• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan e-tendering dan e-purchasing terhadap Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Penerapan e-tendering dan e-purchasing terhadap Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 1 (1), January 2018, pp. 139-150

ISSN 2599-2007 (Print), ISSN 2614-140X (Online)

Journal hompage http://journal.stie-66.ac.id/index.php/sigmajeb

Corresponding Author:

STIE Enam Enam Kendari, Indonesia

Jl. Bunga Kamboja No. 79 Kemaraya, Kendari, Sulawesi Tenggara 93121, Indonesia. Email: mangkona81@gmail.com; nofalunhalu@gmail.com; almana.laode@gmail.com

Pengaruh Penerapan e-Tendering dan e-Purchasing terhadap

Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa

Mangkona1, Nofal Supriadin1, La Ode Almana1

1 STIE Enam Enam Kendari, Indonesia

Article Info Abstract

Article History:

Received Jan 1st, 2018 Accepted Jan 18th, 2018 Published Jan 20th, 2018

This study aims to identify and analyze the effect of the application of e-tendering and e-purchasing application to the procurement of goods and services in Sulawesi Tenggara Province Local Government.This research method is a kind of correlation as to determine the relationship of e-tendering application variable, the implementation of e-purchasing, and the procurement of goods and services. The technique of collecting data using questionnaires and documentation study. The data analysis technique is descriptive statistical analysis and analysis of Partial Least Square (PLS). The test results concluded that: 1) The implementation of e-tendering positive and significant impact on the procurement of goods and services at the Provincial Government of Sulawesi Tenggara, 2) The implementation of e-tendering positive and significant impact on the procurement of goods and services at the Provincial Government of Sulawesi Tenggara.. Keyword: Implementation of Tendering; Application of e-Purchasing; Procurement of Goods; Services

Paper type: Research Paper Copyright © 2018 Sigma: Journal of Economic and Business. All rights reserved.

How to cite (APA Style):

Mangkona, M., Supriadin, N., & Almana, L. (2018). Pengaruh Penerapan e-Tendering dan e-Purchasing terhadap Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa. Sigma: Journal of Economic and Business, 1(1), 139-150.

PENDAHULUAN

Pengadaan barang dan jasa

pemerintah merupakan aktivitas yang

sangat penting dalam mewujudkan

pembangunan. Dilihat dari berbagai

perspektif, kemajuan Indonesia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas tersebut. Di bidang perekonomian, pembangunan sarana dan

prasarana penunjang pertumbuhan

perekonomian diwujudkan melalui

mekanisme pengadaan barang dan jasa

pemerintah, diantaranya penyediaan

fasilitas jalan, jembatan, infrastruktur telekomunikasi, dan lain-lain. Di bidang

sosial, pengadaan barang dan jasa

(2)

kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan juga membantu mengatasi masalah sosial. Dalam rangka mempercepat proses pembangunan dan memacu tingkat pertumbuhan ekonomi, diperlukan proses pengadaan barang dan jasa yang tepat waktu dan terjadwal sehingga mempercepat proses penyerapan anggaran dan berdampak

pada kesejahteraan masyarakat.

Hadisaputro (2012) berpendapat bahwa kebijakan belanja pemerintah salah satunya bertujuan untuk meningkatkan dampak anggaran (multipliner effect) dari setiap pengeluaran agar semakin efektif dan memberikan stimulus pada perekonomian. Dalam prakteknya, pelaksanaan anggaran mengalami berbagai kendala, salah satu kendala yang dihadapi adalah penyerapan anggaran yang cenderung rendah diawal tahun dan menumpuk di akhir tahun (Muchsin & Noor, 2011). Hal tersebut disebabkan oleh proses pengadaan barang dan jasa yang lambat (Heriyanto, 2012).

Guna mempercepat pelaksanaan

program pembangunan, pada tanggal 16 Januari 2015, Presiden telah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Instruksi Presiden tersebut diantaranya adalah menyelesaikan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun Anggaran berikutnya sebelum berakhirnya Tahun Anggaran

berjalan secara transparan, cermat, dan

akuntabel, dan melaksanakan seluruh

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik seperti e-Tendering (proses lelang melalui elektronik) dan e-Purchasing (pengadaan melalui catalog elektronik) (Syukriy dan Halim, 2016).

Sebagai tindaklanjut instruksi

Presiden tentang percepatan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Pada awal tahun 2016, Gubernur Sulawesi Tenggara telah menginstruksikan pelaksanaan lelang serentak seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara. Namun

kenyataannya tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena hingga waktu yang ditentukan sebagian besar paket pekerjaan masih dalam proses pemilihan penyedia barang dan jasa baik melalui tendering, e-purchasing, maupun melalui pengadaan langsung. Akibatnya, penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan I Tahun 2016 hanya mencapai 37,06% (Tiga puluh tujuh koma nol enam persen) dari total APBD Tahun Anggaran 2016.

Menurut Sukmana (2015) dalam

(Taufik, et al. (2016) Lambatnya

pelaksanaan pengadaan barang dan jasa tentu sangat mempengaruhi penyerapan anggaran yang berdampak pada lambatnya

(3)

pembangunan infrastruktur pemerintah daerah dan pada akhirnya merugikan

masyarakat. Bahkan Bank Dunia

menyebutkan bahwa dukungan

perekonomian dari sektor fiskal ikut terhalang lantaran rendahnya penyerapan anggaran.

Masih rendahnya kinerja pada proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa akan membuat penggunaan anggaran terkonsentrasi diakhir tahun sehingga dapat menyebabkan tidak tercapainya sasaran pertumbuhan ekonomi serta gagal dalam mencapai target stimulus fiskal (Astuti dan Zunaidah, 2012).

Kondisi tersebut merupakan fakta empiris yang telah terjadi dan ada kaitannya dengan pengadaan barang dan jasa. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Damayanti, et al. (2012) dan Taufik, et al. (2016) yang menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan penerapan e-Procurement terhadap proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Demikian juga dengan Retnowulan (2014) yang menyatakan adanya pengaruh positif dan signifikan implementasi e-procurement dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis (1) Pengaruh

penerapan e-tendering terhadap

pelaksanaan pengadaan barang dan jasa

pada Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. (2) Pengaruh penerapan

e-Purchasing terhadap Pelaksanaan

Pengadaan Barang dan Jasa pada

Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

METODE PENELITIAN Obyek Penelitian

Penelitian ini adalah pengaruh penerapan tendering dan penerapan

e-purchasing terhadap pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pejabat Pengadaan / Pokja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 48 (empat puluh delapan) orang. Karena jumlah populasi relatif kecil

dan mudah dijangkau, maka dalam

penelitian ini, Peneliti menggunakan metode total sampling.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, teknik dokumentasi, dan wawancara.

(4)

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis Partial Least Square (PLS).

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Linearitas

Tujuan pengujian asumsi linearitas adalah untuk melihat apakah model yang digunakan merupakan model linear atau hubungan antar konstruk yang diestimasi bersifat linear. Karena langka awal dalam analisis PLS adalah melakukan pengujian

asumsi ini. Hasil pengujian asumsi

linearitas menggunakan metode curve of fit melalui software SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Pengujian Asumsi Linearitas

Pengaruh Antar Variabel Pengujian Linearitas R2 F Sig. Hasil X1 terhadap Y 0,873 317,5 0,000 Linear X2 Terhadap Y 0,851 2,63,6 0,000 Linear

Hasil pengujian linearitas

menunjukkan bahwa hubungan antar

variabel memiliki tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antar variabel yang terdapat pada model struktural adalah linear.

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan rekapitulasi hasil

analisis model struktural melalui PLS Algorithm dan Bootstrapping, dapat ditampilkan melalui gambar berikut berikut: Gambar 1. Hasil Analisis Model Struktural

Melalui PLS Algorithm.

Gambar 2. Hasil Analisis PLS Model Struktural Melalui Bootstrapping

(5)

PEMBAHASAN

Pengaruh Penerapan E-Tendering Terhadap Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa: Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa penerapan e-tendering berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada Pemerintah

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Artinya, semakin baik penerapan e-tendering maka semakin baik pula pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Hal ini cukup beralasan karena penerapan e-tendering termasuk dalam penilaian baik jika diamati dari indikator customer services, akurasi data, hubungan dengan mitra kerja, tantangan, kompetitif, dan efisiensi.

Secara deskriptif, indikator

customer services paling baik dalam

pelaksanaannya menurut persepsi

responden. Artinya, organisasi pengadaan barang dan jasa cukup baik pelayanannya

setelah diterapkannya lelang secara

elektronik karena memudahkan segala prosesnya. Selanjutnya, indikator akurasi data juga sudah baik pelaksanaannya menurut persepsi responden. Artinya, dalam proses lelang secara elektronik data-data

penyedia barang yang mengajukan

penawaran dan pengumuman lelang melalui media elektronik sangat akurat dan mudah diakses dan real time.

Indikator meningkatkan hubungan dengan mitra kerja juga memiliki persepsi yang baik menurut responden. Artinya, dengan penerapan e-tendering, conflict of interest dan adanya pembagian tugas dan kewenangan yang jelas dapat mengurangi tekanan bagi panitia pengadaan barang dan jasa sehingga bekerja lebih optimal. Demikian juga dengan indikator tantangan

sudah baik pelaksanaannya menurut

responden. Artinya, panitia pengadaan telah berhasil menghadapi tantangan-tantangan

dalam penerapan e-tendering seperti

ketersediaan internet, memampuan

mengoperasikan komputer, bekerja secara tim, dan menjaga keamanan dokumen (Nugroho dan Rohman. 2012).

Kompetitif merupakan indikator yang juga telah baik pelaksanaannya menurut responden. Hal ini berarti bahwa

dengan diterapkannya lelang secara

elektronik, maka terjadi persaingan sehat antar penyedia barang dan jasa, dan mekanisme pasar sehingga menguntungkan pemerintah. Numun demikian, indikator efisiensi belum optimal pelaksanaannya menurut persepsi responden. Artinya, pegawai belum optimal melakukan efisiensi dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Masih ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh panitia pengadaan yang berpotensi menambah biaya pengadaan

(6)

barang dan jasa, seperti pengajuan syarat-syarat dokumen dan lain-lain.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti, et al.(2012), Retnowulan (2014), Taufik, et al. (2016), bahwa penerapan e-procurement berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.

Berdasarkan hasil pembahasan

tersebut, maka dapat diketahui bahwa penerapan e-tendering berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa. Artinya, semakin baik penerapan e-tendering maka semakin baik pula pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Oleh karena itu, untuk

meningkatkan pelaksanaan pengadaan

barang dan jasa, maka salah satu upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah menerapkan e-tendering secara optimal dan terus menerus meningkatkan sistem dan keamanan aplikasinya.

Pengaruh Penerapan

E-Purchasing Terhadap Pelaksanaan

Pengadaan Barang dan Jasa pada Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara: Berdasarkan hasil penelitian,

penerapan e-purchasing berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa. Artinya, semakin baik penerapan e-purchasing, maka semakin baik pula pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada Pemerintah

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini cukup beralasan karena penerapan e-purchasing termasuk dalam penilaian baik jika diamati dari indikator proses aplikasi

cepat, efisiensi dalam operasi,

mempersingkat birokrasi, standarisasi proses, perubahan perilaku pembelian, dan akuntabel.

Secara deskriptif, indikator

perubahan perilaku pembelian paling baik

pelaksanaannya menurut persepsi

responden. Artinya, telah terjadi perubahan perilaku sejak diterapkannya pembelian barang dan jasa melalui media katalog elektronik. Penyedia barang dan jasa sudah menggunakan media elektronik dalam memasarkan produknya, demikian juga dengan pengguna barang pada Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara sudah memanfaatkan media elektronik untuk memperoleh barang dan jasa dengan baik.

Fakta empiris menunjukkan bahwa indikator proses aplikasi cepat juga sudah baik pelaksanaannya menurut persepsi responden. Artinya, aplikasi catalog elektronik yang disediakan oleh pemerintah sudah dapat digunakan secara optimal oleh pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya (Kuncoro, 2013) . Indikator efisiensi dalam operasi juga sudah baik menurut persepsi responden. Artinya, telah terjadi efisiensi dalam operasional pengadaan barang dan jasa sejak diterapkannya e-purchasing,

(7)

dimana proses pembelian barang dan jasa melalui aplikasi e-purchasing cukup dengan surat pesanan.

Selanjutnya, indikator

mempersingkat birokrasi juga sudah baik dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden. Artinya, pemesanan barang dan jasa melalui aplikasi katalog elektronik yang cukup dilaksanakan oleh satu orang pejabat pengadaan memudahkan dalam pelaksanaannya karena tidak perlu melalui berbagai urusan birokrasi yang terkadang rumit dan berliku. Namun demikian, indikator standarisasi proses masih belum optimal dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden. Artinya, pegawai belum sepenuhnya melaksanakan proses e-purchasing sesuai dengan ketentuannya, masih ada perbedaan persepsi dikalangan pegawai terkait dokumen-dokumen yang sebenarnya tidak perlu ada namun harus dipersiapkan khususnya dalam proses pembayaran.

Selanjutnya, indikator akuntabel juga belum baik dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden. Artinya,

pegawai masih belum optimal

memanfaatkan teknologi informasi dalam pencatatan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang diproses melalui e-purchasing. Masih ada pencatatan secara manual sehingga berpotensi terjadinya kehilangan data.

Oleh sebab itu, untuk meningkatkan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa,

pemerintah perlu terus meningkatkan

penggunaan teknologi informasi dalam system pengadaan barang dan jasa dan melengkapi ketersediaan barang dan jasa yang terdapat pada katalog elektronik serta mengupayakan system pembayaran secara online (Davila, et al. (2003).

Selanjutnya, berdasarkan hasil

penelitian diketahui penerapan e-tendering dan penerapan e-purchsing merupakan model variabel yang tepat dan akurat dalam menjelaskan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu sebesar 0,884. Artinya, akurasi ketepatan model variabel penerapan tendering dan penerapan e-purchsing dalam menjelaskan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa sebesar 88,4 %, selebinya sebesar 11,6% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak terdapat dalam model penelitian ini.

Secara deskriptif, dalam rangka

meningkatkan pelaksanaan pengadaan

barang dan jasa, maka upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan penerapan e-tendering dan penerapan e-purchasing dalam pengadaan barang dan jasa. Upaya

tersebut dapat dilakukan melalui

modernisasi pengadaan barang dan jasa dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia serta penguasaan terhadap

(8)

teknologi informasi khususnya aparatur yang bertugas dalam lingkup pengadaan barang dan jasa (Hermawan, 2013). Masih besarnya variabel lain atau variabel yang tidak ter dapat dalam model penelitian ini

yang mempengaruhi pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa disebabkan tidak semua paket pekerjaan diproses melalui e-tendering dan e-purchasing, beberapa paket pekerjaan diproses melalui pengadaan langsung dan swakelola.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dimaksud antara lain:

1. Variabel yang digunakan masih terbatas

pada penerapan e-tendering dan

penerapan e-purchasing, sementara

tidak semua kegiatan pengadaan barang dan jasa diproses melalui e-tendering dan e-purchasing. Oleh karena itu,

peneliti selanjutnya dapat

mengembangkan penelitian ini dengan menambah variabel lainnya, seperti

pengadaan langsung dan kegiatan

swakelola.

2. Penerapan tendering dan penerapan e-purchasing merupakan kegiatan

pengadaan barang dan jasayang

fokusnya terkait dengan penggunaan teknologi informasi dalam pengadaan barang dan jasa. Oleh karena itu,

peneliti selanjutnya dapat pula

mengembangkan penelitian ini dengan

menambah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa seperti kompetensi organisasi pengadaan barang dan jasa

dan penyedia barang dan jasa.

Kompetensi organisasi pengadaan

barang dan jasa kususnya Pejabat

Pembuat Komitmen dan Pejabat

Pengadaan/Pokja, sangat penting karena sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, dinyatakan bahwa salah satu syarat sesesorang diangkat menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pengadaan / Pokja ULP adalah memiliki Sertifikat Ahli Pengadaan barang dan jasa. Artinya, profesi PPK dan Pejabat Pengadaan / Pokja ULP merupakan profesi ahli yang harus bekerja secara profesional. Seseorang yang memiliki sertifikat ahli pengadaan barang dan jasa namun tidak menguasai operasional komputer, tentunya tidak dapat melakukan proses e-tendering dan e-purchasing.

(9)

3. Lokasi penelitian terbatas pada SKPD lingkup Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu, dapat dikembangkan pada Pemerintah

Daerah lainnya yang telah

memanfaatkan teknologi informasi

dalam proses pengadaan barang dan jasa.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan e-tendering berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

pelaksanaan pengadaan barang dan jasa

pada Pemerintah Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara. Artinya, semakin

baik penerapan e-tendering yang

diamati dari efisiensi, akurasi data,

kompetitif, customer services,

meningkatkan hubungan dengan mitra kerja, dan tantangan, maka semakin

baik pula pelaksanaan pengadaan

barang dan jasa yang dimulai dari proses identifikasi kebutuhan barang

dan jasa, penyusunan anggaran,

kebijakan umum pengadaan,

perencanaan teknis pengadaan,

pengumuman rencana umum

pengadaan, pemilihan penyedia, proses

pembayaran, dan pemanfaatan barang dan jasa.

2. Penerapan e-purchasing berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

pelaksanaan pengadaan barang dan jasa

pada Pemerintah Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara. Artinya, semakin baik penerapan e-purchasing yang diamati dari proses aplikasi cepat, efisiensi dalam operasi, mempersingkat birokrasi, standarisasi proses, perubahan perilaku pembelian, dan akuntabel, maka semakin baik pula pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang

dilakukan mulai dari proses

indentifikasi kebutuhan barang dan jasa sampai dengan pemanfaatan barang dan jasa.

Saran

1. Bagi pimpinan daerah, perlunya

meningkatkan penggunaan teknologi informasi khusunya media elektronik dalam proses pengadaan barang dan jasa dengan menyediakan berbagai fasilitas internet disetiap Satuan Kerja

Perangkat Daerah, dan

menyelenggarakan bimbingan teknis bagi pegawai terkait dengan pengadaan barang dan jasa.

2. Bagi pegawai, khusunya yang masuk dalam organisasi pengadaan barang dan jasa, seiring dengan perkembangan ilmu

(10)

pengetahuan dan teknologi agar

senantiasa meningkatkan

kompetensinya dengan penguasaan

operasional komputer dan teknologi

informasi, disamping pemahaman

terhadap regulasi yang mengatur

mengenai pengadaan barang dan jasa. 3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat

mengembangkan penelitian ini dengan

menambah variabel yang dapat

mempengaruhi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa seperti pengadaan langsung, swakelola, dan kompetensi bagi personil organisasi pengadaan barang dan jasa, dan melakukan modifikasi indikator-indikator yang merefleksikan variabel. Disamping itu,

dapat melakukan penelitian pada

pemerintah daerah yang lain yang telah

menerapkan pengadaan secara

elektronik (e-procurement).

DAFTAR PUSTAKA

Astuti. Febby Fuji & Zunaidah. Z. (2012). Pengaruh Perubahan Sistem Pengadaan Barang/Jasa Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Bagian

Pengadaan Barang/Jasa di

Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Selatan). Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. Vol.10, No.20. pp. 59-80.

Damayanti, Amelia Iftitah., Domai,

Tjahjanudin., Wachid, Abdul.

(2012). Penerapan E-Procurement

dalam Proses Pengadaan

Barang/Jasa Di Kabupaten

Malang. Jurnal Administrasi Publik. Vol. 1, No.2. pp. 139-146.

Davila, Antonio., Gupta, Mahendra.,

Palmer, Richard. (2003). Moving Procurement Systems to The Internet: The Adoption And Use Of

E-Procurement Technology

Models. European Management Journal. Vol. 21. Issue 1, pp. 11-23.

Hermawan, Asep. (2013). Pengaruh

Pelatihan Staf Pengadaan Dan Kompensasi Terhadap Efektifitas

Pengadaan Barang/Jasa di

Lembaga Penjaminan Mutu

Pendidikan (LPMP) dan Pusat

Pengembangan Dan

Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Kementerian Pendididikan &

Kebudayaan. Universitas

Pendidikan Indonesia. Tesis.

Program Studi Administrasi

Pendidikan Sekolah, Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Hadisaputro, M. Trisno. (2012). Porsi Anggaran Pengadaan Barang dan

(11)

Jasa pada APBN. Jurnal Pengadaan Volume 2. No. 2. pp. 18-37.

Heriyanto, Hendris. (2012). Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi

Keterlambatan Penyerapan

Anggaran Belanja pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga di Wilayah Jakarta. Tesis. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Jakarta

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah.

Kuncoro, Egiastyo Dwi. (2013). Analisis Penyerapan Anggaran Pasca Penerapan Aplikasi SIPP Pada

Satker Pelaksanaan Jalan

Nasional Wil. I Dinas PU Prov. Kaltim. eJurnal Administrasi Bisnis. Vol. 1 No.4. pp. 364-373. Muchsin, M., Noor, A.S. (2011). Fenomena

Penyerapan Anggaran: Kenapa Akselerasi di Akhir Tahun. Paris

Review, Edisi Desember.

Yogyakarta.

Nugroho, Fajar & Rohman, Abdul. (2012).

Pengaruh Belanja Modal

Terhadap Pertumbuhan Kinerja

Keuangan Daerah Dengan

Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus

di Propinsi Jawa Tengah). Jurnal Universitas Diponegoro Vol. 1 No. 2: 1-14.

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang

Perubahan Keempat Atas

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Retnowulan, Dewi Ayu. (2014). Pengaruh

Implementasi Electronic

Procurement (E-Proc) Dalam

Pengadaan Barang/ Jasa

Terhadap perwujudan Good

Governance Di Balai Besar

Wilayah Sungai

Cimanuk-Cisanggarung. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Syukriy, Abdullah., Halim, Abdullah.

(2006). Studi atas Belanja Modal

pada Anggaran Pemerintah

Daerah dalam Hubungannya

dengan Belanja Pemeliharaan dan Sumber Pendapatan. Jurnal Akuntansi Pemerintah. Vol.2, No. 2. pp. 17-32.

Taufik, Muhammad., Darwanis., Fahlevi,

Heru. (2016). Pengaruh

Penerapan E-Procument Dan Kompetensi Pejabat Pembuat

(12)

Komitmen Terhadap Pelaksanaan Pengadaan Barang Dan Jasa Dan

Implikasinya Terhadap

Penyerapan Modal (Studi Pada

Satuan Kerja Lingkup

Pembayaran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Banda Aceh). Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Vol. 5. No. 1. pp. 10-20.

Gambar

Gambar 1. Hasil Analisis Model Struktural  Melalui PLS Algorithm.

Referensi

Dokumen terkait

E-Tendering atau E-Lelang adalah tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang terdaftar

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi di lokasi penelitian bahwa, yang melatar belakangi sehingga sistem e-tendering digunakan dalam pengadaan barang dan jasa

Ini tidak bermaksud memperkecil aspek lain di luar hukum seperti tatanan politik, hankam, ekonomi, budaya dan hukum sendiri, sebab bagaimanapun juga itu merupakan

Kehadiran saksi testimonium de auditu di persidangan dalam perkara pencabulan yang dilakukan terdakwa tidak sesuai dengan Pasal 1 angka 27 KUHAP yang menyatakan

Analisa Lingkungan Internal pada Fungsi Keuangan Secara umum, fungsi manajemen yaitu Planning, Organizing, Directing, dan Controlling yang dijalankan dalam fungsi Keuangan

Penelitian ini menunjukkan bahwa matK tidak dapat digunakan untuk membedakan variasi intraspesies pada Sansevieria trifasciata karena tidak terdapat. perbedaan

Tujuan utama dari pengelolaan GGA adalah mencegah terjadinya kerusakan ginjal, mempertahankan hemostasis, melakukan resusitasi, mencegah komplikasi metabolik dan

Alat pelajaran yang terdiri atas pembukuan dan alat-alat peraga dan laboratorium. Ketiga Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang