• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Mitos Dari Warna-Warna Pada Kue Hishimochi Saat Perayaan Hinamatsuri Hinamatsuri Ni Aru Hishimochi To Iu Okashi No Iro No Densetsu No Bunseki Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Mitos Dari Warna-Warna Pada Kue Hishimochi Saat Perayaan Hinamatsuri Hinamatsuri Ni Aru Hishimochi To Iu Okashi No Iro No Densetsu No Bunseki Chapter III IV"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

MITOS DARI WARNA-WARNA KUE HISHIMOCHI PADA PERAYAAN

HINAMATSURI DAN KEARIFAN LOKAL PADA

MASYARAKATJEPANG

3.1 Mitos dari Warna-warna pada Kue Hishimochi

3.1.1 Warna Merah Muda

Pengetahuan lokal yang menyatu dengan sistem kepercayan, norma, dan budaya yang kemudian diekspresikan kedalam tradisi atau mitos dalam jangka waktu yang lama. Cerita-cerita terdahulu yang paling tua di Jepang dianggap sebagai dasar filosofi masyarakat jepang.Dimana masyarakat Jepang masih kental dengan keyakinan tentang kekuatan suatu perayaan ataupun makanan yang sakral.Masyarakat Jepang berusaha mendekatkan kepercayaan tersebut ke dalam kehidupannya, menjalankan tradisi tentang cerita-cerita yang di percaya bisa terjadi terhadap kelangsungan hidup manusia.Di dalam perayaan

hinamatsuri, mitos yang terdapat dalam persembahan makanan perayaan ini

masih dipercayai masyarakat Jepang sampai saat ini.

(2)

alami yang menghasilkan tiga lapis warna yaitu warna merah muda, putih dan hijau.Selain berbentuk seperti belah ketupat, dalam perayaan hinamatsuri ini, warna merah muda menandakan mekarnya bunga persik (momo).Bunga persik yang sedang bermekaran sangat dipercaya masyarakat Jepang bisa membawa keberuntungan dan memiliki kekuatan mengusir roh jahat, juga untuk menghalau nasib buruk yang ada dalam diri anak perempuan.

Bagi yang sudah memakannya kue hishimochi yang berlapis warna merah muda ini dianggap bahwa keburukan atau kesialan yang ada sudah hilang saat memakannya.Dan lagi untuk pewarna merah muda alami yang dipakai adalah diambil berasal dari bunga kacapiring.Bunga kacapiring dipercaya masyarakat Jepang sebagai tanaman untu penawar racun.Bentuk bunganya menyerupai sedikit lebih besar dari bunga mawar yang ada di Indonesia. Tanaman bunga kacapiring ini banyak dipercaya masyarkat jepang akan khasiatnya, mulai dari batang, daun, buah, bahkan bunganya yang di ambil sebagai pewarna alami untuk kue-kue tradisional Jepang salah satunya adalah kue hishimochi.

Selain dari untuk pewarna makanan, tanaman bunga kacapiring juga dijadikan sebagai ramuan.Untuk itu karena perayaan hinamatsuri ini termasuk kegiatan yang sakral dan juga mitos yang dipercayai dari warna-warna pada

kue hishimochi ini, masyarakat Jepang menjadikan semua yang ada dalam

(3)

makanan khas tradisional Jepang dengan khasiat yang sudah dipercaya dari leluhurnya.Perayaan yang dilakukan, diharapkan agar bisa menghalau keburukan yang ada bisa hilang, khususnya bagi anak perempuan.Seluruh orang tua berdoa untuk kebahagian dan pertumbuhan yang sehat bagi anak-anak perempuannya.

Berbicara masalah kepercayaan, masyarakat Jepang meyakini akan adanya mitos warna merah muda dari bunga kacapiring dan bunga persik tersebut, yang menandakan kentalnya akar tradisi dan budaya leluhurnya yang dipercaya dan dijalankan sejak turun temurun. Masyarakat Jepang berusaha menyatukan kekuatan gaib kedalam kehidupan nyata.Kepercayaan dari terdahulu yang menjadikan landasan bagi masyrakat Jepang untuk masih bisa menjalankan tradisinya sampai sekarang ini.

