• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI BAHAYA PAPARAN PANAS PADA PEKERJA DI LINGKUNGAN KERJA INDUSTRI STRATEGIS PT X TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI BAHAYA PAPARAN PANAS PADA PEKERJA DI LINGKUNGAN KERJA INDUSTRI STRATEGIS PT X TESIS"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

No:402/S2-TL/KKL/2008

IDENTIFIKASI BAHAYA PAPARAN PANAS PADA PEKERJA

DI LINGKUNGAN KERJA INDUSTRI STRATEGIS PT X

TESIS

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari

Institut Teknologi Bandung

Oleh :

ORA OLA LINA MANURUNG

NIM : 25306001

Program Studi Teknik Lingkungan

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2008

(2)

IDENTIFIKASI BAHAYA PAPARAN PANAS PADA PEKERJA

DI LINGKUNGAN KERJA INDUSTRI STRATEGIS PT X

Oleh :

Ora Ola Lina Manurung

NIM : 25306001

Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung

Menyetujui Pembimbing

Bandung, 27 Juni 2008

Dr.Ir. Katharina Oginawati, MS NIP. 132 127 667

(3)

ABSTRAK

IDENTIFIKASI BAHAYA PAPARAN PANAS PADA PEKERJA DI

LINGKUNGAN KERJA INDUSTRI STRATEGIS PT X

Oleh

Ora Ola Lina Manurung

NIM : 25306001

Salah satu potensi bahaya yang terdapat di lingkungan kerja dan mendapat perhatian khusus adalah panas. Panas berlebih di tubuh baik akibat proses metabolisme tubuh maupun paparan panas dari lingkungan kerja dapat menimbulkan masalah kesehatan (heat strain) dari yang sangat ringan seperti heat rash, heat syncope, heat cramps, heat exhaustion hingga yang serius yaitu heat stroke. Studi ini merupakan identifikasi bahaya yang bertujuan untuk; menghitung indeks tekanan panas melalui pengukuran faktor-faktor eksternal lingkungan yang mempengaruhi tekanan panas yaitu kelembaban, kecepatan angin, suhu kering, suhu basah dan suhu radiasi; melakukan evaluasi terhadap kesehatan pekerja akibat paparan panas melalui pengukuran tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, denyut nadi dan suhu tubuh pekerja. Penelitian ini dilakukan di bagian peleburan dan pengecoran unit COR I dan II serta unit TEMPA sebagai kontrol di industri strategis PT.X. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis indeks tekanan panas dengan metode ISBB diketahui bahwa indeks tekanan panas bagian peleburan unit COR I adalah 31,51oC ± 1,75, pada bagian pengecoran 28,29oC ± 1,3, pada bagian peleburan dan pengecoran ferro unit COR I adalah 33,87oC ± 6,36 dan 28,22oC ± 1,66, pada bagian peleburan dan pengecoran non-ferro adalah 30,3oC ± 2,41 dan 30,32oC ± 3,14. Dan sebagai kontrol dilakukan di unit TEMPA diketahui nilai indeks tekanan panas yaitu 25,11oC ± 0,92. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri tenaga Kerja KEP-MEN/51/1999 nilai indeks tekanan panas pada bagian peleburan unit COR I, peleburan ferro, peleburan dan pengecoran non-ferro unit COR II telah melebihi ambang batas yaitu 30oC. Berdasarkan hasil perhitungan Heat Index diperoleh nilai antara 80oF-90oF dan berdasarkan Belding Hatch index diperoleh nilai Heat Stress Index pada lokasi peleburan dan pengecoran unit COR I masing masing 140 dan 40, untuk bagian peleburan dan pengecoran ferro unit COR II masing masing sebesar 150 dan 40 dan bagian peleburan dan pengecoran non ferro unit cor II adalah 90. Analisis kesehatan dilakukan terhadap 48 orang pekerja yang terdiri dari 24 orang pekerja di unit COR I dan II dan 24 orang pekerja lainnya di unit TEMPA sebagai kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan nilai Hazard Index, diketahui bahwa bagian peleburan dan pengecoran unit COR I dan II dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi pekerja yang bekerja di lokasi tersebut (Hazard Index>1). Risiko terjadinya gangguan kesehatan pekerja diperoleh dari nilai RR yang

