• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simulasi dan Pemodelan Sistem Persediaan Pada Perusahaan Retail Dengan Metode Sistem Dinamik (Studi Kasus : Distribution Center Hypermart Surabaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Simulasi dan Pemodelan Sistem Persediaan Pada Perusahaan Retail Dengan Metode Sistem Dinamik (Studi Kasus : Distribution Center Hypermart Surabaya)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Permasalahan logistik yang sering kali terjadi pada perusahaan retail adalah kurangnya jumlah pasokan barang yang tersedia digudang dibandingkan dengan jumlah permintaan. Selain dampak jangka pendek berupa penurunan angka penjualan barang, dampak jangka panjang dari permasalahan ini adalah berkurangnya pelanggan. Kedua belah pihak antara produsen dan pengecer harusnya mulai memahami bagaimana dan mengapa Out Of Stock (OOS) ini bisa terjadi, sehingga dapat dicegah atau diminimalkan. Sistem persediaan menjadi salah satu hal yang penting dan perlu diperhatikan dalam sebuah perusahaan karena persaingan yang semakin ketat mengharuskan perusahaan untuk mengelola semua sumber daya yang dimilikinya secara optimal, efektif, dan efisien supaya perusahaan dapat menghasilkan dan menawarkan produk yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen untuk tetap dapat mempertahankan kelangsungan bisnisnya dan dapat semakin berkembang.

Dengan memanfaatkan metode simulasi sistem dinamik permasalahan Out of stock khususnya pada perusahaan retail ini bisa dimodelkan dilihat dari berbagai faktor yang mempengaruhi seperti kurangnya produksi pabrik, keterlambatan distribusi, lonjakan permintaan konsumen, dan lain sebagainya. Pembuaatan pemodelan metode sistem dinamik digunakan untuk melihat keterkaitan antar faktor-faktor yang berpengaruh serta melakukan analisa perbaikan menggunakan skenario-skenario untuk melihat dampak yang ditimbulkan.

Dengan adanya pemodelan tersebut maka dapat dilakukan analisa untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya Out of stock dengan memiliki perencanaan persediaan yang tepat sehingga diharapkan dapat mengurangi kerugian yang dialami oleh perusahaan. Serta dapat melakukan perbaikan sistem dan alur distribusi barang menggunakan skenario – skenario yang dibuat.

Kata Kunci:retail, sistem dinamik, simulasi, out of stock, persediaan

I. PENDAHULUAN

ERKEMBANGAN dunia usaha yang bertambah pesat seiring dengan perkembangan teknologi telah membawa

pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan yang ketat dalam dunia usaha, baik perdagangan maupun perindustrian, serta adanya peningkatan tuntutan konsumen akan produk atau barang yang dikonsumsinya.Persaingan yang semakin ketat mengharuskan perusahaan untuk mengelola semua sumber daya yang dimilikinya secara optimal, efektif, dan efisien supaya perusahaan dapat menghasilkan dan menawarkan produk yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen dengan kualitas tinggi pada harga yang memadai untuk tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat semakin berkembang

Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Setiap perusahaan baik itu perusahaan kecil, menengah, maupun perusahaan besar, tak terkecuali perusahaan yang bergerak di bidang distribusi selalu dituntut untuk dapat mengendalikan persediaan dari produk yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan jumlah persediaan dengan jumlah permintaan konsumen.

Kehabisan persedian barang (Out of stock) adalah kondisi dimana sebuah perusahaan pengecer kehabisan barang untuk di taruh pada rak jualan. Hal ini telah lama menjadi permasalahan yang mengganggu pihak produsen dan juga pengecer. Akibat yang ditimbulkan dari kejadian out of stock ini jauh lebih besar dari sekedar kehilangan penjualan dari item-item tertentu namun dalam jangka waktu panjang permsalahan yang sangat mungkin terjadi adalah kehilangan pelanggan Saat pelanggan mendapati bahwa barang yang ada di daftar belanja mereka tidak ada, maka reaksi yang paling mungkin terjadi adalah pelanggan tersebut beralih pada produk lain yang available yang artinya pihak produsen kehilangan penjualan dan memberikan peluangan untuk kompetitor, atau pelanggan akan memilih untuk membeli ke tempat yang lain yang artinya pihak pengecer kehilangan penjualan. Dalam jangka panjang pelanggan kemungkinan besar akan menentukan secara permanen aktivitas belanja mereka, apakah mereka memilih berpindah produk atau berpindah tempat belanja. Selain itu, OOS ini bisa merusak sinyal permintaan dan juga akan mempengaruhi perencanaan pasokan di masa depan.

