan.

TEMU MATERI SUB BAHASAN

I Pendahuluan A. Pengertian

B. Landasan dan Kedudukan C. Tujuan dan Kompetensi D. Metode dan Materi Kuliah

II Ketuhanan dan Alam

Semesta A. Kecenderungan manusia untuk bertuhan

B. Konsep ketuhanan

C. Tuhan sebagai Wajibul Wujud D. Keesaan Tuhan

E. Konsep Alam Semesta 1)

III Agama dan Agama

Islam A. Pengertian Agama dan AgamaIslam B. Pokok2 ajaran Agama Islam 2) C. Fungsi Agama Islam

D. Pendekatan Studi Islam E. Islam Rahmatan Lil‟Alamin F. Alasan Masuk Islam 3)

(3)

IV Sumber Ajaran Agama

Islam A. Al Quran B. Hadis/Sunah

C. Ijtihad

V Hakekat Manusia Menurut

Islam A. Konsep Manusia B. Eksistensi dan Martabat Manusia 5) C. Tugas dan Fungsi Manusia 6)

VI Hukum dan Syariah A. Pengertian Hukum dan Hukum

Islam

B. Fungsi dan Tujuan C. Prinsip Syariah D. Karekteristik E. Ruang Lingkup VII Pernikahan dan

Pembentukan Keluarga Sakinah

A. Pengertian

B. Mencari Jodoh, Meminang C. Tujuan & Fungsi

D. Hukum & Dasar pernikahan E. Rukun & Syarat

F. Al Muharramat G. Thalaq

H. Kasus-kasus Pernikahan : ta‟liq thalaq, perkawinan campuran,

nikah hamil, perjanjian pernikahan,, kawin kontrak dan nikah siri.

(4)

VII

I UTS

I. Pokok2 Pembentukan keluarga Sakinah

IX Akhlak A. Pengertian

B. Etika, Moral dan Akhlak C. Pembagian Akhlak

D. Ruang Lingkup

E. Kedudukan Akhlak

F. Pembinaan Akhlak dalam kehidupan sehari-hari

X Akhlak dalam

berbisnis A. Pengertian dan prinsip dasar ekonomi Islam B. Akhlak dalam produksi, sirkulasi,

konsumsi dan distribusi

C. Jual beli, gadai, asuransi, bank, koperasi dan undian menurut islam

XI HAM dan demokrasi

dalam Islam A. Pengertian HAM dan demokrasi B. HAM menurut Islam dan Barat 8)

C. Demokrasi menurut Islam dan Barat 9) D. Musyawarah dalam Islam

XI

I Islam,iptek, dan Seni A. Pengertian B. Islam dan Ilmu Pengetahuan

C. Iptek dalam narasi Al Quran dan Hadis D. Perkembangan iptek di dunia islam E. Islam dan iptek kontemporer

(5)

XII

I Kerukunan Umat Beragama A. Pengertian, tujuan, latar belakang dan pola pembinaan B. Tipologi keagamaan masyarakat 4) C. Ketentuan-ketentuan dan

pelaksanaan kerukunan umat beragama 10)

D. Pokok-Pokok ajaran Islam tentang KUB

XIV Sistem Politik Islam A. Pengertian B. Prinsip dasar

C. Kepemimpinan dalam Islam D. Kontribusi umat Islam dalam

perpolitikan nasional E. Masyarakat madani

XV Taqwa A. Pengertian dan kedudukan

B. Ciri-ciri orang bertaqwa C. Ruang Lingkup

XVI UAS Tambahan

A. Materi Perkuliahan

1. Termasuk astronomi dan Isra’ Mi’raj 2. Aqidah, Syariah, dan Akhlak

(6)

3. Alasan mengapa masuk islam

4. Tipologi Keagamaan Masyarakat (ekslusivisme, inklusivisme, pluralisme, eklektivisme, universalisme)

5. Siapakah manusia, persamaan dan kelebihan manusia dari makhluk lain 6. Tujuan penciptaan manusia, fungsi dan peran yang diberikan Allah

kepada manusia

7. Pengertian : Hukum Islam, Syariah, Syara‟, Fiqh, Qanun

8 Persamaan HAM menurut Barat, Islam dan Pancasila /UUD 1945 9. Demokrasi menurut barat, Islam dan Pancasila / UUD 1945

10. - Peraturan bersama Menag dan Mendagri No.9 Tahun 2006 tgl. 21 Maret 2006 tentang pendirian tempat ibadah

- SKB Menag, Mendagri dan kejaksanaan Agung tentang Ahmadiyah

B. Metode

Perkuliahan menggunakan metode pendekatan filologi, phenomenologi, semantik, histerografi, hermaunitik, deskriptif.

C. Tugas, UTS, UAS

Pembuatan tugas, UTS, UAS dilaksanakan dengan diskusi, pembuatan resume perkuliahan, makalah dan presentasi

(7)

MODUL I PENDAHULUAN

A. Pengertian

Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran Islam, bersikap inklusif, rasional dan filosofis dalam rangka menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan dan kerjasama antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional (UU No. 2 Tahun 1989).

B. Landasan dan kedudukan 1. Landasan

- Landasan filosofis berupa butir-butir yang terdapat dalam Pancasila dan kandungan yang termaktub dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

- Landasan yuridis adalah Undang-undang Dasar 1945 terutama pasal 29 ketetapan yang dihasilkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

- Landasan historis berupa politik pendidikan nasional yang bertujuan menciptakan insane akademis yang beriman dan bertakwa terhadapTuhan Yang Maha Esa.

(8)

2. Kedudukan

a. Sebagai komponen MKPK (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian)

(9)

C. Tujuan & Kompetensi yang diharapkan

1) Tujuan

Berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman,

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

, jawab (UU SPN No. 20 Tahun 2003 pasal 3) 2) Kompetensi yang diharapkan

Membuahkan sikap mental cerdas, penuh tanggung jawab dengan perilaku: 1. Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT

2. Berbudi luhur, berpikir logis 3. Bersikap rasional, dinamis

4. Berpandangan luas, partisipasi antar umat beragama

5. Aktif memanfaatkan iptek dan seni untuk kepentingan nasional D. Metode dan materi

1. Metode

a. Ilmiah (filologi, phemomenologi, semantik, misterografi, hermeunitik dan deskriptif. )

b. Teologis, c. Aktisisme

(10)

2. Materi kuliah 1. Pendahuluan :

Pengertian, landasan dan kedudukan, tujuan dan kompetensi, metode dan materi. 2. Ketuhanan dan alam semesta :

Kecenderungan manusia untuk bertuhan, konsep ketuhanan, konsep ketuhanan

dalam Islam, konsep alam semesta. 3. Agama dan agama Islam :

Pengertian agama dan agama Islam, klasifikasi agama, pokok-pokok ajaran agama Islam, peran agama dalam kehidupan sehari-hari

4. Sumber ajaran agama Islam : Al-Qur‟an, Al Sunnah dan Ijtihad. 5. Hakikat manusia menurut Islam :

Konsep manusia, (siapakah manusia, persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain), eksistensi dan martabat manusia (tujuan penciptaan manusia, fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia), tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah (tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah, dan sebagai khalifah Allah).

(11)

6. Hukum dan Syariah :

Pengertian hukum dan hukum Islam, fungsi dan tujuan, prinsip syariah, karakteristik, dan ruang lingkup.

7. Pernikahan dan pembentukan keluarga sakinah :

Pengertian, tujuan dan fungsi, mencari jodoh dan meminang, hukum dan dasar pernikahan, rukun dan syarat, al muharramat, thalaq, kasus-kasus pernikahan (ta‟liq thalaq, perkawinan campuran, nikah hamil, perjanjian pernikahan, kawin kontrak), dan pokok-pokok

pembentukan keluarga sakinah.

8. Akhlak :

Pengertian , etika, moral dan akhlak, pembagian akhlak, ruang lingkup, kedudukan akhlak, pembinaan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

9. Akhlak dalam berbisnis :

Pengertian dan prinsip dasr ekonomi Islam, akhlak dalam produksi, sirkulasi, konsumsi dn distribusi, jual beli, gadai, asuransi, bank, koperasi, dan undian menurut Islam

10. HAM dan demokrasi dalam Islam :

Pengertian HAM dan demokrasi, HAM menurut Islam dan Barat, Demokrasi menurut Islam dan Barat, Musyawarah dalam Islam

11. Islam, iptek dan seni :

Pengertian, Islam dan Ilmu pengetahuan, iptek dalam narasi Al Quran dan Hadis, perkembangan iptek di dunia Islam, Islam dan iptek kontemporer, Islam dan seni.

(12)

12. Kerukunan umat beragama :

Pengertian, tujuan, latar belakang, landasan dan pola pembinaan, kondisi keberagamaan di Indonesia, ktentuan-ketentuan dan pelaksanaan kerukunan umat beragama, pokok-pokok ajaran Islam tentang KUB

13. Sistem politik Islam :

Pengertian, prinsip dasar, sistim politik Islam, kepemimpinan dalam Islam, kontribusi umat Islam dalam perpolitikan Nasional

14. Taqwa :

(13)

MODUL II

KETUHANAN DAN ALAM SEMESTA A. Kecenderungan Manusia Untuk Bertuhan

Fitrah

 Masalah Tauhid atau ketuhanan dianggap sebagai masalah fitrah, sehingga tidak perlu lagi dicari dalilnya, karena ia merupakan bagian dari fitrah (ciptaan) manusia.

