PENGARUH LATIHAN DUMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PUKULAN DROPSHOT PADA PERMAINAN BULUTANGKIS SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 1 LIMBOTO SKRIPSI
GITO TAHUHE
832 409 123
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013
ABSTRAK
Gito Tahuhe. “ Pengaruh Latihan Dumble Terhadap Kemampuan Melakukan Pukulan Dropshot Pada Permainan Bulutangkis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto “. Skripsi. Gorontalo. Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan
Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo 2013.
Penelitian pada cabang bulutangkis sangatlah penting untuk meningkatkan prestasi olahraga, alasannya bulutangkis merupakan olahraga yang sangat populer. Penelitian didasarkan pada kenyataan bahwa umumnya teknik dropshot pada permainan bulutangkis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto masih relatif rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh latihan dumble terhadap kemampuan pukulan dropshot.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang populasinya adalah seluruh siswa laki-laki SMP Negeri 1 Limboto yang berjumlah 200 orang. Dari populasi diambil 20 orang siswa kelas VIII sebagai sampel. Pengambilan sampel ini secara random sampling.
Hipotesis penelitian adalah terdapat pengaruh latihan dumble terhadap kemampuan melakukan pukulan dropshot pada permainan bulutangkis siswa kelas VIII. Langkah awal pada pengujian hipotesis adalah Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji – t. Uji ini dilakukan setelah selesai melakukan uji homogenitas data terhadap per-test dan post-test.
Dari hasil pengujian pre-test dan post-test menunjukkan harga sebesar -12,38 sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga -2,02. Harga telah berada di daerah penerimaan dengan demikian dapat disimpulkan diterima dan tidak dapat menerima . Jadi disimpulkan bahwa latihan dengan menggunakan latihan dumble memberikan pengaruh positif terhadap pukulan dropshot.
PENDAHULUAN
Di indonesia, badminton di kenal juga sebagai bulutangkis. Perkembangan bulutangkis di indonesia terkait dengan adanya kesadaran bahwa olahraga dapat membawa nama harum bangsa indonesia di bulutangkis yakni perkumpulan olahraga republik indonesia ( PORI ) pada tanggal 20 januari 1947. PORI pusat pada saat itu berkedudukan di yogyakarta. Ketua PORI adalah Tri Tjondokusumo. Pada zaman belanda, persatuan bulutangkis tersebut dinamakan BBL (
bataviasche badminton leaque ) yang
kemudian di lebur menjadi BBU (
bataviasche badminton unie ). BBU secara
umum di ikuti oleh orang-orang tionghoa yang memiliki kesadaran nasional yang tinggi. Lalu, mereka mengubah BBU menjadi PERBAD (persatuan badminton djakarta ) yang diketuai oleh Tjoang seng Tiang.
Mengingat olahraga bulutangkis di indonesia sangat populer, apabila banyak pemain indonesia yang banyak menjuarai
berbagai event dunia. Maka perkembangan pelaksanaan kejuaraan bulutangkis semakin pesat, berbagai kejuaraan yang diselenggarakan dari tingkat desa/kelurahan, klub-klub hingga kejuaran nasional bahkan kejuaran internasional, pada umumnya, kejuaraan bulutangkis dapat diselenggarakan oleh berbagai pihak. Kejuaraan bulutangkis juga sering dilakukan pada tingkat sekolah, mulai dari SD, SMP, SMA hingga di Perguruan tinggi.
Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga pilihan didaerah Provensi Gorontalo yang sangat populer dan berkembang, sehingga terbentuk klub-klub disetiap tempat seperti klub Grafika, klub pohuato, klub 2R, klub Puyu, klub Telaga biru, klub Bilioner, klub UNG (mahasiswa) dan juga atlit PELADDA, dan masih banyak klub-klub lainnya yang turut berlaga dipertandingkan. Maka dari itu permainan bulutangkis ini sangat diminati disetiap daerah khususnya masyarakat Gorontalo
baik tua dan muda. Olahraga bulutangkis merupakan olahraga yang disukai dimasyarakat dan sekolah-sekolah. Cabang olahraga ini perlu diperkenalkan kepada siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan (Penjasorkes). Penjasorkes merupakan bagian dari kurikulum standar lembaga pendidikan dasar dan menengah.
