• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2010"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No.04/01/33/Th.V, 03 Januari 2011

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

J

AWA

T

ENGAH

B

ULAN

D

ESEMBER

2010

; Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah Bulan Desember 2010 mengalami penurunan indeks sebesar 0,04 persen, yaitu dari posisi indeks 103,16 pada Bulan November 2010 menjadi 103,12 pada Bulan Desember 2010. Hal ini disebabkan karena kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib)..

; It mengalami kenaikan 0,77 persen, dari posisi 131,63 menjadi 132,64 pada Bulan Desember 2010. Sementara Ib mengalami perubahan dari posisi 127,59 pada Bulan November 2010 menjadi 128,63 pada Bulan Desember 2010 atau naik sebesar 0,81 persen,

; Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, NTP sub sektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat (TPR) dan perikanan mengalami kenaikan indeks. Sedangkan penurunan terjadi pada NTP sub sektor hortikultura dan peternakan. NTP sub sektor tanaman pangan (NTP-Pp) naik 0,14 persen; NTP sub sektor TPR (NTP-Pr) naik 1,07 persen; NTP sub sektor perikanan (NTP-N) mengalami kenaikan 0,66 persen; Sedangkan NTP sub sektor hortikultura (NTP-H) mengalami sedikit penurunan indeks sebesar 0,08 persen dan NTP sub sektor peternakan (NTP-T) turun 1,82 persen .

;

Perubahan indeks harga konsumsi rumah tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Pada Bulan Desember 2010 di wilayah perdesaan Provinsi Jawa Tengah terjadi inflasi sebesar 1,02 persen, sedangkan secara nasional mengalami inflasi perdesaan sebesar 1,17 persen. Inflasi ini dipicu oleh kenaikan harga yang cukup signifikan pada kelompok pengeluaran bahan makanan, terutama komoditas cabe

;

NTP nasional mengalami penurunan indeks sebesar 0,13 persen yaitu turun dari posisi indeks 102,89 menjadi 102,75. Dari 5 (lima) provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada Bulan Desember 2010, hanya Provinsi Banten yang mengalami kenaikan indeks NTP (naik 0,37%), sedangkan provinsi lainnya mengalami penurunan. NTP Jawa Barat turun 0,06%; Jawa Tengah turun 0,04%, DI Yogyakarta turun 0,58%, dan Jawa Timur turun 0,44%.

1.

Nilai Tukar Petani Jawa Tengah

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari hasil perbandingan antara indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menggambarkan nilai tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang/jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani dan biaya produksi serta pembentukan barang modal. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin tinggi kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

(2)

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Jawa Tengah pada Bulan Desember 2010, menunjukkan bahwa NTP Jawa Tengah mengalami sedikit penurunan indeks sebesar 0,04 persen, yaitu dari posisi indeks 103,16 pada Bulan November 2010 menjadi 103,12 pada Bulan Desember 2010. Hal ini disebabkan karena kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian yang dihasilkan petani, atau indeks harga yang diterima petani (It) sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian, atau indeks harga yang dibayar petani (Ib).

100.03 100.62 100.23 100.22 100.25 100.55 101.09 102.29 102.65 102.60 102.62 103.16 103.12 99 100 101 102 103 104 Des '0 9 Jan' 10 Peb 10 Mar '1 0 Ap r ' 10 Me i '1 0 Juni '1 0 Ju li ' 10 Agus t ' 10 Se pt '1 0 Ok t '1 0 No v'1 0 Des '1 0 Grafik 1.

Perkembangan NTP Jawa Tengah Bulan Des 2009 - Des 2010

It Jawa Tengah pada Bulan Desember 2010 mengalami kenaikan sebesar 0,77 persen yaitu dari posisi 131,63 pada Bulan November 2010 menjadi 132,64 pada Bulan Desember 2010. Sedangkan Ib mengalami kenaikan sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 0,81 persen, dari posisi 127,59 pada Bulan November 2010 menjadi 128,63 pada Bulan Desember 2010

. Tabel 1.

