Vol. 1 (1), January 2018, pp. 139-150
ISSN 2599-2007 (Print), ISSN 2614-140X (Online)
Journal hompage http://journal.stie-66.ac.id/index.php/sigmajeb
Corresponding Author:
STIE Enam Enam Kendari, Indonesia
Jl. Bunga Kamboja No. 79 Kemaraya, Kendari, Sulawesi Tenggara 93121, Indonesia. Email: mangkona81@gmail.com; nofalunhalu@gmail.com; almana.laode@gmail.com
Pengaruh Penerapan e-Tendering dan e-Purchasing terhadap
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa
Mangkona1, Nofal Supriadin1, La Ode Almana1
1 STIE Enam Enam Kendari, Indonesia
Article Info Abstract
Article History:
Received Jan 1st, 2018 Accepted Jan 18th, 2018 Published Jan 20th, 2018
This study aims to identify and analyze the effect of the application of e-tendering and e-purchasing application to the procurement of goods and services in Sulawesi Tenggara Province Local Government.This research method is a kind of correlation as to determine the relationship of e-tendering application variable, the implementation of e-purchasing, and the procurement of goods and services. The technique of collecting data using questionnaires and documentation study. The data analysis technique is descriptive statistical analysis and analysis of Partial Least Square (PLS). The test results concluded that: 1) The implementation of e-tendering positive and significant impact on the procurement of goods and services at the Provincial Government of Sulawesi Tenggara, 2) The implementation of e-tendering positive and significant impact on the procurement of goods and services at the Provincial Government of Sulawesi Tenggara.. Keyword: Implementation of Tendering; Application of e-Purchasing; Procurement of Goods; Services
Paper type: Research Paper Copyright © 2018 Sigma: Journal of Economic and Business. All rights reserved.
How to cite (APA Style):
Mangkona, M., Supriadin, N., & Almana, L. (2018). Pengaruh Penerapan e-Tendering dan e-Purchasing terhadap Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa. Sigma: Journal of Economic and Business, 1(1), 139-150.
PENDAHULUAN
Pengadaan barang dan jasa
pemerintah merupakan aktivitas yang
sangat penting dalam mewujudkan
pembangunan. Dilihat dari berbagai
perspektif, kemajuan Indonesia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas tersebut. Di bidang perekonomian, pembangunan sarana dan
prasarana penunjang pertumbuhan
perekonomian diwujudkan melalui
mekanisme pengadaan barang dan jasa
pemerintah, diantaranya penyediaan
fasilitas jalan, jembatan, infrastruktur telekomunikasi, dan lain-lain. Di bidang
sosial, pengadaan barang dan jasa
kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan juga membantu mengatasi masalah sosial. Dalam rangka mempercepat proses pembangunan dan memacu tingkat pertumbuhan ekonomi, diperlukan proses pengadaan barang dan jasa yang tepat waktu dan terjadwal sehingga mempercepat proses penyerapan anggaran dan berdampak
pada kesejahteraan masyarakat.
Hadisaputro (2012) berpendapat bahwa kebijakan belanja pemerintah salah satunya bertujuan untuk meningkatkan dampak anggaran (multipliner effect) dari setiap pengeluaran agar semakin efektif dan memberikan stimulus pada perekonomian. Dalam prakteknya, pelaksanaan anggaran mengalami berbagai kendala, salah satu kendala yang dihadapi adalah penyerapan anggaran yang cenderung rendah diawal tahun dan menumpuk di akhir tahun (Muchsin & Noor, 2011). Hal tersebut disebabkan oleh proses pengadaan barang dan jasa yang lambat (Heriyanto, 2012).
Guna mempercepat pelaksanaan
program pembangunan, pada tanggal 16 Januari 2015, Presiden telah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Instruksi Presiden tersebut diantaranya adalah menyelesaikan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun Anggaran berikutnya sebelum berakhirnya Tahun Anggaran
berjalan secara transparan, cermat, dan
akuntabel, dan melaksanakan seluruh
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik seperti e-Tendering (proses lelang melalui elektronik) dan e-Purchasing (pengadaan melalui catalog elektronik) (Syukriy dan Halim, 2016).
Sebagai tindaklanjut instruksi
Presiden tentang percepatan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Pada awal tahun 2016, Gubernur Sulawesi Tenggara telah menginstruksikan pelaksanaan lelang serentak seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara. Namun
kenyataannya tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena hingga waktu yang ditentukan sebagian besar paket pekerjaan masih dalam proses pemilihan penyedia barang dan jasa baik melalui tendering, e-purchasing, maupun melalui pengadaan langsung. Akibatnya, penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan I Tahun 2016 hanya mencapai 37,06% (Tiga puluh tujuh koma nol enam persen) dari total APBD Tahun Anggaran 2016.
Menurut Sukmana (2015) dalam
(Taufik, et al. (2016) Lambatnya
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa tentu sangat mempengaruhi penyerapan anggaran yang berdampak pada lambatnya
pembangunan infrastruktur pemerintah daerah dan pada akhirnya merugikan
masyarakat. Bahkan Bank Dunia
menyebutkan bahwa dukungan
perekonomian dari sektor fiskal ikut terhalang lantaran rendahnya penyerapan anggaran.
Masih rendahnya kinerja pada proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa akan membuat penggunaan anggaran terkonsentrasi diakhir tahun sehingga dapat menyebabkan tidak tercapainya sasaran pertumbuhan ekonomi serta gagal dalam mencapai target stimulus fiskal (Astuti dan Zunaidah, 2012).
Kondisi tersebut merupakan fakta empiris yang telah terjadi dan ada kaitannya dengan pengadaan barang dan jasa. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Damayanti, et al. (2012) dan Taufik, et al. (2016) yang menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan penerapan e-Procurement terhadap proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Demikian juga dengan Retnowulan (2014) yang menyatakan adanya pengaruh positif dan signifikan implementasi e-procurement dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis (1) Pengaruh
penerapan e-tendering terhadap
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
pada Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. (2) Pengaruh penerapan
e-Purchasing terhadap Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa pada
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.
METODE PENELITIAN Obyek Penelitian
Penelitian ini adalah pengaruh penerapan tendering dan penerapan
e-purchasing terhadap pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pejabat Pengadaan / Pokja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 48 (empat puluh delapan) orang. Karena jumlah populasi relatif kecil
dan mudah dijangkau, maka dalam
penelitian ini, Peneliti menggunakan metode total sampling.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, teknik dokumentasi, dan wawancara.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis Partial Least Square (PLS).
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Linearitas
Tujuan pengujian asumsi linearitas adalah untuk melihat apakah model yang digunakan merupakan model linear atau hubungan antar konstruk yang diestimasi bersifat linear. Karena langka awal dalam analisis PLS adalah melakukan pengujian
asumsi ini. Hasil pengujian asumsi
linearitas menggunakan metode curve of fit melalui software SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Pengujian Asumsi Linearitas
Pengaruh Antar Variabel Pengujian Linearitas R2 F Sig. Hasil X1 terhadap Y 0,873 317,5 0,000 Linear X2 Terhadap Y 0,851 2,63,6 0,000 Linear
Hasil pengujian linearitas
menunjukkan bahwa hubungan antar
variabel memiliki tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antar variabel yang terdapat pada model struktural adalah linear.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan rekapitulasi hasil
analisis model struktural melalui PLS Algorithm dan Bootstrapping, dapat ditampilkan melalui gambar berikut berikut: Gambar 1. Hasil Analisis Model Struktural
Melalui PLS Algorithm.
Gambar 2. Hasil Analisis PLS Model Struktural Melalui Bootstrapping
PEMBAHASAN
Pengaruh Penerapan E-Tendering Terhadap Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa: Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa penerapan e-tendering berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada Pemerintah
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.
Artinya, semakin baik penerapan e-tendering maka semakin baik pula pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Hal ini cukup beralasan karena penerapan e-tendering termasuk dalam penilaian baik jika diamati dari indikator customer services, akurasi data, hubungan dengan mitra kerja, tantangan, kompetitif, dan efisiensi.
Secara deskriptif, indikator
customer services paling baik dalam
pelaksanaannya menurut persepsi
responden. Artinya, organisasi pengadaan barang dan jasa cukup baik pelayanannya
setelah diterapkannya lelang secara
elektronik karena memudahkan segala prosesnya. Selanjutnya, indikator akurasi data juga sudah baik pelaksanaannya menurut persepsi responden. Artinya, dalam proses lelang secara elektronik data-data
penyedia barang yang mengajukan
penawaran dan pengumuman lelang melalui media elektronik sangat akurat dan mudah diakses dan real time.
Indikator meningkatkan hubungan dengan mitra kerja juga memiliki persepsi yang baik menurut responden. Artinya, dengan penerapan e-tendering, conflict of interest dan adanya pembagian tugas dan kewenangan yang jelas dapat mengurangi tekanan bagi panitia pengadaan barang dan jasa sehingga bekerja lebih optimal. Demikian juga dengan indikator tantangan
sudah baik pelaksanaannya menurut
responden. Artinya, panitia pengadaan telah berhasil menghadapi tantangan-tantangan
dalam penerapan e-tendering seperti
ketersediaan internet, memampuan
mengoperasikan komputer, bekerja secara tim, dan menjaga keamanan dokumen (Nugroho dan Rohman. 2012).
Kompetitif merupakan indikator yang juga telah baik pelaksanaannya menurut responden. Hal ini berarti bahwa
dengan diterapkannya lelang secara
elektronik, maka terjadi persaingan sehat antar penyedia barang dan jasa, dan mekanisme pasar sehingga menguntungkan pemerintah. Numun demikian, indikator efisiensi belum optimal pelaksanaannya menurut persepsi responden. Artinya, pegawai belum optimal melakukan efisiensi dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Masih ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh panitia pengadaan yang berpotensi menambah biaya pengadaan
barang dan jasa, seperti pengajuan syarat-syarat dokumen dan lain-lain.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti, et al.(2012), Retnowulan (2014), Taufik, et al. (2016), bahwa penerapan e-procurement berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
Berdasarkan hasil pembahasan
tersebut, maka dapat diketahui bahwa penerapan e-tendering berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa. Artinya, semakin baik penerapan e-tendering maka semakin baik pula pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa, maka salah satu upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah menerapkan e-tendering secara optimal dan terus menerus meningkatkan sistem dan keamanan aplikasinya.
Pengaruh Penerapan
E-Purchasing Terhadap Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa pada Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara: Berdasarkan hasil penelitian,
penerapan e-purchasing berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa. Artinya, semakin baik penerapan e-purchasing, maka semakin baik pula pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada Pemerintah
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini cukup beralasan karena penerapan e-purchasing termasuk dalam penilaian baik jika diamati dari indikator proses aplikasi
cepat, efisiensi dalam operasi,
mempersingkat birokrasi, standarisasi proses, perubahan perilaku pembelian, dan akuntabel.
Secara deskriptif, indikator
perubahan perilaku pembelian paling baik
pelaksanaannya menurut persepsi
responden. Artinya, telah terjadi perubahan perilaku sejak diterapkannya pembelian barang dan jasa melalui media katalog elektronik. Penyedia barang dan jasa sudah menggunakan media elektronik dalam memasarkan produknya, demikian juga dengan pengguna barang pada Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara sudah memanfaatkan media elektronik untuk memperoleh barang dan jasa dengan baik.
Fakta empiris menunjukkan bahwa indikator proses aplikasi cepat juga sudah baik pelaksanaannya menurut persepsi responden. Artinya, aplikasi catalog elektronik yang disediakan oleh pemerintah sudah dapat digunakan secara optimal oleh pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya (Kuncoro, 2013) . Indikator efisiensi dalam operasi juga sudah baik menurut persepsi responden. Artinya, telah terjadi efisiensi dalam operasional pengadaan barang dan jasa sejak diterapkannya e-purchasing,
dimana proses pembelian barang dan jasa melalui aplikasi e-purchasing cukup dengan surat pesanan.
Selanjutnya, indikator
mempersingkat birokrasi juga sudah baik dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden. Artinya, pemesanan barang dan jasa melalui aplikasi katalog elektronik yang cukup dilaksanakan oleh satu orang pejabat pengadaan memudahkan dalam pelaksanaannya karena tidak perlu melalui berbagai urusan birokrasi yang terkadang rumit dan berliku. Namun demikian, indikator standarisasi proses masih belum optimal dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden. Artinya, pegawai belum sepenuhnya melaksanakan proses e-purchasing sesuai dengan ketentuannya, masih ada perbedaan persepsi dikalangan pegawai terkait dokumen-dokumen yang sebenarnya tidak perlu ada namun harus dipersiapkan khususnya dalam proses pembayaran.
Selanjutnya, indikator akuntabel juga belum baik dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden. Artinya,
pegawai masih belum optimal
memanfaatkan teknologi informasi dalam pencatatan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang diproses melalui e-purchasing. Masih ada pencatatan secara manual sehingga berpotensi terjadinya kehilangan data.
Oleh sebab itu, untuk meningkatkan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa,
pemerintah perlu terus meningkatkan
penggunaan teknologi informasi dalam system pengadaan barang dan jasa dan melengkapi ketersediaan barang dan jasa yang terdapat pada katalog elektronik serta mengupayakan system pembayaran secara online (Davila, et al. (2003).
Selanjutnya, berdasarkan hasil
penelitian diketahui penerapan e-tendering dan penerapan e-purchsing merupakan model variabel yang tepat dan akurat dalam menjelaskan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu sebesar 0,884. Artinya, akurasi ketepatan model variabel penerapan tendering dan penerapan e-purchsing dalam menjelaskan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa sebesar 88,4 %, selebinya sebesar 11,6% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak terdapat dalam model penelitian ini.
Secara deskriptif, dalam rangka
meningkatkan pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa, maka upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan penerapan e-tendering dan penerapan e-purchasing dalam pengadaan barang dan jasa. Upaya
tersebut dapat dilakukan melalui
modernisasi pengadaan barang dan jasa dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia serta penguasaan terhadap
teknologi informasi khususnya aparatur yang bertugas dalam lingkup pengadaan barang dan jasa (Hermawan, 2013). Masih besarnya variabel lain atau variabel yang tidak ter dapat dalam model penelitian ini
yang mempengaruhi pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa disebabkan tidak semua paket pekerjaan diproses melalui e-tendering dan e-purchasing, beberapa paket pekerjaan diproses melalui pengadaan langsung dan swakelola.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dimaksud antara lain:
1. Variabel yang digunakan masih terbatas
pada penerapan e-tendering dan
penerapan e-purchasing, sementara
tidak semua kegiatan pengadaan barang dan jasa diproses melalui e-tendering dan e-purchasing. Oleh karena itu,
peneliti selanjutnya dapat
mengembangkan penelitian ini dengan menambah variabel lainnya, seperti
pengadaan langsung dan kegiatan
swakelola.
2. Penerapan tendering dan penerapan e-purchasing merupakan kegiatan
pengadaan barang dan jasayang
fokusnya terkait dengan penggunaan teknologi informasi dalam pengadaan barang dan jasa. Oleh karena itu,
peneliti selanjutnya dapat pula
mengembangkan penelitian ini dengan
menambah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa seperti kompetensi organisasi pengadaan barang dan jasa
dan penyedia barang dan jasa.
Kompetensi organisasi pengadaan
barang dan jasa kususnya Pejabat
Pembuat Komitmen dan Pejabat
Pengadaan/Pokja, sangat penting karena sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, dinyatakan bahwa salah satu syarat sesesorang diangkat menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pengadaan / Pokja ULP adalah memiliki Sertifikat Ahli Pengadaan barang dan jasa. Artinya, profesi PPK dan Pejabat Pengadaan / Pokja ULP merupakan profesi ahli yang harus bekerja secara profesional. Seseorang yang memiliki sertifikat ahli pengadaan barang dan jasa namun tidak menguasai operasional komputer, tentunya tidak dapat melakukan proses e-tendering dan e-purchasing.
3. Lokasi penelitian terbatas pada SKPD lingkup Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu, dapat dikembangkan pada Pemerintah
Daerah lainnya yang telah
memanfaatkan teknologi informasi
dalam proses pengadaan barang dan jasa.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan e-tendering berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
pada Pemerintah Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara. Artinya, semakin
baik penerapan e-tendering yang
diamati dari efisiensi, akurasi data,
kompetitif, customer services,
meningkatkan hubungan dengan mitra kerja, dan tantangan, maka semakin
baik pula pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa yang dimulai dari proses identifikasi kebutuhan barang
dan jasa, penyusunan anggaran,
kebijakan umum pengadaan,
perencanaan teknis pengadaan,
pengumuman rencana umum
pengadaan, pemilihan penyedia, proses
pembayaran, dan pemanfaatan barang dan jasa.
2. Penerapan e-purchasing berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
pada Pemerintah Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara. Artinya, semakin baik penerapan e-purchasing yang diamati dari proses aplikasi cepat, efisiensi dalam operasi, mempersingkat birokrasi, standarisasi proses, perubahan perilaku pembelian, dan akuntabel, maka semakin baik pula pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang
dilakukan mulai dari proses
indentifikasi kebutuhan barang dan jasa sampai dengan pemanfaatan barang dan jasa.
Saran
1. Bagi pimpinan daerah, perlunya
meningkatkan penggunaan teknologi informasi khusunya media elektronik dalam proses pengadaan barang dan jasa dengan menyediakan berbagai fasilitas internet disetiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah, dan
menyelenggarakan bimbingan teknis bagi pegawai terkait dengan pengadaan barang dan jasa.
