• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

 Perekonomian Riau tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 652,39 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp102,83 juta atau US$7,686.96.

 Ekonomi Riau tahun 2015 tumbuh 0,22 persen melambat dibanding tahun 2014 sebesar 2,70 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,14 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 5,95 persen.

Ekonomi Riau triwulan IV-2015 bila dibandingkan triwulan IV-2014 (y-on-y) tumbuh sebesar 4,45 persen mengalami percepatan bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,39 persen.  Ekonomi Riau triwulan IV-2015 mengalami pertumbuhan 1,99 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya

(q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh 8,06 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh komponen konsumsi pemerintah tumbuh 19,90 persen.  Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 didorong oleh aktivitas perekonomian di Pulau

Jawa yang tumbuh 5,45 persen dan Pulau Sumatera sebesar 3,54 persen.

Grafik 1. Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa Lapangan Usaha 2015

No. 10/02/14/Th. XVII, 5 Februari 2016

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

R

IAU

T

AHUN

2015

EKONOMI

RIAU

TAHUN

2015

TUMBUH

0,22

PERSEN

MELAMBAT

SEJAK

LIMA

TAHUN

TERAKHIR

A.

PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015 (c-to-c)

Perekonomian Riau tahun 2015 tumbuh sebesar 0,22 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha, kecuali pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian yang mengalami kontraksi 6,91 persen. Jasa Lainnya merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,14 persen, diikuti oleh Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,94 persen dan Real Estate sebesar 8,34 persen.

(2)

Struktur perekonomian Riau menurut lapangan usaha tahun 2015 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Pertambangan dan Penggalian (30,63 persen); Industri Pengolahan (23,87 persen) dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (22,33 persen).

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2015, Industri Pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,99 persen, diikuti Konstruksi sebesar 0,46 persen; Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,14 persen; dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 0,08 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2015 Terhadap Triwulan IV-2014 (y-on-y)

Pada triwulan IV-2015 Ekonomi Riau tumbuh 4,45 persen bila dibandingkan triwulan IV-2014 (y-on-y). Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha, kecuali pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian dan Jasa Keuangan. Jasa Lainnya merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 11,24 persen, diikuti Real Estate sebesar 9,98 persen dan Industri Pengolahan sebesar 9,58 persen.

Struktur perekonomian Riau pada triwulan IV-2015 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Pertambangan dan Penggalian (29,86 persen); Industri Pengolahan (24,18 persen) dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (22,46 persen) .

Sumber utama pertumbuhan ekonomi Riau Triwulan IV-2015 adalah Industri Pengolahan sebesar 2,62 persen, diikuti Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 1,94 persen; dan Konstruksi sebesar 0,58 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2015 Terhadap Triwulan III-2015 (q-to-q)

Ekonomi Riau triwulan IV-2015 tumbuh 1,99 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 8,06 persen; Konstruksi sebesar 4,86 persen; dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 4,66 persen.

Grafik 3. Pertumbuhan PDB q to q Menurut Lapangan Usaha Grafik 2. Sumber Pertumbuhan PDB

(3)

Grafik 5. Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran

B.

PDB MENURUT PENGELUARAN

Pertumbuhan Kumulatif Triwulan IV-2015 (c-to-c)

0,29 5,56 4,06 0,45 34,21 30,36 0 5 10 15 20 25 30 35 LNPRT PKRT PMTB % Pertumb Distri

Dari sisi pengeluaran, Pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2015 sebesar 0,22 persen, didukung oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT), Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). PKRT merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 5,95 persen, diikuti oleh PMTB sebesar 4,06 persen, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 3,75 persen, dan LNPRT sebesar 0,29 persen.

Struktur Ekonomi Riau tahun 2015 menurut pengeluaran didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (34,21 persen), diikuti Ekspor Barang dan Jasa (32,50 persen) dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (30,36 persen).

