• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 30 TAHUN 2012

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

KABUPATEN TANGERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pembayaran dan

pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas bagi Pejabat, pimpinan dan anggota DPRD serta Pelaksana di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang agar pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan nyata dan memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan daerah dengan memperhatikan kelayakan, kewajaran, kepatutan dan kemampuan keuangan daerah;

b. bahwa ketentuan yang menyangkut pembayaran dan pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bupati Tangerang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pembayaran dan Pertanggungjawaban Biaya Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang perlu ditinjau serta disesuaikan dengan perkembangan dan keadaan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Peraturan Bupati Tangerang tentang Petunjuk Teknis Pembayaran dan Pertanggungjawaban Biaya Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

(2)

-2-

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antar Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.O5/2007 tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK.O5/2008 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.O5/2007 tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2008 Nomor 01, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 0108);

(3)

9. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2010 Nomor 08, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 0810); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 02 Tahun

2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten

Tangerang Tahun 2009 Nomor 02);

13. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 36 Tahun 2011 tentang

Petunjuk Teknis Penatausahaan Keuangan Daerah

Kabupaten Tangerang.

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS

PEMBAYARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA

PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang.

2. Pemerintah daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai

unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Bupati adalah Bupati Tangerang.

4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Tangerang.

5. Dewan perwakilan rakyat daerah selanjutnya disingkat DPRD

adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang.

6. Satuan kerja perangkat daerah selanjutnya disingkat SKPD

adalah satuan kerja perangkat daerah di lingkungan pemerintah daerah.

7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten

Tangerang.

8. Camat adalah Pimpinan kecamatan yang merupakan Perangkat

Daerah Kabupaten Tangerang.

(4)

-4-

9. Lurah adalah pejabat yang diberikan kewenangan berdasarkan

keputusan bupati untuk mengepalai penyelenggaraan

pemerintahan di kelurahan.

10. Pejabat adalah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang.

11. Pejabat yang berwenang adalah pejabat pemberi perintah perjalanan dinas.

12. Pengguna anggaran adalah kepala SKPD dalam kapasitas sebagai pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab atas penggunaan anggaran pada SKPD yang bersangkutan.

13. Kuasa pengguna anggaran adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggungjawab dari pengguna anggaran untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya pada SKPD yang bersangkutan.

14. Pejabat pelaksana teknis kegiatan selanjutnya disingkat PPTK adalah pejabat atau pegawai yang ditunjuk mengelola administrasi kegiatan perjalanan dinas (kegiatan rapat-rapat kordinasi dan konsultasi keluar daerah) dan/atau kegiatan lainnya yang di dalamnya terdapat rencana perjalanan dinas. 15. Pegawai adalah pegawai negeri sipil, tenaga medis yang

berstatus pegawai tidak tetap, tenaga kontrak kerja dan guru bantu sekolah serta tenaga magang di lingkungan pemerintah daerah.

16. Perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar tempat

kerja/kedudukan pegawai baik perseorangan maupun secara bersama-sama yang dilaksanakan berdasarkan perintah pejabat yang berwenang yang jarak sekurang-kurangnya 5 km (lima kilometer) batas tempat kerja/kedudukan pegawai.

17. Perjalanan dinas dalam daerah adalah perjalanan dari tempat kerja/kedudukan ke tempat tujuan yang berada di wilayah Kabupaten/Kota Tangerang/Tangerang Selatan.

18. Perjalanan dinas luar daerah adalah perjalanan dari tempat

kerja/kedudukan ke tempat tujuan diluar daerah

Kabupaten/Kota Tangerang/Tangerang Selatan dan/atau

perjalanan dinas lebih dari 6 (enam) jam.

19. Perjalanan dinas luar negeri adalah perjalanan ke luar wilayah Negara Republik Indonesia.

20. Uang harian adalah komponen biaya perjalanan dinas yang didalamnya mencakup keperluan uang saku, uang makan dan transport setempat/lokal.

21. Biaya transportasi adalah biaya yang digunakan dari tempat kerja/kedudukan pegawai ke tempat tujuan dan sebaliknya (Pergi-Pulang).

22. Biaya penginapan adalah biaya yang digunakan bagi perjalanan dinas yang memerlukan penginapan di tempat tujuan.

23. Lumpsum adalah uang yang dibayarkan sekaligus.

(5)

24. Biaya riil adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluaran yang sah.

25. Tempat kerja/kedudukan adalah tempat/daerah kantor SKPD berada.

26. Tempat bertolak adalah tempat/daerah/kota sementara untuk melanjutkan perjalanan dinas ke tempat tujuan berikutnya. 27. Tempat tujuan adalah tempat/daerah/kota yang menjadi tujuan

perjalanan dinas.

28. Perhitungan rampung adalah perhitungan biaya perjalanan dinas yang dihitung sesuai kebutuhan riil.

29. Surat perintah tugas surat perintah dari pejabat berwenang sebagai dasar penerbitan surat perintah perjalanan dinas.

30. Surat perintah perjalanan dinas yang selanjutnya disingkat SPPD adalah surat perintah kepada pejabat/pegawai untuk melaksanakan perjalanan dinas dan digunakan sebagai bukti pelaksanaan perjalanan dinas.

BAB II

BIAYA PERJALANAN DINAS Pasal 2

(1) Bupati, Wakil Bupati, Pimpinan/Anggota DPRD, Pejabat dan

Pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas harus memperoleh persetujuan dari Pejabat yang berwenang.

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan

dalam bentuk surat perintah tugas dan SPPD.

(3) Surat perintah tugas dan SPPD :

a. Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah ditandatangani oleh Bupati.

b. untuk pejabat eselon II selain Sekretaris daerah

ditandatangani oleh Sekretaris Daerah kecuali perjalanan dinas luar negeri.

c. Pejabat eselon III, eselon IV dan pelaksana di lingkungan Sekretariat Daerah, ditandatangani oleh Asisten yang membawahinya kecuali perjalanan dinas luar negeri.

d. Camat ditandatangani sendiri oleh yang bersangkutan

kecuali perjalanan dinas luar negeri.

e. Pejabat dibawah eselon II dan pegawai pelaksana di

lingkungan SKPD ditandatangani oleh pengguna

anggaran/kuasa pengguna anggaran SKPD yang

bersangkutan kecuali perjalanan dinas luar negeri.

(6)

-6-

f. Lurah dan pejabat/pegawai kelurahan ditandatangani oleh

Lurah masing-masing sepanjang perjalanan dinas tersebut dilakukan dari kelurahan ke kecamatan yang bersangkutan. Sedangkan untuk perjalanan dinas keluar daerah wilayah kecamatan yang bersangkutan, surat perintah tugas dan SPPD ditandatangani oleh Camat yang bersangkutan.

(4) Surat perintah tugas dan SPPD pejabat/pegawai yang

melaksanakan perjalanan dinas luar negeri ditandatangani oleh Bupati.

(5) Pimpinan dan anggota DPRD, surat perintah tugas dan SPPD

baik perjalanan dalam daerah, perjalanan dinas luar daerah maupun perjalanan dinas luar negeri ditandatangani oleh ketua DPRD.

(6) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran pada SKPD

yang memiliki UPTD/PUSKESMAS dapat mendelegasikan penandatanganan surat perintah tugas dan SPPD kepada kepala UPTD/PUSKESMAS baik untuk kepala maupun pejabat/pegawai UPTD/PUSKESMAS yang bersangkutan kecuali perjalanan dinas luar daerah dan perjalanan dinas luar negeri.

(7) Surat perintah tugas dan SPPD untuk pihak-pihak yang bukan

pegawai tetapi sangat menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD seperti pemberdayaan kesejahteraan keluarga, ulama, petani, tenaga medis non pegawai, kepala/aparat desa, koperasi dan sebagainya, ditandatangani oleh kepala SKPD yang bersangkutan kecuali perjalanan dinas luar negeri.

(8) Contah/format surat perintah tugas tercantum dalam lampiran

IX Peraturan Bupati ini.

Pasal 3

(1) Biaya perjalanan dinas terdiri dari :

a. Uang harian.

b. Uang representatif.

c. Biaya transportasi.

d. Biaya penginapan.

e. Sewa kendaraan.

