Kelompok 201 Agus Anang, Muhammad Azani Hz
Sosiological paradigm and organization analysis
Element of the sociology of corperate lifeGibson Burrell and Gareth Morgan Heinemann, London, 1979, ch. 1-3
Keyword: Social sience, society, paradigm, assumptions
A. Masalah
Perdebatan yang sengit antara kalangan filsuf mengenai pendekatan terhadap ilmu pengetahuan sosial. Setiap kelompok filsuf menggunakan asumsi masing masing untuk menjabarkan pendekatan tersebut. Perdebatan yang sengit yang semakin melebar ternyata sering menimbulkankan kebingungan tersendiri.
B. Tujuan
Paper ini mengutarakan ide bahwa semua teori keorganisasian berdasarkan filosofi dari ilmu pengetahuan dan teori kemasyarakatan. Lalu penulis berusaha untuk mengkarakteristisasi dari pemikiran-pemikran sosiologi menjadi sekterian yang lebih sempit dengan tetap mempertahankan perspektif secara keseluruhan serta juga memamfaatkan isu isu mendasar sociological yang terlupakan.
C. Pembahasan
Paper ini terbagi menjadi 3 bagian besar yaitu
1. Asumsi tentang ilmu pengetahuan (Assumption about the nature of social
science)
2. Asumsi tentang teori kemasyarakatan (Assumption about the nature of
society)
3. Four Paradigm
1. Assumption about the nature of science
Paling tidak ada 4 asumsi utama yang digunakan oleh filsuf dalam melakukan pendekatan terhadap ilmu pengetahuan sosial, yaitu :
a. Assumption of ontological nature; Asumsi yang memperhatikan dari esensi
esensi fenomena yang sedang diamati. Apakah realita itu itu bisa berdiri sendiri atau hanya dalam pikiran saja.
b. Assumption of epistemological nature; Asumsi yang memperhatikan
c. Assumption of human nature; Asumsi yang memperhatikan hubungan
manusia dengan lingkungannya.
d. Assumption of methodological nature; Asumsi yang meperhatikan sisi
teknik/cara yang digunakan social scientist dalam melakukan penelitian dan mendapatkan ilmu pengetahuan dari social world. Perbedaan asumsi ontology, epistimologi, dan human nature yang dianut oleh seorang scientis berkonsekuensi pada metodelogi yang dipilih/pakai dalam melakukan penlitian.
Dari perbedaan asumsi diatas penulis membagi 2 sisi yang semakin terpolarisasi, yaitu sisi subjektif dan sisi objektif. Dari sisi subjektif (Nomalism, Antipostivsm,
Voluntarim, Ideografig), Sedangkan dari sisi Objektif (Realism, Postivsm, Determinism, Nomotetic).
Untuk lebih jelas, perhatikan table dibawah ini; Strand of debates
Subjektif Objektif
Nominalism Realism
Ontology
Menganut paham bahwa social world dibentuk hanya dari label,nama dan konsep.
Menganut paham bahwa social world dibentuk dari stuktur yang keras, berbentuk dan relative tidak berubah.
Anti positivism Positivsm
Epsitemology
Menganut paham bahwa social world hakikatnya adalah relativist, dan hanya dapat dimengerti oleh seseorang hanya dengan berhubungan aktivitas langsung terhadap yang sedang dipelajari.
Menganut paham bahwa untuk menjelaskan dan menduga apa yang akan terjadi di social word, maka harus aturan dan hubungan klausal antar elemen didalamnya.
Voluntarism Determinism
Human Nature Menganut paham bahwa manusia
dapat sebebasnya berbuat dan tidak tergantung dengan lingkungan.
Sebaliknya, kelompok ini mempercayai bahwa aktivitas manusia sangat
dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada.
Ideographic Nomothetic
Methodalogy
Menganut paham bahwa seseorang dapat memahami sosial world dengan terjun langsung dengan
Menganut paham bahwa pentingnya untuk mengikuti aturan protokoler, dalam memberikan dasar peneltian.
Analyzing Assumption about nature of social science;
Perdebatan diatas mencerminkan 2 kelompok tradisi intelektual utama yaitu
Sosiological positivism, dan German idealism. Sosiological positivism menganggap dunia
sosial lazimnya seperti dunia nyata. Tradisi ini biasanya menganut paham realist,
positivist, deterministic dan menggunakan metodelogi nomothetic.
Sebaliknya German idealism, tradisi ini berdasarkan pernyataan bahwa realita fundamental dunia ada pada semangat dan ide daripada data dari pengertian persepsi. Tradisi ini mengadaptasi paham nomalist, anti provist, voluntasits, dan menggunakan metodelogi ideografig. Namun demikian, pada tahun 70-an telah terjadi interaksi kedua tradisi ini, sehingga menumbuhkan pandangan diantara keduanya.
2. Assumstion about of nature of society
Pada bagian ini, perdebatan yang terjadi berfokus pada pendekatan sosiologis. Yaitu Ada yang berfokus pada keteraturan dan kesimbangan dalam masyarakat, sedangkan yang satunya berfokus pada perubahan dan konfilk dalam masyarakat. Perbedaan pendekatan ini sering disebut order –conflict debate.
Selain itu, perbedaan juga terjadi pada pendekatan yang membahas peranan konflik pada perubahan sosial dan pendekatan yang membahas keteraturan sosial, perbedaan pendekatan ini sering disebut regulation and radical change. Order-confilct debate;
Order adalah pandangan yang menyatakan bahwa nature of society memiliki sifat
antara lain :
a. Elemennya stabil dan persistent.
b. Element masyarakat terintegrasi dengan baik.
c. Tiap elemen masyarakat mempunyai fungsi dan bersifat saling berkoordinasi
d. Setiap fungsi berdasarkan konsensus antar anggotanya
Confict adalah pandangan yang menyatakan bahwa nature of society memiliki
sifat antara lain :
a. Elemennya senatiasa dalam proses perubahan
b. Terjadi konflik dimana-mana, dan tidak terkoordinasi
c. Setiap elemen berkontribusi terhadap perubahan yang terjadi
d. Fungsi sosialnya didasarkan pada pemaksaan kehendak kepada kelompok lainnya.
Regulation and radical change
Ada dua istilah penting pada bagian ini yaitu;
1. Sosiology of regulation : Menjelaskan tentang masyarakat yang
berfokus terutama pada penekanan kebersamaan dan kesatuan. Teori ini mencoba menjelaskan mengapa masyarakat cenderung untuk tetap bersama sama daripada terpecah belah.
2. Sosiology of radical change : Berfokus pada mengenai perubahan
radical, konfik structural, dan prihal dominasi.
3. TWO DIMENSION : Four Paradigm
Seperti yang kita ketahui sebelumnya, analisis terhadap pendekatan terhadap ilmu sosial dapat melalui dimensi asumsi nature of science dan dimensi nature of
society. Nature of sience dapat di lihat dengan asumsi subjektif dan objektif,
sedangkan nature of society dapat dilihat dari dimensi/asumsi regulation-radical
change .
Penulis mengungkapkan bahwa dapat dibuat hubungan 2 dimensi/asumsi tersebut membentuk dan mengembangkan skema yang koheren untuk menganalisis teori social yang kemudian disebut dengan four paradigm.
Nature and the uses of four paradigm
Keempat paradigma diatas adalah mutual exclusive, paradigma ini menawarkan pandangan alternatif dari relalitas sosial. Menurut penulis dengan skema ini membuat adanya batasan pendangan terhadap perdebatan asumsi yang berkembang tentang ilmu sosial.
Berikut penjelasan masing masing paradigma : 1. The Functionlist paradigm
Perspektif yang bersumber pada sociological of regulation dan mendekati objek permasalahan dengan sudut pandang objektif. Paradigma
functionalist banyak dipengaruhi oleh tradisi idealis german terhadap
pemikiran sosial. 2. The interpretif paradigm
Berfokus pada pemahaman akan dunia seadanya, dengan sudut pandang subjektif, dimana pendekatannya cenderung nominalis, anti-provist,
voluntarist dan ideografic. Merupakan produk pemikiran sosiologi
langsung dari tradisi idealist jerman . 3. The Radical humanist paradigm
Berfokus pada pengembangan sosiologi perubahan perubahan radikal dengan sudut pandang subjektif. Dunia sosial dipandang dari sisi
nominalis, anti-provist, vlluntastis dan ideografic.
4. The Radical stucturalist paradigm
Menganjurkan bahwa sociological radical change, diliihat dari sudut pandang subjektif. Cenderung realist, provist, determinism dan
nomothetic.
D. Jenis/Metoda Penelitian
Tidak ada penjelasan khusus bagaimana metodelogi yang dipakai dalam membuat paper ini, namun melihat dari literature/referensi yang di pakai, sepertinya penulis melakukan penelitian ini dengan studi literatur.
E. Kesimpulan
Four paradigm mempermudah dalam menganalisis teori sosial karena memberikan
F. Komentar
Sudut pandang yang berbeda beda dan terus berkembang, semakin menambah khasanah ilmu pengetahuan itu sendiri. Menariknya, tidak ada istilah benar salah di asumsi yang dipakai, karena cara yang dipakai hanyalah salah satu pendekatan.
G. Analisa kelemahan dan kekuatan
Kelemahan: kurang memberikan ilustrasi yang jelas, sehingga terkesan berkutat pada sisi konseptual saja terutama pembahasan four paradigm dan tentu saja sulit untuk dipahami oleh orang awam.
Kelebihan : Paper ini menyajikan penjabaran masing masing asumsi perbagian, sehingga pembaca dapat sedikit terarahkan pada permasalahan dan ide yang akan disampaikan penulis.
H. Pernyataan kelompok kerja
Paper ini termasuk paper yang sulit dimengerti, selain karena banyaknya istilah-istilah ilmiah didalamnya, singkatnya waktu untuk mengkaji serta belum terbiasanya membaca jurnal menjadi kendala tersendiri bagi kami. Namun demikian, paper ini sedikit memberikan pencerahan tentang bagaimana menghargai perbedaan, juga memberikan tantangan untuk belajar untuk terus memahami paper dengan baik.