• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PERAN SUAMI DALAM PROSES PERSALINAN KALA II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP BALUBUR LIMBANGAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN PERAN SUAMI DALAM PROSES PERSALINAN KALA II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP BALUBUR LIMBANGAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2015"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PERAN SUAMI DALAM PROSES PERSALINAN KALA II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP BALUBUR LIMBANGAN

KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

INTISARI

DEVI FUJIANTI MA 0712042

Peran suami sangat penting untuk membantu ibu dalam proses persalinan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh suami sebagai berikut: memberikan makan atau minum, menanyakan keluhan, menghibur, memberikan pujian, membimbing mengejan dan bernafas, memberikan usapan, menyangga pinggang, membereskan rambut, merangsang puting susu, mengingatkan ibu menempelkan dagu kedada.

Tujuan penelitian ini untuk menilai peran suami yang mendampingi ibu dalam proses persalinan kala II. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sampel penelitian terdiri dari suami yang mendampingi dan memberikan dukungan selama persalinan kala II sebanyak 16 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling yaitu dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Penelitian ini menggunakan lembar observasi ceklis.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tindakan yang dilakukan responden tidak berperan penuh dalam mendampingi proses persalinan kala II sebanyak 16 orang (100%).

Adapun saran bagi responden dapat meningkatkan pengetahuan suami tentang dukungan yang diharapkan oleh istri dan membantu mempersiapkan atau merencanakan persalinan dengan baik.

(2)

Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) persalinan di Rumah Sakit Umum (RSU), Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA), Rumah Bersalin (RB) Indonesia (451.779) terdapat 59,9% dengan persalinan normal dan 40,1% persalinan dengan komplikasi 31,6% persalinan dengan tindakan sectio caesaria di sebabkan oleh partus yang tidak maju. Partus yang tidak maju disebabkan oleh faktor salah satunya kecemasan dan ketakutan. Sehingga, intervensi yang dapat diberikan support emosi dan fisik, melibatkan keluarga (suami) untuk selalu mendampingi proses persalinan (Nuchsan, 2007).

Kematian ibu di Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara lain di Assosiation of South East Asian Nation (ASEAN). Penurunan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup masih terlalu lamban untuk mencapai target Millennium Development Goals (MDGs). Target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, yakni menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup yang harus dicapai. (Direktorat Bina Kesehatan Anak, 2012).

AKI di Jawa Barat masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan Provinsi yang lainnya di Indonesia walaupun sudah mengalami penurunan saat ini yaitu AKI dari 850 kasus pada tahun 2011 menjadi 747 kasus tahun 2012. Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2012 menunjukkan AKI di Jawa Barat sebesar 109,2 per 100.000 KH (Dinkes Jawa Barat, 2012).

Pendampingan selama proses persalinan dapat mempersingkat lama persalinan, karena dengan pendampingan akan membuat ibu merasa aman, nyaman, lebih percaya diri, dan ibu merasa damai. Akibat persalinan lama menimbulkan kelelahan dan ibu menjadi semakin tidak nyaman. Tindakan stimulasi, ekstraksi vakum, kadang-kadang operasi caesar untuk menyelamatkan ibu dan bayi perlu dilakukan, diantaranya dikarenakan persalinan yang berlangsung lama (Musbikin, 2007).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehadiran suami memberi dukungan kepada istri membantu proses persalinan, karena istri lebih tenang dan faktor psikis merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar atau tidaknya suatu proses persalinan (Musbikin, 2007). Dukungan suami dalam menghadapi kehamilan maupun persalinan sangat berarti, suami dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada istri, sehingga mentalnya cukup kuat. Selain itu suami dapat bekerjasama dengan anggota keluarga dan teman terdekat memberikan dukungan yang positif (Narulita, 2006).

Kontak personal dan sentuhan juga merupakan salah satu cara penyediaan dukungan selama persalinan. Sikap tersebut memiliki keuntungan seperti ibu merasa aman, mampu mengontrol diri, ibu mengalami kehangatan dan persahabatan selama persalinan sehingga lebih dapat mengatasi bayinya, namun tidak semua suami tidak peduli dengan kontak fisik selama persalinan (Kartono, 2007).