PERUBAHAN NTP JAWA TENGAH DESEMBER 2010

No Rincian Nov '10 Des '10 Perubahan Des'10

(%)

(1) (2) (3) (4) (5)

I. Indeks Diterima Petani 131.63 132.64 0.77 II. Indeks Dibayar Petani 127.59 128.63 0.81

1. Konsumsi Rumah Tangga 129.09 130.41 1.02

a. Bahan Makanan 132.86 135.17 1.74

b. Makanan Jadi 129.46 130.02 0.43

c. Perumahan 132.51 132.85 0.26

d. Sandang 122.06 122.71 0.54

e. Kesehatan 119.21 119.68 0.40

f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 121.58 121.85 0.22

g. Transportasi dan Komunikasi 112.19 112.46 0.24

2. BPPBM 122.86 123.06 0.17

a. Bibit 119.21 119.51 0.25

b. Obat-obatan & Pupuk 124.51 124.71 0.16

c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 134.67 134.86 0.14

d. Transportasi 119.77 119.82 0.04

e. Penambahan Barang Modal 126.55 127.10 0.43

f. Upah Buruh Tani 118.55 118.75 0.17

(3)

0.99 0.69 1.89 -1.14 1.49 0.77 -1.5 -0.5 0.5 1.5 2.5 Tanaman

Pangan Hortikultura TPR Peternakan Perikanan Jawa Tengah

Grafik 3.

Perubahan It Jawa Tengah Per Sub Sektor Bulan Desember 2010

Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, NTP sub sektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat (TPR) dan perikanan mengalami kenaikan indeks. Sedangkan penurunan terjadi pada NTP sub sektor hortikultura dan peternakan. NTP sub sektor tanaman pangan (NTP-Pp) naik 0,14 persen, dari posisi indeks 98,66 pada Bulan November 2010 menjadi 98,80 pada Bulan Desember 2010; NTP sub sektor TPR (NTP-Pr) naik 1,07 persen dari posisi indeks 119,89 pada Bulan November 2010 menjadi 121,18 pada Bulan Desember 2010; dan NTP sub sektor perikanan (NTP-N) mengalami kenaikan indeks menjadi 110,90 dari 110,18 atau naik 0,66 persen.

Sedangkan NTP sub sektor hortikultura (NTP-H) mengalami sedikit penurunan indeks sebesar 0,08 persen dari posisi indeks 102,14 pada Bulan November 2010 menjadi 102,06 pada Bulan Desember 2010 dan NTP sub sektor peternakan (NTP-T) turun menjadi 111,58 dari posisi 113,65, atau turun 1,82 persen.

Grafik 2.

Perubahan NTP Jawa Tengah Per Sub Sektor Bulan Desember 2010

(2.0) (1.5) (1.0) (0.5) 0.0 0.5 1.0 1.5 NTP-Pp NTP-H NTP-Pr NTP-T NTP-N Jawa Tengah 0.14 -0.08 1.07 -1.82 0.66 -0.04

Catatan : NTP-Pp = NTP sub sektor tanaman pangan; NTP-H = NTP sub sektor hortikultura; NTP-Pr = NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat; NTP-T = NTP sub sektor peternakan; NTP-N = NTP sub sektor perikanan

2. Indeks Harga Yang Diterima Petani

Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Pada Bulan Desember 2010, It Jawa Tengah naik 0,77 persen dibandingkan Bulan November 2010, yaitu dengan perubahan indeks dari 131,63 menjadi 132,64. Kenaikan indeks ini banyak dipengaruhi oleh kenaikan It pada hampir semua sub sektor kecuali sub sektor peternakan.

It sub sektor TPR mengalami kenaikan indeks tertinggi, yaitu 1,89 persen. It sub sektor TPR berubah dari posisi 151,68 pada Bulan November 2010 menjadi 154,55 pada Bulan Desember 2010; Disusul dengan kenaikan It sub sektor perikanan, yang mengalami kenaikan 1,49 persen dari posisi 139,34 pada Bulan November 2010 menjadi 141,41 pada Bulan Desember 2010; Kenaikan tertinggi berikutnya terjadi pada It sub sektor tanaman pangan yang mengalami kenaikan sebesar 0,99 persen, sehingga

(4)

0.85 0.77 0.81 0.70 0.82 0.81 0.99 1.00 1.04 1.09 1.20 1.02 0.30 0.01 0.03 -0.18 0.18 0.17 ‐0.30 0.00 0.30 0.60 0.90 1.20 Tanaman Pangan Hortikultura TPR Peternakan Perikanan Jawa Tengah Grafik 4.

Perubahan Ib, IKRT dan BPPBM*)Jawa Tengah

Per Sub Sektor Bulan Desember 2010 (%)

BPPBM

IKRT

Ib

posisi indeks berubah dari 126,24 menjadi 127,49; dan It sub sektor hortikultura naik sebesar 0,69 persen, yang merubah indeks menjadi 131,14 dari 130,24.

Sedangkan It sub sektor peternakan mengalami penurunan 1,14 persen dari posisi 144,54 pada Bulan November 2010 menjadi 142,90 pada Bulan Desember 2010

3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani

Dari indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar pada masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Ib terdiri dari 2 (dua) kelompok yaitu kelompok indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan kelompok Biaya Produksi dan Pembentukan Barang Modal (BPPBM). Kelompok IKRT dibagi menjadi 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yang terdiri dari bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan olah raga, serta transportasi dan komunikasi. Perubahan indeks harga konsumsi rumah tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Sedangkan kelompok BPPBM terdiri dari bibit, obat-obatan dan pupuk, sewa lahan, pajak dan lainnya, transportasi, penambahan barang modal serta upah buruh tani.

Catatan : Ib = Indeks yang dibayar petani; IKRT = indeks konsumsi rumah tangga; BPPBM = biaya produksi dan penanaman barang modal

Ib Jawa Tengah pada Desember 2010 naik sebesar 0,81 persen dibanding bulan sebelumnya, yaitu dari posisi indeks 127,59 menjadi 128,63. Kenaikan ini disebabkan naiknya semua kelompok konsumsi rumah tangga serta biaya produksi pertanian. Indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) mengalami kenaikan sebesar 1.02 persen dari posisi 129,09 pada Bulan November menjadi 130,41 pada Bulan Desember 2010. Sedangkan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami perubahan indeks dari 122,86 pada Bulan November menjadi 123,06 pada Bulan Desember, atau naik 0,17 persen.

Kenaikan kelompok BPPBM disebabkan karena kenaikan indeks pada semua kelompok pengeluaran, yaitu bibit mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,25 persen; obat-obatan dan pupuk naik 0,16 persen; sewa lahan,

(5)

pajak dan lainnya naik 0,14 persen; transportasi naik 0,04 persen; penambahan barang modal naik 0,43 persen dan upah buruh tani mengalami kenaikan indeks sebesar 0,17 persen.

Ib di semua sub sektor pertanian mengalami kenaikan. Kenaikan Ib terbesar terjadi pada Ib sub sektor tanaman pangan (naik 0,85 persen), kemudian Ib sub sektor perikanan (naik 0,82 persen), disusul kenaikan Ib pada sub sektor TPR (naik 0,81 persen) serta Ib sub sektor hortikultura dan peternakan, yang masing-masing mengalami kenaikan 0,77 persen dan 0,70 persen.

4. Indeks Harga Konsumen Perdesaan

Perubahan indeks harga konsumsi rumah tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan.

Pada Bulan Desember 2010 di wilayah perdesaan Provinsi Jawa Tengah terjadi inflasi sebesar 1,02 persen, sedangkan secara nasional mengalami inflasi sebesar 1,17 persen. Dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, seperti bulan sebelumnya, kelompok bahan makanan menjadi pemicu terjadinya inflasi di Provinsi Jawa Tengah dan secara nasional. Di Jawa Tengah, kelompok bahan makanan mengalami kenaikan indeks sebesar 1,74 persen, dan secara nasional kelompok bahan makanan mengalami kenaikan indeks sebesar 1,95 persen.

Jawa Tengah Nasional

(1) (2) (3)

Konsumsi Rumah Tangga 1.02 1.17

a. Bahan Makanan 1.74 1.95

b. Makanan Jadi 0.43 0.55

c. Perumahan 0.26 0.37

d. Sandang 0.54 0.44

e. Kesehatan 0.40 0.25

f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 0.22 0.35

g. Transportasi dan Komunikasi 0.24 0.16

Tabel 2.

Inflasi Perdesaan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Menurut Kelompok Pengeluaran Desember 2010

Inflasi Perdesaan Kelompok Pengeluaran

Komoditas yang menjadi penyebab terjadinya kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh kenaikan indeks harga pada komoditas cabe, yang pada Bulan Desember 2010 mengalami rata-rata kenaikan indeks harga lebih dari 50 persen.

No Komoditas Perubahan IndeksHarga (% )

(1) (2) (3) 1 CABE RAWIT 58.363 2 CABE MERAH 54.457 3 CABE HIJAU 39.531 4 KUBIS/KOL 15.167 5 LADA/MERICA 8.594 6 LABU SIAM/JIPANG 6.039 7 VCD 5.851 8 TOMAT SAYUR 5.468 9 PARE/PARIA 5.418 10 TERUNG 4.883 Tabel 3 :

Perubahan Indeks Harga 10 (sepuluh) Komoditas Pemicu Kenaikan Indeks Harga

(6)

5. NTP Nasional dan Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Jawa

NTP nasional pada Bulan Desember 2010 mengalami penurunan indeks sebesar 0,13 persen yaitu turun dari posisi indeks 102,89 menjadi 102,75. Hal ini disebabkan karena kenaikan It lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan Ib. It nasional mengalami kenaikan 0,83 persen, sedangkan Ib nasional naik 0,97 persen.

Dilihat dari 5 (lima) sub sektor penyusun NTP, sub sektor tanaman pangan dan hortikultura mengalami kenaikan indeks NTP yaitu masing-masing sebesar 0,12 persen dan 0,14 persen. Sedangkan 3 (tiga) sub sektor lainnya mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor TPR turun 0,08 persen, sub sektor peternakan turun 1,40 persen dan NTP sub sektor perikanan turun 0,24 persen

Dari 5 (lima) provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada Bulan Desember 2010, hampir semua provinsi mengalami penurunan indeks NTP, kecuali Provinsi Banten. Jawa Barat mengalami penurunan NTP 0,06 persen, Jawa Tengah turun 0,04 persen, NTP Provinsi DI Yogyakarta turun 0,58 persen, Jawa Timur turun 0,44 persen, sedangkan NTP Banten mengalami kenaikan indeks, sebesar 0,37 persen.

Seperti bulan sebelumnya, jika dilihat dari posisi indeks, hanya NTP Provinsi Jawa Timur yang masih berada di bawah angka 100, yaitu berada pada posisi 98,87. NTP DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Banten dan Jawa Barat berada pada posisi di atas angka 100.

Perubahan November '10 Desember '10 Desember '10 (% )

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Jawa Barat 101.52 101.46 -0.06 2 Jawa Tengah 103.16 103.12 -0.04 3 DI. Yogyakarta 114.36 113.70 -0.58 4 Jawa Timur 99.31 98.87 -0.44 5 Banten 103.33 103.71 0.37 6 Nasional 102.89 102.75 -0.13 Bulan Desember 2010 NO PROVINSI BULAN Tabel 4.

NTP di 5 (Lima) Provinsi Se- Pulau Jawa dan Nasional 0.12 0.14 -0.08 -1.40 -0.24 -0.13 -1.60 -1.40 -1.20 -1.00 -0.80 -0.60 -0.40 -0.20 0.00 0.20 0.40 NTP-Pp NTP-H NTP-Pr NTP-T NTP-N Nasional Grafik 5.

(7)

Nov '10 Des '10 Pe ruba han De s '1 0 ( %) Nov '10 Des '10 Pe ruba han De s '1 0 ( %) Nov '10 Des '10 Pe ruba han De s '1 0 ( %) Nov '10 Des '10 Pe ruba han De s '1 0 ( %) Nov '10 Des '10 Pe ruba han De s '1 0 ( %) No v ' 10 Des '10 Pe ruba han Des '10 ( %) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10 ) (11 ) (12 ) (13 ) (14 ) (15 ) (16 ) (17 ) (18 ) (19 ) I. Ind eks Di teri ma Pe tan i 126. 24 127. 49 0.99 130. 24 131. 14 0.69 151. 68 154. 55 1.89 144. 54 142. 90 -1.1 4 139 .34 141 .41 1.4 9 131 .63 132 .64 0.7 7 II. Ind eks D iba yar Pet ani 127. 95 129. 04 0.85 127. 51 128. 49 0.77 126. 52 127. 54 0.81 127. 19 128. 07 0.70 126. 46 127. 51 0.82 127. 59 128. 63 0.8 1 1. Kons um si R um ah Ta ngga 129. 28 130. 57 0.99 129. 26 130. 56 1.00 129. 08 130. 42 1.04 128. 32 129. 71 1.09 128. 29 129. 83 1.20 129. 09 130. 41 1.0 2 a. B aha n M aka nan 133 .29 135 .53 1.6 8 133 .10 135 .36 1.7 0 132 .75 135 .02 1.7 1 131 .32 133 .77 1.8 6 131 .08 134 .00 2.2 3 132 .86 135 .17 1.7 4 b. M aka nan Jadi 129. 17 129. 74 0.44 129. 12 129. 69 0.44 131. 09 131. 64 0.42 130. 39 130. 93 0.42 129. 57 130. 08 0.39 129. 46 130. 02 0.4 3 c. P eru ma han 132 .75 133 .09 0.2 5 134 .73 135 .06 0.2 5 129 .97 130 .26 0.2 2 129 .91 130 .31 0.3 1 131 .55 131 .87 0.2 4 132 .51 132 .85 0.2 6 d. S and ang 121 .53 122 .19 0.5 5 120 .83 121 .48 0.5 4 122 .65 123 .34 0.5 7 124 .86 125 .49 0.5 1 124 .65 125 .17 0.4 2 122 .06 122 .71 0.5 4 e. K ese hat an 119 .26 119 .75 0.4 0 117 .97 118 .45 0.4 0 120 .15 120 .58 0.3 6 120 .06 120 .50 0.3 6 119 .63 120 .11 0.4 0 119 .21 119 .68 0.4 0 f. P end idik an, Re kre asi & Olah raga 122. 07 122. 34 0.22 120. 58 120. 86 0.23 119. 78 120. 01 0.19 121. 50 121. 80 0.24 121. 97 122. 17 0.17 121. 58 121. 850 .22 g. T ran spo rtas i da n K om uni kas i 112. 36 112. 64 0.25 112. 23 112. 50 0.25 113. 69 114. 00 0.27 109. 43 109. 64 0.19 113. 97 114. 21 0.21 112. 19 112. 46 0.2 4 2. BPPB M 123. 17 123. 54 0.30 122. 18 122. 20 0.01 118. 32 118. 35 0.03 124. 74 124. 51 -0.1 8 123 .46 123 .68 0.1 8 122 .86 123 .06 0.1 7 a. B ibit 128 .04 128 .76 0.5 6 95. 85 95. 91 0.0 6 128 .84 129 .37 0.4 2 120 .58 119 .19 -1.15 90. 60 90. 60 0.0 0 119 .21 119 .51 0.25 b. O bat -ob ata n & Pu puk 122 .35 122 .76 0.3 3 122 .36 121 .85 -0.42 114 .52 114 .43 -0.0 8 142 .92 143 .15 0.1 6 127 .51 128 .10 0.4 6 124 .51 124 .71 0.1 6 c. S ewa La han , P aja k & La inn ya 136 .72 136 .88 0.1 1 142 .59 142 .95 0.2 5 130 .02 130 .31 0.2 2 109 .72 109 .72 0.0 0 144 .59 144 .85 0.1 8 134 .67 134 .86 0.1 4 d. T ran spo rtas i 123. 34 123. 38 0.03 119. 36 119. 40 0.04 121. 44 121. 46 0.02 110. 44 110. 45 0.01 103. 31 103. 53 0.21 119. 77 119. 82 0.0 4 e. P ena mb ahan Ba rang M oda l 129 .95 130 .81 0.6 7 127 .01 127 .35 0.2 7 119 .93 119 .85 -0.0 7 119. 02 119. 02 0.00 115. 12 114. 94 -0.1 6 126 .55 127 .10 0.4 3 f. U pah Bu ruh Tan i 119. 89 120. 13 0.20 124. 75 125. 07 0.26 113. 04 113. 04 0.00 112. 61 112. 61 0.00 105. 63 105. 63 0.00 118. 55 118. 75 0.1 7 III. Nil ai T uka r P eta ni 98. 66 98. 80 0.14 102. 14 102. 06 -0.0 8 119 .89 121 .18 1.0 7 113 .65 111 .58 -1.8 2 110. 18 110. 90 0.66 103. 16 103. 12 -0.0 4 Rin cia n Tana ma n P ang an Hor tikul tura (1) JAW A T EN GAH Tabe l 5 NT P J AW A T ENG AH PE R S UB S EKT OR BUL AN DE SE MB ER 20 10 Pe rika nan Tan am an P erk ebun an Ra kyat Pe tern akan

Gambar

Tabel 5 NTP JAWA TENGAH PER SUB SEKTOR BULAN DESEMBER 2010 PerikananTanaman Perkebunan RakyatPeternakan

Referensi

Dokumen terkait

In his, by now renowned and meticulously analysed 4 , separate opinion attached to the Lubanga Trial Chamber Judgment, Judge Fulford disagreed both with the Chamber’s premise

Artikel ini membahas tentang efektivitas penggunaan program syntactic tree dalam menganalisa tata bahasa tagmemik dalam memahami elemen linguistik.Selain itu,

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tindakan kelas ini, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

c) Menyimpan persediaan dengan baik, untuk menghindarkan persediaan dari pencurian, kerusakan atau penyusutan nilai persediaan. d) Membatasi akses persediaan pada orang

1) Hasil validasi dari ahli materi, ahli desain pembelajaran dan ahli desain grafis menyatakan bahwa media pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Bahasa

Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan.

Fotokopi laporan kronologis bagi PNS yang Cacat karena dinas dibuat oleh pimpinan instansi yang bersangkutan;.. Fotokopi surat keterangan sakit dari Tim

Kalau di Bagian Operasional Menara BCA, atasan selalu menerapkan keterbukaan sebelum menyebarkan semua informasi kepada bawahan, karena atasan merasa bahwa bawahan