1. Surat Rum 30 : 30 : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama sebagai fitrah Allah, yang telah menciptakan manusia atasnya. Tidak ada perubahan pada ciptaan (fitrah) Allah.”

2. Surat Al-Araf 7 : 172 : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi anak-anak Adam keturunan mereka dan mengambil kesaksian dari mereka atas diri mereka sendiri, Bukankah Aku ini Tuhan kalian ? Seraya mereka menjawab, Benar (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi. (Hal ini Kami lakukan), agar di hari kiamat nanti kalian tidak mengatakan, Sesungguhnya kami lengah atas ini (wujud Allah).”

3. Lihat pula QS. Al-An‟am 6 : 74-79; tentang kisah Nabi Ibrahim tentang pengembaraan rasionalnya dalam mencari Tuhan.

B. Konsep Tuhan

Tuhan disebut "ilahun", artinya penggerak, motivator, yang dipatuhi dan ditaati. Kata Tuhan juga merujuk kepada suatu Zat Abadi dan Supernatural, biasanya

dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagat raya. ةيثاجلا( . َِنوُرَكَذَتَِِلَفَأَِِِاللِِِّد ْعَب (45:23)

(14)

Ditinjau dari sudut Perbandingan Agama Tuhan ialah sesuatu, apa atau siapa yang dipentingkan sedemikian rupa oleh manusia, sehingga ia membiarkan dirinya dikuasai (didominir) oleh yang dipentingkannya itu.

َِتْيَأ َرَفَأ ِ ِِنَم ِ َِذ َخَتا ِ ُِهَهَلِإ ِ ُِها َوَه ِ ُِهَلَضَأ َو ِ َُِاللّ ِ ىَلَع ِ ِ مْلِع ِ َِمَت َخ َو ِ ىَلَع ِ ِِهِعْمَس ِ ِِهِبْلَق َو ِ َِلَعَج َو ِ ىَلَع ِ ِِه ِرَصَب ِ ِ ة َواَشِغ ِ ِْنَمَف ِ ِِهيِدْهَي ِ ِْنِم ِ ِِد ْعَب ِ َِِاللّ ِ َِلَفَأ ِ َِنوُرَكَذَت . ( ةيثاجلا : 23 )

Allah – Islam. (QS. Al-Ikhlas 112). Lihat pula 99 Asma Allah.

Yehowa atau Yahwe – salah satu istilah yang dipakai Alkitab. Istilah ini berasal dari istilah ber-bahasa Ibrani YHVH.

Sang Hyang Tri Tunggal Mahasuci yang artinya adalah Bapa, Putra, dan Roh Kudus, terutama dipakai dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks. Konsep ini dipakai sejak Konsili Nicea pada tahun 325 M.

Konsep Tuhan Menurut Pemikiran Barat: 1. Tuhan Dinamisme

Manusia sejak zaman primitif sudah mengenal dan mengakui adanya kekuatan gaib yang mempengaruhi hidup manusia. Yang dimaksud berpengaruh di sini adalah “sebuah benda”. Benda tersebut bisa

berpengaruh negatif – positif. Namun “kekuatan benda” tersebut juga di sebut bermacam-macam, ada namanya “mana”, “tuah”, “Syakti”. Semua kekuatan tersebut tidak dapat di cerna oleh panca indera manusia, namun ia dapat di rasakan pengaruhnya.

(15)

2. Tuhan Animisme

Setiap benda dianggap mempunyai roh. Roh bagi masyarakt primitif bisa bersifat aktif meski benda tersebut kelihatan mati. Oleh karena itu, roh

dianggap sesuatu yang hidup (rasa senang dan kebutuhan-kebutuhan). Karena roh mempunyai kebutuhan, masyarakat primitif menyediakan sesajian sebagai salah satu wujud memenuhi kebutuhan roh, jika tidak, manusia bisa terkena dampak negatif dari roh tersebut.

3. Tuhan Politeisme

Bagi “Tuhan politeisme”, eksistensi “Tuhan Dinamisme dan Animisme” belum dapat memberikan konsep ketuhanan yang sebenarnya karena masih bersifat sanjungan dan pujaan saja. Baginya, dari sekian banyak roh-roh ada beberapa saja yang dianggap unggul, punya karakter dan punya pengaruh terhadap

hidup manusia. Di antara roh yang unggul tersebut disebut sebagai dewa-dewa yang bertanggungjawab terhadap cahaya, air, angin dan sebagainya.

4. Tuhan Henoteisme

Henoteise mengaku satu Tuhan untuk satu bangsa. Bangsa lain mempunyai Tuhan sendiri. Tuhan mereka disebut Tuhan nasional. Paham ini seperti agama Yahudi yang mengakui Yahweh sebagai Tuhan nasional mereka.

(16)

5. Tuhan Monoteisme

Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme di tinjau dari segi filsafat ketuhanan terbagi menjadi 3:

a. Deisme ( Tuhan bersifat transenden: setelah pencipataan alam, Tuhan tidak terlibat lagi dengan hasil ciptaannya).

b. Panteisme ( Tuhan bersifat imanen: Tuhan menampakkan diri dalam berbagai fenomena alam).

c. Teisme ( Tuhan pada prinsip bersifat transenden, mengatasi semesta kenyataan, tetapi Tuhan juga selalu terlibat dengan alam semesta). C. Tuhan Sebagai Wajibul Wujud

Segala yang ada, yang dapat dicapai dan diterima akal menurut falsafah dibagi tiga macam, yaitu:

1. Mumkinul Wujud adalah segala sesuatu yang bermula dari tidak ada kemudian menjadi ada, jika ada penyebab (pencipta menghendaki adanya). Sesudah itu dapat kembali tidak ada, jika penyebab yang mendukung adanya tidak berfungsi (pencipta tidak menghendaki adanya). Kemudian ada terus jika penyebab yang mendukungnya berfungsi (pencipta menghendaki adanya). Bermula dari tidak ada kemudian ada dan kembali tidak ada seperti nyawa manusia, dan ada terus seperti ruh manusia.

(17)

2. Mustahil Wujud adalah segala sesuatu yang tidak mungkin wujud, yang tidak mungkin terjadi menurut akal, seperti gajah bertelur, dll. Mustahil Wujud itu sejak dari dulu tidak ada sekarang tidak ada dan seterusnya tidak ada. Andai kata sesuatu yang mustahil terjadi, ada wujudnya, maka bukan mustahil wujud lagi namanya tetapi mumkinul wujud. Oleh karena itu akal mewajibkan bahwa yang menciptakan alam semesta ini tentu wujud yang di luar mumkinul wujud dan mustahil wujud.

3. Wajibul Wujud, yaitu wujud yang wajib ada dengan sendirinya. Wajibul

wujud adalah wujud yang tidak bermula dari tidak ada. Dari dahulu ada sekarang ada, seterusnya ada. Dia adalah sumber dari segala sumber,

pencipta alam semesta dengan segala isinya. Karena akal menolak hukum daur (hukum berputar-putar). Karena sifat Allah yang pertama adalah

wujud, wajibul wujud (wujud yang wajib ada dengan sendirinya). Kedua, adalah “Qidam” atau terdahulu, karena ia ada den sendirinya. Sifat ketiga, “Baqa”, artinya mutlak kekal, karena ia tidak bermula dari tidak ada,

dahulu ada, sekarang ada dan seterusnya ada, sedangkan ruh manusia

relative kekal, karena bermula dari tidak ada, sekarang ada dan seterusnya ada. Keempat sifat-Nya adalah Esa.

Bukti wujud Allah pada alam dan diri manusia adalah:

1. Wujud alam semesta 2. Susunan

(18)

4. Pergerakan

5. Adanya nilai moral pada manusia (adanya kebaikan dan keburukan)

6. Tawa dan tangis manusia

7. Tantangan

D. Keesaan Tuhan

 Menurut ajaran monoteisme adalah Tuhan Tunggal, Tuhan Maha

Esa, Pencipta Alam Semesta. Tentang Tuhan, dalam Islam dikenal dengan konsep Tauhid yang tentunya sudah melekat dalam hati umat Islam

 Keesaan Tuhan berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan

Esa-Nya Tuhan:

1. Tuhan (Allah) itu Esa Wujud-Nya 2. Tuhan (Allah) itu Esa Zat-Nya 3. Tuhan (Allah) itu Esa Sifat-Nya

4. Tuhan (Allah) itu Esa Perbuatan-Nya

E. Konsep Alam Semesta

1. Alam ini adalah makhluq = diciptakan Allah (QS. al-Baqarah 2:

117).

2. Alam ini akan rusak dan berakhir (QS. al-Qoshosh 28 : 88).

3. Alam ini rill, nyata, konkrit, bukan maya (QS. al-An'am 6 : 73;

QS. Shod 38 : 27).

(19)

5. Alam terikat dengan hukum-hukum tertentu yang pasti (QS. al-Furqon 25: 2; QS. ar-Ro'du 13: 8; QS. ar-Rahman 55: 5).

6. Alam ini dapat dipikirkan dan dipelajari (QS. al-Jasiyah 45: 13).

7. Seluruh alam ini patuh kepada ketentuan Tuhan (QS. Ali-'Imran

3: 83; QS. an-Nahl 16: 49 dan 50; QS. al-Isra„17:44). Penciptaan alam bertujuan :

Membuktikan kebesaran Allah (QS. Ali-Imran 3: 190).

Disiapkan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia (QS. Luqman 31: 20).

Ujian untuk manusia (QS. Hud 11: 7; QS. al-Mulk 67: 2).

Alam ini berpasang-pasangan (QS. adz-Dzariyat 51: 49). Buah-buahan (QS. ar-Ro'du 13: 3). Ternak dan manusia (QS. asy-Syura 42: 11). Yang tidak diketahui (QS. Yasin 36: 36).

Proses kejadian alam :

Berkembang dari satu dzat seperti gas (QS. Fushshilat 41: 9-12). Dipisah-pisahkan menjadi benda-benda langit, galaksi, planet dan lain-lain (QS. al-Anbiya 21: 30; QS. adz-Dzariyat 51: 7).

(20)

MODUL III

AGAMA DAN AGAMA ISLAM

A. Pengertian Agama dan Agama Islam 1. Pengertian Agama

 Secara etimologis kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “tradisi“.

 Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin dan berasal dari kata kerja “re-ligare“ yang berarti “mengikat kembali“.  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “agama” adalah sistem atau prinsip

kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.

 Dalam bahasa Arab agama disebut “ad-din”, berarti ketaatan, paksaan, penghambaan, kekuasaan, balasan, adat, perhitungan amal, dll.

 Sinonim kata “din” dalam bahasa arab ialah “milah”. Bedanya, milah lebih memberikan titik berat pada ketetapan, aturan, hukum, tata tertib, atau doktrin dari din

(21)

 Secara epistimologi agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk

dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggungjawab kepada Allah, kepada masyarakat serta alam sekitarnya.

 Ruang lingkup ajaran agama mengandung unsur: Keyakinan; Peribadatan; dan Sistem nilai.

 Tujuan agama adalah membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik, kebahagiaan di dunia dan akhirat, dan membebaskan manusia dari kehidupan sesat.

Fungsi agama bagi manusia:

a. Dapat mendidik jiwa manusia menjadi tenteram, sabar, tawakkal dan sebagainya.

b. Dapat mendidik manusia berani menegakkan kebenaran dan takut untuk melakukan kesalahan.

c. Dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwa mereka tumbuh sifat-sifat utama seperti rendah hati, sopan santun, hormat-menghormati dan

(22)

Jenis-Jenis Agama

a. Dari segi penyebaran

•Agama Universal, merupakan agama-agama yang "besar" dan mempunyai

minat untuk menyebarkan ajaran untuk keseluruhan umat Manusia. Sasaran agama jenis ini adalah kesemua manusia tanpa mengira kaum dan bangsa. Contohnya: Agama Islam, Kristian dan Buddha.

•Agama Folk, merupakan agama yang kecil dan tidak mempunyai sifat

dakwah seperti agama universal. Amalannya hanya terhad kepada etnik tertentu. Contohnya: Agama Rakyat China/Taoisme.

b. Dari segi sumber rujukan

•Agama Wahyu atau Samawi atau Langit, yaitu agama yang diturunkan dari Tuhan melalui seorang Rasul. Contohnya: agama Islam, Nasrani, dan Yahudi. •Agama Budaya atau Ardhi atau Bumi, yaitu agama yang berasal dari ajaran seorang manusia dan merujuk kepada pelbagai sumber seperti pembuktian, tradisi, falsafah dan sebagainya. Contohnya: agama Budha, dan Hindu.

Perbedaan agama wahyu dengan agama budaya terletak pada aspek: waktu penyampaian kepad manusia, disampaikan melalui Rasul, kitab suci, sifat

kemutlakan kebenarannya, konsep ketuhanannya, sifat universalitas keberlakuannya.

(23)

c. Dari segi tanggapan ketuhanan

•Agama Monoteisme, merupakan agama yang menganggap Tuhan hanya satu, yakni mendukung konsep ketauhidan Tuhan. Contohnya, agama Islam.

•Agama Politeisme, merupakan agama yang menganggap bahwa Tuhan wujud secara berbilangan, yakni ada banyak Tuhan atau Tuhan boleh berpecah kepada banyak

bentuk. Contohnya, agama Hindu, Agama Rakyat China. Berdasarkan cara beragamanya :

Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara

beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang

berkedudukan tinggi atau punya pengaruh.

Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan

pengetahuan, ilmu dan pengamalannya.

Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) dibawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan

(24)

2. Pengertian Agama Islam

Pengertian Islam, berasal dari kata “salama-salamun” berarti keselamatan, “sallama-taslim” berarti penyerahan, “salima-silmun” berarti perdamaian, “saluma-sulamun” berarti tangga.

Menurut istilah, agama Islam adalah agama wahyu, yaitu agama yang berasal dari Allah swt diwahyukan kepada manusia yang dipilih-Nya (Rasul). Kemudian wahyu-wahyu itu diwujudkan menjadi kitab suci yang menjadi pedoman hidup umat manusia agar mereka berbahagia dunia dan akhirat.

Turunnya Agama Islam. Pada malam 17 Ramadhan, bertepatan dengan 6 Agustus tahun 610 M, Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah SWT yang disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril a.s. Ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT adalah surat Al-Alaq 96: 1-5.

Tujuan Agama Islam. Allah swt menurunkan agama Islam sebagai rahmat kepada semesta alam (QS. Al-Anbiya 21: 107), karena tujuan agama Islam adalah agar umat manusia memperoleh rida Allah , bahagia dunia-akhirat.

(25)

D. Pendekatan Studi Islam 1. metode filologi.

Merupakan aktivitas mengamati atau meneliti terhadap teks yang terdapat pada kitab kitab suci dalam memahami terhadap kebenaran yang di berikan oleh teks atau suatu peristiwa dan mempelajarinya serta mencari rumpun dari bahasa teks ( Az- Zumar 39 : 52 ).

2. metode phenomenologi.

Ialah meneliti dan memahami sesuatu dari berbagai gejala yang diberikan dengan tidak mempermasalahkan darimana datangnya gejala itu, misalnya adanya pengulangan terhadap gejala yang di berikan antara ummat sebelumnya dan ummat sesudahnya,

.3.Pendekatan metode semantik.

Ialah meneliti dalam bentuk makna yang di berikan oleh teks

maupun peristiwa yang berupa simbol simbol yang di berikan sebagai cabang linguistik dalam logika, sebagai contoh dalam pendekatan

semantik dari perkataan ”mengetahui dan tidak mengetahui” . ( Az-Zumar 39 : 9 )

(26)

4.Pendekatan histerografi,

Adalah meneliti suatu permasalahan melalui sejarah ummat maupun Individu yang di jelaskan pada ayat ayat Qur-an, misalnya keingkaran kaum a‟d pada ayat-ayat Allah dan pada rasul Allah. ( Hud 11 : 59 ) 5.Pendekatan hermeunitik

Ialah suatu bentuk pendekatan untuk memberikan suatu jawaban pada suatu permasalahan dan kemudian menghubungkan dengan

permasalahan yang lainnya dari keseluruhan masalah yang berkaitan. Tindakan pengamat atau penulis dalam pendekatan hermeuninitik

dapat mengambil bentuk bentuk :

a.To express (To say) ; pengamat atau penulis bertindak sebagai pengungkap.

b.To explain ; pengamat atau penulis betindak sebagai penjelas. c.To translate ; pengamat atau penulis bertindak sebagai sebagai

penterjemah dari suatu masalah.

6.Pendekatan yang bersifat deskriftif,

yaitu pendekatan dimana pengamat atau penulis mendekati Permasalahan bertindak sebagai penutur, penganalisa, dan pengkelassifikasian melalui studi komperatif (perbandingan).

(27)

B. Pokok-pokok Ajaran Agama Islam:

a. Aqidah, yatu kepercayaan terhadap Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, Rasul-Nya, hari akhir, dan qadha dan qadar Allah.

b. Syari’ah, yaitu segala bentuk peribadatan baik ibadah khusus, seperti

thaharah, shalat, zakat, puasa dan haji, maupun ibadah umum (mu‟amalah), seperti hukum publik dan hukum perdata.

c. Akhlak, sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran terlebih dahulu.

C. Fungsi Agama Islam:

a. Menyempurnakan agama yang terdahulu

b. Agama fitrah. Fitrah artinya sifat asal, bakat, pembawaan dari asal muasal kejadian manusia dan suci bersih dari dosa

c. Pendorong kemajuan. Agama Islam menghendaki dan memerintahkan setiap muslim untuk menjadi sebaik-baik manusia, dan unggul dalam segala bidang (Ali Imran 3: 110)

d. Memberikan pedoman hidup bagi manusia. Agama Islam merupakan sumber sistem nilai yang harus dijadikan pedoman hidup oleh manusia.

