• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlebihan sehingga sering menyebabkan celana dalam basah (Pudiastuti.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlebihan sehingga sering menyebabkan celana dalam basah (Pudiastuti."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Keputihan

1. Definisi Keputihan

Keputihan merupakan gejala keluarnya cairan dari vagina selain darah haid (Kasdu. 2005.hlm.37).

Keputihan (flour albus) adalah gejala keluarnya getah atau cairan vagina yang berlebihan sehingga sering menyebabkan celana dalam basah (Pudiastuti. 2010. hlm.15).

Keputihan adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir menyerupai nanah (Bahari. 2012.hlm. 9).

Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan keputihan adalah suatu cairan putih yang keluar dari liang vagina secara berlebihan dan tidak berupa darah.

2. Klasifikasi Keputihan

Ada 2 jenis keputihan yang dijelaskan oleh Ayuningsih, Teviningrum dan Krisnawati (2009, hlm. 27),yaitu:

a. Keputihan normal (fisiologis)

Keputihan fisiologis biasanya terjadi menjelang dan sesudah menstruasi, mendapatkan ransangan seksual, mengalami stres berat, sedang hamil atau mengalami kelelahan. Adapun cairan yang keluar berwarna jernih atau kekuningan, tidak berbau dan tidak terasa gatal. Keputihan semacam ini

(2)

merupakan sesuatu yang wajar, sehingga tidak diperlukan tindakan medis tertentu.

b. Keputihan abnormal (patologis)

Keputihan patologis disebut keputihan dengan ciri-ciri jumlahnya banyak, warnanya putih seperti susu basi, kuning atau kehijauan, disertai dengan rasa gatal dan pedih, terkadang berbau busuk atau amis. Keputihan menjadi salah satu tanda atau gejala adanya kelainan pada organ reproduksi wanita. Kelainan tersebut dapat berupa infeksi, polip leher rahim, keganasan (tumor dan kanker), serta adanya benda asing. Namun tidak semua infeksi pada saluran reproduksi wanita memberikan gejala keputihan.

3. Patogenesis Keputihan

Perkembangan, alat kelamin wanita mengalami berbagai perubahan mulai bayi hingga menopause. Keputihan merupakan keadaan yang dapat terjadi fisiologisdan patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina terinfeksi kuman penyakit seperti jamur, parasit, bakteri, dan virus maka keseimbangan ekosistem vagina akan terganggu. Bakteri ini memakan glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding vagina sehingga mengakibatkan keadaan pH vagina basa dan menjadikan kuman penyakit berkembangdan hidup subur di dalam vagina (Sibagariang. 2010.hlm.53).

4. Gejala Keputihan

Menurut Wijayanti (2009, hlm. 51), gejala yang timbul akibat keputihan beraneka ragam sesuai dengan faktor penyebabnya. Cairan yang keluar bisa saja

(3)

sangat banyak, sehingga harus berkali-kali mengganti celana dalam, bahkan menggunakan pembalut, namun dapat pula sangat sedikit. Sebagian penderita mengeluhkan rasa gatal, hal ini dipengaruhi oleh kondisi lembab karena banyaknya cairan yang keluar disekitar paha, sehingga kulit dibagian itu mudah mengalami lecet.

Keputihan juga berpengaruh terhadap kondisi psikologis dikarenakan rasa malu, sedih atau rendah diri, sehingga mengakibatkan kehilangan rasa percaya diri dan mulai menarik diri dari pergaulan. Bahkan, kondisi ini dapat menimbulkan kecemasan yang berlebihan karena takut akan terkena penyakit kanker.

5. Penyebab Keputihan

Secara umum keputihan disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat seperti: penggunaan tisu yang terlalu sering, pakaian berbahan sintesis yang ketat, WC yang kotor, sering bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain, membasuh organ kewanitaan kearah yang salah, kelelahan, tidak segera mengganti pembalut, stres, sabun pembersih yang berlebihan, lingkungan kotor, kadar gula darah yang tinggi dan hormon yang tidak seimbang (Ayuningsih. 2009.hlm.28).

