• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC & DC. Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC & DC. Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang, Indonesia"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

Makalah Seminar Kerja Praktek

PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC & DC

Paul Henry Ginting

1

, Ir. Tejo Sumakdi. M. T.

2

1

Mahasiswa dan

2

Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang, Indonesia

Email : paulhg90@gmail. com

Abstrak

-

Dalam suatu sistem tenaga listrik, peralatan –peralatan yang digunakan disuplai oleh

tegangan AC maupun DC. Pusat-pusat pembangkit dan Gardu induk juga membutukan suplai sendiri untuk mensuplai peralatan-peralatan yang ada. Didalam suatu gardu induk biasanya terdapat suplai DC berupa beberapa sel Batere yang dirangkai secara seri. Batere ini digunakan untuk mensuplai peralatan –peralatan proteksi di Gardu induk , seperti Peralatan proteksi, dan peralatan SCADA. Untuk menjaga kontinyunitas suplai DC di Gardu induk maka dilakukan pemeliharaan secara rutin sesuai SOP (Standing Operating Procedure) yang ditetapkan oleh PT. PLN.

Pemeliharaan Suplai AC & DC merupakan serangkaian kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan-peralatan suplai AC dan DC dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini bertujuan untuk menjamin kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan sistem tenaga listrik.

Di dalam laporan ini akan dibahas praktek pemeliharaan terhadap Batere yang dlakukan diPT PLN (persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Semarang. Dimana praktek yang dilakukan Uji kapasitas,Uji Elektrolit dan rekondisi.

Keywords:Pemeliharaan, suplai DC, Boosting charge, Equalizing charge, uji kapasitas, rekondisi

I.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Selain sumber AC, di Gardu

Induk juga diperlukan sumber arus searah

(DC). Sumber tenaga untuk kontrol

selalu harus mempunyai keandalan dan

stabilitas yang tinggi. Karena persyaratan

inilah dipakai Batere sebagai sumber arus

searah. Catu daya DC bersumber dari

Rectifier dan Batere terpasang pada

instalasi secara paralel dengan beban,

sehingga dalam operasionalnya disebut

Sistem DC. Tujuan Pemeliharaan Sistem

DC adalah : untuk mengusahakan agar

Rectifier dan Batere berikut rangkaiannya

selalu bekerja sesuai karakteristiknya,

sehingga

diharapkan

Sistem

DC

mempunyai keandalan yang tinggi.

1.2.

Maksud dan Tujuan

Hal hal yang menjadi tujuan penulisan

laporan kerja praktek ini adalah:

1.

Mengetahui secara umum Sistem

pemeliharaan Sumber AC & DC

berdasarkan pada standard yang telah

ditetapkan oleh PT. PLN

2.

Mengetahui metode pemeliharaan

pada Batere, meliputi ,Uji kapasitas,

Uji elektrolit dan Rekondisi.

1.3.

Pembatasan masalah

Dalam makalah ini pembahasan akan

dibatasi pada pembahasan tentang

pemeliharaan sumber AC & DC

secara

umum

dan

praktek

pemeliharaan Batere di PT PLN

(persero)

Pusat

Pendidikan

dan

Pelatihan Semarang, uji kapasitas,Uji

elektrolit dan rekondisi (penggantian

sel Batere)

(2)

2

BEBAN DC REL DC FUSE REL 20KV RECTIFIER TRAFO PS MCB BATERE BEBAN DC REL DC FUSE REL 20KV RECTIFIER TRAFO PS MCB BATERE

II.

KAJIAN PUSTAKA

2.1.

Gambaran Umum

Pengoperasian suatu Gardu

Induk

memerlukan

fasilitas

pendukung yaitu sumber tegangan

rendah AC 380 Volt yang diperlukan

untuk sistem Kontrol, Proteksi,

maupun

untuk

sistem

mekanik

penggerak peralatan di Gardu Induk.

Pada gardu Induk 150 kV sumber AC

dipasok dari Trafo pemakaian sendiri

(PS) sedangkan pada GITET 500 KV,

selain Trafo PS dilengkapi juga

dengan

Generator

Set

yang

diperlukan untuk keadaan darurat atau

pada saat Trafo pemakaian sendiri

(PS)

mengalami

gangguan

atau

sedang dipelihara.

Pemakaian sendiri di Gardu

Induk berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan Tenaga Listrik peralatan

bantu, pada umumnya dibutuhkan

untuk memasok daya listrik ke

peralatan di Gardu Induk antara lain :

Pengisi Batere

( Charger )

Motor Kipas Pendingin

Motor Sirkulasi minyak

Motor Mekanik PMS

Penerangan Gedung

Penerangan

Panel

kontrol

Pemanas (Heater)

Dll

Selain sumber AC, di Gardu Induk

juga diperlukan sumber arus searah

(DC). Sumber tenaga untuk kontrol

selalu harus mempunyai keandalan dan

stabilitas

yang

tinggi.

Karena

persyaratan inilah dipakai Batere

sebagai sumber arus searah.

Untuk kebutuhan operasi relai

dan kontrol di PLN terdapat dua sistem

catu daya pasokan arus searah yaitu

DC 110V dan DC 220V, sedangkan

untuk

kebutuhan

scadatel

menggunakan sistem Catu Daya DC

48V. Diagram instalasi Sistem DC

dapat dilihat pada Gambar 2. 1.

Gambar 2. 1. Diagram Instalasi Sistem DC

2.2

Sistem AC

2.2.1

Trafo pemakaian sendiri

Pengoperasian suatu Gardu

Induk

memerlukan

fasilitas

pendukung yaitu sumber tegangan

rendah AC 380 Volt yang diperlukan

untuk sistem Kontrol, Proteksi,

maupun

untuk

sistem

mekanik

penggerak peralatan di Gardu Induk.

Umumnya peralatan instalasi Suplai

AC yang terpasang di Gardu Induk

adalah sebagai berikut :

§

Load Breaker Switch ( LBS)

§

Trafo Pemakaian sendiri

§

NPB

(3)

3

REL 20KV PANEL DISTRIBUSI AC REL AC TRAFO PS MCB NFB LBS REL 20KV PANEL DISTRIBUSI AC REL AC TRAFO PS MCB NFB LBS

Peralatan suplai AC dapat dilihat pada

gambar berikut.

Gambar 2. 2 Bagian Peralatan utama

SuplaiAC

Pada gardu Induk 150 kV

sumber AC dipasok dari Trafo

pemakaian sendiri (PS) sedangkan

pada GITET 500 KV, selain Trafo

PS dilengkapi juga dengan Generator

Set yang diperlukan untuk keadaan

darurat

atau

pada

saat

Trafo

pemakaian sendiri (PS) mengalami

gangguan atau sedang dipelihara.

Gambar 2. 3 Trafo. PS

2. 2. 2. Genset

Genset merupakan bagian dari AC

suplai yang sangat penting sebagai salah

satu sumber tenaga bagi instalasi di dalam

sistem kelistrikan Gardu Induk, baik

untuk sistem kontrol maupun

sistem-sistem penggerak peralatan Gardu Induk.

Genset diperlukan sekali untuk keadaan

darurat, apabila penyediaan listrik utama

terganggu, misalnya suplai dari Trafo PS

(pemakaian

sendiri)

mengalami

gangguan, pemeliharaan atau kondisi

sistem

Black-Out. Sehingga kondisi

demikian

Generator

set

dapat

menggantikan dan dapat menyediakan

sumber daya listrik untuk keperluan

mensuplai Charger, penerangan ruangan

operator, penggerak kipas pendingin

Transformer,

penggerak

motor

kompressor PMT dan keperluan lainnya

sesuai kemampuan gensetnya.

Gambar 2. 4. Genset

Prinsip kerja dari Genset adalah gabungan

antara mesin penggerak dan Generator

pembangkit

listrik.

Penggerak

mula

menggunakan prinsip Motor bakar untuk

merubah energi kimia dalam bahan bakar

menjadi energi mekanis.

2.2.3

Generator

Prinsip kerja dari Generator adalah

mesin listrik yang mengkonversi energi

mekanis menjadi energi listrik. Prinsip

(4)

4

dasar generator adalah menggunakan

hukum Faraday.

e = d

φ

/ d t,

menjelaskan secara kuantitatif induksi

tegangan oleh medan magnet berubah

waktu.

Generator terdiri dari lilitan stator dan

lilitan rotor. Lilitan rotor dialiri arus

searah melalui sikat arang pada cincin slip.

Lilitan stator terdiri dari beberapa buah

lilitan (N),

Gambar 2. 5. Generator Serempak Dasar.

Rotor yang terdiri dari lilitan rotor yang

telah dialiri arus searah diputar dengan

kecepatan tetap oleh penggerak mula.

