• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soal Akuntansi and Manajemen Keuangan Ex

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Soal Akuntansi and Manajemen Keuangan Ex"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 2 : LAPORAN KEUANGAN

Kasus 1. Neraca Saldo

PT. Maju Lancar memiliki data Neraca Saldo dan Penyesuaian yang telah tersimpan di excel pada buku kerja bab2 pada lembar kerja NRC seperti nampak pada gambar berikut ini (nampak sebagian).

Dari saldo tersebut, susunlah neraca lajur, termasuk di dalamnya Neraca saldo Setelah Penyesuaian dan Laba Rugi dan Neraca.

Kasus 2. Laporan Rugi Laba

Dengan menggunakan data pada kasus 1 di atas (neraca lajur), susunlah Laporan Rugi-Laba untuk perusahaan tersebut (dsumsikan bahwa data tersebut adalah data tahun 2001).

Kasus 3. Laporan Perubahan Modal

Dengan menggunakan data pada kasus 1 di atas (neraca lajur), susunlah Lapoaran Perubahan Modal untuk perusahaan tersebut (diasumsikan bahwa data tersebut adalah data tahun 2001).

Kasus 4. Neraca

Dengan menggunakan data pada kasus 1 di atas (neraca lajur), susunlah Lapoaran neraca untuk perusahaan tersebut (diasumsikan bahwa data tersebut adalah data tahun 2001).

BAB 3 STUDI KELAYAKAN PROYEK

Kasus 1. Studi Kelayakan dengan Internal Rate of Return (IRR)

Anda mempertimbangkan untuk menjalankan suatu proyek penggemukan sapi potong dengan investasi tahun pertama, yaitu tahun 1993, sebesar Rp 900.000,- suku bunga diketahui sebesar 18% per tahun dan konstan selama 6 tahun. Dari investasi tersebut anda akan mendapatkan penghasilan bersih dari penggemukan sapi potong tersebut selama enam tahun, dimana setiap tahunnya anda akan menerima pendapatan sebagai berikut :

Tahun 1994 menerima Rp 250.000.000,- Tahun 1995 menerima Rp 350.000.000,- Tahun 1996 menerima Rp 300.000.000,- Tahun 1997 menerima Rp 245.000.000,- Tahun 1998 menerima Rp 260.000.000,- Tahun 1999 menerima Rp 250.000.000,-

Berdasarkan data tersebut, buatlah analisis dengan menggunakan IRR, apakah investasi tersebut itu layak atau tidak untuk dijalankan.

Kasus 2. Studi Kelayakan dengan Fungsi MIRR

(2)

2 Kasus 3. Studi Kelayakan dengan Fungsi Rate

Dengan menggunakan studi kasus 1 penggemukan sapi potong pada kasus 1 dimana investasi awal pada tahun 1993 adalah sebesar Rp 900.000.000.- Investasi awal tersebut akan menghasilkan pemasukan selama 6 tahun secara konstan, diawali dengan pemasukan tahun pertama, yakni tahun 1994, sampai tahun 1999, masing-masing sebesar Rp 400.000.000,-. Tingkat suku bunga aktual pengembalian per tahun adalah 32%. Berapa tingkat bunga yang layak untuk investasi tersebut?

Kasus 4. Studi Kelayakan dengan Payback Periode (PP)

PT. Berdikari, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penggemukan sapi potong, pada tahun 1993 berencana menginvestasikan dana awal sebesar Rp 900.000.000,- Dengan rencana tersebut pihak manajemen mengharapkan pemasukan (cash inflow) pada tahun 1994 sampai dengan tahun 1999 masing-masing sebesar Rp 100.000.000,- Rp 150.000.000,- Rp 225.000.000,- Rp125.000.000,- Rp 125.000.000,- Rp 200.000.000,-. Selain itu perusahaan juga mensyaratkan bahwa investasi tersebut akan kembali dalam jangka waktu 6 tahun. Dari data tersebut buatlah analisis dengan menggunakan payback periode untuk menentukan apakah investasi tersebut layak atau tidak.

Kasus 5. Studi Kelayakan dengan Average Rate of Return

Dengan menggunakan kasus pada payback period di atas, hitunglah penilaian investasi dengan mode ARR, dimana average rate of return yang disyaratkan adalah sebesar 35%.

Kasus 6. Studi Kelayakan dengan Profitabilitas Index

Dengan menggunakan studi kasus pada ARR tersebut di atas, analisislah investasi tersebut dengan menggunakan Profitability Index. Apakah investasi tersebut layak atau tidak bilamana diketahui bahwa suku bunga pendanaan adalah sebesar 20%.

Kasus 7. Studi Kelayakan dengan Present Value

Tuan Bram dihadapkan pada kesempatan investasi yang memberikan penghasilan bersih setiap tahunnya sebesar Rp 900.000.000,- sepanjang 5 tahun. Untuk mendapatkan penerimaan ini Tuan Bram harus menanam modal awal sebesar Rp 1.000.000.000,-. Tingkat suku bunga yang berlaku saat ini adalah 18% pertahun dan diasumsikan konstan selama 5 tahun. Pembayaran dilakukan diakhir periode. Analisislah dengan menggunakan Present Value apakah investasi tersebut menarik atau tidak.

Kasus 8. Studi Kelayakan dengan Presen Value

Dewi Ratna, seorang pengusaha toko pakaian jadi, menganggarkan pengeluaran rutin untuk biaya pengiriman barang sebesar Rp 9.000.000,- per bulan yang diambil dari rekening bank ABC. Bunga bank diketahuin 17% per tahun dan dianggap konstan selama 6 tahun. Di akhir tahun ke 6 Dewi Ratna mengharapkan masih akan mempunyai dana di bank sebesar Rp 75.000.000.- Berapa dana yang mestinya diinvestasikan di bank ABC pada saat ini jika Dewi Ratna selalu membiayai pengeluaran tesebut dari bank ABC?

Kasus 9. Penilaian Investasi dengan Net Presen Value

(3)

3 Kasus 10. Penilaian Investasi dengan X Net Presen Value

Tuan Jarot sedang mempertimbangkan suatu usulan investasi dengan data sebagai berikut : Investasi terjadi tanggal 5 Januari 1998 sebesar 35.000.000. Hasilnya, pemasukan bersih masing-masing tanggal 6 Februari 1999 sebesar 50.000.000, 12 Desember 1999 sebesar 75.000.000, 1 Januari 2000 sebesar 100.000.000, 2 Februari 2000 sebesar 125.000.000. Tingkat suku bunga disyaratkan adalah 11%. Nilailah apakah investasi tersebut layak atau tidak dengan menggunakan XNPV.