(2) Komponen biaya transportasi dan biaya penginapan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digolongkan menjadi : a. Tingkat A untuk Bupati, Wakil Bupati

b. Tingkat B untuk pimpinan DPRD

c. Tingkat C untuk anggota DPRD

d. Tingkat D untuk Eselon Iia

(7)

e. Tingkat E untuk pejabat eselon IIb, dan pelaksana golongan IVc keatas;

f. Tingkat F untuk pejabat eselon III, pejabat eselon IV

golongan IV, serta pelaksana golongan IV a dan IV b;

g. Tingkat G untuk pejabat eselon IV golongan III dan pelaksana golongan III; dan

h. Tingkat H untuk pelaksana golongan II, golongan I dan

pegawai non PNS (TKK/PTT/GBS/Magang).

(3) Pegawai yang menduduki jabatan fungsional dan CPNS

disesuaikan dengan pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d,e,f, dan g.

(4) Bagi pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat

(7) diberikan biaya dan/atau fasilitas perjalanan dinas paling tinggi pada tingkat G sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g.

Pasal 4

(1) Biaya perjalanan dinas dibebankan pada anggaran SKPD yang

menerbitkan surat perintah tugas dan SPPD bersangkutan termasuk surat perintah tugas dan SPPD, kecuali perjalanan dinas luar negeri yang ditandatangani oleh Bupati.

(2) Pembayaran biaya perjalanan dinas dapat diberikan dalam

batas pagu anggaran yang tersedia dalam DPA/DPPA-SKPD berkenaan.

(3) Pembayaran biaya perjalanan dinas dapat dilakukan melalui

mekanisme Uang Persediaan (UP) dan/atau Ganti Uang (GU) atau mekanisme Pembayaran Langsung (LS).

Pasal 5

(1) Perkiraan besarnya jumlah biaya perjalanan dinas dituangkan

dalam rincian biaya perjalanan dinas.

(2) Format SPPD dan rincian perjalanan dinas tercantum dalam

Lampiran X Peraturan Bupati ini.

(3) Besarnya uang harian, fasilitas transportasi dan fasilitas

penginapan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, II, III, IV, V dan VI Peraturan Bupati ini.

(8)

-8- BAB III

PERHITUNGAN BIAYA PERJALANAN DINAS Bagian Kesatu

Perjalanan Dinas Dalam Daerah Pasal 6

(1) Bupati/wakil bupati, pimpinan/anggota DPRD, pejabat dan

pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas dalam daerah hanya diberikan uang harian.

(2) Uang harian perjalanan dinas dalam daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diberikan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Bupati ini.

(3) Bagi pegawai di kecamatan yang melaksanakan perjalanan

dinas ke kelurahan/desa di wilayah kecamatan yang bersangkutan dan bagi pegawai di kelurahan yang

melaksanakan perjalanan dinas ke kecamatan yang

bersangkutan diberikan uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setinggi-tingginya sebesar Rp.150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah).

Pasal 7

Jumlah hari perjalanan dinas dalam daerah dibayarkan maksimal 5 (lima) hari dalam 1 (satu) kali penugasan, kecuali untuk

perjalanan dinas dalam daerah untuk mengikuti

workshop/pelatihan/seminar/kursus/bimbingan teknis dan

sejenisnya yang mendapat akomodasi/fasilitas dari panitia penyelenggara dapat diberikan sebanyak hari pelaksanaannya maksimum 2 (dua) hari.

Bagian Kedua

Perjalanan Dinas Luar Daerah Paragraf 1

Uang Harian dan Uang Representatif Pasal 8

(1) Perjalanan dinas luar daerah diberikan uang harian dan uang

representatif .

(9)

(2) Uang representatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk Bupati, wakil Bupati, dan pejabat eselon II.

(3) Besarnya uang reprensentatif sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat diberikan perhari yaitu sebesar :

a. Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) untuk Bupati dan wakil Bupati;

b. Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) untuk pejabat eselon

IIa.

c. Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) untuk pejabat eselon IIb.

