• Tidak ada hasil yang ditemukan

Commnight Lengkapi 28 Tahun Komunikasi UNAIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Commnight Lengkapi 28 Tahun Komunikasi UNAIR"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Commnight Lengkapi 28 Tahun

Komunikasi UNAIR

UNAIR NEWS – Hari Ulang Tahun (HUT) merupakan momen yang tepat

untuk melangsungkan berbagai kegiatan. Bagi sebuah instansi, hari jadi biasanya digunakan sebagai waktu untuk menata langkah strategis ke depan. Hal itulah yang diterapkan oleh Departemen Ilmu Komunikasi UNAIR. Dalam memperingati hari jadi yang ke-28, Commers atau sebutan untuk mahasiswa Ilmu Komunikasi UNAIR, mengadakan acara Commnight. Acara yang dilaksanakan pada Kamis (19/5), merupakan puncak dari serangkaian kegiatan hari jadi Ilmu Komunikasi yang didirikan pada 19 Mei 1988.

“Ini merupakan tradisi rutin Depkom (Departemen Komunikasi –red). Ulang tahun ini ada rangkaian kegiatannya, ada dalam bentuk Commchar, Commersale, Commgames, Commosphere puncaknya ya Commnight ini, ada tumpengannya,” ujar Dr. Yayan Sakti Suryandaru, S.Sos.,M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi.

Selain sebagai peringatan malam puncak, Commnight juga diselenggarakan untuk mengumpulkan seluruh mahasiswa aktif Ilmu Komunikasi UNAIR, dosen pengajar, para karyawan, hingga para alumni. Hal tersebut bertujuan agar lulusan Komunikasi UNAIR dapat berbagi pengalaman dengan mahasiswa yang masih duduk di bangku kuliah.

“Commnight ini sebagai ajang berkumpul dari kalangan mahasiswa aktif, karyawan, dosen bahkan hingga bagi para alumni. Selain biar bisa kenal, alumni juga bisa sharing tentang pengalaman mereka,” ujar Wahyu Ajip, mahasiswa semester akhir yang menjadi peserta Commnight.

Acara yang dihelat di Aula Soetandyo Gedung C FISIP tersebut memilih tema unik dalam penyelenggaraannya, yaitu Cosmo

(2)

Odyssey. Hal tersebut guna menggambarkan tema umum dari seluruh rangkaian acara HUT Komunikasi yaitu, Digital Era. “Kita seragamin sama tema besar Hutkom yaitu Digital Era, kan kesannya futuristik jadi untuk menggambarkan bahwa kita berada pada masa digitalisasi,” ujar Talin Vania, selaku panitia pelaksana.

Selain sebagai ajang berkumpul, Commnight juga dijadikan sebagai tempat unjuk talenta. Pasalnya, mahasiswa dari setiap angkatan diwajibkan untuk memberikan penampilan. Mulai dari penampilan musikalisasi hingga pemutaran film pendek hasil karya mahasiswa Ilkom UNAIR sendiri. Selain itu juga ada pemberian penghargaan terhadap alumni yang dianggap telah sukses di lembaga pemerintahan.

“Dalam acara Hutkom ini kami juga memberikan penghargaan kepada alumni yang kami anggap sukses di kepemerintahan, di LSM sebagai tenaga di dunia pendidikan dan media terutama, hal ini untuk memotivasi teman-teman lain untuk selalu menunjukkan kiprahnya di masyarakat,” terang Yayan Sakti.

“Kami harapkan mahasiswa komunikasi tidak hanya dapat bekerja di institusi, tapi juga menjadi entrepreneur paling tidak bagi dirinya sendiri,” imbuhnya. (*)

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Nuri Hermawan

[Podcast] AYMUN Bahas Isu

Kemaritiman pada Simulasi

(3)

Sidang PBB

RADIO UNAIR – Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional

(HIMAHI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga mengajak pelajar sekolah menengah atas, dan mahasiswa untuk merasakan atmosfer sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Tahun ini, HIMAHI menggagas acara Airlangga Youth Model United Nations (AYMUN) dengan tema “The Evolving Maritime World”. Acara akan diselenggarakan pada tanggal 3 – 5 Juni 2016 di Hotel Crown Prince di Surabaya.

“Tujuan dari AYMUN ini adalah meningkatkan perhatian pelajar dan mahasiswa terhadap isu-isu global serta mempelajari sistematika penyelesaian melalui badan- badan formal PBB” tutur Govinda Yudhistira, salah satu panitia AYMUN 2016.

Posisi organisasi atau komite yang dibuka pada acara AYMUN ini adalah WTO (World Trade Organization), UNEP (United Nations Environment Programme), dan UNSC (United Nations Security Council). Dalam AYMUN ini juga terdapat kelompok Press Commerce (PC), yakni simulasi jurnalis yang mewakili sebuah kantor berita dalam meliput dan membuat berita di sebuah konferensi PBB.