2. Bagi pegawai, khusunya yang masuk dalam organisasi pengadaan barang dan jasa, seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar
senantiasa meningkatkan
kompetensinya dengan penguasaan
operasional komputer dan teknologi
informasi, disamping pemahaman
terhadap regulasi yang mengatur
mengenai pengadaan barang dan jasa. 3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat
mengembangkan penelitian ini dengan
menambah variabel yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa seperti pengadaan langsung, swakelola, dan kompetensi bagi personil organisasi pengadaan barang dan jasa, dan melakukan modifikasi indikator-indikator yang merefleksikan variabel. Disamping itu,
dapat melakukan penelitian pada
pemerintah daerah yang lain yang telah
menerapkan pengadaan secara
elektronik (e-procurement).
DAFTAR PUSTAKA
Astuti. Febby Fuji & Zunaidah. Z. (2012). Pengaruh Perubahan Sistem Pengadaan Barang/Jasa Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Bagian
Pengadaan Barang/Jasa di
Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Selatan). Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. Vol.10, No.20. pp. 59-80.
Damayanti, Amelia Iftitah., Domai,
Tjahjanudin., Wachid, Abdul.
(2012). Penerapan E-Procurement
dalam Proses Pengadaan
Barang/Jasa Di Kabupaten
Malang. Jurnal Administrasi Publik. Vol. 1, No.2. pp. 139-146.
Davila, Antonio., Gupta, Mahendra.,
Palmer, Richard. (2003). Moving Procurement Systems to The Internet: The Adoption And Use Of
E-Procurement Technology
Models. European Management Journal. Vol. 21. Issue 1, pp. 11-23.
Hermawan, Asep. (2013). Pengaruh
Pelatihan Staf Pengadaan Dan Kompensasi Terhadap Efektifitas
Pengadaan Barang/Jasa di
Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPMP) dan Pusat
Pengembangan Dan
Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Kementerian Pendididikan &
Kebudayaan. Universitas
Pendidikan Indonesia. Tesis.
Program Studi Administrasi
Pendidikan Sekolah, Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Hadisaputro, M. Trisno. (2012). Porsi Anggaran Pengadaan Barang dan
Jasa pada APBN. Jurnal Pengadaan Volume 2. No. 2. pp. 18-37.
Heriyanto, Hendris. (2012). Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Keterlambatan Penyerapan
Anggaran Belanja pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga di Wilayah Jakarta. Tesis. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Jakarta
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
Kuncoro, Egiastyo Dwi. (2013). Analisis Penyerapan Anggaran Pasca Penerapan Aplikasi SIPP Pada
Satker Pelaksanaan Jalan
Nasional Wil. I Dinas PU Prov. Kaltim. eJurnal Administrasi Bisnis. Vol. 1 No.4. pp. 364-373. Muchsin, M., Noor, A.S. (2011). Fenomena
Penyerapan Anggaran: Kenapa Akselerasi di Akhir Tahun. Paris
Review, Edisi Desember.
Yogyakarta.
Nugroho, Fajar & Rohman, Abdul. (2012).
Pengaruh Belanja Modal
Terhadap Pertumbuhan Kinerja
Keuangan Daerah Dengan
Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus
di Propinsi Jawa Tengah). Jurnal Universitas Diponegoro Vol. 1 No. 2: 1-14.
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Keempat Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Retnowulan, Dewi Ayu. (2014). Pengaruh
Implementasi Electronic
Procurement (E-Proc) Dalam
Pengadaan Barang/ Jasa
Terhadap perwujudan Good
Governance Di Balai Besar
Wilayah Sungai
Cimanuk-Cisanggarung. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Syukriy, Abdullah., Halim, Abdullah.
(2006). Studi atas Belanja Modal
pada Anggaran Pemerintah
Daerah dalam Hubungannya
dengan Belanja Pemeliharaan dan Sumber Pendapatan. Jurnal Akuntansi Pemerintah. Vol.2, No. 2. pp. 17-32.
Taufik, Muhammad., Darwanis., Fahlevi,
Heru. (2016). Pengaruh
Penerapan E-Procument Dan Kompetensi Pejabat Pembuat
Komitmen Terhadap Pelaksanaan Pengadaan Barang Dan Jasa Dan
Implikasinya Terhadap
Penyerapan Modal (Studi Pada
Satuan Kerja Lingkup
Pembayaran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Banda Aceh). Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Vol. 5. No. 1. pp. 10-20.