• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 2007"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DALAM KERANGKA

PENINGKATAN IPM PROVINSI JAWA BARAT

PENDIRIAN DAN PEMBINAAN PERPUSTAKAAN DESA

SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKEMBANGKAN MINAT BACA

DAN MENSUKSESKAN WAJAR DIKDAS 9 TAHUN SERTA

GERAKAN PEMBERANTASAN BUTA AKSARA

KEC. KERSAMANAH KAB. GARUT

Kontrak Nomor : 6161/H.40/DT/2007

SK Rektor Nomor : 6151/H.40/DT/2007, yang dibiayai dari dana Masyarakat dan Pengembangan Universitas Pendidikan Indonesia

(Usaha dan Tabungan Universitas)

Disusun oleh:

HERNAWAN, S.Pd.

DADANG ANSHORI, S.Pd., M.Si. Drs. USEP KUSWARI, M.Pd. Drs. YAYAT SUDARYAT, M.Hum.

Drs. H. O. SOLEHUDIN, M.Pd.

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Pendirian dan Pembinaan Perpustakaan Desa sebagai Upaya Menumbuhkembangkan Minat Baca dan Mensukseskan Wajar Dikdas 9 Tahun serta Gerakan Pemberantasan Buta Aksara Masyarakat Kec. Kersamanah Kab. Garut 2. a. Ketua Pelaksana Nama NIP Pangkat/Golongan Jurusan Fakultas Universitas Alamat Nomor Telepon/HP b. Anggota Pelaksana : : : : : : : : : Hernawan, S.Pd. 132 306 424 Penata Muda/III a

Pendidikan Bahasa Daerah Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia

Komp. Gending Mas Blok A5-8 Kelurahan Pasirjati Kec. Ujungberung Kota Bandung HP 085 220 342 562

5 (lima) orang

4. Lama Pelaksanaan : 1 September sampai dengan 1 Desember 2007 5. a. Biaya yang diperlukan

b. Sumber biaya

: :

Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) Anggaran UPI dan

Bandung, 27 November 2007 Mengetahui

Dekan FPBS UPI, Ketua Pelaksana,

Prof. Dr. Nenden Sri Lengkanawati, M.Pd. Hernawan, S.Pd.

NIP 131 476 576 NIP 132 306 424

Menyetujui: Ketua LPM UPI,

Prof. Dr. H. Enceng Mulyana, M.Pd. NIP 130367126

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ……… iii

I PENDAHULUAN ……… 1

A. Analisis Situasi ……… 1

B. Tinjauan Pustaka ... 7

II TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN ………... 13

A. Tujuan Kegiatan ……… 13

B. Manfaat Kegiatan ……….. 13

III PELAKSANAAN KEGIATAN ... 15

A. Kerangka Pemecahan Masalah ……….. 15

B. Khalayak Sasaran antara yang Strategis ... 15

C. Keterkaitan ………. 15

D. Metode Kegiatan ……… 16

E. Evaluasi Kegiatan ……….. 17

F. Waktu Pelaksanaan ……… 17

G. Hasil Kegiatan ... 17

IV KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 69

A. Kesimpulan ………. 69

B. Saran ……… 70

DAPTAR PUSTAKA ……… 70

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang dengan karunia dan hidayah-Nya kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan fokus kegiatan “Pendirian dan Pembinaan Perpustakaan Desa sebagai Upaya Menumbuhkembangkan Minat Baca dan Mensukseskan Wajar Dikdas 9 Tahun serta Gerakan Pemberantasan Buta Aksara Masyarakat Kec. Kersamanah Kab. Garut” telah berhasil dilaksanakan.

Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan tersebut, dari semula direncanakan agar dapat direalisasikan untuk lima desa di Kecamatan Kersamanah, ternyata hanya dapat terealisasi di dua desa saja. Hal ini dikarenakan oleh berbagai keterbatasan yang ditemukan di lapangan.