Puskesmas Limbangan merupakan salah satu puskesmas yang berada di bawah dinas kesehatan kabupaten garut yang memiliki wilayah kerja 14 desa yakni : Desa Pangeureunan, Surabaya, Simpen Kidul, Simpen Kaler, Limbangan Barat, Limbangan Tengah, Limbangan Timur, Neglasari, Pasirwaru, Cijolang, Cigagade, Galihpakuwon, Ciwangi, Dunguswiru. Puskesmas tenaga kesehatan Limbangan

(3)

sebanyak 54 orang yang terdiri dari 11 bidan rawat inap, 6 bidan rawat jalan, dan 8 perawat.

Dari hasil studi pendahuluan mengenai gambaran peran suami dalam proses persalinan kala II di puskesmas Limbangan Kabupaten Garut, yang peneliti lakukan dari hasil wawancara di Puskesmas Limbangan pada tanggal 24 Maret 2015 di peroleh jumlah ibu yang bersalin pada tahun 2014 sebanyak 129 orang, dan yang didampingi suami pada saat persalinan sekitar 77 orang,

Pendampingan proses persalinan di puskesmas limbangan memiliki jumlah pendampingan yang kurang dalam tiap bulannya. Sehingga dapat menjadi pilihan sebagai tempat penelitian karena masih banyak istri dalam proses persalinan yang tidak didampingi oleh suami, padahal peran suami sangat dibutuhkan saat proses persalinan.

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran peran suami terhadap proses persalinan kala II di wilayah kerja Puskesmas DTP Balubur Limbangan Kabupaten Garut. 2. Tujuan Khusus

a. Mendapatkan gambaran peran suami dalam memberikan ibu makan atau minum saat persalinan kala II.

b. Mendapatkan gambaran peran suami menanyakan tentang keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu saat persalinan kala II.

c. Mendapatkan gambaran peran suami dalam menghibur ibu saat persalinan kala II.

d. Mendapatkan gambaran peran suami dalam memberikan pujian kepada ibu saat persalinan kala II.

e. Mendapatkan gambaran peran suami dalam membimbing mengejan dan bernafas kepada ibu saat proses persalinan kala II.

f. Mendapatkan gambaran peran suami kepada ibu dalam memberikan usapan lap dingin di dahi, leher atau bahu, dan pijatan di bagian punggung untuk meredakan sakit saat persalinan kala II.

g. Mendapatkan gambaran peran suami dalam membantu menyangga pinggang ibu pada saat proses persalinan kala II.

h. Mendapatkan gambaran peran suami dalam membereskan rambut ibu yang berantakan pada saat persalinan kala II.

i. Mendapatkan gambaran peran suami dalam merangsang puting susu ibu saat proses persalinan kala II.

j. Mendapatkan gambaran peran suami dalam mengingatkan ibu untuk menempelkan dagu ke dada pada saat kontraksi berlangsung selama proses persalinan kala II.

(4)

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan atau mendeskripsikan keadaan suatu variabel tanpa menghubungkan dengan variabel yang lainnya (Notoatmodjo, 2010). Dengan metode ini dapat diharapkan dapat mengetahui bagaimana gambaran peran suami dalam proses persalinan kala II di wilayah kerja puskesmas DTP BL. Limbangan Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut.

Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menjalani proses persalinan pada bulan Mei-Juni di tahun 2015 di wilayah kerja puskesmas DTP Balubur Limbangan Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut sebanyak 27 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah bagian dari penelitian atau sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (Sugiyono, 2007). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling, yaitu dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 orang.

Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang di dapat dari lembar observasi berbentuk lembar ceklis yang diisi oleh peneliti. 2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan data primer berbentuk lembar ceklis dengan kategori - Ya , - Tidak.

3. Instrumen penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar ceklis yaitu alat pengumpulan data yang berupa lembar observasi.

Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data

a. Editing Data (Perubahan Data)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang di peroleh atau di kumpulkan. Editing dapat di lakukan pada tahap pengumpulan data setelah data terkumpul. (Hidayat, 2007) Editing ini dilakukan segera setelah penelitian dilakukan.

b. Coding Data (Pengkodean)

Coding adalah pemberian atau pembuatan angka-angka pada tiap-tiap data yang termasuk pada kategori yang sama.

(5)

Pengkodean dalam penelitian ini yaitu peran suami dalam proses persalinan jika dikategorikan: -Ya, - Tidak..

c. Entry Data (Memasukan Data)

Peneliti pada tahap ini memasukan data yang telah dikoding kemudian dimasukan ke dalam format tabulasi pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak komputer (software) yang telah dipilih penulis.

d. Tabulasi Data (Tabulating)

Tabulasi data adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

2. Analisis Data

Analisa yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisa univariat. Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dengan membuat tabel distribusi frekuensi. Pada umumnya analisis ini hanya menggunakan hasil distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

Analisa ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut :

P = f x 100 N

Keterangan : P = Persentase

F = Jumlah dukungan yang diberikan

N = Jumlah seluruh dukungan yang diberikan (Arikunto, 2010)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap Suami yang mendampingi ibu dalam proses Persalinan Kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut periode bulan Mei-Juni 2015. Penulis ingin memaparkan mengenai Gambaran Peran Suami Dalam Proses Persalinan Kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut periode bulan Mei-juni 2015. Yaitu sebagai berikut: 1. Karakteristik Responden

a. Umur Responden

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Umur Respoden

Umur Responden F %

<25 6 37,5

25-30 7 43,75

>30 3 18,75

(6)

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa umur suami yang mendampingi ibu dalam proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut frekuensi terbanyak berusia 25-30 tahun dengan frekuensi 7 orang (43,75%).

b. Pekerjaan Responden

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Respoden

Pekerjaan Responden F %

PNS 6 37,5

Pedagang 7 43,75

Buruh 3 18,75

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa pekerjaan suami yang mendampingi ibu dalam proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut sebagian besar responden mempunyai pekerjaan pedagang dengan frekuensi 7 orang (43,75%).

c. Pendidikan Responden

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden

Pendidikan Responden F % SD 0 0 SMP 5 31,25 SMA 5 31,25 Sarjana 6 37,5 Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa pendidikan suami yang mendampingi ibu dalam proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut frekuensinya adalah pendidikan Sarjana sebanyak 6 Orang (37,5%), SMA sebanyak 5 Orang (31,25%), SMP sebanyak 5 Orang (31,25%), Sedangkan untuk suami pendidikan SD tidak ada.

2. Peran Suami

a. Suami memberikan makan atau minum Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Peran Suami Dalam Memberikan Makan Atau Minum Selama Persalinan Kala II

Kategori F %

Melakukan 10 62,5

Tidak melakukan 6 37,5

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa peran suami dalam memberikan ibu makan atau minum selama proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut sebagian besar adalah melakukan yaitu sebanyak 10 orang (62,5%).

(7)

b. Suami menanyakan keluhan-keluhan Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Peran Suami Menanyakan Keluhan

Kategori F %

Melakukan 5 31,25

Tidak melakukan 11 68,75

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa peran suami dalam menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan ibu selama proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut sebagian besar tidak melakukan yaitu sebanyak 11 orang (68,75%).

c. Suami menghibur

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Peran Suami Menghibur

Kategori F %

Melakukan 11 68,75

Tidak melakukan 5 31,25

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa peran suami dalam menghibur ibu selama proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut sebagian besar melakukan yaitu sebanyak 11 orang (68,75%).

d. Suami memberikan pujian

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Peran Suami Memberikan Pujian

Kategori F %

Melakukan 10 62,5

Tidak melakukan 6 37,5

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa peran suami dalam memberikan pujian kepada ibu selama proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut sebagian besar melakukan yaitu sebanyak 10 orang (62,5%).

e. Suami membimbing mengejan dan bernafas Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Peran Suami Membimbing Mengejan Dan Bernafas

Kategori F %

Melakukan 12 75

Tidak melakukan 4 25

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa peran suami dalam membimbing mengedan dan bernafas kepada ibu selama proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut sebagian besar melakukan yaitu sebanyak 12 orang (75%).

(8)

f. Suami memberikan usapan

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Peran Suami Memberikan Usapan

Kategori F %

Melakukan 10 62,5

Tidak melakukan 6 37,5

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa peran suami suami dalam memberikan usapan lap dingin didahi, leher atau bahu, dan pijatan dibagian punggung untuk meredakan sakit selama proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut sebagian besar melakukan yaitu sebanyak 10 orang (62,5%).

g. Suami membantu menyangga pinggang Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi Peran Suami Membantu Menyangga Pinggang

Kategori F %

Melakukan 8 50

Tidak melakukan 8 50

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan bahwa peran suami dalam membantu menyangga pinggang ibu selama proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut frekuensinya sama yaitu yang melakukan sebanyak 8 orang (50%), dan yang tidak melakukan sebanyak 8 orang (50%).