Kasus 11.Menghitung Investasi dengan Future Value

Ir. Teguh menabung secara berturut-turut selama 4 tahun, yaitu seperti berikut: Awal tahun pertama, jumlah yang ditabung adalah sebesar Rp 250.000.000,- Awal tahun pertama, jumlah yang ditabung adalah sebesar Rp 550.000.000,- Awal tahun ketiga, jumlah yang ditabung adalah sebesar Rp 450.000.000,- Awal tahun keempat, jumlah yang ditabung adalah sebesar Rp 245.000.000,-

Jika suku bunga tabungan per tahun adalah 15% dan konstan selama 7 tahun, berapa jumlah tabungan plus bunga bank yang dimiliki oleh Ir. Teguh pada awal tahun ke 8?

Kasus 12.Penilaian Investasi dengan PMT

Tuan Erwan ingin mengambil pinjaman selama 30 tahun untuk jumlah Rp 1.000.000.000,-. Misalkan suku bunga yang berlaku sebesar 15%, berapa besar pembayaran per bulan?

Kasus 13.Menghitung Investasi dengan IPMT

Tuan Edy Siswanto ingin mengambil pinjaman selama 30 tahun untuk jumlah Rp 900.000.000,- misalkan suku bunga yang berlaku sebesar 15%, berapa besar pembayaran pada bulan pertama?

Kasus 14.Penilaian Investasi dengan PPMT

Dengan menggunakan data pada kasus 13 di atas, hitunglah komponen pokok pinjaman untuk bulan pertama dengan menggunakan fungsi PPMT.

Kasus 15.Penilaian Investasi Dengan NPER

Nona Yanti menyanggupi untuk melunasi cicilan sebesar Rp 75.000.000 per bulan dari pinjaman yang telah disepakati sebesar Rp 1.000.000.000. Nona Yanti ingin mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi pinjaman tersebut. Jika diketahui bahwa suku bunga adalah sebesar 8% per tahun dan konstan semala periode tersebut.

BAB 4 ANALISIS LABA KOTOR Kasus 1. Laba Kotor Per Satu Produk

PT. Maju Lancar adalah sebuah perusahaan yang memproduksi satu jenis produk. Adapun adata biaya per unit dan laba kotor adalah seperti tampak pada daftar berikut ini.

(4)

4

Sedangkan Ratio HPP dan Margin Laba adalah sebagai berikut.

Uraian Anggaran Aktual

COST OF SALES RATIO 74,14% 71,17% GROSS PROFIT MARGIN 25,86% 28,83% TOTAL 100,00% 100,00%

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat selisih laba kotor sebesar Rp39.512.500,- Angka tersebut positif, yang berarti menguntungkan. Selanjutnya hitunglah selisih volume penjualan beserta penjelasan selisih laba atau selisih rugi.

Kasus 2. Laba Kotor Beberapa Produk

PT. ABC merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi dua jenis produk. Data yang berhasil dikumpulkan adalah data anggaran dan realisasi laba kotor seperti ditujukan melalui gambar berikut ini.

Berdasarkan data tersebut anda diminta untuk menganalisis laba kotor untuik mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan. Anda diminta menghitung:

1. Selisih harga jual beserta penjelasan laba atau rugi 2. Selisih harga pokok beserta penjelasan laba atau rugi

3. Selisih volume (produk non-substitusi) beserta penjelasan laba atau rugi 4. Selisih volume final (produk substitusi) beserta penjelasan laba atau rugi 5. Selisih komposisi produk beserta penjelasan laba atau rugi

6. Selisih laba kotor beserta penjelasan laba atau rugi

Kasus 3. Laba Kotor Komparatif Per Produk

PT. Kemilau merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi satu jenis produk. Data yang berhasil dikumpulkan adalah data laba kotor komparatif seperti diperlihatkan berikut ini.

LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF

( Kotor)

KETERANGAN 2.000 2.001

Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Penjualan 3.500 3.250 11.375.000 4.000 3.200 12.800.000 HPP (Harga Pokok Penjualan) 3.500 3.000 10.500.000 4.000 3.000 12.000.000

Laba Kotor 875.000 800.000

Selisih Laba Kotor (75.000) RUGI

Dari data tersebut anda diminta untuk menganalisis, penghitung penyimpangan, dan mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan tersebut. Diantaranya adalah:

1. Selisih harga jual dan volume penjualan beserta penjelasan laba atau rugi 2. Selisih harga pokok dan volume harga pokok beserta penjelasan laba atau rugi

(5)

5 Kasus 4. Laba Kotor Komparatif Beberapa Produk

PT. Agung Jaya adalah sebuah perusahaan yang memproduksi dan menjual beberapa jenis produk. Perusahaan ini memiliki data laba kotor komparatif dan data penjualan harga pokok penjualan selama dua periode seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Berdasarkan data tersebut, analisislah untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan, antara lain:

1. Selisih harga jual dan volume penjualan beserta penjelasan laba atau rugi 2. Selisih harga pokok dan volume harga pokok beserta penjelasan laba atau rugi

3. Analisis selisih laba kotor dalam bentuk bagan beserta masing-masing penjelasan laba atau rugi

BAB 5 ANALISIS RASIO KEUANGAN Kasus 1. Analisis Rasio

PT. Telaga Tbk. adalah sebuah perusahaan fiktif yang mempunyai laporan keuangan perusahaan berupa Neraca dan Laporan Rugi Laba. Data tersebut adalah seperti nampak pada gambar berikut:

1. Data Neraca PT. Telaga, Tbk.

PT. TELAGA, Tbk

NERACA PER 31 DESEMBER

AKTIVA LANCAR 2003 2004

Kas dan Bank 55.000.000 67.000.000

Surat Berharga 45.000.000 35.000.000

Piutang Dagang 180.000.000 165.000.000

Persediaan 325.000.000 310.000.000

Jumlah Aktiva Lancar 605.000.000 577.000.000

Bangunan dan Peralatan 530.000.000 460.000.000

Akumulasi Penyusutan 130.000.000 110.000.000

Aktiva Tetap Bersih 400.000.000 350.000.000

(6)