Menurut Prawirohardo (2011, hlm. 271), risiko keputihan juga bisa dipicu berdasarkan jenis keputihannya. Seperti keputihan normal yang terjadi pada bayi baru lahir sampai umur 10 hari dikarenakan pengaruh sisa estrogen dari plasenta terhadap uterus, pengaruh estrogen yang meningkat pada saat menarche, rangsangan saat koitus mengakibatkan adanya pelebaran pembuluh

(4)

darah di vagina atau vulva, adanya peningkatan produksi kelenjar-kelenjar pada mulut rahim saat masa ovulasi, mukus serviks yang padat pada masa kehamilan.

Keputihan yang abnormal disebabkan oleh kelainan alat kelamin sebagai akibat cacat bawaan seperti rektovaginalis dan fistel vesikovaginalis, cedera persalinan dan radiasi kanker genitalia, benda asing yang tertinggal di dalam vagina seperti tertinggalnya kondom dan pesarium untuk penderita hernia, berbagai tumor jinak yang tumbuh ke dalam lumen, pada menopause dikarenakan vagina yang mengering sehingga sering timbul gatal dan mudah luka, dan beberapa penyakit kelamin yang disebabkan oleh beberapa jenis mikro organisme dan virus tertentu, diantaranya adalah:

a. Bakteri 1) Grandnerella

Keputihan yang timbul berwarna putih keruh keabu-abuan, agak lengket dan berbau amis seperti ikan, disertai rasa gatal dan panas pada vagina. Menimbulkan peradangan pada vagina yang tidak spesifik dan menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin. Peradangan yang ditimbulkan oleh bakteri ini disebut Vaginosis bakterial.

2) Gonococcus

Ada beberapa macam bakteri golongan coccus. Salah satunya Neisseria

Gonorrhea, suatu bakteri yang dilihat dengan mikroskop tampak diplokok

(berbentuk biji) intraseluler dan ekstraseluler, bersifat tahan asam dan bersifat “gram negatif”. Bakteri ini menyebabkan penyakit akibat hubungan seksual (PHS/PMS/STD) yang paling sering ditemukan yaitu Gonorrhea. Pada

(5)

laki-laki, penyakit ini menyebabkan kencing nanah. Sedangkan pada perempuan menyababkan keputihan.

3) Chlamydia Trachomatis

Bakteri ini sudah lebih dahulu dikenal sebagai penyebab penyakit mata yang disebut Trakoma, namun ternyata bisa juga ditemukan dalam cairan vagina yang menyebabkan penyakit uretritis non-spesifik (non-gonore). Keputihan yang ditimbulkan bakteri ini tidak begitu banyak dan lebih encer bila dibandingkan dengan Gonorrhea. Namun, bila infeksinya terjadi bersamaan dengan bakteri gonococcus, bisa menyebabkan peradangan panggul yang berat, kemandulan, hingga kehamilan diluar kandungan.

b. Jamur Candida

Keputihan yang timbul berwarna putih susu, bergumpal seperti susu basi, di sertai rasa gatal dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya. Keputihan

yang disebabkan oleh jamur candida, paling sering oleh spesies albicans.

Peradangan yang ditimbulkan oleh jamur ini disebut Kandidosis vaginalis. Pada keadaan normal jamur ini terdapat di rongga mulut, usus besar maupun dalam liang kemaluan wanita. Namun, pada keadaan tertentu, jamur ini meluas sehingga menimbulkan keputihan. Beberapa faktor dapat mempermudah seseorang terinfeksi jamur ini, seperti saat haid, hamil, minum antibiotika dalam jangka waktu lama, kontrasepsi oral (pil KB), obat kortikosteroid, dan penyakit kencing manis (diabetes mellitus).

