• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI REAKSI, POWER TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (JURNAL) Oleh : NUR HIKMAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONTRIBUSI REAKSI, POWER TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (JURNAL) Oleh : NUR HIKMAH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI REAKSI, POWER TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (JURNAL) Oleh : NUR HIKMAH 0913051014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013

(2)

ABSTRACT

CONTRIBUTION REACTION, POWER LIMBS AND LIMB LENGTH SPEED OF 40 METER RUN

by Nur Hikmah

MENTOR Drs. Akor Sitepu, M.Pd Drs. Ade jubaedi, M.Pd

This study aimed to determine the contribution of the reaction, leg power and leg length to the running speed of 40 meters class VII student son Bandar Lampung SMP N 23 school year 2013 and is expected to be useful for researchers and teachers to teach material in learning activities especially sprint number . The method used is the product moment correlation and regression 3 predictors, as well as thesample used is class VII student son SMP N 23 Bandar Lampung is a population of 112 students and retrieval of data captured as much as 25% of the population thus collected as many as 28 students. From the results of that research can be a significant contribution to the reaction, leg power and leg length to the running speed of 40 meters of 0.89 (79.21%). This means that there is a positive contribution between

reaction, leg power and leg length to the running speed. Therefore seoarang coaches or teachers in order to improve one's run by providing training exercise its reaction and power coupled with the ideal leg length. The conclusion of this study is the reaction, leg power and leg length gives a positive contribution to the running speed men's 40 meter class VII student SMP N 23 Bandar Lampung.

(3)

ABSTRAK

KONTRIBUSI REAKSI, POWER TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER

Oleh Nur Hikmah PEMBIMBING Drs. Akor Sitepu, M.Pd Drs. Ade jubaedi, M.Pd

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi reaksi, power tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013 dan diharapkan bermanfaat bagi peneliti dan guru penjaskes sebagai bahan mengajar dalam kegiatan pembelajaran penjaskes khususnya nomor lari jarak pendek. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi product moment dan regresi 3 prediktor, serta sampel yang digunakan adalah siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung yang populasinya berjumlah 112 siswa dan pengambilan data diambil sebanyak 25% dari

populasi sehingga terkumpul sebanyak 28 siswa. Dari hasil penelitian di dapat bahwa adanya kontribusi yang signifikan antara reaksi, power tungkai dan panjang tungkai terhadap

kecepatan lari 40 meter sebesar 0,89 ( 79,21%). Hal ini berarti adanya kontribusi yang positif antara reaksi, power tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan lari. Oleh karena itu seoarang pelatih atau guru agar dapat meningkatkan lari seseorang dengan memberikan latihan yang sifatnya melatih reaksi dan power ditambah dengan panjang tungkai yang ideal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah reaksi, power tungkai dan panjang tungkai memberikan kontribusi yang positif terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung.

(4)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran secara aktif didalam mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan jasmani dan olahraga adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Meteri ajar pendidikan jasmani diklasifikasikan menjadi enam aspek yaitu: (1) permainan dan olahraga, ( 2 ) aktifitas pengembangan, (3) uji diri atau senam, (4) aktifitas ritmik, (5) aquatik atau renang dan ( 6) aktifitas luar sekolah.

Lari jarak pendek atau sering disebut dengan istilah sprint adalah lari yang menempuh jarak antara 30 meter sampai dengan 400 meter, oleh karena itu diharuskan bagi setiap pelari jarak pendek memiliki kecepatan.

Berdasarkan hasil obsevasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP N 23 Bandar Lampung, rata- rata siswa putra sudah dapat melakukan lari 40 meter, tetapi untuk mendapatkan hasil terbaik pada lari 40 meter siswa putra kelas VII belum tercapai, dikarnakan rendahnya keterampilan siswa melakukan gerakan start secara sempurna seperti yang diharapkan.

Hasil observasi lainnya di SMP N 23 Bandar Lampung mengatakan bahwa sebagian siswa yang lainnya belum dapat melakukan lari sprint secara maksimal dalam lari jarak pendek, mengakibatkan hasil lari jarak pendek (40 meter) menjadi rendah, serta rendahnya keterampilan

siswa melakukan gerakan memasuki garis finis dengan benar.

Berdasarkan latar belakang dari uraian di atas,maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul ” kontribusi reaksi, power tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013, sehingga dapat mengetahui seberapa besar kontribusi reaksi, power tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013. Identifikasi Masalah

1. Rendahnya keterampilan start saat melakukan lari jarak pendek (40 meter) pada siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013.

2. Siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013 belum dapat melakukan lari sprint dengan kekuatan penuh sehingga menghasilkan rendahnya hasil lari 40 meter.

3. Rendahnya keterampilan memasuki garis finis saat melakukan lari jarak pendek (40 meter) pada siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013.

Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti, tenaga dan waktu serta untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi permasalahan ini yaitu : ” kontribusi reaksi, power tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013.

(5)

Rumusan Masalah

1. Berapa besar kontribusi reaksi terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013?

2. Berapa besar kontribusi power tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013?

3. Berapa besar kontribusi panjang tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013? 4. Manakah yang paling besar kontribusi

dari reaksi, power tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi reaksi terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013?

2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi power tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013?

3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi panjang tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013.

4. Untuk mengetahui mana yang paling besar kontribusi diantara reaksi, power tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013.

Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa

Sebagai salah satu pembelajaran untuk meningkatkan kecepatan lari 40 meter dengan adanya unsur reaksi, power tungkai dan panjang tungkai sehingga mengasilkan kecepatan lari yang maxsimal.

2. Bagi pelatih atletik maupun guru penjaskesrek Sebagai bahan rujukan untuk melatih peningkatan kecepatan lari jarak pendek bagi atlet atau murid dalam kegiatan pembinaan prestasi yang dilaksanakan di klub atau di sekolah.

3. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Sebagai salah satu acuan dalam bahan pengkajian dan analisis ilmu biomekanika untuk diaplikasikan dalam praktik pembelajaran maupun pelatihan olahraga prestasi, khususnya olahraga cabang atletik nomor lari jarak pendek baik disekolah maupun universitas.

II TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pengertian pendidikan menurut John Dewey (2005:36) pendidikan adalah suatu proses pengalaman karena kehidupan adalah pertumbuhan.

(6)

Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras dan seimbang. (Eddy Suparman, 2000: 8).

Atletik

Atletik adalah suatu cabang olahraga atau induk olahraga yang paling tua di dunia yang terdiri dari nomor jalan, nomor lempar, nomor lompat, dan nomor lari (IAAF 2006). Gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari sejak dahulu. Kata atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu athlon yang berlomba atau bertanding. Atletik meliputi nomor perlombaan jalan cepat, lari, lompat dan lempar.

Lari Jarak Pendek ( Sprint )

Menurut Ria Lumintuarso (2004:24) lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 40 Meter sampai dengan jarak 400 Meter. Oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan.

Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap-tahap yaitu : (a) reaksi dan dorongan (reaction dan drive), (b) tahap percepatan (acceleration), (c) tahap tansisi atau perobahan (transition), (d) tahap kecepatan maksimum (speed maximum), (e) tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed) dan (f) finish.

Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan organisme atlet dalam melakukan gerakan-gerakan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya (Suharno HP, 1993:26).

Reaksi (Reaction)

Suharno HP. (1993 : 27) menyebutkan kecepatan reaksi adalah kemempuan organisme atlet untuk menjawab rangsang secepat mungkin dalam mencapai hasil sebaik baiknya.

Power Tungkai

Menurut Yusup Ucup (2000:47) power otot tungkai merupakan kemampuan sekelompok otot tungkai untuk melakukan kerja atau gerak secara eksplosif yang dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi otot.

Panjang Tungkai

Panjang adalah jarak membujur dari ujung ke ujung yaitu dari trokanter mayor sampai dengan maleolus lateral.

Kerangka Pikir

Tujuan utama belajar keterampilan gerak adalah untuk meningkatkan keterampilan gerak yaitu perubahan prilaku yang bersifat psikomotor, perubahan penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga selain perubahan yang sifatnya afektif dan kognitif. Maka dapat diketahui bahwa dalam melakukan lari jarak pendek atau sprint harus mengetahui teknik ataupun gerak dasar yang dapat digunakan dalam berlari sehingga dapat melakukan dengan maksimal akibatnya hasil akan meningkat, selain mengetahui gerak dasar ataupun teknik siswa harus menggunakan kekuatan penuh serta siawa harus mengetahui semua komponen yang memiliki kontribusi

(7)

reaksi, power tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan lari jarak pendek 40 meter. Secara singkat dapat digambarkan kontribusi dari komponen reaksi, power tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan lari jarak pendek 40 meter.

Hipotesis

Pada penelitian experiment ini lari jarak pendek pada siswa kelas VII di SMP Negeri 23 Bandar Lampung hipotesisnya yang dirumuskan yaitu :

1. Reaksi mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013. 2. Power tungkai mempunyai kontribusi

yang signifikan terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013.

3. Panjang tungkai mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013.

4. Reaksi, power tungkai dan panjang tungkai mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013.

III. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian

Metode penelitian adalah adalah suatu cara

berfikir dan berbuat, yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan suatu kegiatan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Suharsimi Arikunto, 1998:131).

Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi reaksi,

power tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter siswa kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013, maka metode dalam penelitian ini adalah diskriptif korelasional, yaitu suatu metode yang digunakan untuk memeperoleh informasi-informasi yang terjadi pada masa sekarang dengan dilihat kontribusi antara tiga gejala variabel atau lebih.

Metode Penelitian dan Objek Penelitian 1. Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari pengertian tersebut populasi penelitian ini adalah merupakan siswa yang tergabung di kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung yang berjenis laki –laki sebanyak 112 siswa.

2. Sampel

Siswa yang mengikuti pembelajaran ini lebih dari 100, maka sampel diambil adalah 25 % dari 112 siswa maka diambillah sampel sebanyak 28 siswa.

3. Identifikasi Variabel a) Variabel bebas :

Kontribusi Reaksi

Kontribusi Power Tungkai Kontribusi Panjang Tungkai b) Variabel terikat :

kecepatan lari 40 meter A. Instrumen Penelitian

1) Tes mengukur reaksi : diukur dengan menggunakan alat ukur Whole body reaction

2) Tes mengukur power tungkai: diukur dengan menggunakan alat ukur vertical jump

3) Tes mengukur panjang tungkai : diukur denganm alat ukur Anthropometer

(8)

4) Tes mengukur kecepatan lari 40 meter: diukur dengan menggunakan stop wacht

Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data dari mengolahdata hasil tes reaksi (X1), power (X2) dan panjang tungkai (X3) terhadap kecepatan lari 40 meter (Y). Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis korelasi ganda ( multiple corelation )

Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji Liliefors Untuk pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji Liliefors. Langkah pengujiannya mengikuti prosedur Sudjana (2006 : 466), jika

L

0< L tabel : normal Uji Liniearitas

Uji Liniearitas adalah uji untuk mengetahui sifat hubungan antara masing-masing veriabel terkait, diuji dengan mengunakan rumus:

Uji Statistik

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi ganda ( multiple corelation ). Untuk mencari besarnya sumbangan ( kontribusi ) antara variabel X dan variabel dengan mengunakan rumus

=

harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil tes dikonsultasikan dengan Tabel r product momentMencari koofisien

determinasinya dengan cara KP= X 100 % persamaan regresi 3

prediktor dengan rumus :

Y = a +

Setelah mencari persamaan 3 prediktor masukan dalam rumus korelasi ganda 3

prediktor dengan rumus

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Untuk memperoleh gambaran tentang penyebaran data meliputi nilai tentang, nilai terendah, nilai rata – rata, nilai simpangan baku, distribusi frekuensi, relative dan diagram batang dari masing – masing variable ! , ! , ! dan Y, dibuat deskriptif data hasil penelitian. Adapun deskripsi data hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Variabel Kemampuan Reaksi

Hasil penelitian menujukkan rentang skor kekuatan reaksi antara 28,67 detik sampai dengan 71,67 detik dengan rerata sebesar 52,2 dan simpangan baku sebesar 8,3.

Hasil uji normalitas menunjukan adanya data variabel ini berdata distribusi normal. Hal ini dikarnakan nilain sign < dari table uji lilifors yaitu 0,0221.

Hasil uji lineritas menunjukan adanya data lineritas sehingga dapat dilanjutkan ke uji korelasi yaitu jika F

xy

r

(

)

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

}

− 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

(9)

= F hitung F tabel, maka artinya data penelitian linier jadi Nilai "#$%&'( 2,697055 "%) )* 5,77

Uji hipotesis menunjukan adanya kontribusi yang sangat signifikan yaitu

#$%&'( 0,89, %+ )* 0,374

hal ini dapat dilihat dari nilai r nya yaitu 0,8285yang didapat dengan dengan koofisien determinasi sehingga meberikan nilai kontribusi sebesar 82,81%

2. Variabel Power Tungkai

Hasil penelitian menunjukkan rentang skor power tungkai antara 33,364 cm sampai dengan 66,306 cm. Dengan rerata sebesar 49,83 dan simpangan baku sebesar 10,52

Hasil uji normalitas menunjukan adanya data variabel ini berdata distribusi normal. Hal ini dikarnakan nilain sign < dari table uji lilifors yaitu 0,157.

Hasil uji lineritas menunjukan adanya data lineritas sehingga dapat dilanjutkan ke uji korelasi yaitu jika F = F hitung F tabel, maka artinya data penelitian linier jadi Nilai "#$%&'( - 51,35 "%) )* 4,25.

Uji hipotesis menunjukan adanya kontribusi yang sangat signifikan yaitu

#$%&'( 0,85, %+ )* 0,374

hal ini dapat dilihat dari nilai r nya yaitu 0,7225 yang didapat dengan dengan koofisien determinasi sehingga meberikan nilai kontribusi sebesar 72,25%

3. Variabel Panjang Tungkai

Hasil penelitian menujukkan rentang sekor panjang tungkai antara 35,558 cm sampai dengan 71,871 cm. Dengan

rerata sebesar 51,81 dan simpangan baku sebesar 11,36.

Hasil uji normalitas menunjukan adanya data variabel ini berdata distribusi normal. Hal ini dikarnakan nilain sign < dari table uji lilifors yaitu 0,0146

Hasil uji lineritas menunjukan adanya data lineritas sehingga dapat dilanjutkan ke uji korelasi yaitu jika F = F hitung F tabel, maka artinya data penelitian linier jadi Nilai "#$%&'( 2,13

"%) )* 2,40

Uji hipotesis menunjukan adanya kontribusi yang sangat signifikan yaitu

#$%&'( 0,87, %+ )* 0,374

hal ini dapat dilihat dari nilai r nya yaitu 0,7569 yang didapat dengan dengan koofisien determinasi sehingga meberikan nilai kontribusi sebesar 75,69%, sedangkan untuk hasil gabungannya 3 variabel terkait terdapat nilai yaitu #$%&'( 0,89,

%+ )* 0,374

hal ini dapat dilihat dari nilai r nya yaitu 0,7921 yang didapat dengan dengan koofisien determinasi sehingga meberikan nilai kontribusi sebesar 79,21%,

4. Hasil penelitian menujukkan rentang sekor kecepatan lari 40 meter antara 35,172 sampai dengan 68,275. Dengan rerata sebesar 50,03 dan simpangan baku sebesar 10,08

PEMBAHASAN

Berdasarkan Penelitian yang yang dilakukan oleh peneliti tentang besarnya konteribusi (sumbangan ) antara reaksi, power tungkai, panjang tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter pada siswa putra

(10)

kelas VII SMP N 23 Bandar Lampung tahun ajaran 2013 menujukkan bahwa adanya kontribusi reaksi yang signifikan power tungkai, panjang tungkai terhadap kecepatan lari 40 meter menujukan adanya hasil yang signifikan, hal ini dikarenakan oleh intensitas latihan yang teratur dan terprogram dilakukan oleh siswa serta, memaksimalkan kesempatan saat latihan yang teratur dan terprogram yang dilakukan di club-club mereka masing- masing, keinginan siswa untuk melakukan gerakan secara benar serta kondisi lapangan cukup memadai.

Pada pengertianyaa reaksi menurut Suharno HP. (1993 : 27) menyebutkan kecepatan reaksi adalah kemampuan organisme atlet untuk menjawab rangsang secepat mungkin dalam mencapai hasil sebaik baiknya. Adapun reaksi memberikan kontribusi yang paling besar hal ini dikarnakan sample masih dalam keadaan normal baik dalam pendengaran atau audio dan visual. Dalam hal ini seorang guru atau pelatih memberikan latihan atau tugas berupa latihan-latihan yang menekankan pada reasksi misalkan dengan pluit, lonceng ataupun tepukan dengan gerakan organ tubuh.

Pada pengertianyaa power atau daya ledak menurut Imam Hidayat

( 1999:205) menyebutkan bahwa daya ledak atau power adalah besarnya kekuatan yang dikeluarkan dengan kecepatan tertentu, sedangkan menurut Yusup Ucup (2000:47) power otot tungkai merupakan kemampuan sekelompok otot tungkai untuk melakukan kerja atau gerak secara eksplosif yang dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Adapun power tungkai memberikan kontribusi yang signifikan, tetapi paling rendah dari variable terikat yang lainya hal ini dikarnakan masih rendah pengetahuan anak tentang fungsi power tungkai dikarnakan dewan guru yang kurang menjelaskan betapa penting power tungkai

untuk lari 40 meter ditambah lagi lingkungan tester yang setiap hari ke sekolah mengunakan motor dan mobil tidak ada anak yang berjalan kaki atau mengunakan sepeda. Dalam hal ini seorang guru atau pelatih memberikan latihan atau tugas berupa latihanpower antara lain kordinasi ABC, pliometrik, naik tangga, beban yang disesuai kan dengan umur. Pada pengertianyaa Panjang tungkai Menurut Sudarminto ( 1992 : 93 )

menyebutkan bahwa panjang tungkai adalah jarak membujur dari ujung ke ujung yautu dari trokanter mayor sampai dengan maleolus lateral. Adapun panjang tungkai memberikan kontribusi yang signifikan, tetapi dalam penelitian ini berada ditengah diantara variable terikat lainya hal ini dikarnakan masih tester atau sampel rata- rata memiki panjang tungakai yang ideal sehingga dapat berpengaruh dalam kecepatan lari 40 meter karena Kecepatan angulernya dibuat konstan maka panjang radius semakin besar dibandingkan kecepatan liniernya, jadi lebih menguntungkan jika seseorang pelari memiliki tungkai yang panjang. Adapun bentuk latian agar meningkatkan panjang tungkai adalah dengan renang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka direkomendasikan bahwa untuk seorang guru yang ingin menjadi pelatih agar dapat memilih atlet dengan postur badan yang ideal artinya dapat dilihat dari panjang tungkai hal ini dikarnakan jika seseorang memiliki panjang tingkai yang ideal maka Kecepatan angulernya dibuat konstan maka panjang radius semakin besar dibandingkan kecepatan liniernya, jadi lebih menguntungkan jika seseorang pelari memiliki tungkai yang panjang, sehingga power tungkai dan reaksi dapat dilatih dengan latihan-latihan yang disebutkan diatas dengan teratur dan terperogram.

(11)

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Reaksi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kecepatan lari 40 meter pada siswa putra SMP N 23 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013.

2. Power tungkai memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kecepatan lari 40 meter pada siswa putra SMP N 23 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013.

3. Panjang tungkai memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kecepatan lari 40 meter pada siswa putra SMP N 23 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013.

4. Reaksi merupakan salah satu variabel terkait yang memberikan kontribusi yang paling signifikan diantara variabel terkait lainya terhadap kecepatan lari 40 meter pada siswa putra SMP N 23 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013.

Saran

1. Bagi mahasiswa Perlu untuk melatih serta

meningkatkan komponen reaksi, power tungkai dan panjang tungkai karena ketiga factor tersebut

mempuyai kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kecepatan berlari sesorang, tentunya tanpa mengabaikan factor – factor lainnya. 2. Bagi Pelatih dan Guru Pendidikan

Jasmani

Dalam usaha meningkatkan hasil latihan yang optimal hendaknya

memperhatikan komponen reaksi, power tungkai dan panjang tungkai dalam penguasaan peningkatan kecepatan berlari sesorang.

3. Bagi Program Study Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi masih ada unsur lain yang

mempengaruhi dalam usaha

peningkatan kecepatan berlari, hal ini dapat diteliti guna mengetahui unsur – unsure lain yang dapat meningkatkan kecepatan berlari yang dapat diteliti mahasiswa lainya.

DAFTAR PUSTAKA Dewey,John 2005. Dasar

Pendidikan.Pendidikan Jasmani:

Bandung. .

Hidayat, Imam.1992. Klasifikasi Otot.Gramedia. Jakarta.

IAAF. 2006. Pengenalan Teori Melatih Atletik. Persatuan Atletik Seluruh Indonesia. Jakarta

IAAF Level 1.2000.Techniques Of

Athleticc And Teachin

Progressions.Jakarta

Lumintuarso, Ria. 2004. Buku Pegangan Pelatih Nomor Sprint. Persatuan Atletik Seluruh Indonesia, Jakarta. Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan

Motorik, Pengantar Teori dan

Metode. Depdikbud Dirjen Dikti

PPLPTK. Jakarta.

Sajoto. M.1995. Perkembangan Motorik. Airlangga. Bandung.

Siedentop. 1991. Olahraga Pilihan Atletik. Depdikbud. Jakarta.

Som Herman H. 1990. Perkembangan Motorik Pada Masa Anak – Anak.

(12)

Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan. Depdiknas. Jakarta.

Sudarminto. 1992. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching.

Depdikbud.Jakarta.

Suegiarto Tjaliek 2009.Anatomi Otot. Tiga Serangkai. Jogjakarta.

Suharno, H.P. 1993. Desain Sumber

Penelitian. Rineka Cipta.

Yogyakarta.

Suharsimi, Arikunto 1998. Prosedur Penelitian. Bina Aksara. Jakarta. Sudjana . 2006. Prosedur Penelitian.

Balai Pustaka. Jakarta

Suparman, Eddy.2008.Pelatihan Untuk Level 1.Internasional Asocepation Atletik Federetion: Jakarta.

Syaripuddin, Aip Dkk, 1992. Atletik, Depdikbud Dirjen Dikti Pembinaan Tenaga Pendidikan. Jakarta.

Universitas Lampung. 2007. Format

Penulisan Karya Ilmiah. Bandar

Lampung.

Yunus Mahmud.1992.Gerak Dasar Sekolah Dasar. Pustaka.Bandung. Yusup Ucup. 2000. Anatomi Fungsional.

Depdiknas. Dirjendikdasmen. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil jadi jilbab pattern shirring seashell yang terbaik antara diameter 6 cm, 7 cm, dan 8 cm pada hasil jadi jilbab menggunakan kain satin yaitu pada diameter 8 cm karena pada

penduduknya. 2) Dalam kondisi panceklik atau kesulitan mendapatkan barang kebutuhan pokok masyarakat. Dimana ada rombongan pedagang masuk dan membawa makanan

Dari Gambar 3 terlihat bahwa berat kering biji 15 sampai 25 HSP untuk ke tiga dosis pupuk P pada varietas Kaba dan Wilis masih relatif rendah dimana bahan kering

Beberapa kultivar kedelai yang ditanam di tanah pasir pantai dengan pemberian bokashi pelepah pisang menunjukkan beragam antar kultivar maupun tanggapannya terhadap takaran

Hasil pemilihan alternatif menunjukkan bahwa strategi yang tepat bagi produk Dadung adalah Strategi Diversifikasi Konsentris dengan nilai bobot sebesar 0.394.. Strategi

Berdasarkan hasil analisis terhadap implementasi dan pengujian sistem Optimasi Portofolio Mean- semivariance Algoritma Genetika Multiobjective NSGA-II dengan metode

[r]