3.1.2 Warna putih

Pada lapisan kedua dari kue hishimochi ini adalah warna putih, yang mempresentasikan sisa salju yang belum mencair di awal musim semi, di artikan sebagai kemurnian yangputih dan bersih, beserta suci.Perayaan

hinamatsuri ini adalah salah satu perayaan yang dianggap sakral, dan

(4)

buruk dan roh-roh jahat yang ada bisa menghilang, dan juga akan kembali bersih dari hal-hal yang buruk.

Lambang warna putih pada kue hishimochi adalah sebuah pensucian dilakukan untuk membersihkan kekuatan roh-roh jahat yang ada dalam diri anak perempuan, agar bisa terhindar dari dari kesialan.Bahan pewarna yang digunakan untuk warna putih pada kue hishimochi adalah lapisan bewarna putih yang dicampur dengan biji tanaman hishi.Mitosnya, biji tanaman hishi ini yang sangat dipercaya oleh masyarakat Jepang memliki khasiat membawa keberuntungan yang bisa menurunkan tekanan darah.Warna putih pada kue

hishimochi ini melambangkan bentuk dari kesucian dan kebersihan.Warna

putihpun berasal dari bahan dasar pembuatan kue mochi.Warna beras yang putih dan bersih yang kemudian dicampur dengan pewarna dari biji tanaman hishi.

(5)

marabahaya dan sekalipun untuk menghilangkan roh-roh jahat yang mengganggu.

Lambang kesucian dan kebersihan identik pada saat perayan, khususnya hinamatsuri.Untuk itu semua masyarakat Jepang bersama-sama menjalankan kebiasaan tradisi yang sakral ini di setiap tahunnya.Perwujudan kepercayaan masyarakat Jepang dengan menujukkan penghormatan guna untuk mendekatkan diri kepada dewa, dengan menyajikan sajian yang suci. Biasanya pada saat perayaan hinamatsuri ini dilakukan, khususnya keluarga yang memiliki anak perempuan, mereka bersama-sama datang kekuil shintountuk meminta kesuksesan dan kebersihan diri dari segala kejahatan roh-roh jahat yang ada ditubuh. Dari sudut pandang mitos yang terdapat dalam warna putih ini, masyarakat Jepang meyakini kekuatan yang diberikan oleh dewa kepada anak-anak mereka yang diyakini akan keberkahannya.

3.1.3 Warna hijau

(6)

keyakinan akan tradisi ini lah yang membawa masyarakat memiliki kehidupan yang sejahtera.

Untuk pewarna hijau yang dipakai pada lapisan kue hishimochi ini di ambil dari daun yomogi yang dihaluskan.Tradisi yang sudah dipercaya dan dijalankan oleh masyarakat jepang bahwa daun yomogi yang dicampurkan kedalam pewarna pada kue hishimochidapat digunakan untuk mengusir roh jahat. Dulunya, pewarna hijau yang digunakan di Jepang berasal dari daun

hahakogusa (ditranslet literalkan: rumput ibu-anak) yang dihaluskan dipercaya

kurang membawa keberuntungan, sehingga pewarna hijau diambil dari daun

yomogi yang dihaluskan.

Selain kepercayaan masyarakat Jepang tentang mitos warna hijau dari daun yomogi, tanaman ini juga berkhasiat untuk mencegah penyakit tekanan darah tinggi.Tanaman yomogi ini merupakan anggota tumbuhan berbunga, dengan aroma yang khas dan kuat yang sangat dipercaya orang Jepang yang bisa digunakan untuk mengusir hal buruk dengan aromanya yang khas.Sehingga masyarakat Jepang menggunakan daun yomogi ini untuk campuran bahan pembuatan warna pada lapisan kue hishimochi.Warna dan suasana pada musim munghubungkan orang-orang yang memakannya dapat merayakan perubahan musiman dan perubahan waktu yang tercermin

padahinamatsuri.

(7)

penuh kebajikan yang harus di hargai oleh manusia. Pada umumnya masing-masing masyarakat Jepang mempunyai pengetahuan atau cara-cara yang dipakai untuk mengolah alamnya baik itupun tentang pengetahuan warna-warna yang ada di alam. Memandang alam sama hal nya seperti manusia yang hidup dan memiliki perasaan. Cara masyarakat memandang suatu keyakinan beragam, mereka meyakini bahwa alam sebagai tempat suci yang merupakan tempat tinggal para dewa dan roh-roh nenek moyang. Karena itu semua akan mebentuk penyatuan antara kehidupan nyata dengan alamnya. (Bristisk Journal of Estetika, vol. 25, No.3, Summer 198s)

(8)

3.2 Kearifan Lokal dari Kue Hishimochi pada Perayaan Hinamatsuri

3.2.1 Hubungan dengan Kepercayaan

Kearifan lokal memuat tradisi-tradisi yang dikembangkan pada masyarakat pendukungnya.Tradisi yang merupakan pewarisan serangkaian kebudayaan yang diwarisi dari satu generasi ke generasi berikutnya.Masyarakat yang hidup dalam lingkungan tradisi yang kuat, masih terdapat kebiasaan menghormati dan memuja dewa-dewa.Dalam pemujaan dewa, terdapat persembahan kue-kue tradisional.Kue ini merupakan persembahan kepada para dewa, yang merupakan sebuah makanan hidangan yang sakral untuk pemujaan roh leluhur.Hishimochi atau kue beras merupakan salah satu hidangan simbolik yang biasa disajikan pada peringatan hinamatsuri.Makanan tradisional hishimochi ini melambangkan kondisi bulan Maret saat perayaan dilaksanakan.

Kue beras berlapis-lapis dengan warna merah muda, putih, dan hijau yang berbentuk belah ketupat ini sangat dipercaya masyarakat Jepang dengan kekuatan dalam kue.Mitosnya, bagi anak perempuan yang memakan hishimochi diharapkan bisa berumur panjang.Terlepas dari kepercayaan masyarakat Jepang, mereka berusaha mempertahankan agama dan ritualnya sebagai tradisi ribuan tahun lalu.Oleh karena itu, tidak heran kalau mereka memiliki pola hubungan yang unik dengan kepercayaan mereka.

(9)

disetiap tahunnya dengan tujuan menekankan hubungan antara manusia dan dewa.Kue ini adalah kue yang diharapkan bisa memberikan keberuntungan bagi yang memakannya.Para orang tua mengharapkan untuk anak perempuan agar kue

hishimochi yang dimakan menjadikan sebuah kesejahteraan bagi anak-anaknya.

Pemikiran masyarakat Jepang mengenai hubungan yang kuat antara manusia, tuhan dan alam menjadikan budaya lokal setempat yang diyakini oleh masyarakat Jepang. Masyarakat yang hidup dalam lngkungan tradisi yang kuat, masih akan tetap menjalankan kebiasaan menghormati dan memuja dewa-dewanya. Kekuatan yang ada di kue hishimochi menjadi pengharapan bagi orang tua untuk mendoakan pertumbuhan anak-anak mereka.Pengetahuan ini yang merupakan kebenaran bagi masyarakat Jepang sudah dipercaya semenjak dahulu.Kebenaran yang dianggap sesungguhnya juga menjadikan kehidupan masyarakatnya tertata, bisa membuat masyarakat Jepang sejahtera dan terlindungi dari segala bahaya.Dalam sebuah perayan di Jepang, hal penting yang menjadi dasar pelaksanaannya yaitu penyucian diri dari roh-roh jahat, semua dilakukan dengan persembahan makanan kue-kue tradisional salah satunya kue hishimochi.

(10)

memiliki anak perempuan bersama-sama datang ke kuil untuk berdoa memohon agar semua roh-roh jahat yang mengganggu bisa hilang. Semua energi negatif yang ada dalam diri anak perempuan bisa hilang setelah menjalankan proses ritual perayaan.

Bagi orang Jepang, satu hal yang penting tentang kue mochi ini adalah karerna sifatnya yang lengket, kue ini menjadikan semacam simbol pengharapan yang segala kekurangan pada hidup anak perempuan bisa tertambal dan membuat hidup anak-anak mereka sejahtera.Adanya mitos yang masih dijalankan oleh masyarakat Jepang, tersebabkan karena masyarakat Jepang sangat menjunjung tinggi warisan tradisi yang dibawa oleh para leluhurnya sejak dahulu. Tidak hanya kepercayaan terhadap kue hishimochi yang dimakan, dilapisan-laipsan warna pada kue tersebut juga memiliki keyakinan tersendiri bagi masyarakat Jepang.Kepercayaan yang membuat masyarakat Jepang terhindar dari kejahatan roh-roh jahat, untuk menghalau nasib sial dan juga membuat masyarakat sejahtera.

