• Tidak ada hasil yang ditemukan

KADAR GLUKOSA DARAH PADA AKSEPTOR PIL KB KOMBINASI DI POLINDES ANYELIR JETIS MOJOKERTO ISA IRAWATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KADAR GLUKOSA DARAH PADA AKSEPTOR PIL KB KOMBINASI DI POLINDES ANYELIR JETIS MOJOKERTO ISA IRAWATI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KADAR GLUKOSA DARAH PADA AKSEPTOR PIL KB

KOMBINASI DI POLINDES ANYELIR JETIS

MOJOKERTO

ISA IRAWATI

11002203

Subject : Akseptor Pil KB, Kontrasepsi, Kadar Gula Darah

DESCRIPTION

Kontrasepsi hormonal banyak digunakan karena relatif praktis dan tidak mengurangi kenyamanan dibanding metode lainnya seperti kondom. Sedangkan bagi pengidap diabetes penggunaan kontrasepsi hormonal seperti Pil Kb Kombinasi terdapat efek samping yang paling mengkhawatirkan dari penggunaan kontrasepsi tersebut yaitu peningkatan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini Mengetahui kadar glukosa darah pada akseptor pil KB kombinasi.

Jenis penelitian ini deskriptif dengan rancang bangun survey. Variabel penelitian ini kadar gula darah pada akseptor KB kombinasi. Populasi penelitian ini yaitu semua akseptor Kontrasepsi pil sebanyak 48 responden. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sampling sebanyak 33 responden. Data dikumpulkan dengan lembar checklist kadar gula darah dengan menggunakan glukotest, kemudian diolah secara editing, coding, scoring dan tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kadar gula darah normal pada akseptor KB pil kombinasi sebanyak 14 responden (42,4%)

Analisa data dilakukan dengan analisa univariat berupa ukuran statistik, tabel, grafik yang meliputi : data umum dan data khusus. Melakukan chek kadar gula darah akseptor KB pil dari masing-masing responden yang menggunakan pil oral kombinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akseptor KB pil kombinasi yang dialami oleh responden pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian ebsar responden memiliki kadar gula darah normal, karena adanya perubahan mekanisme hormonal terutama hormone progesteron. Yang dapat memicu terjadinya perubahan pada kadar gula darah akseptor KB. Untuk dapat memberikan pengetahuan yang baik pada masyarakat maka diharapkan masyarakat lebih aktif dalam meningkatkan informasi tentang penggunaan kontarasepsi dan efek samping yang ada.

ABSTRACT

The hormonal contraception is most used because it is practical and does not reduce the comfort than other methods such as condoms. While, the acceptors who have diabetes use hormonal contraceptives such as the combination oral contraceptives pill get most worrisome side effects from the acceptors of contraceptives are increasing blood sugar levels. The purpose of this study is to know blood glucose levels to acceptors with combination oral contraceptive pill.

(2)

Design of this studyis descriptive with survey. The variable of this study is the blood sugar levels to the acceptors combination oral contraceptive pill.The population of this study is all of acceptor with combination oral contraceptive pill amount 48 respondens. The sampling is taken with purposive sampling technique amount 33 respondents. The data are collected with a checklist sheet blood sugar levels with using glukotest, then processed by coding, editing, scoring, and tabulating and presented in the form of a frequency distribution table.

The results showed that most respondents have normal blood sugar levels to the acceptors with combination oral contraceptive pill amount 14 respondents (42,4%).

The analysis of data is done by univariate analysis of the size of the statistics, tables, chartsthat include: General data and specific data. To check blood sugar level in the acceptors with combination oral contraceptive pill from respondents who use combination oral contraceptive pill.

The results of this study acceptors with combination oral contraceptive pill show that most respondents have normal blood sugar levels, due to changes in hormonal mechanisms particularly hormone progesterone. That can trigger change in blood sugar levels to the acceptors of contraceptives. It is expected to the community increase their information more actively about the usage of contraceptive and its side effect. In order to give the good knowledge to the community.

Keywords : Contraceptive, Blood Sugar Level. Contributor : 1. Sulisdiana, M.Kes

2. Agustin Dwi Syalfina, S.ST Date : 06 Juni 2014

Type Material : Laporan Penelitian Identifier :

Right :

Summary :

LATAR BELAKANG

Pemberian layanan keluarga berencana hendaknya dipandang sebagai suatu layanan kesehatan reproduksi wanita dalam konteks yang lebih luas. Layanan keluarga berencana berkualitas tinggi mencakup penyediaan pilihan alat kontrasepsi yang aman dan sesuai bagi wanita (Wulansari, 2007). Kontrasepsi hormonal banyak digunakan karena relatif praktis dan tidak mengurangi kenyamanan dibanding metode lainnya seperti kondom. Sedangkan bagi pengidap diabetes penggunaan kontrasepsi hormonal seperti Pil Kb Kombinasi terdapat efek samping yang paling mengkhawatirkan dari penggunaan kontrasepsi tersebut yaitu peningkatan kadar gula darah. Diduga hormon yang digunakan dapat mempengaruhi kerja insulin dalam metabolisme gula sehingga dapat meningkatkan kadar gula darah (Pramudiarja, 2010).

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada bulan Maret 2011, yang menyatakan bahwa Peserta KB Baru secara nasional pada bulan Maret 2011 sebanyak 739.500 peserta, apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya adalah sebagai berikut : 48.891 peserta IUD (6,61%), 9.634 peserta MOW (1,30%), 2.508 peserta MOP (0,34%), 47.824 peserta Kondom (6,47%), 50.781 peserta Implant (6,87%), 373.154 peserta

(3)

Suntikan (50,46%), dan 206.708 peserta Pil (27,94%). Dari data tersebut penggunaan alat kontrasepsi terbanyak adalah KB suntik. Sedangkan di Jawa Timur, angka peserta KB yang menggunakan Pil tidak jauh berbeda dengan angka nasional, yaitu sebesar 23.53%, menduduki peringkat kedua setelah peserta Suntikan, sebesar 60.13%. Untuk jumlah peserta KB lain adalah IUD 5.84%, MOW 1.73 %. MOP 0.40%, Kondom 4.04% dan Implant 4.32%. Menurut Loly (2012) menunjukkan bahwa hanya 3-11% pemakai yang mengalami peningkatan gula darah menetap.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 5 akseptor pil kombinasi pada tanggal 17 – 18 Maret 2014 dengan tekni wawancara dan pemeriksaan glukosa dara diperoleh data 2 responden (40%) yang menggunakan kontrasepsi selama 2 tahun mempunyai kadar gula darah sebesar 140 gr/dl, dan 2 responden (40%) yang sudah menggunakan kontrasepsi selama 1,5 tahun mempunyai kadar gula darah sebesar 115 gr/dl, dan 1 responden (20%) yang menggunakan alat kontrasepsi selama 1 tahun mempunyai kadar gula darah sebesar 100 gr/dl.

Pengaruh progesteron terhadap metabolisme karbohidrat antara lain menurunkan jumlah dan afinitas reseptor insulin terhadap glukosa dan meningkatkan jumlah kortisol bebas, sehingga hasil akhirnya adalah meningkatnya kadar gula darah (Loly, 2012). Pemakaian kontrasepsi oral dapat menimbulkan beberapa efek samping yang merugikan pemakainya, yang salah satunya adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah, sebagai akibat toleransi glukosa darah yang menurun. Hal ini akan terlihat apabila dilakukan perbandingan tes toleransi glukosa pada pemakai kontrasepsi oral dan yang tidak memakai kontrasepsi oral. Kadar glukosa darah pemakai kontrasepsi oral akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang tidak memakai (Chrousos, G. P, 2007; Loose-Mitchel, 2001; Stubblefield, 2007). Pemakai pil KB yang mengalami gangguan metabolisme karbohidrat ini umumnya mempunyai keluarga yang menderita penyakit kencing manis (DM) khususnya orang tua dan saudara kandung, pernah mengalami DM waktu hamil, dan obesitas. Yang berpengaruh secara nyata terhadap metabolisme karbohidrat ini adalah progesteron, sedangkan estrogen tidak menyebabkan pengaruh secara berarti. Pemakaian pil KB antara lain dapat menyebabkan gangguan toleransi flukosa, dan resistensi insulin.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh para ahli untuk menurunkan efek yang tidak diinginkan pada pemakaian kontrasepsi oral, tidak hanya dengan cara menemukan jenis obat yang mutakhir saja, namun juga diusahakan merekayasa cara pemberian dan penurunan dosis sedemikian rupa sehingga aman dipakai. Rekayasa tersebut antara lain dengan mengubah dosis kontrasepsi oral monofasik menjadi bifasik atau trifasik (Widodo, 2012). Upaya yang dapat dilakukan sebagai tenaga kesehatan diantaranya memberikan pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi KB pil sehingga akseptor dapat menggunakan KB dengan nyaman dan tanpa merasa kahwatir tentang efek samping yang terjadi selain itu bidan dapat menganjurkan untuk menggunakan pil KB sesuai atas anjuran, serta perlu dilakukan pemeriksaan pendahuluan sebelum memakai pil KB, meliputi evaluasi klinis, mencari faktor risiko, dan pemeriksaan laboratorium.

(4)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini deskriptif dengan rancang bangun survey. Variabel penelitian ini kadar gula darah pada akseptor KB kombinasi. Populasi penelitian ini yaitu semua akseptor Kontrasepsi pil sebanyak 48 responden. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling.

LokasiPenelitian : Penelitian ini dilakukan di Polindes Anyelir Jetis Mojokerto.

Waktu penelitian : Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Mei – 05 Juni2014.

Teknik pengumpulan data : Dalam penelitian inidatadikumpulkan dalam bentuk data primer yang diperoleh dari hasil observasi kadar gula darah akseptor KB pil

Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran data sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebutberubah menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistic, tabel, grafik yang meliputi : Data umum dan data khusus.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden berdasarkan klasifikasi kadar gula darah 5 menunjukkan bahwa hampir setengahnya responden mempunyai kadar gula darah normal sebanyak 14 responden (42,4%).

Hasil penelitian yang dilakukan di Polindes Anyerli Mojokerto berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hampir setengahnya responden mempunyai kadar gula darah normal sebanyak 14 responden (42,4%) dan kadar gula darah yang tinggi sebanyak 10 responden (30,3%).

Pil oral kombinasi (POK) merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon sintesis estrogen dan progesteron (Handayani, 2010). Estrogen bekerja primer untuk membantu pengaturan hormon releasing factors di hipotalamus, membantu pertumbuhan dan pematangan dari ovum di dalam ovarium dan merangsang perkembangan endometrium. Progesteron bekerja primer menekan dan melawan isyarat-isyarat dari hipotalamus dan mencegah pelepasan ovum yang terlalu dini/prematur dari ovarium, serta juga merangsang perkembangan dari endometrium (Hartanto, 2004).

Komponen progestogen yang digunakan sebagai bahan kontrasepsi oral kombinasi, telah mengalami perubahan- perubahan sejak pertama kali ditemukan. Diakui bahwa struktur kimia itu dapat memberikan efek yang merugikan maupun yang menguntungkan. Pemikiran tersebut diatas menarik minat beberapa ahli untuk melakukan beberapa riset, yang hasilnya ternyata masih menunjukkan adanya beberapa perbedaan pendapat. Namun, sebagian besar dari hasil riset tersebut menyatakan bahwa, obat-obat kontrasepsi oral generasi baru sebagian besar tidak menunjukkan adanya gangguan pada metabolisme karbohidrat. Walaupun sebagian kecil ada gangguan, sifatnya hanya ringan saja, tidak sampai menunjukkan adanya kemaknaan secara klinis.

Kontrasepsi oral yang hanya mengandung estrogen saja, tidak memiliki efek merugikan pada metabolisme glukosa, tetapi yang mengandung progesteron menunjukkan antagonisme dengan insulin. Formulasi kontrasepsi oral dengan progesteron dosis tinggi menunjukkan tes toleransi glukosa yang abnormal pada pemakainya, dengan tingkat insulin yang meningkat pada rata-rata pasien.

(5)

Efeknya pada metabolisme karbohidrat, akan menurunkan toleransi glukosa. Progesteron juga dapat menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat dari sistem pencernaan makanan. Hal-hal tersebut diatas terkait dengan potensi androgenik dari progesteron, serta tinggi rendahnya dosis progesteron.

Hasil ini didukung oleh penelitian Widodo (2011) yang dilakukan pada akseptor KB pil menyimpulkan bahwa pemakaian kontrasepsi oral secara umum tidak akan meningkatkan risiko terjadinya diabates melitus. Risiko terjadinya diabates melitus akan meningkat pada saat awal-awal pemakaian saja, setelah pemakaian diteruskan malah menunjukkan penurunan risiko terjadinya diabates melitus.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan kadar gula darah yang terjadi pada responden penelitian ini disebabkan karena lama pemakaian alat kontrasepsi yang dijalani oleh akseptor KB, diantaranya ada responden yang mengunakan kontrasepsi sudah 1 tahun dan pada saat dilakukan cek kadar gula darah terjadi peningkatan. lama pemakaian kontrasepsi pil KB yang sudah berjalan lama akan mempengaruhi kinerja hormone estrogen dan progesteron terutama pada hormon progesteron yang dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan insulin, sehingga dapat mempengaruhi kenaikan kadar gula darah. Selain karena lama pemakaian juga karena riwayat keluarga akseptor KB pil yang pernah menderita diabetes mellitus sehingga penggunaan pil kb dapat memicu terjadinya peningkatan kadar gula darah. Sedangkan pada akaspetor KB yang mempunyai kadar gula darah normal terjadi karena responden tidak mempunyai riwayat penyakit kadar gula darah

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diperoleh data bahwa sebagian besar responden berusia 20-35 tahun sebanyak 18 responden (54,5%). Dari hasil data tabulasi silang antara usia responden dengan kadar gula darah diperoleh data usia responden yang terbanyak adalah 20-35 tahun sebanyak 18 responden dan dari 18 responden sebagian besar memiliki kadar gula darah normal sebanyak 8 responden (44,4%) sedangkan 6 responden memiliki kadar gula darah tinggi (33,3%).

Menurut Hartanto (2004) kontra indikasi penggunaan alat kontrasepsi yaitu adanya riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang meninggal karena miokard-infark sebelum usia 50 tahun. Miokard- infark pada ibu atau saudara sangat berarti/bermakna dan menunjukkan perlunya evaluasi kadar lemak darah (kolesterol sebagai risiko koroner) dan evalasi kadar gula darah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 20-35 tahun, dimana pada usia ini responden banyak memperoleh informasi tentang cara mencegah terjadinya penyakit karena peningkatan akdar gula darah seperti diabetes mellitus sehingga kadar gula darah responden masih banyak yang rendah daripada kadar gula yang tinggi. Selain itu karena umur responden yang cukup tua sehingga dapat mempengaruhi kadar gula darah yang dimiliki, pada umur tersebut juga merupakan umur yang masih reproduktif sehingga masih rentan dalam menggunakan dan memilih alat kontrasepsi hormonal yang juga mempengaruhi kadar gula darah. Umur responden juga sudah cukup untuk memperoleh sumber informasi tentang alat kontrasepsi sehingga responden mengerti efeksamping yang ditimbulkan dari kontrasepsi tang dipilihnya.

Berdasarkan latar belakang pendidikan berdasarkan pada tabel 4.3 diperoelh data bahwa hampir seluruhnya responden mempunyai latar belakang pendidikan

(6)

menengah sebanyak 26 responden (78,8%). Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pendidikan dengan kadar gula darah responden diperoleh data dari 26 responden yang mempunyai latar belakang pendidikan menengah terdapat 8 responden yang kardar gula darahnya tinggi, 11 responden yang kadar gula darahnya normal dan 7 responden yang kadar guladarahnya rendah.

Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan keluarga berencana tetapi juga pemilihan suatu metode. Beberapa studi telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan oleh pasangan yang lebih berpendidikan. Dihipotesiskan bahwa wanita yang berpendidikan menginginkan keluarga berencana yang efektif, tetapi tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait dengan sebagai metode kontrasepsi (Handayani, 2007).

Sedangkan pada latar belakang pendidikan responden sebagian besar berpendidikan menengah sehingga mereka mempunyai pengetahuan dsan informasi yang cukup tentang penyakit kadar gula darah dan bagaimana mencegah terjadinya penyakit tersebut, karena dengan latar belakang pendidikan ini responden sudah cukup memahami informasi yang diterima tentang gangguan kesehatan dari penggunaan pil oral kombinasi.

SIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kadar gula darah normal pada akseptor KB pil kombinasi di Polindes Anyerli Mojokerto sebanyak 14 responden (42,4%).

REKOMENDASI

1. Masyarakat harus lebih aktif dalam menigkatkan informasi tentang penggunaan kontrasepsi dan efek samping yang ada sehingga mereka dapat melakukan pencegahan terjadinya dampak dari penggunaan pil oral kombinasi tersebut.

2. Bagi tenaga kesehatan diharapkan untuk meningkatkan ketrampilan yang dimiliki terutama tentang pelayanan kontrasepsi terutama dalam pencegahan efek samping kontrasepsi.

CORESPONDENSI

Email : ariksulianto@gmail.com

No. Hp : 081358088782

Alamat : Perum STI DD 14 Probolinggo

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi organisasi yang diteliti oleh peneliti, yaitu sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak

Tanggapan subjek pada uji coba kelompok lapangan adalah pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan lancar dan menyenangkan, serta ditambah lagi bahan ajar

Olen kysynyt, miten opiskelijat kuvaavat kehollisia kokemuksiaan, minkälaisia eletyn kehon ja objektikehon kokemuksia he kuvaavat sekä minkälaisiin kulttuurisiin kertomuksiin

Evaluasi penggunaan obat antiplatelet pada pasien stroke iskemik di Instalasi rawat inap RSU Kabupaten Tangerang tahun 2019 dilihat dari kesesuaian mengenai

Analisis Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan software SmartPLS Permen No.32/2007, metode MASSCOTE, RAP, Analisis Jalur (Path Analysis), metode MASSCOTE

Daun gaharu kelompok genus Aquilaria mengandung komponen kelompok senyawa 2- (Phenylethyl) chromones yang merupakan senyawa umum ditemukan juga pada resin

Hasil interpretasi dari tekstur parenkim hati yang memiliki echogenicity mixed hypo-hyperechoic dan perbesaran ukuran hati secara menyeluruh merupakan tanda dari

Masalah perlindungan konsumen dalam E-Commerce merupakan aspek yang cukup penting untuk diperhatikan, karena beberapa karakteristik khas E-Commerce akan menempatkan pihak konsumen