Pembicara yang hadir dalam sesi diskusi panel AYMUN juga tak kalah menarik. Tiga pembicara yang hadir dalam AYMUN adalah Prof. Dr. Makarim Wibisono, MA-IS., MA, selaku Guru Besar bidang Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNAIR, Gracia Paramitha, S.Hub.Int., M.Si,, selaku Global Youth Advisor pada TUNZA UNEP (United Nations for Environmental Programme), dan Laksamana Muda TNI Darwanto, S.H., M.A.P, selaku Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur.

Nantinya, peserta AYMUN juga diajak mengikuti tur keliling kota dan pesta penutupan sebagai rangkaian acara AYMUN ini.

(4)

Berikut wawancara panitia AYMUN di Radio Unair

Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S

Pererat Tali Persaudaraan

Mahasiswa,

HIMAHI

UNAIR

Adakan Acoustic Night

UNAIR NEWS – “Taruhlah paper anda untuk sementara, marilah

bernyanyi” begitulah kalimat utama yang tertera dalam poster y a n g d i s e b a r k a n o l e h H i m p u n a n M a h a s i s w a H u b u n g a n Internasional (HIMAHI) Universitas Airlangga. Jumat malam (13/5), di sudut gedung A FISIP UNAIR lantai 1, sejumlah mahasiswa HI berkumpul untuk menikmati penampilan menarik di acara Acoustic Night, Jam Session 1 bertajuk Aku, Kamu, Rindu. Acara artshow tersebut dikemas dengan sederhana dan rapi. Setiap mahasiswa yang hadir dari mahasiswa aktif hingga alumni, bahkan dosen tampak menikmati acara malam sabtu tersebut melalui beberapa penampilan yang dipertontonkan. Penampilan malam itu tidak hanya akustik saja, ada juga musik instrument, musikalisasi puisi dan karaoke.

Sandrina Salsabila, selaku penanggungjawab acara, menyatakan bahwa acara ini merupakan program baru HIMAHI yang idenya dia gagas bersama teman-temanya. “Acoustic night ini program barunya divisi minbak (minat dan bakat, –red) HIMAHI, ide programnya kebetulan dari saya, karena selama ini yang saya lihat minat dan bakat yang disalurkan lebih banyak kebidang olahraga, kurang seninya,” ujar mahasiswa semester 4 tersebut.

(5)

Divisi minat dan bakat HIMAHI dalam acara ini memberikan sarana bagi mahasiswa yang memiliki bakat bermain musik. Untuk mempersiapkan penampilan, HIMAHI memberikan ruang untuk latihan dan tampil dalam acara yang diadakan seperti halnya

Acoustic Night.

“Acoustic night ini jadi sarana buat mahasiswa untuk lebih banyak latihan, improvisasi bakat. Nantinya juga ada program lain yaitu IR (International Relationship,- red) Got Talent,” ujar Sandrina.

Sandrina berharap, acara ini dapat dijadikan sebagai ajang tahunan guna mempererat tali silaturahmi antar mahasiswa HI dari berbagai angkatan. Selain itu, ia juga berharap penampilan di acara ini dapat berkembang dan lebih banyak variasinya.

“Saya senang acara ini berjalan dengan baik, mempertemukan mahasiswa aktif, alumni dan juga dosen. Untuk kedepannya, bakal ada rencana untuk memeriahkan acara ini dengan penampilan lainnya seperti stand–up comedy, atau bahkan

dance,” pungkas mahasiswi alumni SMA 1 Surabaya tersebut. (*)

Penulis :AhallaTsauro Editor : Dilan Salsabila

Setiap Orang Bisa Jadi Humas

UNAIR NEWS – Everyone can be public relations (setiap orang

bisa menjadi humas). Ungkapan itu disampaikan oleh Anang Sujoko, S.Sos., M.Si., D.Comm., selaku alumnus program studi S-1 dan S-2 Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga. Kini, alumni UNAIR itu telah diberi amanah untuk mengemban tugas sebagai Kepala

(6)

Unit Informasi dan Kehumasan di Universitas Brawijaya Malang. Ia sebelumnya tak pernah menduga bahwa ia akan didapuk menjadi kepala humas di universitas tersebut. Ia mengetahui jabatan baru tersebut pada prosesi pelantikan pejabat baru di institusinya. Terkait dengan jabatan kehumasan itu, ia mengatakan bahwa pada prinsipnya setiap orang adalah humas bagi dirinya sendiri.

“Bagi saya, kita semua bisa jadi PR, tetapi kita harus memastikan kita berdiri di maqam yang mana. Ketika orang sudah mengenali berbagai maqam tersebut, everyone can be PR, setidaknya untuk dirinya sendiri,” tutur Anang.

Semasa kuliah di prodi S-1 Ilmu Komunikasi FISIP UNAIR, Anang mengakui bahwa dirinya bukanlah sosok mahasiswa yang berada pada puncak prestasi bidang akademik. Ia lebih tertarik untuk bergabung dengan berbagai organisasi mahasiswa. Ia pernah tercatat sebagai Wakil Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP UNAIR pada saat itu.

“Pada saat itu, saya mulai mengerti tentang pentingnya melakukan interaksi sosial dan jejaring komunikasi dengan sesama mahasiswa antarfakultas. Ketika sudah masuk ke BPM UNAIR, saya juga aktif dalam organisasi BPM lintas universitas. Waktu itu ada mahasiswa dari Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, IKIP Surabaya, dan UB. Pada waktu itu kita melakukan demonstrasi tentang pemberhentian sumbangan dana sosial berhadiah (SDSB),” ujar Anang yang meraih indeks prestasi kumulatif sebesar 3,06 pada lulus kuliah S-1.

Walaupun ia disebut sebagai orang yang pandai beretorika pada saat mahasiswa, ia merasa bahwa dirinya merupakan seorang yang pendiam pada saat studi di bangku sekolah menengah atas. Tak jarang, temannya sedikit banyak merasa heran dengan bidang yang ditekuni Anang.

(7)

WARTA UNAIR. Pada tahun 1994 – 1995 di masa ia bergabung, tabloid bulanan WARTA UNAIR berada di bawah Airlangga University Press (AUP).

“Pasti di awal-awal edisi itu ditemukan nama saya. Direkturnya waktu itu Pak Yan Yan Cahyana. Waktu itu dengan kakak kelas S-2 di Komunikasi Bu Lestari, dari Sastra Pak Susilo. Kita bertiga garap itu semua. Terbit setiap bulan sekali. Pokoknya kita lumayan menyesuaikan dengan ritme yang penuh deadline karena kami hanya bertiga pada waktu itu,” tutur Anang yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Penyiaran Informasi Daerah Jawa Timur.

Sebagai reporter WARTA UNAIR, doktor lulusan salah satu universitas di Australia bersama rekannya memerankan fungsi kehumasan. Segala macam aktivitas, prestasi, dan pemikiran para sivitas akademika UNAIR tak luput olehnya.

Membangun reputasi

UNAIR tengah diberi target oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristke-Dikti) untuk menembus peringkat 500 besar perguruan tinggi top dunia. Sebagai salah satu alumni UNAIR yang memiliki kiprah baik, Anang mengatakan bahwa UNAIR telah memiliki banyak potensi untuk menuju ke arah sana. Namun, hal yang perlu ditingkatkan dan dijaga adalah reputasi dan komitmen.

“Menguatkan kalangan internal itu penting. Kalau kita bicara soal perguruan tinggi kelas dunia, artinya kita berbicara reputasi dan komitmen. Untuk membangun reputasi, kita harus berbasis pada kebenaran,” tutur Anang.

Ia pun melanjutkan, ketika reputasi dan kondisi internal telah diperbaiki dan ditingkatkan, maka upaya UNAIR takkan berarti apabila publik tak mengetahui usaha tersebut.

“Ketika apa yang sudah dibangun secara bersama-sama dengan konsisten, tidak akan berarti apa-apa, kalau tidak disampaikan

(8)

ke publik. Peran humas adalah perlu mendiseminasikan informasi agar publik mengetahui jungkir balik universitas dalam menjaga kualitas,” imbuh Anang. (*)

Penulis : Defrina Sukma S Editor : Nuri Hermawan

Cegah Diabetes Melitus dengan

Bentuk Kader Kesehatan

UNAIR NEWS – Diabetes merupakan salah satu penyakit yang

menjadi momok di Indonesia. Berdasarkan data yang dilansir oleh International Diabetes Federation Atlas pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ketujuh dengan pengidap diabetes terbanyak di dunia. Untuk menekan jumlah penyakit tersebut, maka diperlukan sebuah kesadaran diri dan kelompok untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tubuh sejak dini.

Berangkat dari hal tersebut, keempat mahasiswa Universitas Airlangga menggagas ide baru untuk mencegah penyebaran penyakit diabetes. Ide bernama SI MANIS atau Siaga Masyarakat Anti Diabetes Melitus dengan metode self check up digagas oleh Aldini Yunita Mia Diantami (Ners/2013), Anjar Ani (Ners/2013), Dewi Permata Lestari (Ners/2013), Yolanda Eka Maulida (Ners/2014), Oktaviani Indah Puspita (Ilmu Hubungan Internasional/2015).

Ide tersebut mereka sampaikan melalui Proposal Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M). Proposal yang mereka ajukan berhasil lolos dan mendapatkan pendanaan dari Kemenristekdikti pada tahun 2016, untuk kemudian digunakan dalam mewujudkan gagasan yang sudah dibuat.

(9)

Bentuk Kader

Melalui program kemanusiaan tersebut, tim SI MANIS menyasar para ibu rumah tangga di wilayah Desa Sidokterto, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Dewi, salah satu anggota tim SI MANIS, mengatakan bahwa kelompok pengidap diabetes terbanyak di Indonesia adalah usia di atas 35 tahun. Oleh karena itu, terkait dengan langkah pencegahan, tim SI MANIS membentuk kader berjumlah sepuluh orang yang berasal dari kelompok Program Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat.

“Kami mendatangi para anggota PKK untuk mengenalkan program SI MANIS. Kami memberikan pengetahuan kepada mereka tentang diabetes melitus. Terkait dengan proses seleksi kader, kami memberikan tes tentang diabetes. Bagi mereka yang lolos, kami mengajari penggunaan alat-alat kesehatan yang digunakan untuk pengecekan gula darah, misalnya menggunakan jarum suntik, setrip, dan sebagainya,” tutur Dewi.

Dengan adanya pembentukan kader, tim SI MANIS akan mudah memantau terhadap implementasi program kreativitas. Dewi berharap, para kader bisa menularkan pengetahuan yang dimiliki kepada masyarakat sekitar.

(10)

Tim SI Manis berfoto bersama dengan kader dan anggota PKK di wilayh Sidokerto, Sidoarjo. (Foto: Istimewa)

Selain pembentukan kader, tim SI MANIS juga mengadakan penyuluhan kepada para anggota PKK setempat. Tim menghadirkan salah satu staf pengajar Ners UNAIR untuk memberikan pengetahuan umum tentang diabetes melitus. Penyuluhan itu dilangsungkan pada Sabtu (7/5) di lokasi pengabdian. Antusiasme peserta dapat dilihat dari suasana tanya jawab yang dilontarkan oleh peserta dan pembicara. Pada saat yang sama, tim SI MANIS juga mengadakan pemeriksaan kadar gula darah secara gratis kepada para anggota PKK setempat.

Kegiatan tak berhenti pada level penyuluhan. Tim SI MANIS berencana memberikan alat-alat kesehatan kepada PKK setempat agar bisa melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Hanya saja, menurut Dewi, pemberian ini baru bisa dilaksanakan sesuai dengan cairnya anggaran PKM – M dari Dikti.

Langkah pencegahan ala tim SI MANIS sudah disambut respon positif oleh masyarakat sekitar. Retno, salah satu kader, mengatakan bahwa dirinya senang bisa membantu mengecek kesehatan warga di tempat ia tinggal. Meski ia merasa sedikit grogi, tapi ia telah mendapat cukup pengetahuan.

“Kalau memeriksa tensi, dari mbak-mbaknya (tim SI MANIS) sendiri. Kalau periksa gula darah, dari kader. Kami diajari cara periksa, pasang jarum, dan setrip. Nanti kami juga harus memberitahu kepada warga bahwa jarum yang dipakai itu masih baru. Semua sudah diajari,” tutur Retno.

Ia berharap dengan adanya program pencegahan diabetes itu, warga di sekitarnya bisa merasakan manfaat hidup sehat salah satunya dengan mengatur kadar gula darah dalam tubuh. Selain itu, dengan adanya program SI MANIS, PKK setempat berencana mengalokasikan anggaran untuk pembelian alat-alat tersebut dan memeriksa kesehatan secara swadaya. (*)

(11)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Nuri Hermawan

Commersale Vol 3 Meriahkan

Ultah

Departemen

Ilmu

Komunikasi

UNAIR NEWS – Dalam rangka Hari Ulang Tahun Departemen Ilmu

Komunikasi (Hutkom) UNAIR yang ke-28, beragam kegiatan digelar untuk memeriahkannya, salah satunya adalah “Commersale vol 3”. Acara yang diadakan di Atrium Tunjungan Plaza (TP) 2 Surabaya tersebut, dihelat selama 3 hari yakni mulai tanggal 29 April hingga 1 Mei.

“Acara ini menarik, selain dalam rangka mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari ketika kuliah, kegiatan ini juga bisa dijadikan lahan untuk mencari uang, lalu uang itu digunakan buat mengadakan acara lainnya ,” ujar Dr. Yayan Sakti Suryandaru. S.Sos.,M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi.

Demi menyukseskan acara, Food dan fashion menjadi dua tema yang dipilih panitia untuk acara tersebut. Pemilihan kedua tema tersebut dikarenakan dinilai memiliki daya tarik bagi pengunjung Commersale, sehingga bisa menambah keuntungan dari para peserta yang mengisi stand Commersale. Natali, salah satu pengisi stand di acara tersebut mengungkapkan, bahwa pendapatan yang diterima pihaknya bisa mencapai keuntungan hingga dua kali lipat.

“Walaupun harga sewa stand mahal, tapi di hari pertama aja sudah balik modal, bahkan dapat keuntungan dua kali lipat,”

(12)

ujar penjaga stand “Gincu Addict” di acara Commersale.

Pantia juga punya cara lain untuk menarik minat pengunjung, salah satunya dengan mendatangkan D’Kadoor, selebgram– populer di media Instagram- yang humoris sebagai bintang tamunya. Selain itu, program yang unik juga digelar untuk lebih menarik minat pengunjung agar mampir ke Atrium TP 2.

“Untuk menarik minat pengunjung kami gelar beragam acara mulai D’Kadoor, kompilasi drummer dari radja, kerispatih sama pas band, lalu ada beauty class, standup komedi dari Surabaya, trus ada fashion show dan lomba fotografi,” ujar Dicky Muldian, Ketua Panitia Commersale 2016.

Dicky juga mengungkapkan bahwa Commersale pada tahun ini berbeda dari sebelumnya. Pasalnya, Acara tahunan yang digelar sejak tiga tahun lalu tersebut seringkali diadakan hanya di lingkungan kampus UNAIR.

“Yang berbeda dari Commersale sekarang itu kita mengadakan di luar kampus, kalau dulu kan dilaksanakan di aula kampus, baru kali ini di luar kampus. Jadi baru kali ini acara ini digelar untuk umum,” ujar mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi angkatan 2014 tersebut.

Ia berharap, kedepannya acara Commersale bisa menjadi media penghubung antara online shop dan pelanggan. Hal ini didasari dengan banyaknya peminat produk dagang yang dijual secara

online memiliki keraguan tentang produk yang ditawarkan.

“Harapan kedepan kita kan udah bangun relasi sama online shop Surabaya. Kita ingin mereka lebih memiliki antusias yang lebih besar lagi sama pengunjungnya,” pungkasnya. (*)

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Nuri Hermawan

(13)

Dua Mahasiswi UNAIR Ikuti

ASEAN University Games Juli

Mendatang

UNAIR NEWS – Tidak hanya cerdas, tapi juga tangkas, begitulah

yang menyandang pada dua mahasiswi Universitas Airlangga yang terpilih menjadi perwakilan dari 10 altet panah. Keduanya dipilih oleh Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI), untuk mengikuti ASEAN University Games (AUG) ke 18 di Singapura pada tanggal 10-19 Juli 2016 mendatang. Dua atlet muda tersebut adalah Della Adisty Handayani, mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Tiara Sakti Ramadhani, mahasiswa Manajemen. Della dan Tiara akan berangkat bersama atlet panahan lainya dari berbagai kampus di Indonesia. Ditemui oleh wartawan UNAIR

NEWS, Direktur Kemahasiswaan UNAIR, Dr. Hadi Subhan, SH., MH.,

CN., menuturkan bahwa pihak direktorat kemahasiswaan sangat mendukung beragam kegiatan mahasiswa yang bisa membawa nama baik kampus.

“Kemahasiswaan sangat mendukung semua kegiatan mahasiswa, a p a l a g i y a n g b e r k a i t a n d e n g a n p e r l o m b a a n t i n g k a t internasional,” ujar Hadi Subhan saat kedua atlet yang juga didampingi pembinanya, Nilam Andalia Kurniasari, SH., LL.M. di Ruang Direktur Kemahasiswaan, Senin (2/5).

Optimis

Saat ditanya mengenai kesiapannya mengikuti ajang bergengsi tersebut, Tiara sangat antusias mengikuti kegiatan ini, lantaran mahasiswi ini juga tengah mempersiapkan diri mengikuti Pekan Olahraga dan Seni (PON) September nanti. Tiara berharap, ajang ini juga menjadi langkah pertamanya untuk

(14)

berkarir di ajang internasional.

“Persiapan dan latihan kami sudah dimulai bersamaan dengan persiapan PON, BAPOMI pun memantau kami sejak lama untuk diikutsertakan di even mahasiswa se-ASEAN itu,” ujar Tiara. Sementara itu, Della menargetkan diri untuk mendapat medali emas pada ajang tersebut. Senada dengan Tiara, even ini juga menjadi dipersiapkan Della sebelum mengikuti ajang PON nanti. Della yang juga atlet panahan muda ini memiliki banyak prestasi diberbagai even panahan baik nasional maupun internasional seperti; 5 Medali Emas Kejurnas junior 2010; 2 Medali Emas dan 2 Perunggu Kejurnas Umum 2010; 2 Medali Perak Asian Grand Prix 2011, 1 Medali emas di PON 2012 Riau, 1 Medali Emas di SEA Games 2013 Myanmar.

