• Tidak ada hasil yang ditemukan

FILSAFAT PENDIDIKAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF MATERIALISME HISTORIS. Aniek Nurhayati Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FILSAFAT PENDIDIKAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF MATERIALISME HISTORIS. Aniek Nurhayati Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

FILSAFAT PENDIDIKAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF MATERIALISME HISTORIS

Aniek Nurhayati

Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya ABSTRAK

Penerapan materialisme dialektis oleh Marx untuk menganalisis sejarah masyarakat dikenal sebagai materialisme historis. Ini menjadi breakthrough bagi proletariat dalam memperlihatkan bagaimana kerumitan sejarah dan masyarakat dapat diblejeti dan dipahami secara ilmiah. Materialisme historis, untuk pertama kalinya meletakkan sejarah masyarakat pada landasan yang benar-benar materialis. Dikatakan bahwa sumber utama dari segala perkembangan sosial adalah kondisi material dari masyarakat, khususnya proses produksi sosial dan hubungan kelas serta pertentangan kelas yang muncul dari proses itu. Materialisme historis juga menjelaskan sumber-sumber perubahan dan kemajuan dalam sejarah manusia, dan juga bahwa perubahan dan kemajuan adalah satu yang tidak terelakkan.

I. PENDAHULUAN

Materialisme historis jelas bertentangan dengan pandangan borjuis tentang sejarah, yang didominasi oleh idealisme dan metafisika. Satu hal yang terus dipertahankan dalam sejarah borjuis adalah pernyataan bahwa ada gagasan-gagasan dan orang-orang besar yang menentukan jalannya sejarah. Pandangan ini melihat gagasan dan orang di luar konteks sosialnya, dan terlebih lagi, di luar hubungan kelasnya. Satu tema lain dari sejarah borjuis adalah bahwa kekejaman dan penyerangan bersifat abadi dan merupakan ciri mendasar dari alam manusia, dan dengan begitu selalu menjadi faktor pendorong dalam sejarah.

Pandangan Marxis tentang sejarah tidak mengecilkan peranan gagasan dan orang dalam membentuk sejarah. Namun, yang dijelaskan olehnya adalah basis material dari gagasan dan kehendak manusia.

Studi materialisme historis begitu penting karena memberikan pemahaman tentang basis material bagi perubahan masyarakat yang revolusioner sifatnya dan dasar-dasar yang membentuk proses itu, kepada kaum revolusioner yang tergerak untuk mengakhiri eksploitasi dan penindasan kelas.

Tuntunan ini akan menguraikan beberapa bagian utama dalam materialisme historis seperti tercantum di bawah ini.

1. Produksi sosial barang-barang kebutuhan hidup adalah kegiatan manusia yang paling dasar, dan membentuk semua aspek kehidupan sosial.

(2)

2

3. Masyarakat berkembang maju melalui cara-cara produksi yang berbeda-beda karena kemanusiaan telah memajukan kapasitasnya menyesuaikan diri dengan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup.

4. Proletariat memainkan peran penting dalam memajukan masyarakat dari kapitalisme menuju sosialisme.

II. PEMBAHASAN A. Potret Dinamika

1. Produksi sosial barang-barang kebutuhan hidup adalah kegiatan manusia yang paling dasar, dan membentuk semua aspek kehidupan sosial.

Engels menulis tentang sumbangan Marx terhadap sejarah:"Ia menemukan kenyataan yang sederhana... bahwa manusia pertama harus makan dan minum, punya tempat berlindung dan pakaian, sebelum dapat mengembangkan politik, ilmu, agama, dan seni..." --Pidato di sisi makam Karl Marx

Kegiatan manusia yang paling dasar adalah perjuangan mengubah alam untuk mendapat kebutuhan hidupnya --makanan, tempat berlindung, dan pakaian. Yang membedakan manusia dari hewan lainnya adalah kenyataan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan sadar dan melibatkan produksi untuk membangun dan mengubah apa yang disediakan alam ketimbang langsung menikmatinya seperti dilakukan hewan. Dua faktor inilah yang mendorong perkembangan alat-alat yang membantu manusia berhadapan dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya.

Lebih lanjut, produksi adalah proses sosial, di mana manusia harus bergabung untuk menghasilkan dan menukar barang, karena mereka sendiri tidak sanggup memenuhi kebutuhan dengan tindakan-tindakan individual yang terpisah. 2. Kekuatan produksi dan hubungan produksi membentuk cara produksi masyarakat.

Ketika menghasilkan kebutuhan hidup, manusia pertama-tama memasuki hubungan dengan lingkungan alam. Kekuatan produksi adalah elemen-elemen yang digunakan manusia ketika bekerja mengubah alam. Cara lain untuk memahami konsep ini adalah dengan mengacu pada tingkat teknologi suatu masyarakat. Ini termasuk alat-alat dan mesin, tanah dan bahan mentah, serta ilmu dan teknologi. Kerja manusia, tentu saja adalah kekuatan produksi yang sangat penting. Perkembangan sejarah manusia membawa kemajuan kekuatan produksi yang terus menerus. Kapitalisme, khususnya, telah membawa kemajuan-kemajuan yang luar biasa dalam bidang teknologi, mesin, bentuk-bentuk tenaga, dan sebagainya yang telah meningkatkan kapasitas produksi manusia.

Hubungan produksi dibentuk oleh kekuatan-kekuatan produksi ini, seperti dijelaskan Marx:

"Dalam produksi sosial, manusia memasuki satu hubungan tertentu yang niscaya sifatnya, yang tidak bergantung pada keinginan mereka. Hubungan ini disebut hubungan produksi yang berhubungan dengan tahap perkembangan kekuatan produksi material tertentu."

Alterations dan kemajuan alat-alat yang dipakai masyarakat untuk berproduksi (kekuatan produksinya) pada akhirnya akan membawa perubahan dalam cara orang-orang bekerjasama dalam produksi (hubungan-hubungan

(3)

3

produksi). Karena perubahan dalam teknologi dan ilmu bersifat alamiah dan tidak terelakkan, maka kebutuhan hubungan-hubungan produksi untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan kekuatan produksi menjadi hukum dasar dari sejarah manusia, dan sumber utama dari semua perubahan sosial.

Satu contoh untuk pernyataan ini adalah revolusi industri, di mana penyempurnaan mesin uap, khususnya membawa perubahan-perubahan proses kerja yang berarti dalam masa awal industri, dan berpengaruh besar bagi kondisi kerja dan kondisi hidup proletariat industri.

Kesatuan dari kedua faktor ini --kekuatan dan hubungan produksi --yang menentukan cara produksi masyarakat. Marxisme memandang masyarakat berdasarkan cara produksinya, misalnya feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme, karena cara produksi adalah faktor mendasar bagi terbentuknya seluruh kehidupan masyarakat.

3. Hubungan basis ekonomi masyarakat dengan bangunan politik, budaya dan ideologi

Manusia memasuki hubungan produksi melalui serangkaian lembaga sosial yang gunanya membenarkan, mengatur dan melindungi hubungan-hubungan itu. Karena itu, para produsen kemakmuran sosial juga anggota keluarga, dengan nilai-nilai budaya tertentu, yang bertindak berdasarkan satu perangkat hukum dan sebagainya. Hubungan produksi dalam masyarakat membentuk basis ekonomi bagi masyarakat, dan menjadi dasar bagi superstruktur, atau kehidupan sosial, politik dan ideologi dari masyarakat. "Keseluruhan hubungan produksi ini membentuk struktur ekonomi masyarakat, landasan nyata yang menimbulkan superstruktur hukum dan politik. Landasan ini juga berhubungan dengan bentuk-bentuk kesadaran sosial tertentu. Cara produksi secara umum menentukan proses kehidupan sosial, politik dan intelektual. Bukan kesadaran manusia yang menentukan keberadaannya, melainkan sebaliknya keberadaan sosialnya yang menentukan kesadaran." (Marx)

Kunci untuk memahami setiap masyarakat terletak bukan pada politik atau gagasannya, tapi pada watak hubungan produksinya. Dengan mempelajari ini, kita bisa tahu mengapa masyarakat memiliki budaya, struktur keluarga dan sistem politik tertentu. Misal-nya, di Amerika Serikat bukan hal yang aneh bahwa penindasan rasial begitu penting dalam perkembangan hubungan kapitalis (yang dimulai dengan perbudakan) dan membentuk superstruktur rasis --yang terdiri atas gagasan, ketidakadilan, dan penindasan politik yang rasis. Peranan yang paling mendasar dari superstruktur dalam masyarakat kelas adalah untuk membenarkan, melindungi dan melembagakan hubungan kelas dalam masyarakat.

Walaupun basis ekonomi adalah penyebab utama dari perkembangan, tapi ia tidak menjadi satu-satunya penyebab perkembangan sosial. Basis dan superstruktur suatu masyarakat harus diamati bersama-sama; superstruktur muncul dari basis ekonomi yang ada, dan balik bereaksi terhadap hubungan ekonomi. Jadi, kita tidak dapat memahami imperialisme Amerika dan Jepang hanya dengan mengamati kapitalis-kapitalis monopoli dan perusahaan-perusahaan multinasional. Kita juga harus memahami demokrasi borjuis Amerika dan Jepang, peranan militer, media dan sebagainya.

(4)

4

Kita sudah memberi tekanan bahwa kehidupan ekonomi masyarakat, cara kebutuhan material manusia diproduksi itu yang penting untuk memahami masyarakat. Namun, tidak semua anggota masyarakat memainkan peranan yang sama dalam produksi; sejumlah orang melakukan produksi, dan sebagian menikmatinya, tanpa ikut berproduksi. Kelas adalah kelompok orang seperti itu, yang memiliki hubungan yang sama terhadap alat-alat produksi (milik, alat-alat dan mesin) dan memainkan peranan dalam pemisahan kerja secara sosial, atau singkatnya, kondisi ekonomi yang sama. Seperti dijabarkan Lenin:

"Kelas adalah sekelompok besar orang yang berbeda satu sama lain karena tempatnya dalam sistem produksi yang ditentukan secara historis (dalam kebanyakan kasus ditetapkan dan dirumuskan dalam hukum-hukum), posisinya terhadap alat-alat produksi, perananannya dalam organisasi kerja secara sosial, dan karena itu juga ditentukan oleh dimensi-dimensi kemakmuran sosial yang mereka peroleh dan metode mendapatkan bagiannya. Kelas adalah kelompok orang yang memungkinkan kelas yang satu menikmati hasil kerja kelas lain, bergantung pada posisi yang mereka tempati dalam sistem sosial ekonomi tertentu." (Lenin)

Kelas-kelas tidak selalu ada dalam sejarah. Masyarakat manusia pada awalnya tidak memiliki kelas, dan oleh kaum Marxis disebut tahap komunisme primitif.Istilah "primitif" di sini mengacu pada tingkat perkembangan alat-alat dan pengetahuan ilmiah; bukan suatu penilaian terhadap budaya dan cara hidup masyarakat tersebut.

Karena manusia saat itu hanya memiliki alat-alat dan pengetahuan tentang alam yang primitif, kegiatan semua anggota masyarakat masuk ke dalam perjuangan bersama untuk bertahan hidup. Baik kerja masyarakat maupun hasilnya dibagi rata. Tidak ada basis bagi satu kelompok untuk menikmati hasil kerja kelompok lain, tidak ada kelebihan yang dihasilkan.

Masyarakat kelas muncul ketika kekuatan-kekuatan produksi berkembang sampai sebuah titik di mana ada produksi berlebih dari kerja sosial, yang ditimbulkan misalnya oleh perbaikan cara-cara bertani. Begitu ada kelebihan produksi dari yang sebenarnya diperlukan untuk keperluan langsung, muncul basis untuk "waktu senggang", kelas tidak bekerja yang mengambil alih surplus yang diciptakan oleh anggota masyarakat yang lain. Keadaan ini tidak muncul dalam suasana damai, tapi melibatkan penundukan secara paksa maupun melalui cara-cara lain (politik, hukum, agama dan sebagainya) oleh kelas penguasa untuk memperkuat klaimnya atas pemilikan pribadi dan atas kerja dan produk yang dihasilkan kelas pekerja.Hubungan kelas inilah --di mana ada satu kelompok mengambil hasil produksi kelompoj lain --yang kita sebut eksploitasi

Masyarakat kelas mengalami tahap-tahap perkembangan yang berbeda-beda, mulai dari perbudakan kuno, feodalisme dan kapitalisme. Dalam setiap tahap ini, ada dua kelas utama yang berhadapan satu sama lain dalam proses produksi dan semua hubungan sosialnya: dalam perbudakan --budak dan pemilik budak; dalam feodalisme --hamba dan tuan; dalam kapitalisme --proletariat dan borjuis.

Ketika kekuatan produksi terus berkembang sampai titik di mana kebutuhan semua anggota masyarakat telah dapat dipenuhi, maka sudah terbentuk basis

(5)

5

material bagi masyarakat untuk maju ke tahap komunisme. Dalam masyarakat komunis kemakmuran sosial diproduksi dan didistribusi secara adil kepada semua. Karena itu, pada tahap ini eksploitasi, penindasan dan kelas sudah lenyap.

Kita bisa lihat bahwa kelas-kelas tidak terletak dalam hubungan yang netral. Dalam hubungan itu, tidak terelakkan suatu hubungan pertentangan karena satu kelas menempati posisi dominan (mengontrol alat-alat produksi dan hidup dari surplus yang dihasilkan kelompok lain) sementara kelas yang lain menempati posisi subordinat. Walaupun kelas-kelas dapat menempati posisi yang sama selama beratus-ratus tahun, selalu ada pertentangan yang terus menerus untuk mengubah hubungan kelas ini.