(4) Uang harian dan uang representatif diberikan:

a. berdasarkan jumlah hari yang digunakan.

b. Paling lama 2 (dua) hari untuk menunggu alat transportasi

lanjutan dalam hal perjalanan dinas harus

berpindah/berganti dari alat angkutan yang satu ke alat angkutan yang lain.

c. Paling lama 3 (tiga) hari di tempat bertolak baik keberangkatan ke tempat tujuan maupun kepulangan dari tempat tujuan, dalam hal perjalanan dinas ke luar daerah.

d. Paling lama 10 (sepuluh) hari di tempat yang bersangkutan

jatuh sakit/kecelakaan, apabila yang bersangkutan jatuh sakit/kecelakaan saat melaksanakan perjalanan dinas.

e. sebanyak hari penyelenggaraannya bagi pejabat/pegawai yang mengikuti pendidikan / kursus / workshop / seminar / pelatihan / bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh organisasi di luar Pemerintah Kabupaten Tangerang.

(5) Bagi pimpinan/anggota DPRD yang mengikuti pendidikan /

kursus / workshop / seminar / pelatihan / bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh organisasi di luar Pemerintah Kabupaten Tangerang, diberikan uang harian sebanyak hari penyelenggaraannya.

Paragraf 2

Biaya Transportasi dan Sewa Kendaraan Pasal 9

(1) Biaya transportasi perjalanan dinas luar daerah diatur sebagai

berikut :

a. Dari tempat kerja/kedudukan ke bandar

udara/pelabuhan/stasiun kereta/terminal bus tempat kedudukan dan sebaliknya.

(10)

-10

b. Dari bandar udara/pelabuhan/stasiun kereta/terminal bus

tempat kedudukan ke bandar udara/pelabuhan/stasiun kereta/terminal bus tempat tujuan dan sebaliknya.

c. Retribusi/air port tax/boarding pass yang dipungut di terminal bus/bandar udara/pelabuhan sesuai peraturan yang berlaku.ekereta/terminal bus tempat tujuan ke penginapan dan sebaliknya.

d. Dari bandar udara/pelabuhan/stasiun kereta/terminal bus

tempat tujuan ke penginapan dan sebaliknya.

(2) Untuk transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

a dan huruf d diberikan transportasi lumpsum sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan Bupati ini;

(3) Pengaturan biaya transportasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) termasuk perjalanan dinas dengan maksud :

a. ditugaskan untuk menempuh ujian dinas/ujian

jabatan/ujian kompetensi berkaitan dengan keikutsertaan mengikuti pendidikan/kursus yang diadakan di luar daerah.

b. diharuskan mengikuti uji/pemeriksaan kesehatan di luar

daerah guna kepentingan jabatan.

c. diharuskan berobat berdasarkan surat keterangan dokter dalam hal pejabat/pegawai jatuh sakit/kecelakaan ketika sedang melaksanakan perjalanan dinas luar daerah.

(4) Untuk transportasi dari tempat kedudukan ke Wilayah

Propinsi Banten, Wilayah DKI Jakarta, Wilayah BODEBEKJUR, serta Wilayah Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Lampung, diberikan biaya transportasi secara lumpsum dengan besaran sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan Bupati ini;

(5) Bagi yang melaksanakan perjalanan dinas luar daerah secara

kelompok minimal 3 (tiga) orang, diberikan biaya transportasi sewa kendaraan dari penginapan ke tempat tujuan perjalanan dinas sebesar-besarnya Rp. 500.000,-perhari, sudah termasuk biaya pengemudi, bahan bakar dan pajak.

Pasal 10

Biaya transportasi bagi perjalanan dinas yang dilakukan lebih dari 1 (satu) tempat tujuan, diberikan sesuai dengan biaya yang dibutuhkan dalam menempuh tempat-tempat tujuan tersebut, termasuk perhitungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.

(11)

Paragraf 3 Biaya Penginapan

Pasal 11

(1) Biaya penginapan diperuntukan bagi perjalanan dinas luar

daerah dan merupakan biaya yang diperlukan untuk menginap:

a. di hotel; atau

b. di tempat menginap lainnya dalam hal tidak ada hotel di

tempat/kota/daerah tempat tujuan.

(2) Ketentuan pemberian biaya penginapan adalah :

a. diberikan berdasarkan jumlah hari yang digunakan.

b. diberikan paling banyak 2 (dua) hari untuk menunggu alat

transportasi lanjutan dalam hal perjalanan dinas harus berpindah/berganti dari alat angkutan yang satu ke alat angkutan yang lain.

c. diberikan paling lama 3 (tiga) hari di tempat bertolak baik keberangkatan ke tempat tujuan maupun kepulangan dari tempat tujuan, dalam hal perjalanan dinas ke luar daerah.

d. Diberikan paling lama 10 (sepuluh) hari di tempat, apabila

yang bersangkutan jatuh sakit/kecelakaan saat

melaksanakan perjalanan dinas.

e. diberikan kepada pejabat/pegawai dan/atau

pimpinan/anggota DPRD yang mengikuti pendidikan / kursus / workshop / seminar / pelatihan / bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh organisasi di luar

Pemerintah Kabupaten Tangerang, sebanyak hari

penyelenggaraanya, dengan ketentuan panitia

penyelenggara tidak menyediakan penginapan. Pasal 12

Biaya penginapan untuk perjalanan dinas yang dilaksanakan secara kelompok dalam rangka melaksanakan kegiatan atau kunjungan kerja, dapat menggunakan hotel/penginapan yang sama dengan klasifikasi kamar sesuai klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan Lampiran IV Peraturan Bupati ini.

(12)

-12- Pasal 13

(1) Perjalanan dinas luar daerah bagi pejabat/pegawai dan/atau

pimpinan/anggota DPRD dalam rangka mengikuti

rapat/seminar/pelatihan/bimbingan teknis/sosialisasi

peraturan dan sejenisnya, apabila penyelenggara tidak menyediakan akomodasi, biaya keikutsertaan kegiatan seminar/pelatihan/workshop menjadi beban SKPD yang mengirimkan peserta, sedangkan kepada peserta hanya diberikan uang harian dan biaya transportasi.

(2) Perjalanan dinas luar daerah bagi pejabat/pegawai dan/atau

pimpinan/anggota DPRD dalam rangka mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak lain dan biaya ditanggung oleh pihak lain tersebut, maka kepada yang bersangkutan hanya diberikan biaya yang tidak ditanggung oleh pihak lain.

BAB IV

PROSEDUR PEMBAYARAN DAN

PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS Bagian Kesatu

Bukti Pertanggunjawaban Pasal 14

(1) Pertanggungjawaban uang harian dan uang representatif

adalah berupa kuitansi penerimaan uang harian dan/atau uang representatif yang diketahui oleh PPTK dan pejabat yang berwenang/pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.

(2) Uang harian dan uang representatif dibayarkan secara

lumpsum dan merupakan batas tertinggi.

(3) Biaya transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat

(1) huruf b dan c dan ayat (5), serta biaya penginapan

dibayarkan sesuai biaya riil yang dikeluarkan berdasarkan bukti pengeluaran yang sah.

(4) Biaya transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat

(1) huruf b dan d serta ayat (4), berupa kuitansi penerimaan biaya transportasi yang diketahui oleh PPTK dan pejabat yang berwenang/pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.

(13)

Pasal 15

(1) Bukti pengeluaran yang sah untuk biaya transportasi terdiri

dari :

a. tiket pesawat/kapal air/kereta/bus;

b. bukti sewa kendaraan;

c. bukti biaya masuk/retribusi/boarding pass bandar

udara/pelabuhan/stasiun kereta/terminal bus pergi-pulang.

d. bukti-bukti pembayaran lainnya yang berkaitan dengan

biaya transportasi.

(2) Bukti sewa kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

ayat (4) berupa kuitansi/bukti pembayaran sewa kendaraan yang didalamnya sudah termasuk biaya pengemudi, bahan bakar dan pajak.

(3) Bukti pengeluaran yang sah untuk biaya penginapan berupa

kuitansi atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh hotel atau tempat menginap lainnya.

Pasal 16

(1) Dalam hal bukti-bukti pengeluaran sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 hilang/rusak sehubungan pejabat/pegawai dan/atau pimpinan/anggota DPRD yang melaksanakan perjalanan dinas mengalami musibah/pencurian/kondisi tertentu lainnya dan/atau bukti-bukti pengeluaran riil lainnya

sulit diperoleh dan/atau tempat menginap lainnya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) tidak dapat mengeluarkan kuitansi, maka bagi yang melaksanakan perjalanan dinas harus membuat Daftar Pengeluaran Riil, dengan menyatakan bahwa daftar pengeluaran dimaksud adalah pengganti bukti pengeluaran yang hilang/rusak dan/atau yang sulit diperoleh.

(2) Daftar Pengeluaran Riil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus disetujui oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.

(3) Format Daftar Pengeluaran Riil tercantum dalam Lampiran VII

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Bagian Kedua...

(14)

-14- Bagian Kedua

Prosedur Pembayaran Dan Pertanggungjawaban Biaya Perjalanan Dinas Melalui Mekanisme UP

Paragraf 1

Prosedur Pembayaran Pasal 17

(1) Pembayaran biaya perjalanan dinas melalui mekanisme UP

dilakukan dengan memberikan sejumlah uang muka kepada pejabat/pegawai dan/atau pimpinan/anggota DPRD yang akan melaksanakan perjalanan dinas oleh bendahara pengeluaran SKPD yang bersangkutan dari UP yang dikelolanya.

(2) Pemberian uang muka sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

didasarkan pada permintaan dari pejabat/pegawai dan pimpinan/anggota DPRD melalui PPTK atas persetujuan pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran kepada bendahara pengeluaran SKPD dengan dilampiri :

a. Surat perintah yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

b. SPPD.

c. Kuitansi/bukti penerimaan yang diketahui oleh pejabat yang berwenang.

d. Rencana rincian biaya perjalanan dinas.

Pasal 18

(1) Berdasarkan permintaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

16, bendahara pengeluaran SKPD membayar uang muka

perjalanan dinas kepada pejabat/pegawai dan/atau

pimpinan/anggota DPRD yang akan melaksanakan perjalanan dinas melalui PPTK.

(2) Pembayaran uang muka sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dibayarkan sesuai dengan rencana rincian biaya perjalanan dinas yang diajukan.

(15)

Paragraf 2 Pertanggungjawaban

Pasal 19

Biaya perjalanan dinas yang dibayarkan melalui mekanisme UP,

dipertanggungjawabkan oleh pejabat/pegawai dan/atau

pimpinan/anggota DPRD yang telah melaksanakan perjalanan dinas paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah perjalanan dinas dilaksanakan.

Pasal 20

(1) PPTK mengajukan seluruh bukti pengeluaran yang

disampaikan oleh pejabat/pegawai dan/atau

pimpinan/anggota DPRD kepada bendahara pengeluaran SKPD untuk dilakukan perhitungan rampung.

(2) Apabila dalam perhitungan rampung terdapat kelebihan

pembayaran, maka kelebihan tersebut harus disetorkan kepada bendahara pengeluaran SKPD.

(3) Berdasarkan perhitungan rampung, bendahara pengeluaran

SKPD mengajukan SPP-GU kepada pengguna anggaran dilampiri SPTB dan bukti-bukti pengeluaran yang sah dan SPPD yang telah divisum oleh pejabat tempat tujuan.

(4) Atas dasar SPP-GU, pengguna anggaran/kuasa pengguna

anggaran menerbitkan SPM-GU dan mengajukan kepada BUD untuk penerbitan SP2D atas pengeluaran dimaksud.

Bagian Ketiga

Prosedur Pembayaran Dan Pertanggungjawaban Biaya Perjalanan Dinas Melalui Mekanisme LS

Pasal 21

Pembayaran biaya perjalanan dinas melalui mekanisme LS kepada pihak ketiga diatur sebagai berikut :

a. untuk pembelian tiket dan/atau biaya penginapan dapat

dilakukan melalui pihak ketiga.

b. pihak ketiga dapat berbentuk biro jasa perjalanan, maskapai

penerbangan, perusahaan jasa perhotelan dan event organizer.

c. penetapan pihak ketiga dilakukan melalui pelaksanaan

pengadaan barang/jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(16)

-16- Pasal 22

(1) Kontrak/perjanjian dengan pihak ketiga dapat dilakukan

untuk 1 (satu) periode tertentu (tahun atau semester atau triwulan atau bulan).

(2) Nilai kontrak/perjanjian tidak diperkenankan melebihi

ketentuan tarif umum tiket dan penginapan yang telah ditetapkan dalam kontrak/perjanjian.

Pasal 23

(1) Pembayaran biaya perjalanan dinas kepada pihak ketiga

didasarkan atas prestasi yang telah diselesaikan sebagaimana diatur dalam perjanjian/kontrak.

(2) Atas dasar prestasi yang telah diselesaikan, pihak ketiga

mengajukan tagihan kepada PPTK yang bersangkutan.

(3) Berdasarkan tagihan pihak ketiga, PPTK mengajukan SPP

kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang bersangkutan dengan melampirkan :

a. Kontrak/perjanjian yang mencantumkan nomor rekening bank pihak ketiga.

b. Surat pernyataan Kuasa PA mengenai penetapan rekanan.

c. Berita acara penyelesaian pekerjaan.

d. Berita acara pembayaran.

e. Kuitansi. f. SPTB.

g. Resume kontrak/SPK.

h. Faktur pajak dan/atau SSP yang ditandatangani pihak

ketiga.

i. Daftar pelaksanaan/prestasi kerja yang memuat antara lain

informasi pejabat/pegawai (nama. Pangkat/golongan) atau pimpinan/anggota DPRD, tujuan, tanggal keberangkatan, tempat menginap, lama menginap, dan jumlah biaya masing-masing pejabat/pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas.

(4) Dalam hal pajak atas pengadaan tiket dan/atau penginapan

telah dibayar oleh pihak ketiga, pembayaran tagihan kepada pihak ketiga tidak perlu dipotong pajak.

(17)

Pasal 24

Atas dasar SPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran menerbitkan SPM dan mengajukan kepada Bendahara Umum Daerah (BUD) dengan melampirkan SPTB, Resume kontrak/SPK, faktur pajak dan/atau SSP.

Pasal 25

(1) Pembayaran biaya perjalanan dinas dengan mekanisme LS

dapat dilakukan melalui rekening bendahara pengeluaran SKPD, untuk biaya perjalanan dinas yang akan dilaksanakan dan telah dipastikan jumlahnya.

(2) Dalam hal pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

pengajuan SPM kepada BUD dilampiri SPTB, dan Daftar mengenai :

a. Nama pejabat/pegawai (nama, NIP) dan/atau

pimpinan/anggota DPRD yang melaksanakan perjalanan dinas.

b. Tempat/tujuan perjalanan dinas.

c. Waktu dan lama perjalanan dinas.

d. Jumlah uang.

e. Nomor rekening bendahara pengeluaran SKPD.

(3) Daftar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditandatangani

oleh pengguna anggaran.

Pasal 26

Dalam hal biaya perjalanan dinas dilakukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a, maka :

a. apabila biaya dimaksud melebihi biaya riil yang diperlukan

dalam perjalanan dinas, kelebihan tersebut harus disetor ke Kas Daerah.

b. apabila biaya dimaksud kurang dari biaya riil yang diperlukan

dalam perjalanan dinas, kekurangan tersebut tidak memperoleh penggantian.

(18)

-18- BAB V

PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI Pasal 27

(1) Biaya perjalanan dinas luar negeri terdiri dari :

a. Uang harian.

b. Biaya transportasi; dan,

c. Biaya Penginapan.

(2) Uang harian digolongkan sebagai berikut :

a. Tingkat A untuk bupati, wakil bupati dan pimpinan DPRD.

b. Tingkat B untuk pejabat eselon II dan anggota DPRD.

c. Tingkat C untuk pejabat eselon III dan pelaksana golongan IV c ke atas.

d. Tingkat D untuk pejabat eselon IV, pelaksana golongan IV b

ke bawah dan non PNS.

(3) Besarnya uang harian perjalanan dinas luar negeri tercantum

dalam Lampiran VI Peraturan Bupati ini.

(4) Biaya transportasi didasarkan atas tarif umum alat

transportasi yang berlaku ditambah komponen lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, sedangkan fasilitas transportasi mengikuti ketentuan dalam Lampiran IV Peraturan ini

(5) Penggolongan fasilitas penginapan perjalanan dinas luar negeri

tercantum dalam Lampiran VII Peraturan Bupati ini. Pasal 28

(1) Pertanggungjawaban perjalanan dinas luar negeri adalah :

a. Surat perintah tugas yang ditandatangani oleh bupati bagi bupati, wakil bupati, pejabat dan pegawai, dan surat perintah tugas yang ditandatangani oleh ketua DPRD bagi pimpinan dan anggota DPRD.

b. SPPD yang telah divisum oleh pejabat

kedutaan/konsulat/perwakilan RI di negara setempat atau oleh lembaga/instansi/organisasi yang dikunjungi.

c. Tiket pesawat/kapal air dan komponen biaya transportasi lainnya.

d. Bukti pembayaran hotel/penginapan dan bukti sewa

kendaraan.

e. Laporan tertulis mengenai hasil yang diperoleh sesuai dengan maksud perjalanan dinas.

(19)

(2) Bila perjalanan dinas luar negeri dimaksudkan untuk mengikuti workshop/seminar/ simposium dan sejenisnya, harus menyertakan bukti undangan.

BAB VI

KETENTUAN LAIN Pasal 29

(1) Untuk efektivitas dan efisiensi penggunaan dana dan

pengaturan biaya perjalanan dinas diserahkan kepada masing-masing kepala SKPD yang dituangkan dalam keputusan kepala SKPD dengan memperhatikan ketersediaan dana yang diperlukan untuk melaksanakan perjalanan dinas serta kewajaran dan kepatutan serta tidak melebihi batas maksimum sebagaimana diatur dalam Pasal 4.

(2) Pengaturan tata cara pembayaran dan pertanggungjawaban

biaya perjalanan dinas bagi pejabat/pegawai yang bukan pejabat/pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Tangerang yang dilibatkan dalam perjalanan dinas,

diperlakukan sama dengan tata cara sebagaimana diatur dalam peraturan ini.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 30

Perjalanan dinas yang telah dilaksanakan sebelum ditetapkannya Peraturan Bupati Tangerang ini, tetap mempedomani Peraturan Bupati Tangerang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pembayaran dan Pertanggungjawaban Biaya Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Pasal 31

Dengan berlakuknya Peraturan Bupati Tangerang ini, Peraturan Bupati Tangerang 11 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pembayaran dan Pertanggungjawaban Biaya Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(20)

-20- BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 32

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang yang mengetahuinya, memerintahkan

pengumuman Peraturan Bupati Tangerang ini dengan

penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tangerang. Ditetapkan di Tigaraksa

Pada Tanggal 27 Agustus 2012

Diundangkan di Tigaraksa

Pada Tanggal 27 Agustus 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANGERANG, Ttd.

H. HERMANSYAH

BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2012 NOMOR 30 BUPATI TANGERANG,

Ttd.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam entitas digunakan untuk menghubungkan antar entitas yang sekaligus menunjukkan hubungan antar data, yang akhirnya ERD bisa juga digunakan untuk menunjukkan

Hasil pengujian bending menunjukkan bahwa kom- posit nano-silica/phenolic memiliki kekuatan yang lebih baik dibandingkan dengan komposit geopolimer yang lain. Kekuatan tertinggi

Kepmen tersebut mempersyaratkan bahwa pupuk organik harus mengandung karbon (C) minimal 15%, dengan rasio C/N antara 12-25. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan N dalam pupuk

Sambil anak anda mengalami kemajuan, mereka akan mampu untuk mencocokkan huruf-huruf dengan bunyi suara secara cukup baik dan mereka akan memiliki kumpulan kata yang dapat mereka

Oleh sebab itu, prioritas kebijakan pembangunan persusuan secara nasional yang perlu dilakukan adalah (1) mengimplementasikan gerakan minum susu yang dikemas setiap tahun pada

Mahasiswa memahami latar belakang penggunaan penyuluhan, etika dan metode penyuluhan serta organisasi penyuluhan dan mampu menjelaskan peranan penyuluhan, fungsi,

Receiver pada sistem radar berfungsi untuk menerima pantulan kembali gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap radar melalui reflektor antena, umumnya

INTERNASIONAL 592 071311233083 GABRIELLA VEVANESYA ANNIKO DEVIANTI Ilmu Sosial dan Ilmu Politik S1 I... A.B Ilmu Sosial dan Ilmu Politik