• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE NILAI HASIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE NILAI HASIL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE NILAI HASIL

Muntiyono1, Agus Suhendar2

Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Abstrak

Pesatnya perkembangan pembangunan di Indonesia menjadi tantangan baru bagi pihak konstruksi di dalam pelaksanaannya. Proyek konstruksi pun berkembang semakin rumit baik dalam hal penerapan teknologi bangunan, estetika, fisik, maupun biaya. Tak jarang kita temui proyek yang mengalami keterlambatan pelaksanaan bahkan sampai terhenti pelaksanaannya karena masalah biaya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu konsep dimana dapat mengendalikan dua hal pokok tadi, yaitu biaya dan waktu. Selanjutnya dikenal sebuah konsep bernama Earned Value, dimana merupakan sebuah konsep yang menyajikan pengelolaan proyek dengan mengintegrasikan biaya dan waktu. Konsep earned value memiliki tiga komponen utama yaitu rencana penyerapan biaya (budget cost), biaya aktual yang sudah dikeluarkan (actual cost), dan suatu nilai yang didapatkan dari biaya yang sudah dikeluarkan atau yang disebut earned value. Hasil dari evaluasi yang ditunjukkan oleh earned value dapat digunakan sebagai early warning jika terdapat inefisiensi kinerja dalam penyelesaian proyek sehingga dapat dilakukan antisipasi dini agar pembengkakan biaya dan keterlambatan penyelesaian proyek dapat dicegah. Pada studi ini, penulis membahas penerapan earned value pada proyek pekerjaan rehabilitasi dan perluasan gedung kantor distribusi PLN Lampung.Disajikan pula evaluasi proyek tiap bulan sehingga diketahui apakah proyek berjalan lebih cepat dari rencana dan mendapatkan profit atau sebaliknya, serta grafik rekapitulasi kuadran biaya vs. waktu yang menampilkan posisi proyek tiap bulan pada empat kuadran (schedule+, biaya+, schedule+, biaya-, schedule-, biaya+, dan schedule-, biaya-).

Kata kunci : Proyek, Biaya, Waktu, Earned Value.

Abstract

The growth of development in indonesia to new challenges for the construction in its implementation. A construction project is developing the more complicated in terms of application of technology, building, aesthetic physical, and the costs. There are projects that we have experienced delays the implementation of even stopped its implementation because of a costs. May be needed to a concept which can control two, this thing that is the cost and time. Then known a concept called earned value, which is a concept that provides project management by integrating the cost and time.The earned value having three main components of the budget is the absorption of costs, cost the actual cost 2 already expended are, actual cost and a value some of the cost has been issued or so-called earned value. The result of evaluation indicated by the earned value can be used as early warning if there are Inefficiency performance in finishing project so it can make anticipation early so that the swelling costs and delays in finishing project preventable.In the study, writers discussed the application of earned value on developing and rehabilitation of office building distribution lampung. Served also project evaluation every month so as to see whether the project progressed faster than the plan and making a profit or otherwise, as well as the graph of recapitulation quadrant vs. costs time showing the position of the project every month on the four quadrants ( schedule+, the cost of+, schedule+, the cost of-, schedule- the cost of+, and schedule-, the cost of- ).

(2)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini proyek konstruksi berkembang semakin pesat dan rumit baik dalam hal penerapan teknologi bangunan, estetika fisik, maupun biaya

dalam pelaksanaan. Dengan

kompleksitas yang dimilikinya, suatu proyek konstruksi pun memiliki durasi waktu yang semakin panjang dalam penyelesaiannya dengan anggaran biaya yang terbilang tinggi. Tidak jarang kita mendapati proyek yang

mengalami keterlambatan

penyelesaian bahkan sampai terhenti pelaksanaannya karena masalah biaya. Oleh karena itu, diperlukan suatu manajemen waktu (time management) dan manajemen biaya (cost management) yang baik agar proyek dapat selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan dan penggunaan biaya tepat pada sasarannya.

Pada pelaksanaan di lapangan tidak jarang didapati proyek yang

mengalami keterlambatan

penyelesaian bahkan sampai terhenti pelaksanaannya. Oleh kerena itu, perlu dilakukan suatu konsep pengendalian agar penyimpangan yang terjadi dapat diatasi, sehingga proyek dapat selesai tepat waktu yang direncanakan sesuai, dan mutu sesuai dengan rencana.

