• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Tahunan Membina Hubungan, Mendukung Pertumbuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Tahunan Membina Hubungan, Mendukung Pertumbuhan"

Copied!
308
0
0

Teks penuh

(1)

Membina Hubungan,

Mendukung Pertumbuhan

(2)

120 140 30 38 42 48 Manajemen Risiko Sumber Daya Manusia Jaringan dan Operasi Teknologi Informasi 54 60 64 69 74 114

Cerita Nasabah Tentang BCA Fokus Kegiatan Usaha BCA Tonggak Sejarah

Ikhtisar Data Keuangan Ikhtisar Saham

Laporan Presiden Komisaris Laporan Presiden Direktur

2 6 8 10 13 14 20

Pendahuluan Pendukung Bisnis

Tinjauan Tata Kelola Perusahaan Data Perusahaan

Tinjauan Bisnis

Tinjauan Keuangan

Daftar Isi

Visi

Misi

Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan

sebagai pilar penting perekonomian Indonesia

• Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian

pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan

perseorangan

• Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan

layanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan

optimal bagi nasabah

• Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder BCA

Perbankan Cabang Perbankan Korporasi Perbankan Individual Perbankan Tresuri dan Internasional

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pembahasan Hasil Kinerja Keuangan

(3)

Membina Hubungan,

Mendukung Pertumbuhan

Keberhasilan BCA dalam mempertahankan pertumbuhan

usaha merupakan hasil kerja keras dan dedikasi dari

seluruh karyawan serta ditopang oleh pertumbuhan

ekonomi Indonesia yang kokoh. Dengan tetap bertumpu

pada bisnis inti sebagai bank transaksi, BCA terus

mengembangkan portofolio kredit dan membangun

inisiatif bisnis lainnya yang saling melengkapi, serta

senantiasa menyempurnakan kualitas layanannya. Semua

upaya ini menjadi landasan bagi BCA dalam membina

hubungan dengan para nasabah serta menjalin hubungan

jangka panjang dengan nasabah-nasabah baru. Melalui

sistem dan layanan perbankan yang andal dan aman

serta beragam layanan produk keuangan, BCA berada di

lini depan dalam mendukung kebutuhan keuangan dan

pertumbuhan setiap nasabah

(4)

Cerita Nasabah Tentang BCA

BCA senantiasa berupaya mendukung

nasabah beserta keluarga dan

usahanya untuk dapat terus tumbuh.

Ragam produk dan layanan yang terus

berkembang dirancang untuk memenuhi

kebutuhan yang semakin kompleks dari

para nasabah kami. Merupakan suatu

kehormatan besar bagi BCA dapat

melayani nasabah dan membantu mereka

untuk mencapai kesejahteraan

(5)

Teddy Gunawan & Baba Sandiko (Eko)

Ayah dan Anak. Pengusaha garmen di pasar Tanah Abang, salah satu pusat grosir di Jakarta - Indonesia.

Layanan Berkelanjutan

Sepanjang Waktu

Bisnis keluarga kami di bidang perdagangan pakaian (garmen) terbantu oleh BCA. Selama berpuluh-puluh tahun, toko kami di pusat tekstil dan garmen Tanah Abang telah tumbuh seiring bertambahnya layanan perbankan BCA yang kami gunakan dari waktu ke waktu. Fasilitas kredit BCA sangat mendukung bisnis kami, dengan perputaran omset yang cepat dan besar.

Sebagai seorang pengusaha, saya merupakan nasabah setia BCA Prioritas, karena menekankan kedekatan hubungan, yang begitu saya hargai. Saya senantiasa memanfaatkan jaringan cabang dan ATM BCA yang sangat luas untuk bertransaksi, baik untuk keperluan bisnis maupun pribadi. Saya juga merupakan salah satu nasabah BCABIZZ di

area Tanah Abang yang pertama kali menggunakan layanan penjemputan uang tunai (cash pick

up), yang menurut saya sangat memberikan

kemudahan. Sementara itu, anak saya, Eko, sering bertransaksi dengan KlikBCA, yang merupakan

platform perbankan internet yang efisien untuk

memonitor dan menerima pembayaran dari para pelanggan kami, baik dari Jakarta maupun dari kota-kota lain di Indonesia. Kami merasa yakin bahwa BCA dan layanannya yang berkualitas akan selalu menyertai perkembangan bisnis kami di masa depan, sebagaimana di dekade-dekade sebelumnya. Dengan dukungan dari BCA, kami berharap untuk terus bertumbuh.

(6)

Cerita Nasabah Tentang BCA

Djoko Susanto

Presiden Komisaris Alfamart. Alfamart merupakan salah satu perusahaan ritel terbesar di Indonesia yang melayani lebih dari 2,1 juta pelanggan setiap harinya melalui sekitar 6.000 gerai di seluruh Indonesia.

Mendukung

Pertumbuhan Usaha

Berkelanjutan

BCA secara konsisten memberikan kemudahan bagi Alfamart untuk menjalankan bisnisnya, melalui berbagai layanan perbankan yang terintegrasi: ATM, Debit BCA, Kartu Kredit, Flazz, maupun berbagai delivery channels lainnya. BCA membawa kami lebih dekat dengan para pelanggan dimana mereka dapat bertransaksi di gerai-gerai kami dengan lebih mudah. Fasilitas kredit yang diberikan oleh BCA kepada Alfamart dalam beberapa tahun belakangan telah membantu kami dalam mengembangkan bisnis Alfamart. Selain itu, melalui jaringan Flazz, Alfamart telah bekerja sama dengan BCA untuk menerbitkan ‘A Card Flazz’ (yang

berfungsi sebagai kartu keanggotaan Alfamart sekaligus sebagai alat pembayaran) bagi pelanggan kami, yang memberikan mereka berbagai manfaat dari merchant-merchant Flazz lainnya. Kami juga memberikan apresiasi atas jaringan BCA yang luas, produk perbankan yang inovatif serta layanan dan fasilitas prima dari BCA, yang telah mendukung pengembangan usaha kami sehingga Alfamart mampu mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan. Kami berharap untuk dapat semakin membina kerjasama dengan BCA di tahun-tahun yang akan datang.

(7)

Saya adalah nasabah lama BCA sejak pertama kali membuka rekening Tahapan sekitar tiga puluh tahun yang lalu. Saya terkesan oleh pelayanan serta kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh BCA. Seiring berlalunya waktu, semakin banyak produk dan layanan perbankan BCA yang saya gunakan, termasuk fasilitas kartu kredit dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). KPR BCA telah dikenal memiliki suku bunga yang rendah dan kompetitif. Hal itulah yang mendorong saya untuk mengambil fasilitas KPR dari BCA. Saya berpendapat bahwa fasilitas top up KPR sangat bermanfaat.

BCA merupakan mitra penting dalam meningkatkan produktivitas usaha saya, terutama melalui layanan Solitaire BCA. Sebagai nasabah Solitaire, saya telah menerima banyak manfaat dari berbagai produk dan layanan Solitaire sampai dengan hal yang

sederhana, termasuk penggunaan fasilitas ruang rapat di Menara BCA, yang sering saya gunakan untuk melakukan pertemuan bisnis.

Dari sisi pelayanan, menurut saya BCA adalah salah satu Bank terbaik di negeri ini. Tidak hanya sekadar tanggap dan responsif terhadap kebutuhan nasabah, BCA juga selalu menerapkan budaya ramah, proaktif dan inovatif. BCA memahami keragaman kebutuhan nasabahnya sehingga dapat memberikan solusi atas kebutuhan tersebut. Layanan Weekend Banking BCA yang ada di beberapa mall dan pusat perbelanjaan adalah salah satu wujud solusi yang inovatif. Di masa mendatang, saya berharap untuk dapat memanfaatkan lebih banyak lagi inovasi perbankan dari BCA.

Johanes Mardjuki

Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk,

salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia. Bapak Mardjuki adalah nasabah Individual Banking BCA.

Membangun Loyalitas

melalui Hubungan

(8)

Fokus Kegiatan Usaha BCA

Asuransi

Sekuritas

Perbankan Syariah

Pembiayaan Sepeda Motor

Kredit - gross

(dalam triliun Rupiah)

202,3

2001 2006 2011

14,7

61,4

CAGR: 30,0%

Dana Pihak Ketiga

(dalam triliun Rupiah)

CAGR: 13,6%(

Dana pihak ketiga ) CAGR: 14,6% ( Giro dan T abungan ) 323,4 2001 2006 2011 90,3 152,7 46,9 76,1 29,7 74,4 173,0 76,0 Tabungan Giro Deposito 43,3 26,8 20,2

(9)

Perbankan Transaksi

Prioritas utama kami adalah tetap mempertahankan posisi BCA sebagai

salah satu institusi penyedia layanan transaksi dan pembayaran yang

terdepan di Indonesia. Kami senantiasa berupaya untuk memperluas dan

menambah jaringan, seiring dengan perkembangan dan tren terkini industri

perbankan. Layanan perbankan yang nyaman, aman dan andal merupakan

faktor penting dalam membangun hubungan dengan nasabah dan dalam

memperkuat posisi BCA sebagai bank transaksi. Kami melihat bahwa dana

rekening transaksi terus bertumbuh di tahun 2011 dan memberi kontribusi

signifikan terhadap dana pihak ketiga BCA

Penyaluran Kredit

Pengembangan Selanjutnya

BCA secara konsisten dari tahun ke tahun telah meningkatkan portofolio

kredit di segmen Korporasi, Komersial & UKM dan Konsumer. Kondisi

perekonomian Indonesia yang kondusif serta tingkat suku bunga rendah

telah meningkatkan permintaan kredit pada tahun 2011, sehingga BCA

kembali membukukan pertumbuhan kredit yang signifikan. Fokus kami

adalah meningkatkan portofolio kredit yang berkualitas dengan tetap

berpegang teguh terhadap prinsip kehati-hatian. Kami akan senantiasa

berupaya memperdalam hubungan nasabah di setiap segmen untuk lebih

memahami dan dapat memenuhi kebutuhan mereka

BCA terus mengembangkan produk-produk bernilai tambah bagi

nasabah. Kami berupaya mengoptimalkan basis nasabah yang besar

dan saling terhubung dengan menawarkan beragam produk keuangan

yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Sejalan dengan

pendekatan ini, BCA mulai mengembangkan lini bisnis baru yang meliputi

perbankan Syariah, pembiayaan sepeda motor, asuransi dan sekuritas.

BCA membangun inisiatif-inisiatif baru tersebut demi mengembangkan

segmen usaha konsumer dan mencapai pertumbuhan jangka panjang

yang berkelanjutan

Asuransi

Sekuritas

Perbankan Syariah

(10)

1955

NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory berdiri sebagai cikal bakal Bank Central Asia (BCA).

1957

BCA mulai beroperasi pada 21 Februari 1957 dan berkantor pusat di Jakarta.

1970an

BCA memperkuat jaringan layanan cabang. Tahun 1977 BCA berkembang menjadi Bank Devisa.

1980an

Sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di Indonesia, BCA mengembangkan jaringan kantor cabang secara luas. BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun penerapan teknologi informasi,

seperti menerapkan online system untuk jaringan kantor cabang, dan meluncurkan Tabungan Hari Depan (Tahapan) BCA.

1990an

BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui ATM BCA (Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine) yang berkembang secara pesat. Pada tahun 1991, BCA mulai menempatkan 50 unit ATM di berbagai tempat di Jakarta. Pengembangan jaringan dan fitur ATM dilakukan secara intensif. BCA menjalin kerja sama dengan institusi terkemuka, antara lain PT Telkom untuk pembayaran tagihan telepon melalui ATM BCA. BCA juga bekerja sama dengan Citibank agar nasabah BCA pemegang kartu kredit Citibank dapat melakukan pembayaran

1997-1998

Indonesia mengalami krisis moneter. BCA mengalami rush. Pada tahun 1998 BCA menjadi Bank Taken Over (BTO) dan disertakan dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

1999

Proses rekapitalisasi BCA selesai dan sebagian besar kredit yang disalurkan BCA dipertukarkan dengan Obligasi Pemerintah. Pemerintah Republik Indonesia melalui BPPN, menguasai 92,8% saham BCA.

(11)

Kilas aksi korporasi

periode 2000-2005

2000

BPPN melakukan divestasi 22,5% dari seluruh saham BCA melalui Penawaran Saham Publik Perdana (IPO), sehingga kepemilikan BPPN berkurang menjadi 70,3%.

2001

Penawaran Publik Kedua (Secondary Public Offering) 10% dari total saham BCA. Kepemilikan BPPN atas BCA berkurang menjadi 60,3%.

2002

FarIndo Investment (Mauritius) Limited mengambil-alih 51% total saham BCA melalui proses tender strategic private placement.

2004

BPPN melakukan divestasi atas 1,4% saham BCA kepada investor domestik melalui penawaran terbatas.

2005

Pemerintah Republik Indonesia melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) melakukan divestasi seluruh sisa 5,02% saham BCA.

Pengembangan bisnis pada periode 2000an

BCA memperkuat dan mengembangkan produk dan layanan, terutama perbankan elektronik dengan memperkenalkan Debit BCA, Tunai BCA, Internet Banking KlikBCA, Mobile Banking m-BCA, EDCBIZZ, dan lain-lain. BCA juga mengembangkan beberapa layanan khusus, seperti: BCA Prioritas dan BCABIZZ. BCA mendirikan fasilitas Disaster

Recovery Center (DRC) di Singapura.

BCA meningkatkan kompetensi di bidang penyaluran kredit, termasuk melalui ekspansi ke bidang

pembiayaan mobil melalui anak perusahaannya, BCA Finance.

2007

BCA menjadi pelopor dalam menawarkan produk kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap, yang berhasil meraih respons positif dari pasar. BCA meluncurkan kartu prabayar Flazz Card serta mulai menawarkan layanan Weekend Banking untuk terus membangun keunggulan di bidang perbankan transaksi.

Catatan : Terdapat efek dilusi atas kepemilikan saham lama sehubungan dengan penerbitan saham baru dalam rangka program kompensasi

2008-2009

BCA secara proaktif mengelola penyaluran kredit dan posisi likuiditas di tengah gejolak krisis global, sekaligus tetap memperkuat kompetensi utama sebagai bank transaksi.

BCA telah menyelesaikan

pembangunan mirroring IT system guna memperkuat kelangsungan usaha dan meminimalisasi risiko operasional.

BCA membuka layanan Solitaire bagi nasabah high net-worth

individual.

2010-2011

BCA mulai memasuki lini bisnis baru yaitu perbankan Syariah, pembiayaan sepeda motor, asuransi dan sekuritas. BCA juga memperkuat bisnis perbankan transaksi melalui pengembangan layanan baru melalui Smartphone dan layanan e-Commerce.

(12)

2011 2010 2009 2008 2007

Neraca (dalam miliar Rupiah)

Total Aktiva 381.908 324.419 282.392 245.570 218.005

Total Aktiva Produktif 331.406 287.608 257.973 220.397 184.210

Kredit – gross 202.255 153.923 123.901 112.784 82.389

Penempatan pada Bank Indonesia dan

Bank Lain 2 – gross

43.010 61.327 5.300 4.978 6.445

Surat-surat Berharga - gross 22.706 21.490 70.215 50.557 45.951

Obligasi Pemerintah 33.459 40.699 42.495 39.811 46.778

Dana Pihak Ketiga 3 323.428 277.531 245.140 209.529 189.172

Giro 76.020 63.991 51.641 44.788 39.592

Tabungan 172.990 145.553 128.137 111.774 99.074

Deposito 74.418 67.987 65.362 52.967 50.506

Pinjaman yang Diterima 4 3.917 3.345 3.219 4.496 3.149

Ekuitas 42.027 34.108 27.857 23.279 20.442

Laba Rugi (dalam miliar Rupiah)

Pendapatan Operasional

(Pendapatan Bunga Bersih & Pendapatan Operasional Lainnya) 24.050 20.282 19.346 16.219 12.425

Beban Operasional (10.914) (9.558) (8.433) (6.810) (5.884)

Beban Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan 5 161 (324) (2.258) (1.741) (210)

Laba Sebelum Pajak Penghasilan 13.619 10.653 8.945 7.720 6.402

Laba Bersih 10.820 8.479 6.807 5.776 4.489

Laba Bersih per Saham (EPS) 6 444 348 279 236 183

Rasio Keuangan 7

ROA 8 3,8% 3,5% 3,4% 3,4% 3,3%

ROE 9 33,5% 33,3% 31,8% 30,2% 26,7%

Marjin Bunga Bersih (NIM) 10 5,7% 5,3% 6,4% 6,6% 6,1%

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) 11 12,7% 13,5% 15,3% 15,8% 19,2%

Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR) 12 61,7% 55,2% 50,3% 53,8% 43,6%

Rasio NPL terhadap Total Kredit 13 0,5% 0,6% 0,7% 0,6% 0,8%

Indikator Utama Lainnya

Jumlah Rekening (dalam ribuan) 10.233 9.292 8.574 7.954 7.341

Jumlah Cabang 14 (domestik dan luar negeri) 944 932 904 846 811

Jumlah ATM 8.578 7.459 6.611 5.997 5.654

Jumlah Kartu ATM (dalam ribuan) 9.620 8.691 7.990 7.392 6.718

Jumlah Kartu Kredit (dalam ribuan) 2.062 2.162 2.004 1.847 1.436

Ikhtisar Data Keuangan 5 tahun terakhir (Audit, Konsolidasi, pada atau untuk tahun yang berakhir 31 Desember)

Ikhtisar Data Keuangan

1

Semua angka dalam laporan tahunan ini menggunakan aturan dalam Bahasa Indonesia, kecuali dinyatakan lain.

1. Mulai tanggal 1 Januari 2010 BCA mengadopsi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 (Revisi 2006) mengenai “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengenai “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Untuk periode-periode sebelumnya, standar akuntansi yang digunakan adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) mengenai “Akuntansi Perbankan”.

2. Sebagai tambahan, BCA juga memiliki tagihan kepada Bank Indonesia dan bank lainnya atas pembelian surat-surat berharga dengan janji dibeli kembali sebesar Rp 21.201 miliar per 31 Desember 2011 dibandingkan Rp 3.136 miliar per 31 Desember 2010.

3. Dana pihak ketiga tidak termasuk simpanan dari bank lain. 4. Pinjaman yang diterima termasuk simpanan dari bank lain. 5. Termasuk beban estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif. 6. Laba bersih per saham dasar dihitung setelah penyesuaian retroaktif pemecahan

nilai saham satu menjadi dua lembar pada tanggal 31 Januari 2008.

7. Induk perusahaan saja, rasio keuangan tahun 2011 dan 2010 disajikan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 mengenai perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia; sedangkan

rasio keuangan periode-periode sebelumnya disajikan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 mengenai perubahan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia.

8. Dihitung dari laba (rugi) sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total aktiva. 9. Dihitung dari laba (rugi) setelah pajak dibagi dengan rata-rata total ekuitas (TIER1). 10. Dihitung dari pendapatan (beban) bunga bersih dibagi dengan rata-rata aktiva

produktif.

11. Rasio CAR tahun 2011 dan 2010 memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional, dan risiko pasar sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 mengenai Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID) ; sedangkan rasio CAR untuk tahun-tahun sebelumnya hanya memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tanggal 1 November 2007 mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar.

12. Dihitung dari total kredit dibagi dengan dana pihak ketiga.

13. Dihitung dari total kredit bermasalah (kurang lancar, diragukan, macet) dibagi total kredit.

(13)

Total Aktiva

(dalam miliar Rupiah)

381.908 218.005 2007 2008 2009 2010 2011 245.570 282.392 324.419 Kredit - gross

(dalam miliar Rupiah)

202.255

82.389

2007 2008 2009 2010 2011 112.784123.901

153.923

Dana Pihak Ketiga

(dalam miliar Rupiah)

323.428 189.172 2007 2008 2009 2010 2011 209.529 245.140 277.531 Ekuitas

(dalam miliar Rupiah)

42.027 20.442 2007 2008 2009 2010 2011 23.279 27.857 34.108 Pendapatan Operasional

(Pendapatan Bunga Bersih & Pendapatan Operasional Lainnya)

(dalam miliar Rupiah) 24.050

12.425

2007 2008 2009 2010 2011 16.219

19.346 20.282

Laba Bersih

(dalam miliar Rupiah)

10.820 4.489 2007 2008 2009 2010 2011 5.776 6.807 8.479

Dengan menekankan pada hubungan baik dengan nasabah dan memperkuat kompetensi intinya di bidang perbankan transaksi, BCA mengembangkan usaha penyaluran kredit dan aktivitas penyelesaian pembayaran (payment settlement). Hal ini terbukti penting dalam mendukung kokohnya kinerja BCA sehingga menghasilkan peningkatan profitabilitas dan terjaganya imbal hasil atas aktiva (ROA) dan ekuitas (ROE) pada tahun-tahun terakhir.

(14)

3,8 3,3 2007 2008 2009 2010 2011 3,4 3,4 3,5 33,5 26,7 2007 2008 2009 2010 2011 30,2 31,8 33,3 5,7 6,1 2007 2008 2009 2010 2011 6,6 6,4 5,3 12,7 19,2 2007 2008 2009 2010 2011 15,8 15,3 13,5 61,7 43,6 2007 2008 2009 2010 2011 53,8 50,3 55,2 0,5 0,8 2007 2008 2009 2010 2011 0,6 0,7 0,6 ROA (%) ROE(%)

Marjin Bunga Bersih

(Net Interest Margin - NIM) (%)

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio - CAR)* (%)

Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga

(Loan to Deposit Ratio - LDR) (%)

Rasio Kredit Bermasalah

(Non Performing Loan - NPL)

(%)

* CAR pada tahun 2010 dan 2011 dihitung dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya, CAR dihitung dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar

(15)

0 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000 60000000 70000000 80000000 90000000 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500 9000 Sumber: Bloomberg Riwayat Dividen* Pembayaran Pencatatan Nilai per

Saham Diumumkan Cum-Dividend

2011 Interim Rp 43,5 17 Nov 2011 Pasar Regular dan Negosiasi 6 Des 2011 9 Des 2011 23 Des 2011

Pasar Tunai 9 Des 2011

2010 Final Rp 70 16 Mei 2011 Pasar Regular dan Negosiasi 6 Jun 2011 9 Jun 2011 23 Jun 2011

Pasar Tunai 9 Jun 2011

2010 Interim Rp 42,5 1 Nov 2010 Pasar Regular dan Negosiasi 19 Nov 2010 24 Nov 2010 9 Des 2010

Pasar Tunai 24 Nov 2010

2009 Final Rp 70 7 Mei 2010 Pasar Regular dan Negosiasi 31 Mei 2010 3 Jun 2010 17 Jun 2010

Pasar Tunai 3 Jun 2010

2009 Interim Rp 40 26 Okt 2009 Pasar Regular dan Negosiasi 12 Nov 2009 17 Nov 2009 2 Des 2009

Pasar Tunai 17 Nov 2009

2008 Final Rp 65 20 Mei 2009 Pasar Regular dan Negosiasi 9 Jun 2009 12 Jun 2009 26 Jun 2009

Pasar Tunai 12 Jun 2009

2008 Interim Rp 35 22 Des 2008 Pasar Regular dan Negosiasi 15 Jan 2009 20 Jan 2009 30 Jan 2009

Pasar Tunai 20 Jan 2009

2007 Final Rp 63,5 26 Mei 2008 Pasar Regular dan Negosiasi 12 Jun 2008 17 Jun 2008 1 Jul 2008

Pasar Tunai 17 Jun 2008

2007 Interim Rp 55 12 Nov 2007 Pasar Regular dan Negosiasi 29 Nov 2007 4 Des 2007 18 Des 2007

Pasar Tunai 4 Des 2007

2006 Final Rp 115 21 Mei 2007 Pasar Regular dan Negosiasi 8 Jun 2007 13 Jun 2007 27 Jun 2007

Pasar Tunai 13 Jun 2007

2006 Interim Rp 55 21 Sep 2006 Pasar Regular dan Negosiasi 10 Okt 2006 13 Okt 2006 3 Nov 2006

Pasar Tunai 13 Okt 2006

2005 Final Rp 90 17 Mei 2006 Pasar Regular dan Negosiasi 6 Jun 2006 9 Jun 2006 23 Jun 2006

Pasar Tunai 9 Jun 2006

2005 Interim Rp 50 15 Sep 2005 Pasar Regular dan Negosiasi 6 Okt 2005 11 Okt 2005 25 Okt 2005

Pasar Tunai 11 Okt 2005

2004 Final Rp 80 28 Jun 2005 Pasar Regular dan Negosiasi 19 Jul 2005 22 Jul 2005 5 Agt 2005

Pasar Tunai 22 Jul 2005

2004 Interim Rp 50 27 Okt 2004 Pasar Regular dan Negosiasi 22 Nov 2004 25 Nov 2004 8 Des 2004

Pasar Tunai 25 Nov 2004

2003 Final Rp 112,5 8 Jun 2004 Pasar Regular dan Negosiasi 30 Jun 2004 6 Jul 2004 20 Jul 2004

Pasar Tunai 6 Jul 2004

2002 Final Rp 225 7 Nov 2003 Pasar Regular dan Negosiasi 3 Des 2003 8 Des 2003 19 Des 2003

Pasar Tunai 8 Des 2003

2001 Final Rp 140 10 Okt 2002 Pasar Regular dan Negosiasi 29 Okt 2002 1 Nov 2002 15 Nov 2002

Pasar Tunai 1 Nov 2002

2001 Interim Rp 85 29 Okt 2001 Pasar Regular dan Negosiasi 14 Nov 2001 20 Nov 2001 4 Des 2001

Kinerja Saham BCA Tahun 2011

Ikhtisar Saham

Harga Saham BCA

(dalam Rupiah)

2011 2010

Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4 Setahun Penuh Setahun Penuh

Tertinggi 6.950 7.650 8.750 8.300 8.750 7.150 Terendah 5.400 6.950 7.100 7.200 5.400 4.525 Penutupan

Akhir Periode 6.950 7.650 7.700 8.000 8.000 6.400 Rata-rata 6.279 7.230 8.017 7.880 7.351 5.833

Data Saham BCA (per 31 Desember) 2011 2010

Jumlah Lembar Saham 24.655.010.000 24.655.010.000 Saham Dibeli Kembali oleh BCA (Treasury Stock) 289.767.000 289.767.000 Kapitalisasi Pasar (dalam miliar Rupiah) 197.240 157.792 Laba per Saham (dalam Rupiah) 444 348 Nilai Buku per Saham (dalam Rupiah) 1.725 1.400

P/E (x) 18,0 18,4

P/BV (x) 4,6 4,6

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Harga Saham (dalam Rupiah)

5.500 5.000 6.000 6.500 7.000 9.000 8.500 7.500

8.000 Volume (dalam ribuan)

10.000 0 20.000 30.000 40.000 90.000 80.000 70.000 50.000 60.000 Harga Saham Volume

(16)

Para pemegang saham yang kami hormati,

Dewan Komisaris menyampaikan bahwa pada tahun 2011 BCA berhasil mencatat kemajuan yang berarti dalam menghadapi berbagai tantangan yang dialami oleh industri perbankan dunia, seraya terus mempertahankan pertumbuhan dan kinerja yang baik.

Sepanjang tahun 2011, manajemen BCA menekankan pentingnya memperdalam fokus dari transaction banking menuju suatu strategi yang lebih dipusatkan pada pemenuhan kebutuhan keuangan nasabah yang lebih beragam.

Dewan Komisaris memiliki pandangan bahwa “Membina Hubungan,

Mendukung Pertumbuhan” merupakan tema yang tepat atas pendekatan

bisnis BCA di tahun 2011. Tema ini tercermin baik dari kegiatan operasional maupun dari upaya BCA meningkatkan hubungan dengan para nasabahnya.

Laporan Presiden Komisaris

Djohan Emir Setijoso

Presiden Komisaris

Fokus terhadap pemenuhan kebutuhan

nasabah semakin relevan bagi BCA

di tengah ketidakpastian global dan

perubahan yang begitu cepat

di pasar domestik

(17)

Fokus terhadap pemenuhan kebutuhan nasabah semakin relevan bagi BCA di tengah ketidakpastian global dan perubahan yang begitu cepat di pasar domestik. Pada tahun yang ditandai dengan fluktuasi sektor keuangan yang berdampak secara global, Dewan Komisaris memiliki pandangan bahwa keputusan manajemen BCA untuk fokus kepada kepercayaan dan kepuasan nasabah adalah kunci keberhasilan menghadapi tantangan-tantangan yang semakin berat.

Tahun Kesuksesan

Di tengah lesunya perekonomian dunia pada tahun 2011 terutama di kawasan Eropa, negara-negara berkembang di Asia berhasil mencatatkan kinerja ekonomi yang baik. Kuatnya permintaan masyarakat dalam

negeri, kebijakan Pemerintah yang kondusif terhadap kegiatan investasi dan semakin berkembangnya masyarakat kelas menengah, telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dalam beberapa tahun terakhir ini.

Produk Domestik Bruto Indonesia meningkat lebih dari 6% menjadi di atas USD 810 miliar pada tahun 2011, sehingga pendapatan domestik bruto per kapita melampaui level yang penting yaitu sebesar USD 3.500. Lingkungan bisnis yang kondusif tersebut telah memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu dari 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia dan membantu Indonesia dalam meraih predikat investment grade

(18)

pada akhir tahun 2011. Faktor-faktor inilah yang diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap posisi Indonesia di mata negara-negara lain. Perkembangan yang signifikan ini juga diharapkan dapat meningkatkan permintaan lokal maupun investasi asing di Indonesia.

Pada sektor perbankan Indonesia, sejumlah kebijakan yang diterapkan oleh Bank Indonesia sepanjang tahun 2011 telah menyebabkan tingkat persaingan semakin ketat dan dalam jangka panjang dapat menekan marjin keuntungan perbankan. Di tengah ketidakpastian pasar keuangan dunia, bank-bank harus dapat menelaah dan mengembangkan strateginya secara hati-hati dan kreatif untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah yang kian berkembang. Oleh karena itu, BCA terus berupaya meningkatkan kemampuannya dalam menghadirkan kenyamanan layanan bagi nasabahnya, serta mempertahankan dan meningkatkan efisiensi operasi.

Ekspansi jaringan dengan didukung oleh

infrastruktur teknologi informasi yang

kuat telah memungkinkan BCA dalam mengembangkan jaringan transaksi elektronik. Jaringan elektronik tersebut memiliki peran penting yang mendukung keseluruhan strategi BCA dalam mengutamakan bisnis perbankan transaksi sebagai bisnis inti. Kemajuan tersebut telah mempertahankan posisi BCA sebagai salah satu bank pilihan nasabah yang terkemuka di Indonesia.

Pada tahun 2011 Laba Bersih BCA meningkat 27,6%, sementara likuiditas dan rasio permodalan Bank berada pada level yang sehat. Per 31 Desember 2011, BCA mencatat tingkat pengembalian atas aktiva (Return

on Assets – ROA) dan tingkat pengembalian

Laporan Presiden Komisaris

atas ekuitas (Return on Equity – ROE) masing-masing sebesar 3,8% dan 33,5%. Kinerja keuangan BCA yang prima selama tahun 2011 didukung oleh penyaluran kredit di semua segmen, yakni Korporasi, Komersial dan Usaha Kecil & Menengah (UKM), serta segmen Konsumer. Sementara itu dana pihak ketiga terus tumbuh secara signifikan. Sepanjang tahun 2011 kualitas aset BCA tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (Non

Performing Loan - NPL) berada pada tingkat

yang rendah, sebesar 0,5%. Dewan Komisaris melihat bahwa harga penutupan saham BCA yang diperdagangkan meningkat 25,0% pada tahun 2011, sementara laba bersih per saham meningkat 27,6% sepanjang periode yang sama.

Fokus pada Tata Kelola Perusahaan

Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan mengevaluasi arah strategis BCA, menilai kebijakan manajemen risiko, memantau kepatuhan Bank terhadap prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta menilai efektivitas audit internal.

Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance - GCG) diterapkan di BCA melalui struktur organisasi yang mengadaptasi pemisahan yang jelas antar berbagai tugas dan penetapan suatu mekanisme pengawasan didalamnya (built-in

control).

Komite Audit, Komite Pengawasan Risiko, dan Komite Renumerasi & Nominasi telah memberikan dukungan yang kuat dan efektif kepada Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas-tugas dan tanggung jawabnya secara efektif. Komite Audit membantu Dewan Komisaris dalam mengevaluasi fungsi audit internal, mulai dari perencanaan audit, implementasi audit, dan tindak lanjut atas

(19)

Djohan Emir Setijoso Presiden Komisaris Raden Pardede Komisaris Independen Sigit Pramono Komisaris Independen Tonny Kusnadi Komisaris

duduk : kiri ke kanan • berdiri :

Cyrillus Harinowo Komisaris Independen

(20)

temuan hasil audit. Komite Manajemen Risiko membantu Dewan Komisaris dalam memastikan bahwa parameter-parameter risiko internal secara memadai telah

memperhitungkan faktor ketidakpastian

ekonomi global dan risk appetite Bank dalam berbagai kegiatan bisnisnya. Komite Renumerasi & Nominasi memberikan nasihat secara aktif terkait perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris pada tahun 2011. Memperkuat kinerja bisnis dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik merupakan bagian dari tanggung jawab kami sebagai sebuah korporasi yang baik. Selanjutnya, BCA telah berpartisipasi melalui serangkaian sasaran program tanggung jawab sosial perusahaan yang terarah terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Komitmen sosial yang menyeluruh ini akan terus dilanjutkan dan dikembangkan seiring dengan bertumbuhnya perekonomian dan terbukanya kesempatan guna memberikan kontribusi secara efektif kepada masyarakat.

Melangkah ke Depan

Kami optimis bahwa di tengah berbagai tantangan ekonomi global, prospek industri perbankan di Indonesia tetap menjanjikan. Kami percaya bahwa Pemerintah Indonesia

bersama Bank Indonesia akan terus

mengarahkan perekonomian nasional dengan menerapkan prinsip progresif dan prinsip kehati-hatian seiring dengan pertumbuhan Indonesia yang berkelanjutan.

Kendati demikian, kita perlu mencermati pelemahan kinerja perekonomian negara-negara maju, terutama di Eropa, yang dapat membebani pertumbuhan pasar di negara-negara berkembang seperti China, India, dan Indonesia. Akan tetapi, kami memperkirakan

bahwa kuatnya permintaan domestik masih akan terus berlanjut dan mampu mengimbangi pengaruh negatif ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia.

Dengan tujuan memberikan ragam layanan yang lebih luas bagi nasabah, BCA telah mengambil langkah strategis di tahun 2011 dengan mulai mengembangkan dua bidang usaha baru, yakni bisnis asuransi dan sekuritas. BCA akan mengukur keberhasilan dua bidang usaha tersebut sebagai entitas yang independen dan menghasilkan keuntungan, dengan memperhatikan dan memitigasi berbagai risiko yang terkait.

Kedua perusahaan baru tersebut melengkapi investasi baru kami lainnya yang bergerak di bidang pembiayaan sepeda motor dan bank Syariah, dalam upaya untuk memperluas layanan yang kami tawarkan. BCA memantau secara ketat kinerja kredit pada kedua area tersebut, pada saat keduanya melembagakan sistem mutu yang diperlukan untuk memenuhi ekspektasi baik dari nasabah maupun dari BCA sendiri.

Dengan mempertimbangkan semua faktor dan didukung oleh staf yang kompeten, jaringan cabang yang luas dan jaringan transaksi elektronik yang terus berkembang, BCA dan anak - anak perusahaannya akan terus mengembangkan usaha pada tahun 2012 dan di tahun-tahun yang akan datang.

Apresiasi

Atas nama Dewan Komisaris, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pemegang saham BCA, nasabah, mitra bisnis dan karyawan, serta seluruh pemangku kepentingan dan berbagai pihak otoritas atas dukungan yang berkelanjutan terhadap BCA.

(21)

Keberhasilan BCA tercipta berkat upaya kita semua dalam membina hubungan yang telah terjalin dengan baik.

Pada tahun 2011, terdapat sejumlah perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi. Oleh karena itu, sebagai Presiden Komisaris, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Eugene K. Galbraith, yang telah menjabat sebagai Presiden Komisaris BCA sejak tahun 2002 dan yang telah menyelesaikan masa jabatannya pada Mei 2011, atas kontribusinya yang tak ternilai bagi BCA. Selanjutnya Bapak Galbraith telah ditunjuk pada Rapat Umum Pemegang Saham sebagai Wakil Presiden Direktur hingga tahun 2014.

Wawasan dan pemikiran Bapak Galbraith akan diperlukan untuk membawa BCA menuju masa depan yang cerah di bawah kepemimpinan Bapak Jahja Setiaatmadja, yang diangkat sebagai Presiden Direktur pada Rapat Umum Pemegang Saham Mei 2011 setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai anggota Direksi selama 11 tahun. Dewan Komisaris mengucapkan selamat kepada Bapak Jahja Setiaatmadja atas posisi barunya,

dan menghargai kontribusi beliau yang besar selama enam tahun menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur dan sebagai Presiden Direktur sejak Juni 2011. Kami berharap untuk dapat bekerja sama dan bersinergi dengan Direksi guna menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi para pemangku kepentingan. Dewan Komisaris juga memberikan apresiasi terhadap kinerja baik Tim Eksekutif selama tahun 2011 dalam mempertahankan stabilitas dan kinerja keuangan BCA, yang telah membawa hasil yang menguntungkan bagi seluruh pemegang saham.

Selanjutnya, Dewan Komisaris turut

menghargai pencapaian manajemen

anak perusahaan BCA dan bisnis terkait dalam menciptakan hasil yang baik selama

2011 sehingga memberikan kontribusi

terhadap perkembangan usaha BCA secara umum. Berkat dukungan yang teguh dan

berkelanjutan dari seluruh pemangku

kepentingan, kami sepenuhnya berkomitmen untuk mempertahankan pertumbuhan BCA di masa mendatang.

Jakarta, April 2012 Atas nama Dewan Komisaris,

Djohan Emir Setijoso

(22)

Laporan Presiden Direktur

Para Pemegang Saham dan Nasabah yang terhormat,

Perekonomian Indonesia selama tahun 2011 terus menunjukkan kinerja yang solid, bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi di kawasan Eropa dan problem tingginya tingkat pengangguran yang berkepanjangan di Amerika Serikat. Kuatnya konsumsi domestik merupakan kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia, dimana hal tersebut dapat mengimbangi pengaruh negatif yang membebani industri-industri berorientasi ekspor ke pasar Eropa dan Amerika Serikat.

Keberhasilan dalam mempertahankan kinerja ekonomi membuat Indonesia meraih predikat investment grade dari Fitch Ratings dan Moody’s Investors Service. Keberhasilan Pemerintah dalam mengendalikan tingkat inflasi secara umum menyebabkan Bank Indonesia terus menurunkan suku bunga acuannya menjadi 6,0% pada akhir tahun 2011.

(23)

Tingkat suku bunga yang lebih rendah dan peningkatan peringkat investasi tersebut diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan semakin mendorong perkembangan penanaman modal asing secara langsung (foreign

direct investment) di Indonesia.

Pada tahun 2011, BCA tetap berada di lini depan sebagai lembaga intermediasi keuangan di Indonesia, melayani permintaan pinjaman yang terus tumbuh dan memfasilitasi meningkatnya aktivitas transaksi perbankan di Indonesia. BCA fokus pada pendalaman hubungan dengan nasabah sebagai strategi utama dan kunci keberhasilan. Sejalan dengan hal tersebut maka, tema Laporan Tahunan ini adalah “Membina Hubungan, Mendukung Pertumbuhan”.

Kinerja Usaha yang Solid

Iklim makroekonomi Indonesia yang kondusif pada tahun 2011 menjadi landasan yang kokoh bagi BCA dalam mendukung kinerja positif yang berkelanjutan. Kinerja BCA yang solid terutama didukung oleh peningkatan aktivitas penyaluran kredit dan pertumbuhan yang berkesinambungan dalam aktivitas transaksi dan penyelesaian pembayaran (payment settlement). Berdasarkan prinsip kehati-hatian, BCA berhasil membukukan pertumbuhan

Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur

BCA tetap berada di lini depan sebagai

lembaga intermediasi keuangan di

Indonesia, melayani permintaan pinjaman

yang terus tumbuh dan memfasilitasi

meningkatnya aktivitas transaksi perbankan

di Indonesia

(24)

Laporan Presiden Direktur

kiri ke kanan • berdiri:

Henry Koenaifi Direktur

Armand Wahyudi Hartono Direktur

Erwan Yuris Ang Direktur

Suwignyo Budiman Direktur

Anthony Brent Elam Direktur

Subur Tan Direktur

(25)

kiri ke kanan • duduk:

Dhalia Mansor Ariotedjo Direktur

Renaldo Hector Barros Direktur

Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur

Eugene Keith Galbraith Wakil Presiden Direktur

(26)

kredit yang signifikan dan menjaga tingkat kredit bermasalah pada level yang relatif rendah.

Pada tahun 2011, BCA membukukan pertumbuhan portofolio kredit yang signifikan di seluruh segmen. Didorong oleh tingginya permintaan pinjaman dan rendahnya suku bunga, total portofolio kredit BCA tumbuh sebesar 31,4% menjadi Rp 202,3 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit BCA tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan pinjaman rata-rata industri perbankan nasional yang mencapai 24,1%.

Pada tahun 2011, Kredit Korporasi mencatat pertumbuhan sebesar 27,6% menjadi Rp 71,8 triliun, didorong oleh tingginya permintaan kredit pada triwulan keempat tahun 2011. Kredit Komersial dan Usaha Kecil & Menengah

(UKM) mengalami peningkatan 31,7%

menjadi Rp 79,0 triliun. Pada tahun 2011, sejumlah nasabah UKM yang bisnisnya terus berkembang telah ditingkatkan menjadi nasabah Komersial, sehingga mereka dapat memperoleh alternatif pendanaan yang lebih besar dan lebih beragam. Pembinaan nasabah UKM ini dilakukan melalui Sentra Bisnis Komersial dan adanya koordinasi yang baik antara account officers, kepala cabang, dan kepala kantor wilayah BCA. Sementara itu, Kredit Konsumer tumbuh sebesar 37,6% menjadi Rp 50,3 triliun, didorong oleh peningkatan kredit pemilikan rumah dan pembiayaan mobil.

Sejalan dengan pertumbuhan yang kuat dalam penyaluran kredit, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposits Ratio - LDR) meningkat menjadi 61,7% pada akhir tahun

Laporan Presiden Direktur

2011 dari 55,2% pada akhir tahun 2010. Sedangkan Rasio Kredit Bermasalah (Non

Performing Loan - NPL) tetap terjaga pada

tingkat yang rendah pada level 0,5%, dengan cadangan kerugian penurunan nilai sebesar 386,3% terhadap total NPL. Hal tersebut tercapai berkat upaya penerapan kebijakan manajemen risiko dalam mempertahankan kualitas aset Bank.

Guna memperluas cakupan bisnis, BCA menambah 40 kantor cabang baru pada tahun 2011. BCA meyakini pentingnya jaringan kantor cabang dalam membangun loyalitas dan hubungan dengan nasabah, disamping semakin pentingnya jaringan elektronik bagi aktivitas bisnis perbankan. Dengan melayani lebih dari 10 juta rekening nasabah, perbankan transaksi tetap menjadi bisnis inti BCA. Pada tahun 2011, BCA terus melakukan diversifikasi produk dan layanan, serta mengembangkan fasilitas Cash Management maupun fasilitas perbankan elektronik.

Langkah-langkah tersebut memberikan

kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan jumlah dan volume transaksi di 944 cabang BCA, 8.578 ATM, dan lebih dari 100.000 EDC di seluruh Indonesia. Guna mengakomodasi layanan transaksi perbankan yang terus meningkat, BCA meningkatkan infrastruktur teknologi informasi dan terus memperluas kapasitas pengolahan data.

Jaringan transaksi elektronik yang andal dan efisien merupakan hal penting bagi bisnis Bank yang berbasis transaksi. Internet Banking secara bertahap telah melengkapi fungsi-fungsi layanan transaksi dari cabang dan ATM BCA. Internet Banking BCA mencatat peningkatan nilai transaksi sebesar 36,3%,

(27)

sementara Mobile Banking tumbuh sebesar 30,2% dibandingkan tahun 2010. Kepercayaan nasabah terhadap BCA terus meningkat berkat keamanan dan keandalan sistem perbankan secara keseluruhan sehingga transaksi dapat dilakukan dengan lebih mudah dan nyaman. Kinerja perbankan transaksi yang solid telah mendukung pertumbuhan rasio dana giro dan tabungan (CASA) terhadap total dana pihak ketiga dan mencatat biaya dana (cost of fund) yang lebih rendah. Sebagai elemen penting dari struktur pendanaan BCA, CASA memberikan kontribusi 77,0% terhadap total dana pihak ketiga pada tahun 2011. CASA tercatat sebesar Rp 249,0 triliun, naik 18,8% dari tahun 2010, sejalan dengan meningkatnya aktivitas transaksi pembayaran para nasabah. Sementara itu, jumlah deposito yang dikelola Bank mencapai Rp 74,4 triliun, atau tumbuh sebesar 9,5%. Didukung oleh kinerja CASA yang sehat, total dana pihak ketiga BCA mengalami kenaikan sebesar 16,5% menjadi Rp 323,4 triliun pada tahun 2011.

Pertumbuhan volume kredit dan peningkatan komposisi giro dan tabungan berperan penting terhadap meningkatnya Pendapatan Bunga Bersih BCA pada tahun 2011. Margin bunga bersih dan rasio efisiensi biaya cukup stabil dan dapat dipertahankan selama tahun 2011. Faktor-faktor utama tersebut telah

mendukung pertumbuhan profitabilitas

BCA, yang mencatat kenaikan Laba Bersih sebesar 27,6% menjadi Rp 10,8 triliun pada 2011. Selain itu, BCA mencatat tingkat pengembalian atas aktiva (Return on Assets - ROA) sebesar 3,8% dan tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity - ROE) sebesar

33,5%. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio - CAR) dapat dipertahankan pada tingkat yang cukup sehat yaitu 12,7% hingga akhir 2011, yang sebagian besar merupakan modal inti (Tier 1 Capital).

Prestasi BCA dalam menyempurnakan

pelayanan dan meningkatkan kinerja

usahanya pada tahun 2011 telah mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak eksternal. Hal ini tercermin dari sejumlah penghargaan yang dianugerahkan kepada BCA pada tahun 2011, antara lain penghargaan sebagai Bank Domestik Terbaik selama dua tahun berturut-turut yaitu pada The Asset Triple A Country Awards.

Investasi untuk Mempertahankan Keunggulan Berkelanjutan

BCA berhasil memperkuat bisnis

penghimpunan dana dan penyaluran kredit serta mempertahankan kinerja keuangannya selama tahun 2011. Hal ini dapat terwujud berkat inisiatif yang menyeluruh dalam rangka memastikan keberhasilan strategi jangka panjang Bank untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan.

Dalam satu tahun terakhir, BCA telah melanjutkan investasi untuk mengembangkan jaringan cabang dan perbankan elektronik secara terpadu. BCA berkomitmen untuk melakukan investasi di bidang teknologi untuk mempermudah dan menyederhanakan proses transaksi, sesuai dengan harapan BCA bahwa perbankan elektronik akan digunakan semakin luas oleh masyarakat. Investasi teknologi juga dilakukan untuk mendukung kapasitas Cash Management serta memperluas

(28)

Semua investasi tersebut ditujukan untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan

para nasabah. BCA telah mengubah

paradigma ke arah bisnis yang berbasis solusi dengan mengutamakan kepentingan nasabah. Hal ini merupakan filosofi yang

mendasari pengembangan Customer

Relationship Management (CRM) di BCA.

Dalam mencapai sasarannya, yakni menjadi bank yang berorientasi pada nasabah, BCA telah memformulasikan suatu sistem CRM agar lebih relevan dalam menanggapi setiap kebutuhan pelanggan yang beragam. Setiap kantor wilayah mulai menerapkan kebijakan perbankan masing-masing, dengan mempertimbangkan demografi yang unik dari setiap wilayah dan faktor-faktor pendorong ekonomi wilayah tersebut.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga senantiasa menjadi perhatian utama kami. Hal ini tercermin dari perekrutan karyawan yang berbakat dan penyediaan serangkaian pelatihan yang diikuti secara rutin oleh para karyawan. Upaya-upaya tersebut perlu dilakukan untuk menambah jumlah account officers sejalan dengan perkembangan bisnis yang pesat.

Seluruh strategi yang telah disebutkan di atas memiliki satu tujuan: menciptakan dan memasarkan produk dan layanan yang inovatif sebagai solusi keuangan yang efektif bagi para nasabah. Dengan memberikan solusi yang terbaik, BCA dapat memperkuat hubungannya dengan nasabah serta mempertahankan posisinya sebagai bank yang terkemuka, di tengah persaingan di industri perbankan yang semakin ketat.

Tata Kelola Perusahaan

BCA senantiasa menjunjung tinggi standar-standar serta prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate

Governance - GCG). BCA terus menyesuaikan dan

memperbaiki praktik-praktik GCG sesuai hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia, serta sejalan dengan international best practices. Pada tahun 2011, BCA melakukan serangkaian program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR) untuk

meningkatkan hubungan sosial dengan

masyarakat, dengan fokus pada sektor pendidikan dan kesehatan. BCA menyediakan bantuan pendidikan melalui beasiswa dan fasilitas pendidikan, serta melakukan gerakan donor darah dan program pelestarian lingkungan di Indonesia. Pada tahun 2012, BCA berencana untuk mendirikan beberapa pusat layanan kesehatan di Jakarta dan Surabaya.

Prospek Usaha

BCA berharap untuk dapat memanfaatkan momentum peningkatan daya beli masyarakat

untuk menunjang pertumbuhan sektor

perbankan di masa mendatang. BCA terus mempertajam strategi yang tepat guna dan tepat sasaran untuk memenuhi permintaan domestik yang sehat atas fasilitas kredit kepemilikan rumah dan mobil, serta kredit korporasi dan komersial, dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit.

Sementara likuiditas dan permodalan merupakan prioritas utama bagi Bank untuk menjamin kelangsungan bisnisnya, BCA juga berupaya untuk mengembangkan usahanya ke bidang-bidang baru yang menguntungkan. Dua prospek yang

(29)

menjanjikan—industri pembiayaan mobil dan perbankan syariah—telah dilayani oleh BCA Finance dan BCA Syariah, yang menunjukkan pertumbuhan nilai yang baik selama tahun 2011. Untuk melengkapi perkembangan bisnis Grup BCA, pada tahun 2011 BCA memperluas jangkauannya dengan mulai memasuki bisnis-bisnis baru yang strategis, yang fokus pada potensi pertumbuhan. Bisnis-bisnis baru tersebut adalah asuransi yang berfokus pada konsumen dan sekuritas, disamping terus mengembangkan bisnis pembiayaan sepeda motor.

Dengan mengembangkan cakupan layanan-nya, BCA berupaya untuk membina hubungan yang lebih erat dengan seluruh pemangku

kepentingan. Dalam rangka menjamin

kelangsungan bisnis jangka panjang, BCA bertekad untuk menjadi top of mind dimata masyarakat, baik dalam transaksi perbankan maupun penyaluran kredit, sehingga dapat menarik lebih banyak lagi nasabah yang berkualitas.

Ucapan Terima Kasih

Susunan Direksi mengalami perubahan pada tahun 2011. Perubahan yang paling mendasar adalah selesainya masa jabatan Bapak Djohan Emir Setijoso, yang telah menunjukkan teladan dalam kepemimpinan beliau sebagai Presiden Direktur BCA sejak 1999. Beliau telah berhasil memimpin BCA melewati masa sulit akibat krisis moneter di tahun 1998/1999

serta meletakkan landasan yang kokoh dalam mengembangkan berbagai inisiatif bisnis baik di bidang perbankan transaksi maupun perkreditan. Selanjutnya beliau telah diangkat menjadi Presiden Komisaris BCA pada Rapat Umum Pemegang Saham pada bulan Mei tahun 2011.

Kami mengucapkan selamat datang kepada para anggota baru dalam jajaran Direksi, yaitu Bapak Eugene K. Galbraith sebagai Wakil Presiden Direktur, setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Presiden Komisaris pada tahun 2011; dan Bapak Erwan Yuris Ang, yang diangkat sebagai Direktur pada Rapat Umum Pemegang Saham di bulan Mei 2011.

Penghargaan yang tulus kami sampaikan kepada seluruh karyawan kami. Seluruh prestasi yang diraih BCA tak lepas dari dedikasi, kerja keras, dan sikap profesional yang telah diberikan oleh para karyawan. Kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemegang saham dan mitra usaha atas dukungan dan kerjasamanya selama ini. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sangat mendalam kepada para nasabah setia atas kepercayaannya terhadap BCA dalam memfasilitasi aktivitas perbankan mereka. Kami yakin bahwa hubungan baik yang telah terjalin selama ini akan menjadi faktor penentu keberhasilan BCA di masa depan. Jakarta, April 2012

Atas nama Direksi,

Jahja Setiaatmadja

(30)
(31)
(32)

Perbankan Cabang

Unit Bisnis Perbankan Cabang mencakup semua kegiatan bisnis yang terkait dengan perbankan transaksi baik melalui jaringan cabang maupun jaringan elektronik serta berperan sebagai kontak poin bagi nasabah untuk menjalin hubungan dengan BCA. Unit Bisnis Perbankan Cabang menangani bisnis perbankan transaksi dan produk dana, Cash Management serta penyaluran kredit Komersial dan Usaha Kecil & Menengah.

Sebagai salah satu bank transaksi terkemuka di Indonesia, BCA senantiasa meningkatkan kualitas layanan, memperluas jaringan cabang di seluruh Indonesia dan meningkatkan jaringan transaksi elektronik sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi saat ini. Memberikan kenyamanan, keamanan dan keandalan jaringan merupakan filosofi utama kami dalam memenuhi kebutuhan nasabah.

Didukung oleh jangkauan jaringan yang luas, dana pihak ketiga BCA tumbuh signifikan sebesar 16,5% menjadi Rp 323,4 triliun di tahun 2011. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan saldo giro dan tabungan, dua produk yang digunakan oleh para nasabah untuk melakukan transaksi pembayaran sehari-hari. Kontribusi giro dan tabungan yang mencapai 77,0% terhadap total dana pihak ketiga, memungkinkan BCA untuk mempertahankan komposisi

Tinjauan Bisnis

Unit Bisnis Perbankan Cabang (Branch

Banking) merupakan platform

utama BCA dalam mempertahankan

dominasinya di bidang perbankan

transaksi dan untuk mengembangkan

portofolio kredit Komersial dan UKM

(33)

Dari segi penyaluran kredit, BCA mencatat pertumbuhan substansial di segmen kredit Komersial dan Usaha Kecil & Menengah (UKM) didorong oleh peningkatan permintaan kredit dari nasabah di segmen tersebut. Di tahun 2011, portofolio kredit Komersial BCA mencapai Rp 44,7 triliun, naik 43,0% dari tahun 2010, sementara itu portofolio kredit UKM meningkat 19,5% menjadi Rp 34,3 triliun. 31.272 44.710 2010 2011 28.705 34.309

Portofolio Kredit Komersial dan UKM

(dalam miliar Rupiah)

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Komersial

Dana Pihak Ketiga

(dalam miliar Rupiah)

74.418 2011 172.990 67.987 2010 145.553 63.991 76.020 Deposito Giro Tabungan

(34)

Perbankan Transaksi

BCA memiliki komitmen untuk

mempertahankan keunggulan di bidang perbankan transaksi dengan didukung oleh jaringan cabang maupun jaringan transaksi elektronik yang memiliki jangkauan nasional. Pada akhir tahun 2011 BCA mengelola lebih dari 10 juta rekening nasabah, memproses ratusan juta transaksi keuangan dan memenuhi kebutuhan nasabah perorangan dan perusahaan melalui beragam produk dan layanan yang ditawarkan.

Sekitar sepuluh juta rekening nasabah tersebut dilayani oleh 944 cabang, 8.578 ATM dan lebih dari 100.000 Electronic Data Capture (EDC). Lebih lanjut, Internet Banking, Mobile Banking, dan Smartphone Banking merupakan

platform layanan yang memungkinan nasabah

perorangan maupun perusahaan untuk melakukan transaksi keuangan kapan saja dan dimana saja.

Jaringan cabang BCA yang terdiri dari kantor-kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia saling terhubung secara online dan terintegrasi dengan jaringan transaksi elektronik. Hal ini memberikan kenyamanan akses 24 jam bagi para nasabah, baik nasabah perorangan maupun perusahaan, dimanapun di Indonesia. Layanan yang diberikan melalui

cabang-cabang BCA meliputi layanan

perbankan regular, BCA Prioritas (untuk nasabah individu mass-affluent), Weekend

Banking (untuk memenuhi kebutuhan

transaksi melalui cabang pada hari libur), dan BCABIZZ (untuk nasabah bisnis menengah dan kecil). Sementara itu, nasabah korporasi dilayani secara sentral melalui kantor pusat dan berkoordinasi dengan kantor cabang yang terkait.

2011 2010

Kantor Cabang (termasuk kantor kas) 944 932

ATM 8.578 7.459

Jumlah Jaringan Layanan (unit)

2011 2010

Kantor Cabang

Jumlah Transaksi (dalam jutaan) 187,3 182,4

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 11.987,3 10.450,1 ATM

Jumlah Transaksi (dalam jutaan) 1.044,8 904,1

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 1.098,1 936,9 Internet Banking

Jumlah Transaksi (dalam jutaan) 607,7 402,5

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 2.600,6 1.907,7 Mobile Banking

Jumlah Transaksi (dalam jutaan) 223,6 164,7

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 244,1 187,4

Transaksi Melalui Jaringan Distribusi Utama

(35)

Untuk mengurangi tingkat antrian dan mendekatkan diri kepada nasabah, BCA menambah jumlah kantor kas untuk

memfasilitasi transaksi di area-area

perdagangan yang memiliki transaksi

yang tinggi. Melalui layanan Tunai BCA, BCA juga memperluas jangkauan dengan melibatkan jaringan toko-toko ritel untuk melayani nasabah dalam melakukan transaksi perbankan tertentu seperti penarikan uang tunai. Kami akan terus mengembangkan dan menambah sejumlah fitur pada layanan melalui ATM, Internet Banking, EDC, dan Mobile Banking untuk memenuhi kebutuhan nasabah.

Fasilitas Internet Banking BCA, KlikBCA, mengalami peningkatan dalam jumlah pengguna, baik nasabah individu maupun korporasi, sebesar 43,7% menjadi 2,8 juta pengguna di akhir tahun 2011. Volume transaksi melalui KlikBCA tercatat 608 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 2.601 triliun atau meningkat sebesar 36,3% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.908 triliun.

BCA menyediakan layanan Business-to-Business (B2B) dan Business-to-Consumer (B2C) melalui fasilitas Internet Banking. Selanjutnya, di awal tahun 2012, kami meluncurkan layanan BCA KlikPay, sebuah metode pembayaran online yang andal dan praktis bagi para nasabah melalui KlikBCA atau Kartu Kredit BCA untuk melakukan transaksi belanja online di website

merchant-merchant BCA.

Jaringan ATM BCA yang luas telah memfasilitasi 1.045 juta transaksi di tahun 2011, dengan total nilai transaksi sebesar Rp 1.098 triliun. Unit Bisnis Perbankan Cabang senantiasa melakukan program promosi untuk mendorong peningkatan penggunaan ATM dan Kartu Debit BCA melalui mesin-mesin EDC. Lebih dari 60.000 merchant BCA dengan 110.000 gerai tersebar di seluruh Indonesia, merupakan bagian dari komitmen BCA dalam mengembangkan jaringan EDC. Sepanjang tahun 2011, inisiatif promosi untuk mengembangkan Debit BCA difokuskan pada

merchant-merchant strategis seperti SPBU dan

(36)

Melalui m-BCA, layanan Mobile Banking BCA, sebanyak 2,8 juta nasabah yang terdaftar melakukan 224 juta transaksi pada tahun 2011, dengan total nilai transaksi sebesar Rp 244,1 triliun, meningkat sebesar 30,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada bulan Oktober 2011, Bank meluncurkan aplikasi BCA Mobile yang memungkinkan nasabah untuk mengakses KlikBCA dan m-BCA dari single

gateway. Hal ini bertujuan untuk memberikan

kemudahan akses bagi para nasabah yang sering mengakses jaringan BCA melalui

smartphone.

Lebih lanjut, BCA berupaya mempertahankan keunggulan di pasar layanan transaksi pembayaran mikro dengan kartu Flazz, sebuah cara pembayaran menggunakan mekanisme contactless cash supplement. Pada tahun 2011, terdapat sebanyak 3,2 juta Kartu Flazz yang beredar, naik sebesar 25,9% dari tahun 2010. BCA melanjutkan upaya memperluas penggunaan kartu Flazz melalui kerja sama dengan penyedia layanan parkir, gerai makanan dan minuman, serta pasar ritel modern (minimarket, supermarket, dan hipermarket).

Dana Pihak Ketiga

Didukung oleh cakupan jaringan yang luas,

platform perbankan transaksi BCA yang solid

telah membuat Bank mempunyai sejumlah keunggulan kompetitif dalam penghimpunan dana pihak ketiga dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya. Berbagai jenis rekening giro dan tabungan digunakan secara berkala oleh nasabah guna memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari.

Dana pihak ketiga mengalami pertumbuhan 16,5% menjadi Rp 323,4 triliun di akhir tahun

2011 sejalan dengan meningkatnya aktivitas transaksi nasabah. Jumlah dana tabungan tumbuh 18,9% menjadi Rp 173,0 triliun sedangkan jumlah dana giro naik 18,8% menjadi Rp 76,0 triliun. Pada saat yang sama, total deposito meningkat 9,5% mencapai Rp 74,4 triliun. Meskipun dana giro dan tabungan tersebut bersifat jangka pendek,

perputaran dana dengan intensitas

transaksi yang tinggi didalam jaringan BCA menyebabkan stabilnya pengendapan dana inti.

Tahapan BCA tetap menjadi produk tabungan utama Bank dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan nasabah dari berbagai segmen. Pada tanggal 31 Desember 2011, total dana pihak ketiga di Tahapan mencapai Rp 156,4 triliun, naik 20,8% dari tahun 2010. BCA juga menawarkan Tahapan Gold, produk yang khusus ditujukan bagi nasabah high net worth

individuals yang sekaligus pemilik usaha.

Pada bulan September 2011 BCA meluncurkan

Tahapan Xpresi yang merupakan

pengembangan dari produk Tahapan dengan target khusus yaitu nasabah berusia 25 tahun ke bawah. Tahapan Xpresi dilengkapi fitur menarik untuk mengakomodasi kaum muda dengan gaya hidup dan kebutuhannya, serta untuk membiasakan mereka dengan transaksi elektronik sehingga dapat sekaligus mengedukasi mereka untuk mengelola keuangannya sedini mungkin.

BCA terus berupaya untuk menyederhanakan proses pembukaan rekening. Di tahun 2011, BCA mengambil sebuah langkah penting untuk memungkinkan nasabah membuka rekening baru di produk tertentu (Tahapan, Tapres, dan BCA Dollar) secara online.

(37)

BCA telah melakukan berbagai macam kampanye marketing berbasiskan teknologi untuk membantu strategi komunikasi dan mulai menggunakan platform komunikasi massal yang didukung oleh aplikasi sosial media sebagai alat pemasaran. Jaringan penjualan secara tradisional juga terus difungsikan, seperti Gebyar BCA – sebuah program televisi

edutainment – yang telah berjalan sukses

selama 14 tahun. Gebyar BCA dipertahankan mengingat media tersebut efektif dan dapat diandalkan oleh Bank untuk menunjukkan citra perusahaan serta untuk mempromosikan produk dan layanan perbankan kepada publik.

Cash Management

Melalui layanan Cash Management, BCA

memfasilitasi perusahaan-perusahaan

dalam mengelola arus kas mereka dengan seefisien dan seefektif mungkin. Dengan jumlah nasabah yang terus meningkat, BCA menyediakan interface yang terintegrasi dan dapat disesuaikan untuk menghubungkan sistem BCA dengan aplikasi keuangan

nasabah. Hal tersebut dapat membantu nasabah untuk melakukan pengelolaan arus kas dan penyelesaian pembayaran yang terus bertumbuh.

BCA memperluas kehadirannya di jaringan usaha Pertamina – perusahaan minyak dan gas milik negara – termasuk SPBU, distributor minyak, dan agen LPG melalui pengembangan sistem koleksi otomatis host-to-host dan

pengembangan infrastruktur dengan

Pertamina. Melalui hal tersebut, Pertamina dapat melayani pelanggan dari berbagai industri seperti penerbangan, kelautan, dan industri lainnya dengan lebih efektif.

Dalam komunitas pasar modal, BCA

memperluas kerja samanya dengan para partisipan di bursa saham dan bursa berjangka

sesuai dengan peningkatan aktivitas

perdagangan efek. Dengan kapasitasnya di bidang jasa penyelesaian pembayaran, BCA menjadi salah satu bank dari 5 bank terpilih untuk melakukan penyelesaian transaksi efek selama periode 2011-2015. Selain itu, BCA juga

(38)

telah mengembangkan sebuah sistem untuk memenuhi kebutuhan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), untuk memisahkan rekening investor, sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan baru Bapepam-LK. Untuk mencapai hal tersebut, BCA bekerja sama dengan 65 perusahaan sekuritas (50,4% dari total perusahaan sekuritas yang beroperasi di Indonesia) dan mendukung operasional bisnis mereka melalui pengembangan sistem

host-to-host.

BCA juga menyediakan fasilitas sistem

host-to-host collection untuk komunitas produsen

semen. Sehingga proses collection dengan para distributor berjalan dengan stabil. Mengikuti kesuksesan ini, Bank senantiasa melihat berbagai peluang baru untuk bekerja sama dengan komunitas-komunitas lainnya. Produk Cash Management BCA terbukti sangat bermanfaat, sehingga sejumlah perusahaan yang menggunakan fasilitas tersebut meningkat sebanyak 9,4% di tahun 2011 menjadi 2.393 nasabah. Bank juga menciptakan fleksibilitas dan fungsi baru pada fasilitas Virtual Account, sebuah fitur Cash Management untuk rekonsiliasi pembayaran transaksi. Pada akhir tahun 2011, lebih dari 450 perusahaan telah menggunakan fasilitas Virtual Account tersebut.

Pinjaman Komersial dan UKM

Didorong oleh kinerja ekonomi Indonesia yang solid, kredit Komersial dan UKM tumbuh sebesar 31,7% menjadi Rp 79,0 triliun di tahun 2011 yang merupakan 39,1% dari total seluruh kredit BCA. Rasio kredit bermasalah untuk segmen Komersial dan UKM terjaga pada level yang rendah yaitu 0,5% di tahun 2011.

Kredit Komersial BCA meningkat 43,0% dari Rp 31,3 triliun pada 31 Desember 2010 mencapai Rp 44,7 triliun di akhir tahun 2011. Pada segmen ini, BCA menekankan pelayanan untuk para nasabah utama di industri perdagangan, manufaktur, dan jasa. Sebagian besar dari nasabah tersebut adalah para pelaku bisnis daerah di seluruh Indonesia. Pada tahun 2011, untuk mengakomodasi pertumbuhan bisnis nasabah Komersial, Bank mendefinisikan kembali pinjaman Komersial dimana saat ini menjadi fasilitas pembiayaan antara Rp 10 miliar hingga Rp 150 miliar yang sebelumnya sebesar Rp 10 miliar sampai Rp 100 miliar. Setelah melakukan berbagai pertimbangan dan analisis yang cermat, Bank telah meningkatkan status sejumlah debitur UKM yang memiliki prospek bisnis yang baik menjadi debitur Komersial. Hal ini menunjukkan kesuksesan pendekatan strategi BCA dalam membina hubungan dengan para nasabah dan pada saat yang bersamaan membangun bisnis mereka.

Pengembangan nasabah UKM ini adalah hasil dari dukungan Sentra Bisnis Komersial (SBK) serta berkat kerja sama yang baik antara

account officer, kepala cabang dan kepala

kantor wilayah. SBK merupakan infrastruktur penting untuk melakukan pendekatan yang lebih fokus dalam memenuhi kebutuhan segmen komersial. Dengan adanya dua SBK baru yang dibuka di Malang (Jawa Timur) dan Medan (Sumatera Utara), maka pada akhir tahun 2011 terdapat 10 SBK yang beroperasi di beberapa kota pusat bisnis di Indonesia.

Gambar

Tabel  di  bawah  ini  menguraikan  Pendanaan  kepada  Pihak  Terkait  (Related  Party)  dan  kepada  Debitur Inti Individu dan Grup di BCA selama tahun 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan studi awal yang dilakukan pada semester 1 tahun 2014 dengan metode wawancara pada salah satu guru IPA kelas VI di MI Al-Aziez Surabaya diperoleh bahwa tujuan

Cairan tersebut lalu mendidih dan menguap sambil mengambil panas dari udara yang mengalir melalui rusuk-rusuk pipa evaporator, maka cairan dapat berubah bentuknya

Ketika Barat kemudian main .]J, rasanya akan sulit buat declarer untuk tidak trump dengan [J atau [A dan kontrak tidak bisa dihindari mati 1.. Count Signal digunakan untuk

Sebagaimana mereka yang tingkat kecerdasannya jauh di bawah rata-rata (tuna grahita) tidak dapat menarik manfaat sepenuhnya dari pendidikan biasa (regular) dan

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Mukomuko Nomor 38 Tahun 2009 tentang Retribusi Jasa Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) (Berita Daerah

satuan liter (l), dan dihitung dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam (Rp/ha/MT). 3) Penerimaan adalah hasil yang diperoleh dari hasil kegiatan usahatani

Berdasarkan hasil tahapan seleksi administrasi yang telah dilaksanakan, Panitia Seleksi Calon Pegawai Bank BTN memutuskan hal-hal sebagai berikut

Alu bage pemeteh entahpe kepentaren manusia labo banci nampati kalak sideban guna ngantusi kerna sura-sura Dibata (8:17) sabap IA nge si erbahanca kerinana jadi,