6

HUTANG JANGKA PANJANG 155.000.000 172.000.000

MODAL

Saham Biasa (1.000.000 Lbr) 230.000.000 230.000.000

Capital Surplus 125.000.000 125.000.000

Laba Ditahan 150.000.000 90.000.000

JUMLAH MODAL 505.000.000 445.000.000

TOTAL PASIVA 1.005.000.000 927.000.000

2. Data Rugi Laba PT. Telaga Tbk.

PT. TELAGA, Tbk LAPORAN RUGI - LABA Tahun yang Berakhir 31 Desember

KETERANGAN 2003 2004

Penjualan Bersih 1.200.000.000 1.300.000.000

Harga Pokok Penjualan 900.000.000 950.000.000

Laba kotor 300.000.000 350.000.000

Biaya Pemasaran 70.000.000 81.000.000

Biaya Administrasi dan Umum 125.000.000 132.000.000

Biaya Operasional 195.000.000 213.000.000

Laba sebelum Bunga dan pajak 105.000.000 137.000.000

Bunga Hutang 32.500.000 35.500.000

Laba Sebelum Pajak 72.500.000 101.500.000

Pajak 29.000.000 40.600.000

Laba Setelah Pajak 43.500.000 60.900.000

Pembayaran Deviden(5%) 2.175.000 3.045.000

Laba Ditahan 41.325.000 57.855.000

Selain kedua data tersebut, diketahui bahwa sewa yang masih harus dibayar adalah sebesar Rp18.000.000,- dan angsuran pokok pinjaman adalah sebesar Rp36.000.000,- tarif pajak 40%.

Dengan menggunakan data-data tersebut, selanjutnya anda diminta untuk menghitung: 1. Rasio Likuiditas

2. Rasio Leverage 3. Rasio Aktivitas 4. Rasio Profitabilitas 5. Rangkuman dan analisis

Kasus 2. Analisis Rasio dan Trend Grafik

(7)

7 1. Laporan Neraca

2. Laporan Rugi Laba

(8)

8 Kasus 3. Rasio Keuangan Industri

Dengan menggunakan data pada kasus 2 dan diketahui bahwa rasio keuangan industri pada tahun 2003 dalah sebagai berikut :

Berdasarkan data tersebut, buatlah analisis dengan membandingkn rasio tahun 2003 yang ada pada PT. Karya Tani pada kasus 2 di atas.

BAB 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF Kasus 1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif

(9)

9

Dari data laporan keuangan tersebut buatlah analisis laporan keuangan dengan dasar sebagai berikut:

a. Untuk analisis perbandingan, gunakan data tahun 2002 dan 2003 b. Analisis Common Size

c. Analisis Indeks

BAB 7 MANAJEMEN KAS Kasus 1. Anggaran Kas

PT. Karya Jasa adalah sebuah perusahaan yang pada tahun 2002 mempunyai data anggaran kas dan data penjualan, pembelian bahan baku, pembayaran gaji & upah, biaya pemasaran, administrasi & umum, serta pajak seperti ditunjukan melalui gambar berikut.

Kasus 2. Manajemen Kas Model Baumol

PT. Angin Mamiri adalah sebuah perusahaan fiktif. Perusahaan ini merupakan pengeluaran kas untuk periode mendatang sebesar Rp2.750.000,- yang dipenuhi dari penjualan surat berharga. Surat berharga yang ada di perusahaan tersebut memberikan tingkat keuntungan sebesar 18% per tahun. Biaya transaksi setiap kali mengubah surat berharga menjadi kas sebesar Rp 225.000,-

(10)

10 Kasus 3. Manajemen Kas Model

Miller – Orr

PT. Enak Rasa adalah sebuah perusahaan bumbu masak yang mempunyai variasi arus kas sebesar Rp25.000.000,-. Sedangkan biaya untuk melakukan setiap transaksi mengubah sekuritas menjadi kas Rp 225.000,- dan bunga sekuritas per tahun sebesar 16%. (Catatan: Asumsi perhitungan 1 tahun= 365 hari) dan saldo kas minimum ditentukan Rp 8.000.000,-.

Dari data tersebut, tentukan saldo kas yang optimal dan besaran batas atas saldo kas dengan metode Miller – Orr.

BAB 8 PIUTANG DAGANG Kasus 1. Analisis Umur Piutang

PT. Jaya Maju merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produk makanan. Perusahaan ingin mengelompokan piutangnya berdasar tanggal jatuh tempo transaksi. Perusahaan ini menetapkan syarat pembayaran adalan n/30 yang berarti jatuh tempo 30 hari setelah tanggal transaksi. Sebelum mengelo9mpokan piutangnya, perusahaan telah mengambil kebijakan taksiran piutang tidak tertagih sebagai berikut:

 Belum jatuh tempo, dengan batasan maksimal 30 hari dari tanggal transaksi, taksiran piutang tidak tertagih adalah sebesar 0,5%

 Lewat waktu, 1-30 hari, dengan batasan 31 s.d. 60 hrai setelah masa transaksi, taksiran piutang tidak tertagih adalah sebesar 2%.

 Lewat waktu 31-60 hari, dengan batasan 61 s.d. 90 hari setelah masa transaksi, taksiran piutang tidak tertagih adalah sebesar 4,5%.

 Lewat waktu 61-90 hari, dengan batasan 91 s.d. 120 hari setelah masa transaksi, taksiran piutang tidak tertagih adalah sebesar 10%.

 Lewat waktu > 90 hari, dengan batasan di atas 120 hari setelah masa transaksi, taksiran piutang tidak tertagihm sebesar 16%.

 Data Debitur dan tanggal transaksi adalah sebegai berikut :

NAMA SALDO TANGGAL

DEBITUR PIUTANG TRANSAKSI PT A 30.000.000 11 Des 2005 PT B 40.000.000 20 Nov 2005 PT C 20.000.000 11 Okt 2005 PT D 25.000.000 26 Sep 2005 PT E 10.000.000 15 Agu 2005

Berdasarkan data tersebut, buatlah analisis umur piutang sesuai dengan kelompok di atas dengan dasar perhitungan 1 Januari 2006.

Kasus 2. Analisis Umur Piutang

PT. Maju Terus ingin menganalisis umur piutangnya. Perusahaan mensyaratkan pembayaran n/30 dan dasar perhitungan piutang adalah tanggal 1 Feberuari 2006. Cadangan kerugian piutang tak tertagih adalah sebagai berikut:

Untuk belum jatuh tempo : 2% 1 – 30 hari : 5%

31 – 60 hari : 7,5% 61 – 90 hari : 10% 90 hari : 15%

Sedangkan data debitur, jumlah piutang, dan tanggal transaksi adalah sebagai berikut :

(11)

11

Berdasarkan data tersebut, buatlah analisis piutang, termasuk berapa hari telah lewat dari tanggal jatuh tempo.

Kasus 3. Penjualan Kredit Tanpa Diskon

PT. Karnival adalah sebuah perusahaan dagang. Selama ini perusahaan itu menjual barang secara tunai. Untuk menaikan volume penjualan, manajemen mencoba melakukan transaksi dengan cara kredit. Adapun data-data yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut:

 Penjualan tunai rata-rata per tahun Rp 5.000.000.000  Syarat penjualan yang direncanakan n/60

 Penjualan dianggarkan per tahun Rp 6.000.000.000  Profit margin 21%

 Biaya dana 17,5%

Dari data tersebut, dengan adanya biaya dana, apakah kebijakan penjualan kredit layak dijalankan atau harus tetap dengan penjualan tunai. Buatlah kesimpulannya!

Kasus 4. Penjualan Kredit dengan Diskon

CV. Barokah adalah sebuah perusahaan dagang. Selama ini CV tersebut menjual produk dengan cara kredit. Pada tahun yang akan datang pihak manajemen merencanakan untuk melakukan penjuaklan kredit dengan diskon. Dengan kebijakan ini diperkirakan sebagian konsumen akan membayar dalam periode diskon dan sebagian lagi akan di luar periode diskon. Untuk keperluan tersebut, berikut disajikan beberapa informasi yang diperlukan:

 Penjualan dianggarkan Rp 5.000.000.000  Termin yang direncanakan 2,5/10, n/60  Profit margin dianggarkan 30%

 Biaya dana 16%

 Estimasi membayar dalam periode potongan 20%  Estimasi membayar di luar periode potongan 80%

Berdasarkan data tersebut, buatlah analisis ekonomi sebagai dasar pembuatan keputusan apakah sebaiknya perusahaan membnerikan diskon, menaikan volume penjualan, atau menjual barang dengan cara kredit tanpa diskon.

Kasus 5. Penjualan Kredit dan Kerugian Piutang

UD. Merapi adalah sebuah perusahaan dagang dimana kebijakan penjualan kreditnya tidak menerapkan diskon. Konsekuensinya, perusahaan menganggarkan adanya kredit yang tidak tertagih. Persentase piutang yang tidak tertagih dapat ditentukan berdasarkan pada data historis yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut :

 Penjualan tunai rata-rata per tahun Rp 25.000.000.000,-  Syarat penjualan direncanakan n/60

 Penjualan dianggarkan Rp 35.000.000.000,-  Profit margin 30%

 Biaya dana 15%  Kerugian piutang 2,5%

(12)

12 BAB 9 PERSEDIAAN

Kasus 1. Jumlah Pembelian Optimal

PT. Subur Makmur adalah sebuah perusahaan yang memproduksi barang. Dari laporan perusahaan terlihat bahwa perusahaan membutuhkan bahan mentah sebanyak 200.000 unit barang. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, setyiap kali pemesanan meliputi jumlah 15.000 unit. Sedangkan informasi lain yang berhasil dikumpulkan meliputi harga beli barang dan biaya-biaya setiap kali dilakukan pembelian barang adalah sebagai berikut:

NO Keterangan Jumlah

1 Harga beli barang/unit 25.000

2 Biaya pesanan barang 275.000

3 Biaya angkut barang 2.500.000

4 Biaya pesan lainnya 250.000

5 Biaya modal 5.000.000

6 Biaya asuransi 750.000

7 Biaya simpan 7.500.000

8 Biaya pemeliharaan barang 4.500.000

Dari data tersebut, hitunglah jumlah pembelian yang paling optimal (Economic Order Quantity).

Kasus 2. Reorder Point

PT. Karen adalah sebuah perusahaan yang memproduksi barang. Perusahaan tersebut membutuhkan barang mentah sebanyak Rp 20.000,00. Informasi lain meliputi biaya pesan dan biaya simpan adalah sebagai berikut :

NO Uraian Jumlah

1 Biaya Kirim 5.500.000

2 Biaya pengecekan 250.000

3 Biaya penyimpan/unit 950

4 Biaya asuransi per unit 750

5 Biaya modal yang tertanam pada persediaan 3%

6 Pajak atas persediaan 1%

7 Biaya lain-lain 750.000

Persediaan pengaman ditentukan sebesar kebutuhan selama 3 minggu, dengan asumsi 1 tahun adalah 52 minggu. Kebutuhan selama lead time ditetapkan sebesar 25% dari persediaan pengaman. Berdasar data tersebut, hitunglah unit pembelian bahan baku yang optimal dan tentukan titik pemesanan barang (re-order-point).

Catatan:

Untuk menetapkan reorder point dapat dilakukan dengan dua cara, diantaranya adalah:  Berdasarkan kebutuhan selama lead time ditambah dengan persentase tertentu.

 Berdasarkan kebutuhan selama lead time ditambah penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock.

Kasus 3. Menentukan Kebutuhan Bahan Baku

PT. Amro merupakan perusahaan yang memproduksi barang. Data yang ada di perusahaan dapat dikumpulkan sebagai berikut:

 Pembelian bahan baku yang optimal 8.000 unit  Total biaya simpan per unit bahan baku Rp 4.500.000

 Total biaya pesan setiap kali memesan bahan baku Rp 3.600.000,- Dari data tersebut, hitunglah jumlah kebutuhan bahan baku selama setahun.

Kasus 4. Reorder Point

(13)

13

lead time. Reorder point untuk bahan baku produk murah ditetapkan berdasarkan lead time 4 minggu, dengan kebutuhan per minggu mencapai 7.500 unit dan tambahan kebutuhan pemakaian selama 2 minggu.

Dari data tersebut, hitung titik pemesanan kembali (Reorder point) uhntuk kedua macam bahan baku tersebut.

Kasus 5. EQQ dan Incremental Cost

PT. Karunia Abadi adalah sebuah perusahaan yang memproduksi mainan anak. Setiap tahunnya perusahaan membutuhkan bahan baku 250.000 kg dengan harga beli Rp 15.000,- per kg. Biaya yang diperlukan untuk setiap kali pesan adalah sebagai berikut:

No Keterangan Jumlah

1 Biaya pengiriman 4.500.000

2 Biaya pemeriksaan 900.000

3 Biaya administrasi 300.000

4 Biaya penimbangan 150.000

5 Biaya simpan sebesar 7,5% per kg bahan baku 6 Biaya asuransi sebesar 1,5% kg bahan baku 7 Biaya modal yang tertanam pada persediaan 2%

Dari data tersebut, hitunglah jumlah pembelian yang optimum dan total incremental cost selama setahun. Selain itu hitung kebutuhan bahan selama setahun jika diketahui biaya setiap kali pesan adalah sebesar Rp 5.500,- dan biaya simpannya adalah Rp 10.000.000,-

BAB 10 BREAK EVENT POINT Kasus 1. Break Event Point

PT. ABC adalah sebuah perusahaan yang memproduksi barang. Pada tahun yang akan datang perusahaan merencanakan untuk memproduksi suatu barang sebanyak 10.000 unit. Biaya tetap diperkirakan sebesar Rp 60.000.000,- dan total biaya variabel untuk memproduksi barang adalah sebesar Rp 50.000.000,-

Informasi lain yang berhasil dikumpulkan adalah bahwa harga jual ditetapkan sebesar Rp 15.000,- Dari data tersebut, hitunglah berapa titik impas atau break event point (BEP) dalam unit dan rupiah, total penjualan, biaya variabel per unit dan biaya variabel dibanding penjualan.

Kasus 2. Break Event Point

PT. Andini adalah sebuah perusahaan yang memproduksi minuman instant. Perusahaan tersebut memiliki satu unit mesin untuk nmemproduksi minuman secara masal. Data yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut:

 Biaya Tetap diketahui Rp 250.000.000,-  Biaya Variabel sebesar Rp 8.500,- per unit  Harga Jual sebesar Rp 25.000,- per unit  Kapasitas maksimum 25.000 unit

Dari data tersebut, hitunglah BEP dalam rupiah dan unit.

Kasus 3. Margin of Safety

PT. X adalah sebuah industri yang mempunyai data anggaran laba-rugi, jumlah produksi 55.000 unit, biaya tetap Rp 26.000.000, total biaya variabel Rp 28.000.000 dan ahrga jual per unit barang 2.500,-. Dari data tersebut hitunglah margin of safety untuk menentukan seberapa besar berkurangnya volume penjualan yang boleh turun agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Kasus 4. Shut Down Point

PT. Expresi mempunyai informasi data biaya dan penjualan sebagai berikut:  Jumlah produk (Unit) 60.000

(14)

14  Total Biaya Variabel Rp 30.000.000,-

 Harga Jual per Unit Rp 5.250,-

Dari data tersebut, hitunglah jumlah minimal penjualan yang harus dilakukan oleh eprusahaan untuk menutup biaya tunai.

BAB 11 PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK Kasus 1. Target Biaya Produk

PT. ABC memproduksi barang keperluan rumah tangga dengan investasi sebear Rp 990.000.000,- Rencana jumlah yang diproduksi dan terjual dalam satu tahun 50.000 unit dengan harga jual per unit Rp 45.000,-. Biaya non produksi per tahun adalah sebesar Rp 15.000.000,-

Dari data tersebut, tetapkan target biaya per unit produk jika ROI diharapkan sebesar 35% per tahun.

Kasus 2. Target Laba 1

PT. Sinar Terang adalah sebuah perusahaan yang memproduksi televisi khusus SOGUN. Setiap tahun perusahaan ini dapat memproduksi sebanyak 20.000 unit.

Data keuangan yang berhasil dikumpulkan adalah berupa biaya tetap sebesar Rp 990.000.000 dan biaya variabel Rp 650.000,00. Tahun ini pemilik menganggarkan laba sebesar Rp 1.100.000.000,- Berdasar data tersebut, hitunglah berapa harga jual produk berdasarkan target laba tersebut.

Kasus 3. Elastisitas Harga

PT. Subaru adalah sebuah perusahaan yang memproduksi mainan anak. Pada konsidi normal perusahaan dapat menjual barang dengan harga Rp 50.000,- per buah. Adapun data lain yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut:

 Volume penjualan pada tingkat harga tersebut diharapkan sebanyak 60.000 unit  Proporsi biaya non produksi variabel dari penjualan sebesar 12%

 Biaya produk variabel per produk adalah sebesar Rp 20.000,-  Total biaya tetap produksi sebesar Rp 125.000.000,-

 Biaya tetap non-produksi sebesar Rp 130.000.000,-

 Harga jual yang telah ditetapkan sebelumnya direncanakan untuk diturunkan sebesar 15% Manajemen bermaksud untuk mengkaji dampak penurunan harga jual tersebut terhadap laba. Asumsi:

 Elastisitas rendah, penurunan harga jual akan menaikan volume penjualan sebesar 15%

 Elastisitas tinggi, penurunan harga jual dapat meningkatkan volume penjualan sebanyak 45%. Sisi lain dari kenaikan volume penjualan adalah akan meningkatkan total biaya tetap produksi menjadi Rp 150.000.000,- dan total biaya tetap non produksi meningkat menjadi Rp160.000.000.-

Dari data tersebut, hitunglah pengaruh penurunan harga jual terhadap laba perusahaan.

Kasus 4. Harga Pokok Produksi Penuh

PT. Karina adalah sebuah perusahaan yang memproduksi peralatan rumah tangga. Data yang berhasil dihimpun adalah sebagai berikut:

 Biaya overhead pabrik pada kapasitas normal Rp 150.000.000,-  Total biaya non produksi sebesar Rp 175.000.000,-

 Biaya produksi variabel per unit: Biaya bahan baku Rp 45.000,-

Biaya tenaga kerja langsung Rp 25.000,- Biaya overhead pabrik Rp 6.000,-  Biaya non produksi Rp 7.500,-

(15)

15

Dari data tersebut, tentukan harga jual produk dan susunlah laporan laba rugi untuk membuktikannya.

BAB 12 ANGSURAN PINJAMAN

Kasus 1. Tabel Angsuran Pinjaman Bunga Menurun

Sebuah koperasi simpan pinjaman yang sedang berkembang ingin membuat tabel angsuran pinjaman dari pinjaman yang diberikan kepada nasabah. Tabel yang diinginkan koperasi tersebut diharapkan mampu membuat informasi antara lain pokok pinjaman, cicilan pokok pinjaman, bunga, angsuran perbulan, dan saldo pokok pinjaman. Dalam tahap pertama koperasi tersebut ingin membuat tabel pinjaman dengan data seperti berikut :

 Bunga pinjaman ditetapkan sebesar 16%  Jangka waktu pinjaman 12 bulan

 Jumlah pokok pinjaman 25.000.000  Tanggal pinjaman 1 Januari 2006

Dari data tersebut, buatlah tabel angsuran pinjaman dengan sistem bunga menurun.

Kasus 2. Tabel Angsuran Pinjaman Bunga Tetap

Dengan menggunakan data pada kasus 1 di atas, buatlah tabel angsuran pinjaman dengan metode atau sistem bunga tetap.

Kasus 3. Tabel Angsuran Pinjaman Bunga Efektif

Dengan menggunakan data kasus1 di atas, buatlah tabel angsuran pinjaman dengan metode atau sistem bunga efektif.

BAB 13 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN INFORMASI DIFERENSIAL Kasus 1. Pemilihan Alternatif Pesanan

PT. ABG adalah sebuah perusahaan yang memproduksi sepatu dan memiliki mesin dengan kapasitas produksi setahun 275.000 buah. Saat ini kapasitas mesin digunakan untuk membuat 200.000 produk dalam setahun. Informasi lain yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut:

 Harga jual per unit produk Rp 65.000,-

 Biaya per unit (termasuk biaya tetap) Rp 25.000,-  Biaya tetap Rp 275.000.000,-

Saat ini manajemen perusahaan sedang mempertimbangkan untuk menerima atau menolak pesanan khusus untuk memanfaatkan kapasitas mesin yang belum optimal. Tawaran selanjutnya disebut alternatif A, B, C, dan D, yaitu sebagai berikut :

(16)

16 Kasus 2. Alternatif Penggantian Aktiva Tetap

Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk mempertahankan atau mengganti aktiva tetap yang selama ini dimilikinya. Data aktiva lama dan aktiva baru tersebut alah sebagai berikut :

DATA TEKNIS AKTIVA

Keterangan Aktiva Lama Aktiva Baru

Umur ekonomis aktiva 10 Tahun 10 Tahun Harga perolehan aktiva 1.200.000.000 1.200.000.000 Nilai buku saat sekarang 800.000.000 0 Biaya produksi variabel per tahun 2.000.000.000 1.800.000.000 Biaya non produksi variabel per

tahun 500.000.000 500.000.000 Biaya non produksi tetap per tahun 700.000.000 700.000.000 Pendapatan penjualan per tahun 6.000.000.000 6.000.000.000 Nilai jual 500.000.000 0

Berdasarkan data tersebut, Anda diminta oleh manajemen perusahaan untuk membuat keputusan mempertahankan atau mengganti aktiva lama dengan aktiva baru disertai dengan proyeksi laba-rugi sebagai pembuktian.

Kasus 3. Analisis Keputusan Penjualan Produk

PT. X saat ini memproduksi dan menjual barang makanan yang dikategorikan dalam tiga produk, yakni produk Manis, Produk Asin, dan Produk Gurih. Pada tahun-tahun terakhir ini, laporan laba-rugi untuk produk gurih cenderung menurun sehingga perusahaan dihadapkan pada pilihan tetap memproduksi dan menjual produk gurih atau menghentikannya. Data lain yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut :

Penjelasan:

Perusahaan melakukan perhitungan terhadap biaya tetap umum Produk Gurih dan menyimpulkan dalam suatu kondisi seperti berikut ini:

 Kondisi 1, biaya tetap umum sebesar Rp 75.000.000,- terdiri dari biaya tidak dapat dihindari sebesar Rp 65.000.000,- dan biaya dapat dihindari sebesar Rp 10.000.000,-

 Kondisi 2, biaya tetap umum sebesar Rp 75.000.000,- terdiri dari biaya tidak dapat dihindari sebesar Rp 5.000.000,- dan biaya dapat dihindari sebesar Rp 70.000.000,-

(17)

17 BAB 14 RISIKO INVESTASI

Kasus 1. Memilih Proyek dengan Probabilitas Berbeda

PT. Ambisi adalah sebuah perusahaan industri yang saat ini sedang dihadapkan pada dua pilihan investasi. Keduanya memiliki cashflow yang sama namun memiliki distribusi probabilitas berbeda selama setahun. Data dari kedua proyek tersebut adalah sebagai berikut:

DATA INVESTASI

No. PROYEK X PROYEK Y

Probabilitas Cashflow Probabilitas Cashflow 1 0,10 180.000.000 0,10 180.000.000

2 0,30 200.000.000 0,25 200.000.000

3 0,30 260.000.000 0,40 260.000.000

4 0,15 275.000.000 0,10 275.000.000

5 0,15 350.000.000 0,15 350.000.000

Berdasarkan data tersebut, pilih salah satu proyek dengan menghitung dan membandingkan kedua nilai harapan investasi dan standar deviasi.

Kasus 2. Memilih Proyek dengan Cash Flow Berbeda

PT. Segar adalah sebuah perusahaan industri. Saat ini perusahaan tersebut sedang mendapatkan tawaran investasi pada dua proyek yang sama-sama memiliki umur ekonomis 2 tahun investasi sebesar Rp 5.000.000.000,-

Data kedua proyek tersebut adalah sebagai berikut:

DATA INVESTASI

No. PROYEK X PROYEK Y

Investasi 5.000.000.000 Investasi 5.000.000.000 Bunga disyaratkan 15% Bunga disyaratkan 15%

Tahun Probabilitas Cashflow Tahun Probabilitas Cashflow

1 1 0,16 450.000.000 1 0,10 400.000.000 2 0,14 575.000.000 0,20 550.000.000 3 0,30 600.000.000 0,45 625.000.000 4 0,20 500.000.000 0,10 750.000.000 5 0,20 750.000.000 0,15 800.000.000

1 2 0,10 500.000.000 2 0,10 450.000.000 2 0,20 700.000.000 0,25 600.000.000 3 0,30 850.000.000 0,30 700.000.000 4 0,30 800.000.000 0,25 800.000.000 5 0,10 700.000.000 0,10 900.000.000

(18)

18 Kasus 3. Memilih Proyek dengan Probabilitas Sama

Sebuah perusahaan dagang sedang menilai usulan dua proyek investasi yang memiliki distribusi probabilitas yang berbeda. Umur ekonomis investasi adalah 5 tahun dengan aliran kas dan distribusi probabilitas seperti berikut ini :

PROBABILITAS DAN ALIRAN KAS

PROYEK X PROYEK Y

Probabilitas Aliran Kas Probabilitas Aliran Kas

0,20 600.000.000 0,15 500.000.000 0,15 900.000.000 0,20 700.000.000 0,30 950.000.000 0,30 900.000.000 0,25 1.100.000.000 0,20 1.200.000.000 0,10 1.300.000.000 0,15 1.500.000.000

Berdasarkan data tersebut, hitunglah nilai harapan, deviasi standar masing-masing proyek, serta koefisien variasi kedua proyek. Selanjutnya buatlah kesimpulan dengan memilih salah satu proyek tersebut.

Kasus 4. Memilih Proyek Berdasarkan Probabilitas NPV

PT. Abadi merupakan sebuah perusahaan industri. Saat ini sedang mendapatkan proposal suatu proyek dengan nilai investasi pada tahun ke-0 sebesar Rp 3.500.000.000,-. Tingkat suku bunga bebas risiko yang diperhitungkan untuk proyek tersebut sebesar 15%. Investasi tersebut diharapkan akan menghasilkan aliran kas bersih selama 3 tahun dengan distribusi probabilitas sebagai berikut :

DATA INVESTASI PROYEK

Investasi (Tahun ke-0) 3.500.000.000

Tingkat bunga bebas risiko 15,0%

ALIRAN KAS BERSIH DIHARAPKAN

Probabilitas Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3

0,20 600.000.000 400.000.000 200.000.000 0,15 900.000.000 600.000.000 400.000.000 0,30 950.000.000 800.000.000 600.000.000 0,25 1.100.000.000 1.350.000.000 1.250.000.000 0,10 1.300.000.000 1.600.000.000 1.750.000.000

(19)

19 BAB 15 INVESTASI AKTIVA

Kasus 1. Metode Laba Bersih

PT. Makmur adalah sebuah perusahaan industri. Saat ini sedang mengevaluasi kelayakan usulan proyek pembelian aktiva tetap baru dengan metode laba sisa. Data yang berhasil dikumpulkan adalah seperti daftar berikut:

DATA AKTIVA

Harga Perolehan 900.000.000 Nilai Sisa 0

Laba Akuntansi Sebelum Pajak yang diharapkan

Dari data tersebut, hitunglah laba sisa umur proyek dan buatlah kesimpulan kelayakan investasi tersebut.

Kasus 2. Metode Payback Period

PT. Patriot adalah sebuah perusahaan fiktif. Perusahaan ini sedang mempertimbangkan usulan proyek pembelian aktiva tetap baru dengan metode Payback Periode. Data aktiva dan laba akuntansi sebelum pajak yang diharapkan adlah seperti pada tabel berikut:

DATA AKTIVA

Harga Perolehan 900.000.000 Nilai Sisa 0 Umur ekonomis 4 Tahun Payback Diharapkan 3,0 Tahun Pajak Penghasilan 15%

(20)

20 Kasus 3. Metode Return On Investment 1

PT. ABC sedang mempertimbangkan untuk membeli aktiva tetap berupa mesin baru merek X. Data yang berhasil dikumpulkan adalah data tentang harga perolehan, masa manfaat, laba akuntansi yang diharapkan, tarif pajak, dan ROI mesin lain (mesin Y) yang sejenis sebagai pembanding, yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini.

DATA AKTIVA

Laba Akuntansi Sebelum Pajak yang diharapkan

Berdasarkan data tersebut, hitunglah ROI atas investasi rata-rata. Ambil kesimpulan untuk pengambilan keputusan melalui kriteria penyaringan dan preferensi aktiva lain.

Kasus 4. Metode Net Present Value

PT. Expresi adalah sebuah perusahaan fiktif. Perusahaan ini akan mengevaluasi kelayakan usulan pembelian aktiva tetap baru dengan metode Net Present Value. Data aktiva dan laba akuntansi sebelum pajak yang diharapkan adalah seperti yang ada dalam daftar berikut ini.

DATA AKTIVA

Harga Perolehan 1.000.000.000 Nilai Sisa 0 Masa Manfaat 4 Tahun Pajak Penghasilan 20%

Bunga Per Tahun 12% Nilai Bersih

Diharapkan 150.000.000

Laba Akuntansi Sebelum Pajak yang diharapkan

(21)

21 Kasus 5. Metode Internal Rate of Return 1

PT. Semar merupakan sebuah peruahaan industri. Saat ini perusahaan itu sedang mengevaluasi kelayakan usulan proyek pembelian aktiva tetap berupa mesin baru dengan menggunakan metode Intenal Rate of Return berupa mesin baru dengan menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR). Perusahaan mengharapkan dengan pembelian aktiva tersebut akan dapat meningkatkan penjualan. Namun demikian perusahaan menyadari bahwa pembelian tersebut akan menambah biaya. Data yang berhasil dikumpulkan berkaitan dengan rencana tersebut adalah sebagai berikut:

DATA TEKNIS AKTIVA

Harga Perolehan Aktiva 900.000.000 Nilai Sisa 0 Umur ekonomis 4 Tahun Metode Penyusutan Garis Lurus Biaya Modal (cost of capital) 16,0% Peningkatan Penjualan 325.000.000 Peningkatan Biaya 275.000.000 Pajak Penghasilan 15,0%

Dari data tersebut buatlah evaluasi kelayakan investasi tersebut dengan metode IRR dan membuat rekomendasi layak tidaknya investasi tersebut untuk dijalankan.

Kasus 6. Metode Internal Rate of Return 2

Dengan menggunakan data pada kasus5, namun dengan perbedaan pada peningkatan nilai biaya, yakni menjadi sebesar Rp 175.000.000,-. Berdasarkan data tersebut buatlah evaluasi kelayakan dengan metode IRR dan buatlah rekomendasi layak tidaknya investasi tersebut untuk dijalankan.

Kasus 7. Metode Internal Rate of Return 3

Dengan menggunakan data pada kasus5 tersebut di atas, namun beda dalam nilai sisa aktiva, yakni terdapat nilai aktiva sebesar Rp 225.000.000 dan perubahan biaya yang menjadi Rp 150.000.000,-. Dari data tersebut nilailah apakah investasi tersebut layak atau tidak.

Kasus 8. Metode Internal Rate of Return 4

Dengan menggunakan data pada kasus5 di atas, hanya saja beda dalam penggunaan metode penyusutan, yakni dengan menggunakan metode Jumlah Angka Tahun dan terdapat nilai sisa sebesar Rp 150.000.000,-. Berdasarkan data tersebut, analisislah dengan menggunakan IRR. Apakah investasi tersebut layak atau tidak untuk dijalankan.

BAB 16 PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

Kasus 1. Penyusutan dengan Metode Garis Lurus

PT. Mandiri adalah sebuah perusahaan industri. Data aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tersebut mempunyai harga perolehan (harga beli + biaya-biaya) senilai Rp 900.000.000,- dengan taksiran nilai sisa (salvage) sebesar Rp 75.000.000,- dan masa manfaat (life) ditetapkan selama 4 tahun. Dari data tersebut, hitunglah besar beban penyusutan per tahun dan susun tabel penyusutan tersebut selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.

Kasus 2. Penyusutan dengan Metode Jumlah Angka Tahun

Dengan menggunakan data pada kasus 1 di atas, hitunglah penyusutan dan hitunglah besar bebean penyusutan dengan metode Jumlah Angka Tahun. Susun tabel penyusutan untuk kasus tersebut.

Kasus 3. Penyusutan dengan Metode Saldo Menurun

(22)

22

Kasus 4. Penyusutan dengan Metode Saldo Menurun Ganda

Dengan menggunakan data pada Kasus 1 di atas, hitung beban penyusutan dengan metode Saldo Menurun Ganda. Susun pula tabel penyusutannya.

Kasus 5. Penyusutan dengan Metode Jam Jasa

Dengan menggunakan Kasus1, dengan informasi tambahan bahwa aktiva tersebut diperkirakan adapat digunakan selama 15.000 jam kerja dalam jangka waktu (life) 4 tahun. Distribusi 15.000 jam kerja selama 4 tahun tersebut adalah sebagai berikut:

 Tahun ke-1 2.500 jam  Tahun ke-2 5.500 jam  Tahun ke-3 6.000 jam  Tahun ke-4 1.000 jam Dari data tersebut, tentukan:

1. Tarif per jam jasa

2. Distribusi taksiran pemakaian jam jasa

3. Penyusutan periode bersangkutan dihitung berdasarkan perkalian tarif per jam jasa dengan jumlah pemakaian jam jasa.

Selanjutnya susun beban penyusutan per jam jasa dan tabel penyusutan.

Kasus 6. Penyusutan dengan Metode Satuan Hasil Produksi

Dengan menggunakan kasus 1, dengan tambahan informasi bahwa aktiva tersebut diperkirakan dapat menghasilkan 50.000 unit barang dalam jangka waktu 4 tahun. Estimasi hasil produksi sebanyak 50.000 unit barang selama 4 tahun adalah:

 Tahun ke-1 5.000 unit barang

 Tahun ke-2 10.000 unit barang

 Tahun ke-3 20.000 unit barang

 Tahun ke-4 15.000 unit barang

Berdasar data tersebut, tetntukan tarif penyusutan per unit barang dan susun tabel penyusutan tersebut dengan metode satuan hasil produksi atau metode jumlah unit produksi.

Kasus 7. Penyusutan dengan Metode Gabungan

PT. X adalah sebuah perusahaan fiktif. Perusahaan tersebut mnempunyai aktiva tetap gabungan dengan data sebagai berikut:

Data Aktiva Gabungan

JENIS HARGA NILAI SISA UMUR AKTIVA PEROLEHAN (RESIDU) EKONOMIS

Alfa 150.000.000 5.000.000 5 tahun Beta 125.000.000 10.000.000 3 tahun Carli 250.000.000 65.000.000 2 tahun Delta 275.000.000 5.000.000 7 tahun Exa 120.000.000 15.000.000 3 tahun

Referensi

Dokumen terkait

ukuran pori karena ketika serbuk karbon dicetak maka struktur pori akan lebih mengikuti morfologi partikel karbon yang dihasilkan dari proses ball

Tulang selanjutnya pada bagian ini akan terbentuk melalui proses ossifikasi endochondral Pada proses ini sel-sel tnesenkim yang telah bermigrasi dari jaringan lunak

Belum ada percobaan yang ditemukan mengenai penggunaan kompresi eksterna sebagai terapi PPS. Sebuah studi prospektif dilakukan di Australia untuk menentukan efek

ada dalam acara pernikahan di Desa Gunturu, begitu dijunjung tingginya adat bawaan Kanre Ana’ dan Baku’ Puli ini ketika calon mempelai laki-laki dari luar Kabupaten

Prosesi ritus di situs Tana Bangkala pada dasarnya mempunyai fungsi mendamaikan dua princip yang sating bertentangan dalam riil po- litik suatu komunitas

Implikasi penelitian, Penelitian ini secara keseluruhan sudah mendapat persepsi yang positif dari remaja di SMA Negeri 18 Makassar mengenai komunikasi orang tua tentang

Siswa sangat jarang diajak untuk melakukan praktikum sehingga kamampuan belajar secara Kinestetik tidak terasah, sebaliknya siswa lebih sering diajar dengan cara

Secara alamiah lahan gambut memiliki tingkat kesuburan rendah karena kandungan unsur haranya rendah dan mengandung beragam asam-asam organik yang sebagian bersifat racun