Keberhasilan suatu proyek tidak lepas dari serangkaian aktivitas yang meliputi dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, supaya tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dalam usaha menyukseskan suatu proyek konstruksi diperlukan suatu teknik atau cara pengelolaan yang baik untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas kerja. Sehubungan dengan itu, maka perlu dilakukan tindakan pengawasan dan pengendalian di semua sektor, khususnya pengendalian waktu.

Selama pelaksanaan proyek, perencanaan dan pengendalian merupakan fungsi yang paling penting

untuk mencapai keberhasilan proyek. Perencanaan merupakan awal untuk mencapai efisiensi dan efektifitas dari sumber daya yang akan digunakan selama pelaksanaan proyek. Tanpa sebuah perencanaan, dapat dipastikan proyek selama pelaksanaannya tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Konsep bernama Earned Value merupakan sebuah konsep yang menyajikan pengelolaan proyek dengan mengintegrasikan biaya dan waktu. Konsep earned value memiliki tiga komponen utama yaitu rencana penyerapan biaya (budget cost), biaya aktual yang sudah dikeluarkan (actual cost), dan suatu nilai yang didapatkan dari biaya yang sudah dikeluarkan atau yang disebut earned cost. Hasil dari evaluasi yang ditunjukkan oleh earned value dapat digunakan sebagai early warning jika terdapat inefisiensi kinerja dalam penyelesaian proyek sehingga dapat dilakukan antisipasi dini agar

pembengkakan biaya dan

keterlambatan proyek dapat dicegah. Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Distribusi PLN Lampung, berdasarkan dokumen kontrak berlangsung selama 25 minggu/ 175 hari kalender dengan lingkup pekerjaan: Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Tanah dan Pasir, Pekerjaan Beton dan Pasangan, Pekerjaan Alumunium dan Railing Stainless, Pekerjaan Atap, Pekerjaan Langit – langit, Pekerjaan Pengecatan, Pekerjaan Instalasi Listrik, Pekerjaan Sanitasi Air, dan Pekerjaan Lain lain dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp. 8.465.938.000,00 (Delapan Milyar Empat Ratus Enam Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Tiga Puluh Delapan Ribu Rupiah) termasuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 10 %. Dari gambaran di atas, penting untuk dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai upaya dalam mengendalikan biaya dan waktu (jadwal proyek)

(3)

khususnya dengan menggunakan konsep earned value.

1.2 Tinjauan Pustaka Manajemen Konstruksi

Wideman (1999) menyebutkan bahwa manajemen konstruksi adalah suatu ilmu dan seni untuk mengatur/ memadukan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya untuk mencapai tujuan-tujuan dalam waktu, anggaran, serta kualitas yang dibatasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi semua individu yang terlibat.

Ervianto (2002) menjelaskan bahwa manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) sampai selesainya proyek untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu dan memiliki batasan waktu, biaya dan mutu. Proyek konstruksi selalu menggunakan berbagai macam sumber daya, diantaranya sumber daya manusia, sumber daya material, sumber daya mesin, sumber daya keuangan, sumber daya peralatan, sumber daya informasi, serta metode pelaksanaan (Kerzner, 2006).

Menurut Ervianto (2002), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek.

Ervianto (2002), menambahkan bahwa proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi, yaitu:

 Bersifat Unik

Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah ada rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak

identik, yang ada hanyalah sejenis), proyek bersifat sementara dan selalu terlihat menggunakan grup pekerja yang berbeda-beda.

 Dibutuhkan Sumber Daya

Setiap proyek konstruksi

membutuhkan sumber daya seperti manusia, bahan, alat kerja, uang, serta metode kerja yang berbeda.

 Organisasi

Setiap organisasi proyek konstruksi memiliki keragaman tujuan dimana di dalamnya terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi. Penjadwalan Proyek

Penjadwalan proyek merupakan hal yang sangat perlu kita perhatikan dalam pelaksanaan proyek. Penjadwalan merupakan alat mutlak yang digunakan untuk menyelesaikan suatu proyek. Untuk proyek yang berskala kecil yang hanya memiliki beberapa kegiatan, umumnya penjadwalan tidak begitu mutlak dilakukan. Akan tetapi pada proyek berskala besar serta rumitnya keterkaitan antar kegiatan, penjadwalan serta kontrol menjadi sangat penting agar kegiatan dapat dilaksanakan dengan efisien dan tepat waktu. (Ardani : 2009)

Menurut Mansyur (2010) Jadwal bagi proyek adalah sangat penting untuk dapat menyelesaikan sebuah proyek secara terjadwal. Untuk itu, sebelum proyek dimulai sebaiknya terlebih dahulu direncanakan jadwal proyek. Tujuan perencanaan jadwal dalam suatu proyek adalah :

 Mempermudah perumusan masalah proyek.

 Menemukan metode atau cara yang sesuai .

 Kelancaran kegiatan lebih terorganisir.

 Mendapatkan hasil yang optimum. Adapun manfaat dari perencanaan tersebut adalah :

(4)

 Mengetahui keterkaitan antar kegiatan.

 Mengetahui kegiatan yang perlu menjadi perhatian (kegiatan kritis).  Mengetahui dengan jelas kapan memulai kegiatan dan kapan harus menyelesaikannya.

Pengertian Manajemen

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran organisasi yang telah ditentukan.

Sedangkan pengertian manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek yang telah ditentukan, serta menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertikal dan horizontal (Kerzner, 1982). Manajemen proyek sendiri terbagi menjadi beberapa bagian ilmu yaitu project scope management, project time management, project cost management, project quality management, project human resources management, project communications management, project risk management, project procurement management, dan project integration management (Project Management Institute, 1996).

Pengertian Manajemen Biaya

Manajemen biaya proyek (project

cost management) adalah

pengendalian proyek untuk memastikan penyelesaian proyek sesuai dengan anggaran biaya yang telah disetujui. Hal-hal utama yang perlu diperhatikan dalam manajemen biaya proyek adalah sebagai berikut (Biemo W. Soemardi, dkk):

 Perencanaan Sumber Daya

Perencanaan sumber daya

merupakan proses untuk menentukan

sumber daya dalam bentuk fisik (manusia, peralatan, material) dan kuantitasnya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas proyek. Proses ini sangat berkaitan erat dengan proses estimasi biaya.

 Estimasi Biaya

Estimasi biaya adalah proses untuk memperkirakan biaya dari sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Bila proyek dilaksanakan melalui sebuah kontrak, perlu dibedakan antara estimasi biaya dengan nilai kontrak. Estimasi biaya melibatkan perhitungan kuantitatif dari biaya-biaya yang muncul untuk menyelesaikan proyek. Sedangkan nilai kontrak merupakan keputusan dari segi bisnis dimana perkiraan biaya yang didapat dari proses estimasi merupakan salah satu pertimbangan dari keputusan yang diambil.

 Penganggaran Biaya

Penganggaran biaya adalah proses membuat alokasi biaya untuk masing-masing aktivitas dari keseluruhan biaya yang muncul pada proses estimasi. Dari proses ini didapatkan cost baseline yang digunakan untuk menilai kinerja proyek.

 Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya dilakukan selama proyek berlangsung untuk mendeteksi apakah biaya aktual pelaksanaan proyek menyimpang dari rencana atau

tidak. Semua penyebab

penyimpangan biaya harus

terdokumentasi dengan baik sehingga dapat dicari langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan.

Pengertian Manajemen Waktu

Manajemen waktu proyek (project time management) adalah proses merencanakan, menyusun, dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek, dimana dalam perencanaan dan penjadwalannya telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek

(5)

dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan Sears, 1991) :

Ada lima proses utama dalam manajemen waktu proyek (Biemo W. Soemardi, dkk), yaitu:

 Pendefinisian Aktivitas

Merupakan proses identifikasi semua aktivitas spesifik yang harus dilakukan dalam rangka mencapai seluruh tujuan dan sasaran proyek (project deliveriables). Dalam proses ini dihasilkan pengelompokkan semua aktivitas yang menjadi ruang lingkup proyek dari level tertinggi hingga level yang terkecil atau disebut Work Breakdown Structure (WBS).

 Urutan Aktivitas

Proses pengurutan aktivitas melibatkan identifikasi dan dokumentasi dari hubungan logis yang interaktif. Masing-masing aktivitas harus diurutkan secara akurat untuk mendukung pengembangan jadwal sehingga diperoleh jadwal yang realisitis. Teknik secara manual masih efektif untuk proyek yang berskala kecil atau di awal tahap proyek yang berskala besar, yaitu bila tidak diperlukan pendetailan yang rinci.  Estimasi Durasi Aktivitas

Estimasi durasi aktivitas adalah proses pengambilan informasi yang berkaitan dengan lingkup proyek dan sumber daya yang diperlukan yang kemudian dilanjutkan dengan perhitungan estimasi durasi atas semua aktivitas yang dibutuhkan dalam proyek yang digunakan sebagai input dalam pengembangan jadwal. Tingkat akurasi estimasi durasi sangat tergantung dari banyaknya informasi yang tersedia.