(6)

c. Parasit

Keputihan jenis ini bersifat khas yaitu jumlah banyak, warna kuning kehijauan, bau tak sedap, sakit saat melakukan hubungan seksual dan gatal. Penularan terjadi melalui hubugan seksual. Peradangan yang ditimbulkan oleh parasit ini disebut Trichomoniasis.

d. Virus

Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh Virus Herpes Simplex (VHS) tipe-2 dan Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi HPV dapat meningkatkan timbulnya kanker serviks, penis, dan vulva. Sedangkan HPV tipe-2 dapat menjadi faktor pendamping. HPV dapat menimbulkan penyakit

Kondiloma akuminata yang disebut juga genital warts, kutil kelamin, veneral

warts ( jengger ayam).

6. Pemeriksaan Keputihan

Menurut Bahari (2012, hlm. 57), sebelum melakukan tindakan pengobatan, perlu dilakukan langkah-langkah pemeriksaan guna mengetahui penyebab keputihan. Berbagai langkah pemeriksaan tersebut dilakukan berdasarkan usia, keluahan yang dirasakan, sifat-sifat cairan yang keluar, kaitannya dengan menstruasi, ovulasi, serta kehamilan.

Pemeriksaan bisa dilakukan secara langsung dengan melihat vagina, muara kandung kemih, anus dan lipatan pada paha. Bisa juga dilakukan pemeriksaan di laboratorium yang memadai dengan cara mengambil sempel

(7)

cairan keputihan dan sampel darah. Adapun pemeriksaan dalam dilakukan terhadap wanita yang sudah menikah.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan speculum. Untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, bisa dilakukan tindakan biopsi, yaitu dengan cara mengambil sel-sel yang lepas dengan cara mengeroknya dari selaput lendir rahim.

7. Pencegahan Keputihan

Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari keputihan: menghindari berganti-ganti pasangan hubungan seksual, menjaga kebersihan alat kelamin, menggunakan pembersih yang tidak mengganggu kesetabilan pH disekitar vagina, membilas vagina kearah yang benar, menghindari pemakaian bedak pada vagina, menghindari membilas vagina ditoilet umum, mengeringkan vagina sebelum menggunakan celana dalam, mengurangi konsumsi makanan manis, memilih celana dalam yang tidak terlalau ketat dan mudah menyerap keringat, menghindari berganti-ganti celana dalam dengan orang lain, sering-sering mengganti pembalut ketika haid, gunakan kondom ketika hendak berhubungan seksual jika sudah terkena keputihan, menggunakan obat yang mengandung estrogen bagi wanita yang sudah memasuki masa menoupose, melakukan pemeriksaan papsmear secara rutin bagi yang sudah menikah (Tarwoto. 2010.hlm.51).

(8)

8. Pengobatan Keputihan

Menurut Ayuningsih, Teviningrum dan Krisnawati (2009, hlm.26), pengobatan untuk keputihan meliputi :

a. Jika keputihan masih ringan, bisa menggunakan sabun atau larutan antiseptik khusus pembilas vagina seperlunya. Penggunaan berlebihan akan mematikan flora normal dan mengganggu keasaman vagina. Konsultasi ke dokter, sehingga akan diperoleh cara pengobatan paling tepat untuk mengatasi gangguan keputihan patologis dan infeksi sesuai dengan penyebabnya. Jenis obat dapat berupa sediaan oral berupa tablet atau kapsul, topical seperti krim yang dioleskan dan yang langsung dimasukkan ke liang vagina.

b. Bagi yang sudah berkeluarga, lakukan pemeriksaan bersama pasangan.

Jika masih belum sembuh, lakukan uji resistensi obat dan mengganti dengan obat lain. Ada kemungkinan kuman ternyata resisten terhadap obat yang di berikan.

d. Bagi penderita yang sudah menikah dan melakukan hubungan seksual secara rutin, apalagi berusia lebih dari 5 tahun, lakukan papsmear. Idealnya

papsmear dilakukan setahun sekali.

e. Jika positif terkena virus, bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan mulut rahim. Sebagai penunjang di lakukan pula tes urin dan tesdarah.

f. Melakukan pola hidup sehat agar daya tahan tubuh mendukung proses pengobatan.