Kegiatan ini berlangsung berkat bantuan semua pihak terutama kepada yang terhormat Ketua LPM UPI, Pemerintah Kabupaten Garut, Kepala Badan Perpustakaan Desa Kabupaten Garut, Camat Kecamatan Kersamanah, Lurah Desa Kersamanah dan Sukamerang, dan mahasiswa KKN UPI, serta tidak lupa semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pengabdian ini. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Kami menyadari bahwa dalam laporan masih banyak kekurangan, mudah-mudahan dengan saran dan komentar yang dilayangkan terhadap laporan kegiatan ini dapat lebih menyempurnakannya.

Mudah-mudahan laporan kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 26 November 2007

(5)

LAPORAN KEGIATAN

PENDIRIAN DAN PEMBINAAN PERPUSTAKAAN DESA SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKEMBANGKAN MINAT BACA

DAN MENSUKSESKAN WAJAR DIKDAS 9 TAHUN SERTA GERAKAN PEMBERANTASAN BUTA AKSARA

KEC. KERSAMANAH KAB. GARUT

I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

Berdasarkan data statistik, minat baca masyarakat Indonesia untuk kawasan Asia Tenggara saja menduduki peringkat keempat, setelah Malaysia, Thailand, dan Singapura. Boleh jadi, rendahnya kebiasaan membaca tersebut, erat kaitannya dengan pendapatan per kapita bangsa ini, yang lebih rendah dari keempat negara tetangga. Pendapatan per kapita warga Singapura pada tahun 2002 sebesar 24.000 dolar AS, Thailand 6.900 dolar AS, Malaysia 9.300 dolar AS, sementara Indonesia hanya 3.100 dolar AS.

Masyarakat Indonesia belum memiliki kebergantungan pada membaca sebagai proses belajar. Beberapa penelitian yang telah dilakukan, misalnya oleh IEA (1992) dan PISA (2003) menunjukkan kemampuan membaca dan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap kegiatan membaca masih rendah (Damaianti, 2005: 2).

Isu tentang rendahnya kemampuan membaca masyarakat Indonesia telah berkembang sejak lama. Hal tersebut, memang bukan hanya isu, tapi didukung oleh bukti-bukti hasil penelitian lembaga-lembaga internasional yang bergerak dalam kajian membaca.

Supriyoko (2003) mengungkapkan kemampuan membaca siswa Indonesia tidak memperlihatkan prestasi yang membanggakan. Laporan World Bank dalam Education in Indonesia: From Crisis to Recovery (1988) yang mengutip hasil penelitian Vincent Greanary menyatakan bahwa kemampuan membaca (reading ability) anak-anak Indonesia berada pada peringkat paling bawah bila dibandingkan dengan anak Asia pada umumnya. Dalam hal ini kemampuan membaca

(6)

anak-anak Indonesia berada di bawah anak-anak-anak-anak Filipina, Thailand, Singapura, dan Hong Kong.

Menurut penelitian lembaga IEA terhadap daya baca di 41 negara, Indonesia berada di peringkat ke-39. Menurut laporan Bank Dunia, No 16369-IND dan Studi IEA di Asia Timur, skor tingkat membaca anak-anak Indonesia yaitu 51,7 berada di bawah Filipina (52,6); Thailand (65,1) dan Singapura (74,0). Menurut data terbaru dari Depdiknas, tingkat melek huruf pada orang dewasa (di atas 15 tahun) di Indonesia sekitar 15,5 juta atau 9,20 persen.

Di satu sisi, pemerintah dewasa ini sedang berupaya menjalankan program wajib belajar pendidikan dasar (selanjutnya disingkat wajar dikdas) 9 tahun. Hal ini erat kaitannya dengan apa yang telah dikemukakan di atas tentang kondisi minat membaca masyarakat. Sehingga dengan suksesnya program wajar dikdas 9 tahun, tidak akan ditemukan lagi anak-anak Indonesia usia 9-13 tahun yang tidak memiliki kemampuan dan minat baca.