 Pengembangan Jadwal

Pengembangan jadwal berarti menentukan kapan suatu aktivitas dalam proyek akan dimulai dan kapan harus selesai. Pembuatan jadwal proyek merupakan proses iterasi dari proses input yang melibatkan estimasi

durasi dan biaya hingga penentuan jadwal proyek.

 Pengendalian Jadwal

Pengendalian jadwal merupakan proses untuk memastikan apakah kinerja yang dilakukan sudah sesuai dengan alokasi waktu yang sudah direncanakan atau tidak.

Hal yang perlu diperhatikan falam pengendalian jadwal adalah:

 Pengaruh dari faktor-faktor yang menyebabkan perubahan jadwal dan memastikan perubahan yang terjadi disetujui.

 Menentukan perubahan dari jadwal.

 Melakukan tindakan bila pelaksanaan proyek berbeda dari perencanaan awal proyek.

Pengertian Konsep Nilai Hasil (Earned Value Concept)

Seiring dengan perkembangan zaman dengan tingkat kompleksitas proyek yang semakin rumit, seringkali terjadi keterlambatan penyelesaian proyek dan pembengkakan biaya. Selanjutnya digunakanlah suatu konsep yang mengintegrasikan antara aspek biaya dan aspek waktu, yang dinamakan earned value. Konsep ini membantu dalam mengatasi kedua masalah di atas sehingga pengeluaran biaya proyek dapat dikontrol dan mampu mencapai target waktu yang direncanakan.

Dikutip dari makalah Konsep Earned Value untuk Pengelolaan Proyek Konstruksi karya Biemo W. Soemardi dkk., dimana Fleming dan Koppelman (1994) menjelaskan perbedaan konsep earned value dibandingkan dengan manajemen biaya tradisional. Seperti dijelaskan pada Gambar 2.1 di bawah, manajemen biaya tradisional hanya menyajikan dua dimensi saja yaitu hubungan yang sederhana antara biaya aktual dengan biaya rencana. Dengan manajemen biaya tradisional,

(6)

status kinerja tidak dapat diketahui. Pada Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa biaya aktual memang lebih rendah, namun kenyataan bahwa biaya aktual yang lebih rendah dari rencana ini tidak dapat menunjukkan bahwa kinerja yang telah dilakukan telah sesuai dengan target rencana. Sebaliknya, konsep earned value memberikan dimensi yang ketiga selain biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi yang ketiga ini adalah besarnya pekerjaan secara fisik yang telah diselesaikan atau disebut earned value/ percent complete. Dengan adanya dimensi ketiga ini, seorang manajer proyek akan dapat lebih memahami seberapa besar kinerja yang dihasilkan dari sejumlah biaya yang telah dikeluarkan.

Gambar 1.1: Perbandingan Manajemen Biaya Tradisional dengan Konsep Earned Value

Ada tiga komponen dasar yang menjadi acuan dalam menganalisa kinerja dari proyek berdasarkan konsep earned value. Ketiga elemen tersebut adalah (Biemo W. Soemardi, dkk):

Budget Cost Work Schedule (BCWS)

BCWS merupakan anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu. BCWS dihitung dari akumulasi anggaran biaya yang direncanakan untuk pekerjaan dalam periode waktu tertentu. BCWS pada akhir proyek (penyelesaian 100%) disebut Budget at Completion (BAC). BCWS juga menjadi tolak ukur kinerja waktu dari pelaksanaan proyek. BCWS merefleksikan penyerapan biaya rencana secara kumulatif untuk setiap paket-paket pekerjaan

berdasarkan urutannya sesuai jadwal yang direncanakan.

Actual Cost Work Performance (ACWP)

ACWP adalah representasi dari keseluruhan pengeluaran yang telah dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam periode tertentu. ACWP dapat berupa kumulatif hingga periode perhitungan kinerja atau jumlah biaya pengeluaran dalam periode waktu tertentu.

Budget Cost Work Performance (BCWP)

BCWP adalah nilai yang diterima dari penyelesaian pekerjaan selama periode waktu tertentu. BCWP inilah yang disebut earned value. BCWP ini dihitung berdasarkan akumulasi dari pekerjaan- pekerjaan yang telah diselesaikan.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan berupa evaluasi dan analisis. Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam tugas akhir ini adalah penelitan deskriptif dengan metode survey atau pengamatan secara langsung. Data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder, serta data simulasi sebagai data pelengkap. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer ini disebut juga dengan data tangan pertama. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subjek penelitian. Data sekunder ini disebut juga dengan data tangan kedua. Data Sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Data simulasi adalah data yang sengaja dibuat berdasarkan data yang telah ada

(7)

karena data yang dimaksud tidak didapatkan pada proyek. Metodologi penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada Gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Bagan Alir Penelitian

2.1 Tahapan Persiapan

Tahapan persiapan mencakup: (i) penentuan judul; (ii) identifikasi masalah; (iii) penentuan data-data yang akan diperlukan; dan (iv) kajian pustaka. Hal ini dilakukan agar rencana kerja yang akan dilakukan lebih terstruktur dan lebih terfokus pada substansi penelitian pada saat masa pelaksanaan. Berkaitan dengan kajian pustaka (library research), yaitu studi kepustakaan melalui penelaahan buku-buku literatur baik buku-buku cetakan fisik maupun e-book yang berkaitan dengan pokok pembahasan dari tugas akhir ini. 2.2 Tahapan Pengambilan dan

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan bersumber dari data yang diambil dengan cara

menyebarkan kuesioner dan

wawancara langsung terhadap responden di lokasi penelitian.

2.3 Tahap Pengolahan Data

Kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data mengenai pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan proyek sehingga dapat efektif dan efisien adalah dengan menggunakan konsep nilai hasil (earned value concept).

2.4 Tahapan Penyajian Data

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan kemudian akan disajikan beberapa saran mengenai permasalahan yang ada dan penerapan solusi yang telah diperoleh.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum

Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang dilakukan, dimulai dari pemeriksaan data, pengolahan data, hingga pembahasannya. Selanjutnya hasil pengolahan data dianalisis untuk mengetahui kinerja pekerjaan dengan menggunakan metode Earned Value Concept. Kemudian dari data tersebut didapatkan masalah – masalah yang timbul di setiap minggunya, lalu masalah tersebut dianalisis sehingga didapatkan alternatif perbaikan untuk masalah tersebut.

Data Proyek

Data proyek yang didapatkan dari hasil penelitian di lokasi proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Distribusi PLN Lampung berupa Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek, Jadwal Pelaksanaan Proyek, serta Bobot Nilai BCWS dan BCWP Mingguan Proyek.

Rencana Anggaran Biaya Proyek Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Distribusi PLN

Lampung sebesar Rp.

8.465.938.000,00 (Delapan Milyar Empat Ratus Enam Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Tiga Puluh Delapan

(8)

Ribu Rupiah) termasuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai) Sebesar 10%. Jumlah anggaran tiap – tiap divisi pekerjaan dapat terlihat dalam Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Rencana Anggaran Biaya Proyek

Sumber: Pengolahan Data Primer

Jadwal pelaksanaan proyek dimulai pada tanggal 14 Maret 2016 dengan waktu pelaksanaan 25 minggu, yang kemudian diperjelas dengan lama waktu setiap kegiatan pelaksanaan pekerjaan proyek seperti terlihat pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Proyek

Sumber: Data Sekunder

3.2 Bobot Nilai BCWS dan BCWP Mingguan Proyek

Data yang diperoleh dari proyek berupa BCWS dan BCWP, yang ditampilkan pada Tabel 3.3 di bawah ini.

(9)

Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Proyek

Sumber: Data Sekunder

Analisis Data Proyek

Analisis data yang diteliti terbagi menjadi empat bagian, yaitu Analisis BCWS (Budget Cost of Work Schedule), Analisis BCWP (Budget Cost of Work Performance), Analisis Penyimpangan Terhadap Waktu (SV), serta Analisis Prestasi dan Kinerja Proyek (SPI).

Dalam konsep nilai hasil (earned value concept), ada tiga komponen dasar dalam menganalisa kinerja dari proyek yaitu BCWS (Budget Cost Work Schedule), BCWP (Budget Cost Work Performance), dan ACWP (Actual Cost Work Performance). Adapun tahap-tahap dalam membuat ketiga komponen dasar tersebut yaitu akan dijelaskan pada Gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1 Diagram Komponen Dasar

Earned Value Concept

Sumber: Project Performance Measurement Using Earned Value (Australian Standard,

2003)

Analisis BCWS (Budget Cost of Work Schedule)

Analisis jumlah anggaran biaya berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu (BCWS). Nilai BCWS dapat diperoleh berdasarkan bobot mingguan dalam Time Schedule anggaran, dihitung sebagai berikut : Contoh perhitungan untuk pekerjaan pada minggu ke-1 pada periode 21 Maret 2016 adalah sebagai berikut : Total Anggaran Proyek =

Rp. 8.465.938.000,00 Bobot BCWS = 0,02%

= 0,02% X 8.465.938.000,00 = Rp. 1.693.187,60

Analisis BCWP (Budget Cost of Week Performance)

Analisis jumlah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan (BCWP). Nilai BCWP diperoleh berdasarkan pelaksanaan progres pekerjaan mingguan, dihitung sebagai berikut : Contoh perhitungan untuk pekerjaan pada minggu ke-1 pada periode 21 Maret 2016 adalah sebagai berikut.

Total anggaran proyek =

Rp.8.465.938.000,00 Bobot BCWP = 0,33%

= 0,33%xRp. 8.465.938.000,00 = Rp. 27.937.595,40

(10)

Analisis Penyimpangan Terhadap Waktu (SV)

Contoh perhitungan untuk pekerjaan pada minggu ke-1 pada periode 21 Maret 2016 adalah sebagai berikut. BCWS = Rp. 1.693.187,60 BCWP = Rp. 27.937.595,40 SV1 = BCWP1– BCWS1 = Rp.27.937.595,40 - Rp.1.693.187,60 = Rp. 26.244.407,80 SV(%) = BCWP1 (%) – BCWS1 (%) = 0,33-0,02 = 0,310%

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-5 pelaksanaannya sedikit bagus dari pelaksanaan, hasil ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari jadwal rencana dilihat dari nilai SV, pada minggu ke-6 dan minggu ke-7 lebih bagus tetapi nilai SV lebih tinggi, tetapi dari hasil minggu ke-9 sampai minggu ke-24 hasilnya negatif yang berarti pelaksanaan pekerjaan terlambat.

Analisis Prestasi dan Kinerja Proyek (SPI)

Contoh perhitungan untuk pekerjaan pada minggu ke-9 pada bulan September 2016 adalah sebagai berikut. BCWS9 = Rp. 1.883.671.205 BCWP9 = Rp. 1.808.155.038 SPI9 = Rp. 1.808.155.038 / Rp. 1.883.671.205 SPI9 = 0,9599

Nilai ini menunjukkan bahwa nilai SPI pada minggu ke-9 < 1 , artinya penyelenggaraan proyek lebih lambat dari perencanaan, dibandingkan dengan nilai SPI pada minggu ke-1 hingga minggu ke-8 yang nilai SPI nya >1, artinya penyelenggaraan proyeknya lebih baik dari perencanaan proyeknya.

3.3 Peramalan Waktu Penyelesaian Proyek

Untuk peramalan waktu

penyelesaian proyek, terbagi menjadi bagian, yaitu Perkiraan Waktu untuk Pekerjaan Tersisa/ ETC (Estimate To Completion) dan Perkiraan Waktu Total Proyek/ EAC (Estimate At Completion).

Perkiraan Waktu untuk Pekerjaan Tersisa (ETC)

Untuk mendapat nilai ETC perlu dilakukan perhitungan dengan menggunakan waktu pelaporan, waktu rencana dan nilai SPI. Diambil contoh untuk perhitungan nilai ETC pada minggu ke-23 adalah sebagai berikut: Waktu pelaporan = Minggu ke-23 Waktu rencana = Minggu ke-24 Nilai SPI minggu 23 = 0,8737

ETC = (waktu rencana – waktu pelaporan) / SPI

= (24-23) / 0,8737 = 1,145 Minggu = 2 Minggu

Perkiraan Waktu Total Proyek (EAC) Untuk mendapatkan nilai EAC perlu dilakukan perhitungan dengan menggunakan waktu pelaporan dan nilai ETC. Berikut perhitungan nilai EAC.

Waktu pelaporan = Minggu ke-23 Nilai ETC = 2 minggu

EAC = waktu pelaporan + ETC = 23 + 2

= 25 minggu 3.4 Pembahasan

Untuk mengetahui semua data yang dibutuhkan maka, dapat diketahui kondisi akhir dari proyek yang penulis evaluasi sampai minggu ke-25, dilakukan dengan membandingkan hasil hitungan dan tolak ukur, maka didapatkan kondisi akhir Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Distribusi PLN Lampung berikut ini:

Tinjauan Kondisi Proyek

(11)

Perbandingan nilai BCWS dan BCWP menunjukkan bahwa nilai BCWS berada di bawah nilai BCWP pada minggu 1 hingga minggu ke-5, dan pada minggu ke-6 hingga minggu ke-8 nilai BCWP berada diatas nilai BCWS, sedangkan pada minggu ke-9 hingga minggu ke-25 nilai BCWS berada diatas nilai BCWP ini menunjukkan bahwa indikator nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaan yang telah diselesaikan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang telah direncanakan. Dapat dilihat pada minggu ke-9 hingga minggu ke-25 nilai BCWP jauh tertinggal dibandingkan dengan nilai BCWS, yang artinya cukup banyak bobot pekerjaan yang belum dikerjakan sesuai dengan yang telah dijadwalkan atau direncanakan

Analisis Permasalahan Proyek

Berdasarkan hasil wawancara dengan staf pelaksana proyek, diketahui bahwa pada pelaksanaan proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Distribusi PLN Lampungbmengalami berbagai perubahan dalam pelaksanaannya, yaitu kondisi dimana pekerjaan terlaksana lebih cepat atau lebih lambat dari yang telah direncanakan. Dari kondisi keterlambatan progress pekerjaan yang tidak sesuai dengan rencana proyek ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu terkendalanya kondisi cuaca dan terlambatnya pembayaran uang proyek dari pemilik proyek.

Setelah melakukan tahapan wawancara dengan pihak kontraktor peneliti juga melakukan peninjauan secara langsung di proyek tersebut. Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Distribusi PLN Lampung ini adalah proyek pembangunan gedung dua lantai dengan total anggaran Rp. 8.465.938.000,00. Namun setelah

kontrak ditandatangani terjadi permasalahan pada keterlambatan dana keluar. Pada awal pelaksanaan pihak kontraktor mengajukan uang muka sebesar 20%, setelah progress 55% mengajukan kembali akan tetapi dana tersebut lama tidak cair sampai dana baru mencair menjelang pekerjaan selesai, yang menyebabkan adanya proyek tersebut terlambat.

Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Distribusi PLN Lampung ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga September 2016, seperti yang diketahui pada bulan agustus dan september terjadi musim hujan. Kondisi cuaca yang buruk

menyebabkan keterlambatan

pelaksanaan pekerjaan, saat terjadi hujan para pekerja tidak dapat melaksanakan pekerjaan dan terpaksa menunggu hujan reda, hal ini menyebabkan para pekerja tidak dapat memaksimalkan pekerjaan yang seharusnya dapat dilaksanakan, sehingga progress pekerjaan tidak berjalan sesuai dengan rencana. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, pengambilan data serta analisis data yang telah dilakukan pada Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Distribusi PLN Lampung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

 Kinerja Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Distribusi PLN Lampung yaitu sebagai berikut :

 Varian jadwal (SV) pada proyek ini memiliki nilai dengan berbagai kondisi dimana beberapa SV bernilai positif dan beberapa SV bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa proyek ini memiliki kinerja yang kurang baik karena lebih banyak SV yang bernilai negatif, yang artinya pelaksanaan proyek lebih lambat dari yang direncanakan.

 Indeks kinerja jadwal (SPI) pada proyek ini memiliki nilai yang beragam. Pada kondisi nilai SPI minggu pertama

(12)

meningkat dikarenakan proyek memulai pekerjaannya lebih awal sampai dengan minggu ke 8 nilai SPI lebih besar dari satu (>1) yang artinya kinerja waktu pada proyek ini baik, sedangkan pada minggu ke 9 sampai dengan minggu ke 25 dapat dilihat nilai SPI tidak baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai SPI lebih kecil dari satu (<1) yang artinya kinerja waktu pada proyek ini tidak baik.

 Berdasarkan hasil analisis prakiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersisa (ETC) dan jumlah waktu pelaksanaan pekerjaan sampai pada saat pelaporan ditambah prakiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersisa (EAC) pada saat pelaporan (minggu ke 23) yaitu 2 minggu, sedangkan dalam penjadwalan proyek direncanakan selesai pada minggu ke-24. Artinya proyek mengalami keterlambatan selama 1 minggu dari rencana.

 Berdasarkan dari penjabaran diatas, Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Gedung Kantor Distribusi PLN Lampung dinilai kinerjanya kurang baik, hal ini ditunjukkan dengan terjadinya proyek mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya sehingga pihak pelaksana akan dikenakan denda atas keterlambatan proyek tersebut.

 Faktor- yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek diantaranya adalah keterbatasan dana yang dimiliki oleh pelaksana proyek, terlambatnya pembayaran dari pihak pemilik proyek dan kondisi cuaca alam yang tidak bersahabat dikarenakan sebagian jadwal pelaksanaan kegiatan proyek terdapat di musim penghujan.

 Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada adalah mendiskusikan dana proyek antara pemilik proyek dengan penyedia jasa konstruksi serta menambah waktu kerja dengan tenaga kerja yang tersedia.

4.2 Saran

Dari simpulan yang telah didapat dan dari hasil peninjauan langsung di lokasi

penelitian, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:

 Diperlukan kesigapan dari QS (Quantity Surveyor) dan pihak MK (Manajemen Konstruksi) dalam menghitung dan meramalkan nilai BWCP kedepannya sehingga proyek tetap dapat terkendali dalam segi biaya dan waktu.

 Segala keterlambatan proyek, contohnya keterlambatan dalam pengiriman material haruslah dapat diramalkan sebelumnya, menentukan berapa lama durasi yang dibutuhkan dalam pengiriman material hingga sampai ke gudang sehingga keterlambatan proyek dapat diantisipasi

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ardani. 2009. Analisa Penerapan Manajemen Waktu pada Proyek Konstruksi Jalan. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.

[2] Australian StandardTM. 2003. Project Performance Measurement Using Earned Value. Australia: Standards Australia International Ltd.

[3] Clough, Richard H. and Sears, Glenn A. 1991. Construction Project Management. Canada: John Willey and Sons Inc.

[4] Dimyati, H., Nurjaman, K., 2014, Manajemen Proyek, Cetakan Pertama, Pustaka Setia, Bandung.

[5] Fleming, Q.W. and Koppelman, J.M. 1994. The Essence and Evolution of Earned Value. AACE Transactions.

[6] Heizer, J. Dan Render, b. 2006.

Operation Management. Edisi Terjemahan. Jakarta: Salemba

[7] Kezner, H. 1982. Project Management For Executives. United States: Van Nostrand Reinhold Company.

[8] Mansyur, 2010, Manajemen Pembiayaan Proyek, Cetakan ke-12, Laksbang PRESSindo, Yogyakarta. [9] Nurhayati, 2010, Manajemen Proyek, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

(13)

[10] Project Management Institute. 1996. A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK). United States: PMI Publications.

[11] Siswanto. 2007. Operation Research Jilid II. Erlangga. Jakarta.

[12] Soemardi, B.W. et al. ---. Konsep Earned Value untuk Pengelolaan Proyek Konstruksi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

[13] Soeharto, Imam. 1995. Manajemen Proyek, Jakarta : Erlangga

[14] Wisal, H.W. 2013. Analysing The Actual Cost Work Performance (ACWP) in The Earned Value Concept (EVC). Makassar: Hasanuddin University.

Gambar

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan  Proyek
Gambar 4.1 Diagram Komponen Dasar  Earned Value Concept

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu untuk pembangunan diperlukan landasan proyek yang baik antara lain dengan mempertimbangkan waktu yang efisien, biaya yang efisien dan mutu yang berkualitas..

pengendalian proyek agar mencapai sasaran yang telah direncanakan. Pada pelaksanaan suatu proyek pengendalian biaya dan waktu proyek.. sangat penting, karena apabila jadwal dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengendalian biaya dan waktu terhadap suatu proyek konstruksi pada tahap pelaksanaan berdasarkan varians biaya dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkirakan biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proyek.Data-data yang dibutuhkan meliputi data umum proyek (nilai

Konsep Earned Value Analysis merupakan salah satu metode pengendalian kinerja proyek dari segi biaya dan waktu yang dapat memberikan informasi mengenai posisi kemajuan proyek

EVALUASI RENCANA BIAYA, WAKTU, DAN SDM PADA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG MCC DENGAN MENGGUNAKAN

Nirmala Dewi dkk (2012) Pengendalian dalam proyek konstruksi pada umumnya menyangkut tiga aspek utama, yaitu, biaya, waktu dan SDM.Didalam pelaksanaan suatu proyek

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE NILAI HASIL 3.1 Perhitungan indokator-indikator Nilai Hasil ACWP Biaya sebenarnya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek tersebut BCWS Biaya yang