• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi oleh manusia. Kegiatan berbelanja merupakan aktivitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi oleh manusia. Kegiatan berbelanja merupakan aktivitas"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan perkembangan jaman maka bertambah pula kebutuhan

yang harus dipenuhi oleh manusia. Kegiatan berbelanja merupakan aktivitas

manusia guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasar tradisional adalah salah

satu tempat yang dapat dikunjungi guna melakukan transaksi jual beli tetapi

kurang memperhatikan kenyamanan dan keamanan pengunjung sehingga

membuat konsumen merasa kurang nyaman.

Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tempat belanja

yang nyaman dan aman, kelengkapan barang, serta harga yang bersaing

menimbulkan perkembangan supermarket yang pesat di Indonesia.

Supermarket merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang menawarkan

tempat berbelanja yang lebih menyenangkan. Menurut Sigit Triyono

(2006:92), supermarket merupakan toko yang menyediakan barang – barang

kebutuhan harian, terutama makanan dan minuman.

Salah satu cara konsumen menilai kualitas operasional sebuah

supermarket adalah atas dasar lamanya waktu menunggu dan kecepatan kasir

dalam memberikan pelayanan sehingga antrian yang terlalu lama akan

merugikan pihak yang membutuhkan pelayanan dan dapat mempengaruhi citra

perusahaan.Hal ini dapat berpengaruh pada jumlah konsumen yang

melakukan transaksi dan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.

(2)

2

terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan.

Hal ini menjadi masalah salah satu penyebab persaingan antar perusahaan,

Dalam sektor jasa, kepuasaan konsumen sangatlah penting sehingga

peningkatan mutu pelayanan sangat dibutuhkan bagi perusahaan. Hal ini

menyebabkan pihak manajemen dituntut untuk merancang sistem antrian dan

jumlah kasir yang optimal. Jika jumlah kasir sedikit akan mengakibatkan

konsumen harus menunggu terlalu lama untuk mendapatkan pelayanan dan

sebaliknya jika terlalu banyak kasir akan menyebabkan rendahnya tingkat

kegunaan kasir yang berarti adanya waktu menganggur pada kasir sehingga

meningkatkan biaya operasional perusahaan. Pemahaman mengenai teori

antrian pun menjadi sangat dibutuhkan dalam mengambil keputusan

mengenai model antrian yang paling tepat untuk menunjang kelancaran operasi

perusahaan.

Teori antrian merupakan ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian

(Heizer dan Render, 2005:417). Antrian merupakan adanya kegiatan

menunggu giliran untuk dilayani karena kedatangan pelanggan dan waktu

pelayanan yang tidak seimbang. Menurut Siswanto (2007:218) adanya

perbedaan antara jumlah permintaan terhadap fasilitas pelayanan dan

kemampuan fasilitas untuk melayani menimbulkan dua konsekuensi logis,

yaitu timbulnya antrian dan timbulnya pengangguran kapasitas. Hal ini

dilakukan supaya perusahaan dapat menentukan jumlah fasilitas sebaik

mungkin sehingga dapat melayani konsumen secara efisien dan kepuasaan

(3)

3

terbaiknya dalam pelayanan.

Untuk melihat penerapan teori antrian ini pada fasilitas pembayaran

atau kasir maka penulis memilih supermarket di “Toserba X” sebagai objek

yang akan diteliti. Supermarket di “Toserba X” merupakan salah satu pusat

perbelanjaan yang terletak di Jl.Pahlwan No.10-14, Bandung, Jawa Barat, yang

menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat dengan harga yang memadai

dan terjangkau bagi konsumen sehingga mampu menarik minat masyarakat

untuk bertransaksi disana. Pada saat-saat tertentu, banyak pengunjung yang

datang ke Supermarket “Toserba X” sehingga terjadi kesibukan pelayanan dan

masalah antrian pun tidak dapat terhindarkan. Pada antrian tersebut terlihat

beberapa konsumen merasa kurang nyaman karena bosan dan waktunya

terbuang hanya untuk antri. Bahkan, tidak jarang pula beberapa konsumen

memilih untuk meninggalkan antrian karena terlalu panjang dan lama. Hal ini

dapat merugikan “Toserba X” karena kurang efektif dalam kinerjanya.

Supermarket di “Toserba X” memiliki 14 meja kasir yang melayani

para konsumen yang akan melakukan transaksi belanja. Akan tetapi, rata-rata

hanya 8 kasir yang di buka sehingga pada saat-saat terlihat adanya konsumen

yang menunggu untuk mendapatkan pelayanan. Adanya antrian di kasir karena

lamanya waktu pelayanan dapat menyebabkan konsumen merasa bosan dan

jenuh. Masalah antrian dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi komsumen

sehingga dapat menyebabkan berkurangnya konsumen yang datang

melakukan transaksi belanja karena kinerja pelayanan yang kurang

(4)

4

tidak sebanding dengan fasilitas kasir yang tersedia.

Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi

kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas kasir, sehingga pelanggan yang

tiba, tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan yang terjadi pada

kasir. Tambahan fasilitas kasir dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau

untuk mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan kasir

tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan. Sebaliknya, sering

timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya pelanggan.

Pada akhir minggu khususnya hari jumat, sabtu dan minggu kesibukan

yang terjadi dikasir sangat kentara. Setiap kasir selalu mengalami antrian yang

sangat panjang terutama antara jam lima sore hingga menjelang tutup.

Panjangnya antrian terkadang menyebabkan pelanggan yang hanya membeli satu

atau beberapa barang saja mengurungkan niatnya dan tidak jadi membeli

dikarenakan panjang dan lamanya waktu mengantri. Hal ini menyebabkan

perusahaan mengalami kerugian karena kehilangan pelanggan. Pemandangan

yang berbeda terjadi pada hari senin hingga kamis pagi hingga menjelang sore

dimana antrian dikasir terlihat kosong, hingga kemudian mulai ramai kembali

pada sore hingga menjelang tutup. Hal ini pun dapat menyebabkan munculnya

biaya yang tidak diharapkan ketika karyawan dan beberapa kasir terlihat

menganggur tetapi perusahaan harus tetap membayar gaji dan biaya operasional

(5)

5 Tabel 1.1

Data Kedatangan Konsumen

Berdasarkan kondisi Sepi, Normal dan Ramai

No Hari Kerja

Jam Kerja

Jumlah Konsumen (Per hari) Tanggal

Sepi Normal Ramai

10.00- 11.00- 12.00- 13.00- 14.00- 15.00- 18.00- 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 19.00 1 Kamis 13/08/2015 87 85 118 114 120 138 142 804 2 Jumat 14/08/2015 83 82 117 101 121 137 141 782 3 Sabtu 15/08/2015 87 74 114 118 117 136 136 782 4 Minggu 16/08/2015 86 86 110 115 122 128 138 785 5 Senin 17/08/2015 87 88 118 119 103 125 137 777 6 Selasa 18/08/2015 85 89 119 120 124 120 145 802 7 Rabu 19/08/2015 82 84 124 118 126 134 135 803 8 Kamis 20/08/2015 87 85 113 117 119 132 140 793 9 Jumat 21/08/2015 87 88 126 113 127 122 121 784 10 Sabtu 22/08/2015 85 87 115 115 114 121 137 774 11 Minggu 23/08/2015 78 85 118 118 119 126 142 786 12 Senin 24/08/2015 89 84 100 105 116 124 144 762 Total Konsumen/Jam 1023 1017 1392 1373 1428 1543 1658 9434

(Sumber : Hasil Observasi Peneliti).

Dari hasil yang diperoleh setelah melakukan observasi didapat data

sebagai berikut:

= = = = 786

(Sumber: smartstat.info.(2011), “Ukuran Pemusatan Data: Mean - Median - Mode.” Http://http://www.smartstat.info/statistika/statisika-deskriptif/ukuran-pemusatan-data-mean-median-mode.html(diakses 28, Agustus, 2015)).

Dari data tersebut dapat diketahui rata-rata pengunjung setiap harinya

786 orang. Adanya permasalahan penentuan jumlah kasir yang tepat pada

(6)

6

untuk mengadakan penelitian guna menganalisis masalah antrian tersebut. Hal

ini dilakukan supaya masalah antrian dapat dikurangi pada saat ramai dan

mengurangi kemungkinan adanya kasir yang menganggur sehingga pihak

supermarket di “Toserba X” dapat memberikan kinerja yang optimal dalam

pelayanan. Hasil penelitian tersebut nantinya akan disajikan dalam bentuk

karya ilmiah yang berjudul : “Analisis Penerapan Teori Antrian Pada

Sistem Pembayaran Supermarket di “Toserba X””.

1.2 Indentifikasi Masalah

Kedatangan konsumen yang tinggi dapat menimbulkan antrian jika

fasilitas pembayaran tidak memadai tetapi ini berarti tingkat kegunaan kasir

tinggi pula sehingga waktu menganggur kasir semakin rendah. Sebaliknya

jika kedatangan konsumen rendah maka tidak ada waktu menunggu untuk

mendapatkan pelayanan dimana ini berarti tingkat kegunaan kasir rendah pula

dan waktu mengganggur kasir akan semakin tinggi.

Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditentukan indentifikasi

masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana penerapan pembayaran supermarket di “Toserba X” ?

b. Berapa jumlah kasir yang optimal pada sistem pembayaran

Supermarket di “Toserba X” ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini antara lain:

(7)

7

“Toserba X” ?

b. Untuk mengetahui jumlah kasir yang optimal pada sistem pembayaran Supermarket di “Toserba X”

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak antara lain:

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam menyusun dan

menganalisis penerapan teori antrian pada sistem pembayaran

suatu perusahaan.

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam penentuan kebijakan di masa yang akan datang sehingga

dapat mengoptimalkan kinerja perusahaan dalam mengurangi

atau mencegah terjadinya antrian dan menentukan jumlah kasir

yang optimal untuk melayani kebutuhan konsumen.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai informasi dan referensi untuk penelitian berikutnya

mengenai masalah antrian pada perusahaan sehingga dapat

memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Perusahaan retail dalam operasionalnya dituntut untuk memberikan pelayanan

(8)

8

pelayanan. “Toserba X” merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang retail

dimana proses operasionalnya harus optimal agar dapat menunjang kelancaran

transaksi pembayaran. Proses operasional ini perlu dikelola dengan baik,

pengelolaannya biasa disebut dengan manajemen operasi menurut Jay Heizer dan

Barry Rander (2001 : 2) dalam bukunya Operation Management yang

diterjemahkan oleh Setyoningsih dan Almahdy (2006 :4) mengemukakan bahwa :

”Manajemen Operasi adalah serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan

penciptaan barang dan jasa melalui perubahan dari input menjadi output”.

Operasional pada “Toserba X” perlu merancang sistem operasi sedemikian

rupa dengan memperhatikan kapasitas pelayanan yang tersedia. Agar proses transaksi

tersebut dapat berjalan lancar dengan tidak terjadi antrian panjang. Perencanaan dan

analisis sistem pelayanan “Toserba X” pada proses transaksi sebagai perusahaan

retail dapat dilakukan dengan menerapkan teori antrian.

Pengertian antrian menurut Jay Heizer and Barry Render (2006:658) dalam

bukunya Operation Management yang diterjemahkan oleh Setyoningsih dan

Almahdy adalah sebagai berikut :

“Teori antrian adalah ilmu pengetahuan tentang antrian dan antrian merupakan orang-orang atau barang dalam barisan yang sedang menunggu untuk dilayani”.

Antrian atau garis tunggu dapat terbentuk apabila konsumen mendatangi

(9)

9

orang yang berusaha untuk mendapatkan pelayanan dari fasilitas yang terbatas

jumlahnya.

Ada beberapa hal yang mengakibatkan fenomena antrian panjang pelanggan

terjadi dalam mendapatkan pelayanan, yaitu :

1. Jumlah saluran pelayanan harus sesuai dengan kapasitas konsumen yang akan

datang maka fenomena diatas dapat diatasi.

2. Rata-rata tingkat kedatangan konsumen per periode tertentu harus dapat

diramalkan karena seringkali atau pada waktu tertentu tingkat kedatangan

konsumen dapat bertambah dari pada waktu biasanya dan bertambahnya jumlah

konsumen dan tidak dapat diantisipasi oleh “Toserba X” atau tidak sesuai

dengan ramalan maka antrian dapat terjadi, jadi rata-rata tingkat kedatangan

konsumen dapat dijadikan sebagai sebuah parameter dari antrian.

3. Waktu pelayanan yang optimal menjadi standar tiap kasir dalam melayani

nasabah dalam arti bahwa dengan waktu yang seoptimal mungkin seorang kasir

dapat melayani seorang nasabah dalam periode waktu tertentu. Apabila waktu

pelayanan sudah optimal maka antrian yang panjang konsumen untuk

memperoleh pelayanan kasir tidak terjdi sehingga pada akhirnya kepuasan

konsumen dapat tercapai dimana kepuasan konsumen ini merupakan salah satu

tujuan yang ingin dicapai oleh “Toserba X” sebagai perusahaan yang bergerak

dibidang retail.

Ketiga parameter di atas dapat dijadikan dasar dalam mengoptimalkan proses

(10)

10

antrian nasabah dalam memperoleh pelayanan kasir di “Toserba X” Jl.Pahlwan

No.10-14, Bandung, Jawa Barat dapat dioptimalkan dengan penerapan sistem antrian

tersebut.

Mengukur kualitas pelayanan berarti mengevaluasi atau membandingkan

kinerja pelayanan dengan seperangkat standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Penerapan sistem antrian dapat mengatur proses operasional yakni pelayanan dalam

transaksi pembayaran pada “Toserba X” Jl.Pahlwan No.10-14, Bandung, Jawa Barat

sebelumnya sebagai strategi dalam meningkatkan kepuasan konsumen (Maxima

Donata 2008 : 6).

“Toserba X” sebagai perusahaan retail dikatakan telah optimal dalam memberikan pelayanan apabila menghasilkan pelayanan yang berkualitas sesuai

standar waktu yang telah ditetapkan bahkan lebih dari standar waktu tersebut yang

antrian dalam mengelola proses transaksinya dangat berdampak baik dalam upaya

mengoptimalkan pelayanan yang akan tercapai lewat pelayanan yang sesuai dengan

standar waktu atau lebih dari standar waktu tersebut serta pencapaian kepuasan

konsumen.

Gambar 1.1

(11)

11 1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di “Toserba X” , Jl.Pahlwan No.10-14, Bandung, Jawa

Barat.Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yakni dari bulan Juli sampai dengan

bulan November 2015. Rincian pelaksanaan penelitian dapat dijelaskan melalui tabel

berikut.

Tabel 1.2

Kegiatan dan Waktu Penelitian

No Kegiatan Juli 2015 Agustus 2015 Sep-15 Oktober 2015 Nov-15

1 Kegiatan Prapenelitian X X X 2 Pengumpulan Data X X X 3 Analisis Data X X X X X 4 Penyusunan Laporan X X X X 5 Bimbingan dan Perbaikan X X X 6 Sidang Skripsi X

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut yang akhirnya melatarbelakangi peneliti untuk mengadakan suatu kajian ilmiah dengan judul “Aspek Pendidikan Karakter Kerja Keras (Analisis Isi pada Film “5 Cm”

Karena tingginya mobilitas masyarakat Jakarta saat ini yang lebih memilih untuk makan makanan yang cepat dan instan, dan tetap peduli terhadap kesehatan atas

Bagi peneliti, penelitian ini untuk mengetahui keberhasilan penerapan model pembelajaran quantum learning sehingga berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa dalam

Berdassarkan hasil penelitiandan pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kreativitas mahasiswa prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia denngan

(4) Sunt keputusan Gubemur Kepala Daerah di maksud ayat (1) pasal ini, dikirimkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Tengah selambat-lambatnya pada

Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian tentang “Pengaruh Keberadaan Industri Batik terhadap Perkembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Klaten” menarik untuk diangkat

Konsep ini akan diaplikasikan pada posisi teks yang berlawanan serta berisikan peraturan pemerintah yang melarang kegiatan mengemis, memberikan sesuatu pada

Sahid Group juga berencana untuk berekspansi lebih lanjut ke dalam segmen hotel bujet hingga mencapai 10.000 kamar pada tahun 2017, naik dari 350 kamar yang saat