• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Kerangka Pengukuran Kinerja

1. Indikator kinerja merupakan dasar pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Cara pengukuran/ penghitungan realisasi kinerja adalah sebagai berikut :

Tabel 8

Cara Pengukuran Kinerja Bappeda Tahun 2015 NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA CARA PENGUKURAN

1 perencanaan yang implementatif dan inklusif 1 Persentase kesesuaian komponen RPJMD dengan komponen RPJPD

Kesesuaian dihitung dari konten dan proses RPJMD yang mengacu pada RPJPD dan sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dibagi semua tahapan yang harus ada dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

2 Persentase kesesuaian komponen Renstra dengan RPJMD

Kesesuaian dihitung dari konten dan proses Renstra SKPD yang mengacu pada RPJMD dan sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dibagi semua tahapan yang harus ada dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 3 Persentase perumusan

kebijakan RKPD yang sesuai dengan RPJMD

Kesesuaian dihitung dari konten dan proses Renstra SKPD yang mengacu pada RPJMD dan sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan dalam

(2)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA CARA PENGUKURAN

Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dibagi semua tahapan yang harus ada dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 4 Persentase perumusan

kebijakan Renja SKPD yang sesuai dengan RKPD

Kesesuaian dihitung dari konten dan proses Renja SKPD yang mengacu pada RKPD dan sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dibagi semua tahapan yang harus ada dalam

Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

5 Persentase program pada PPAS yang sesuai dengan usulan program pada Renja SKPD

Jumlah program pembangunan dalam KUA-PPA yang mengacu pada program

pembangunan dalam Renja SKPD dibagi seluruh program

pembangunan yang ada dalam Renja SKPD dikali 100

6 Persentase program

pada RKA SKPD yang sesuai dengan usulan program PPAS

Jumlah program pembangunan dalam RKA SKPD yang

mengacu pada program pembangunan dalam KUA-PPA dibagi seluruh program yang ada dalam KUA-PPA dikali 100

7 Persentase kegiatan

dalam RKA SKPD yang sesuai dengan usulan kegiatan pada Renja SKPD

jumlah kegiatan dalam RKA SKPD yang sesuai dengan kegiatan dalam Renja SKPD dibagi jumlah kegiatan kegiatan dalam Renja SKPD kali 100

8 Persentase rencana

(3)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA CARA PENGUKURAN

SKPD yang terlaksana

melalui DPA SKPD dengan kegiatan dalamRenja SKPD dibagi seluruh jumlah kegiatan dalam Renja SKPD dikali 100

9 Persentase kecamatan

yang sudah tercakup dalam RDTR.

Jumlah RDTR

Kecamatan yang telah ada dibagi jumlah seluruh kecamatan dikali 100%.

10 Tersedianya informasi

mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah kabupaten beserta rencana rincinya melalui peta analaog dan peta digital

Jumlah RTRW dan RDTR Kecamatan yang sudah ada dibagi Jumlah RTRW dan RDTR yang seharusnya ada dikali 100 % 11 Keterwakilan masyarakat dalam forum perencanaan partisipatif/Musrenbang 8 Komponen : - keterwakilan pengusaha - keterwakilan akademisi - keterwakilan LSM - keterwakilan Ormas - keterwakilan kaum difabel - keterwakilan organisasi keagamaan - keterwakilan forum anak - keterwakilan organisasi profesi 12 persentase keterlibatan

masyarakat dalam proses perencanaan

pembangunan

jumlah perwakilan peserta dibagi jumlah undangan yang didistribusikan kali 100 13 keterlibatan perempuan dalam proses perencanaan pembangunan skoring keterlibatan Tinggi : ≥ 30% dari peserta Sedang : 20-29% dari peserta Rendah : < 20%

14 Terlaksananya

penjaringan aspirasi masyarakat melalui

Jumlah forum

konsultasi publik atau forum sejenis yang

(4)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA CARA PENGUKURAN

forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan pemanfaatan ruang minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan pemanfaatan ruang

dilakukan dalam rangka penyusunan RTR 2 Pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang efektif 15 Persentase realisasi

indikator sasan daerah dalam RPJMD Rata-rata realisasi indicator sasaran RPJMD dibagi target kali 100% 16 Persentase realisasi indicator sasaran

bappeda dalam Renstra

Akumulasi waktu yang diperlukan untuk menemukan data dan informasi yang

disediakan dengan cara menyampel responden.