(28)

E. Islam rahmatan lil’alamin

Kata rahmatan lil alamin berarti mengasihi segala ciptaan dari Allah yang berada di langit dan di bumi selain Allah, untuk di kasihi

sebagaimana menga sihi Allah, baik sahabat ataupun musuh Allah ; dan mengapa Islam di katakan rahmatan lil alamin, maka terhadap pembahasan pada masalah yang demikian perlu di perhatikan,

rekomendasi firman Allah tentang masalah penciptaanNya seperti yang di ungkapkan dalam wahyu Nya :

1) Realitas keseimbangan bagi kehidu pan alam semesta sebagaimana telah di ciptakan oleh Allah dalam sunnah yang merupakan ketetapan hukum bagi alam semesta ( Al-Mulk 67:3 )

2) Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi ( Al-Infitar 82:7) 3) Allah telah mengkons truksikan realita lembaga taubatan nasuha

sebagai pamungkasnya ( Al-Quran Surat 14 Ibrahim : 14 )

(29)

F.` Alasan mengapa Masuk Islam

Untuk memberikan jawaban alasan mengapa masuk islam ? Dapat dijawab melalui :

a. Kebenaran mutlak dan ungkpan kebenaran relatif dan termasuk

dalam masalah seperti ungkapan judul di maksud , maka terhadap ungkapan ini dapat diamati melalui tuturan wahyu (Al-Quran Surat 16 An-Nahl Ayat 89)

Kebenaran mutlak ini merupakan kebenaran yang mesti di imani bagi setiap muslim dan konsekuensi bagi yang menafsirkan adalah kekufuran terhadap Allah.

b. Kebenaran relatif

Ialah kebenaran yang di teorikan atau didalilkan oleh manusia dianggap benar selama belum ada fakta dan data baru yang

merevisinya. Contoh pendapat para alim ulama dan cendekiawan.

c. Kebenaran konsistensi, yaitu sebagai bentuk dari konsistensi

beriman kepada Allah. Otomatis harus membenarkan segala yang datang dari Allah.

d. Kebenaran pragmatisme

Ialah kebenaran berdasarkan kemanfaatan bagi teori atau dalil yang diberikan.

Ketiga teori ini tidak di dapati satupun dari ketiganya yang

bertentangan dengan kebenaran mutlak. ( Al –An-Nam 6:125). (Az-zumar 39:22 dan ( Al-Isra‟ 54 : 105 )

(30)

MODUL IV

SUMBER AJARAN ISLAM A. AL-QUR'AN

1. Pengertian al-Qur’an

Al-Qur‟an berasal dari kata “qara‟a”, berarti mengumpulkan dan menghimpun, juga berarti “qur‟anah”, artinya bacaan. (QS. Al-Qiyamah 75 : 17-18)

Al-Qur‟an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw. Secara lafaz, makna dan gaya bahasa, yang termaktub dalam mushaf yang dinukil secara mutawatir, yang bagi pembacaannya merupakan ibadah.

1. Nama-nama Al-Qur’an:

Al-Kitab = Tulisan yang Lengkap (QS. Al-Baqarah2:2), Al-Furqan = Memisahkan yang Haq dari yang Bathil (QS. Al-Furqon25:1), Al-Mau‟idhah = Nasihat (QS. Yunus 10:57), Asy-Syifa‟ = Obat (QS. Yunus 10:57), Al-Huda = Yang Memimpin (QS. Al-Jin 72:13), Al-Hikmah = Kebijaksanaan (QS. Al-Isra 17:39), Adz-Dzikru = Peringatan (QS. Al-Hijr 15:9).

2. Kedudukan Al-Qur’an:

Al-Qur‟an sebagai sumber utama dan pertama dari seluruh ajaran Isam, berturut-turut Al-Sunnah dan Ijtihad.

(31)

3. Fungsi Al-Qur’an:

a. Sebagai Mukjizat Nabi Muhammad SAW (QS. Al-Isra 17: 88) b. Pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia (QS. An-Nisa 4: 105) c. Pemisah yang hak dengan yang batil (QS. Asy-Syura 42: 24) d. Peringatan bagi manusia (QS. Al-Furqon 25: 1)

e. Sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya ( QS. Al-Maidah 5: 48)

4. Isi kandungan al-Qur’an: a. Keimanan dan keyakinan b. Tuntunan ibadah dan hukum c. Berisi daya tarik dan ancaman

d. Berisi tata aturan yang diperlukan manusia dalam hubungannya dengan Allah, manusia, hewan, dan alam sekitar demi kebahagiaan dunia dan akhirat

e. Berisi riwayat-riwayat orang terdahulu baik yang taat maupun yang mengingkari. 5. Kodifikasi Al-Qur’an:

Wahyu turun kepada Nabi, Nabi langsung memerintahkan para sahabat penulis wahyu untuk menuliskannya secara hati-hati. Begitu mereka tulis, kemudian mereka hafalkan sekaligus mereka amalkan

Pada awal pemerintahan khalifah yang pertama dari Khulafaur Rasyidin, yaitu Abu Bakar Shiddiq, Qur‟an telah dikumpulkan dalam mushhaf tersendiri

(32)

Pada zaman khalifah yang ketiga, „Utsman bin „Affan, Qur‟an telah sempat diperbanyak

Dalam perkembangan selanjutnya, tumbuh pula usaha-usaha untuk

menyempurnakan cara-cara penulisan dan penyeragaman bacaan, dalam rangka menghindari adanya kesalahan-kesalahan bacaan maupun tulisan.

6. Pembagian Isi Al-Qur’an:

Al-Qur‟an terdiri dari 114 surat; 91 surat turun di Makkah dan 23 surat turun di Madinah. Ada pula yang berpendapat, 86 turun di Makkah, dan 28 di Madinah Surat/ayat yang turun sebelum Nabi Hijrah dinamakan surat Makkiyyah, pada umumnya suratnya pendek-pendek, menyangkut prinsip-prinsip keimanan dan akhlaq, panggilannya ditujukan kepada manusia

Surat/ayat yang turun etelah Nabi Hijrah ke Madinah disebut surat Madaniyyah, pada umumnya suratnya panjang-panjang, menyangkut peraturan-peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan atau seseorang dengan lainnya ( syari‟ah ).

Atas inisiatif para ulama maka kemudian Al-Qur‟an dibagi-bagi menjadi 30 juz.

(33)

B. Al-HADIS/SUNNAH

1. Pengertian al-Hadis dan as-Sunnah

 Secara bahasa hadis berarti baru, dekat, dan informasi. Sedangkan as-Sunnah berarti cara, jalan, undang-undang, kebiasaan dan tradisi.

 Secara istilah hadis berarti segala perbuatan (af‟al), perkataan (aqwal), dan keizinan Nabi Muhammad saw (taqrir).

2. Fungsi al-Hadis terhadap al-Qur’an:

a. Bayan Tafsir, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal dan musytarak. Seperti hadits : “ Shallu kama ro-aitumuni ushalli “. (Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat) adalah merupakan tafsiran

daripada ayat Al-Qur‟an yang umum, yaitu : “ Aqimush- shalah “, (Kerjakan shalat)

b. Bayan Taqrir, yaitu as-Sunnah berfungsi untuk memperkokoh dan memperkuat pernyataan al-Qur‟an. Seperti hadits yang berbunyi : “ Shoumu liru‟yatihiwafthiru

liru‟yatihi “ (Berpuasalah karena melihat bulan dan berbukalah karena melihatnya) adalah memperkokoh ayat Al-Qur‟an dalam surat Al-Baqarah 2: 185.

(34)

c. Bayan Taudhih, yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat al-Qur‟an, seperti pernyataan Nabi : “ Allah tidak mewajibkan zakat melainkan supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah dizakati “, adalah taudhih (penjelasan) terhadap ayat Al-Qur‟an dalam surat at-Taubah 9: 34.

3. Perbedaan Antara Al-Qur'an dan Al-Hadits sebagai Sumber Hukum

a. Al-Qur‟an nilai kebenarannya adalah qath‟I (absolut), sedangkan al-Hadits adalah zhanni (kecuali hadits mutawatir)

b. Seluruh ayat al-Qur‟an mesti dijadikan sebagai pedoman hidup. Tetapi tidak semua hadits mesti kita jadikan sebagai pedoman hidup

c. Al-Qur‟an sudah pasti otentik lafazh dan maknanya sedangkan hadits tidak

d. Apabila Al-Qur‟an berbicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-hal yang ghaib, maka setiap muslim wajib mengimaninya.

4. Kodifikasi Hadis

Pada zaman „Umar bin Abdul Azis, khalifah ke-8 dari dinasti Bani Umayyah (99-101 H) timbul inisiatif secara resmi untuk menulis dan membukukan hadits

Kodifikasi Hadits dilatar belakangi oleh adanya usaha-usaha untuk membuat dan menyebarluaskan hadits-hadits palsu dikalangan ummat Islam, baik yang dibuat oleh ummat Islam sendiri karena maksud-maksud tertentu, maupun oleh orang-orang luar yang sengaja untuk menghancurkan Islam dari dalam.

(35)

5. Macam-Macam Hadis

a. Dilihat dari segi jumlah orang yang menyampaikan:

Hadits mutawatir, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang kepada banyak orang dan seterusnya sehingga tercatat dengan banyak sanad. Dan mustahil orang yang banyak itu sepakat untuk berdusta

Hadits masyhur, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih hingga tercatat dengan sanad sekurang-kurangnya tiga orang

Hadits aziz, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh dua orang sanad hingga tercatat dengan dua sanad

Hadits gharib, yaitu hadits yang diriwayatkan seorang sanad hingga tercatat satu sanad.

b. Dilihat dari segi kualitasnya:

Hadits Shahih. Yaitu sunnah/hadits yang diriwayatkan oleh orang-orang yang adil (baik), kuat hafalannya, sempurna ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai kepada Rasul, tidak mempunyai cacat, dan tidak bertentangan dengan dalil periwayatan yang lebih kuat (Al Qur‟an)

Hadits Hasan. Yaitu sunnah/hadits yang diriwayatkan oleh orang-orang yang adil (baik), sanadnya bersambung sampai kepada Rasul, tidak mempunyai cacat, dan tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat (Al Qur‟an), tapi kekuatan hafalan atau ketelitian perawinya kurang baik.

(36)

Hadits Dha’if. Yaitu sunnah/hadits lemah karena perawinya tidak adil, terputus

sanadnya, punya cacat, bertentangan dengan dalil atau periwayatan yang lebih kuat, atau cacat lainnya

Hadits Maudhu’. Yaitu sunnah/hadits yang dibuat oleh seseorang (karangan sendiri) kemudian dikatakan sebagai perkataan atau perbuatan Rasulullah saw.

c. Dilihat dari segi diterima atau ditolaknya:

Hadis Maqbul, ialah hadis yang diterima dan dapat dijadikan hujjah/sumber hukum Hadis Mardud, ialah hadis yang ditolak dan tidak boleh dijadikan sumber hukum. d. Dilihat dari siapa yang berperan dalam berbuat atau bersabda:

Hadis Marfu’, ialah hadis yang disandarkan kepada Nabi saw Hadis Mauquf, ialah hadis yang disandarkan kepada sahabat Hadis Maqthu’, ialah hadis yang disandarkan kepada tabi‟in. 6. Kitab-kitab hadis yang dinilai terbaik:

Ash-Shahih Bukhari; Ash-Shahih Muslim; Ash-Sunan Abu-Dawud; As-Sunan Nasai ; As-Sunan Tirmidzi; As-Sunan Ibnu Majah ; dan Al-Musnad Imam Ahmad.

(37)

C. IJTIHAD

1. Pengertian Ijtihad

 Secara bahasa ijtihad berarti pencurahan segenap kemampuan untuk

mendapatkan sesuatu.

 Menurut istilah ialah mengerahkan segala potensi akal pikiran dan

kemampuan semaksimal mungkin untuk menetapkan hukum-hukum syari‟ah.

 Dasar keharusan berijtihad ialah QS. A-Nisa 4: 59.

2. Kedudukan Ijtihad

a. Pada dasarnya yang ditetapkan oleh ijtihad tidak dapat melahirkan

keputusan yang mutlak absolut. Sebab ijtihad merupakan aktifitas akal pikiran manusia yang relatif

b. Sesuatu keputusan yang ditetapkan oleh ijtihad, mungkin berlaku bagi

seseorang tapi tidak berlaku bagi orang lain

c. Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah mahdhah. Sebab

urusan ibadah mahdhah hanya diatur oleh Allah dan Rasulullah

d. Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-Qur‟an dan

as-Sunnah

e. Dalam proses berijtihad hendaknya dipertimbangkan faktor-faktor

motifasi, akibat, kemaslahatan umum, kemanfaatan bersama dan nilai-nilai yang menjadi ciri dan jiwa daripada ajaran Islam.

(38)

3. Bentuk-Bentuk Ijtihad

Ijma‟ = konsensus = ijtihad kolektif. Yaitu persepakatan

ulama-ulama Islam dalam menentukan sesuatu masalah ijtihadiyah

Qiyas = reasoning by analogy. Yaitu menetapkan sesuatu hukum

terhadap sesuatu hal yang belum diterangkan oleh al-Qur‟an dan as-Sunnah, dengan dianalogikan kepada hukum sesuatu yang sudah diterangkan hukumnya oleh al-Qur‟an/as-Sunnah, karena ada sebab yang sama

Istihsan = preference. Yaitu menetapkan sesuatu hukum

terhadap sesuatu persoalan ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip umum ajaran Islam seperti keadilan, kasih sayang dan lain-lain.

Mashalihul Mursalah = utility, yaitu menetapkan hukum

terhadap sesuatu persoalan ijtihadiyah atas pertimbangan

kegunaan dan kemanfaatan yang sesuai dengan tujuan syari‟at.

Saddudz Dzari'ah, yaitu menetapkan hukum atas dasar

kehilangan kerusakan/kemadorotan bagi seseorang atau segolongan orang.

Istishab, yaitu menetapkan hukum atas hukum yang telah

berlaku sampai ada hukum yang merubahnya.

'Urf, yaitu menetapkan suatu hukum yang telah menjadi

(39)

MODUL V

HAKEKAT MANUSIA MENURUT ISLAM A. Konsep Manusia

 Teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo valens (manusia berkeinginan)

 Teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mechanicus (manusia mesin)

 Teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir)

 Teori humanisme menyebut manusia sebagai homo ludens (manusia bermain).

 Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fungsi tubuh dan fisiologisnya.

 Dalam diri manusia terdapat sesuatu yang tidak ternilai harganya, sebagai anugerah Tuhan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu akal.

 Ada dua komponen esensial yang membentuk hakikat manusia yang

membedakannya dari binatang, yaitu potensi mengembangkan iman dan ilmu. Manusia Menurut Al-Qur’an

 Al Qur‟an tidak menggolongkan manusia ke dalam kelompok binatang (animal) selama manusia mempergunakan akalnya dan karunia Tuhan lainnya. (QS. Al-A‟raf 7: 179)

(40)

Manusia dalam al-Qur’an disebut;

a. Al-Insan: Potensi untuk berkembang, tumbuh secara fisik dan mental menghasilkan kreatifitas dan keseniaan (al-Insan 76: 1).

b. Al-Basyar: Jasad, tubuh, jasmani dan biologis (al-Hijr 15: 28).

c. Bani Adam: Kemanusiaan, tidak tergoda syaitan, keluarga bersaudara (al-Isra‟ 17: 70).

d. An-Nas: Sebagai makhluk sosial (an-Nas 114: 1).

e. Al-Ins, Abdun: Pengabdi Allah, hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepada-Nya (Az-Zariyat 51: 56, Saba‟ 34: 9).

f. Khalifah: Pemelihara alam dan bertanggung jawab kepada Allah (Al-Baqarah 2: 30).

Aspek manusia terdiri dari: 1. Aspek material (jasmaniah);

-Manusia berasal dari: tanah kasar (turab): Ali Imran3: 59, Al-Kahfi 18: 37; menjadi sari pati (sulalah): Mukminun 23: 12; atau dari tanah liat (tin) A‟raf7: 12, Al-An‟am 6: 2; lalu menjadi air mani (nuthfah) Al-Mukminun 23: 13, lalu menjadi segumpal darah („alaqah), lalu menjadi daging (mudghah), lalu menjadi tulang („idhamah), lalu tulang itu dibungkus daging (janin) Al-Mukminun 23: 14, kemudian Allah meniupkan roh (manusia).

(41)

2. Aspek immaterial (rohani)

Roh, berupa daya manusia mengenal dirinya, mengenal tuhannya, dan ibadah lainnya

Nafs, berupa panas alami pada pembuluh nadi, otot syaraf, tanda kehidupan. Segi-segi positif manusia:

1. Manusia adalah khalifah Tuhan di bumi. (Al Baqarah 2: 30)

2. Manusia mempunyai kapasitas intelegensia yang paling tinggi. (Al-Baqarah 2: 31-33)

3. Manusia mempunyai kecenderungan dekat dengan Tuhan. (Al-A‟raf 7: 172) 4. Manusia dikaruniai pembawaan yang mulia dan martabat. (Al-Isra 17: 70) 5. Manusia memiliki kesadaran moral. (Asy-Syams 91: 7-8)

6. Tuhan menciptakan manusia agar mereka menyembah-Nya; dan tunduk patuh kepada-Nya menjadi tanggungjawab utama mereka. (Adz-Dzariyat 51: 56)

Segi-segi negatif manusia:

1.Bersifat tergesa-gesa (Al-Isra 17: 11) 2.Sering membantah (Al-Kahfi 18: 54)

3.Ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhan (Al-Adiyat 100: 6) 4.Keluh kesah, gelisah dan kikir (Al-Ma‟arij 70: 19)

5.Amat zalim dan bodoh (Al-Ahzab 33: 72)

(42)

Dimensi-dimensi Manusia

a. Secara fisik manusia hampir sama dengan hewan, membutuhkan makan, minum, istirahat dan menikah, supaya ia dapat hidup, tumbuh dan

berkembang.

b. Manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat etis, yaitu ingin memperoleh keuntungan dan mengindari kerugian.

c. Manusia mempunyai perhatian terhadap keindahan. d. Manusia memiliki dorongan untuk menyembah Tuhan.

e. Manusia mempunyai kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda, karena ia dikaruniai akal, pikiran, dan kehendak bebas.

f. Manusia mampu mengenal dirinya sendiri. B. Eksistensi dan Martabat Manusia

Tujuan Penciptaan Manusia

Manusia diciptakan oleh Allah di dunia ini tidak lain supaya mereka menyembah Allah dan bersetatus pengabdi Allah. (QS. Az-Zariyat 51: 56)

Fungsi dan Peranan Penciptaan Manusia

Manusia adalah khalifah Tuhan di muka bumi. (QS. Al-Baqarah 2: 30)

Khalifah adalah wakil Tuhan di atas muka bumi ini dengan tuntunan al-Qur‟an

berfungsi sebagai penterjemah sifat-sifat Tuhan ke dalam kenyataan kehidupan dan penghidupan manusia sehari-hari dalam batas-batas kemanusiaan yang diridhoi Allah.

(43)

Tugas atau fungsi manusia sebagai khalifah Allah:

Mewujudkan kemakmuran: “Dia (Allah) telah menciptakan kamu (manusia) dari tanah dan meminta kamu untuk memakmurkannya”. (QS. Hud 11: 61)

Mewujudkan kebahagiaan: “Allah hendak membimbing orang yang mengikuti keridhaan-Nya dengan al-Qur’an itu kejalan kebahagiaan”. (QS. Al-Maidah 5: 16) 3. Tanggungjawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah

Sebagai khalifah senantiasa haruslah bekerja, mengambil dan memanfaatkan kekayaan alan ini sebaik-baiknya dalam bentuk yang positif yang berpedoman kepada ajaran-ajaran yang terdapat dalam al-Qur‟an dan al-Hadits.

Menurut Prof. Abbas Mahmud al-Aqqad mendefinisikan: manusia adalah

(44)

MODUL VI

HUKUM DAN SYARIAH A. Pengertian hukum dan hukum Islam

1. Pengertian hukum

Hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan snksi Ciri-ciri hukum :

a. Adanya perintah dan atau larangan

b. Perintah dan atau larangan tersebut harus dipatuhi dan ditaati oleh semua orang.

2. Pengertian hukum islam

a. Hukum Islam merupakan koleksi daya upaya tuqaha dalam menerapkan syariah islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan pengertian ini mendekati kepada makna fiqih.

b. Apabila kata hukum dikaitkan dengan islam, maka hukum islam bermakna seperangkat peraturan yang berdasarkan wahyu Allah dan sunnah rasul tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua umat yang beragama islam.

c. Hukum islam adalah hukum yang ditetapkan Allah di dalam Al Quran, dijelaskan oleh nabi dalam hadis serta dikembangkan oleh ulama dalam ijtihad.

Dalam susunan ajaran pokok islam hukum islam disebut dengan syariah. Syariah adalah undang-undang atau aturan yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesama manusia dan alam semesta

(45)

. Syariah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah (ibadah mahdhoh) dan muamalah (ibadah ghairu mahdhoh)

Syariah secara bahasa berasal dari kata “syara‟a” berarti menjelaskan atau menyatakan sesuatu, atau “asy syar‟u” berarti suatu tempat yang dapat

menghubungkan sesuatu yang lain. Secara istilah syariah berarti aturan atau

undang-undang yang diturunkan Allah unutk mengatur hubungan manusia dengan Allah,hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Hukum yang dihasilkan dari pendalaman Al Quran dan hadis oleh para ulama

tersebut disebut fiqh. Fiqh

Fiqh adalah pengembangan dari syariah.

Fiqh dapat berubah-ubah, tidak mutlak dan bersifat lokal. Perbedaan syariah dengan fiqh adalah :

1. Syariah terdapat dalam Al Quran dan Al Hadits, sedang fiqh terdapat dalam buku-buku fiqh mazhab.

2. Syariah bersifat fundamental dan universal, sedang fiqh bersifat instrumental, dan ruang lingkupnya terbatas.

3. Syariah bersifat abadi, fiqh dapat berubah, atau diubah 4. Syariah hanya satu, fiqh banyak sesuai mazhabnya.

(46)

Hukum syara‟ merujuk pada satuan norma atau kaidah. Himpunan norma atau

hukum syara‟ ini membentuk fiqh. Norma atau hukum syara‟ yang membentuk fiqh ini meliputi baik norma taklifi seperti wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram, maupun norma wadh‟I seperti sebab,syarat dan mani‟ ( penghalang).

Qanum(hukum positif), menggambarkan dari syariah yang telah diintegrasikan oleh pemerintah menjadi hukum Negara. Misalnya undang-undang Nomer I Tahun 1974 tentang perkawinan, Undang-undang Nomer 41 tahun 2004 tentnag wakaf dan

sebagainya. Selain itu qanun juga merujuk kepada berbagai peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh suatu pemerintah di negeri muslim dalam rnagka mengisi

kekosongan dan melengkapi syariah.

Tujuan hukum islam adalah untuk memberikan kemaslahatan bagi manusia dan mencegah kemadharatan, mengarahkan kepada kebenaran, unutk menuju

kebahagiaan dunia dan akhirat. B. Fungsi dan Tujuan

1. Menegakkan kemaslahatan dan menolak kemafsadatan.

2. Menyeimbangkan kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat. 3. Menegakkan nilai-nilai kemasyarakatan

C. Prinsip Syariah

1. Dilandasi iman ikhlas

2. Membentuk kesejahteraan manusia

(47)

C. Karakteristik Syariah

1. Bersifat rabbaniyah dan diniyyah

Mencerminkan kesucian syariah, dan rasa cinta dan penghargaan terhadapnya. 2. Menghormati dan mentaati hukummijtihad dan peraturan negara.

3. Membentuk akhlak dan moral

Syariah memelihara hubungan masyarakat, menjaga nilai-nilai luhur masyarakat, dan manjujung tinggi nilai-nilai akhlak.

4. Bersifat realistis

Syariah diturunkan Allah sesuai kejadian yang dialami manusia, menetapkan qishah bagi pembunuh secara sengaja, dan prinsip keadilan lainnya.

Penerapan hukum secara bertahap dan berproses Misalnya mengenai haramnya hamr.

D. Ruang Lingkup

Syariah terdiri atas ibadah mahdhoh dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah terdiri atas: Syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah ghairu mahdhah terdiri atas hubungan manusia dengan manusia lain, dengan dirinya sendiri dan dengan alam sekitar. Ibadah ghairu mahdhah seperti: perkawinan, perwalian, warisan, wasiat, hibah, tijarah, perburuhan, koperasi, sewa menyewa, pinjam meminjam, pemerintahan, hubungan antar bangsa, dan hubungan antar golongan.

(48)

F. Keleluasaan Muamalah

Dalam melaksanakan muamalah manusia diberi keleluasaan sesuai kondisi dan situasi manusia, tetapi harus bersandar kepada Al Quran dan As Sunnah. Apabila tidak ada dalam Al-Quran dan As-Sunanah maka dapat menggunakan ijtihad. Ijtihad mengahasilkan :

1. Sistem kekeluargaan 2. Sistem ekonomi

3. Sistem sosial

4. Sistem ilmu pengetahuan dan teknologi G. Pokok-pokok Ajaran Islam

a. Aqidah (Rukun Iman) terdiri dari Iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul, iman kepada hari kiamat, iman kepada Qadla dan Qadar.

b. Syariah, terdiri dari:

1) Ibadah khusus (Mahdhah) atau rukun Islam yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, haji.

2) Ibadah umum (Muamalah), yaitu hubungan antar sesama manusia, hubungan antar manusia dengan kehidupannya, hubungan antar manusia dengan alam sekitar / alam semesta.

(49)

c. Akhlak

Akhlak kepada Allah, akhlak kepada makhluk, akhlak kepada diri sendiri, keluarga, orang lain dan lingkungan masyarakat luas, akhlak terhadap alam sekitar (

(50)

MODUL VII

PERKAWINAN DAN PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH A. Perkawinan

1. Pengertian

Perkawinan adalah suatu akad atau perikatan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara laki-laki dengan perempuan, dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup berkeluarga, yang diliputi ketenteraman, kasih sayang dengan cara yang diridhoi Allah SWT.

2. Dalil

An Nisa 4: 1, Yasin 36:36, Adz Dzariyat 51: 49, Hadis Nabi. B. Mencari jodoh, meminang

Mencari calon isteri

Islam menganjurkan memiliki isteri yang sholihah, yaitu: mematuhi ketentuan agama, jujur, bersikap luhur, memperhatikan hak suami dan memelihara anak dengan baik. Memilih wanita karena empat hal: kecantikannya, keturunannya, hartanya dan agamanya. Pilihlah yang beragama, supaya selamat dirinya. Wanita sholihah adalah wanita yang cantik, patuh, baik dan amanah.

(51)

Memilih calon suami

Syarat calon suami: berakhlak mulia, baik keturunan, tidak zalim, tidak fasik, bukan ahli bid‟ah, bukan pemabuk, tidak jahat, dan sedikit berbuat

C. Tujuan

Untuk memenuhi hajat naluri manusia, sesuai petunjuk agama dalam rangka mewujudkan keluarga harmonis, sejahtera, bahagia lahir batin, berdasar cinta kasih, dan kasih sayang.

Selain itu, juga bertujuan untuk: a. Kelangsungan keturunan

b. Memenuhi hajat naluri untuk mendapatkan kasih sayang, ketenteraman hidup.

c. Memenuhi perintah agama

d. Menimbulkan rasa tanggung jawab, hak dan kewajiban. e. Membangun keluarga bahagia, masyarakat muslim damai.

(52)

D. Hukum perkawinan 1. Hukum

a. Hukum asal: mubah, asalkan sudah memenuhi syarat

b. Wajib: bagi yang telah mampu, telah ingin nikah, khawatir berzina c. Haram: melaksanakan perkawinan unutk menyakiti isteri.

d. Sunnah: telah mampu lahir batin, tetapi tidak akan berbuat zina e. Makruh: bagi yang belum mampu.

2. Dasar nikah

Dasar pernikahan menurut Islam adalah satu isteri (monogami), lebih dari satu isteri adalah alternatif dengan syarat berat sekali (kemampuan lahir batin: Surat An Nisa 4: 3).

E Rukun dan syarat 1. Rukun Pernikahan

a. Wali calon mempelai wanita

b. Calon mempelai laki-laki dan wanita c. Dua orang saksi

d. Mahar

e. Akad nikah

(53)

2. Syarat Pernikahan

- Calon mempelai pria, syaratnya: 9 - Calon mempelai wanita, syaratnya: 5 3. Wali

Dari segi keturunan:

(1) Ayah kandung (7) Anak laki-laki saudara seayah (2) Kakak laki-laki (8) Paman dari pihak Bapak (3) Saudara laki-laki kandun (9) Anak laki-laki paman

(4) Saudara laki-laki seayah (5) Saudara laki-laki seibu

(6) Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung Dari segi haknya:

(1) Wali mujbir (2) (2) Wali hakim

4. Saksi

Syarat saksi:

a. Dua orang laki-laki atau satu orang laki-laki b. ditambah dua orang wanita

c. Muslim d. Baligh e. Beraka

(54)

Ucapan (sighat) nikah, atau ijab qabul nikah

Ijab atau perkataan dari wali: “Hai...1) Saya nikahkan kamu dengan anak saya bernama....2) dengan maskawin ....3) kontan/hutang....4)”. Langsung dijawab (qa-bul) oleh calon pengantin laki-laki: “Saya terima nikahnya....2) anak Bapak, dengan maskawin....3) kontan/hutang….4)”.

Keterangan:

1. Sebut nama pengantin laki-laki 2. Sebut nama pengantin wanita

3. Sebut nama dan ukuran maskawainnya. Misal: “emas seberat 5 gram”

4. Sebut “kontan” apabila maskawinnya ada dan dibayar kontan, dan sebut “hutang” apabila maskawinnya dihutang

F. Al muharramat (Wanita yang haram dinikahi) a. Karena hubungan darah (5 orang)

b. Karena hubungan sepersusuan

c. Karena hubungan semenda (4 orang)

d. Karena li‟an (suami menuduh isterinya berzina) G. Thalaq

1. Pengertian

Thalaq adalah melepaskan ikatan perkawinan, atau bubarnya ubungan perkawinan ( Sayid Sabik,8,1980:7)

Thlaaq adalah menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi pelepasan ikatannya dengan mempergunakan kata tertentu (Zakiah Darajat II,1995:172)

(55)

2. Hukum dan macam-macam thalaq 2. Hukum

Hukum thalaq terlarang, kecuali karena alasan benar.

Hadis : Allah melaknat tiap-tiap orang yang suka merasai dan bercerai ( kawin cerai) 3. Macam-macam thalaq

a. Dari segi waktu dijatuhkan

1. Thalaq Sunni : thalaq yang dijatuhkan sesuai tuntutan

2. Thalaq Bid‟I : thalaq yang tidak memenuhi syarat thalaq sunni

3. Thalaq La Sunni La Bid‟i. Thalaq yang tidak masuk thalak sunni atau bid‟I b. Dari segi tega tidaknya ucapan thalaq :

1) Thalaq sharih, thalaq dengan kata-kata yang jelas dan tegas 2) Thalaq kinayah, thalaq dengan kata-kata sindiran atau samaran. H. Kasus-kasus pernikahan

1. Ta‟lik thalak (janji setelah nikah)

Ta‟lik thalak adalah janji suami kepada isterinya untuk bertanggung jawab terhadap isterinya. Tujuannya untuk melindungi isteri kalausuami melanggar. Bila dilanggar, isteri dapat mengadukan ke Pengadilan Agama, bila pengaduannya diterima dan dibenarkan dengan membayar „iwadh yang dikuasakan kepada Pengadilan Agama, jatuh thalak satu.

(56)

Isi ta’lik thalak:

a. Meninggalkan isteri selama enam bulan berturut-turut b. Tidak menyakiti badan / jasmani

c. Tidak memberi nafkah selama tiga bulan

d. Tidak memperdulikan isteri selama enam bulan berturut-turut 2. Perkawinan campuran

a. Perkawinan campuran adalah:

Perkawinan antara dua orang di Indonesia yang tunduk pada hukum yang berbeda karena perbedaan kewarganegaraan

b. Perkawinan antar dua orang yang berbeda warga negara: bila keduanya Islam perkawinan di KUA.

c. Perkawinan dua orang pemeluk agama yang berbeda: Islam melarang. Mengapa dilarang:

(1) Dalam satu keluarga harus satu aqidah

(2) Tujuan perkawinan untuk menciptakan ketenangan, kasih sayang, kesejahteraan; maka harus satu komando

(57)

Konflik keluarga biasanya disebabkan:

(1) Tidak ada kesatuan antara suami dengan isteri (2) Rumah tangga tanpa agama

(3) Rumah tangga banyak agama (4) Pengaruh orang tua

Akibat perkawinan campuran:

a. Kerenggangan antar keluarga suami/isteri

b. Keluarga berbeda agama akan terkucil dan sulit kembali ke keluarga besarnya

c. Kesulitan perkembangan anak 3. Kawin hamil

Kawin hamil adalah perkawinan antara wanita dengan pria yang menghamilinya.

Menurut Kompilasi Hukum Islam Bab VIII psl.53 wanita yang hamil diluar nikah

dapat dikawinkan dengan laik-laki yang menghamilinya tanpa terlebih dahulu

menunggu kelahiran anaknya. Keduanya tidak perlu melakukan nikah ulang

(58)

4. Perjanjian perkawinan

Perjanjian perkawinan adalah perjanjian yang diadakan sebelum perkawinan dilangsungkan. Biasanya perjanjian dibuat untuk

kepentingan perlindungan hukum terhadap harta bawaan masing-masing suami atau isteri, isinya diserahkan kepada para pihak. Perjanjian perkawinan berlaku sejak perkawinan berlangsung. Berdasarkan KUH perdata, perjanjian perkawinan tidak dapat

diubah. Menurut UU perkawinan perubahan dimungkinkan asal tidak merugikan pihak ketiga. Perjanjian perkawinan dibuat secara

tertulis, disahkan pegawai pencatat perkawinan. Perjanjian perkawinan disebut juga perjanjian pra nikha.

Pada UU Perkawinan No.1 tahun 1974 Bab V pasal 29 dinyatakan : (1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua

belah pihka atas persetujuan bersama dapat mengajukan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga tersangkut.

(2) Perkawinan tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar hukum, agama dan keasusilaan.

(3) Selama perkawinan dilangsung perjanjian tersebut tidak dapat diubah, kecuai bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk mengubah dan perubahan tidak merugikan pihka ketiga.

(59)

5. Kawin kontrak dan nikah siri

Kawin kontrak adalah pernikahan yang dibatasi waktu sehingga akan berakhir sesuai ketentuan waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang melakukan perkawinan itu sendiri. Dalam islam kawin kontrak dikenal dengan nikah munth‟a yang dalam perkembangan syariat islam telah dilarang.

Nikah siri adalah pernikahan sesuai ajaram islam, tetapi tidak tercatat secara sah atau legal oleh aparat yang berwenang. Kementerian agama dalam hal ini Kantor Urusan Agama. Dalam draft RUU Perkaiwnan yang baru dirancang akan diatur bagi orang yang melakukan perkawinan campuran, kawin kontrak dan nikah siri akan dikenai sangsi hukum.

Pasal 142 ayat 3 menyebutkan calon suami yang

berkewarganegaraan asing harus membayar uang jaminan kepada calon isteri melalui bank syariah sebesar Rp. 500 juta.

Pasal 143, setiap orang dengan sengaja melangsungkan perkawinan perkawinan tidak di hadapan pejabat pencatat nikah dipidana dengan ancaman hukuman bervariasi, mulai dari enam bulan hingga tiga tahun dan denda mulai dari Rp. 6 juta hingga Rp.12 juta.

Pasal 144, setiap orang yang melakukan perkawinan muth‟a dihukum penjara selama-lamanya 3 tahun dan perkawinan batal karena hukum ( http://ekspresihati.info/renungan/poligami-nikahsiri-dankawinkontrak)

(60)

I. Pokok-pokok pembinaan rumah tangga

1. Berkenaan dengan nilai kehidupan rumah tangga: (1) Suami isteri harus pasangan manusia

(2) Suami dengan isteri seperti pakaian satu dengan yang lain

(3) Ketenangan rumah tangga sebagai tempat pengembangan nilai

(4) Suami pimpinan rumah tangga bersifat keluar, isteri pimpinan rumah tangga, bersifat kedalam

(5) Asas musyawarah dipakai di rumah tangga 2. Fungsi keluarga

1. Orang tua sebagai pendidikan tingkat dasar dan menengah 2. Orang tua

3. Sebagai pimpinan rumah tangga Meminang

Meminang adalah laki-laki meminta kepada seorang wanita untuk menjadi isterinya. Tujuan untuk saling mengenal antara calon isteri dan suami sehingga pada saat pernikahan benar-benar berdasar pemikiran yang jelas dan benar.

(61)

Yang boleh dipinang adalah wanita:

- Pada sat dipinang tidak ada halangan hukum untuk dipinang - Belum dipinang oleh orang lain

Dilarang meminang:

- Bekas isteri orang lain yang sedang „ iddah - Wanita yang sudah dipinang orang lain

Haram menyendiri dengan tunangan sebelum menikah. Bahaya menyendiri (pacaran: wanita kehilangan harga diri, rasa malu, hilang kegadisannya, bahkan dapat hilang kesempatan menikah. Membatalkan pinangan tercela, dipandang sebagai munaf.

WANITA YANG HARAM DINIKAHI ( An Nisa 23-24) A. Karena hubungan darah

1. Ibu, nenek, wanita keatas

2. Anak perempuan, cucu wanita, wanita kebawah 3. Saudara perempuan sekandung, seayah, seibu 4. Bibi dari pihak ayah atau ibu

(62)

B. Hubungan semenda (karena perkawinan) 1. Mertua perempuan

2. Anak tiri

3. Menantu, istri anak, istri cucu 4. Ibu tiri

C. Sepersusuan

1. Ibu yang menyusui

(63)

BEBERAPA ISTILAH :

Lian : sumpah bersaksi Allah bahwa suami menuduh istrinya Berzina

Ila : ucapan suami tidak menggauli istrinya selama empat bulan atau lebih

Khulu : talak tebus, yaitu talak yang diucapkan oleh suami dengan pembayaran dari pihak istri kepada suami

Zihar : seorang suami menyerupakan istrinya dengan ibunya, sehingga haram bagi suami.

Iddah : masa menanti yang diwajibkan atas wanita yang dicerai suaminya.

Rujuk : mengembalikan istri yang telah dicerai pada perkawinan asal sebelum diceraikan.

(64)

MODUL IX AKHLAK A.Pengertian

1. Etimologis (bahasa) kata akhlak (bhs.Arab) berasal dari kata akhlaqa, yukhliku, ikhlakan berarti as sajiyah (perangai), ath thabi‟ah (tabiat, kelakukan,watak dasar), al „adah (kebiasaan, kelaziman), al maruah (peradaban yang baik, ad din (agama).

2. Pendapat lain :

Kata akhlak berasal dari kata khilqun atau khulqun, berarti perangai, tabiat, kebiasaan, dan peradaban. Dalam Al Quran disebut kata khuluqun (surat Al Qalam 68:4), dan kata akhlak pada hadis Nabi riwayat Tirmizi.

3. Secara terminologis (istilah) a. Ibnu Miskawih (w.1.030 M)

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

b. Imam Ghazali (1.059-1.111 M)

Akhlak adalah sifat yang tertaman dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

c. Ibrahim Anis dalam Mu’jam Al Wasith

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan dan pertimbangan.

(65)

4. Ciri-ciri akhlaq

a. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.

b. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran.

c. Perbuatan akhlah adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.

d. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya

e. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah.

5. Ilmu akhlak

Ilmu akhlaq adalah ilmu tentang keutamaan dan cara mengikutinya hingga terisi dengan keutamaan tersebut, dan tentang keburukan dan cara menghindarinya hingga jiwa kosong dari padanya (Abdul Hamid Yunus).

Ilmu akhlaq adalah ilmu yang objek pembahasannya adalah tentang nilai-nilai yang dapat disifatkan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau buruk (Ibrahim Anis)

6. Akhlak Islamy

Akhlak Islamy adalah akhlak yang berdasarkan ajaran Islam, atau akhlak yang bersifat Islamy. Maka akhlak Islamy adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging, dan sesungguhnya, yang didasarkan pada ajaran Islam.

(66)

Karena ajaran islam bersifat universal, maka dalam menjabarkan akhlak Islamy diperlukan pemikiran akal manusia dan perilaku sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral.

B. Etika, moral dan susila 1. Pengertian

a. Etika

Etika berasal dari kata ethos (Yunani) berarti watak kesusilaan atau adat. Atau berarti ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Jadi etika berhubungan dengan tingkah laku manusia.

Secara istilah, etika berarti :

Ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia menyatakan tujuan yang harus ditju oleh manusia didalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan unutk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.

b. Moral

Istilah moral berarti :

- Suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk (Abuddin Nata :90)

- Prinsip-prnsip yang berkenaan dengan benar atau salah,baik dan buruk. - Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah

(67)

c. Susila

- Kata susila berasal dari kata su dan sila. Kata su berarti baik, sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup/norma (Sansekerta).

- Susila = aturan hidup yang lebih baik, sopan. Kesusilaan = kesopanan.

- Kesusilaan mengacu pada membimbing, mengarahkan,

membiasakan hidup sesuai norma yang berlaku di masyarakat, kesusilaan menggambarkan keadaan orang yang menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik.

d. Hubungan etika, moral, susila dan akhlak

- Penerapan akhlak islami memerlukan pemikiran konsep, norma, aturan-aturan dan kesepakatan masyarakat untuk menggunakannya. - Banyak sekali ayat Al Quran dan hadits yang memerintahkan

manusia menggunakan akalnya untuk memahami rahasia kekuasaan Allah diantaranya.

- Dengan akalnya manusia dapat memahami segala sesuatu yang diperintahkan dan dilarang Allah, dan bahkan hikmah dan perbuatan Allah.

-Demikian pula Allah menyatakn segala sesuatu hasil pemikiran manusia yang baik yang dilakukan berdasarkan penelitian dan

(68)

-

Kebiasaan („urf) merupakan salah satu dari sumber ajaran islam. Asal tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Adat dapat dijadikan sumber hukum islam.

Adat tersebut menjadi ketetapan atau hukum islam. Misal : halal bihalal, jual beli dengan travel cek.

- Akhlak Islam yang bersumber dari wahyu dapat menerima dan mengakui peranan, etika, moral dan susila, sebgai sarana untuk menjabarkan akhlak yang terdapat didialam al Quran dan Hadits., Sepanjang hal tersebut tidak bertententangan dengan Al Quran dan Hadits. Dasarnya qaidah ushul fiqh : menarik manfaat terhadap yang mmeberi kebaikan dan meninggalkan terhadap yang mendatangkan kerusakan ( jalbul maslahah wa dar-ur mafasid )

C. Pembagian akhlak

Secara garis besar akhlak dibagi dua, yaitu akhlak terpuji ( akhlak nmahmudah) dan akhlak tercela ( akhlak mazmumah )

1. Akhlak terpuji (akhlak mahmudah) adalah akhlak yang senantiasa berada dalam kontrol Ilahiyah, yang dapat membawa nilai-nilai

positif dan kontrukstif kepada kemaslahatan umat, seperti sifat sabar, jujur, ikhlas, bersyukur, rendah hati dan husnuzzon.

Referensi

Dokumen terkait

Teori kedaulatan digunakan untuk menganalisis permasalahan pertama karena inti dari penggunaan suatu prinsip dalam hukum nasional adalah berkaitan dengan kedaulatan negara

Sedangkan untuk dikeluarkannya surat keputusan dari dinas kesehatan sendiri sampai saat ini belum dilakukan karena berdasarkan wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan,

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Keilmuan

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Keilmuan

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna. Memeperoleh Gelar Sarjana Dalam Keilmuan

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan penggunaan bahan ajar yang terbatas dan kurangnya kreativitas guru untuk membuat dan menggunakan bahan ajar yang inovatif,

Jika nilai produk/jasa industri dan volume barang/jasa sama besar, maka pilih kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan waktu terlama d2. Jika nilai produk/jasa

Kemudian pada kategori spiritualitas sedang sebanyak 20 lansia (47,6%) dan pada kategori lansia dengan spiritualitas kurang sebanyak 15 (35,7%).Hasil penelitian