Untuk menumbuhkembangkan minat baca masyarakat secara optimal, diharapkan agar pemerintah baik pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota memperbaiki kembali penampilan perpustakaan daerah agar menarik. Pemerintah kabupaten/kota juga bisa menyediakan ruang-ruang publik dengan mengubah beberapa taman kota menjadi book village atau "saung baca". Selain itu, perlu kiranya diupayakan lebih optimal, bukan hanya di pusat kota/kabupoaten saja adanya perpustakaan, tapi perlu kiranya didirikan dan dibina perpustakaan sampai tingkat desa. Sehingga dengan demikian, masyarakat lapisan bawah dapat menikmati nikmatnya membaca.

Usaha-usaha keras itu belum tentu membuahkan hasil memuaskan agar dapat melejitkan budaya baca di kalangan masyarakat. Rendahnya daya beli buku dan minat baca berkaitan erat dengan budaya bukan masalah ekonomi saja. Jadi, cara menyelesaikannya juga dengan pendekatan budaya gemar membaca. Dalam lima tahun ke depan belum tentu minat baca masyarakat naik drastis dan buku menjadi salah satu kebutuhan. Meski perubahan lambat, namun harus kita kerjakan demi masa depan yang lebih baik.

(7)

Dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia seperti yang telah dikemukakan di atas, mendorong penulis untuk melaksanakan suatu upaya nyata untuk melaksanakan sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi. Kegiatan pengabdian tersebut yaitu

Pendirian dan Pembinaan Perpustakaan Desa sebagai Upaya

Menumbuhkembangkan Minat Baca dan Mensukseskan Wajar Dikdas 9 Tahun serta Gerakan Pemberantasan Buta Aksara Masyarakat Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut.

Kegiatan pendirian dan pembinaan perpustakaan desa di Kecamatan Kersamanah ini sangat mendesak untuk segera direalisasikan. Mengingat, secara geografis Kecamatan Kersamanah termasuk Kecamatan yang jauh dari pusat kota pemerintahan Kabupaten Garut. Oleh karena itu, untuk menumbuhkembangkan dan mendukung kegiatan minat baca dan gemar membaca, tidak ada alasan untuk menunda-nunda penyediaan dan pelayanan berupa sarana dan prasarana perpustakaan desa.

B. Tinjauan Pustaka

Pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi diartikan sebagai pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan perguruan tinggi secara melembaga melalui metode ilmiah langsung kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam upaya mensukseskan pembangunan dan mengembangkan manusia pembangunan.

Kondisi pendidikan yang belum membaik, mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Indonesia, termasuk Jawa Barat yang masih rendah. Berdasarkan data, IPM Jabar menduduki peringkat 15 secara nasional.

Hasil penelitian terakhir yang dilaksanakan PISA (2003), dari 40 negara, Indonesia berada pada peringkat terbawah dalam kemampuan membaca. Tiga besar teratas diduduki Finlandia, Korea, dan Kanada. Bagi Indonesia, ini berarti dari lima tingkat kemampuan membaca model PISA, kemampuan anak-anak Indonesia usia 14-15 tahun baru berada pada tingkat satu. Artinya, hanya mampu memahami satu

(8)

atau beberapa informasi pada teks yang tersedia. Kemampuan untuk menafsirkan, menilai, atau menghubungkan isi teks dengan situasi di luar terbatas pada pengalaman hidup di lingkungannya (Witdarmono, 2007).

Pembentukan sumber daya yang unggul juga tidak disertai dengan pengembangan budaya intelektual yang mengiringi laju perkembangan pendidikan kita, yakni budaya membaca yang disertai dengan buku-buku murah berkualitas.