(9)

Menurut Bahari (2012, hlm. 32), pengobatan keputihan terdiri dari: a. Pengobatan Moderen

Jika penyebab keputihan adalah infeksi, ada beberapa tindakan pengobatan moderen yang bisa dilakukan. Diantaranya:

1) Obat-obatan

Berikut berbagai jenis obat yang bisa digunakan mengatasi keputihan: a) Asiklovir

Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh virus herpes.

b) Podovilin 25%

Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh kondiloma. c) Larutan asam Thrikloro-Asetat 40-50% atau salep Asam Salisilat20-40%

(digunakan dengan cara dioleskan). d) Metronidazole

Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh bakteri

Comonas Vaginalis dan Gardnerella.

e) Nistatin, mikonazole, klotrimazole, dan friconazole.

Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh jamur

Candida Albican.

2) Larutan Antiseptik

Larutan antiseptik hanya berfungsi membersihkan cairan keputihan yang keluar dari vagina, larutan ini tidak bisa membunuh penyebab infeksi ataupun menyembuhkan keputihan yang diakibatkan oleh penyebab lainnya.

(10)

3) Hormon Estrogen

Hormon estrogen yang diberikan biasanya berbentuk tablet dan krim. Pemberian hormon ini dilakukan terhadap penderita yang sudah memasuki masamenopause atau lanjut usia.

4) Operasi Kecil

Operasi kecil perlu dilakukan jika penyebab keputihan adalah tumor jinak, misalnya papilloma.

5) Pembedahan

Metode pengobatan ini dilakukan jika penyebab keputihan adalah kanker

serviks atau kanker kandungan lainnya. Selain itu, metode pengobatan ini

juga dilakukan dengan mengacu pada stadium kankernya.

b. Pengobatan Tradisional

Metode pengobatan tradisional dilakukan dengan memanfaatkan beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat ditemui dengan mudah di alam sekitar, berikut ini:

1) Oleskan ampas mangga masak ke daerah vagina dan biarkan beberapa saat, sebelum membilasnya dengan air.

2) Makan satu atau dua buah pisang masak setiap hari secara rutin. 3) Minum segelas jus cranberry segar, sebaiknya tanpa gula, setiap hari.

4) Mengkonsumsi rempah-rempah seperti jahe, lengkuas, dan sebagainya. Saat mengkonsumsi makanan ini sebaiknya dalam bentuk mentah, atau dikukus sebentar.

(11)

6) Daun kasingsat muda dikukus kemudian dimakan sebagai lalapan.

7) Rebus 30 gram akar bunga matahari dalam 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Minum airnya 2 kali sehari.

8) Daun sirih direndam selama satu jam dalam air panas lalu didiamkan hingga dingin untuk membersihkan daerah vagina. Lakukan setiap hari pagi dan sore hari.

B. Daun Sirih 1. Daun Sirih

Menurut Elshabrina (2013, hlm. 65), daun sirih atau piper betlle merupakan tanaman asli Indonesia, memiliki bau yang khas, bentuk batang merambat dan biasanya menumpang pada pohon lain, seperti rambutan, nangka atau tumbuhan besar lainnya.

Tanaman daun sirih bisa mencapai tinggi 15cm. Batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupkan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5-8 cm dan lebar 2-5 cm (Thomas. 2007.hlm.3).

Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ±1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5-3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5-6 cm dimana terdapat kepala putik 3-5 buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan.

(12)

Akarnaya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan (Hariana. 2008.hlm.15).

Daun sirih terdiri dari dua jenis yaitu daun sirih merah dan daun sirih hijau. Sebenarnya tidak banyak perbedaan kedua jenis ini, selain dari warnanya kemudian bila daunnya disobek akan keluar lendir, aroma daun sirih merah lebih wangi dibandingakan sirih hijau, secara umum keduanya memiliki khasiat yang sama (Evika dan Safitri. 2008.hlm50).