(11)

bersama-sama menyantap hidangan dan merayakan hinamatsuri bersama anak perempuan yang di lindunginya.

3.2.2 Hubungan dengan Alam

Salah satu dari karakteristik budaya Jepang seperti yang sering dikatakan yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. Begitupun dengan kue

hishimochiyang disajikan pada upacara hina nigyou yang bewarna merah muda,

putih dan hijau sangat erat kaitannya dengan alam. Warna-warna ini dikombinasikan masyarakat dengan musim saat perayaan ini.Musim juga merupakan hal sangat diperhatikan oleh masyarakat Jepang.Karena musim sebagian besar telah mempengaruhi kehidupan masyarakat di Jepang. Di Jepang sendiri memilki 4 musim disetiap tahunnya, yaitu :

1. Musim semi (haru) berlangsung dari bulan Maret sampai Mei. Musim semi mempunyai kesan tersendi dengan berakhirnya musim dingin, tumbuh-tumbuhan sudah mengeluarkan kuncup dan bunga bermekaran. Dimusim ini ada kebiasaan masyarakat Jepang untuk melihat bunga-bunga (sering disebut sebagai hanami) yang sedang bermekaran seperti mekarnya bunga sakura dan bunga persik. Selain itu, mereka juga melakukan piknik beramai-ramai di bawah bunga sakura dengan membawa makanan. 2. Musim panas (natsu) berlangsung dari bulan Juni sampai Agustus. Musim

(12)

3. Musim gugur (aki) berlangsung dari bulan September sampai November. Musim ini bercirikan daun-daun berubah warna terang, seperti merah, emas, dan kuning. Daun-daun mulai berguguran, berterbangan dan jatuh ke tanah. Di daerah pegunungan, daun-daun juga diterangi warna merah dan kuning. Salah satu perayaan pada musim ini adalah tsukimi (melihat bulan purnama).

4. Musim dingin (fuyu) berlangsung pada bulan Desember sampai Februari. Keadaan dimana daerah Jepang tertutup salju. Beragam festival yang terkait musim salju dan es di adakan. Penduduk Jepang bersama-sama menikmati patung salju dan es yang besar pada musim ini. Biasanya juga pada musim ini dilaksanakan perayaan tahun baru (oshogatsu).

Pada perayaaan hinamatsuri, keadaan musim di Jepang bertepatan dengan musim semi.Musim semi adalah suatu kelahiran kembali bagi alam dengan daya tarik yang ditandainya semua bunga-bunga bermekaran.Bunga persik dan bunga

sakura yang bermekaran dengan warna bunga yang merah muda lembut di setiap

(13)

Dalam perayaan hinamatsuri ini, hidangan makanan yang sakral seperti

kue hishimochi merupakan salah satu hidangan khas yang terdiri dari 3 lapisan

warna yang menggambarkan keadaan alam disaat perayaan hinamatsuri berlangsung.Warna merah muda melambangkan bunga persik yang sedang bermekaran disaat awal musim semi, yang dijadikan masyarakat Jepang sebagai simbol saat perayaan hinamatsuri.Bunga persik yang mekar terlihat seperti karpet merah muda yang menyelmuti semuanya.Warna putih melambangkan sisa salju yang belum mencair di awal musim semi.Salju ini identik dengan warna yang putih dan bersih.Warna putih sendiri melambangkan kesucian bagi masyarakat Jepang.sedangkan warna hijau melambangkan rumput-rumput muda yang mulai tumbuh di bawah sisa salju pada awal musim semi.

Keadaan alam saat musim semi tidak hanya dengan mekarnya bunga-bunga tapi memperlihatkan kelopak-kelopak bunga-bunga yang beterbangan seperti salju yang sedang turun. Dengan setiap musim di Jepang, akan terdapat hal-hal yang khas di setiap musimnya. Musim semi ini sering disebut dengan musim bunga.Karena pada saat itu bunga-bunga tumbuh bermekaran.Selain itu, pengaplikasian antara keadaan alam pada musim semi dalam lapisan warna kue

hishimochi ini merupakan suatu bentuk perwujudan rasa kagum pada alam.

Dengan cara ini mereka menghormati alamnya, yang berusaha menyatu pada alam. Sehingga menjadikan keyakinan untuk berinteraksi dengan lingkungan alam.

3.2.3 Hubungan dengan Manusia

(14)

setempat.Mereka melakukan hal demikian karena budaya setempat mereka di besarkan.Masyarakat Jepang lebih berinteraksi dengan kelompoknya ditempat mereka bekerja.Dengan adanya perayaan sakral ini, bisa menjalin hubungan antar masyarakat yang bisa mengatur tatanan kehidupan manusia dalam interaksi sosial untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan.Tujuan hidup manusia untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mewujudkannyatakan sosialisasi antar masyarakat setempat.

Perayaan hinamatsuri yang dilakukan setiap tanggal 3 Maret ini, dirayakan hanya oleh keluarga yang memiliki anak perempuan saja.Sejak pertengahan bulan Februari hingga menjelang tanggal 3 Maret, ibu dan anak perempuan sudah mengeluarkan hina ningyou dari tempat penyimpanannya.Mereka kemudian meletakkan hina ningyou di atas altar dan menghiasnya dengan ornament-ornamen yang di desain sesuai tema hinamatsuri. Selain itu, perayaan hinamatsuri dirayakan oleh seluruh masyarakat Jepang, mulai dari menghias sudut-sudut kota dengan hina ningyou dalam jumlah banyak. Selain itu, untuk hidangan makanan perayaan salah satunya yaitu kue hishimochi. Dalam proses pembuatan kue

hishimochi ini ada dua orang pembuat mochi berdiri di depan lesung tradisional

khas Jepang dan saling berhadapan. Diantara mereka ada yang menumbuk, dan ada yang membalik-balikan beras di dalam lesung.

(15)

hishimochi.Hishimochi tidak hanya merupakan kue hidangan yang diletakkan di atas altar dan sebagai persembahan kepada hinaningyou, melainkan suatu hidangan yang memiliki arti dan keberuntungan saat memakannya.

Setelah masa perayaan hinamatsuri selesai, hina ningyouakan di simpan kembali dalam sebuah kotak khusus, yang akan dipergunakan lagi untuk dipajang di tahun depannya. Boneka yang sudah disimpan dipercaya sudah menyerap roh-roh jahat dan nasib sial. Sebelum dimasukkan ke dengan memajang hina ningyou, diharapkan boneka ini akan menggantikan anak perempuan menerima kesialan dan penyakit.Tetapi untuk hina ningyouyang terbuat dari kertas, anak-anak perempuan bersama-sama menghanyutkan boneka ke sungai. Ruang interaksi yang terjadi saat peryaan antara masyarakat satu dengan yang lain melahirkan nilai dan norma dalam tradisi budaya dalam suatu masyarakat itu sendiri. Nilai dan norma yang diyakini kebenarannya menjadi acuan dalam bertingkah laku sehari-hari masyarakat setempat. Nilai yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat Jepang tersebut membangun secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi.

(16)

pengetahuan dari para leluhur yang memiliki ikatan sosial-budaya dan kepercayaan yang erat dengan lingkungan setempat.

Dengan adanya acara perayaan ini, menjadikan tradisi yang menggambarkan kebersaaman baik di dalam keluarga itu sendiri maupun dengan kerabat masyarakat setempat.Partisipasi dan kebersaaman masyarakat Jepang dalam persiapan perayaan sampai dengan pelaksanaannya menjadikan hubungan khas dalam interaksi sosialnya.Karena tradisi budaya tradisionalnya Jepang yang memiliki ikatan sosial-budaya, menjadikan masyarakat Jepang bisa membngun secara alamiah suatu interaksi dalam suatu kelompok.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

1. Kuehishimochi adalah kue tradisional khas Jepang yang disajikan saat

(17)

2. Kue ini pada mulanya masuk ke Jepang melalui Asia Tenggara sewaktu sistem penanaman padi diperkenalkan ke Jepang yang sejak zaman dahulu telah menjadi sebuah penandaan bahwa kue ini merupakan hidangan sesajian yang dipersembahkan kepada dewa.