(4)

mana pekerja yang terpapar panas berisiko mengalami penurunan tekanan darah sistolik 1,55 kali lipat, penurunan tekanan darah diastolik 1,57 kali lipat dan kenaikan suhu tubuh 9,25 kali lipat dibandingkan pekerja yang tidak terpapar panas suhu ekstrim. Untuk parameter denyut nadi tidak adanya hubungan positif dengan paparan panas. Kontribusi paparan panas menimbulkan gangguan terhadap kesehatan pekerja (AR) adalah untuk penurunan tekanan darah sistolik 35%, penurunan tekanan diastolic 36% dan kenaikan suhu tubuh adalah 89,2%.

(5)

ABSTRACT

HAZARD IDENTIFICATION OF HEAT EXPOSURE ON WORKERS

IN WORKING ENVIRONMENTAL OF STRATEGIC FACTORY

PT.X

By

Ora Ola Lina Manurung

NIM : 25306001

Heat is one of potential hazard in working environment that needs special attention. Excess heat in body due to metabolic process or heat exposure from working environment can lead to health problem (heat strain) start from light problem such as heat rash, heat syncope, heat cramps, heat exhaustion up to serious injury, Heat stroke. This research is hazard identification that has purposes to calculate heat stress index through measurement of external environment factors that influence heat stress that are humidity, wind speed, dry temperature, wet temperature and radiation temperature; Evaluated workers health due to heat exposure through measurement of systole blood pressure, diastole blood pressure, pulse and worker body temperature. The research was done in strategic industry PT.X at melting and casting unit COR I and II and also at TEMPA unit as the control. Based on calculation result and heat stress index analysis with ISSB method, heat stress index score at melting unit COR I is 31,51oC + 1,75, at casting unit 28,29 oC + 1,36, at melting & casting Ferro COR II are 33,87oC + 6,36 and 28,22oC + 1,66, at melting & casting Non-Ferro are 30,3oC + 2,41 and 30,32oC + 3,14. TEMPA unit used as contro and known that heat stress index score it 25,11oC + 0,92. According to Regulation Ministry of Labor force KEP-MEN/51/1999 score of heat stress index on melting unit COR I, melting Ferro, melting and casting unit Non-Ferro COR II are over allowable limit that is 30oC. Based on heat index calculation, score obtained between 80oF-90oF, and base on Belding Hatch Index obtained Heat Stress Index score on melting and casting unit COR I are 140 and 40, for ferro melting and casting unit COR II are 150 and 40 and for non ferro melting and casting unit COR II is 90. Health assessment conducted to 48 workers consist of 24 people are working in COR I and II and the rest are working in TEMPA unit as controls. Based on calculation result of Hazard Index score, indicated that melting and casting unit COR I and II can caused health risk to the workers who are working on particular location (Hazard Index>1). Workers health problem risk occurrences obtained from RR score, indicated that workers who exposed by heat would have risk of descending systolic blood pressure by 1,55 times, descending diastole blood pressure by 1,57 times, and increased body temperature by 9,25 times compared to workers who were not exposed by extremely heat temperature. The contribution of heat expose to caused health problem to the workers are decrease systolic

(6)

blood pressure by 35%, decrease diastole pressure by 36% and increase body temperature by 89,2%.

(7)

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS

Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HAKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktorat Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah Bapa Tuhan Yesus kristus karena hanya dengan kasih kurnia-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Tugas Akhir yang berjudul Identifikasi Bahaya Paparan Panas Pada Pekerja Di Lingkungan Kerja Industri Strategis PT X ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar master dari Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung.

Dalam penyusunan tesis ini, telah begitu banyak bantuan, bimbingan, dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, saya ingin bermaksud mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

ƒ Ibu Dr. Ir. Katharina Oginawati, MS, sebagai pembimbing yang telah memberikan begitu banyak waktu, arahan, bimbingan dan saran-saran yang sangat bermanfaat selama penelitian hingga tersusunnya tesis ini.

ƒ Bapak Prof. Wiranto Arismunandar sebagai penguji yang telah memberikan waktu, saran dan masukan yang sangat berharga pada karya tulis ini.