Dengan adanya putaran rotor maka pada

kumparan stator akan teinduksi fluks magnet

dengan bentuk gelombang sinusoidal seperti

rumus dibawah ini :

e = d

φ

/ d t,

Keterangan :

e

:

tegangan

induksi

pada

kumparan stator

d

φ

: fluksi yang timbul pada

periode

waktu

kumparan

stator

dt : periode waktu

Tegangan yang terinduksi ke kumparan stator

akan membentuk sinusoida setiap satu putaran

penuh (untuk generator 2 kutub).

Sedangkan besarnya frekuensi yang timbul

tergantung dari banyaknya kutub, putaran

dan waktu, seperti rumus di bawah ini :

Keterangan :

f : frekuensi pada kumparan stator

P : jumlah kutub kumparan stator

n : jumlah putaran rotor

2.3

Sistem DC

2.3.1

Rectifier / Charger

Umum

Rectifier atau

Charger sering disebut

juga Konverter adalah suatu rangkaian alat

listrik untuk mengubah arus listrik bolak-balik

(AC) menjadi arus searah (DC) yang

berfungsi untuk suplai DC dan mengisi Batere

agar kapasitasnya tetap terjaga penuh, oleh

karena itu Batere tersebut harus selalu

tersambung ke

Rectifier sehingga keandalan

sumber DC pada Gardu Induk terjamin.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut

maka kapasitas

Rectifier harus disesuaikan

dengan kapasitas Batere terpasang, paling

tidak kapasitas arusnya harus mencukupi

untuk pengisian Batere : Jenis alkali sebesar

0, 2 C ( 0, 2 X Kapasitas) dan 0, 1 C untuk

Batere asam, ditambah beban statis Gardu

Induk, misalkan kapasitas Batere terpasang

sebesar 200 Ah maka minimum Kapasitas

arus Rectifier terpasang dengan kapasitas arus

sebesar : 0, 2 x 200 A = 40 A + I statis misal

10 A maka minimum kapasitas Rectifier 50 A.

‘f =

P n

2 60

(5)

5

Oleh karena sumber AC Rectifier tidak

boleh padam maka pengecekan tegangan

tegangan input AC maupun tegangan output

DC harus diperiksa secara rutin / periodik.

Prinsip Kerja

Sumber AC baik 1 fasa maupun 3 fasa

masuk melalui terminal input

Rectifier itu ke

Trafo step-down dari tegangan 220 V / 380 V

menjadi tegangan 110 V atau 48 V kemudian

oleh Diode penyearah /

Thyristor arus bolak

balik (AC) tersebut dirubah menjadi arus

searah dengan

ripple / gelombang DC

tertentu.

Kemudian untuk memperbaiki

ripple

/

gelombang DC yang terjadi diperlukan suatu

rangkaian penyaring (filter) yang dipasang

sebelum ke terminal Output.

Gambar 2. 6 Diagram Sistem Kerja Rectifier

2.3.2

Mode operasi pengisian pada

Charger

Umumnya jenis pengisian pada Rectifier

yang diperlukan oleh Batere adalah :

Floating, Equalizing dan Boosting.

2.3.2.1

Pengoperasian Rectifier

2.3.2.1.1

Persiapan

1.

Pastikan

semua

switch/NFB/MCB dalam kondisi

OFF

2.

Posisikan VR

“V-Ajust”

dan VR

“A-Ajust”

pada posisi minimum

3.

Sambungkan

kabel

input

tegangan AC 3 phasa ke terminal

Rectifier

4.

Sambungkan kabel Batere ke

terminal DC Rectifier sesuai

polaritasnya

5.

Masukkan kabel tegangan AC ke

sumber tegangan AC (Stop

contact)

2. 3. 2. 1. 2 Pengoperasian

1.

Hidupkan

Rectifier

dengan

memasukkan NFB Input

2.

Posisikan VR

“A-Ajust”

pada

posisi maximum

3.

Atur VR

“V-Ajust”

sampai

Voltmeter

pada

Rectifier

menunjuk harga tegangan sesuai

yang diminta (selanjutnya jangan

diputar-putar lagi), setting ini

adalah setting tegangan akhir

(maximum)

4.

Posisikan VR

“A-Ajust”

pada

posisi minimum

5.

Masukkan

switch/NFB/MCB

Output

(tersambung

ke

Batere/beban)

6.

Atur VR

“A-Ajust”

sampai

menunjuk besarnya arus yang

dibutuhkan.

(Pengaturan ini adalah setting

arus yang dibutuhkan dalam

pengisian)

7.