Taufik Ismail, seorang sastrawan yang juga seorang doktor honoris causa dari Universitas Negeri Yogyakarta yang peduli dengan lemahnya budaya membaca masyarakat Indonesia, mengadakan penelitian kecil tentang budaya membaca pada sekitar 100 orang responden. Responden merupakan orang Indonesia yang pernah minimal setahun bersekolah tingkat SMU dan tinggal di negara maju (seperti Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Jepang, Australia, dan Selandia Baru).

Hasil penelitiannya cukup signifikan dengan kesimpulan dari para responden yang rata-rata menyatakan bahwa dalam seminggu harus menamatkan satu buah buku, baik berupa novel, kumpulan cerita pendek, maupun kumpulan puisi, bahkan kumpulan esai. Kemudian mereka harus membuat ulasan berupa pendapat atas buku itu dalam sebuah tulisan. Dalam setahun, setidaknya mereka menghabiskan sekitar 30 buku dan sedikitnya mereka telah membuat tulisan berupa pendapat mereka atas bacaan tersebut. Secara hitung-hitungan matematis, bila dalam setahun mereka menamatkan bacaan sebanyak 30 buku dan menghasilkan karya tulis berupa ulasan pendapat atas bacaan mereka, maka setidaknya dalam tiga tahun usai menamatkan sekolah, mereka telah membaca 90 buah buku dan menghasilkan 90 buah tulisan hasil mereka sendiri. Hal seperti ini belum tergambar pada siswa-siswa di Indonesia. Meskipun ada mata pelajaran yang menugaskan siswa untuk membaca karya-karya sastra yang masuk pada GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) seperti buku Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana dan kemudian membuat tulisan yang merupakan ulasan atas buku tersebut. Siswa ternyata lebih senang untukmembeli atau meminjam buku-buku yang berisikan kumpulan intisari atau ikhtisar roman/novel yang memuat ulasan karya Layar Terkembang tersebut dibandingkan meminjam atau membeli buku aslinya dan kemudian memberikan pendapat sendiri tentang hasil bacaannya tersebut. Dr Dhaniel Dakidae -- Litbang

(9)

sebuah harian umum Ibu Kota -- menggambarkan wajah perbukuan Indonesia yang memprihatinkan. Jumlah judul buku yang diterbitkan di Indonesia hanya 0,0009% dari total penduduknya. Hal ini berarti sejuta penduduk Indonesia hanya menikmati sembilan judul buku baru. Indonesia hanya menerbitkan sekitar 3.000 buku baru setiap tahunnya, sementara Malaysia yang berpenduduk 20 juta orang bisa menerbitkan 8.000 judul buku per tahunnya. Amerika Serikat sebagai negara maju bisa menerbitkan 100.000 judul buku baru setiap tahunnya (Juniar Sahidin: 2004)

II TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN A. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan IPM (indeks pembangunan manusia) Provinsi Jawa Barat pada umumnya dan peningkatan kesadaran budaya membaca masyarakat Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut pada khususnya. Fokus kegiatan pengabdian yang terintegrasi dalam kuliah kerja nyata berbasis wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun ini yaitu untuk:

1) Menumbuhkembangkan minat baca masyarakat Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut dalam upaya mensukseskan program wajar dikdas 9 tahun dan gerakan pemberantasan buta aksara, dan

2) Mendirikan dan membina perpustakaan desa di Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut sebagai upaya untuk menyediakan sarana dan prasarana yang memadai sehingga masyarakat dapat menikmati kegiatan membaca?

B. Manfaat Kegiatan

Sesuai dengan tujuan dan fokus kegiatan di atas, manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan pengabdian ini di antaranya

1. Secara tidak langsung dapat meningkatkan IPM dalam bidang pendidikan di Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut pada khususnya dan di Jawa Barat pada umumnya.

2. Timbulnya kesadaran dan motivasi masyarakt akan pentingnya kegiatan membaca dalam upaya mendukung program pendidikan dasar 9 tahun dan

(10)

gerakan pemberantasan buta aksara untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan keluarga.

