• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA

Oleh:

Yesi Rispianti, Mulyati, Liza Yulia Sari

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

In achievement a learning objektives not only be affected by methods used the teacher. But also influenced by the teaching object used in the learning process. For that, we need some development teaching object from of student work sheet which aims to determine the validity and practicality student work sheet developed. This type of research is development with procedural models which aims to produce a product. The product was developed using a three stage from four-D models namely define, design, and develop. The study subject consisted of four validator and 20 students of class XI IPA3 from SMAN 4 Solok Selatan.

Research data is the primary data by analizyng the validity and practicality of the developed student work sheet. From this study the object produced student work sheet tissues in plant for SMA class XI first semester. Student work sheet prodeced valid categorized by the validator to the value of 86,83% and categorized by teachers with the practical value of 87,64% and categorized by the students with the practical value of 87,52%. Thus, it can be concluded that the student work sheet development tissues in plant object for class XI SMA semester 1 had a valid and practical.

Keyword: student work sheet, tissues in plant. PENDAHULUAN

Dalam pencapaian suatu tujuan

pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh metode yang digunakan oleh guru tetapi juga dipengaruhi oleh bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Salah satu bahan ajar yang sudah dikenal dan banyak digunakan dalam proses pembelajaran secara umum oleh guru adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Bagi guru fungsi LKS adalah untuk

memudahkan pelaksanaan pembelajaran kepada siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan di SMAN 4 Solok Selatan pada 13 Maret 2013 bahwa di sekolah tersebut sudah menggunakan LKS. LKS yang digunakan adalah LKS yang beredar dipasaran bukan LKS yang dibuat oleh guru. Berdasarkan angket observasi yang telah diisi oleh siswa dapat disimpulkan bahwa, secara umum LKS yang digunakan

(2)

hanya dijadikan sebagai tugas rumah, gambar yang terdapat pada LKS tidak memiliki warna dan sulit untuk dipahami, serta tidak menarik sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar.

Menurut guru biologi kelas XI SMAN 4 Solok Selatan bahwa materi yang paling sulit dipahami siswa pada semester 1 kelas XI ini adalah materi jaringan tumbuhan karena materi ini merupakan salah satu materi yang banyak memiliki gambar yang sulit dipahami oleh siswa, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung di sekolah ini, guru lebih memaksimalkan menjelaskan materi pelajaran agar siswa dapat mencapai kompetensi yang telah ditentukan serta pada saat dilaksanakan praktikum siswa tidak salah konsep terhadap hasil pengamatan yang dilakukan pada materi jaringan tumbuhan ini.

Berdasarkan hasil analisis LKS yang ada dipasaran, dapat disimpulkan bahwa LKS yang beredar dipasaran tersebut masih belum memenuhi kriteria isi LKS yang

semestinya, dimana isi dari LKS

seharusnya memiliki judul, petunjuk

belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas dan langkah kerja, serta penilaian sedangkan LKS yang beredar dipasaran masih memiliki banyak kekurangan, seperti gambar pada informasi pendukung yang tidak berwarna, tampilan

LKS yang kurang menarik, tidak

dirumuskannya kompetensi dasar menjadi beberapa indikator dan tujuan pembelajaran sehingga pada soal tes dan evaluasinya pun tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang seharusnya dicapai oleh setiap siswa, informasi pendukung yang berisi ruang lingkup materi yang terlalu simpel atau dalam bentuk poin-poin pentingnya saja sehingga hanya akan mengajarkan siswa untuk menghafal fakta-fakta yang ada tanpa

memberikan kesempatan untuk

memikirkannya lebih jauh. Akibatnya, ketika menggunakan LKS ini siswa cenderung langsung mengerjakan soal-soal tanpa membaca materi. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus kemampuan siswa untuk memahami bacaan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif tidak akan berkembang.

Berdasarkan penelitian sebelumnya

oleh Delta (2012) dengan judul

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Biologi SMA Berbasis Kontekstual pada Materi Sistem Pernapasan didapatkan hasil, saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan LKS Berbasis Kontekstual pada materi pokok Sistem Pernapasan dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu, dengan

adanya gambar yang menarik dan

keterangan gambar yang jelas dapat membantu siswa memahami informasi

(3)

yang ada pada gambar. Berdasarkan uraian

tersebut dilakukan penelitian

pengembangan bahan ajar untuk membantu guru melaksanakan proses pembelajaran dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Biologi pada Materi Jaringan Tumbuhan untuk SMA”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian

pengembangan yang dilakukan untuk

menghasilkan bahan ajar berupa LKS

biologi pada materi Jaringan Tumbuhan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun pelajaran 2012/2013 di STKIP PGRI Sumatera Barat dan SMAN 4

Solok Selatan. LKS ini menggunakan

model pengembangan Four-D Model yang terdiri dari empat tahap yaitu define,

design, develop dan disseminate. Namun menimbang keterbatasan waktu dan biaya, penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap develop. Sasaran penelitian adalah pengembangan LKS pada materi Jaringan Tumbuhan yang selanjutnya divalidasi oleh dosen Pendidikan dan guru biologi SMA.

LKS yang telah divalidasi kemudian di ujicobakan kepada 20 orang siswa kelas XI IPA3 SMAN 4 Solok Selatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil validasi oleh dosen dan guru dapat dilihat ada tabel berikut.

Tabel 1.Hasil Validasi LKS oleh Dosen dan Guru. No Aspek Penilaian Nilai Validitas (%) Kriteria A Kelayakan isi 90,17 Sangat Valid B Kebahasaan 88,75 Valid C Penyajian 88,39 Valid D Kegrafikan 80 Total 347,31 - Rata-rata 86,83 Valid

Analisis data dari angket uji validitas

LKS oleh dosen dan guru didasarkan pada 4 aspek penilaian yaitu kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan. Berdasarkan analisis hasil data dari angket uji validitas tersebut diperoleh nilai rata-rata validitas sebesar 86,83% dengan kriteria valid. Hal ini menunjukkan bahwa

LKS yang dihasilkan dalam penelitian ini

sudah valid karena dalam

pengembangannya LKS ini telah

disesuaikan dengan SK dan KD yang ditetapkan dalam kurikulum dan unsur penyusunannya, sehingga substansi dan sistematika materi dalam LKS ini dapat memenuhi KTSP. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa LKS yang dihasilkan

layak digunakan dalam proses

pembelajaran baik bagi guru maupun siswa. Hal ini dipertegas oleh Depdiknas (2008: 8) yang menyatakan bahwa pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan

(4)

dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum.

Dalam pengembangannya, LKS ini

mengalami revisi beberapa kali sesuai saran-saran dari validator. Berdasarkan saran-saran dari validator tersebut, maka

dilakukan revisi terhadap LKS yang

dikembangkan. Setelah itu, dilanjutkan dengan uji praktikalitas dengan cara mengujikan LKS yang telah direvisi kepada

guru dan siswa untuk mengetahui

kepraktisan LKS yang dihasilkan. Uji

praktikalitas LKS dilakukan terhadap guru dan siswa.

Hasil uji praktikalitas oleh guru menunjukkan informasi sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas LKS oleh

Guru No Aspek Nilai Praktikalitas (%) Kriteria A Kemudahan penggunaan 90 % Sangat Praktis B Efektifitas waktu pembelajaran 75 % Cukup Praktis C Manfaat 97,92 % Sangat Praktis Total 262,92 - Rata-rata 87,64 % Praktis

Ditinjau dari aspek kemudahan

penggunaan, LKS dinyatakan praktis oleh guru dengan nilai rata-rata 90%. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dihasilkan

mampu memenuhi aspek kemudahan

penggunaan karena materi yang

disampaikan jelas dan sederhana, bahasa

yang digunakan mudah dipahami, ukuran dan jenis huruf mudah dibaca, isi LKS

mudah dipahami danmemiliki ukuran yang

praktis serta mudah dibawa. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa LKS ini

telah dikembangkan dengan

memperhatikan kemudahan penggunaan bagi guru. Hal ini dipertegas oleh Sukardi (2008: 52) bahwa salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam praktikalitas adalah kemudahan penggunaan.

Ditinjau dari aspek efektifitas waktu

pembelajaran, LKS yang dihasilkan

dinyatakan cukup praktis oleh guru dengan nilai rata-rata 75%. Hal ini menunjukan

bahwa dengan menggunakan LKS ini

waktu yang dibutuhkan guru dalam melaksanakan pembelajaran menjadi lebih efektif, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Dengan adanya LKS ini dapat

membantu guru dalam proses

pembelajaran. Hal ini dipertegas oleh Cris (2009) bahwa manfaat bahan ajar yang dikembangkan oleh guru adalah mampu

membangun komunikasi pembelajaran

yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

Ditinjau dari aspek manfaat,

penggunaan LKS dalam pembelajaran

(5)

nilai rata-rata 97,92%. Hal ini

menunjukkan bahwa LKS yang

dikembangkan dapat mendukung peran

guru sebagai fasilitator. Dengan

menggunakan LKS, guru dapat dengan

mudah membimbing siswa dalam belajar.

Penggunaan LKS dapat mengurangi beban

kerja guru untuk menjelaskan materi secara berulang-ulang kepada siswa, sehingga membuka kesempatan yang lebih baik kepada guru untuk memberikan bimbingan individual kepada siswa. Hal ini sesuai

dengan Depdiknas (2008: 9) yang

menyatakan bahwa salah satu tujuan penyusunan bahan ajar adalah untuk memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Sedangkan hasil uji praktikalitas oleh

siswa menunjukan informasi sebagai

berikut.

Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas LKS oleh Siswa No Aspek Nilai Praktikalitas (%) Kriteria A Kemudahan penggunaan 90 % Sangat Praktis B Efektifitas waktu pembelajaran 81,87 % Praktis C Manfaat 90,71 % Sangat Praktis Total 263 - Rata-rata 87,52 % Praktis

Ditinjau dari aspek kemudahan

penggunaan, LKS dinyatakan sangat praktis oleh siswa dengan nilai rata-rata 90%. Hal

tersebut didukung oleh respon positif siswa terhadap LKS. Siswa menyatakan bahwa materi yang terdapat dalam LKS ini jelas, mudah dipahami dan dimengerti. Selain itu, siswa juga menyatakan bahwa ukuran dan jenis huruf mudah dibaca dan dipahami. Sehingga dapat dikatakan bahwa LKS ini dari segi kemudahan penggunaan sangat praktis untuk digunakan olah siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Hal ini dijelaskan oleh Sukardi (2008: 52) bahwa salah satu pertimbangan praktikalitas bahan ajar adalah kemudahan dalam penggunaan bahan ajar tersebut.

Ditinjau dari efektifitas waktu

pembelajaran, LKS yang dihasilkan

dinyatakan praktis oleh siswa dengan nilai rata-rata 81,87%. Hal ini menunjukkan

bahwa penggunaan waktu dalam

pembelajaran dengan menggunakan LKS ini menjadi lebih efektif, karena seluruh informasi yang berhubungan dengan materi pelajaran telah disajikan dalam LKS. Oleh karena itu, perbedaan kemampuan siswa tidak lagi menjadi penghalang untuk mencapai ketuntasannya dalam belajar. Artinya, siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Hal ini dipertegas oleh Depdiknas (2008: 11) yang menyatakan bahwa salah satu prinsip dari pengembangan bahan ajar yaitu siswa dapat

(6)

ditetapkan guru dalam bahan ajar yang

dikembangkan dengan kecepatannya

sendiri, meskipun dengan waktu yang berbeda-beda.

Ditinjau dari aspek manfaat,

penggunaan LKS dinilai sangat praktis oleh siswa dengan nilai rata-rata 90,71%. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan adanya

ilustrasi, gambar dan soal-soal dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep materi pelajaran dan membantu siswa untuk belajar mandiri agar siswa dapat mengetahui materi yang akan disampaikan oleh guru di sekolah, sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dan membahas soal-soal yang ada pada LKS tersebut di rumah. Menurut Fahri (2012) bahwa tujuan penyusunan LKS adalah untuk memberikan pengetahuan dan sikap serta keterampilan yang perlu dimiliki siswa, mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan, mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit dipelajari.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Biologi pada Materi Jaringan Tumbuhan untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I yang dikembangkan telah valid dan praktis.

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, maka peneliti menyarankan hal-hal berikut ini.

1. Sebaiknya LKS dibagikan satu minggu

sebelum uji praktikalitas dilaksanakan.

2. Sebaiknya dilakukan pada beberapa

sekolah yang berbeda.

3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian ini pada tahap disseminate untuk menguji tingkat efektifitas LKS dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR RUJUKAN

Cris, D. 2009. Bahan Ajar.

file:///F:/perbaikan%20skripsi/bahan -ajar.html (Online). Diakses tanggal 10 September 2013.

Delta, D. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Biologi SMA Berbasis Kontekstual pada Materi Sistem Percernaan, (skripsi). UNP Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan

Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. Fahri. 2012. Lembar Kerja Siswa.

http://fahri13.blogspot.com/2012/06 /lembar-kerja-siswa-lks.html

Diakses tanggal 10 September 2013.

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

PT Pos Indonesia (Persero) Jakarta Selatan mempunyai prosedur pengiriman barang yang mudah dipahami oleh masyarakat, dan penerapan prosedur pengiriman barang tersebut

Oleh yang demikian satu kajian perlu dijalankan untuk mengenalpasti tahap kesediaan bakal guru pelajar tahun akhir perdana ( Kemahiran Hidup) bagi menceburi profesion perguruan

terhadap hasil/ prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa. Gaya belajar mempunyai peran penting dalam bidang pendidikan. 12) dengan studi phenomenograhic menemukan

• Pekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (dahulu disebut

Kegiatan penelitian pada kelas eksperimen mengembangkan perkembangan sosial anak dengan permainan outbound sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan pemberian tugas

Achievement at SMPN 2 Cluring Banyuwangi ; Syska Dewi Perdani Putri, 060210401193; 2011: 46 pages; English Education Program, Language and Arts Department, Faculty of

Tindak lanjut dari pengumuman ini, Panitia Pengadaan Barang / Jasa Dinas Pertanian dan Peternakan tahun Anggaran 2012 akan melaksanakan pelelangan ulang untuk

Implementasi teknik pembelajaran kolaboratif dengan variasi media dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Kalijambe, baik dalam ranah kognitif