Fokus pengerjaan tugas akhir ini adalah pada barang-barang yang dilayani DC Hypermart Surabaya dan demand nya paling tinggi serta peluang terjadinya Out Of Stock cukup besar, yaitu Biore BodyWash 450 ml, Attack easy detergen 1.2

Simulasi dan Pemodelan Sistem Persediaan Pada Perusahaan Retail

Dengan Metode Sistem Dinamik

(Studi Kasus : Distribution Center Hypermart Surabaya)

Shinta Octaviani, Erma Suryani, S.T, M.T,Ph.D

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: erma.suryani@is.its.ac.id

(2)

kg, Downy Pewangi pakaian 1 L,Shampo Pantene Pro-v 200 ml, dan tissue paseo softpack 250 sheets.

II. TINJAUANPUSTAKA A. Sistem persediaan

Baroto (2002) mendefinisikan sistem persediaan sebagai suatu mekanisme mengenai bagaimana mengelola masukan-masukan yang sehubungan dengan persediaan menjadi output, dimana untuk itu diperlukan umpan balik agar output memenuhi standar tertentu. Mekanisme sistem ini adalah pembuatan serangkaian kebijakan yang memonitor tinkat persediaan, menentukan persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi dan berapa pessanan harus dilakukan.

Gambar 1 Sistem Q (Yamit,1999)

Sistem persediaan bertujuan menetapkan dan menjadin terjadinya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat. Atau dengan kata lain, sistem dan model persediaan bertujuan untuk meminimumkan biaya total melalui penentuan apa, berapa dan kapan pesanan dilakukan secara optimal (Handoko,2000)

B. Peran dan Fungsi Persediaan

Menurut Sumayang (2003) terdapat tiga alasan mengapa persediaan diperlukan :

1. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian. Untuk menghadapi ketidakpastian, pada sistem persediaan diterapkan persediaan darurat yang dinamakan safety stock. 2. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan

pembelian.

Tujuan ini memberikan kemudahan untuk :

- Memberikan kemungkinan untuk menyebarkan dan meratakan beban biaya investasi pada sejumlah produk - Memungkinkan penggunaan satu peralatan untuk

menghasilkan bermacam-macam jenis produk 3. Mengantisipasi perubahan pada Demand dan Supply

Persediaan disiapkan untuk menghadapi beberapa kondisi yang menunjukkan perubahan Demand dan Supply: - Bila ada perkiraan perubahan harga dan persedian bahan

baku.

- Sebagai persiapan menghadapi promosi pasar, dimana sejumlah besar barang jadi disimpan menunggu penjualan tersebut.

C. Kebijakan Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan adalah aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki (sumayang, 2003). Sedangkan pengertian pengendalian persediaan menurut Pardede (2003) adalah segala tindakan yang dilakukan untuk mengusahakan tersedianya barang sediaan dalam jumlah tertentu pada satu titik waktu tertentu.

Menurut Assauri (2000), pengendalia persediaan adalah suatu kegiatan untuk menentukan tingkat dan komposisi dari persediaan parts, bahan baku dan barang hasil atau produk, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien. Kebijakan pengendalian persediaan barang meliputi permalan permintaan, penentuan jumlah pemesanan ekonomis, lead-time, safety stock dan reorder point.

D. Konsep Permodelan dan Simulasi

Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi tau proses-proses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah.

Simulasi adalah proses yang diperlukan untuk operational model, atau penganan model untuk meniru tingkah laku sistem yang sesungguhnya. Ini meliputi berbagai kegiatan seperti pengunaan diagram alir dan logikan komputer, serta penulisan kode komputer dan penerapan kode tersebut pada komputer untuk menggunakan masukkan dan menghasilkan keluaran yang diinginkan. Pada prakteknya, modeling dan simulasi adalah proses yang berhunngan sangat erat, dan beberapa penulis membuat batasan simulasi yang mencakup modeling.

Langkah-langkah melakukan simulasi :

1. Pendefinisian sistem. Langkah ini meliputi : penentuan batasan sistem dan identifikasi variabel yang signifikan. 2. Formulasi model: merumuskan hubungan antar

komponen-komponen model.