3. Membantu institusi pendidikan dalam hal ini UPTD Pendidikan Dasar dan PLS Kecamatan Kersamanah dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya program Wajar Dikdas 9 tahun dan gerakan penmberantasan buta aksara.

4. Berdirinya unit perpustakaan desa dan kecamatan di Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut.

5. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia, terealisasinya salah satu unsur Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mendukung program wajar dikdas 9 tahun dan gerakan pemberantasan buta aksara.

III PELAKSANAAN KEGIATAN A. Kerangka Pemecahan Masalah

Sesuai dengan analisis situasi, identifikasi masalah dan rumusan masalah di atas, alternatif pemecahan masalah yang dapat dilaksanakan di antaranya:

1. Mengadakan kegiatan penyuluhan dan memotivasi masyarakat betapa pentingnya kegiatan membaca dalam rangka mendukung program wajar dikdas 9 tahun dan gerakan pemberantasan buta aksara.

2. Mendirikan perpustakaan tingkat desa di Kec. Kersamanah Kab. Garut.

3. Membina kader-kader pustakawan tingkat desa di Kec. Kersamanah Kab. Garut. 4. Membantu penyaluran program hibah buku untuk perpustakaan desa dari

penerbit-penerbit dan masyarakat sekitar.

B. Khalayak Sasaran antara yang Strategis

Khalayak sasaran dalam kegiatan pengabdian yang terintegrasi dengan kegiatan KKN ini yaitu.

1) Anak usia sekolah yang berusia 07 – 15 tahun yang tidak sekolah.

(11)

3) Anak usia sekolah yang berusia 07 – 15 tahun yang duduk di bangku sekolah SD dan SMP atau sederajat.

4) Masyarakat yang buta aksara.

5) Instansi pendidikan, aparat desa, tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, dan tim penggerak PKK se-Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut.

Dasar pemilihan khalayak sasaran di atas dengan pertimbangan efektifnya kegiatan KKN dalam rangka peningkatan kesadaran budaya minat baca masyarakat Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut dalam hal penuntasan wajar dikdas 9 tahun dan gerakan pemberantasan buta aksara. Difokuskannya kegiatan ini untuk menjaring anak usia sekolah dengan pertimbangan bahwa usia inilah yang menjadi sasaran utama agar memiliki kesadaran dan motivasi akan pentingnya membaca dalam rangka mensukseskan program wajar dikdas 9 tahun dan gerakan pemberantasan buta aksara.

Instansi pendidikan dalam hal ini mulai dari UPTD Pendidikan TK/SD dan PLS Kecamatan beserta guru-guru menjadi sasaran agar lebih optimal dalam menumbuhkembangkan minat baca masyarakat serta menuntaskan pemberantasan buta aksara.

Sedangkan, tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, dan tim penggerak PKK se-Kecamatan Kersamanah dijadikan sasaran kegiatan pengabdian ini karena mereka merupakan ujung tombak di lapangan untuk ikut serta berperan menuumbuhkembangkan kesadaran betapa pentingnya budaya membaca bagi masyarakat Kersamanah Kab. Garut.

C. Keterkaitan

Dalam kegiatan pengabdian ini melibatkan beberapa instansi/lembaga di antaranya:

6) Lembaga Pengabdian pada Masyarakat UPI, dalam hal ini melibatkan mahasiswa KKN UPI yang ditempatkan di seluruh Kec. Kersamanah Kab. Garut yang tersebar di lima desa. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini terutama dalam hal memotivasi kesadaran betapa pentingnya budaya baca di kalangan masyarakat

(12)

7) UPTD Pendidikan Kecamatan Kersamanah berperan sebagai pihak penyelenggara pendidikan sekaligus dijadikan pihak koordinasi dan konsultasi tentang potensi pendidikan dasar 9 tahun dan gerakan pemberantas buta aksara di Kecamatan Kersamanah.