Marx menulis dalam Manifesto Komunis bahwa, "Sejarah dari semua masyarakat yang ada adalah sejarah pertentangan kelas. Orang bebas dan budak, patrician dan plebeian, tuan dan hamba, pemilik gilda dan pedagang keliling, singkatnya, penindas dan yang ditindas, berada dalam oposisi yang terus menerus, yang membawa sebuah perseteruan yang tak ada putusnya, kadang tertutup, kadang terbuka, satu perseteruan yang selalu berakhir, baik dalam pembentukan kembali masyarakat secara revolusioner, atau kehancuran bersama dari kelas-kelas yang bertentangan."

Jelas, kelas penguasa, sebagai kelas akan terus berjuang mempertahankan hak-hak istimewanya sebagai penguasa, dan membuat kelas-kelas subordinat tetap ada dalam posisinya. Tapi akhirnya, hubungan sosial dari suatu masyarakat akan memasuki konflik dengan seluruh kemajuan masyarakat, karena itu menetapkan basis bagi masyarakat untuk diubah dan tumbangnya kelas penguasa yang lama. Misalnya, pada titik tertentu, hubungan feodal menahan-nahan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Hanya mereka yang menerima izin khusus dari tuan tanah-tuan tanah (atau gereja) yang dapat pursue pendekatan-pendekatan baru dan inovatif dalam manufaktur. Karena itu, kondisi-kondisi sudah disiapkan untuk menumbangkan hirarki feodal yang lama oleh kelas borjuis yang... (belum selesai).

Konflik kelas dan transformasi masyarakat adalah ciri-ciri yang tidak terhindarkan dalam sejarah manusia. Ini karena kemanusiaan terus menerus didorong oleh perbaikan kondisi hidup yang terus menerus memerlukan perbaikan teknik-teknik produksi (kekuatan produksi),Ini tidak berarti bahwa sejarah manusia selalu mengikuti kemajuan yang linear. Ada beberapa periode panjang di mana tidak ada kemajuan teknologi dan bahkan banyak kemunduran-kemunduran. Namun proses menuju kemajuan tidak terhindarkan karena manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup dengan cara yang paling efektif, dan selalu akan terlibat dalam konflik dengan hubungan-hubungan sosial yang ada (hubungan produksi). Ketegangan antara kekuatan dan hubungan produksi dijalankan oleh manusia melalui perjuangan kelas.

"Pada tahap perkembangan masyarakat tertentu, kekuatan produksi material dari masyarakat akan berkonflik dengan hubungan produksi yang ada atau --satu sebutan legal bagi hal yang sama --dengan hubungan pemilikan dalam kerangka di mana mereka beroperasi. Dari bentuk perkembangan kekuatan produksi, hubungan-hubungan ini menjadi penghalang. Pada saat itulah sebuah revolusi sosial dimulai."

(6)

6 B. Masyarakat Produksi

Sejarah masyarakat ditandai oleh tahap-tahap atau cara-cara produksi yang progresif. Secara umum, cara produksi yang ada adalah: komunisme primitif, perbudakan kuno, feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme. "Dalam garis besar", menurut Marx, "cara-cara produksi bisa digambarkan sebagai rentang waktu yang menandai kemajuan dalam perkembangan masyarakat." Melalui tahap-tahap inilah ada kemajuan dalam arti bahwa teknologi, ilmu dan pengetahuan manusia bergerak maju, menciptakan dasar-dasar untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota masyarakat.

Masyarakat maju dari masyarakat tanpa kelas yang primitif (komunisme primitif), melalui berbagai masyarakat kelas, dan kini memasuki masa sosialisme, atau tahap pertama dari komunisme, masyarakat tanpa kelas yang sudah berkembang penuh.

Walau kita tidak akan mengamati detil-detil dalam tiap cara produksi, kita akan menggambarkan dengan singkat kekuatan produksi dan hubungan-hubungan kelasnya.

Seperti disebutkan sebelumnya, komunisme primitif adalah tahap masyarakat dengan kekuatan produksi yang belum berkembang. Kerja dari semua anggota masyarakat digunakan untuk produksi kebutuhan-kebutuhan yang paling dasar, dan reproduksi kehidupan manusia.

Karena tidak ada kelas, dan tidak ada eksploitasi maka semua orang terlibat dalam perjuangan melawan alam untuk bertahan hidup.

Dengan berkembangnya kekuatan produksi, dan adanya produksi surplus (lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan yang paling dasar) maka muncul bentuk paling awal dari masyarakat kelas.

Perbudakan kuno (Yunani dan Romawi adalah contoh paling baik) adalah awal bagi pemilikan pribadi atas tanah dan budak. Perbaikan kekuatan produksi muncul pada dasarnya melalui penggunaan besi dalam membuat alat dan senjata. Kelas penguasa pemilik budak juga bersifat ekspansif dan merupakan suatu kelas yang membangun kerajaan-kerajaan besar. Negara pertama kali berkembang dalam masyarakat budak, untuk melindungi "hak" warga (pria yang memiliki sesuatu); khususnya pemilik budak.

Di masa feodalisme ekonomi didasarkan pada pertanian. Dua kelas utama pada masa ini adalah tuan tanah feodal, yang memiliki wilayah tanah dan ternak yang luas, dan mengontrol kehidupan hamba-hambanya; dan hamba yang bekerja menggarap tanah, memiliki alat-alat dan menghasilkan barang untuk konsumsi dan untuk diserahkan sebagai persembahan (hasil pertanian) untuk tuan-tuan mereka. Selama masa tertentu dalam era feodal ini, ada kemandekan dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Namun, bagian akhir dari periode ini menyaksikan kemajuan besar dalam kekuatan produksi: kemajuan-kemajuan dalam metode pertanian dan ternak, demikian pula pemanfaatan tenaga air dan angin, penciptaan alat bajak modern, mesin pemintal, meiu, mesin cetak pers, dsb.

Kekuasaan politik dibawah feodalisme terpecah-belah. Monarki, yang secara resmi memimpin negara tidak punya lagi sumber-sumber untuk

(7)

7

memperluas kekuasaannya dan tuan tanah feodal yang tercerai-berai itu menguasai tanah milik dan para bangsawan. Dalam konteks ini, gereja katolik adalah pemilik tanah paling luas, dan pemegang kekuasaan politik dan legal paling terpusat, serta pejuang ideologi dominan paling terkemuka. Raja dan tuan tanah feodal, dalam kerjasamanya dengan gereja katolik, melaksanakan kontrol menyeluruh atas ekonomi, politik, sosial dan agama terhadap massa para hamba.

Runtuhnya feodalisme dan bangkitnya kapitalisme terjadi lebih dari satu abad (dari sekitar abad 14 sampai abad 17). Berkembangnya perdagangan dan kelas pedagang, tumbuhnya kota-kota serta kegiatan manufaktur, membuat makin kokohnya pembentukan borjuis. Perjuangan kelas antara borjuis yang sedang bangkit dan bangsawan feodal/gereja katolik merupakan tantangan utama yang mendorong keruntuhan feodalisme. Pada tahap sejarah ini, kelas borjuis merupakan kelas yang progresif, dalam hal kepentingan kelasnya yang sejalan dengan perkembangan kekuatan produktif dan ilmu pengetahuan, demikian pula lembaga-lembaga budaya dan politik masyarakat.

Dalam cara produksi kapitalis, "masyarakat secara keseluruhan lebih dan lebih lagi terbelah ke dalam dua kubu besar yang saling bermusuhan, ke dalam dua kelas besar yang secara langsung berhadapan satu sama lain: Borjuis dan Proletariat" (dikutip dari Communist Manifesto). Di bawah kapitalisme, borjuis memiliki semua alat produksi, dan karenanya mampu menarik keuntungan dan mengakumulasi kekayaan dengan cara menghisap kerja proletariat, kelas pekerja yang tidak punya pilihan lain selain menjual tenaga kerjanya pada kapitalis supaya dapat bertahan hidup. Borjuis, dan perkembangan kapitalisme memacu kemajuan luar biasa kekuatan produksi masyarakat. Revolusi industri selama abad-abad 17 dan 18 di Eropa Barat merefleksikan perkembangan kapitalisme tersebut, dengan ditemukannya tenaga uap, pabrik berskala luas, dan kemajuan pesat dalam ilmu pengetahuan dan industri. Struktur politik kapitalis jadi makin kompleks dari pada sebelumnya. Kekuasaan politik feodal yang terdesentralisasi diganti oleh bentuk kekuasaan negara nasional yang terpusat semasa periode refolusi borjuis abad-abad 18 dan 19. Ideologi borjuis, yang menekankan "kebebasan berusaha" juga telah mengembangkan cita-cita kemerdekaan dan demokrasi, meskipun dalam prakteknya, kemampuan untuk bisa melaksanakan "hak-hak" tersebut sepenuhnya tergantung posisi kelas seseorang dalam masyarakat kapitalis.

Proletariat memainkan peran revolusioner dalam memajukan masyarakat dari kapitalisme menuju sosialisme

Di samping kemajuan-kemajuan utama yang dibuat pada jaman kapitalisme, cara produksi ini telah bertahan hidup lebih daripada kegunaannya sendiri. Kemajuan pesat yang terbentuk dalam kekuatan produksi telah membawa kekuatan untuk memenuhi kebutuhan semua umat manusia. Tapi kekuatan ini telah dibuat tidak berdaya oleh hubungan ekonomi kapitalis, karena kemakmuran sosial yang berlimpah hanya membuat produksi menguntungkan segelintir kapitalis. Kita lihat suatu krisis ekonomi yang tak masuk akal dan terus menerus dan bukan suatu produksi untuk memenuhi kebutuhan rakyat yang dilakukan dengan terencana. Kita lihat pula produksi komoditi yang kacau balau tapi menghasilkan keuntungan an bukan produksi barang-barang yang memang

(8)

8

dibutuhkan rakyat. Maka akhirnya hubungan produksi kapitalis menjadi penghalang utama perkembangan kekuatan produksi.

Proletariat, sebagai kekuatan utama penentang borjuis adalah kelas yang paling mampu mendobrak penghalang hubungan ekonomi kapitalis. Lantaran menderita di bawah penghisapan masyarakat kapitalis, maka untuk menghapus sistem itu sekali dan selamanya pun dilakukan atas kepentingan proletariat. Tapi proletariat tidak berupaya mengganti masyarakat yang menghisap ini dengan bentuk masyarakat menghisap lainnya. Sebagai sebuah kelas, proletariat tidak punya kepentingan untuk menjadi kelas penghisap yang baru, tapi lebih punya kepentingan untuk mengakhiri semua bentuk hubungan ekonomi yang menghisap. Ini adalah tujuan utama perjuangan bagi terciptanya sosialisme, yang merupakan tahap pertama cara produksi komunis.

Di sini Engels menjabarkan hal-hal yang mungkin bagi proletariat untuk mengakhiri penghisapan sekali dan selamanya:

"Bagaimanapun juga konsepsi sejarah yang baru ini adalah konsepsi dari sesuatu yang punya arti tertinggi bagi cara pandang sosialis. Konsepsi itu menunjukan bahwa semua sejarah sebelumnya bergerak dalam antagonisme kelas dan perjuangan kelas, bahwa selalu ada kelas yang menguasai dan dikuasai, yang menghisap dan dihisap dan bahwa mayoritas umat manusia telah senantiasa dikutuk untuk melakukan kerja yang sulit dengan sedikit kenikmatan. Mengapa begini: sederhananya ini karena pada semua tahap awal perkembangan manusia, produksi begitu sedikit dikembangkan. Perkembangan historis hanya dapat berlangsung dalam bentuk yang antagonis itu, kemajuan historis secara keseluruhan tergantung pada aktivitas minoritas yang memiliki hak istimewa, sementara sebagian besar massa tetap dikutuk untuk memproduksi oleh kerja mereka alat mereka untuk bertahan hidup yang pas-pasan itu dan juga alat golongan berhak istimewa yang semakin mewah itu. Tapi penyelidikan sejarah yang sama,....juga membawa ke suatu kenyataan bahwa, akibat perkembangan kekuatan produksi yang dahsyat saat sekarang ini, bahkan apa yang paling akhir menjadi patokan telah lenyap lantaran pembelahan manusia ke dalam kelas penguasa dan yang dikuasai, kelas penghisap dan dihisap, paling tidak di negara-negara paling maju; bahwa borjuis utama yang berkuasa telah memenuhi misi sejarahnya, bahwa borjuis tersebut tidak lagi mampu memimpin masyarakat dan justru menjadi penghalang perkembangan produksi,....bahwa kepemimpinan sejarah telah beralih ke tangan proletariat, suatu kelas yang karena posisinya di masyarakat hanya bisa membebaskan dirinya sendiri dengan menghapuskan secara bersama semua penghisapan; dan bahwa kekuatan produktif masyarakat yang tumbuh melampaui kendali borjuis tinggal menunggu bersatunya proletariat untuk merebut milik mereka supaya bisa merubah keadaan masyarakat dimana tiap anggota masyarakat akan dimungkinkan ikut serta tidak hanya dalam produksi tetapi juga ikut serta dalam distribusi dan administrasi kemakmuran rakyat, dan yang karena ini akan mampu meningkatkan kekuatan sosial produksi masyarakat dan hasil-hasilnya melalui suatu pelaksanaan seluruh produksi secara terencana, sehingga pemuasan semua kebutuhan yang masuk diakal akan dijamin bagi semua orang dalam ukuran yang semakin meningkat." dari "Karl Marx"

(9)

9

Sosialisme sekarang ini lebih dari suatu visi revolusioner sebuah masyarakat yang dapat mengakhiri penghisapan kapitalisme; sosialisme telah menjadi kenyataan bagi berjuta rakyat di dunia ini.

Bagian paling berarti dari kelas pekerja internasional, yang mulai dengan Rusia tahun 1917, telah memberi kemajuan revolusioner bagi sosialisme.

Sosialisme adalah tahap pertama dari cara produksi komunis. Di bawah sosialisme, sisa-sisa hubungan produksi sebelumnya masih ada; kelas-kelas itu sendiri masih ada, dan perjuangan kelas melawan borjuis terus berlangsung. Tapi bagaimanapun juga di bawah kepemimpinan proletariat, basis jika memang diletakan, adalah untuk pengurangan secara menyeluruh pemilikan pribadi dan kelas-kelas. Obyek perjuangan kelas di bawah sosialisme adalah untuk mewujudkan tahapan sejarah komunis.

C. Garis Besar Materialisme Historis Cara Produksi

Cara dimana produksi (termasuk distribusi dan konsumsi) untuk hidup diorganisir dalam tiap masyarakat. Alat untuk hidup, termasuk makanan, pakaian, tempat berlindung, peralatan produksi; semua benda-benda yang dibutuhkan orang dan demi keberadaan dan perkembangan masyarakat. Sistem produktif terletak pada basis dan menentukan karakter tatanan sosial.

Marx mengidentifikasi lima cara produksi utama: komunisme primitif, perbudakan, feodalisme, kapitalisme dan komunisme. Tiap cara produksi baru menandai tahap perkembangan yang lebih tinggi dalam sejarah masyarakat.

Cara produksi memiliki dua komponen utama: kekuatan dan hubungan produksi.

Kekuatan Produksi

Mengacu pada kapasitas manusia untuk merubah alam menciptakan benda-benda yang dibutuhkan hidup. Kekuatan produksi terdiri dari:

Alat Produksi: tanah, bahan-bahan mentah, perangkat kerja, mesin-mesin, transportasi.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: yang terus maju sepanjang waktu, menyediakan orang suatu pengetahuan yang terus maju tentang alam dan tentang bagaimana menyesuaikan diri dan merubah sumber-sumber yang ada untuk kebutuhan manusia.

Hubungan Produksi

Hubungan produksi adalah hubungan di antara orang dalam proses produksi sosial, pertukaran dan distribusi kemakmuran material. Hubungan ini pada dasarnya adalah hubungan kelas, yang punya keterkaitan dengan pemilikan dan kontrol atas alat produksi dan atas kekayaan sosial yang berasal dari hubungan tersebut.

Hubungan produksi yang utama dalam kapitalisme adalah antara borjuis, yang memiliki dan mengontrol alat produksi dan produk kerja, dan kelas pekerja yang memperoduksi tapi tidak memiliki sendiri kekayaan sosial itu. Hubungan produksi yang sekunder mengacu pada organisasi proses kerja itu sendiri dan pertaliannya di antara pekerja dalam proses produksi.

Manusia adalah binatang yang unik baik karena kualitas fisiknya maupun karena kelemahan fisiknya. Disatu sisi manusia memiliki posisi berdiri yang

(10)

10

tegak, tangan dengan sebuah jempol yang bebas dan fleksibel, mata menonjol yang dapat melihat secara jauh dan mendalam, lidah, tenggorokan dan pita suara yang memungkinkannya mengeluarkan berbagai bunyi-bunyian secara terpisah maupun secara terpadu, kulit otak yang sudah tinggi perkembangannya, cuping otak yang menonjol keluar dan belitan-belitan serebral, selubung batok kepala, dan permukaan wajah yang menyusut, yang memungkinkan semua perkembangan ini. Semua kualitas fisik ini tak pelak berguna bagi pembuatan alat-alat secara tekun dan hati-hati. Kualitas fisik ini telah secara progresif disempurnakan segera bersama dengan disempurnakannya alat-alat dan kerja produktif.