ƒ Bapak Dr. Tresna Dermawan Kunaefi, sebagai penguji yang telah memberikan waktu, saran dan masukan yang sangat berharga pada karya tulis ini.

ƒ Ibu Dr. Ir. Indah Rachmatiah S S, M.Sc sebagai penguji dan ketua jurusan pasca sarjana Teknik Lingkungan yang telah memberikan waktu, saran dan masukan yang sangat berharga pada karya tulis ini.

ƒ Ibu Dr. Barti Setiani Munthalif sebagai koordinator seminar dan sidang magister Teknik Lingkungan, yang telah memberikan waktu, saran dan masukan yang sangat berharga pada karya tulis ini.

ƒ Bapak Prof Suprihanto Notodarmojo selaku wali akademik yang telah memberikan waktu, masukan dan saran demi kelancaran kegiatan akademik.

(9)

ƒ Ibu Dr. Ir. Tripadmi Damanhuri, sebagai koordinator tesis Teknik Lingkungan ITB yang telah memberikan waktu, masukan dan saran demi kelancaran studi dan kegiatan penelitian ini.

ƒ Ibu Prof. dr. Juli Soemirat, PhD sebagai penguji di seminar I yang telah memberikan waktu, saran dan masukan yang sangat berharga pada karya tulis ini.

ƒ Ibu Dr. Ir. Dwina Roosmini, MS sebagai penguji di seminar I yang telah memberikan waktu, saran dan masukan yang sangat berharga pada karya tulis ini.

ƒ Bapak Dr. Herto Dwi Aries Yady, ST, MT sebagai penguji di seminar I yang telah memberikan waktu, saran dan masukan yang sangat berharga pada karya tulis ini.

ƒ Segenap staf pengajar (dosen) di Program Studi Teknik Lingkungan ITB yang telah berperan besar demi kelancaran kegiatan akademik selama masa studi.

ƒ Ibu Mimin dan segenap karyawan di Program Studi Teknik Lingkungan ITB yang telah banyak berperan dan membantu demi kelancaran kegiatan akademik selama masa studi.

ƒ Segenap rekan-rekan di Laboratorium Higene Industri dan Toksikologi TL ITB, Mb Pipi, Mb Ade, Mas Romi dan semuanya yang telah memberikan masukan dan kepercayaan dalam peminjaman peralatan untuk penelitian.

ƒ Bapak Ir Santa Budhi yang telah membantu dalam memberikan ijin melakukan penelitian di Industri Strategis PT.X

ƒ Bapak ajat selaku pembimbing lampangan yang telah memberikan bantuan dan masukan yang berguna untuk kesempurnaan penelitian

ƒ Bapak dan Ibu Karyawan Industri Strategis PT.X Departemen K3LH yang telah membatu selama penelitian di lapangan

ƒ Seluruh Karyawan Industri Strategis PT.X khususnya yang bekerja di Departemen COR dan TEMPA yang sangat berperan dalam penelitian ini

ƒ Kedua orang tua M.Manurung dan M. br Panggabean, kedua saudara Willi J Manurung, ST dan Donald J Manurung yang telah memberikan waktu, mencurahkan kasih sayang, perhatian, semangat, dan doa yang tiada putus

(10)

hingga terselesaikannya masa studi pada Program Magister Teknik Lingkungan ITB.

ƒ Keluarga besar Manurung dan Panggabean yang juga telah memberikan waktu, mencurahkan kasih sayang, perhatian, semangat, dan doa yang tiada putus hingga terselesaikannya masa studi pada Program Magister Teknik Lingkungan ITB.

ƒ Segenap rekan–rekan S2 KKL, TPAL dan TML Angkatan 2006 yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama masa studi di Program Studi Teknik Lingkungan ITB, bahkan hingga terselesaikannya laporan tugas akhir ini.

ƒ Segenap rekan-rekan S1 Kimia FMIPA USU Angkatan 2002 yang selalu memberikan semangat selama masa studi di Program Studi Teknik Lingkungan ITB.