2. Kandungan Daun Sirih

Ada beragam zat yang terkandung dalam daun sirih diantaranya minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, alllyprokatekol, eugenol, caryofelen,

fenil propada, tanin, gula dan zat samak yang memiliki daya mematikan kuman,

anti oksidasi dan fungisida, anti jamur. Karena kandungan yang sangat kaya tersebut, daun sirih sering kali dipakai obat herbal untuk mengatasi berbagai penyakit (Maharani. 2010.hlm.27).

3. Manfaat Daun Sirih

Khasiat daun sirih sebagai salah satu obat untuk mengobati keputihan, teruji secara klinis diberbagai bidang kesehatan. Selain dapat mengobati keputihan daun sirih juga berkhasiat untuk berbagai macam penyembuhan lainnya seperti: obat bisul, hidung berdarah (mimisan), radang selaput lendir mata, trachoma, mulut berbau, gusi bengkak, radang tenggorokan, encok, jantung berdebar-debar, terlalu banyak keluar air susu, batuk kering, demam nifas dan sariawan (Tjitrosoepomo. 2005.hlm.69).

(13)

4. Ramuan Daun Sirih Untuk Keputihan

Menurut Maharani (2010,hlm.30), berikut adalah resep atau ramuan daun sirih yang biasa digunakan para wanita untuk mengobati penyakit keputihan: a. Rebus10 lembar daun sirih yang telah dicuci bersih kedalam panci yang

berisikan air sebanyak 2,5 liter (8 gelas), tunggu sampai mendidih selama 30 menit hingga air rebusan tersisa menjadi 4 gelas. Biarkan air rebusan mendingin selama 15 menit.

b. Bilaskan air rebusan yang masih hangat tersebut untuk sekali pemakaian ke area vagina.

c. Lakukan berulang-ulang selama 7 hari sebelum tidur.

5. Dampak Penggunaan Daun Sirih

Dampak yang ditimbulkan akibat terlalu sering menggunakan air dari daun sirih adalah warna dari vagina menjadi tampak tidak segar atau bisa menjadi agak kehitam-hitaman, dapat mematikan flora normal vagina yang sebenarnya dibutuhkan dan juga untuk menjaga keasaman pH vagina yang optimalnya 3,5 -5,5 (Hariana. 2008.hlm.19).

C. Remaja

1. Definisi Remaja

Remaja adalah suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau sejajar (Piaget Hurlock. 1991, dalam Asrori dan Ali, 2010,hlm.9).

(14)

Menurut Soetjiningsih (2004, dalam Tarwoto, et al. 2010,hlm.1) masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak kemasa dewasa. Remaja putri adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang yang dialami oleh perempuan. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas dan

adolescence. Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis

maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan reproduksi. Sedangkan istilah adolescence lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas.

2. Batasan Usia Remaja

Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan BKKBN batasan usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum menikah (Widyastuti, 2009, hlm.11).

Menurut Soetjiningsih (2004, hlm.2), batasan usia remaja awal adalah 11-13 tahun, masa remaja pertengahan adalah 14-16 tahun, sedangkan masa remaja lanjut adalah 17-20 tahun.

3. Karakteristik Remaja

Menurut Arya (2008, hlm. 13), karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja terbagi menjadi 3 macam, antara lain :

(15)

2) Transisi kognitif, yaitu perkembangan kognitif remaja pada lingkungan sosial dan juga proses sosio emosional.

3) Transisi sosial, yaitu hubungan dengan orang tua, teman sebaya serta masyarakat sekitar.

Menurut Hurlock (1994, dalam Tarwoto, et al. 2010, hlm.66), ciri-ciri remaja sebagai berikut :

1) Masa remaja sebagai masa peralihan

Peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan berikutnya secara berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan bukan lagi seorang dewasa. masa ini merupakan masa yang sangat strategis, karena memberi waktu para remaja untuk membentuk gaya hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-nilai dan sifat-sifat yang sesuai dengan yang diinginkan. 2) Masa remaja adalah masa terjadi perubahan

Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi dengan pasti, perubahan perilaku dan sikap juga berkembang. Ada empat perubahan besar yang terjadi pada remaja, yaitu perubahan emosi,peran, minat, pola perilaku (perubahan sikap menjadi ambivalen).

3) Masa remaja dalah masa yang penuh masalah

Masalah remaja menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Hal ini terjadi karena belum jelas terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain. Akibatnya, terkadang terjadi penyelesaian yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

(16)

4) Masa remaja adalah masa mencari identitas

Identitas diri yang dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan kebanyakan orang, ia ingin memperlihatkan dirinya sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia ingin mempertahankan dirinya pada kelompok sebaya.

5) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan

Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yangt idak rapi, tidak dapat dipercaya, cenderung berperilaku merusak, sehingga menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Stigma ini akan membuat masa peralihan remaja ke masa dewasa menjadi sulit, karena orang tua yang mempunyai pandangan seperti ini akan selalu mencurigai remaja, sehingga menimbulkan pertentangan dan membuat jarak antara orang tua dengan remaja.

6) Masa remaja sebagai masa yang tidak relistis

Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamatanya sendiri, baik dalam melihat dirinya maupun orang lain, mereka belum melihat apa adanya, tetapi menginginkan sebagaimana yang ia harapkan.

7) Masa remaja adalah ambang masa dewasa

Dengan berlalunya usia belasan, remaja yang semakin matang berkembang dan memberi kesan sebagai seorang yang hampir dewasa. Ia akan memusatkan dirinya pada perilaku yang dihubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam berpakaian dan bertindak.

(17)

4. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Asrori dan Ali, (2010, hlm. 171), beberapa tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut :

1) Menjalin hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.

2) Mempelajari peran sosial sesuai dengan jenis kelaminnya sebagai pria atau wanita.

3) Menerima keadaan fisiknya dengan menjaga dan melindungi dirinya sendiri serta mampu menggunakan secara efektif.

4) Belajar tidak bersifat kekanakan dan tidak menggantungkan diri pada orang tua.

5) Mengembangkan keterampilan yang intelektual, seperti mengembangkan konsep tentang hukum, politik, ekonomi dan kemasyarakatan

Referensi

Dokumen terkait

Kecerdasan Spiritual dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Jantung Koroner di Poliklinik Jantung Rumah Sakit Dokter Moewardi Surakarta “ ini

melahirkan tenaga kerja mahir telah dimainkan oleh beberapa agensi kerajaan seperti Kementerian Pembangunan Keusahawanan dan Koperasi Malaysia mempunyai Institut Kemahiran

• Pengaruh penggunaan material konvensional pada proyek pembanguan rumah sejahtera tapak (RST) terhadap waktu berdasarkan analisa earned value schedule menyatakan bahwa

Perwujudan hal tersebut, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta bekerjasama dengan

Angiofibroma nasofaring (angiofibroma nasopharynx/ nasopharyngeal angiofibroma) Angiofibroma nasofaring (angiofibroma nasopharynx/ nasopharyngeal angiofibroma) adalah suatu tumor

Oleh karena itu, penggunaan variasi dosis 50, 100 dan 200 mg/kgBB fraksi air pada kondisi hewan hiperkolesterol-diabetes tidak mampu menurunkan kadar kolesterol

Tugas sehari-hari seorang Public Relations officer (PRO) adalah mengadakan kontak social dengan kelompok masyarakat tertentu, serta menjaga hubungan baik (community

Tauhid adalah ajaran yang disampaikan oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam as. Hingga Nabi Muhammad saw. pada umumnya, Allah mengutus rasul ketika masyarakat telah menyimpang