3. Makna lapisan warna yang terdapat dalam kue hishimochi merupakan kombinasi warna yang berkaitan dengan keadaan alam di Jepang pada saat perayaan hinamatsuri, yang telah di percaya oleh masyarakat Jepang memiliki keberuntungan dan kesejahteraan saat memakannya.Warna merah muda melambangkan bunga persikyang sedang mekar dan bunga

kacapiring, warna putih melambangkan sisa-sisa salju yang belum

mencair di awal musim semi, dan warna hijau melambangkan rumput-rumput muda yang mulai tumbuh di awal musim semi.

4. Mitos-mitos yang terdapat pada warna kue hishimochi dan bahan makanan tersebut memiliki arti tersendiri, yaitu untuk memberikan energi dan kesehatan bagi anak-anak mereka. Pewarna merah yang dipakai berasal dari bunga persik yang dipercaya memiliki khasiat menawar racun, menghalau nasib buruk,dan penghormatan terhadap leluhur.Sedangkan warna putih putih dicampur dengan biji tanaman hishi yang dipercaya memiliki khasiat menurunkan tekanan darah.Sementara itu warna hijau melambangkan kesehatan dan umur panjang, Pewarna hijau di ambil dari daun yomogi yang dihaluskan.mengusir roh jahat.

5. Hinamatsuri adalah matsuri yang diadakan khusus untuk anak perempuan

(18)

mendoakan pertumbuhan anak perempuan. Dalam sebuah keluarga harus memajang boneka Hina atau yang sering disebut juga sebagai Hina

Ningyo. Boneka ini bertujuan untuk memindahkan semua penyakit dan

kesialan atau sebagai jimat yang mampu melindungi diri manusia dari penyakit yang kemudian dibuang ke sungai. Selain itu, juga dipercaya dapat mengusir roh-roh jahat yang mengganggu anak-anak mereka dan dapat menolak bala.

6. Kue hishimochi merupakan makanan hidangan yang di anggap sakral bagi

masyarakat Jepang, sebagai ritual persembahan kepada para dewa.

7. Kearifan lokal yang terdapat pada pelaksanaan hina ningyou di Jepang adalah mengenai hubungan yang kuat antara manusia, Tuhan, dan alam sudah menjadi kebudayaan lokal setempat yang diyakini oleh masyarakat Jepang dan telah dipandang sebagai warisan budaya. Tujuan yang sama dengan niat dan pengharapan untuk kebaikan. Terdapatnya hubungan dari warna-warna kue hishimochi merupakan suatu kepercayaan yang telah diyakini dari terdahulu. Warna merah muda menggambarkan bunga persik yang berati penghalau nasib sial, warna putih yang menggambarkan salju yang berarti putih dan bersih, dan hijau menggambarkan rumput muda yang berarti untuk kesehatan dan berumur panjang.

4.2. Saran

Referensi

Dokumen terkait

EVALUASI PENGINTEGRASIAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SMA KRISTEN SATYA WACANA1. Puspita Kamulung 1) , Dr. 2) Program studi Pendidikan Teknik Informatika

STIGMA SOSIAL TERHADAP IBU RUMAH TANGGA PENYALAHGUNA NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN TANJUNG GUSTA

Kaitan antara penelitian yang dilakukan sekarang dengan penelitian terdahulu adalah penerapan aplikasi pembelajaran sebagai media yang digunakan oleh guru dalam kegiatan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah classroom action research (PTK). Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari

The value of the total effect of the variable orientation of entrepreneurs through market orientation variables on the performance of MSMEs unit, obtained from the addition

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang 2013 2 1.. Model literasi inforrnasi lain yang sangat mendukung proses pembelajaran berbasis-. maslah adalah The

dan guru walikelas VIII anak tunarungu SLB Kemala Bhayangkari 1.. Trenggalek dan pencatatn lapangan terhadap tindakan yang dilakukan,. serta kendala yang dihadapi

Curhatnya tidak hanya ke saya tapi juga ke teman yang lain itu misalnya ada anak yang, bukan anak yang rewel tapi malah orangtua anak yang rewel gitu orangtua