3 Data dan informasi pembangunan yang aktual

17 data statistik tersaji tepat

waktu:

- Sleman Dalam Angka - Kecamatan dalam angka - SIPD

- PDRB Kabupaten - PDRB Kecamatan

- Inflasi (per triwulan) - ICOR - IPM - IHB - Inkesra - Statistik Industri - IPG - Gini Rasio Dokumen tersedia sesuai waktu yang ditentukan

4 Manajemen kerja yang baik

18 Implementasi SOP

Bappeda jumlah SOP yang sudahdiimplementasikan dibagi jumlah seluruh SOP Bappeda kali 100%.

19 Tingkat kepuasan

terhadap pelayanan Bappeda

dihitung melalui survey menggunakan

kuesioner yang disebar ke pengguna layanan. Karakteristik indikator kinerja Bappeda bersifat positif, yaitu semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian yang semakin baik.

(5)

2. Untuk skala pengukuran kinerja dan predikatnya adalah sebagai berikut : a. Capaian kinerja >85% sampai dengan 100% = Sangat Berhasil; b. Capaian kinerja >70% sampai dengan 85% = Berhasil;

c. Capaian kinerja >55% sampai dengan 70% = Cukup Berhasil; d. Capaian kinerja <55 = Kurang Berhasil.

B. Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan indikator kinerja sasaran. Perumuan indikator kinerja sasaran lebih difokuskan pada indikator kinerja makro serta indikator kinerja strategis. Secara rinci capaian masing-masing indikator kinerja sasaran tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 9

Capaian Sasaran Strategis Tahun 2015

No Sasaran Strategis Jumlah

Indikator Kinerja Target Realisasi

Tingkat

Capaian Predikat

1 2 3 4 5

1 perencanaan 1 Persentase kesesuaian 100% 100% 100% Sangat

yang implemen Komponen RPJMD Berhasil

tatif dan inklusif Dengan komponen RPJPD

2 Persentase kesesuaian 90% 100% 111,11%

komponen Renstra SKPD Berhasil

dengan komponen RPJMD

3 Persentase perumusan 100% 100% 100% Sangat

kebijakan RKPD yang Berhasil

Sesuai dengan RPJMD

4 Persentase perumusan 100% 100% 100% Sangat

kebijakan Renja SKPD Berhasil

yang sesuai dengan RKPD

5 Persentase program pada 100% 100% 100% Sangat

(6)

No Sasaran Strategis Indikator KinerjaJumlah Target Realisasi CapaianTingkat Predikat

1 2 3 4 5

Usulan program pada Renja SKPD

6 Persentase program pada 100% 100% 100% Sangat

RKA SKPD yang sesuai Berhasil

dengan usulan program PPAS

7 Persentase kegiatan dalam 95% 97,71% 102,85% Sangat

RKA SKPD yang sesuai Berhasil

Dengan usulan kegiatan pada Renja SKPD

8 Persentase rencana 95% 97,71% 102,85% Sangat

kegiatan dalam Renja SKPD Berhasil

Yang terlaksana melalui DPA SKPD

9 Persentase kecamatan 100% 100% 100% Sangat

yang sudah tercakup Berhasil

dalam RDTR

10 Tersedianya informasi 100% 100% 100% Sangat

mengenai rencana tata Berhasil

ruang (RTR) wilayah kabupaten beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital

11 Keterwakilan masyarakat 8 8 100% Sangat

dalam forum perencanaan komponen komponen Berhasil partisipatif/Musrenbang (100%) (100%)