8) Aparat desa, tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, dan tim penggerak PKK se-Kecamatan Kersamanah, berperan sebagai ujung tombak di lapangan memberi pencerahan kepada anggota masyarakatnya betapa pentingnya budaya membaca pada khususnya umumnya demi suksesnya program wajar dikdas 9 tahun dan tuntasnya pemberantasan buta aksara.

9) Badan Perpustakaan Daerah Kabupaten Garut, sebagai mitra kerja sehingga terlaksananya program pendirian dan pembinaan perpustakaan desa di Kec. Kersamanah.

10) Pihak penerbit buku yang menjadi pendukung program sehingga dapat membantu penyediaan sarana buku untuk menunjang program peningkatan minat baca masyarakat dan pemberantasan buta aksara di Kec. Kersamanah Kab. Garut.

D. Hasil Kegiatan Pengabdian

Kegiatan yang terealisasi dalam pengabdian kepada masyarakat di Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut ini di antaranya

1. Program pendirian perpustakaan desa di Kec. Kersamanah Kab. Garut

Kegiatan pendirian perpustakaan desa yang semula direncanakan di 5 desa yaitu Desa Kersamanah, Sukamerang, Giri Jaya, Sukamaju, dan Nanjung Jaya; Kecamatan Kersamanah, ternyata karena berbagai keterbatasan, program pendirian perpusatakaan desa tersebut hanya dapat direalisasikan di 2 desa yaitu di Desa Sukamerang dan Desa Kersamanah.

Dalam merealisasikan program ini, tim dari LPM UPI bekerja sama dengan berbagai pihak di lapangan, di antaranya pihak Pemda Kabupaten Garut dalam hal ini Badan Perpustakaan Daerah yang telah membantu merealisasikan pendirian perpustakaan di Desa Sukamerang dan Kersamanah.

(13)

Bantuan yang diberikan oleh Badan Perpustakaan Daerah Kabupaten Garut tersebut berupa sarana dan prasarana perpustakaan, dalam hal ini masing-masing desa mendapatkan sejumlah buku, lemari/rak penyimpanan buku dan meja baca. 2. Pembinaan kader pustakawan desa se-Kecamatan Kersamanah Kab. Garut.

Kegiatan pembinaan kader pustakawan ini dilaksanakan selama 1 hari dalam kegiatan Seminar Dan Lokakarya Pembinaan Kader Pustkawan Kecamatan Kersamanah. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 November 2007 bertempat di Aula Desa Kersamanah. Kegiatan ini dihadiri oleh 16 orang peserta dan undangan. Kader pustakawan yang dibina tersebut berjumlah masing-masing 5 orang dari setiap desa. Bertindak sebagai nara sumber dalam kegiatan tersebut yaitu Drs. Usep Kuswari, M.Pd. dan Drs. Yayat Sudaryat, M.Hum.

3. Mengadakan gerakan hibah buku

Kegiatan hibah buku ini dilaksanakan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya buku. Buku yang terkumpul dari kegiatan ini jumlahnya 113 judul buku dengan rincian 110 buku ditambah 3 jenis majalah. Jumlah keseluruhan 293 eksemplar (data buku yang terkumpul terlampir). Buku ini menjadi buku tambahan dan pelengkap dari buku-buku yang telah disediakan oleh Badan Perpustakaan Daerah Kabupaten Garut (data buku terlampir).

Dalam kegiatan ini, Tim dibantu oleh aparat desa dan aparat kecamatan Kersamanah serta oleh kader dan tokoh masyarakat Kersamanah.

E. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan pendirian perpustakaan desa ini, dilaksanakan dalam waktu tiga bulan yaitu mulai dari bulan September 2007 sampai dengan bulan Nopember 2007. Kegiatan Seminar dan Lokakarya Pembinaan Kader Pustkawan Kecamatan Kersamanah dilaksanakan pada tanggal 10 November 2007 bertempat di Aula Desa Kersamanah. Kegiatan hibah buku dilaksanakan mulai tanggal 1 Oktober 2007 sampai dengan tanggal 10 November 2007.

F. ORGANISASI PELAKSANA

(14)

NO. PELAKSANA PERAN DAN INTENSITAS

1. Hernawan, S.Pd. Perencanaan, implementasi, evaluasi, penyusunan laporan

2. Dadang Anshori, S.Pd. M.Si. Program Hibah Buku

3. Drs. Usep Kuswari, M.Pd. Program Sosialisasi dan Seminar Pendirian dan Pembinaan Perpustakaan

4. Drs. Yayat Sudaryat, M.Hum. Program Sosialisasi dan Seminar Pendirian dan Pembinaan Perpustakaan

5. Drs. O. Solehudin, M.Pd. Observasi dan evaluasi kegiatan

G. Evaluasi Kegiatan

Setelah dievaluasi, ternyata kegiatan pengabdian yang berfokus pada pembinaan dan pendirian perpustakaan desa di Kecamatan Kersamanah masih banyak kekurangan. Ketidakoptimalan kegiatan ini dipengaruhi berbagai faktor yang ditemukan di lapangan. Faktor utama yang menjadi penghambat optimalnya kegiatan ini yaitu masalah waktu persiapan kegiatan yang kurang memadai serta keterbatasan bantuan yang diturunkan dari pihak-pihak terkait untuk menunjang terlaksananya kegiatan ini. Masalah dana juga menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. Oleh karena itu, dana yang telah dialokasikan untuk kegiatan pengabdian ini seoptimal mungkin digunakan seefektif dan seefisien mungkin.

Program pendirian dan pembinaan perpustakaan desa di Kecamatan Kersamanah hanya dapat terealisasi di dua desa dari rencana awal yaitu 5 desa.

IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari kegiatan pengabdian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa ternyata masyarakat di Kecamatan Kersamanah sangat memerlukan dan mengharapkan tersedianya sarana dan prasarana perpustakaan desa yang memadai.

Diharapkan dengan dilaksanakannya kegiatan ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya kegiatan membaca lebih meningkat.

(15)

B. Saran dan Rekomendasi

Dari hasil kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan ini, ada beberapa saran dan rekomendasi yang harus diperhatikan, di antaranya

1) Bagi Badan Perpustakaan Desa Kabupaten Garut, diharapkan program pendirian dan pembianaan perpustakaan desa dapat terealisasi di seluruh Kecamatan Kersamanah pda khususnya, di seluruh desa di wilayah Kabupaten Garut pada umumnya. Hal ini untuk membantu masyarakat agar gemar membaca.

2) Bagi pengelola perpustakaan desa, semoga dapat memanfaatkan sarana dan prsarana yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya.

3) Bagi masyarakat ada umumnya, dharapkan ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengabdian ini secara optimal.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. 1999. “Menyikapi Era Globalisasi: Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia”. (Jurnal Mimbar Pendidikan): IKIP Bandung Press.

Suyanto & Hasyim. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III. Yogyakarta.: Adicita Karya Nusa

Tim Perumus Pendidikan. 2000. “Pokok-pokok Pikiran: Membangun Pendidikan Nasional Menuju Indonesia Baru” (Jurnal Mimbar Pendidikan): IKIP Bandung Press.

Widyamartaya, A. 1992. Seni Membaca untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius.

www.pikiran-rakyat.com/cetak/0504/17/0108.htm - 23k. “Buku, Bisakah jadi menu?”

www.sampoernafoundation.org/content/view/208/105/lang,id/ - 18k. “Rendah, Posisi Pelajar Indonesia di Peringkat Dunia”.

(17)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Hernawan, S.Pd.

