• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gambaran dari objek yang akan dianalisis berupa novel Nayla karya Djenar Maesa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gambaran dari objek yang akan dianalisis berupa novel Nayla karya Djenar Maesa"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Konsep

Konsep digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan, menggambarkan atau pun mendeskripsikan suatu topik pembahasan. Konsep yang dimaksud adalah gambaran dari objek yang akan dianalisis berupa novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu dalam tulisan ilmiah yang berjudul Perilaku Menyimpang Tokoh Utama

dalam Novel Nayla Karya Djenar Ayu: Kajian Psikosastra. Berdasarkan

pengertian tersebut, maka penelitian ini akan melibatkan beberapa konsep yang akan menjadi dasar pembahasan untuk bab selanjutnya, yaitu sebagai berikut.

2. 1. 1 Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang terbentuk dari dua kata, perilaku dan menyimpang. Dalam KBBI, perilaku artinya tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan, sedangkan menyimpang artinya menyalahi (kebiasaan, menyeleweng (dari hukum, kebenaran, dan agama). Perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.

(2)

a. Penyimpangan Individual (individual deviation)

Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan. Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.

1. Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.

2. Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan orang-orang.

3. Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di jalan raya.

4. Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya. Misalnya pencuri, penjambret, penodong, dan lain-lain.

5. Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat, dan berlagak membela.

b. Penyimpangan Kelompok (group deviation)

Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan

(3)

c. Penyimpangan Campuran (combined deviation)

Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan masyarakat, dengan di bawah pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke dalam organisasi rahasia yang menyimpang dari norma umum (geng).

Banyak ahli telah meneliti tentang ciri- ciri perilaku menyimpang pada remaja dan menurut Paul B. Horton dan Chester L Hunt (1996: 268) ciri-ciri yang bisa diketahui dari perilaku menyimpang sebagai berikut:

a. Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu dinyatakan sebagai menyimpang.

b. Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku menyimpang.

c. Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak.

d. Mayoritas remaja tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada bentuk penyimpangan yang relatif atau tersamar dan ada yang mutlak.

(4)

2.1.1.1 Perilaku Lesbian

Lesbian berasal dari kata lesbos, sebuah pulau Yunani yang terletak di sebelah Aegean Sea. Lesbos adalah tempat tinggal penyair Yunani kuno, Sappho, dan tempatnya mendirikan sekolah khusus perempuan pada abad ke-6 SM. lesbian adalah wanita yang mencintai atau merasakan rangsangan seksualsesama jenisnya; wanita homoseks” (KBBI Edisi kedua, 1995). Perilaku lesbian merupakan bentuk perilaku menyimpang individual, yaitu tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan.

Dalam buku All About Lesbi ada tiga termilogi yang sering di hubungkan dengan menjadi seorang lesbi yaitu (Agustine, 2005:20-22) :

a. Butch

Butch atau lebih popular dengan istilah butchy seringkali mempunyai stereotype

sebagai pasangan yang lebih dominan dalam hubungan seksual. Terkadang dalam hubungannya adalah satu arah sehingga butch lebih digambarkan sebagai sosok yang tomboy, aktif, agresif, melindungi dan lain- lain.

b. Femme

Femme atau popular dengan istilah femme lebih mengadopsi peran sebagai

“feminin” dalam suatu hubungan dengan pasangannya. Femme yang berpakaian “feminin” selalu digambarkan mempunyai rambut panjang dan berpakaian

(5)

feminin. Femme sering kali digambarkan atau mempunyai stereotype sebagai pasangan yang pasif dan hanya menunggu atau menerima

saja. c. Andro

Andro yaitu perpaduan antara butch dan femme yang bercampur jadi satu,

biasanya penampilan seorang andro rambut pendek kelakuan setengah laki- laki setengah lagi perempuan. Pasangan yang di pilih andro adalah femme.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab seseorang menjadi lesbian adalah sebagai berikut (Tan, 2005:56-60).

a. Pengaruh Keadaan Keluarga dan Kondisi Hubungan Orang Tua

Pengaruh kondisi keluarga: hubungan antara ayah dan ibu yang sering cekcok. Antara orang tua dan dengan anak-anak yang tidak harmonis atau bermasalah. Juga ibu yang terlaludomain di dalam hubungan keluarga (sehingga meminimalis peran ayah). Seorang ibu menolak kehadiran anaknya (misalnya penolakan seorang ibu terhadap anak yang lahir di luar nikah). Absennya hubungan ayah dan renggangnya hubungan antara anak dengan ayahnya, sering dianggap menjadi penyebab anak menjadi homoseksual. Tetapi asusmsi tersebut belum terbukti. Bantahan yang sering dikemukakan adalah, jika satu-satunya kondisi keluarga tersebut adalah pemicu anak menjadi lesbi atau homoseksual semuanya.

b. Pengalaman Seksual Buruk pada Masa Kanak-kanak

Ada yang mengatakan bahwa pelecehan seksual dan kekerasan yang dialami seorang perempuan pada masa kanak-kanak akan menyebabkan anak tersebut

(6)

menjadi seorang lesbian pada waktu dewasanya. Tetapi hasilpenelitian dari Chicago, yaitu Lauman, memperlihatkan bahwa orang pernah mengalami kekerasan seksual dan kemudian menjadi gay hanya 7,4% dan3,1% wanita menjadi lesbian.

c. Pengaruh Lingkungan

Anggapan lama yang sering mengatakan “karakter seseorang dapat dikenali dari siapa teman-temannya” atau pengaruh lingkungan yang burukdapat mempengaruhi seseorang untuk bertingkah laku seperti orang-orangdimana dia berada.

2. 1. 2 Tokoh Utama

Tokoh adalah pelaku yang mengemban atau menjalankan peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita (Aminuddin, 1995:85). Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita, dan sebaliknya, ada tokoh-tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang disebut tokoh utama (central

character, main character), sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan

(pheriperal character) (Nurgiyantoro, 1995: 176)

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama selalu

(7)

berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan. Ia selalu hadir sebagai pelaku, atau yang dikenai kejadian dan konflik penting yang mempengaruhi perkembangan plot. Di pihak lain, pemunculan tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tak dipentingkan, dan kehadirannya jika hanya ada keterkaitan dengan tokoh utama, secara langsung, ataupun tak langsung. Tokoh utama adalah yang dibuat sinopsisnya, yaitu dalam kegiatan pembuatan sinopsis, sedang tokoh tambahan biasanya diabaikan. Tokoh utama dalam sebuah novel, mungkin saja lebih dari seorang, walaupun kadar keutamaannya tak selalu sama keutamaan mereka ditentukan oleh dominasi, banyaknya penceritaan, dan pengaruhnya terhadap perkembangan plot secara keseluruhan (Nurgiyantro, 1995: 176).

2. 1. 3 Novel

Novel berasal dari bahasa Italia novella, yang dalam bahasa Jerman disebut novelle dan novel dalam bahasa Inggris, dan ini lah yang kemudian masuk ke Indonesia. Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, yang kemudian diartikan sebagai cerita pendek yang berbentuk prosa. Dewasa ini istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia „novelet‟ (Inggris novellet), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek (Nurgiyantoro 2010: 9).

(8)

Psikologi sastra adalah suatu disiplin ilmu yang mengandung masalah-masalah psikologis dalam suatu karya sastra yang memuat peristiwa kehidupan manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang imajiner atau faktual yang ada di dalam karya sastra (Sangidu, 2004:30).

2. 2 Landasan Teori

Sebuah penelitian memerlukan adanya landasan teori yang mendasarinya. Landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Landasan teori yang digunakan diharapkan mampu menjadi tumpuan seluruh pembahasan. Sastra sebagai ‟‟gejala kejiwaaan” mengandung fenomena-fenomena kejiwaan yang terlihat lewat perilaku tokoh-tokohnya. Dengan demikian, karya sastra (teks sastra) dapat didekati dengan menggunakan pendekatan psikologi.

2.2.1 Psikologi Sastra

Psikologi sastra adalah suatu disiplin ilmu yang mengandung masalah-masalah psikologis dalam suatu karya sastra yang memuat peristiwa kehidupan manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang imajiner atau faktual yang ada di dalam karya sastra (Sangidu, 2004:30).

Menurut Bimo Walgito, psikologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang objek studinya adalah manusia, karena perkataan psyche atau

psicho mengandung pengertian ”jiwa” (dalam Fananie, 2000: 177). Dengan

demikian, psikologi mengandung makna ”ilmu pengetahuan tentang jiwa”. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah

(9)

manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1988: 8).

Psikologi dan karya sastra memiliki hubungan fungsional yakni sama-sama berguna untuk sarana mempelajari jiwa manusia. Perbedaannya hanyalah gejala kejiwaan yang ada dalam karya sastra adalah gejala kejiwaan manusia yang imajiner sedangkan dalam psikologi adalah manusia-manusia riil (Endaswara, 2004:97). Untuk menganalisis kejiwaan tokoh digunakan psikologi analisis yang diterapkan pada tokoh yang mengalami masalah kejiwaan yaitu perilaku menyimpang yang dilakukan tokoh utama.

Ada tiga cara yang dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi dan sastra, yaitu: a) memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis, b) memahami unsur-unsur kejiwaan para tokoh fiksional dalam karya sastra, dan c) memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca. Pada dasarnya, psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah kejiwaan para tokoh fiksinal yang terdapat dalam karya sastra (Ratna, 2003:343).

Psikologi sastra adalah suatu disiplin ilmu yang mengandung masalah-masalah psikologis dalam suatu karya sastra yang memuat peristiwa kehidupan manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang imajiner atau faktual yang ada di dalam karya sastra (Sangidu, 2004:30). Psikologi sastra dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, karya sastra merupakan kreasi dari suatu proses kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar (subconscious) yang selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk conscious. Kedua, telaah psikologi sastra adalah kajian yang menelaah cerminan psikologis dalam diri para tokoh

(10)

yang disajikan sedemikian rupa oleh pengarang sehingga pembaca merasa terbuai oleh problema psikologis kisah yang kadang kala merasakan dirinya terlibat dalam cerita. Karya-karya sastra memungkinkan ditelaah melalui pendekatan psikologi karena karya sastra menampilkan watak para tokoh, walaupun imajinatif dapat menampilkan berbagai problem psikologis (Endraswara, 2003:96).

Untuk menganalisis kejiwaan tokoh digunakan analisis psikologi yang diterapkan pada tokoh yang mengalami masalah kejiwaan yaitu perilaku menyimpang yang dilakukan tokoh utama. Teori psikologi yang paling dominan dalam analisis karya sastra adalah teori Sigmund Freud (1856-1939).

Sigmund Freud membagi kepribadian manusia menjadi tiga komponen utama (dikenal sebagai model tripartit) yaitu:

a. Id yaitu dorongan alamiah jiwa manusia untuk berpikir dan bertindak apa pun sesuai dengan kehendaknya sendiri, tanpa kendali, dan tanpa keinginan untuk membatasi diri. Sumber utama id terletak pada pikiran kanak-kanak (the infantile

mind). Oleh karena itu, interpretasi terhadap id dapat dikembalikan ke masa

kanak-kanak tokoh dalam karya sastra.

b. Ego yaitu penyeimbang antara tuntutan pengendalian diri dan pembatasan diri milik superego dan dorongan tanpa kendali dan tanpa batas milik id. Dalam kedudukannya sebagai penyeimbang, ego adalah kepanjangan kesadaran pikiran(the conscious thinking mind). Kesadaran inilah yang mengendalikan kata-kata, tindakan, dan pikiran-pikiran seseorang dalam menghadapi masyarakat sebagai dunia di luar dunia dirinya sendiri.

(11)

c. Superego yaitu perwujudan wewenang orang tua dan masyarakat yaitu wewenang untuk mengendalikan dan membatasi dengan keras keinginan-keinginan tanpa kendali dan tanpa pembatasan diri id.

Adapun objek penelitian adalah novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Novel ini mengisahkan kisah cinta tokoh utama yang menyimpang dalam masyarakat. Salah satu jenis perilaku menyimpang adalah penyimpangan individual yaitu suatu perilaku pada seseorang dengan melakukan pelanggaran terhadap suatu norma pada kebudayaan yang telah mapan akibat sikap perilaku yang jahat atau terjadinya gangguan jiwa pada seseorang. Adapun salah satu bentuk penyimpangan individual adalah penyimpangan seksual yaitu lesbian. Ada banyak faktor yang menyebabkan mereka jatuh ke masalah ini. Umumnya, faktor yang mempengaruhi perempuan menjadi lesbian bisa disebabkan oleh pengalaman hidup. Mulai dari pola asuh orang tua, survive hidup, gaya hidup, sampai adanya unsur balas dendam.

2. 3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah, karena pada dasarnya suatu penelitian berasal dari acuan yang mendasarinya. Untuk mengetahui keaslian penelitian ini, dipaparkan beberapa tinjauan pustaka yang telah dimuat dalam bentuk skripsi dan jurnal.Tinjauan pustaka tersebut sebagai berikut.

(12)

Ayu. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan kepribadian tokoh Ibu dan Nayla serta pengaruh tokoh Ibu terhadap tokoh Nayla. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra untuk menganalisis novel

Nayla. Analisis dalam penelitian ini difokuskan pada tokoh Ibu dan Nayla serta

pengaruh tokoh Ibu terhadap Nayla. Teori psikologi kepribadian digunakan untuk mengungkapkan kepribadian yang ada pada kedua tokoh. Teori pola asuh dan kesehatan mental digunakan untuk pegangan dalam menganalisis pengaruh kepribadian tokoh Ibu terhadap Nayla. Hasil penelitian ini dapat diketahui kepribadian tokoh Ibu memiliki watak keras, mandiri, memiliki rasa benci, berperilaku kasar, dan gaya hidup bebas. Kepribadian tokoh Nayla memiliki perilaku kasar, berwatak keras, berperilaku bebas, bertindak sesuka hati, dan hidup mandiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian ada yang dari dalam diri individu dan dari lingkungan. Pengaruh tokoh Ibu terhadap Nayla terlihat dari kepribadian-kepribadian yang dimiliki Nayla seperti: watak keras, mandiri, berperilaku keras, serta mandiri. Berdasarakan hasil penelitian ini disarankan pada penelitian berikutnya agar dapat memanfaatkan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, seperti pendekatan sosial dan feminisme. (http://lib.unnes.ac.id/1101/)

Maria Chaniyang Kesuma (Universitas Sebelas Maret, 2012) dalam skripsinya yang berjudul Novel Nyala Karya Djenar Maesa Ayu Tinjauan Sosiologi Sastra yang bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik, nilai-nilai sosial dan tanggapan komunitas pembaca tentang novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian yang dilakukan oleh Maria menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, sedangkan metode penelitian yang digunakan

(13)

adalah analisis isi yang ditinjau dari aspek struktural dan sosiologi sastra. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu, profil pengarang yang berisi perjalanan hidup dan latar belakang sosial pengarang, buku-buku dan artikel yang berhubungan dengan penelitian, juga beberapa pendapat komunitas pembaca tentang novel yang dikaji. Hasil yang didapatkan adalah (1) novel ini bertema tentang cinta yang terdistorsi antara manusia dalam setiap wujud relasinya antar sesama, antara laki-laki dan perempuan, antara ibu dan anak, yang diceritakan dengan alur maju mundur, dengan beberapa tokoh yang mendominasi cerita antara lain: Nayla, Juli, Ayah, Ibu, Ibu Ratu dan Ben. Latar yang digunakan adalah kota Jakarta pada kisaran tahun 1980an sampai dengan tahun 2005 yang dilatarbelakangi kehidupan masyarakat kelas atas. (2) nilai-nilai sosial dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu, yaitu nilai material; vital; kerohanian; berdasarkan sifatnya nilai yang terdapat dalam novel tersebut antara lain: nilai kepribadian, kebendaan, biologis, kepatuhan hukum, pengetahuan, agama, dan keindahan; berdasarkan cirinya, nilai yang terdapat pada novel tersebut, yaitu nilai yang tercernakan dan nilai dominan; berdasarkan tingkat keberadaannya, nilai yang terdapat dalam novel tersebut, yaitu nilai yang berdiri sendiri dan nilai yang tidak berdiri sendiri. (3) komunitas pembaca mengemukakan tanggapannya terhadap novel Nayla bahwa novel tersebut begitu khas dengan cerita-cerita Djenar Maesa Ayu yang mengangkat Nayla sebagai tokoh utamanya. Seorang perempuan yang mengalami perlakuan keras dari ibunya, pelecehan seksual, perkosaan, kriminalitas, dunia diskotek, broken home, suka mabuk, lesbian, biseks, dan hidup berlunta-lunta mencari

(14)

cinta.

(https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/26687/Novel-Nayla-Karya-Djenar-Maesa-Ayu-Tinjauan-Sosiologi-Sastra)

Etri Jayanti dalam jurnalnya “Erotisme dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu” menyimpulkan bahwa di dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu terdapat 15 bentuk erotisme Bentuk erotisme dalam novel Nayla diungkapkan dalam bentuk cumbuan, ciuman, senggama dan lain-lain. Terungkap dalam kalimat-kalimat teks yang mengambarkan perilaku yang mengarah kepada bentuk pornografi.

(http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/download/1306/1133)

Kartika (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008) meneliti tentang “Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu: Tinjauan Psikologi Sastra”. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan sebagai berikut. (1) Penderitaan batin menimbulkan konflik batin dalam diri Nayla. Nayla dibesarkan oleh ibu kandungnya sendiri tanpa seorang ayah. Sewaktu dalam kandungan, ayahnya telah meninggalkan mereka sehingga membuat ibunya marah dan selalu menutup diri ketika harus menjelaskan keberadaan ayahnya pada Nayla. (2) Nayla sebagai tokoh utama dalam novel ini juga mempunyai kelebihan dibalik semua penderitaan yang dialaminya. Nayla mampu menulis sebuah novel hasil karyanya sendiri yang isinya sama persis dengan kehidupan yang dialaminya. Artinya Nayla mampu mengalahkan egonya dan berani memaparkan kisah hidupnya pada semua orang lewat tulisan dalam novel.(http://eprints.ums.ac.id/645/)

(15)

Maesa Ayu Tinjauan Berdasarkan Psikologi Analitik C.G. Jung”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tokoh Nayla tergolong kurang adaptif karena bersikap ragu, gentar, takut, kurang percaya diri, dan pemalu; (2) naluri kebinatangan yang cukup kuat dengan munculnya naluri negatif seperti seks menyimpang, suka lingkungan kotor, pemarah, dan suka akan kekerasan; (3) sikap maskulin cukup kuat yang ditandai hilangnya sikap lemah lembut dan adanya penguasaan sikap laki-laki seperti merokok dan dorongan untuk mencintai sesama perempuan; dan (4) jati diri dengan motivasi tinggi karena adanya dorongan yang kuat untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kepribadian tokoh Nayla adalah keluarga, lingkungan sosial, kondisi psikologi, pendidikan, dan agama. Jati diri merupakan aspek yang paling dominan dalam tokoh Nayla.(sastra.um.ac.id)

Referensi

Dokumen terkait

Informasi lain yang berhasil dikumpulkan adalah bahwa harga jual ditetapkan sebesar Rp 15.000,- Dari data tersebut, hitunglah berapa titik impas atau break event point (BEP) dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan, experienced regret, risk tolerance, dan motivasi pada keputusan investasi keluarga dengan mengambil

dalam larutan simulated body fluid (SBF), menunjukkan bahwa waktu perendaman optimal untuk mencapai berat membran terdegradasi maksimal dicapai selama 8 minggu. Membran

Tidak semua individu mempunyai konsep diri yang positif dalam kehidupannya. Hal itu bisa saja terjadi karena faktor yang dibawa individu dari lingkungan dan

11 Setelah proses di atas selesai, kita tinggal membuat garis di belakang KATA PENGANTAR kemudian spasi, terus tekan Tab pada keyboard sehingga hasil seperti gambar di bawah :.

(4) Standar Pendidikan Tinggi yang Ditetapkan oleh Perguruan Tinggi disusun dan dikembangkan oleh perguruan tinggi dan ditetapkan dalam peraturan pemimpin perguruan

Tapi penyelidikan sejarah yang sama,....juga membawa ke suatu kenyataan bahwa, akibat perkembangan kekuatan produksi yang dahsyat saat sekarang ini, bahkan apa

Gambar diatas merupakan grafik kecepatan angular roda dan kendaraan pada lock braking hasil dari simulasi MATLAB, grafik diatas menunjukkan kecepatan angular roda