“Kalau buat AUG, saya menargetkan untuk mendapatkan emas,” pungkas Della dengan optimis. (*)

Penulis : Ahalla Tsauro Editor : Nuri Hermawan

Belajar Demokrasi di Negeri

Ginseng

UNAIR NEWS – Korea Selatan merupakan salah satu negara jujukan

bagi mahasiswa di Indonesia. Tak sedikit mahasiswa Indonesia berkesempatan untuk menimba ilmu di negara yang memiliki sebutan negeri ginseng itu. Kali ini, ada empat mahasiswa Universitas Airlangga yang memiliki kesempatan untuk menjalani studi di Universitas Nasional Chonnam, Korea Selatan.

(15)

(mahasiswa Ilmu Politik tahun angkatan 2012), Nurul Aisyah (mahasiswa Ilmu Politik tahun angkatan 2012), Debora Danisa (mahasiswa Ilmu Komunikasi tahun angkatan 2012), dan Rizka Amalia (mahasiswa Akuntansi tahun angkatan 2014). Keempatnya mengikuti program Spring 2016 di Universitas Nasional Chonnam (CNU) pada 28 Februari – 21 Juni 2016.

Mereka memiliki beragam alasan memilih Korsel sebagai tujuan untuk menimba ilmu. Nurul mengatakan dirinya ingin merasakan atmosfer akademik di salah satu dari lima universitas terbaik di Korsel. Lain Nurul lain pula dengan Debora. Mahasiswa Komunikasi FISIP UNAIR itu semata-mata ingin menambah pengalaman dengan mengikuti program pertukaran mahasiswa.

Duriati juga memiliki alasan sendiri mengapa ia memilih Korsel sebagai tempat jujukan belajar. Sebagai mahasiswa Ilmu Politik, ia ingin mengetahui bagaimana Korsel bisa menjadi salah satu Macan Asia.

“Ada rasa ingin tahu bagaimana negara Korsel memadukan tradisi Konfusianisme dengan demokrasi yang berkiblat ke barat. Menariknya lagi, kampus tempat saya menimba ilmu merupakan tempat berkumpulnya aktivis Korsel pada saat itu untuk menyatukan berdirinya negara berbasis demokrasi atau rakyat Korsel, terutama Gwangju,” tutur Duriati.

(16)

Mahasiswa Indonesia yang mengikuti organisasi KISSA berpose bersama mahasiswa Korea Selatan (Foto: Istimewa)

Coffee hours

Ada banyak kegiatan menarik yang mereka ikuti selama berada di Korsel. Bahkan mereka bergabung dalam sebuah klub diskusi dengan nama ‘CNU Coffee Hours’. Mereka tergabung dalam tiga grup yaitu Indonesian Coffee Hours, Korean Coffee Hours, dan Japanese Coffee Hours. Selain itu, mereka juga bergabung dalam KISSA (Korea International Students Support Association).

“Di KISSA, kita turut membahas hal yang menjadi perhatian utama yaitu unifikasi Korea Selatan dan Korea Utara,” kata Nurul. Seraya mengamini perkataan Nurul, Duriati mengimbuhkan, ”Tentu isu unifikasi Korea peninsula (Korsel dan Korut) sangat menarik. Bagaimana kita bisa bertemu dan mendengarkan secara langsung kehidupan warga Korut yang mempertaruhkan nyawa dengan keluar dari negaranya.”

“Selain itu, beberapa waktu yang lalu, pilkada serentak juga dilaksanakan di Korsel. Sebagai mahasiswa Ilmu Politik, saya tentu tertarik karena saya bisa melihat secara langsung proses demokrasi yang sedang berjalan di Korsel,” imbuh Duriati.

(17)

Kegiatan mereka selama di Korsel tak hanya berdiskusi. Mereka juga mengikuti festival kebudayaan selama di Korea. Nurul menuturkan bahwa salah satu pengalaman terbaik dirinya selama berada di Korsel adalah mengikuti festival kebudayaan di Yeongam.

“Salah satu pengalaman yang terbaik adalah ketika saya dan teman-teman mengikuti ‘GFN (Gwangju Foreign Language Network)

1st’ di Yeongan WangIn Cultural Festival. Tim saya merupakan

satu-satunya tim yang mewakili Indonesia di acara tersebut,” tutur Nurul.

Dengan adanya sejuta pengalaman di negeri orang, mereka tentu berharap atmosfer akademis di CNU bisa dihadirkan di UNAIR. Salah satunya adalah kegiatan coffe hours yang bisa diaplikasikan di UNAIR.