Dengan melihat permasalahan yang ditemui, maka penulis tertarik untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan salah satu teknik dasar dalam permainan bulutangkis, lebih khususnya pada kemampuan melakukan pukulan
dropshot yang kurang dikuasai oleh siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto. Melihat kurangnya keterampilan permainan bulutangkis Yang di demonstrasikan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto khususnya kemampuan melakukan pukulan dropshot perlu dilakukan dengan latihan dumble yang maksimal untuk mendapatkan hasil kemampuan pukulan yang memuaskan.
Adapun alasan memilih judul ini adalah: (1) dalam permainan bulutangkis, pukulan
dropshot memiliki manfaat yang besar
untuk meningkatkan kualitas permainan. (2) pukulan dropshot merupakan jenis pukulan menyerang dengan cara menipu agar bisa mematikan pertahanan lawan.
Kajian Teori
Bulutangkis
Bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan. Permainan bulutangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar lapangan, dengan lapangan yang dibatasi garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan bulutangkis dibagi menjadi dua sama besar dan dipisahkan jaring/net yang tergantung di tiang net yang ditanam di tepi lapangan. Alat yang digunakan adalah raket sebagai pemukul serta “shutlecock” sebagai bola yang dipukul. Permainan ini dimulai dengan cara menyajikanbola atau servis, yang memukul bola dari petak servis kanan ke
petak servis kanan lawan, sehingga jalannya bola menyilang.
Sedang menurut Sri
wahyuni(2010:37) menjelaskan bahwa permainan bulutangkis adalah suatu permainan yang setiap pemainnya memerlukan sebuah bantuan raket. Sebagai pengganti bola dipergunakan sebuah kok (shuttlecook) yang dipukul secara bergantian oleh setiap regu yang bertanding
Selanjutnya menurut Yusuf Hidayat, dkk. (2010:136) menjelaskan permainan bulutangkis adalah permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu lawan satu atau dua lawan dua dengan menggunakan raket sebagai alat pemukul dan kok sebagai objek pukul.
Sedang menurut Budi Sutrisno, dkk. (2010:20) bahwa permainan bulutangkis adalah suatu permainan yang menggunakan raket dan shuttlecoock. Permainan ini dimainkan oleh dua orang untuk permainan single atau empat orang
untuk permainan double. Untuk dapat bermain dengan baik dan benar maka harus mengetahui dan menguasai teknik-teknik dasar permainan bulutangkis
Menurut Alhusin (2007:3) menjelaskan bahwa permainan bulutangkis adalah suatu permainan menggunakan
shutllecock dimana permainan ini
mempunyai daya tarik tersendiri. Jika bola ditepak atau dipukul ke atas maka begitu jatuh akan lambat sehingga memungkinkan orang mengejar dan memukulnya kembali ke atas. Seiring dengan perjalanan waktu, permainan ini terus berkembang dan telah dimainkan oleh para anak-anak muda sejak masa abad pertengahan.
Pukulan dropshot
Pukulan dropshot adalah pukulan yang dilakukan dengan cara melewati net, pukulan ini dilakukan seperti smash tapi pukulan ini dilakukan secara pelan.
Selanjutnya menurut Budi Sutrisno (2010:19) bahwa pukulan dropshot adalah pukulan yang dilakukan dengan tujuan
menempatkan bola secepatnya dan sedekat-dekatnya dengan net pada lapangan lawan.
Selanjutnya menurut Muhajir (2006:25) menjelaskan bahwa pukulan
dropshot adalah pukulan yang tepat
melampaui jaring, dan langsung jatuh ke sisi lapangan lawan. Dropshot merupakan pukulan yang dilakukan dengan cara menyeberangkan shuttlecock ke daerah lawan dengan menjatuhkan shuttlecock sedekat mungkin dengan net. Menurut Muhajir,(2006:25) pukulan dropshot
adalah pukulan yang tepat melampaui jaring, dan langsung jatuh ke sisi lapangan lawan. Dropshot merupakan pukulan yang dilakukan dengan cara menyeberangkan
shuttlecock ke daerah lawan dengan
menjatuhkan shuttlecok sedekat mungkin dengan net.
Menurut Teguh Santoso,(2010:25) menjelaskan pukulan dropshot adalah pukulan meluncurkan shuttlecok agar jatuh sedekat-dekatnya dengan net dibidang lawan. Pukulan dropshot dilakukan pada
saat shuttlecok berada di puncak ketinggian agar lawan tertipu dan tidak bisa menjangkau shuttlecok lagi.
Sedangkan menurut Aryanto,(2007:47) pukulan dropshot atau pukulan potong adalah pukulan yang dilakukan seperti smash dengan sasaran jatuhnya bola dekat dengan net dan tidak melewati garis ganda. Kok dipukul dengan dorongan dan sentuhan yang halus.