NIP : 132306424

Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa Jabatan Fungsional : Asisten ahli

Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 20 Oktober 1978

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat Kantor : Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung Telp. (022) 2013161 pes. 2407

Alamat Rumah : Komplek Gending Mas Blok A5 No. 8 Kelurahan Pasirjati Kecamatan Ujungberung Kota Bandung HP 085 220 342 562

Latar Belakang Pendidikan

• S-2, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (sejak tahun 2002 sampai sekarang).

• S-1 lulus tahun 2002, Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI.

• SMA lulus tahun 1996, SMAN 1 Garut.

• SMP lulus tahun 1993, SMPN 1 Bayongbong

• SD lulus 1990, SDN Nanjung

Pengalaman Pekerjaan

• 2006 sampai sekarang sebagai Tutor di Universitas Terbuka UPBJJ Bandung.

• 2004 sampai sekarang sebagai tenaga pengajar pada Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI.

Seminar/Lokakarya

• Delegasi Temu Ilmiah dan Seminar Nasional Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Daerah seluruh Indonesia (IMBASADI), tahun 1999 di Universitas Andalas Padang,

• Delegasi Temu Ilmiah dan Seminar Nasional Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Daerah seluruh Indonesia (IMBASADI), tahun 2000 di Universitas Indonesia.

• Peserta Konferensi Internasional Budaya Sunda I (KIBS I), tahun 2001 di Bandung.

• Panitia Kongres Basa Sunda VII, tahun 2001 di Garut.

• Panitia Kongres Basa Sunda VIII, tahun 2005 di Subang.

• Peserta Seminar Nasional Pemikiran-pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni, dan Pembelajarannya, tahun 2005 di FPBS UPI.

(18)

• Peserta Seminar Nasional Implikasi Undang-Undang Guru dan Dosen bagi Peningkatan Mutu Proses Pendidikan, tahun 2006 di UPI

• Peserta Lokakarya Peningkatan Kualitas Pembelajaran, tahun 2006 di FPBS UPI.

• Pemakalah dalam Seminar Peningkatan Kesadaran Budaya Pendidikan Masyarakat di Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut, tahun 2006.

Karya Ilmiah

• “Pengaruh Pemakaian Bahasa terhadap Kemampuan Menggunakan Undak Usuk Basa Sunda” (Makalah disampaikan dalam acara seleksi mahasiswa teladan tingkat FPBS taun 2001),

• “Korélasi antara Kasang Tukang Makéna Basa jeung Kamampuh Ngagunakeun Undak Usuk Basa Sunda Mahasiswa JPBD FPBS UPI” (skripsi, 2002),

• Fonologi Bahasa Sunda (2005), buku yang dsusun bersama Dr. Iyos A. Rosmana, M.Pd.

Pengabdian Kepada Masyarakat

 Seminar dan Lokakarya Peningkatan Kesadaran Budaya Pendidikan Masyarakat di Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut, tahun 2006 (sebagai DPL dan Pemakalah).

 Seminar Hasil KKN UPI di Kabupaten Garut Tahun 2007 (sebagai DPL dan Ketua Pelaksana Seminar)

 Seminar dan Lokakarya Pembinaan Kader Pustakawan Desa di Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SWASTA DI KECAMATAN CIMAHI UTARA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

intention to leave karyawan akan tinggi karena tentunya tanpa suatu sistem pengembangan karir yang baik maka karyawan berada di posisi itu-itu saja dan hal tersebut

Penelitian dengan judul, “Penerapan Metode Peta Pikiran untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Sekolah Dasar”.. dapat disimpulkan

Rangkaian Listrik 1

Roestiyah (2001:85) menyatakan bahwa kelebihan metode ini antara lain: 1) siswa dapat mengamati serta mencoba secara langsung dalam suatu kegiatan, 2) mempunyai

Pada bagian ini, penulis mengemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB sebelumnya mengenai “Pembinaan Karakter Agamis melalui