3. Pengambilan data: identifikasi data yang diperlukan oleh model sesuai dengan tujuan pembuatan model. 4. Pembuatan model. Dalam penyusunan model perlu

disesuaikan dengan jenis bahasa simulasi yang akan digunakan

5. Verfikasi model : proses pengecekan terhadap model apakah sudah bebas dari error.

6. Validasi model merupakan proses pengujian terhadap model apakah model yang dibuat sudah sesuai dengan sistem nyatanya. Yaman Barlas dalam jurnalnya yang berjudul “Multiple Test for Validation of Systems Dynamics Type of Simulation Model”, menjelaskan dua cara pengujian yaitu:

a. Perbadingan Rata-Rata (Mean Comparison) data rata rata nilai A simulasi hasil rata rata nilai S _ _ _ _ _    

 

A A S E1 

(3)

Model dianggap valid bila E1  5%

b. Perbandingan Variasi Amplitudo (% ErrorVariance)

Dimana:

Ss = standard deviasi model Sa = standard deviasi data Model dianggap valid bila E2  30%

7. Setelah model valid maka langkah selanjutnya adalah membuat beberapa skenario (eksperimen) untuk memperbaiki kinerja sistem sesuai dengan keinginan. (Suryani, 2006)

E. Sistem Dinamik

Sistem dinamik pertama kali diperkenalkan oleh jay W. Forrester pada tahun 1950-an, merupakan suatu metode pemecahan masalah-masalah kompleks yang timbul karena adanya kecenderungan sebab-akibat dari berbagai macam variable di dalam sistem. Metode sistem dinamik pertama kali diterpakan pada permasalahan manajemen seperti fluktuasi inventori, ketidakstabilan tenaga kerja, dan penurunan pangsa pasar suatu perusahaan.

Dari model sistem dinamik dalam bentuk diagram kausatik dibangun Flow Diagram untuk mengambarkan variabel-variabel simulasi dan parameterisasi serta formulasi model untuk siap disimulasikan(Erma Suryani, 2011). Variabel dalam sistem dinamik digambarkan pada tabel 1

Table 1 Variabel Sistem Dinamik

III. METODEPENELITIAN A. Pengumpulan Data

Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data yang berupa data yang di dapatkan dari hasil survey yang dilakukan sebanyak 3 kali di DC Hypermart cabang Surabaya disesuaikan dengan kebutuhan analisa permasalahan yaitu data-data yang berkaitan dengan alur persediaan barang yang ada di DC. Data yang diperoleh antara lain :

1. data pesanan store (tahun 2013)

2. data barang (tahun 2013) 3. data persediaan (tahun 2013) 4. data jumlah order supplier 5. data pengiriman

6. data supplier

7. data store yang dilayani

Gambar 2. Metodologi Penelitian B. Perancangan Model

Pada tahap ini dilakukan perancangan awalmodel sistem menggunakan diagram kausatik untuk melakukan analisa sebab akibat dari semua faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan persediaan pada DC Hypermart cabang Surabaya. Faktor-faktor yang dipakai adalah faktor-faktor umum yang terlihat pada saat proses analisa awal, belum memperlihatkan faktor-faktor lain yang mungkin akan ditemukan pada saat proses pengerjaan dan survey lapangan.

C. Pembuatan Skenario dan Analisis Hasil

Tahapan ini adalah tahapan yang menampilkan hasil simulasi dan analisa dari skenario yang telah dilakukan serta memberikan kesimpulan atas hasil penelitian. Selain itu juga pada tahap ini diberikan saran untuk pengembangan dan perbaikan penelitian selanjutnya. Hasil dari pembuatan model awal akan dilakukan proses pembuatan skenario-skenario yang selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap hasil skenario-skenario tersebut apakah sudah sesuai dengan tujuan awal pembuatan model.

IV. MODELDANIMPLEMENTASI A. Perancangan Model

Pemodelan menggunakan metode simulasi sistem dinamik ini dibagi menjadi tahapan-tahapan sesuai dengan penjelasan pada studi liteartur di BAB II. Tahapan–tahapan yang harus dilakukan antara lain adalah :

a. Diagram kausatik b. Diagram Flow c. Verifikasi Model Sa Sa Ss E2 

(4)

d. Validasi Model e. Skenario Model

Pemodelan dan simulasi pada penelitian in digunakan untuk memodelkan sistem perencanaan persediaan pada distribution center Hypermart Surabaya. Produk yang dipilih adalah 5 (lima) barang paling diminati dan paling sering terjadi kekurangan persediaan (out of stock) yang didistribusikan oleh Distribution center Hypermart di Surabaya. Hasil simulasi tersebut diharpakan dapat membantu perusahaan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan guna mengurangi terjadi kekurangan stok yang berpengaruh pada penurunan jumlah profit perusahaan.