Khusus

untuk

Pengisian

Boosting :

a)

Atur

“Timer”

keposisi

waktu yang dibutuhkan

b)

Tekan tombol “BA”

(Pengoperasian timer ini adalah

(6)

6

2. 3. 2. 1. 3 Proses Pengisian

Setelah

langkah-

langkah

pengoperasian dilakukan, berarti

Rectifier sudah operasi (mengisi) ke

Batere, selanjutnya diamati proses

pengisian dan lakukan sesuai dengan

kektentuan dalam pengisian Batere.

2.3.2.1.4

Selesai Pengoperasian

1.

Posisikan semua VR ke posisi

minimum

2.

Lepas switch/MCB/NFB output dan

input

Selesai

2.3.2.2

Floating charge

Adalah jenis pengisian ke Batere

untuk menjaga Batere dalam keadaan full

charge dan Batere tidak mengeluarkan

maupun menerima arus listrik saat

mencapai tegangan

floating

dan Batere

tetap tersambung ke Charger dan beban.

Di Gardu Induk umumnya menggunakan

sistem

floating. Bila sumber AC hilang

atau pengisi Batere terganggu, maka

beban langsung di suplai dari Batere.

Tegangan Floating

Standard : 1, 40 V – 1, 44 V tiap sel

(Batere alkali)

Standard: 2, 10 V – 2, 2 V tiap sel (Batere

asam).

Arus Floating

Standard : ± 0, 01 x C (Alkali /

Asam)

2.3.2.3

Equalizing charge

Adalah jenis pengisian Batere untuk

menyamakan / meratakan tegangan

karena terjadi perbedaan tegangan tiap

sel.

Tegangan Equalizing

Standard : 1, 5 V – 1, 6 V tiap sel (alkali)

Standard : 2, 25 V – 2, 3 V tiap sel

(asam)

Arus Equalizing

Standard : Max. 0, 2 x C (Alkali)

Standard : Max. 0, 1 x C (Asam)

2. 3. 2. 4 Boosting charge

Adalah jenis pengisian cara cepat

yang digunakan untuk initial charge atau

pengisian kembali pada Batere setelah

Batere mengalami pengosongan yang

besar atau setelah di test kapasitas.

Tegangan Boosting

Standard : 1, 65 V – 1, 7 V tiap sel

(Batere alkali)

Standard : 2, 35V – 2, 4 V tiap sel

(Batere asam)

Arus Boosting

Standard : 0, 1

~

0, 2 x C (Alkali)

Standard : 0, 05

~

0, 1 x C (Asam)

2.4

Batere

2.4.2

Umum

Batere atau akumulator adalah

sebuah sel listrik dimana didalamnya

berlangsung

proses

elektrokimia

yang

reversibel

(dapat

berbalikan)

dengan

efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud

dengan proses elektrokimia reversibel,

adalah didalam Batere dapat berlangsung

proses pengubahan kimia menjadi tenaga

listrik

(proses

pengosongan),

dan

sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga

kimia ( pengisian kembali dengan cara

regenerasi dari elektroda-elektroda yang

dipakai, yaitu dengan melewatkan arus

listrik

dalam

arah

(polaritas)

yang

berlawanan didalam sel.

(7)

7

Jenis sel Batere ini disebut juga

“ Storage

Battery “ , adalah suatu Batere yang mana

dapat

digunakan

berulangkali

pada

keadaan sumber listrik arus bolak balik

(AC) terganggu.

Tiap sel Batere ini terdiri dari dua

macam elektroda yang berlainan, yaitu

elektroda positif dan elektroda negatif yang

dicelupkan dalam suatu larutan kimia.

Menurut pemakaian Batere dapat :

Stationary (tetap)

Portable (dapat dipindah-pindah)

2.4.3

Prinsip kerja

a)

Proses discharge pada sel berlangsung

menurut skema Gambar 1. 1 Bila sel

dihubungkan dengan beban maka,

elektron mengalir dari anoda melalui

beban ke katoda, kemudian ion-ion

negatif mengalir ke anoda dan ion-ion

positif mengalir ke katoda.

b)

Pada proses pengisian menurut skema

Gambar 3. 10. Bila sel dihubungkan dengan

power suplai maka, Elektroda positif menjadi

anoda dan elektroda negatif menjadi katoda

dan proses kimia yang terjadi adalah sbb :

1.

Aliran

elektron

menjadi

terbalik,

mengalir dari anoda melalui power

suplly ke katoda.

2.

Ion-ion negatif mengalir dari katoda ke

anoda

3.