Menurut Sriwahyuni (2010:30) menjelaskan bahwa pukulan dropshot yaitu usaha memukul bola yang diarahkan ke area lapangaan lawan dekat dengan net. Pukulan dropshot dapat dilakukan dari atas kepala ataupun dari bawah.
Menurut Grice,(2007:71) menjelaskan pukulan dropshot (pukulan
drop) yaitu pukulan rendah, tepat di atas
net, dan pelan sehingga bola langsung jatuh ke lantai. Bola dipukul di depan tubuh dengan jarak lebih jauh dari pukulan
clear overhead, dan permukaan raket anda
dimiringkan untuk mengarahkan bola lebih ke bawah.
Sedangakan menurut Alhusin,(2008:46) pukulan dropshot
adalah pukulan yang dilakukan seperti
smash, perbedaannya terletak pada posisi
raket saat perkenaan dengan shuttlecock.
Shuttlecock dipukul dengan dorongan dan
sentuhan yang halus. Dropshot yang baik dilakukan apabila jatuhnya shuttlecock dekat dengan net dan tidak melewati garis servis.
Latihan
latihan beban adalah suatu bentuk latihan yang menggunakan berat dari luar maupun beban dalam. Latihan dumble merupakan salah satu bentuk latihan beban yang menggunakan berat dumble sebagai bebannya.
Selanjutnya menurut Ade Rai (2011:18) latihan beban adalah pengetahuan mengenai biomekanik berarti bagaimana daya beban atau tekanan mempengaruhi struktur ( terutama sendi antar- tulang, dan otot rangka) yang dimiliki tubuh.
Semua cabang-cabang olahraga membutuhkan latihan, khusunya permainan bulutangkis menuntut latihan kondisi fisik untuk menunjang prestasi. Latihan adalah suatu proses sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dengan semakin hari menambah jumlah beban latiahan. Latihan kondisi fisik memegang peranan sangat penting dalam program latihan atlet.
latihan dumble
(muluk,2010:50) otot pergelangan tangan dilatih dengan menggunakan beban agar terdapat peningkatan kekuatan otot.
Dumble adalah suatu alat atau beban yang
berguna untuk meningkatkan otot pergelangan tangan. (Roger,2005:58) Melakukan dumble dapat dilakukan dengan cara posisi berdiri atau duduk, jadi
dumble adalah latihan kekuatan otot
pergelangan tangan menggunakan yang berupa dumble.
Dumble dipergunakan dalam latihan
satu dan dua lengan. Walaupun suatu waktu dan dibentuk tersendiri. Dumble
berbeda dengan barbell walaupun memiliki fungsi yang serupa dumble lebih pendek dari barbell, dumble biasanya berbentuk tengahnya (antara lempengan beban) umumnya bergelombang halus. Sebuah bar dumble dengan collar dan penguncinya berbobot kurang lebih 1,5 kg. Pada umumnya beban seberat 5 kg pada kedua ujungnya dicatat sebagai berbobot 10 kg dan bukan 11,5 kg. Sedang barbell berbentuk tongkat panjang yang dikedua ujungnya bisa dipasang beban sesuai keinginan.
Latihan dumbell merupakan salah satu bentuk latihan kemampuan otot untuk mendesakkan tekanan terhadap suatu perlawanan (reistance) dan kekuatan bisa diatur oleh sekumpulan perlawanan otot yang dapat mengatasinya. Iskandar
(2000:55) mengatakan bahwa kekuatan dibagi atas:
Kerangka Berfikir
Latihan dumble dapat diartikan sama dengan keleluasan atau kemudaha gerakan, terutama pada otot persendian. Latihan
dumble atau fleksibilitas bertujuan agar
otot-otot pada sendi tidak kaku dan dapat bergerak dengan leluasa,tanpa ada gangguan yang berarti.
Metode latihan dumble merupakan salah satu unsur yang sangat penting didalam meningkatkan keterampilan terutama pada pembinaan prestasi siswa, sebab dengan metode latihan dumble memberikan pembiasaan sehingga akan terjadi kesempurnaan gerak.
Pada permainan bulutangkis terutama dalam melatih pukulan dropshot perlu suatu konsep atau metode yang akan memberikan kualitas pukulan dropshot yang baik dan fleksibilitas tangan saat memukul. Untuk itu latihan dumble merupakan metode latihan yang tepat dalam meningkatkan kualitas pukulan
dropshot yang baik. Adapun latihan dumble yang dimaksud adalah bentuk
latihan pergelangan tangan ( polss pada tangan) dimana untuk melatih saat melakukan pukulan dropshot.
Dengan melihat teori yang dikemukan di atas maka peneliti berpendapat bahwa program latihan
dumble merupakan suatu metode latihan
didalam melakukan pukulan dropshot pada permainan bulutangkis, dan apabila dilaksanakan secara baik dan sistematis maka diharapkan akan memberikan pengaruh terhadap pukulan dropshot pada permainan bulutangkis.
Hipotesis
Terdapat pengaruh latihan dumble terhadap kemampuan melakukan pukulan
dropshot pada permainan bulutangkis
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto
Metodologi Penelitian
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMP Negeri 1 Limboto. Penetapan lokasi ini berdasarkan beberapa alasan karena data yang digunakan cukup memadai baik dari letaknya yang strategis, waktu, biaya, tenaga yang diperlukan menuju tempat itu.
3.1.2 Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti selama 2 (dua) bulan sejak dikeluarkannya SK atau izin penelitian sampai batas waktu yang di tentukan yaitu
3.2 Desain Penelitian
Didalam penelitian ini peneliti menggunakan desain Pre test, Treatment dan Post test dengan rancangan sebagai berikut.
Pre Test Treatment Post Test
X1 T X2
Keterangan:
X1 = Hasil Pukulan dropshot sebelum latihan
T = Treatment (perlakuan berupa latihan dumble)
X2 = Hasil Pukulan dropshot sesudah latihan
3.3 Variabel Penelitian
Dalam penelitian menggunakan metode eksperimen dimana penelitian ini tidak menggunakan kelas kontrol. Penelitian ini juga menggunakan 2 variabel yaitu variabel X ( latihan dumble ), dan Y ( kemampuan melakukan pukulan
dropshot pada permainan bulutangkis ).
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan ditelit. Selnjutnya, menerut Sugiyono (2012:119) menyatakan bahwa: “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Adapun dalam penelitian ini peneliti mengambil populasi penelitian seluruh
siswa laki-laki SMP Negeri 1 Limboto yang berjumlah 200 orang.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Selanjutnya, menurut Sugiyono (2012:120) menyatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu” Selanjutnya menurut Arikunto (2002:10), apabila populasi lebih dari 100 maka yang menjadi sampel adalah 10% - 15% atau 20% - 25%, sedangkan apabila populasi kurang dari 100 maka sampelnya adalah seluruh populasi.
Anggota sampel dalam penelitian ini yaitu siswa laki-laki kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto yang diambil secara
random sampling yang berjumlah 20
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Subarjah (2009:13) menjelaskan tes pukulan dropshot adalah suatu alat pengukur yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan melakukan
dropshot yang dipergunakan untuk
mengukur kemampuan tujuan pukulan
dropshot.
Testee melakukan pukulan dropshot sebanyak 10 kali. Pelaksanaannya diawali oleh penyaji melakukan servis menyambung, kemudian testee melakukan
dropshot. Setiap pukulan dilihat jatuhnya
kok pada skor berapa kemudian dijumlahkan; misalnya pukulan ke 1, 2, 3 dst sampai pukulan ke 10. Kemudian di jumlahkan seperti di atas. Garis dibuatuntuk tes dropshot sebagai berikut :
Jarak dari garis servis pendek 90 cm – net, nilai 3
Jarak dari garis servis pendek 45 cm – 90 cm, nilai 2
Jarak dari garis servis pendek 0 – 45 cm, nilai 1
Gambar tes pengukuran (Subarja 2009)
Hasil dan Pembahasan
penelitian variabel X1 Dalam
penelitian ini, yang menjadi variabel X1
adalah skor data yang diperoleh dari hasil pengukuran tes awal kemampuan melakukan pukulan dropshot sebelum diberikan perlakuan atau Treatment dalam hal ini adalah latihan Dumble. Dari hasil tes diperoleh nilai tertinggi yaitu 14 dan nilai terendah adalah 6 setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata sebesar 9,8 median sebesar 9,5 modus sebesar 8,8 dan standar deviasi sebesar 2,54.
penelitian variabel X2 Variabel X2
adalah skor data yang diperoleh dari hasil pengukuran tes akhir kemampuan melakukan pukulan dropshot setelah diberikan perlakuan atau Treatment oleh
peneliti dalam hal ini adalah latihan
dumble. Dari hasil tes diperoleh nilai
tertinggi yaitu 24 dan nilai terendah adalah 16 setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata sebesar 20,2 median 19,5 modus sebesar 19 dan standar deviasi sebesar 2,70
Skor data variabel X1 dalam penelitian ini
adalah skor data yang dijaring sebelum pelaksanaan eksperimen pada siswa yang menjadi sampel terhadap kemampuan melakukan pukulan Dropshot pada permainan Bulutangkis. Dari data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi 14 dan skor yang terendah 6. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 9,8 dan nilai standar deviasi 2,54.. Distribusi data variabel X1 dapat dilihat
pada tabel berikut :
No Kelas Interval Frekuensi 1 6-7 4 2 8-9 6 3 10-11 5 4 12-13 3 5 14-15 2 JUMLAH 20
Hal ini menunjukkan bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh skor standar rata-rata, dalam arti bahwa pada umumnya kemampuan melakukan pukulan Dropshot pada permainan bulutangkis memiliki skor rata-rata yang dicapai sebelum eksperimen. Hal ini dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
No Kelas Interval Frekuensi
1 16 – 17 3 2 18 – 19 7 3 20 – 21 6 4 22 – 23 2 5 24 – 25 2 0 1 2 3 4 5 6 7 6-7 8-9 10-11 12-13 14-15
JUMLAH 20 Hal ini berarti bahwa respon yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh skor yang tidak jauh berbeda dengan rata-rata. Dalam arti bahwa pada umumnya kemampuan melakukan pukulan Dropshot pada permainan bulutangkissiswa tidak jauh beda dengan skor rata-rata yang dicapai setelah eksperimen. Untuk jelasnya, hal ini dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
Normalitas Data
Dari hasil perhitungan tabel di atas diperoleh harga chi-kuadrat hitung sebesar 1,09 sedangkan hasil chi-kuadrat daftar sebesar 5,99. Dengan kriteria pengujian terima hipotesis populasi berdistribusi normal, jika hitung ≤ daftar (1-a)(k-3) dengan taraf nyata a=0,01 atau a=0,05
dan derajat kebebasan = k-3. Dari daftar distribusi chi-kuadrat pada alfa 0,01 diperoleh (1-0,05) (5-3) = =(0,95) (2) = 5,99. Ternyata harga hitung lebih kecil dari daftar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Homogenitas Data Sampel Ke Dk 1/dk Log (dk) Log 1 19 0,05 6,43 0,81 15,36 2 19 0,05 7,27 0,86 16,27 Jumlah 38 31,73
Dari hasil perhitungan diperoleh harga hitung sebesar 3,81. Pada taraf nyata a=0,01 diperoleh (1-0,05)(2-1)= (0,95)(1) = 3,84. Ternyata harga chi-kuadrat hitung lebih kecil dari chi-chi-kuadrat daftar. Jadi dapat disimpulkan bahwa chi-kuadrat hitung masih berada dalam daerah penerimaan hipotesis.Dengan demikian maka disimpulkan bahwa data hasil
0 2 4 6 8 16-17 18-19 20-21 22-23 24-25
penelitian untuk seluruh variabel memiliki varians populasi yang HOMOGEN.
Hipotesis
Berdasarkan data hasil penelitian yang memiliki varians populasi yang homogen dan berasal dari data populasi yang berdistribusi normal, maka dalam pengujian hipotesis digunakan uji analisis data penelitian eksperimen. Untuk menganalisis data eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test one
group design.
Dari hasil pengujian hasil pre-test dan post-test menunjukkan harga thitung sebesar
-12,38. Sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga tdaftar 2.02. Ternyata harga
thitung telah berada di dalam daerah
penerimaan HA. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa HA diterima dan tidak
dapat menerima Ho. Jadi dapat
disimpulkan bahwa latihan dumble
memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan melakukan pukulan dropshot pada permainan bulutangkis.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pre-test menunjukkan skor tertinggi 14 dan skor yang terendah 6. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 9,8 dan nilai standar deviasi 2,54. Sedangkan pada hasil penelitian post-test menunjukkan skor tertinggi 24 dan skor terendah 16. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 20,2 dan standar deviasi 2,70. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh peningkatan hasil rata-rata dari tes awal sampai tes akhir.
Untuk pengujian homogenitas data antara hasil penelitian pre-test dan
post-test seluruh variabel memiliki varians
populasi yang homogen serta memiliki populasi yang berdistribusi normal. Untuk keperluan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dalam pengujian hipotesis digunakan uji analisis data penelitian eksperimen. Untuk menganalisis data eksperimen yang menggunakan
Dari hasil pengujian hasil pre-test dan post-test menunjukkan harga thitung
sebesar -12,38. Sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga tdaftar -2,02.
Ternyata harga thitung telah berada di dalam
daerah penerimaan HA. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa HA diterima dan
tidak dapat menerima Ho. Jadi dapat
disimpulkan bahwa latihan dengan menggunakan latihan dumble memberikan pengaruh positif terhadap pukulan
dropshot. Sehingganya hipotesis yang
berbunyi terdapat pengaruh latihan dumble terhadap kemampuan melakukan pukulan
dropshot pada permainan bulutangkis
dapat diterima dan terjawab.
Simpulan
Hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “ Terdapat Pengaruh Latihan Dumble terhadap Kemampuan Melakukan Pukulan Dropshot Pada permainan Bulutangkis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto “ dapat diterima.
Bentuk latihan dumble dapat memberikan kontribusi adalah kemampuan dropshot. Ini dipengaruhi hasil yang ditunjukan setelah eksperimen. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa latihan dumble dapat memberikan pada kemampuan dropshot.
Saran
Dengan memperhatikan hasil pembahasan dan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kemampuan dropshot, sangat baik dengan menggunakan latihan dumble. Diharapkan kepada guru pengajar penjaskes maupun pelatih agar dapat memberikan latihan dumble baik dalam pembelajaran maupun pada kegiatan latihan lainnya. 2. Kepada orang tua siswa agar
memberikan motivasi kepada
anak-anak untuk
Bentuk motivasi yang dimaksud adalah diharapkan kepada orang tua siswa dapat memberi kesempatan kepada anak untuk berlatih sekaligus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan.
3. Bentuk latihan dumble
diharapkan dapat dilakukan oleh siswa secara kontinu, walaupun tanpa pengawasan guru maupun orang tua di luar jam sekolah. Karena bentuk latihan ini disamping memberikan dampak positif kepada kondisi fisik juga dapat mengembangkan ketrampilan serta kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk menjadi seorang atlit yang berprestasi dalam cabang bulutangkis.
Daftar pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Ade Rai. 2011. 101 Strategi binaraga
sehat tanpa obat. Jakarta : Libri.
Alhusin, Syahri. 2007. Gemar Bermain
Bulu Tangkis. Surakarta: CV”Seti-Aji.
Aryanto, Sugeng. 2007. Olahraga
Kegemaranku Bulu Tangkis.
Klaten: PT.IntanPariwara
Budi Sutrisno. 2010. Pendidikan Jasmani
olahraga dan kesehatan 3. Jakarta :
PusatPerbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.
Gobel, Djubaerah. 2004. Skripsi Pengaruh
latihan Dumbbel terhadap
ketepatan servis bawah pada permainan bola voli. Ikip Negeri
Gorontalo
Grice, Tony. 2007.
BULUTANGKISPetunjuk Praktis
Untuk Pemula dan Lanjutan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hua, Huang. 2007 Olahraga Kegemaranku Bulutangkis. Klaten: Intan Pariwara
Iskandar. 2000. Latihan Peregangan. Jakarta : Akademi Persindo
Joko Sumpeno dan Budi Susanto D. J. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VII. Jakarta : Pusat Kulikulum dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.
Mohamad Ali Mashar dan Dwinarhayu. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII. Jakarta : Pusat Kulikulum dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan.
Bandung: Erlangga.
Ria Aprilina. 2013. Skripsi “Pengaruh
Penerapan Sistem Modernisasi
Administrasi Perpajakan Dan
Pemeriksaan Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak”.
Universitas Brawijaya Malang. Sajono dan Sumarjo. 2010. Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas IX. Jakarta : Pusat
Kulikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Sodikin Chandra dan A. E Sanoesi. 2010.
Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan. Surabaya : CV. Flobal
Media Grafika.
Sriwahyuni. 2010. Pendidikan Jasmani
olahraga dan kesehatan. Jakarta :
PusatPerbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Subarja, Herman.2009.TES PENGUKURAN DAN EVALUASI DALAM BULUTANGKIS. Jakarta
Teguh Santoso. 2010. Pendidikan Jasmani
olahraga dan kesehatan. Jakarta :
PusatPerbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.
Yusuf Hidayat. 2010. Pendidikan Jasmani
olahraga dan kesehatan. Jakarta :
PusatPerbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.