ƒ Segenap rekan-rekan di SMU MATAULI Angkatan VI yang selalu memberikan semanat dan dukungan selama masa studi di program Studi Teknik Lingkungan ITB.

ƒ Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan perhatian dan semangat hingga berakhirnya masa studi di perguruan tinggi kebanggaan kita ini.

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang jauh dari sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan. Dan akhirnya mohon maaf yang tulus atas ketidaksempurnaan, segala kekurangan bahkan kata–kata yang kurang berkenan. Semoga karya tulis ini berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Bandung, Juni 2008 Penyusun

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... iii

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Maksud dan Tujuan Penelitian... 2

I.2.1 Maksud ... 2

I.2.2 Tujuan ... 3

I.3 Ruang Lingkup Penelitian... 3

I.3.1 Wilayah Studi ... 3

I.3.2 Waktu Penelitian... 3

I.3.3 Parameter ... 3

I.3.4 Pembahasan ... 4

I.4 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

II.1 Analisis Risiko ... 5

II.1.1 Identifikasi bahaya ... 6

II.2 Termodinamika ... 8

II.3 Mekanisme Perpindahan Panas dari Permukaan Kulit ... 10

II.4 Aklimatisasi Mekanisme Berkeringat ... 12

II.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sensasi Panas... 13

(12)

II.7 Termoregulasi ... 18

II.8 Sistem Kerja Jantung ... 21

II.9 Hubungan antara Tekanan, Aliran dan Tahanan... 22

II.10 Pengukuran Tekanan Panas... 24

II.11 Penyakit akibat Panas... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

III.1 Studi Kondisi Lingkungan ... 34

III.2 Pengumpulan Data ... 34

III.2.1 Data Primer ... 34

III.2.1.1 Penentuan Lokasi Pengukuran... 34

III.2.1.2 Penentuan Pekerja... 35

III.2.1.3 Pengukuran Kondisi Eksternal Lingkungan .... 36

III.2.1.4 Pengukuran Kondisi Kesehatan Pekerja ... 37

III.2.2 Data Sekunder ... 37

III.3 Analisis data... 37

III.3.1 Analisis Statistik ... 37

III.3.2 Pengukuran Indeks Tekanan Panas... 38

III.3.2.1 Indeks Suhu Bola Basah ... 38

III.3.2.2 Belding-Hatch Index... 39

III.3.2.3 Heat Index... 39

III.3.3 Perhitungan Nilai Hazard Index, Risiko Relatif (RR) dan Risko Atribut... 40

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan ... 42

IV.1 Sejarah Singkat PT.X (Persero)... 42

IV.2 Visi dan Misi... 43

IV.2.1 Visi... 43

IV.2.2 Misi ... 43

IV.3 Status, Tujuan, dan Fungsi... 43

IV.3.1 Status... 43

(13)

IV.4 Tata Letak Perusahaan... 45

IV.5 Struktur Organisasi ... 46

IV.6 Divisi Kerja PT.X ... 47

IV.6.1 Bidang Militer (Bidang Non-Komersial)... 47

IV.6.2 Bidang Non-militer (Bidang Komersial) ... 47

IV.7 Proses Kerja ... 48

IV.7.1 Proses Peleburan Logam... 49

IV.7.2 Proses Pencetakan Logam... 49

IV.8 Perlindungan Lingkungan dan Keselamtan Kesehatan Kerja . 54 IV.8.1 keselamatan Kerja... 54

IV.8.2 Kesehatan Kerja ... 55

IV.8.3 Pengendalian Lingkungan... 55

IV.9 Sumber Daya Manusia... 56

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 57

V.1 Identifikasi Bahaya ... 57

V.2 Paparan Terhadap Pekerja... 58

V.3 Pengukuran Indeks-Indeks Panas... 61

V.3.1 Metode Indeks Suhu Bola Basah ... 61

V.3.2 Belding-Hatch Index... 64

V.3.3 Heat Index... 65

V.4 Pengaruh Temperatur Panas Terhadap Kesehatan Pekerja... 66

V.4.1 Suhu Tubuh ... 66 V.4.1.1 Pekerja TEMPA ... 66 V.4.1.2 Pekerja COR ... 68 V.4.2 Tekanan Sistolik... 70 V.4.2.1 Pekerja TEMPA ... 70 V.4.2.2 Pekerja COR ... 72 V.4.3 Tekanan Diastolik ... 75 V.4.3.1 Pekerja TEMPA ... 75 V.4.3.2 Pekerja COR ... 77

(14)

V.4.4 Denyut Nadi ... 79

V.4.4.1 Pekerja TEMPA ... 79

V.4.4.2 Pekerja COR ... 81

V.5 Penyakit Akibat Paparan Panas... 83

V.6 Faktor Risiko Kesehatan ... 85

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

VI.1 Kesimpulan ... 88

VI.2 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner... 94

Lampiran B Tabulasi Hasil Kuesioner... 95

B.1 Pekerja COR... 96

B.2 Pekerja TEMPA ... 99

Lampiran C Hasil Pengukuran Kondisi kesehatan Pekerja ... 101

C.1 Pekerja COR ... 101

C.2 Pekerja TEMPA ... 103

Lampiran D Hasil Pengukuran Kondisi Lingkungan Kerja... 105

D.1 Lokasi COR I ... 105

D.2 Lokasi COR II... 106

D.3 Lokasi TEMPA ... 107

Lampiran E Perhitungan Metode Belding Hatch Index... 108

Lampiran F Hasil Pengolahan Data dengan Menggunakan SPSS 11,5... 110

F.1 Parameter Lingkungan... 110

F2 Parameter Kesehatan ... 113

Lampiran G Peraturan-Peraturan... 123

G.1 Vaughn One Page Summaries... 123

G.2 The Healthcare Foundation of New Jersey ... 124

G.3 Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja... 124

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Diagram penentuan suatu nilai indeks... 8

Gambar II.2 Thermal compensability di lingkungan panas: Hubungan antara Ereq dengan Emax... 10

Gambar II.3 Mekanisme perpindahan panas dari tubuh ... 11

Gambar II.4 Lapisan Goretex ... 16

Gambar II.5 Diagram kesetimbangan panas... 19

Gambar II.6 Diagram termoregulasi suhu tubuh ... 20

Gambar II.7 Hubungan antara tekanan, tahanan, dan aliran... 23

Gambar III.1 Diagram alir metode penelitian ... 33

Gambar III.2 Skema lokasi pengukuran di unit COR I ... 34

Gambar III.3 Skema lokasi pengukuran di unit CORII ... 35

Gambar III.4 Skema lokasi pengukuran di unit TEMPA ... 35

Gambar III.5 Globe... 36

Gambar III.6 Automatic Blood Pressure ... 36

Gambar III.7 Kalorimeter ... 36

Gambar III.8 Hygrometer ... 36

Gambar III.9 Anemometer... 37

Gambar III10 Sling Pyschometer... 37

Gambar III.11 Barometer... 37

Gambar III.12 Nilai HI yang diperoleh berdasarkan hubungan antara Temperatur udara dan kelembaban relatif ... 40

Gambar IV.1 Proses kerja Peleburan dan Pengecoran Logam di bagian Dapur Unit COR I dan II ... 50

Gambar IV.2 Proses Kerja Pencetakan Logam di Bagian Disamatic line.... 51

Gambar IV.3 Proses Kerja Pencetakan Logam di bagian Furan line... 52

Gambar IV.4 Proses Kerja Pencetakan Logam di Unit COR II... 53

(17)

Gambar V.3 Hasil pemeriksaan suhu tubuh pekerja TEMPA sebelum dan

sesudah bekerja ... 67 Gambar V.4 Hasil pemeriksaan suhu tubuh pekerja COR sebelum dan

sesudah bekerja ... 69 Gambar V.5 Hasil pemeriksaan tekanan darah sistolik pekerja TEMPA

sebelum dan sesudah bekerja ... 71 Gambar V.6 Hasil pemeriksaan tekanan darah sistolik pekerja COR

sebelum dan sesudah bekerja ... 73 Gambar V.7 Hasil pemeriksaan tekanan darah diastolik pekerja TEMPA .