“Coffee hours dapat mencakup mahasiswa asing sehingga pengembangan diri berjalan dua arah. Local student can learn

English and other language tergantung grup yang diikuti.

Mahasiswa asing juga bisa berteman dekat dengan mahasiswa lokal,” pungkas Nurul. (*)

Penulis: Defrina Sukma S Editor : Dilan Salsabila

Perkembangan Teknologi Ubah

Sejarah Kehidupan

UNAIR NEWS – Teknologi berhasil mengubah sejarah kehidupan

manusia. Pernyataan itu disampaikan oleh Prof. Dr. Henri Subiakto, Drs., S.H., M.Si, ketika memberikan keterangan pers kepada wartawan, Kamis (28/4). Ia pun menjelaskan bagaimana

(18)

perkembangan teknologi oleh mesin cetak dapat mengubah tatanan agama pada masa abad 15. Sampai sekarang, teknologi masih berkembang menuju ke arah teknologi komunikasi digital.

Perubahan itu banyak terjadi di lini kehidupan manusia baik digital maupun riil. Teknologi memunculkan kolektivitas sosial hingga ekonomi. Tak sedikit warga dunia maya –atau yang kerap disebut dengan netizen– menunjukkan kepedulian baik di dunia niskala (virtual) maupun nyata, tentang peristiwa kemanusiaan yang berada di belahan bumi lain.

Warga dunia maya adalah warga dunia masa depan. Mereka adalah generasi yang lahir pada dekade 90-an yang dekat dan melek dengan konektivitas internet dan teknologi. Para generasi

digital native sudah biasa terpapar dengan perkembangan

berbagai hal di bidang teknologi. Sedangkan, generasi sebelumnya yang tak begitu melek disebut sebagai digital

immigrant.

Pada akhirnya, menurut Prof. Henri, keberadaan teknologi telah mengubah arah kapital. Saat ini, yang terjadi dalam dunia komunikasi digital adalah pelayanan Over the Top (OTT). L a y a n a n O T T a d a l a h t i t i k p e r t e m u a n a n t a r a s e k t o r telekomunikasi dengan sektor penyiaran dan sektor internet. Layanan OTT ini memungkinkan pengguna untuk memperoleh manfaat internet yang tidak disediakan oleh operator komunikasi maupun operator internet.

Dengan berbagai kreativitas dan inovasi, dari generasi inilah lahir berbagai macam teknologi pintar. Berdasarkan kegunaannya, jenis OTT dibagi menjadi lima. Pertama, OTT Komunikasi yang memungkinkan pengguna berkomunikasi secara daring (dalam jaringan) berbasis internet dan tepat waktu melalui aplikasi seperti WhatsApp, LINE, Messengers, dan sejenisnya. Kedua, OTT media konten yang memungkinkan pengguna untuk mengakses tayangan konten seperti video dan musik, seperti YouTube, Netflix, Soundcloud, dan sejenisnya.

(19)

Ketiga, OTT Dagang yang memungkinkan pengguna dan pengusaha melakukan transaksi perdagangan melalui PayPal, OLX, Grab, Uber, Go-Jek, dan Bukalapak. Keempat, OTT Media Sosial yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi lewat dunia maya seperti Facebook, Twitter, Path, LinkedIn, Tumblr, dan sejenisnya. Kelima, OTT Pengumpul Informasi yang memungkinkan pengguna mengakses layanan informasi dan bank data seperti Google Search, Google Maps, Google Earth, Mozilla Firefox, Yahoo! Search, dan sejenisnya.

“Ada perubahan konseptual seiring dengan perkembangan komunikasi digital. Kalau dulu para intelektual mengabdi pada kapital. Segalanya bisa dibeli dengan uang, tetapi sekarang tidak. Sekarang justru kapital yang mengabdi pada teknologi. Pada tahun 2014, WhatsApp dibeli dengan harga senilai $19 miliar Dolar Amerika Serikat. Itu ada hampir seperlima APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) Indonesia,” tutur Prof. Henri.

Menurut pandangan Guru Besar UNAIR di bidang Ilmu Komunikasi tersebut, bisnis yang menguntungkan di masa depan adalah bisnis di bidang OTT. Layanan OTT berhasil menghubungkan antara pihak yang membutuhkan dengan pihak yang memiliki sumber daya. Misalnya, layanan Go-Jek yang berhasil menghubungkan antara pengguna yang butuh kendaraan dengan pengemudi sepeda motor yang butuh tambahan penghasilan. Hal tersebut serupa dengan layanan yang ditawarkan oleh Uber dan Grab.

“OTT menghubungkan orang yang butuh dengan orang yang punya.

E-commerce (e-dagang), Go-Jek, Nebengers, dan Uber adalah

bentuk economy sharing. Ini mengubah model bisnis secara luar biasa,” tutur Guru Besar bidang Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR.

Keberadaan OTT media sosial dan mesin pencarian juga bisa mengancam keberadaan media konvensional seperti televisi, radio, dan koran. Prof. Henri mengatakan bahwa kelemahan media

(20)

konvensional adalah micro-targeting perilaku konsumen. Di sisi lain, keberadaan OTT media sosial dan mesin pencarian berhasil meraup keuntungan yang tak sedikit. Sehingga, model bisnis digital seperti ini cukup menjanjikan di masa depan.

Oleh karena itu, para pembuat keputusan –yang sebagian masih tergolong digital immigrant– harus bisa beradaptasi dengan perubahan teknologi yang masif. “Anak cucu kita nantinya hidup di dunia internet, tidak hanya fisik. Kehidupan kita bermigrasi. Ini yang tidak dipahami oleh digital immigrant. Ini menyentuh seluruh aspek kehidupan. Siapkah kita?,” tegas Prof. Henri. (*)

Penulis: Defrina Sukma S Editor : Dilan Salsabila

UNAIR Kukuhkan Tiga Guru

Besar Baru

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga kembali mengukuhkan putra

terbaiknya sebagai guru besar. Ada tiga guru besar dari fakultas yang berbeda dikukuhkan pada Sabtu (30/4). Ketiga guru besar yang dikukuhkan tersebut adalah Prof. Dr. dr. Ari Sutjahjo., Sp.PD., K-EMD., FINASIM selaku Guru Besar dalam bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNAIR, Prof. Dr. Cholichul Hadi., M.Si selaku Guru Besar dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi UNAIR, dan Prof. Dr. Henri Subiakto., Drs., S.H., M.Si selaku Guru Besar di bidang Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR. Ketiganya merupakan Guru Besar yang ke-447, 448, dan 449 sejak UNAIR didirikan, dan guru besar yang ke-155, 156, dan 157 sejak UNAIR berstatus sebagai Perguruan

(21)

Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH).

Acara yang digelar di Aula Garuda Mukti Rektorat UNAIR tersebut, dihadiri oleh jajaran pejabat di lingkungan UNAIR, keluarga guru besar, jajaran awak media, dan juga Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.

Rektor UNAIR, Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA., dalam sambutan pengukuhannya mengatakan bahwa, dengan dilantiknya seseorang menjadi guru besar berarti harapan untuk meningkatkan kualitas institusi dan pribadi sebagai tenaga pengajar di UNAIR juga semakin besar. Rektor yang juga guru besar FEB UNAIR tersebut juga menekankan agar seorang gubes bisa terus meningkatkan kualitas penelitian yang diterbitkan dalam jurnal.

“Selain terus melakukan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal, guru besar harus buat buku. Kalau ada guru besar yang s u d a h m e n u l i s b u k u , k a m i a k a n m e m f a s i l i t a s i u n t u k penerbitannya,” jelas rektor ke-13 UNAIR tersebut.

Diujung sambutannya Prof. Nasih kembali menegaskan, bahwa bertolak dari kisah Prof. Henry yang kesuksesan di hari ini dimulai dari perjuangan sosok ibu yang membimbing semasa kecilnya, penting untuk diketahui bahwa menjadi guru besar bukan persoalan kepandaian atau pendidikan semata, ada peran ibu dan kasih sayangnya yang bisa mengantarkan kesuksesan seorang anak.

“Mari kita bersama-sama mengapresiasi ibu kita, dengan ridhonya lah kesuksesan kita bisa diraih pada hari ini,” imbuhnya sembari menegaskan kembali bahwa menjadi guru besar harus menjalankan amanah, pengabdian dan kerja yang baik. (*) Penulis : Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait

Jika reklamasi akan dilakukan di dalam sebuah kabupaten maupun kota, lanjutnya, tentunya pemerintah setempat harus membuat peraturan daerah tentang zonasi wilayah

The soil sample is classified as sandy soil according to unified soil classification system (USCS). The contaminant is liquid industrial waste obtained from Al-Musayyib

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif secara bersamaan untuk menjawab rumusan masalah apakah stratifikasi social

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan juga inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

ajar dalam pembelajaran fisika yaitu analisis kepraktisan dan analisis keefektifan. Analisis kepraktisan dilakukan untuk mengetahui apakah bahan ajar yang

Pada daerah kaki timbunan (toe of embankment), perpindahan horisontal floating piles hanya ditahan oleh kondisi penjepitan (fixed) geogrid di salah satu sisinya

In this chapter we report on a comparison of the two mentioned software packages, in particular the bundle adjustment results, the point clouds and the orthophotos

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi atau langkah yang dilkukan untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten samosir.. Adapun metode penelitian ini