B. Diagram Kausatik

Interpretasi awal dari pengembangan model ini adalah pengembangan model yang digambarkan melalui Diagram Kausatik (Causal Loop Diagram). Hasil pemodelan diagram kausatik untuk Distribution Center Hypermart Surabaya dapat dilihat pada gambar berikut ini.Diagram kausatik (Causal Loop Diagram)adalah diagram yang menjelaskan tentang pola perilaku hubungan antar masing-masing variable yang saling mempengaruhi, baik mempengaruhi dari segi positif(+) maupun negatif(-).

Gambar 2 Causal Loop Diagram C. Flow Diagram

Pada diagram flow ini terdapat variabel-variabel model sistem dinamik yang akan memudahkan pembuat model dalam merancang skenariosasi serta melakukan analisis dari hasil yang dikeluarkan. Gambar absnamenjelaskan tentang alur proses aliran barang mulai dari supplier sampai masuk gudang dan didistribusikan ke pada store-store. Hal-hal yang harus dilakukan dalam membuat Diagram Flow adalah :

1. Level

Merupakan faktor-faktor yang nilainya mengalami peruabahan dari waktu ke waktu

2. Rate

Merupakan faktor yang menentukan laju penambahan dan pengurangan level .

3. Variabel Bantu

Merupakan faktor-faktor lain yang menjadi parameter penentu dalam menentukan sistem persediaan di Distribution Center Hypermart Surabaya

Diagram Flow dari sistem persediaan barang di Distribution Center Hypermart Surabaya dibuat untuk menggambarkan alur sistem persediaan barang di gudang mulai dari pemesanan ke

supplier sampai pendistribusian ke store-store seperti yang terlihat pada gambar 3.

Untuk dapat memastikan bahwa model sesuai dengan kondisi saat ini , maka dilakukan validasi dengan hasil seperti pada tabel 2. Dari tabel tersebut ditampilkan bahwa seluruh nilai Mean Comparison <5% dan nilai Error Variance <30% sehingga model dinyatakan valid.

Table 2 Validasi Base Model Produk Variabel Comparison Mean

(< 5 %) Error Variance (< 30 %) 1 Inventory/month 1.95% 10.02% Actual shipment 2.68% 6.19% Order To Supplier 0.77% 3.28%

Order From Store 3.38% 23.13%

2

Inventory/month 3.42% 5.16%

Actual shipment 3.76% 24.21%

Order To Supplier 1.26% 1.73%

Order From Store 0.10% 14.90%

3

Inventory/month 1.32% 8.88%

Actual shipment 1.14% 0.44%

Order To Supplier 2.27% 0.41%

Order From Store 2.40% 20.70%

4

Inventory/month 3.32% 6.95%

Actual shipment 2.27% 17.34%

Order To Supplier 1.36% 3.01%

Order From Store 0.88% 1.44%

5

Inventory/month 0.57% 6.76%

Actual shipment 1.25% 27.43%

Order To Supplier 1.66% 14.43%

Order From Store 3.05% 0.79%

Gambar 3 Stok & Flow Diagram 1 item produk

V. PEMBUATANSKENARIODANANALISISHASIL Tahapan selanjutnya adalah melakukan skenariosasi untuk memberikan usulan perbaikan sesuai dengan tujuan dari pembuatan sistem dinamik dari sistem perencanaan persediaan barang DC Hypermart Surabaya. Setelah melalui tahap verifikasi dan validasi model, maka langkah selanjutnya adalah tahap pembuatan skenario yang sesuai dengan tujuan tugas akhir. Skenario yang akan dibuat ada 4, yaitu economic order, Decrease Order Store, Increase Actual Shipment, dan skenario gabungan dari 3 skenario

(5)

sebelumnya sebagai Combine Scenario. Gambar 4 menunjukkan perubahan struktur diagram stok & flow setelah dilakukan proses skenariosasi.

Skenario 1 (Economic Order) : Tujuan dari skenario ini adalah untuk meminimalisir jumlah barang digudang guna menekan biaya penyimpanan gudang. Menggunakan teori Economic order Quantity (EOQ) untuk menentukan jumlah nilai order yang paling otimal.

Skenario 2 (Decrease Order Store): Tujuan dari skenario ini adalah untuk mengurangi jumlah permintaan toko ke DC guna meminimalisir tingkat perbedaan volume barang yang datang yang terkadang tidak sesuai dengan jumlah pemesanan yang dilakukan sehingga menyebabkan terjadi out of stock. Menggunakan Teori Cross Docking untuk mengurangi jumlah catatan permintaan toko yang masuk ke Distribution Center.

Skenario 3 (Increase Actual Shipment): Tujuan dari skenario ini adalah mengurangi dampak yang ditimbulkan dari backlog sehingga dapat meminimalisir terjadi out of stock pada DC.

Skenario 4 (Combine Skenario): Merupakan Skenario Gabungan dari tiga skenario sebelumnya.

Gambar 4 Perubahan struktur diagram setelah dilakukan proses skenariosasi

Hasil Skenario untuk tiap produk tergamar pada grafik gambar 5 sampai gambar 9

Gambar 5 Hasil Skenario produk 1

Gambar 6 Hasil Skenario Produk 2

Gambar 7 Hasil Skenario Produk 3

Gambar 8 Hasil Skenario Produk 4

Gambar 9 Hasil Skenario Produk 5

VI. KESIMPULAN/RINGKASAN

Beberapa Hal yang menjadi kesimpulan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Pemodelan sistem dinamik telah dilakukan pada sistem persediaan barang Distributin Center Hypermart Surabaya dengan tahapan :

a. Identifikasi Permasalahan b. Identifikasi sistem

c. Pembuatan model konseptual d. Formulasi model

e. Verifikasi dan validasi model f. Pembuatan skenario

g. Implementasi dan analisa hasil skenario 2. Sistem persediaan barang pada DC retail sangat

dipengaruhi oleh banyakya jumlah permintaan dari toko dan banyak jumlah pengiriman yang dilakukan oleh supplier atau distributor. Selain itu keakuratan peramalan permintaan juga sangat mempengaruhi jumlah order barang yang berdampak pada jumlah pengiriman barang. Apabila pihak gudang/DC melakukan prediksi pemesanan maka sangat besar terjadinya kemungkinan Out of stock yang juga dipengaruhi oleh supplier backlog dan atau keterlambatan pengirman (Shipment Delay). 3. Model yang digunakan pada tugas kahir ini telah

valid karena telah memnuhi syarat nilai maksimal error E1 sebesar kurang dari 5% dan error E2 sebesar kurang dari 30% sehingga model ini dapat digunakan aebagai acuan untuk melakukan simulasi persediaan barang pada DC Hypermart Surabaya dan dapat dijadikan sebagai referensi dalam menentukan sebuah kebijakan.

(6)

4. Untuk dapat memberikan usulan perbaikan sistem, maka dilakukan pembuatan dan penerapan skenario untuk mengurangi terjadinya out of stock yang juga berpengaruh pada keuntungan yang di dapatkan oleh perusahaan. Skenariosasi yang dilakukan memberikan dampak yang berbeda-beda untuk tiap produk analisa yang dipilih. Skenariosasi yang dilakukan antara lain adalah Economic Order, Decrease order Store, Increase Actual Shipment, dan Combine Scenario.

a. Produk 1 (Biore BodyWash 450 ml) Hasil skenario terbaik untuk produk 1 ini adalah hasil skenario ke 3 Increase Actual Shipment dengan nilai rata-rata inventory perbulan nya mencapai 3183 item dan kenaikan keuntungan yang di dapatkan sebesar 31%

b. Produk 2 (Attack Easy Detergen 1.2 kg) Hasil skenario terbaik untuk produk 1 ini adalah hasil skenario ke 1 Economic Order dengan nilai rata-rata inventory perbulan nya mencapai 839 item dan kenaikan keuntungan yang di dapatkan sebesar 29% c. Produk 3 (Downy Pewangi Pakaian 1 L)

Hasil skenario terbaik untuk produk 1 ini adalah hasil skenario ke 1 Economic Order dengan nilai rata-rata inventory perbulan nya mencapai 3856 item dan kenaikan keuntungan yang di dapatkan sebesar 12% d. Produk 4 (Shampo pantene Pro-V 200 ml)

Hasil skenario terbaik untuk produk 1 ini adalah hasil skenario ke 1 Economic Order dengan nilai rata-rata inventory perbulan nya mencapai 739 item dan kenaikan keuntungan yang di dapatkan sebesar 4,7% e. Produk 5 (Tissue Paseo Softpack 250 sheets)

Hasil skenario terbaik untuk produk 1 ini adalah hasil skenario ke 1 Economic Order dengan nilai rata-rata inventory perbulan nya mencapai 418 item dan kenaikan keuntungan yang di dapatkan sebesar 64% 5. Dari hasil skenariosasi yang telah dilakukan, yang

paling memberikan hasil optimal untuk tiap-tiap produk adalah skenario 1 Economic Order, yaitu skenario untuk menentukan jumlah order paling ekonomis yang bisa dilakukan oleh DC agar mendapatkan keuntungan yang maksimal namun juga meminimalisir terjadinya out of stock. Karena menambah jumlah persediaan dalam jumlah yang berlebihan hanya akan menambah beban biaya penyimpanan yang juga akan mengurangi kentungan yang di dapatkan perusahaan.

UCAPANTERIMAKASIH

Terima kasih kepada Allah SWT. atas segala rahmat dan

hidayahnya. Serta seluruh pihak yang mendukung penelitian ini, Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, ITS, teman-teman serta keluarga yang selalu memberikan motivasi dan dukungan yang besar.

DAFTARPUSTAKA

Ahyari, A. (1999). Efisiensi Persediaan Bahan, Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE UGM.

Goncalves, P., & Arango, S. (2010). Supplier Capacity Decisions Under Retailer Competition and Delays: Theoretical and Experimental Results†. 28th International Conference of the System Dynamics Society.

Gozali, A. S. (2012). IMPLEMENTASI METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA SEDIAAN KNOP JENDELA UD, IN JA,SAMARINDA. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.

Harahap, S. (2009). ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. FASTFOOD INDONESIA CABANG MEDAN . 29.

HUTAJULU, M. F. (2008). PERENCANAAN DAN

PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG . 28.

Liu, S., & J. Chris White. (2010). Addressing Retail Out-of-Stock Issues Using System Dynamics. 2.

Maddy, K. (2013, Mei 8). Cross Docking. Retrieved from Blog

Bisnis : WIrausaha:

http://ammarawirausaha.blogspot.com/2011/03/cross-docking.html

Nahar, J. (2013). MENENTUKAN PERSEDIAAN BERAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC

ORDER QUANTITY (EOQ) BERDASARKAN

RAMALAHN PERMINTAAN PADA TAHUN 2012. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR -BANTAN.

Nasution, A., & Prasetyawan, Y. (2008). Perencanaan & Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sari, S. P. (2010). PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KACANG TANAH MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DI PT. DUA KELINCI PATI. Skripsi Jurusan/program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis.

Sariyun Naja Anwar, B. M. (n.d.). MANAJEMEN RANTAI PASOKAN (SUPPLY CHAIN MANAGEMENT) :. Suryani, E. (2010). Demand Scenario Analysis and Planned Capacity

Expansion. A System Dynamics Framework.

Thomas W. Gruen, P., Daniel S., C., & Sundar Bharadwaj, Ph.D. (2002). Retail Out-of-Stocks. A Worldwide Examination of Extent, Causes and Consumer Responses.

W, G. L. (2008). PERAMALAN PERMINTAAN PASAR DAN PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN. 2.

Wiguna, A. (2011, April 03). Cross Docking. Retrieved from teknik industri:

http://belajarteknikindustri.blogspot.com/2011/04/cross-docking.html

Referensi

Dokumen terkait

• Jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis dan optimal berdasarkan metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk tepung terigu yaitu 20 karung per bulan dengan

1) Dalam penelitian ini dihasilkan empat variabel yaitu indeks kesenjangan digital, pencapaian kemampuan TIK, kebutuhan kemampuan TIK, dan penghambat adopsi TIK. 2)

Tujuan penelitian untuk mengetahui perkembangan kecerdasan interpersonal melalui metode proyek pada anak kelompok A TK Pertiwi Krajan II Jatinom Klaten Pada Tahun

(2009) melaporkan bahwa salah satu virus yang berasosiasi dengan gejala mosaik kuning pada tanaman kacang panjang yang berasal dari Bubulak, Dramaga Bogor dan Sidorejo,

- Peserta didik diberikan waktu untuk memahami materi yang dijelaskan dan mengajukan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis dan mendapat informasi tambahan serta guru

Reverberation Time: pada keadaan bising apapun, dan diputar lagu apapun(kecuali lagu yang rekamannya sudah diset punya RT yang tinggi, sbg contoh lagu 4 dan 2, di

Pada tahun 1922, Goldschmidt dan Renn menemukan senyawa radikal bebas stabil berwarna ungu dan bersifat tidak larut dalam air yaitu DPPH (1,1- difenil-2-picrylhydrazile), yang

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan penderita DM2 mengenai penanganan penyakit diabetes dengan