Ion-ion positif mengalir dari anoda ke

katoda.

jadi reaksi kimia pada saat pengisian

(charge) berlangsung sebaliknya.

(a)

(b)

i)Gambar 2. 7(a). Reaksi elektrokimia

Pada sel Batere ( discharge)

ii) Gambar 2. 7(b )Reaksi elektrokimia

pada sel Batere ( charge )

2

.

5 Uji kadar potassium karbonat

elektrolit Batere ( K

2

CO

3

)

2.5.1

Tujuan

Adapun Tujuan pengujian kandungan

potassium carbonate (K2CO3) adalah untuk

memperoleh infomasi apakah elektrolit Batere

masih efektif untuk direkondisi atau sudah

tidak efektif lagi untuk direkondisi.

2.5.2

Prosedur pelaksanaan uji kadar

potassium karbonat elektrolit

Batere

a.

Pengambilan sampel pengujian

Satu unit Batere, sampel diambil

beberapa tetes larutan elektrolit tiap sel Batere

sehingga untuk satu unit Batere terkumpul +

200 ml elektrolit

b.

Pembuatan 50 ml larutan HCL 10 %

- Masukkan 50 ml air murni ke gelas

erlenmeyer

- Memakai pipet 5 ml, masukkan 5 ml

HCL pekat ke gelas erlenmeyer lalu aduk

secukupnya Larutan tersebut cukup untuk satu

kali pengujian. Untuk pembuatan larutan

(8)

8

yang lebih banyak dapat dilakukan seperti

langkah tersebut diatas.

c.

Prosedur pengukuran dilaksanakan

sebagai berikut :

1.

Isilah gelas burette dengan HCL 10 %

sampai penuh (larutan sampai pada

batas titik nol)

2.

Dengan menggunakan pipet, teteskan

5 ml larutan sampel (Potassium

hydroxide) ke gelas erlenmayer

3.

Masukkan 50 ml air murni (H2O) ke

dalam gelas Erlenmeyer

4.

Tambahkan

sedikit

bubuk

phenolphtalein ke dalam larutan

tersebut

hingga

berubah

warna

menjadi

ungu

Sambil mengocok

perlahan gelas Erlenmeyer,

5.

perlahan teteskan HCL 10 % dari

gelas burette sampai larutan dalam

gelas Erlenmeyer berubah warna

menjadi

bening

(tanpa warna

6.

Bacalah jumlah HCL 10 % yang

telah dipakai pada gelas burette

dan catatlah batas permukaannya

dengan tanda

“ p “

7.

Tambahkan

sedikit

bubuk

methylorange ke dalam larutan

bening pada Gelas Erlenmeyer

hingga berubah warna menjadi

kuning jernih

8.

Sambil mengocok perlahan-lahan

gelas Erlenmeyer, perlahan-lahan

teteskan HCL 10 % dari gelas

burette sampai larutan dalam gelas

Erlenmeyer

berubah

warna

menjadi

orange

9.

Bacalah jumlah HCL 10 % yang

telah dipakai pada gelas burette

dan catatlah batas permukaannya

dengan tanda

“ m “

10.

Dari langkah - langkah tersebut

kandungan K

2

CO

3

dari sampel dapat

diketahui dengan rumus :

( m - p ) x 2 x 69. 1/5 = . . . Gr/liter

Standard kadar maksimum K

2

CO

3

untuk

Batere yang diproduksi Nife adalah 100

Gr/liter.

2.6

Rekondisi

2.6.1

Prinsip

melakukan

rekondisi

Batere :

1.

Pengosongan/discharge

2.

Pembersihan sel Batere

3.

Penggantian elektrolit

4.

Pengisian arus/charging

5.

Pengosongan/discharge

2.6.2

Tujuan

Untuk meningkatkan kembali kapasitas

Batere atau memperbaiki dan mengembalikan

proses kimiawi didalam sel Batere dengan

cara melakukan penggantian elektrolit.

2.6.3

Tahapan rekondisi

1.

Batere bebas dari beban sistem

2.

Discharge/kosongkan Batere

3.

Lepas conector dan sel Batere

4.

Bersihkan sel Batere :

Buang elektrolit lama

Bersihkan dalam sel Batere dengan

mengisi air murni dan di keluarkan

lagi sampai cairan yang keluar bersih

5.

Isi lkembali sel Batere dengan

(9)

9

Jarak waktu diisi setelah selesai

dibersihkan tidak boleh melebihi 1

jam

Karena bila terlalu lama, elektroda

akan bersenyawa dengan udara bisa

menyebabkan panas ( Batere rusak)

6.

Pasang sel Batere kembali dirak dan

disambung / dirangkai seperti semula

7.

Setelah selang waktu 5 - 24 jam dari

pengisian

elektrolite,

lakukan

pengisian arus (charging) dengan

mode Boosting.

(10)

10

3. Analisa dan Pembahasan Data

3. 1.

Data Hasil pengukuran

3.1.1

Data Hasil Pengukuran Equalizing Charge

Merek/type

:SAFT/L406

Kapasitas

: 258 AH

I Pengisian

:51.6A

Jumlah sel

: 40

Kap. Pengis

: 361, 2

V Akhir

: 68 volt

Tabel 3. 1 Dokumen pengukuran pada saat Equalizing charge charge

NO

CEL

TEG.

AWAL

TEG.

EQUAL

SUHU

ELEKTROLIT

BERAT

JENIS

1

1. 33

1. 59

1. 225

2

1. 35

1. 59

3

1. 33

1. 60

28

0

C

4

1. 34

1. 57

5

1. 33

1. 58

6

1. 44

1. 58

7

1. 32

1. 58

8

1. 31

1. 58

9

1. 33

1. 58

10

1. 34

1. 59

11

1. 33

1. 57

12

1. 34

1. 55

13

1. 32

1. 58

14

1. 32

1. 58

15

1. 34

1. 60

26

0

C

16

1. 34

1. 60

1. 210

17

1. 33

1. 5

9

18

1. 34

1. 57

19

1. 34

1. 60

20

1. 30

1. 60

28

0

C

1. 225

21

1. 33

1. 59

22

1. 32

1. 59

23

1. 32

1. 57

24

1. 30

1. 58

25

1. 31

1. 57

1. 230

26

1. 31

1. 57

26

0

C

27

1. 33

1. 59

28

1. 33

1. 58

29

1. 33

1. 59

30

1. 31

1. 61

28

0

C

1. 230

31

1. 34

1. 61

32

1. 33

1. 61

33

1. 33

1. 60

28

0

C

1. 200

34

1. 33

1. 60

35

1. 31

1. 59

36

1. 34

1. 59

37

1. 35

1. 57

38

1. 35

1. 57

39

1. 34

1. 57

40

1. 31

1. 57

(11)

11

3.1.2

Data Hasil Pengukuran Boosting Charge

Merek/type

:SAFT/L406

Kapasitas

: 258 AH

I Pengisian

:51.6

AJumlah sel

: 40

Kap. Pengis

: 361, 2

V Akhir

: 68 volt

Tabel 5. 2 dokumen pengukuran pada saat boost charge

JAM

KE.

0

1

2

TEG.

TOT

66, 0

68, 1

ARUS

0

SUHU

E/R

/

31/29, 0

32/28

No.

CEL

TEG/CEL TEG/CEL TEG/CEL

1

1, 27

1, 48

1, 7

2

1, 27

1, 60

1, 69

3

0, 98

1, 48

1, 69

4

1, 27

1. 50

1, 68

5

1, 27

1, 47

1, 7

6

1, 27

1, 45

1, 66

7

1, 27

1, 46

1, 7

8

1, 27

1, 42

1, 7

9

1, 27

1, 53

1, 71

10

1, 27

1, 55

1, 67

11

1, 27

1, 46

1, 69

12

1, 27

1, 51

1, 61

13

1, 27

1, 50

1, 69

14

1, 27

1, 52

1, 68

15

1, 27

1, 56

1, 67

16

1, 27

1, 63

1, 68

17

1, 26

1, 60

1, 66

18

1, 26

1, 50

1, 69

19

1, 27

1, 64

1, 70

20

1, 27

1, 64

1, 69

21

1, 27

1, 53

1, 71

22

1, 27

1, 63

1, 70

23

1, 27

1, 56

1, 68

24

1, 27

1, 56

1, 69

25

1, 27

1, 47

1, 7

26

1, 26

1, 58

1, 68

27

1, 27

1, 64

1, 69

28

1, 26

1, 64

1, 69

29

1, 27

1, 64

1, 70

30

1, 27

1, 56

1, 71

31

1, 27

1, 64

1, 7

32

1, 27

1, 64

1, 7

33

1, 27

1, 64

1, 7

34

1, 27

1, 63

1, 7

35

1, 27

1, 50

1, 7

36

1, 27

1, 63

1, 67

37

1, 27

1, 62

1, 67

38

1, 27

1, 62

1, 68

(12)

12

3. 1. 3

.

Data Hasil Uji Kadar Pottasium Karbonat Elektrolit Batere

Dari pengujian kadar potasium karbonat elektrolit Batere didapatkan data sebagai berikut:

M=5. 3

P=2. 2

Dimana:

P =jumlah HCL 10 % yang terpakai untuk membuat larutan dalam gelas erlenmeyer

(H2O+potassium hydroxide+phenolphtalein+HCL 10%) menjadi bening.

M = jumlah HCL 10 % yangf terpakai untuk membuat larutan dalam gelas erlenmeyer

(H2O+potassium hydroxide+phenolphtalein+HCL 10%+methylorange)) menjadi orange.

3.2

Analisa data

3.2.1

Equalizing charge

Dari data dokumen pengukuran pada

saat Equalizing charge dapat kita lihat bahwa

tegangan

per-sel

sebelum

diEqualizing

memiliki range antara 1. 31-1. 35 V. Setelah

diEqualizing

maka

tegangan

per-sel

mengalami peningkatan menjadi 1. 55-1. 61

V. Berdasarkan teori yang ada bahwa

tegangan standard per-sel setelah diEqualizing

memiliki range 1. 5-1. 6 V per-sel. Dan

apabila terdapat salah satu sel yang memiliki

tegangan di bawah 1. 5 V maka perlu

dilakukan rekondisi Batere. Dan dari data

diatas tegangan tiap-tiap sel setelah dilakukan

Equalizing memiliki nilai diatas 1. 5 V.

Namun terdapat beberapa sel yang memiliki

tegangan diatas 1. 60 V, yaitu sel 30-32. Sel

30-32 memiliki tegangan tiap sel sebesar 1. 61

V. Nilai ini melampaui nilai standard

tegangan Equalizing. Namun hal ini tidak

terlalu dipermasalahkan.

3.2.2

Boosting charge

Dari data dokumen pengukuran pada

saat Boosting charge dapat kita lihat bahwa

tegangan awal yaitu tegangan sebelum

dilakukan Boosting charge memiliki range

sebesar 0. 98-1. 27 V tiap sel. Setelah satu

jam pertama dilakukan Boosting charge range

tegangan tiap sel meningkat menjadi 1. 42-1.

64 V. Setelah dua jam dilakukan Boosting

charge range tegangan tiap sel meningkat lagi

menjadi 1. 66-1. 74 V . Dapat kita lihat bahwa

tegangan persel terus mengalami peningkatan.

Standard tegangan akhir Boosting charge

untuk Batere alkali ialah 1. 65-1. 7 V tiap sel.

Dari data yang diperoleh setelah dua jam

dilakukan Boosting charge tegangan yang

diperoleh secara keseluruhan sudah berada

dalam range 1. 65-1. 7 V tiap sel. Namun ada

beberapa sel yang memiliki tegangan yang

diatas 1. 7 V. Dari data teknis Batere yaitu:

C(kapasitas)=258 AH

KP(kapasitas pengisian)=361, 2 AH

Jumlah sel=40

Ich 1=0. 1X258=25.8 A

39

1, 27

1, 62

1, 68

40

1, 27

1, 57

1, 68

(13)

13

Ich 2=0. 2X258=51.6 A

T1=KP/ Ich 1=140/10=14 jam

T2= KP/ Ich 2=140/20=7 jam

V akhir=1. 7x40=68 V

Pada praktek ini dipakai arus Ich 1

sehingga waktu pengisian =7 jam. Namun

dalam praktek pengisian hanya dilakukan

selama dua jam. Hal ini disebabkan praktek

pengisian yang dilakukan hanya untuk tujuan

pembelajaran.

Setelah pengisian berlangsung selama

dua jam dari data dilihat bahwa tegangan total

sudah

melebihi

tegangan

akhir

sesuai

perhitungan. Namun pengisian harus tetap

dilakukan sampai tujuh jam agar kapasitas

pengisian dapat tercapai.

3.2.3

Uji Kadar Kottasium Karbonat

Batere

Kadar potasium karbonat (K2CO3)

dapat diperoleh dengan memasukan nilai M

dan P ke dalam persamaan :

( m - p ) x 2 x

[ dalam Gr/liter ]

Dimana didapatkan:

M=5. 3

P=2. 2

Dengan memasukkannya kedalam

persamaan diatas maka didapatkan kadar

K2CO3

sebesar 85. 684 gram/liter. Dengan

mengacu pada standar kadar maksimum yang

dibuat oleh Nife yaitu 100 gr/liter, maka

berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa

kandungan K2CO3

masih berada dalam batas

maksimum, sehingga tidak perlu dilakukan

penggantian Elektrolit. Dengan kata lain

Batere masih dapat digunakan.

4.

PENUTUP

4

.

1 Kesimpulan

1.

Untuk

mengetahui

kapasitas

Batere yang sesungguhnya ,dapat

dilakukan Uji kapasitas.

2.

Terdapat tiga metode pengisian,

yaitu:Equalizing charge, Boosting

charge,

dan

Floating

charge.

Dimana metode pengisian dapat

dipilih sesuai dengan kebutuhan.

3.

Masing–masing metode pengisian

memiliki Arus, Tegangan, dan

lama

waktu

pengisian

yang

berbeda-beda.

4.

Penggantian

Elektrolit

dapat

meningkatkan

kapasitas

dari

Batere.

5.

Rekondisi /Penggantian elektrolit

dilakukan setelah didapatkan data

dari hasil Uji Elektrolit (kadar

pottasium karbonat) yang melebihi

standard.

6.

Berdasarkan hasil uji elektrolit

yang dilakukan pada praktek ini

terhadap Batere produksi nife,

didapatkan

kadar

pottasium

karbonat

sebesar

85.684

gram/liter.Jika

dibandingkan

dengan standard kadar maksimum

pottasium

karbonat

yang

ditetapkan oleh nife , yaitu sebesar

100

gram/liter

maka

dapat

dikatakan elektrolit Batere tersebut

masih baik.

(14)

14

4.2

Saran

1.

Untuk

melihat

pelaksanaan

Pemeliharaan Sistem Suplai AC &

DC yang sesungguhnya, sebaiknya

mahasiswa melakukan Kerja Praktek

di unit-unit operasional PLN, seperti

di Gardu Induk.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Anonim.

2009.

Pemeliharaan

Sistem

Suplay AC & DC B.1.1.2.14.3. Jakarta: PT

PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan

Pelatihan

[2]http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit

.x=22&submit.y=15&page=2&qual=high&su

bmitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2

Felkt%2F1995%2Fjiunkpe-ns-s1-1995-23489065-14928-baterai-chapter2.pdf

[3] Theodore Wildi,

Electrical Machines,

Drives, And Power System

third edition,

Prentice Hall International Inc, 1997.

[4]

B.L. Theraja,

Electrical Technology

,

Nirja Construction & Dev. Co. Ltd, 1980.

BIO DATA PENULIS

Paul

Henry

Ginting

( L2F 009 006) lahir di

Kabanjahe , 19 April 1990.

Setelah lulus dari SMU N 1

Kabanjahe

melanjutkan

pendidikan S1 Teknik Elektro

Universitas

Diponegoro.Dan

saat ini dalam

Saat ini dalam proses menyelesaikan

masa studi dengan konsentrasi Teknik

Tenaga Listrik (Power).

Semarang , Juni 2012

Mengetahui,

Ir. Tejo Sumakdi, M. T.

196111171988031001

Gambar

Gambar 2. 6  Diagram Sistem Kerja Rectifier  2.3.2  Mode operasi pengisian pada

Referensi

Dokumen terkait

Beranda, Materi dan Pengembang. Materi pada media ini adalah materi Fluida dengan Sub-materi Fluida Statis dan Fluida Dinamis. Fluida Statis terdiri dari pembahasan topik

Maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa dari hasil pemerolehan data yang terdapat dalam penelitian ini, bahwa masalah dalam penelitian ini tentang bagaimana

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui biodegradasi limbah cair tahu menggunakan bakteri indigen yang potensial mereduksi protein dan karbohidrat, pH dan BOD serta

Pada saluran III peternak lebih cenderung untuk menjual susu segar kepada pedagang pengumpul dan disetorkan ke pedagang besar sehingga dalam pemasaran lebih mudah

Pada pria peritoneum yang menutupi facies superior vesica urinaria meluas ke posterior  membungkus ductus deferens dan bagian superior vesicula seminalis, lalu melengkung

Wisata Domestik Lombok Tengah..

Dunia Maya atau yang sering disebut denga Media Maya atau internet adalah salah satu media atau dunia firtual yang sengaja dibuat untuk mempermudah pekerjaan manusia atau

menyerap, mencerna, dan mengingat pelajaran dengan baik dan juga siswa yang belajar dengan pendekatan quantum teaching dapat lebih merespon materi yang diajarkan oleh