-1,85 0,9 -2,82 1,47 0,53 1,17 1,95 2,19 1,87 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 2013 2014 2015 % 1,57 3,62 0,22 Lainnya PMTB PKRT

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2015, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,87 persen, diikuti PMTB sebesar 1,17 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2015 Terhadap Triwulan IV-2014 (y-on-y)

Pertumbuhan PDRB menurut pengeluaran Triwulan IV-2015 dibandingkan dengan Triwulan IV-2014 (y-on-y) mencapai 4,45 persen. Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian pertumbuhan y-on-y triwulan sebelumnya (-1,38 persen) namun lebih rendah dibandingkan capaian triwulan yang sama tahun sebelumnya (5,35 persen). Penyebabnya adalah

Grafik 4. Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa Komponen 2015

(4)

Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang tumbuh melemah dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Struktur PDRB Riau menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang mencakup lebih dari sepertiga PDRB Riau. Komponen lainnya yang memiliki peranan besar terhadap PDB secara berturut-turut adalah Ekspor Barang dan Jasa, Pembentukan Modal Tetap Bruto, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, dan Impor Barang dan Jasa, sedangkan Pengeluaran Konsumsi LNPRT relatif kecil.

Dibandingkan dengan struktur PDRB menurut Pengeluaran pada triwulan III-2015, peranan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga menurun yaitu dari 34,04 persen pada triwulan III-2015 menjadi 33,80 persen pada triwulan IV-III-2015. Komponen pengeluaran lain yang menurun adalah Ekspor Barang dan Jasa dari 33,16 persen di Triwulan III-2015 menjadi 32,57 persen pada triwulan IV-2015, dan Impor Barang dan Jasa pada triwulan ini turun dari 3,97 persen menjadi 3,51 persen. Komponen lain yang perannya meningkat adalah Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan Pembentukan Modal Tetap Bruto.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2015 Terhadap Triwulan III-2015 (q-to-q)

-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10% PKRT PDRB

Ekonomi Riau triwulan IV-2015 tumbuh 1,99 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Hal ini disebabkan oleh kenaikan Konsumsi Pemerintah sebesar 19,90 persen serta Ekspor barang dan Jasa sebesar 11,58 persen yang disertai dengan peningkatan Impor Barang dan Jasa sebesar 3,89 persen. Komponen PMTB meningkat sebesar 3,47 persen dan komponen LNPRT meningkat sebesar 3,07 persen, sementara Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga menunjukkan perlambatan dibanding triwulan sebelumnya.

C.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi se Sumatera tahun 2015 terjadi di hampir seluruh Provinsi. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Provinsi Kepulauan Riau sebesar 6,02 persen. Provinsi yang memiliki pertumbuhan dibawah pertumbuhan ekonomi se Sumatera adalah, Riau dan Aceh.

Grafik 6. Pertumbuhan PDRB q to q Beberapa Komponen

(5)

Grafik 7. Laju Pertumbuhan PDRB Se Sumatera 2015 6, 02 0,22 -0, 72 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 K ep ula ua n Riau S um at ra B ar at B en gku lu La m pu ng S um at ra Utar a S um at ra S ela ta n Jamb i K ep . B an gka B elitu ng Ria u A ceh

Struktur perekonomian tahun 2015 secara spasial didominasi oleh

P

ulau Jawa sebesar 58,29 persen, diikuti Pulau Sumatera sebesar 22,21 persen dan pulau-pulau lainnya kurang dari 10 persen.

(6)

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015 Tahun Dasar 2010 (persen)

Lapangan Usaha Triw III- 2015 terhadap

Triw II-2015 Triw IV-2015 terhadap Triw III-2015 Triw IV-2015 terhadap Triw IV-2014 Laju Pertumbuhan 2015 Sumber Pertumbuhan 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.24 2.15 8.24 0.35 0.08

B Pertambangan dan Penggalian 1.50 0.69 -5.50 -6.91 -1.80

C Industri Pengolahan 6.42 2.33 9.58 3.61 0.99

D Pengadaan Listrik dan Gas 1.29 8.06 1.18 6.43 0.00

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.91 3.10 7.01 2.41 0.00

F Konstruksi 4.36 4.86 7.69 6.39 0.46

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5.32 1.04 3.97 1.63 0.14

H Transportasi dan Pergudangan 5.46 1.72 6.85 5.38 0.04

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.02 4.66 8.75 1.89 0.01

J Informasi dan Komunikasi 1.29 2.18 6.90 7.15 0.06

K Jasa Keuangan dan Asuransi 4.29 0.01 -0.69 0.35 0.00

L Real Estat 2.01 1.69 9.98 8.34 0.07

M,N Jasa Perusahaan 3.27 1.27 8.25 7.67 0.00

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6.13 3.87 4.21 4.39 0.08

P Jasa Pendidikan 6.95 2.48 3.94 6.35 0.03

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.25 2.13 8.26 9.94 0.02

R,S,T,U Jasa Lainnya 5.53 2.41 11.24 10.14 0.04

(7)

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran Tahun 2015 Tahun Dasar 2010 (persen)

Komponen Triw III- 2015 Terhadap

Triw II-2015 Triw IV-2015 terhadap Triw III-2015 Triw IV-2015 terhadap Triw IV-2014 Laju Pertumbuhan 2015 Sumber Pertumbuhan 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2,41 1,78 5,56 1,87 5,95

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 2,26 3,07 2,09 0,00 0,29

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 7,5 19,90 7,39 0,15 3,75

4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 3,29 3,47 6,79 1,17 4,06

5 Perubahan Inventori -19,3 -8,71 162,91 -1,68 -67,29

6 Ekspor Barang dan Jasa -0,48 11,58 1,96 -7,07 -15,27

7 Dikurangi Impor Barang dan Jasa -0,53 3,89 4,17 -0,34 -7,65

PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) 4,78 1,99 4,45 0,22 0,22

Tabel 3

PDB Perkapita Indonesia Tahun 2013–2015 Tahun Dasar 2010

Uraian 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4)

PDB Per kapita Atas Dasar Harga Berlaku

- Nilai (Juta rupiah) 100,69 109,78 102,83

(8)

Tabel 4

Laju Pertumbuhan PDRB per Pulau Tahun 2015 Tahun Dasar 2010 (persen)

Komponen Triw III- 2015 Terhadap

Triw II-2015 Triw IV-2015 terhadap Triw III-2015 Triw IV-2015 terhadap Triw IV-2014 Laju Pertumbuhan 2015 (1) (2) (3) (4) (5) Sumatera 3.29 -0.53 4.56 3.54 Jawa 2.81 -0.46 5.87 5.45

Bali dan Nusa

Tenggara 6.80 -2.30 7.61 10.29

Kalimantan 1.46 1.46 1.45 1.31

Sulawesi 5.74 -1.03 8.34 8.18

Gambar

Grafik 1. Pertumbuhan dan Distribusi  Beberapa Lapangan Usaha 2015
Grafik 3. Pertumbuhan PDB q to q  Menurut Lapangan Usaha  Grafik 2. Sumber Pertumbuhan PDB
Grafik 5. Sumber Pertumbuhan PDRB  Menurut Pengeluaran
Grafik 7. Laju Pertumbuhan PDRB  Se Sumatera 2015  6,02 0,22 -0,72-2-101234567

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan tindakan yakni mempersiapkan dan menyusun segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan antara lain mempersiapkan perangkat pembelajaran

Disamping itu, rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara volume (jumlah) dana yang diperoleh dari berbagai utang (jangka pendek atau jangka panjang) serta

V alentine Day memberi kesan tersendiri bagi orang muda dimanapun mereka berada. Demikianlah sukacita dan cinta yang memenuhi hati OMK St. Pada kesempatan ini OMK paroki

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

(3) Selama pelepasan masih dapat dicabut, maka atas perintah jaksa tempat dimana dia berada, orang yang dilepaskan bersyarat dapat ditahan guna menjaga ketertiban

(1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam jabatan fungsional Dosen, disamping harus memenuhi ketentuan Pasal 20 dan Pasal 21 ayat (1), diharuskan pula

- Telur itik lebih kental dibandingkan telur ayam, sehingga apabila telur itik dipecahkan di meja yang permukaannya datar, telur putih & kuning terlihat

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Poduk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), jumlah penduduk, konsumsi