h. Suami membereskan rambut

Tabel 5.11

Distribusi Frekuensi Peran Suami Membereskan Rambut

Kategori F %

Melakukan 8 50

Tidak melakukan 8 50

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa peran suami dalam membereskan rambut ibu selama proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut frekuensinya sama yaitu yang melakukan sebanyak 8 orang (50%), danyang tidak melakukan sebanyak 8 orang (50%).

i. Suami merangsang puting susu

Tabel 5.12

Distribusi Frekuensi Peran Suami Merangsang Puting Susu

Kategori F %

Melakukan 6 37,5

Tidak melakukan 10 62,5

(9)

Berdasarkan tabel 5.12 menunjukkan bahwa peran suami dalam merangsang puting susu ibu selama proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut sebagian besar tidak melakukan yaitu sebanyak 10 orang (62,5%).

j. Suami mengingatkan untuk menempelkan dagu ke dada Tabel 5.13

Distribusi Frekuensi Peran Suami Mengingatkan Menempelkan Dagu Ke Dada

Kategori F %

Melakukan 7 43,75

Tidak melakukan 9 56,25

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 5.13 menunjukkan bahwa peran suami dalam mengingatkan ibu untuk menempelkan dagu ke dada pada saat kontraksi berlangsung selama proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut sebagian besar tidak melakukan yaitu sebanyak 9 orang (56,25%).

k. Peran suami secara keseluruhan

Tabel 5.14

Distribusi Frekuensi Tindakan Yang Dilakukan Suami Secara Keseluruhan

Kategori F %

Berperan penuh 0 0

Tidak berperan penuh 16 100

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 5.14 menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan suami secara keseluruhan dalam mendampingi persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut sebagian besar tidak berperan penuh yaitu sebanyak 16 orang (100%).

Pembahasan

1. Suami memberikan makan atau minum

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa peran suami dalam memberikan ibu makan atau minum selama proses persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut sebagian besar adalah melakukan yaitu sebanyak 10 orang (62,5%).

Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuriana (2009) menunjukkan bahwa suami yang mendampingi ibu dalam proses persalinan sebagian besar memberikan makan atau minum pada saat jeda-jeda kontraksi yaitu sebanyak 24 orang (80%). Menurut analisa peneliti bahwa suami yang memberikan makan atau minum dalam mendampingi ibu yang menjalani proses persalinan di Puskesmas Limbangan, memberikan motivasi sehingga ibu merasa terbantu dan nyaman.

Hal ini sesuai dengan teori Nolan (2008) bahwa makan serta minum sangat diperlukan pada ibu yang menjalani proses persalinan, karena untuk menambahkan tenaga dan menghindari kelelahan, bahkan menjadikan kontraksi

(10)

serta proses melahirkan menjadi lebih episien. Oleh karena itu suami atau keluarga yang mendampingi dalam persalinan bisa membantunya, supaya istri merasakan kenyamanan.

2. Suami menanyakan keluhan-keluhan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa peran suami dalam menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan ibu selama proses persalinan kala II di puskesmas limbangan kabupaten garut sebagian besar tidak melakukan yaitu sebanyak 11 orang (68,75%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Narulita (2006) bahwa suami yang menanyakan keluhan-keluhan ibu dalam persalinan kebanyakan tidak menanyakan keluhan, yaitu sebanyak 27 orang (90%). Menurut analisa peneliti bahwa suami yang di teliti dalam proses persalinan kala II tidak menanyakan keluhan yang ibu rasakan, karena suami malah panik dengan melihat keadaan ibu.

Hal ini sesuai dengan teori Depkes (2006) bahwa menanyakan keluhan-keluhan yang ibu rasakan pada saat persalinan memang sangat jarang untuk dipertanyakan oleh pendampingnya. Adapun yang suka menanyakan keluhan ibu adalah penolong persalinan seperti bidan.

3. Suami menghibur

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa peran suami dalam menghibur ibu selama proses persalinan kala II di puskesmas limbangan kabupaten garut sebagian besar melakukan yaitu sebanyak 11 orang (68,75%). Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan penelitianNuriana (2009) menunjukan bahwa semua responden (100%) memberikan dukungan dengan cara menghibur, untuk menguatkan hati ibu. Menurut analisa peneliti bahwa suami yang mendampingi dalam persalinan kala II yang memberikan hiburan dapat menumbuhkan motivasi untuk menyemangatkan, serta ibu lebih percaya diri. Sehingga ibu merasa tenang, dan proses persalinan menjadi lancar.

Hal ini sesuai dengan teori Sepriani(2009) bahwa dengan menghibur istri dalam persalinan menjadikan proses persalinan berjalan lancar.

4. Suami memberikan pujian

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa peran suami dalam memberikan pujian kepada ibu selama proses persalinan kala II di puskesmas limbangan kabupaten garut sebagian besar melakukan yaitu sebanyak 10 orang (62,5%).

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sepriani (2009) sebagian besar responden yang mendampingi istrinya dalam persalinan tidak memberikan pujianyaitu sebanyak 27 orang (90%). Menurut analisa peneliti suami yang memberikan pujian saat persalinan kala II, ibu merasa jadi tenang serta tentram dalam menghadapi proses persalinannya, sehingga persalinan berjalan secara episien.

Hal ini sesuai dengan teori Depkes (2008) bahwa memberikan pujian suatu penyemangat dan motivasi untuk membesarkan hati ibu dalam persalinan dapat menentramkan berkaitan dengan hasil persalinan akan lebih baik.

5. Suami membimbing mengejan dan bernafas

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa peran suami dalam membimbing mengedan dan bernafas kepada ibu selama proses

(11)

persalinan kala II di puskesmas limbangan kabupaten garut sebagian besar melakukan yaitu sebanyak 12 orang (75%).

Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sepriani (2009) sebagian besar responden yaitu 22 orang (73,3%) memberikan dukungan kepada istri dengan membimbing mengejan dan bernafas dalam perlahan-lahan.

Menurut analisa peneliti suami yang mendampingi ibu dalam persalinan kala II dengan membimbing mengejan dan bernafas membantu ibu melepas ketegangan dari setiap bagian tubuh selama proses persalinan, dan membantu tetap seimbang, tenang dan berenergi. Sehingga persalinan menjadi lancar dan terbantu

Hal ini sesuai dengan teori (Chopra, 2006) Saat kontraksi terjadi sangat kuat dan keras sehingga ibu harus mengejan terus menerus dan merasa tidak dapat mengendalikan dirinya, sehingga pendamping dapat memberikan bimbingan mengejan serta bernafas yang dalam dan perlahan akan membantu ibu melepas ketegangan dari setiap bagian tubuh selama proses persalinan, membantu tetap seimbang, tenang, berenergi dan proses persalinan terbantu menjadi lancar. 6. Suami memberikan usapan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.9 menunjukkan bahwa peran suami suami dalam memberikan usapan lap dingin didahi, leher atau bahu, dan pijatan dibagian punggung untuk meredakan sakit selama proses persalinan kala II di puskesmas limbangan kabupaten garut sebagian besar melakukan yaitu sebanyak 10 orang (62,5%).

Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian Sulistiawati (2006) hampir semua responden yaitu 29 orang (96,7%) melakukan peran dengan memberikan usapan serta pijatan, hanya 1 responden yang tidak melakukan. Menurut analisa peneliti bahwa suami yang memberikan usapan serta pijatan

sangat berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan, membuat istri merasa lebih nyaman dan nyeri berkurang sehingga persalinan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan teori Depkes (2008) bahwa pendamping membantu dalam persalinan yang memberikan usapan dan pijatan di bagian yang sakit, membuat nyeri persalinan berkurang dan persalinan menjadi lancar.

7. Suami membantu menyangga pinggang

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa peran suami dalam membantu menyangga pinggang ibu selama proses persalinan kala II di puskesmas limbangan kabupaten garut frekuensinya sama yaitu yang melakukan sebanyak 8 orang (50%), dan yang tidak melakukan sebanyak 8 orang (50%).

Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian Rahmawati (2008) pendamping persalinan dengan membantu menyangga pinggang ibu yaitu (70%) pendamping membantunya. Menurut analisa analisa peneliti bahwa suami yang mendampingi ibu dalam persalinan kala II hampir setengahnya yang membantu menyangga pinggang, karena dengan menyangga pinggang membantu mendorong untuk mengejan dan sebagai penahan atau sandaran punggung ibu, serta persalinan terbantu dan menjadi lancar.

Hal ini sesuai dengan teori Nolan (2008) saat kontraksi terjadi sangat kuat dan keras sehingga ibu harus mengejan terus menerus dan merasa tidak dapat mengendalikan dirinya. Ibu merasa dimana seolah-olah kelahiran bayi masih

(12)

begitu jauh dan merasa keajaiban ketika bayi diletakan dilengan ibu tidak akan pernah tiba. Pada saat seperti ini mungkin ibu merasa putus asa sehingga suami yang mendampingi ibu bisa membantu menyangga pinggangnya untuk menahan tubuh ibu supaya proses persalinan lancar dan ibu pun merasa terbantu.

8. Suami membereskan rambut

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.11 menunjukkan bahwa peran suami dalam membereskan rambut ibu selama proses persalinan kala II di puskesmas limbangan kabupaten garut frekuensinya sama yaitu yang melakukan sebanyak 8 orang (50%), dan yang tidak melakukan sebanyak 8 orang (50%). Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian Riani (2007) suami yang

mendampingi istrinya selama proses persalinan sebagian besar membantu membereskan rambut yaitu sebanyak 23 orang (76,7%). Menurut analisa peneliti suami yang membereskan rambut ibu dalam proses persalinan kala II, untuk menjadikan kenyamanan supaya ibu tidak gerah. Serta ibu merasakan kenyaman. Hal ini sesuai dengan teori Nolan (2008) bahwa pendamping persalinan yang membantu membereskan rambut istrinya yang berantakan sehingga memperoleh kenyamanan.

9. Suami merangsang puting susu

Berdasarkan tabel 5.12 menunjukkan bahwa peran suami dalam merangsang puting susu ibu selama proses persalinan kala II di puskesmas limbangan kabupaten garut sebagian besar tidak melakukan yaitu sebanyak 10 orang (62,5%).

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian setiawati (2006) pendamping yang membantu dalam persalinan dengan cara merangsang puting susu kebanyakan membantu merangsang dengan cara memilin-milin puting susunya yaitu sebanyak (75%). Menurut analisa peneliti suami yang mendampingi yang ada disamping ibu sebagian besar tidak melakukan rangsangan puting susu, karena suami lebih berperan dengan membantu keluhan yang ibu rasakan.

Hal ini sesuai dengan teori Depkes (2009) pendamping atau keluarga tidak semua harus melakukan rangsangan puting susu untuk timbulnya kontraksi, karena dengan persalinan normal tidak dirangsang juga memperoleh persalinan menjadi lancar.

10. Suami mengingatkan untuk menempelkan dagu ke dada

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.13 menunjukkan bahwa peran suami dalam mengingatkan ibu untuk menempelkan dagu ke dada pada saat kontraksi berlangsung selama proses persalinan kala II di puskesmas limbangan kabupaten garut sebagian besar tidak melakukan yaitu sebanyak 9 orang (56,25%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rahmawati (2008) bahwa suami yang membantu ibu mengingatkan untuk menempelkan dagu kedada pada saat persalinan (80%) kebanyakan tidak mengingatkan.

Menurut analisa peneliti suami yang mendampingi ibu dalam persalinan kala II sebagian besar tidak mengingatkan untuk menempelkan dagu kedada, karena kebanyakan ibu yang sudah melakukan sendiri, tidak perlu diingatkan oleh suami. Hal ini sesuai dengan teori Maryuni (2010) bahwa posisi yang tepat untuk meneran yang benar dengan menempelkan dagu kedada tidak perlu pendamping mengingatkannya kembali, bahwa sudah dilakukan oleh kesadaran

(13)

sendiri. Ibu yang menjalani proses persalinan sudah banyak yang mengerti tentang cara posisi seperti itu.

11. Peran suami secara keseluruhan

Berdasarkan tabel 5.14 menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan suami secara keseluruhan dalam mendampingi persalinan kala II di Puskesmas Limbangan Kabupaten Garut sebagian besar tidak berperan penuh yaitu sebanyak 16 orang (100%).

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Nuriana (2009) bahwa semua responden (100%) berperan penuh dalam membantu tindakan yang dilakukan untuk membantu proses persalinan. Menurut analisa peneliti bahwa suami yang mendampingi ibu dalam persalinan kala II sebagian besar tidak berperan penuh dengan tindakan yang dilakukannya, karena suami malah panik dengan situasi keadaan ibu. Hal ini sesuai dengan teori Nolan (2008) bahwa pendamping persalinan tidak berperan penuh dalam membantu ibu yang bersalin.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran peransuami dalam proses persalinan kala II di Puskesmas limbangan Kabupaten Garut periode bulan Mei-Juni Tahun 2015 maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: dapat ditarik kesimpulan bahwa yang telah diterapkan mengenai tindakan yang dilakukan suami yang mendampingi ibu dalam proses persalinan kala II, dengan mengisi lembar observasi berbentuk lembar ceklis yang diisi oleh peneliti, terbentuk dengan kategori YA (melakukan), kategori TIDAK (tidak melakukan). Dan berperan penuh jika semua peran dilakukan, tidak berperan penuh jika salah satu peran tidak dilakukan.

Adapun hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran peran suami dalam proses persalinan kala IIadalah sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden yang mendampingi ibu dalam proses persalinan di puskesmas limbangan kabupaten garutmengenai umur dengan frekuensi terbanyak berusia 25-30 tahun sebanyak 7 orang (43,75%), pekerjaan sebagian besar sebagai pedagang sebanyak 7 orang (43,75%), dan pendidikan sebagian besar adalah sarjana sebanyak 6 orang (37,5%).

2. Peran suami dengan tindakan yang dilakukan selama mendampingi persalinan kala II, antara lain: dalam memberikan makan atau minum, menanyakan keluhan, menghibur, memberikan pujian, membimbing mengejan dan bernapas, memberikan usapan lap dingin di dahi, leher atau bahu dan pijatan di bagian punggung untuk meredakan sakit, membantu menyangga pinggang, membereskan rambut, merangsang puting susu, mengingatkan untuk menempelkan dagu ke dada pada saat kontraksi, dan sebagian besar suami tidak berperan penuh dengan tindakan yang dilakukanya, yaitu sebanyak 16 orang (100%).

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007), Survey Kesehatan Dasar Indonesia. www.depkes.go.id

Handonowo. ( 2009). Hubungan Pendampingan Suami dengan Kelancaran proses Persalinan kala l dibidan delima geneng. Diakses 9 september 2009. http;// id. Wordpress.com

Http:// www.askep-askeb.cz.cc/2009/09/ Peran Pendamping selama proses Persalinan. html. (20 oktober 2011)

Http:// www.askep-askeb.cz.cc/2009/09/ Peran Pendamping selama proses Persalinan. html. (20 oktober 20011)

Mubarok, (2007). Http:// www.askep-askeb.cz.cc/2009/09/ Peran Pendamping selama proses Persalinan. html. (20 oktober 20011)

Naya. (2007) Peran Ayah saat Persalinan. http;// naya web .id

Notoatmodjo, S. (2010). Metedologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta

Pamoentjak, K St & Ramali Med Ahmad. ( 2009). Kamus Kedokteran disempurnakan oleh Hendra T. Laksman. Djambatan. Jakarta

Persalinan. Diakses 05 Pebruari 2013 dari Http://midwifecare.wordpress.com.

Suwarni.2006.Hubungan antara Dukungan Suami dengan Kestabilan Emosi dalam Menghadapi proses Persalinan http:// etd.library.ums.acid

Referensi

Dokumen terkait

52 Jumlah pendapatan margin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan dari aktiva produktif lainnya yang akan dibagikan kepada nasabah penyimpan dana dan bank,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan sumber asam alami yang berbeda terhadap kualitas dan stabilitas emulsi serta menentukan penggunaan sumber

 Semua aliran melalui jaringan terhubung dan terarah berawal dari satu simpul, disebut sumber dan berakhir pada simpul lain yang disebut tujuan.Simpul lainnya.. Aliran Maksimum

[Surajiman – Hukum Asuransi – Untuk Pembelajaran – Tidak dipublikasikan Page Reasuransi quota share adalah suatu perjanjian reasuransi dengan suatu persentase

Curcumin juga mampu meningkatkan Gluthation S-Transferase (GST) dan mampu menghambat beberapa faktor proinflamasi , ekspresi gen dan replikasi virus hepatitis B

Rata-rata nilai keterampilan proses sains kelas eksperimen secara keseluruhan yaitu sebesar 77 dan kelas kontrol sebesar 67. Dari data tersebut tampak bahwa rata- rata

Identifikasi masalah merupakan langkah pertama untuk menganalisa masalah-masalah yang ada didalam suatu sistem, dari hal itu dapat diketahui adanya kesalahan, kekurangan

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi matematika siswa dengan menggunakan model collaborative learning berbantuan media ekspresomatika lebih baik atau