Interaksi, perpaduan dari ciri-ciri ini bersifat menentukan. Ada primata seperti manusia yang menggunakan alat-alat dan bahkan kadang-kadang melampaui tingkat perkembangan elementer mereka yang biasanya. Ada beberapa spesies yang bisa tahu bentuk-bentuk kerja sama kolektif secara instingtif. Dan masih ada banyak spesies, yang tampak punya bentuk komunikasi elementer. Tapi spesies manusia adalah satu-satunya yang secara progresif membuat alat-alat dengan cara yang lebih terencana, menyempurnakannya setelah mereka dapat dipahami dengan cara yang sadar, berdasarkan pengalaman berturut-turut, yang juga dialihkan ke pihak lain sebagai hasil dari makin dan makin banyak dan sempurnanya komunikasi. Perkembangan alat-alat membebaskan mulut. Mulut menyempurnakan bahasa dan kemampuan abstraksi, yang pada gilirannya memungkinkan alat-alat diperbaiki dan alat-alat baru ditemukan. Tangan mengembangkan otak, yang dengan memperbaiki penggunaan tangan bisa menciptakan kondisi-kondisi bagi perbaikan otak itu sendiri. Meskipun transformasi primata anthropoid menjadi manusia dikondisikan oleh keberadaan suatu infrastruktur anatomis dan neurologis, tapi transformasi itu tidak bisa dipandang semata karena infrastruktur ini. Dialektika 'produksi/komunikasi' menciptakan kemungkinan perkembangan tak terbatas dalam menghasilkan, menemukan dan menyempurnakan alat-alat dan karenanya dalam produksi manusia, menciptakan kemungkinan perkembangan tanpa batas dalam pengalaman manusia, belajar dan mengantisipasi dan karenanya memungkinkan kekenyalan dan adaptabilitas spesies manusia tanpa batas secara praktis. Masyarakat material dan budaya manusia merupakan sifat kedua dari transformasi tersebut.

III. PENUTUP

Materialisme historis menyodorkan suatu penjelasan mengenai evolusi masing-masing lingkaran kegiatan ini, mengenai saling ketergantungannya dan hubungan timbal-baliknya. Penjelasan ini menggabungkan empat tingkat:

a. Semua produksi pikiran dalam satu atau lain cara berkait dengan proses kerja material.

b. Semua produksi pikiran bergerak maju mengikuti sebuah dialektika internal yang sesuai dengan sejarahnya sendiri.

c. Perubahan itu didorong, dikondisikan atau yang paling akhir dimajukan oleh kebutuhan dan konteks sosio-ekonomik. Evolusi dari animisme ke monoteisme tidak terjadi di suatu komunitas primitif kecil yang kegiatan produksinya terbatas pada berburu dan mengumpulkan bahan makanan. Teori

(11)

11

ilmiah tentang nilai kerja tidak bisa disempurnakan sebelum munculnya kapitalisme modern.

d. Evolusi produksi spiritual itu akhirnya ditentukan oleh pertikaian antara kepentingan-kepentingan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Baktiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cipta

Dick Hartoko. Mamanusiakan Manusia Muda: Tinjauan Pendidikan Humaniora. Yogyakarta: Kanisius. 1985.

Hadi Supeno. Pendidikan Dalam Belenggu Kekuasaan. Magelang: Pustaka Paramedia. 1999.

Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1978. Hasan Langgulung. Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi dan

Pendidikan. Jakarta: Al-Husna Zikra.

M. Djuransjah. Pengantar Filsafat Pendidikan. Malang: Bayu Media Publishing. 2004.

Muhyiddin Ibnu Arabi, Fushush al-Hikam, Kairo, 1949. Pustaka Sinar Harapan Salam, Burhanudin. 1997. Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta:

Rineka

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan Penandatanganan Negosiasi/ Penganggaran Pelaksanaan Pelaporan K/L menyiapkan usulan kegiatan ke Bappenas dan menyiapkan readiness criteria Bappenas menilai

Kertas kerja inventarisasi (barang kondisi kurang baik dan rusak berat) adalah kertas kerja yang digunakan untuk mencatat barang milik daerah yang ada pada SKPD / UPB

Sehingga muncul istilah hukum Pancasila yang, jika dikaitkan dengan literatur tentang kombinasi antara lebih dari satu pilihan nilai sosial disebut sebagai pilihan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem distribusi Raskin di Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, untuk menganalisis sikap

45 Tahun 2009 dan Bahari (1989) pengelolaan sumberdaya ikan merupakan suatu proses atau kegiatan manusia untuk meningkatkan produksi di bidang perikanan dan

Berdasarkan evaluasi terhadap Persentase kesesuaian komponen Renstra SKPD dengan komponen RPJMD, realisasi sebesar 100% dari target 90%. Realisasi ini sesuai hasil pengendalian

Seorang perempuan umur 22 tahun datang untuk berkonsultasi tentang KB klien telah melahirkan seorang bayi laki-laki yang saat ini umurnya 42 hari dan sedang menyusui, ibu

Puji syukur penulis atas berkat dan rahmat Tuhan Yesus, sehingga penulis dapat menyelesaikan Geladikarya ini dengan judul: “ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA