48
A. Bagan Alir Penelitian
Tahap penelitian analisis kerusakan jalan pada perkerasan lentur dengan metode Pavement Condition Index (PCI) harus sesuai dengan teori dan prosedur analisa. Pada tahapan survey ketelitian sangat diperlukan untuk menentukan jenis kerusakan dan tingkatan kerusakan dengan benar. Tahap penelitian dapat dilihat pada bagan alir berikut ini :
Mulai Identifikasi Masalah Studi pustaka Metode penelitian Orientasi lapangan Persiapan Pengambilan data A
A Hasil Pembahasan Kesimpulan dan Saran Selesai
Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian Data Primer :
1. Dimensi jalan
2. Jenis kerusakan jalan 3. Dimensi kerusakan 4. Data kerusakan jalan
metode pci 5. Pengambilan data kecepatan Data sekunder : 1. Geometrik jalan 2. Jenis jalan Analisis Data 1. Penilaian Kondisi Jalan 2. Perhitungan Kecepatan Kendaraan 3. Pemeliharaan dan Rehabilitasi
Penelitian ini dilakukan di jalan Turi-Sleman, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Yogyakarta sepanjang 5 km yang dimulai dari STA 28+800 s/d 33+800. Terdapat cukup banyak kerusakan pada ruas jalan tersebut yang diakibatkan oleh kendaraan berat yang melintas, sehingga perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui kondisi perkerasan jalan guna mengetahui metode perbaikan yang sesuai.
Gambar 4.2 Peta lokasi penelitian Sumber : Google Maps
B. Tahap Persiapan
Tahap persiapan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menyusun rencana secara efisien, baik dari segi waktu dan pelaksanaan pekerjaan survei. Pada tahap ini dilakukan juga orientasi lapangan yang berguna untuk mengetahui kondisi lapangan untuk selanjutnya dapat dilakukan estimasi waktu pelaksanaan dan merumuskan masalah yang ada dilapangan.Tahap persiapan ini meliputi :
1. Studi pustaka terhadap materi untuk proses evaluasi dan perencanaan. 2. Pendataan instansi dan institusi yang dapat dijadikan sumber data. 3. Menentukan kebutuhan data dan lokasi penelitian.
4. Pengambilan data lapangan, dengan acuan dari teori yang sudah ada serta masukan- masukan dari dosen pembimbing.
C. Alat dan Bahan Survey Alat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam survey :
a. Alat tulis, berupa ballpoint, pensil, formulir survey dan lain-lain yang digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang ditemukan dilapangan. b. Roll meter, digunakan untuk mengukur dimensi kerusakan dan untuk
mengukur dimensi penampang jalan.
c. Kamera poket, digunakan untuk kebutuhan dokumentasi selama penelitian.
d. Cat semprot, digunakan untuk memberi tanda pada jarak tertentu untuk mempermudah pelaksanaan survey.
e. Stopwatch, untuk menghitung kecepatan kendaraan. f. Sepeda motor, untuk kebutuhan mobilisasi surveyor.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dan dan data sekunder yang dijadikan sebagai bahan penelitian. Data primer dan sekunder yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dibutuhkan dari pengamatan dan survey lapangan. Dengan bantuan alat tulis, meteran, formulir survey, dan kamera. Adapun data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
a.Data geometrik Jalan Turi – Sleman, Sleman, D.I Yogyakarta b. Dimensi kerusakan jalan dan jenis kerusakan
c. Data kecepatan kendaraan d. Data hasil survey lapangan
e.Pencatatan lokasi adanya kerusakan. 2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait, berikut adalah data yang diperlukan :
a.Peta ruas Jalan Turi – Sleman, Sleman, D.I Yogyakarta. b.Data strruktur perkerasan yang ada.
E. Analisis Data
Analisis perhitungan data sesuai dengan rumusan, diuraikan sebagai berikut : 1. Penilaian Kondisi Jalan
Penilaian kondisi jalan sesuai dengan metode Pavement Condition Index (PCI)
a. Pengukuran kuantitas jenis kerusakan jalan.
b. Menentukan tingkat kerusakan jalan, yaitu rendah (low), sedang (medium), dan tinggi (high) menggunakan Grafik 3.1 sampai 3.19
c. Menentukan kadar kerusakan(density) menggunakan persamaan (3.1) (3.2 ) dan (3.3)
d. Menentukan nilai pengurang (deduct value), sesui dengan pembacaan kurva DV.
e. Menentukan total deduct value (TDV).
f. Menentukan corrected deduct value (CDV) sesuai dengan pembacaan grafik hubungan TDV dan CDV menggunakan Grafik 3.20.
g. Menentukan nilai PCI.
h. Menentukan nilai PCI Keseluruhan. 2. Perhitungan Kecepatan
a. Pengambilan data kecepatan menggunakan metode spot speed
b. Perhitungan kecepatan menggunakan persamaan (3.6),(3.7) dan (3.8) 3. Pemeliharaan dan Rehabilitas
Urutan Perhitungan dan pekerjaan diuraikan menurut Standar Bina Marga Tahun 1992 adalah sebagai berikut :
a. P1 (penebaran pasir)
b. P2 (laburan aspal setempat) c. P3 (melapisi retakan) d. P4 (mengisi retakan ) e. P5 (penambalan lubang) f. P6 (perataan)
F. Alur Penelitian Mulai
Survei Lapangan
Identifikasi Kerusakan Retak Kulit Buaya
Kegemukan Retak Kotak-kotak Cekungan Keriting Amblas Retak Pinggir Retak Sambung
Pinggiran Jalan Turun Vertikal Retak Memanjang / Melintang
Tambalan
Pengausan Agregat Lubang
Rusak Perpotongan Rel Alur Sungkur Patah Slip Mengembang Jembul Pelepasan Butiran 1. Analisis Data Density Deduct Value (DV)
Corrected Deduct Value (CDV) Total Deduct Value (TDV) Pavement Condition Index ( PCI)
A
Hasil Analisa
Penanganan
Selesai
Gambar 4.3 Bagan Alir Analisis data 1. Survey Lapangan
Survey pengambilan data lapangan untuk mengetahui kondisi perkerasan jalan menggunakan metode PCI (pavement condition index). Pengambilan data yang dilakukan meliputi :
a. Menentukan ruas jalan yang akan ditinjau.
b. Menentukan panjang jalan (dalam penelitian ini 5 km). c. Menentukan jenis kerusakan.
d. Mengukur jenis kerusakan (panjang, lebar dan kedalaman)
Formulir survey pengambilan data kerusakan jalan adalah sebagai berikut : 2. Perhitungan Kecepatan
a. Analisis kecepatan menggunakan metode Spot Speed pada ruas jalan dengan nilai PCI terendah dan tertinggi
b. Penjang satu segmen 100 meter 3. Pemeliharaan dan Rehabilitasi
a. Perbaikan menggunakan metode Bina Marga Tahun 1995
Tabel 4.1 Formulir Survey Kerusakan Jalan
Sumber : Shanin M.Y, Army Corp of Engineers USA 1995 2. Tinjauan Kerusakan
Pengukuran jenis kerusakan diambil dari setiap segmen kerusakan pada ruas jalan yang sudah ditentukan. Setiap kerusakan diukur berdasarakan tingkat kerusakan, yaitu rendah (low), sedang(medium) dan tinggi (hard). Data yang sudah didapatkan kemudian dimasukkan kedalam formulir survey seperti pada tabel 4.1.
a. Jenis kerusakan jalan dalam meter persegi (𝒎𝟐) 1) Retak kulit buaya (alligator cracking)
2) Kegemukan (bleeding)
3) Retak kotak-kkotak (block cracking) 4) Keriting (corrugation)
5) Amblas (Depression)
6) Perpotongan rel (railroad Crossing) 7) Alur (rutting)
9) Patah slip (slippage cracking) 10)Mengembang jembul (swell)
11)Pelepasan butiran (weathering / Raveling) b. Jenis kerusakan dalam satuan panjang (m)
1) Cekungan (bump and sags) 2) Retak pinggir (edge cracking)
3) Retak sambung (joint reflect cracking)
4) Pinggir jalan turun vertikal (line/shoulder dropp off)
5) Retak memanjang atau melintang (longitudinal and tranverse cracking)
6) Tambalan (patching and utilitu cut pacthing) 7) Pengausan agregat (polished agregat)
c. Jenis kerusakan dalam satuan jumlah (count) 1) Lubang jalan (pathhole)
3. Analisis Data
a. Density (Kadar Kerusakan)
Kadar kerusakan adalah persentase luasan atau panjang total jenis kerusakan terhadap total luasan atau panjang ruas jalan yang dilakukan penelitian. Nilai density dibedakan berdasarkan tingkat kerusakannya, dan untuk mendapatkan nilai density dapat dilihat pada persamaan (3.1), (3.2) dan (3.3)
b. Deduct Value ( nilai pengurangan)
Nilai pengurang adalah suatu nilai pengurang untuk setiap kerusakan, nilai ini diperoleh dari kurva hubungan antara density dan deduct value. Nilai density ini dibedakan dari tingkat kerusakannya.
c. Total Deduct Value ( TDV)
Nilai pengurang total atau TDV adalah jumlah total dari niali pengurang (deduct value ) pada masing-masing segmen sampel.
d. Corrected Deduct Value (CDV)
Nilai CDV diperoleh dari kurva hubungan antara nilai TDV dan nilai DV
e. Klasifikasi Kualitas Perkerasan
Setelah nilai CDV diperoleh, maka selanjutnya mencari nilai PCI pada setiap sampel.
4. Analisa hasil keputusan metode yang digunakan
Dari nilai PCI masing-masing unit penelitian dapat diketahui kualitas lapis perkerasan untuk tiap segmen berdaraskan kondisi tertentu yaitu sempurna (excellent), sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair), jelek (poor), sangat jelek (very poor), dan gagal (faield).
5. Analisa kecepatan kendaraan
Setelah diketahui nilai PCI tiap segemen, diambil sampel dengan nilai PCI terendah dan tertinggi untuk dilakukan pengukuran kecepatan kendaraan pada segemen tersebut dengan menggunakan metode spot speed.
6. Menentukan Jenis Penanganan
Setelah nilai kondisi perkerasan diketahui dari hasil perhitungan dengan metode PCI, maka selanjutnya adalah menentukan penanganan dan pemeliharaan sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Bina Marga, penanganan yang disarankan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan peraturan Bina Marga Tahun 1995.