• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Teori Sistem Manajemen Kearsipan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Teori Sistem Manajemen Kearsipan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap kantor pasti memerlukan suatu unit yang mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan administrasi, kegiatan administrasi pada suatu kantor pada dasarnya juga mempunyai suatu hasil seperti unit-unit lainnya. Hasil atau produk dari suatu kantor adalah surat, formulir dan laporan. Pengelolaan surat, formulir dan laporan yang dihasilkan dan diterima oleh suatu kantor pada akhirnya akan berhubungan dengan kearsipan.

Menurut kamus administrasi, kearsipan adalah suatu bentuk pekerjaan tata usaha yang berupa penyusunan dokumen-dokumen secara sistematis sehingga bilamana diperlukan lagi dokumen-dokumen itu dapat ditemukan secara cepat (Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono, 2005:2).

Pengelolaan arsip di Kota Magelang menjadi rujukan studi

banding. Belum lama ini, beberapa anggota DPRD Provinsi Jawa

Tengah berkunjung ke Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi

Kota Magelang. Kedatangan mereka untuk belajar mengenai tata

kelola kearsipan di kota se-juta bunga tersebut. Kami sedang

(2)

sebagai objek studi banding, karena memiliki perda tentang

kearsipan.1

Dalam sebuah kantor arsip diperlukan untuk memberi pelayanan kepada pihak lain dan untuk keperluan informasi intern dalam kantor tersebut. Oleh karena itu arsip sangat berpengaruh pada seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan di segala bidang yang terdapat dalam sebuah kantor. Dalam hal ini, pengelolaan arsip di Kota Magelang patut dijadikan contoh, mengingat cakupan

kearsipan sangat yang luas. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen

kearsipan di Kota Magelang tertata dengan baik dan apik.

Apabila pengelolaan arsip sebuah kantor kurang baik, menemukan informasi yang telah disimpan akan menjadi sulit dan akhirnya menghambat tahapan proses pekerjaan selanjutnya. Mengingat peran arsip sangat penting, maka sebaiknya arsip dikelola

menggunakan sistem pengelolaan arsip yang baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan arsip? 2. Apa saja kegunaan arsip?

3. Apa saja jenis-jenis arsip?

(3)

4. Apa saja peralatan dan perlengkapan kearsipan? 5. Bagaimana sistem penyimpanan arsip?

6. Bagaimana cara penemuan kembali arsip? 7. Apakah arsip dapat dipindahkan?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Diharapkan mahasiswa mengerti makna dari Arsip.

2. Diharapkan mahasiswa menerapkan system kearsipan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Diharapkan mahasiswa semakin peka terhadap pentingnya manajemen arsip.

4. Diharapkan mahasiswa dapat membagikan ilmu yang diketahui kepada sekeliling mereka.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Konseptual

(4)

arsip sebagai warkat itu sendiri. Schollenberg menggunakan istilah

archives sebagai kumpulan warkat itu sendiri, dan archives instution

sebagai gedung arsip atau lembaga kearsipan.2

Kata arsip dalam bahasa Latin disebut felum (bundle) yang artinya tali atau benang. Dan memang pada zaman dahulu tali atau benang ini digunakan untuk mengikat kumpulan warkat/surat. Sehingga arsip-arsip itu mudah digunakan.

Menurut Ensiklopedi Administrasi, arsip adalah:

 Segenap warkat dari suatu organisasi kenegaraan atau badan swasta yang diadakan dalam penyelenggaraan kegiatan. Kegiatan organisasi tersebut dan yang dipandang berharga untuk disimpan secara permanen bagi suatu keperluan.

 Tempat dimana warkat-warkat organisasi disimpan secara tertib. Untuk pengertian yang kedua ini lebih tepat dinyatakan dengan istilah archival intsituation (kantor arsip).

Menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1971, arsip adalah:

a.) Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga negara dan badan-badan pemerintah dalam berbagai corak, baik dalam keadaan tunggal maupun

2 https://dwioktanur20.wordpress.com/2014/02/21/makalah-kearsipan/

(5)

berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan.

b.) Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan swasta/perorangan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) menyatakan bahwa:

Arsip adalah segala kertas, berkas, naskah, foto, film, mikro film, rekaman suara, gambar peta, bagan atau dokumen lain dalam berbagai bentuk dan sifat, atau salinan dengan segala cara pembuatan yang dihasilkan/diterima oleh suatu badan sebagai bukti dari tujuan organisasi, fungsi-fungsi kebijakan, kebijakan, keputusan, prosedur, pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan pemerintah lain atau karena pentingnya informasi yang terkandung di dalamnya.

Menurut Kamus Administrasi Perkantoran oleh The Liang Gie3

(6)

berencana dan teratur, mempunyai sesuatu kegunaan, dan dapat ditemukan kembali secara tepat.

Setelah mempelajari arsip menurut kata, asal usul dari beberapa sumber diatas, maka dapat disimpulkan bahwa arsip adalah kumpulan data/warkat/surat/naskah berupa kertas, berkas, foto, film, mikro film, rekaman suara, gambar peta,bagan atau dokumen lain dalam segala bentuk dan sifatnya yang dibuat atau diterima oleh lembaga pemerintah/swasta/perorangan yang mempunyai kegunaan yang disusun menurut sistem tertentu untuk mempermudah dalam penyimpanan dan penemuan kembali dengan cepat dan tepat.

2.2 Penelitian yang Relevan

Archival research is a type of primary research which involves

seeking out and extracting evidence from original archival records.

Archival research can be contrasted with (1) secondary research

(undertaken in a library or online), which involves identifying and

consulting secondary sources relating to the topic of enquiry; and (2)

with other types of primary research and empirical investigation.

Archival research is generally more complex and

time-consuming than library and internet research, presenting challenges in

identifying, locating and interpreting relevant documents. Archival

(7)

travel to reach them. Some finding aids to archival online documents,

but many more are not, and some records lack any kind of finding aid

at all. Although most archive repositories welcome researchers, and

professional staff tasked with assisting them, the sheer quantity of

records means that finding aids may be of only limited usefulness: the

researcher will need to hunt through large quantities of documents in

search of material relevant to his or her particular enquiry. Some

records may be closed to public for reasons of confidentiality; and

others may be written in archaic handwriting, in ancient or foreign

languages, or in technical terminology. Archival documents were

generally created for immediate practical or administrative purposes,

not for the benefit of future researchers, and additional contextual

research may be necessary to make sense of them.

Archival research lies at the heart of most academic and other

forms of original historical research; but it’s frequently also undertaken

(in conjunction with parallel research methodologies) in other

disciplines (the humanities and social sciences, including literary studies, archaeology, sociology, human geography, anthropology, and

psychology). It also be important in other non-academic types of enquiry, such as the tracing of birth families by adoptees, and criminal

investigations.4

(8)

Penelitian arsip merupakan jenis penelitian utama yang melibatkan mencari dan penggalian bukti dari catatan arsip asli. Penelitian arsip dapat dibandingkan dengan (1) penelitian sekunder (dilakukan di perpustakaan atau online), yang melibatkan identifikasi dan konsultasi sumber-sumber sekunder yang berkaitan dengan topik penyelidikan; dan (2) dengan jenis penelitian primer dan investigasi empiris.

(9)

langsung, bukan untuk kepentingan peneliti di masa depan, dan penelitian kontekstual tambahan mungkin diperlukan untuk memahami mereka.

Penelitian arsip sebagian besar terletak di jantung akademik penelitian sejarah; tapi sering dilakukan (dalam hubungannya dengan metodologi penelitian paralel) dalam disiplin lain (humaniora dan ilmu sosial, termasuk studi sastra, arkeologi, sosiologi, geografi manusia, antropologi, dan psikologi). Hal ini juga penting dalam penyelidikan bidang non-akademik lainnya, seperti penelusuran keluarga, adopsi, dan investigasi kriminal.

2.3 Pembahasan

2.3.1 Pengertian Arsip

Ditinjau dari segi bahasa, istilah arsip berasal dari bahasan Yunani yaitu dari kata arche, kemudian berubah menjadi archea

dan selanjutnya mengalami perubahan lagi menjadi archeon. Arche

artinya permulaan dan berarti juga jabatan atau fungsi/kekuasaan peradilan. Sedangkan archea artinya dokumen atau catatan mengenai permasalahan, dan archeon berarti Balai Kota.5

Penjelasan di atas ditegaskan lagi oleh Sri Endang R. menyatakan bahwa kata arsip berasal dari:

(10)

Bahasa Yunani archium Peti untuk menyimpan sesuatu Bahasa Latin felum (bundle) Tali dan benang

Bahasa Inggris archieve berbagai bentuk media sesuai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga Negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Arsip adalah suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar sertiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali.

Pengertian arsip menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1971 tentang Ketentuan Pokok Kearsipan pada Bab I Pasal I:6

1. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga negara badan pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan.

(11)

2. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan atau perorangan dalam bantuk sorak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arsip adalah setiap catatan yang tertulis, tercetak atau ketikan, dalam bentuk huruf, angka atau gambar, yang mempunyai arti atau tujuan tertentu sebagai bahan komunikasi informasi, yang terekam pada kertas (kartu, formulir), kertas film (film-strip, mikro film), media komputer (piringan, rekaman, disket), kertas fotokopi, dll.

2.3.2 Guna Arsip

Arsip mempunyai peran yang sangat penting bagi sebuah kantor, maka keberadaan arsip perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga keberadaan arsip pada sebuah kantor benar-benar menunjukkan peran yang sesuai dan dapat mendukung penyelesaian pekerjaan yang dilakukan semua personil dalam kantor tersebut.

Menurut Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono ada beberapa kegunaan arsip, antara lain:7

1. Arsip sebagai sumber ingatan atau memori

(12)

Arsip yang disimpan merupakan bank data yang dapat dijadikan pencarian informasi apabila diperlukan. Dengan demikian kita bisa mengingat atau menemukan kembali informasi-informasi yang terekam adalam arsip tersebut.

2. Arsip sebgai bahan pengambil keputusan

Pihak manajemen dalam kegiatannya tentunya memerlukan berbagai data atau informasi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Data dan informasi tersebut dapat ditemukan dalam arsip yang disimpan dalam berbagai media elektronik maupun non elektronik.

3. Arsip sebgai bukti legalitas

Arsip yang dimiliki organisasi memiliki fungsi sebagai pendukung legalitas atau bukti-bukti apabila diperlukan.

4. Arsip sebagai rujukan historis

Arsip merekam informasi masa lalu dan menyediakan informasi untuk masa yang akan dating. Sehingga arsip dapat digunakan sebgai alat untuk mengetahui perkembangan sejarah dinamika kegiatan organisasi.

(13)

2.3.3 Jenis Arsip

Sri Endang R. mengemukakan bahwa lima jenis arsip, yaitu:8

1. Arsip berdasarkan bentuk fisiknya, dibagi atas:

 Arsip yang berbentuk lembaran

 Arsip yang tidak berbentuk lembaran

2. Jenis arsip berdasarkan masalahnya, terbagi atas:

Financial record, yaitu arsip-arsip yang berisi catatan-catatan mengenai masalah keuangan

Inventory record, yaitu arsip-arsip yang berhubungan dengan masalah inventaris

Personal record, yaitu arsip-arsip yang berhubungan dengan kepegawaian

Sales record, yaitu arsip-arsip yang berhubungan dengan masalah penjualan

Production record, yaitu arsip-arsip yang berhubungan dengan masalah produksi

3. Jenis arsip berdasarkan pemiliknya, dibagi atas:

 Lembaga pemerintahan, misalnya, arsip nasional negara (Arsip Nasional Republik Indonesia) dan arsip nasional di setiap ibu kota Daerah Tingkat I (arsip Nasional Daerah)

 Instansi Pemerintah/swasta

4. Jenis arsip berdasarkan sifatnya, dibagi atas:

(14)

 Arsip tidak penting, yaitu arsip yang hanya mempunyai kegunaan informasi

 Arsip biasa, yaitu yang semula penting, akhirnya tidak berguna lagi pada saat arsip yang diinformasikan berlalu

 Arsip penting, yaitu arsip yang ada hubungannya dengan masa lalu dan masa yang akan dating, sehingga perlu disimpan dalam waktu yang lama

 Arsip sangat penting (vital), yaitu arsip yang dapat dijadikan alat pengingat selama-lamanya

 Arsip rahasia, yaitu arsip yang isinya hanya boleh diketahui oleh orang tertentu dalam suatu organisasi 5. Jenis arsip berdasarkan fungsinya, dibagi atas:

 Arsip dinamis, yaitu arsip yang digunakan secara langsung dalam perencanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya, atau dalam penyelenggaraan administrasi Negara. Arsip dinamis dibedakan sebagai berikut.

1) Arsip aktif, yaitu arsip yang dipergunakan secara terus menerus dalam kegiatan kantor,

(15)

3) Arsip inaktif, yaitu arsip dinamis yang sudah sangat jarang digunakan,

 Arsip statis, yaitu arsip yang tidak digunakan secara langsung dalam perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya, atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi Negara.

2.3.4 Peralatan dan Perlengkapan Kearsipan

Ignasius Wursanto mengemukakan bahwa dalam melakukan penataan terhadap arsip diperlukan peralatan dan perlengkapan kearsipan. Peralatan dan perlengkapan itu adalah sebagai berikut:9

1. Map, lipatan kertas atau karton/manila yang dipergunakan untuk menyimpan arsip.

2. Folder, lipatan kertas tebal/karton manila berbentuk segi empat panjang untuk menyimpan/menempatkan arsip atau sekelompok arsip di dalam file/filling cabinet. Folder memiliki tab untuk tempat kode dan indeks, letak tab tergantung pada sistem penataan yang digunakan apakah vertikal atau horizontal.

3. Guide, lembaran kertas tebal/karton/manila yang dipergunakan sebagai penunjuk atau sekat pemisah dalam penyimpanan arsip.

(16)

4. Filling cabinet, perabot kantor yang berbentuk segi empat panjang yang diletakkan secara vertikal dipergunakan untuk menyimpan berkas-berkas atau arsip. Pada umumnya filling cabinet mempunyai dua samapi lima laci.

5. Almari arsip, suatu perabot kantor yang dipergunakan untuk menyimpan berkas-berkas atau arsip.

6. Rak arsip, sejenis almarai tidak berpintu yang digunakan untuk menaruh atau menyimpan berkas atau arsip.

7. Rotary, alat penyimpan arsip yang dapat digerakkan berputar sehingga penempatan dan penemuan tidak memakan tenaga. 8. Cardex (card index), alat yang dipergunakan untuk menyimpan

warkat-warkat, arsip (kartu-kartu) dengan mempergunakan laci-laci yang dapat ditarik keluar memanjang. Biasanya digunakan untuk menyimpan kartu kendali.

2.3.5 Sistem Penyimpanan Arsip

Pada dasarnya, penyimpanan arsip dilakukan dengan menggunakan cara tertentu secara sistematis yang dimaksudkan untuk membantu dan mempermudah kita dalam penyimpanan dan penemuan kembali arsip tersebut. Meteode penyimpanan tersebut sering disebut sistem penyimpanan arsip (filling system).

Sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip terdiri atas:10

(17)

1. Sistem Abjad (Alphabetical Filling System)

Sistem penerimaan, penyusunan, penyimpanan, penggunaan, pemeliharaan, dan penemuan kembali warkat menggunakan petunjuk abjad. Warkat yang akan disimpan dikelola berdasarkan nama orang atau organisasi.

2. Sistem Masalah/Perihal/Pokok Soal (Subject Filling System) Salah satu sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan kepada isi dari dokumen itu. Isi dokumen sring disebut perihal, pokok masalah, permasalahan, pokok surat atau subjek.

3. Sistem Nomor (Numerical Filling System)

Salah satu sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang disusun dengan menggunakan kode/nomor. 4. Sistem Tanggal/Urutan Waktu (Chronological Filling Sytem)

Sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip berdasarkan tanggal, bulan, tahun. Dalam sistem ini yang dijadikan kode penyimpanan dan penemuan kembali arsip adalah tanggal, bulan atau tahun pemubatan yang tercantum dalam arsip itu sendiri.

5. Sistem Wilayah/Regional/Daerah (Geographical Filling System)

(18)

berdasarkan wilayah dari pengirim surat atau wilayah yang dkirim surat.

2.3.6 Penemuan Kembali Arsip

Penemuan kembali arsip dapat dilakukan baik secara manual ataupun secara mekanik. Penemuan kembali secara manual berarti penemuan kembali dilakukan melalui kemampuan manusia tanpa menggunakan tenaga mesin.Sedangkan penemuan kembali dengan mekanik lebih banyak untuk menunjukkan lokasi penyimpanan arsip melalui sarana elektronik (komputer).11

Arsip tidak boleh disimpan sembarangan, harus disimpan menggunakan sistem pengelolaan arsip yang baik dan benar sehingga arsip tersebut dapat dengan mudah ditemukan kembali dengan cepat, tepat pada waktu dibutuhkan. Agar penemuan kembali arsip dapat terlaksana dengan baik, perlu memperhatikan beberapa syarat:

1. Kebutuhan pemakai arsip atau surat harus diteliti dahulu dan sistemnya harus mudah diingat.

2. Harus di dasarkan atas kegiatan nyata instansi yang bersangkutan, maka disusun kata tangkap atau indeks sebagai tanda pengenal. 3. Sistem penemuan kembali arsip harus logis, konsisten dan mudah

diingat, serta didukung oleh peralatan dan perlengkapan.

(19)

4. Sistem penemuan harus didukung oleh personil yang terlatih dan harus mempunyai daya tangkap yang tinggi, cepat, tekun, suka bekerja, senang bekerja secara detail tentang informasi. Beberapa faktor penunjang perlu diperhatikan atau dipenuhi dalam rangka memudahkan dalam penemuan arsip adalah sebagai berikut.

1. Melakukan kegiatan menghimpun, mengklasifikasi, menyusun, menyimpan dan memlihara arsip berdasarkan sistem yang berlaku baik arsip kedinasan ataupun arsip pribadi pimpinan. 2. Dalam menciptakan suatu sistem penyimpanan arsip yang baik

hendaknya memperhatikan faktor-faktor penunjang, antara lain: a. Kesedrahanan. Sistem penyimpanan yang dipilih harus

mudah, supaya bukan hanya dimengerti oleh satu orang saja, melainkan juga dapat dimengerti pegawai lain.

b. Ketepatan menyimpan arsip. Berdasarkan sistem yang digunakan, harus memungkinkan penemuan kembali arsip dengan cepat dan tepat.

c. Memenuhi persyaratan ekonomis. Harus memanfaatkan ruangan, tempat, peralatan yang ada serta biaya yang tersedia.

(20)

e. Penempatan arsip. Hendaknya pada tempat yang strategis, mudah dicapai oleh semua unit.

f. Sistem yang digunakan harus fleksibel. Harus memberikan kemugkinan adanya perubahan-perubahan dalam rangka penyempurnaan efisiensi kerja.

g. Memahami pengetahuan di bidang kearsipan.

3. Unit arsip perlu menyelenggarakan penggandaan dan melayani peminjaman arsip dengan sebaik-baiknya.

4. Mencatat dan menyimpan pidato serta peristiwa yang terjadi setiap hari, lengkap dengan tanggal kejadiannya, agar dapat dijadikan alat bantu untuk menemukan atau mempertimbangkan kembali bila sewaktu-waktu diperlukan.

5. Mengadakan pengontrolan arsip secara berkala agar dapat memahami seluruh media informasi yang ada dan mengajukan saran untuk mengadakan penyusutan/pemusnahan bila perlu.

2.3.7 Pemindahan Arsip

(21)

pelaksanaan pekerjaan sehari-hari dapat dipergunakan untuk menyimpan arsip-arsip baru.

2.3.8 Pemusnahan Arsip

Pemusnahan arsip adalah tindakan/kegiatan menghancurkan secara fisik arsip yang sudah berakhir fungsinya, serta yang tidak memiliki nilai guna. Penghancuran tersebut harus dilakukan secara total, yaitu dengan cara dibakar habis, dicacah atau dengan cara lain sehingga tidak lagi dikenal baik isi maupun bentuknya.

Arsip-arsip yang sudah tidak berguna lagi, perlu dimusnahkan untuk memungkinan tersedianya tempat penyimpan dan pemeliharaan yang lebih baik terhadap arsip-arsip yang mempunyai nilai guna.

Menurut zulkifli Amsyah pemusnahan arsip dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:12

1. Pembakaran. Pemusnahan arsip dengan cara ini cukup mudah, tetapi memakan waktu cukup lama. Oleh karena itu pembakaran bisa dilakukan jika jumlah arsip yang dimusnahkan tidak banyak. 2. Pencacahan. Pemusnahan arsip dengan cara ini dilakukan secara

bertahap, artinya tidak harus selesai pada saat itu, melainkan dapat dilakukan secara rutin tidak perlu waktu khusus dan sebaiknya mempunyai mesin pencacah kertas.

(22)

3. Penghancuran. Pemusnahan arsip dengan cara ini adalah dengan menuangkan bahan kimia di atas tumpukan arsip. Cara ini cukup berbahaya karena bahan kima yang digunakan dapt melukai pericikannya mengenai badan.

Sedangkan prosedur pemusnahan arsip pada umumnya terdiri dari seleksi, pembuatan berita acara pemusnahan dan pelaksanaan pemusnahan arsip dengan saksi-saksi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(23)

Arsip mempunyai peranan yang sangat penting bagi sebuah kantor, maka keberadaan arsip perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga keberadaan arsip pada sebuah kantor benar-benar menunjukakkan peran yang sesuai dan dapat mendukung penyelesaian pekerjaan yang dilakukan semua personil dalam kantor tersebut.

Tidak semua arsip mempunyai kegunaan yang sama, setiap arsip punya kegunaan yang berbeda-beda. Sedangkan prosedur pemusnahan arsip pada umumnya terdiri dari seleksi, pembuatan berita acara pemusnahan dan pelaksanaan pemusnahan arsip dengan saksi-saksi.

3.2 Saran

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Amsyah, Zulkifli. 2003. Manajemen Kearsipan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gie, The Liang. 1996. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty.

R., Sri Endang, dkk. 2009. Modul Mengelola dan Menjaga Sistem Kearsipan. Jakarta: Erlangga.

Sedarmayanti. 2003. Tata Kearsipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern. Bandung: Mandar Maju.

Sugiarto, Agus dan Teguh Wahyono. 2005. Manajemen Kearsipan Modern. Yogyakarta: Gava Media.

(25)

Wursanto, Ignasius. 1989. Kearsipan I. Yogyakarta: Kanisius.

Yufid, Kamus Besar Bahasa Indonesia offline (aplikasi), Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Indonesia.

http://www.radarjogja.co.id/blog/2015/04/07/anggota-dewan-kunjungi-kantor-perpustakaan/ (diakses tanggal 8 April pukul 16.40).

https://endangsuciharti.wordpress.com/2012/03/04/5-sistem-kearsipan/ (diakses tanggal 27 Maret 2015 pukul 10.26).

http://en.wikipedia.org/wiki/Archival_ research (diakses tanggal 27 Maret 2015 pukul 10.13).

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel diagnostic reading model konkruen diatas dapat dijelaskan bahwa pada proses input berupa kondisi lingkungan yang nyaman untuk menyimpan arsip secara tradisional/

Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa etnis atau suku merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat membedakan kesatuan berdasarkan persamaan asal-usul seseorang

Penciptaan arsip yang berupa surat keluar di UPT BPPH-BPPT Surabaya ini senada dengan hasil penelitian Rahmi 2012:8 bahwa penciptaan naskah dinas dimulai dari pembuatan draft atau