sebelum dan sesudah bekerja ... 76 Gambar V.8 Hasil pemeriksaan tekanan darah diastolik pekerja COR

sebelum dan sesudah bekerja ... 78 Gambar V.9 Hasil pemeriksaan denyut nadi pekerja TEMPA sebelum

dan sesudah bekerja ... 80 Gambar V.10 Hasil pemeriksaan denyut nadi pekerja COR sebelum dan

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Nilai referensi berdasarkan ISO 7243 ... 25

Tabel II.2 Nilai referensi berdasarkan ISO 7933 ... 29

Tabel II.3 Rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung HSI ... 29

Tabel II.4 Nilai ambang batas iklim kerja ... 29

Tabel II.5 Pengaruh lingkungan berdasarkan HSI selama 8 jam paparan .... 30

Tabel V.1 Analisis varians antara pekerja COR dengan TEMPA dengan variabel umur ... 59

Tabel V.2 Analisis varians antara pekerja COR dengan TEMPA dengan variabel berat badan ... 59

Tabel V.3 Analisis varians antara pekerja COR dengan TEMPA dengan variabel lama kerja ... 60

Tabel V.4 Data kondisi fisik lingkungan kerja (Mean ± SD) ... 63

Tabel V.5. Data kondisi fisik lingkungan, nilai HSI dan AET ... 64

Tabel V.6 Data kondisi fisik lingkungan kerja (oF) (Mean ± SD) ... 66

Tabel V.7 Data hasil pemeriksaan suhu tubuh pekerja TEMPA sebelum dan sesudah bekerja... 68

Tabel V.8 Data hasil pemeriksaan suhu tubuh pekerja COR sebelum dan sesudah bekerja ... 70

Tabel V.9 Data hasil pemeriksaan tekanan darah sistolik pekerja TEMPA sebelum dan sesudah bekerja ... 72

Tabel V.10 Data hasil pemeriksaan tekanan darah sistolik pekerja COR sebelum dan sesudah bekerja ... 75

Tabel V.11 Data hasil pemeriksaan tekanan darah diastolik pekerja TEMPA sebelum dan sesudah bekeja ... 77

Tabel V.12 Data hasil pemeriksaan tekanan darah diastolik pekerja COR sebelum dan sesudah bekerja ... 79 Tabel V.13 Data hasil pemeriksaan denyut nadi pekerja TEMPA sebelum

(19)

Tabel V.14 Data hasil pemeriksaan denyut nadi pekerja COR sebelum dan

dan sesudah bekerja... 83 Tabel V.15 Data hasil wawancara mengenai keluhan pekerja... 84 Tabel V.16 Data hasil tabulasi berdasarkan rentang normal parameter

kesehatan ... 85 Tabel V.17 Data nilai RR masing masing parameter kesehatan ... 85 Tabel V.18 Data nilai AR masing masing parameter kesehatan ... 86 Tebal V.19 Data hasil perhitungan nilai Hazard Index di unit COR I dan II.. 86

Gambar

Gambar V.3    Hasil pemeriksaan suhu tubuh pekerja TEMPA sebelum dan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan kondisi lingkungan kerja yang berbahaya dengan nilai faktor fisika dan kimia di atas nilai ambang batas (NAB) serta

Hasil uji statistik diperoleh nilai p 0,023 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor kesehatan lingkungan industri dengan tekanan

Hasil uji statistik diperoleh nilai p 0,023 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor kesehatan lingkungan industri dengan tekanan

Nilai risiko relatif terhadap hazard quotient (HQ) sangat besar, tidak dapat dikuantifikasi (~), sehingga pajanan debu silika merupakan bahaya yang sangat besar sekalipun

Dari hasil identifikasi potensi bahaya di area kerja coal yard dapat diamati faktor-fakor yang paling dominan berisiko terhadap gangguan kesehatan pekerja adalah

Dari hasil identifikasi potensi bahaya di area kerja coal yard dapat diamati faktor-fakor yang paling dominan berisiko terhadap gangguan kesehatan pekerja adalah

Pada variabel lingkungan kerja non fisik, faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja non fisik adalah hubungan yang harmonis, untuk itu di harapkan kepada PT Tandem

kerja, ada hubungan yang signifikan antara tekanan panas dengan stres kerja, ada hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja dan stres kerja untuk penelitian lebih