12 persentase keterlibatan 95% 76,94% 80,14% Berhasil masyarakat dalam proses

perencanaan pembangunan

13 keterlibatan tinggi Sedang Sangat

(7)

No Sasaran Strategis Indikator KinerjaJumlah Target Realisasi CapaianTingkat Predikat

1 2 3 4 5

perencanaan pembangunan

14 Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan pemanfaatan ruang minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan pemanfaatan ruang

100% 100% 100% Sangat

berhasil

2 Pelaksanaan 15 Persentase realisasi 100% 111,08% 111,08% Sangat

Rencana Indikator sasaran daerah Berhasil

Pembangunan Dalam RPJMD Daerah yang

efektif 16 Persentase realisasi 95% 87,95% 92,58% Sangat

Indikator sasaran Berhasil

Bappeda dalam renstra

3 data dan 17 data statistik tersaji tepat 90 % 90% Sangat

informasi waktu Bulan : Berhasil

pembangunan - SIPD Des Desember

yang aktual - PDRB Kabupaten Des Desember

- PDRB Kecamatan Des Desember

- Inflasi (per triwulan) Apr/Juli/Okt/

Des Apr/Juli/Okt/Des

- IPM Nov Desember

- Inkesra Nov Nov

- Statistik Industri Des Des

- IPG Des Des

- Gini Rasio Nov Nov

- Icor Desember

4 Penerapan 18 Implementasi SOP 90% 100% 111, 11% Sangat

manajemen kerja Bappeda Berhasil

sesuai standar

19 Tingkat kepuasan 83% 81,63% 98,35% Sangat

terhadap pelayanan Berhasil

(8)

Berdasarkan uraian pada Tabel 9 diatas, maka rangkuman hasil pengukuran terhadap seluruh indikator kinerja sasaran, dapat dilihat sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 10

Rangkuman Hasil Pengukuran Kinerja

No Sasaran Strategis IndikatorJumlah Kinerja

Rata-rata Capaian

Kinerja

Predikat

1 Perencanaan yang 14 97,90 % Sangat berhasil

implementatif dan inklusif

2 Data dan informasi 1 91,66% Sangat Berhasil

Pembangunan yang aktual

3 Pelaksanaan rencana 2 157,38% Sangat berhasil Pembangunan daerah yang

efektif

4 Penerapan manajemen 2 104,73% Sangat berhasil kerja sesuai standar

C. Capaian Kinerja atas IKU

Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 11

Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015

No INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA % 1 2 3 4 5 1 Persentase kesesuaian komponen RPJMD 100% 100% 100% Dengan komponen RPJPD 2 Persentase kesesuaian komponen Renstra SKPD Dengan komponen RPJMD 90% 100% 111,118% 3 Persentase perumusan kebijakan RKPD 100% 100% 100%

yang sesuai dengan RPJMD

(9)

No INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA %

1 2 3 4 5

4 Persentase perumusan

kebijakan Renja SKPD 100% 100% 100% yang sesuai dengan

RKPD

5 Persentase program 100% 100% 100%

PPAS yang sesuai dengan usulan program pada Renja SKPD 6 Persentase program

pada RKA SKPD yang 100% 100% 100%

sesuai dengan usulan program PPAS 7 Persentase kegiatan

dalam RKA SKPD yang 95% 97,71% 102,85%% Sesuai dengan usulan

Kegiatan pada Renja SKPD

8 Persentase rencana

kegiatan dalam Renja 95% 97,71% 102,85%% SKPD yang terlaksana

melalui DPA SKPD 9 Persentase kecamatan

yang sudah tercakup 100% 100% 100%

dalam RDTR

10 Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah kabupaten beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital.

100% 100% 100%

11 Keterwakilanmasyarakat komponen8 komponen8 100% dalam forum perencanaan 100% 100% partisipatif/Musrenbang 12 persentase keterlibatan 95% 76,94% 80,14% masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan 13 Keterlibatan perempuan dalam proses perencanaan pembangunan 30% 25,64% 85,46% 14 Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui 100% 100% 100%

(10)

No INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA %

1 2 3 4 5

forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan pemanfaatan ruang minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan pemanfaatan ruang

D. Evaluasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Sasaran 1 :

“Perencanaan yang implementatif dan inklusif”

Hasil evaluasi capaian kinerja perencanaan yang implementatif dan inklusif dengan 14 (empat belas) indikator kinerja, mendapatkan angka rata-rata capaian kinerja sebesar 98,74% dengan predikat sangat berhasil.

Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut dengan uraian sebagai berikut : Tabel 12

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2013 dan Target Akhir Periode Renstra (Tahun 2015)

No Indikator Kinerja Tahun 2012Realisasi Tahun 2013Realiasasi Tahun 2014Realiasasi Tahun 2015Realisasi Keterangan

1 2 3 4 5 6

1 1 Persentase kesesuaian 100% 100% 100% 100% Indikator ini

bersifat 5 (lima) tahunan, sehingga pengukuran dilakukan 1 (satu) kali kecuali Perda tentang perubahan RPJMD telah ditetapkan. Komponen dengan komponen RPJPD RPJMD

2 Persentase kesesuaian 73,33% 73,33% 100% 100% sda

komponen Renstra SKPD dengan komponen RPJMD

(11)

No Indikator Kinerja Tahun 2012Realisasi Tahun 2013Realiasasi Tahun 2014Realiasasi Tahun 2015Realisasi Keterangan 1 2 3 4 5 6 3 Persentase 100% 100% 100% 100% perumusan kebijakan RKPD yang sesuai dengan RPJMD 4 Persentase 99,42% 100% 100% 100% perumusan kebijakan Renja SKPD yang sesuai dengan RKPD

5 Persentase program 100% 100% 100% 100%

pada PPAS yang s esuai dengan usulan program pada

Renja SKPD

6 Persentase program 100% 100% 100% 100%

pada RKA SKPD yang sesuai dengan usulan program

pada PPAS

7 Persentase kegiatan 90% 93,98% 97,71% 97,71%

dalam RKA SKPD yang sesuai

dengan usulan kegiatan

pada Renja SKPD

8 Persentase rencana 90% 93,98% 97,71% 97,71%

kegiatan dalam Renja SKPD yang terlaksana melalui DPA SKPD

9 Persentase kecamatan 88,23% 88,23% 94,11% 100%

yang sudah tercakup dalam RDTR

10 Tersedianya informasi 94,44% 100%

mengenai rencana tata ruang (RTR)

(12)

No Indikator Kinerja Tahun 2012Realisasi Tahun 2013Realiasasi Tahun 2014Realiasasi Tahun 2015Realisasi Keterangan

1 2 3 4 5 6

wilayah kabupaten besertarencana rincinya melalui peta analog dan peta digital

11 Keterwakilan 8 8 8 8

masyarakat komponen komponen komponen komponen

dalam forum (100%) (100%) (100%) (100%) perencanaan partisipatif/Musrenbang 12 persentase 131,25% 131,25% 82,35% 76,94% keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan

13 keterlibatan Sedang Sedang

perempuan dalam (28,14%) 93,80% 28,57% 25,64% proses perencanaan pembangunan 14 Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan pemanfaatan ruang minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan pemanfaatan ruang

100% 100% 100% 100%

1. Persentase kesesuaian komponen RPJMD dengan komponen RPJPD.

Berdasarkan evaluasi terhadap Persentase kesesuaian komponen RPJMD dengan komponen RPJPD, realisasi sebesar 100% dari target 100%. Tingkat capaian ini

(13)

didasarkan pada hasil pengendalian dan evaluasi sesuai formulir Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.

Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

a.Telah dilakukan penelaahan RPJPD sebelum penyusunan RPJMD

b.Telah dilakukan penyelarasan rumusan visi misi jangka panjang dan jangka menengah

c.Rumusan tujuan dan sasaran jangka menengah berpedoman pada tujuan dan sasaran jangka panjang

Potensi Hambatan

- Kemungkinan adanya perbedaan arah kebijakan pada RPJMD periode berikutnya dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan pada RPJPD. Hal ini mengingat periodisasi yang berbeda, dimana RPJPD merupakan pedoman perencanaan selama 20 (dua puluh) tahun dan RPJMD merupakan pedoman 1 (satu) tahun, sehingga bisa saja muncul kebijakan-kebijakan baru untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini.

Strategi Pemecahan

1) Merumuskan arah kebijakan pada RPJPD secara lebih visioner agar dapat mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi.

2) Melakukan revisi materi arah kebijakan RPJPD untuk menyesuaikan dengan perkembangan terkini.

2. Persentase kesesuaian komponen Renstra SKPD dengan komponen RPJMD

Berdasarkan evaluasi terhadap Persentase kesesuaian komponen Renstra SKPD dengan komponen RPJMD, realisasi sebesar 100% dari target 90%. Realisasi ini sesuai hasil pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan Renstra SKPD yang berpedoman pada formulir VII. G.7 Lampiran VII Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Tingkat kesesuaian rata-rata SKPD mencapai 73,33% dimana sebanyak 25 SKPD sebesar 75% dan 19 SKPD sebesar 70%. Tidak adanya SKPD yang tingkat kesesuaiannya mencapai 100% dikarenakan 3 hal.

Faktor penghambat pencapaian sasaran adalah :

(14)

2) Belum adanya Surat Edaran Bupati perihal penyusunan rancangan Renstra SKPD;

3) Belum adanya pentahapan pelaksanaan program. Upaya perbaikan yang dilakukan adalah :

1) Pada penyusunan Renstra periode 2016-2020 yang dilaksanakan pada tahun 2015, SKPD telah diarahkan untuk menyusun KLHS

2) Pada penyusunan Renstra periode 2016-2020 yang dilaksanakan pada tahun 2015, akan diawali dengan Surat Edaran Bupati

3) Pada penyusunan Renstra periode 2016-2020 yang dilaksanakan pada tahun 2015, pentahapan pelaksanaan program akan disusun berdasarkan prioritas pembangunan tahunan dalam RPJMD

3. Persentase perumusan kebijakan RKPD yang sesuai dengan RPJMD.

Berdasarkan evaluasi terhadap Persentase perumusan kebijakan RKPD yang sesuai dengan RPJMD, realisasi sebesar 100% dari target 90%. Realisasi ini sesuai hasil pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan RKPD yang berpedoman pada formulir VII. D.15 Lampiran VII Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.

Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

- telah dilakukan verifikasi terhadap rancangan RKPD sehingga dapat segera menindaklanjuti hasil catatan verifikasi dan Peraturan Bupati tentang RKPD yang ditetapkan sudah selaras dengan RPJMD.

Potensi Hambatan

- Kemungkinan adanya perbedaan kebijakan pada RKPD tahun berikutnya dengan kebijakan yang telah ditetapkan pada RPJMD. Hal ini mengingat periodisasi yang berbeda, dimana RPJMD merupakan pedoman perencanaan untuk lima tahunan. Sedangkan RKPD merupakan pedoman tahunan, sehingga bisa saja muncul kebijakan-kebijakan baru untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini.

Strategi Pemecahan

- Merumuskan kebijakan pada RPJMD secara lebih visioner agar mampu mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi.

(15)

4. Persentase perumusan kebijakan Renja SKPD yang sesuai dengan RKPD.

Berdasarkan evaluasi terhadap persentase perumusan kebijakan Renja SKPD yang sesuai dengan RKPD, realisasi sebesar 100% dari target 100%. Realisasi ini sesuai hasil pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan Renja Tahun 2015 yang berpedoman pada formulir VII. G.9 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Tingkat kesesuaian rata-rata SKPD mencapai 100% dimana 48 SKPD mencapai 100%.

Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

- telah dilakukan verifikasi terhadap seluruh rancangan Renja SKPD agar SKPD dapat segera menindaklanjuti hasil catatan verifikasi sehingga Renja yang ditetapkan sudah selaras dengan RKPD

Potensi Hambatan

- Ketidak sesuaian substansi Renja dengan RKPD sebagaimana checklist yang ada pada form G.9.

Strategi Pemecahan

- Melakukan verifikasi terhadap rancangan Renja SKPD dengan lebih intens, agar segera diketahui substansi yang berbeda dengan RKPD.

5. Persentase program pada PPAS yang sesuai dengan usulan program pada Renja SKPD.

Berdasarkan evaluasi terhadap persentase program pada PPAS yang sesuai dengan usulan program pada Renja SKPD, realisasi sebesar 100% dari target 100%. Realisasi ini dilihat dari program yang tercantum pada dokumen Renja SKPD Tahun 2015 seluruhnya sesuai dengan program yang tercantum pada dokumen KUA PPAS Tahun 2015.

Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

- Telah dibangun sistem informasi perencanaan daerah (SimRenDa) untuk menjamin konsistensi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan seluruh program dan kegiatan di Kabupaten Sleman. Program-program yang tidak diinput pada menu Renja atau RKPD, maka tidak dapat muncul pada dokumen PPAS.

(16)

Potensi Hambatan

- Adanya kesalahan sistem dalam membaca data/error yang mengakibatkan ketidaksinkronan program dan kegiatan di dokumen Musrenbang, dokumen RKPD maupun di PPAS.

Strategi Pemecahan

- Melakukan updating sistem untuk memperkuat sistem sehingga memperkecil terjadinya “System Error”.

6. Persentase program pada RKA SKPD sesuai dengan usulan program pada PPAS. Berdasarkan evaluasi terhadap persentase program pada RKA SKPD sesuai dengan usulan program pada PPAS, realisasi sebesar 100% dari target 100%. Realisasi ini dilihat dari program yang tercantum pada dokumen RKA SKPD Tahun 2015 seluruhnya sesuai dengan program yang tercantum pada dokumen KUA PPAS Tahun 2015.

Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

- Telah dibangun sistem informasi perencanaan daerah (SimRenDa) untuk menjamin konsistensi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan seluruh program dan kegiatan di Kabupaten Sleman. Program-program yang tidak diinput pada menu PPAS, maka tidak dapat muncul pada dokumen RKA SKPD

Potensi Hambatan

- Adanya program yang tidak direncanakan namun harus dilaksanakan karena amanat Pemerintah Pusat atau Provinsi.

Strategi Pemecahan

- Sulit melakukan upaya antisipasi karena bersifat eksternal dan diluar kewenangan SKPD Kabupaten.

7. Persentase kegiatan dalam RKA SKPD yang sesuai dengan usulan kegiatan pada Renja SKPD.

Berdasarkan evaluasi terhadap persentase kegiatan dalam RKA SKPD yang sesuai dengan usulan kegiatan pada Renja SKPD, realisasi sebesar 97,71% dari

(17)

target 95%. Realisasi ini sesuai hasil pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan Renja Tahun 2015 yang berpedoman pada formulir VII. H.4 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Tingkat rata-rata pelaksanaan kegiatan Renja SKPD tahun 2015 di dalam RKA SKPD Tahun 2015 mencapai 97,71% dimana sebanyak 2.518 kegiatan SKPD telah terakomodir dari total 2.577 kegiatan yang ada pada Renja SKPD. Kegiatan yang tidak dilaksanakan karena tidak menjadi prioritas pada tahun 2015.

Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

- Telah dibangun sistem informasi perencanaan daerah (SimRenDa) untuk menjamin konsistensi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan seluruh program dan kegiatan di Kabupaten Sleman. Kegiatan-kegiatan yang tidak diinput pada menu Renja atau RKPD, maka tidak dapat muncul pada dokumen RKA SKPD.

Potensi Hambatan

- Adanya kegiatan yang tidak direncanakan namun muncul pada RKA SKPD yang mengakibatkan inkonsistensi perencanaan dan tidak berjalannya mekanisme pengendalian dan evaluasi.

Strategi Pemecahan

- Mensosialisasikan pentingnya konsistensi dalam perencanaan dan penganggaran dan perlunya proses pengendalian dan evaluasi dalam setiap pelaksanaan rencana kegiatan SKPD.

8. Persentase rencana kegiatan dalam Renja SKPD yang terlaksana melalui DPA SKPD.

Berdasarkan evaluasi terhadap p Persentase rencana kegiatan dalam Renja SKPD yang terlaksana melalui DPA SKPD, realisasi sebesar 97,71% dari target 95%. Realisasi ini sesuai hasil pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan Renja Tahun 2015 yang berpedoman pada formulir VII. H.4 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Tingkat rata-rata pelaksanaan kegiatan Renja SKPD tahun 2015 di dalam DPA SKPD Tahun 2015 mencapai 97,71% dimana sebanyak 2.518 kegiatan SKPD telah terakomodir dari total 2.577 kegiatan yang ada pada Renja SKPD.

(18)

Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

- Telah dibangun sistem informasi perencanaan daerah (SimRenDa) untuk menjamin konsistensi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan seluruh program dan kegiatan di Kabupaten Sleman. Kegiatan-kegiatan yang tidak diinput pada menu Renja atau RKPD, maka tidak dapat muncul pada dokumen DPA SKPD

Potensi Hambatan

- Adanya kegiatan yang tidak direncanakan namun dilaksanakan melalui DPA SKPD.

Strategi Pemecahan

- Mensosialisasikan pentingnya konsistensi dalam perencanaan dan penganggaran dan perlunya proses pengendalian dan evaluasi dalam setiap pelaksanaan rencana kegiatan SKPD.

9. Persentase kecamatan yang sudah tercakup dalam RDTR.

Berdasarkan evaluasi terhadap persentase kecamatan yang sudah tercakup dalam RDTR, realisasi sebesar 100% dari target 100%. Sampai dengan tahun 2015 telah disusun Studi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) bagi 17 Kecamatan dari total 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman, yakni :

a. Kecamatan Prambanan, b. Kecamatan Kalasan, c. Kecamatan Ngemplak, d. Kecamatan Depok, e. Kecamatan Mlati, f. Kecamatan Ngaglik, g. Kecamatan Pakem, h. Kecamatan Tempel, i. Kecamatan Sleman, j. Kecamatan Godean, k. Kecamatan Seyegan, l. Kecamatan Minggir, m. Kecamatan Moyudan,

(19)

n. Kecamatan Sleman’ o. Kecamatan Berbah dan p. Kecamatan Gamping.

q. Kecamatan Turi yang disusun pada tahun 2015. Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

- Penyusunan studi RDTR sudah direncanakan secara bertahap setiap tahunnya sehingga sudah dapat diketahui bahwa sampai dengan akhir periode Renstra telah disusun studi RDTR pada seluruh kecamatan di Kabupaten Sleman.

Hambatan

- Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan peraturan zonasi, maka studi RDTR yang telah ada perlu disesuaikan dengan peraturan tersebut. Penyesuaian ini memerlukan tahapan yang cukup memakan waktu karena adanya zonasi dan perubahan legenda peta.

Strategi Pemecahan

- Melakukan revisi tahapan dokumen studi RDTR.

10. Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah kabupaten beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital.

Berdasarkan evaluasi terhadap Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah kabupaten beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital, realisasi sebesar 100% dari target sebesar 100%.

Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

- Penyusunan rencana rinci sudah direncanakan dan direalisasikan secara bertahap, sehingga sampai dengan akhir periode renstra telah disusun seluruh rencana rinci.

Hambatan

- Rencana rinci yang telah disusun belum ditetapkan menjadi peraturan daerah.

(20)

Strategi Pemecahan

- Rencana rinci akan dimasukkan dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda).

11. Keterwakilan masyarakat dalam forum perencanaan partisipatif/ musrenbang. Berdasarkan evaluasi terhadap keterwakilan masyarakat dalam forum perencanaan partisipatif/musrenbang, realisasi sebanyak 8 komponen dari target 8 komponen. 8 komponen tersebut meliputi :

- pengusaha - akademisi

- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) - Organisasi Masyarakat (Ormas) - Kaum difabel

- Organisasi keagamaan - Forum Anak

- Organisasi profesi

Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

- Telah diterapkan Pagu Indikatif Usulan Kecamatan (PIK) sebagai jaminan alokasi anggaran bagi usulan masyarakat, sehingga usulan masyarakat dalam Musrenbang dapat dikawal sampai dengan APBD (memenuhi syarat administratif dan syarat teknis).

- Telah diterbitkan Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pedoman Musrenbang yang mengamanatkan perencanaan yang inklusif dan partisipatif.

Potensi Hambatan

- Dengan diberlakukannya UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan peraturan pemerintah, maka ada kemungkinan perubahan mekanisme musrenbang.

Strategi Pemecahan

- Melakukan revisi pedoman musrenbang agar selaras dengan peraturan pemerintah dimaksud.

(21)

12. Persentase keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan. Berdasarkan evaluasi terhadap persentase keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan, realisasi sebesar 76,94% dari target 95%. Jumlah keseluruhan peserta Musrenbang yang hadir sebanyak 138 orang. Jumlah peserta non PNS Sleman yang hadir sebanyak 60 orang dari total jumlah undangan yang distribusikan sebanyak 78 undangan.

Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

- Telah diterapkan Pagu Indikatif Usulan Kecamatan (PIK) sebagai jaminan alokasi anggaran bagi usulan masyarakat, sehingga usulan masyarakat dalam Musrenbang dapat dikawal sampai ke APBD (memenuhi syarat administratif dan teknis).

- Telah diterbitkan Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pedoman Musrenbang yang mengamanatkan perencanaan yang inklusif dan partisipatif

Potensi Hambatan

- Dengan diberlakukannya UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan peraturan pemerintah, maka ada kemungkinan perubahan mekanisme musrenbang.

Strategi Pemecahan

- Melakukan revisi pedoman musrenbang agar selaras dengan peraturan pemerintah dimaksud.

13. Keterlibatan perempuan dalam proses perencanaan pembangunan.

Berdasarkan evaluasi terhadap keterlibatan perempuan dalam proses perencanaan pembangunan, realisasi keterlibatan masuk kategori sedang (25,64%) dari target (>30%). Realisasi ini dihitung dari jumlah kehadiran perempuan non PNS Sleman sebanyak 20 orang dari total jumlah peserta non PNS Sleman sebanyak 60 orang.

Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

- Telah diterapkan Pagu Indikatif Usulan Kecamatan (PIK) sebagai jaminan alokasi anggaran bagi usulan masyarakat, sehingga partisipasi perempuan dalam proses Musrenbang meningkat.

(22)

- Telah diterbitkan Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pedoman Musrenbang yang mengamanatkan perencanaan yang inklusif dan partisipatif

Potensi Hambatan

- Masih adanya persepsi bahwa perempuan harus lebih banyak berperan di belakang layar dan tidak perlu berpartisipasi langsung dalam kegiatan-kegiatan pembangunan.

Strategi Pemecahan

- Melakukan advokasi kesetaraan gender melalui lembaga-lembaga pengarusutamaan gender (PUG).

14. Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan pemanfaatan ruang minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan pemanfaatan ruang. Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

- Forum konsultasi publik dilakukan melalui FGD (Focussed Group

Discussion) dan sudah terjadwal dengan baik dalam kerangka acuan

kerja. Potensi Hambatan

- Indikator pelaksanaan forum konsultasi publik merupakan indikator SPM bidang tata ruang dari Kementerian Pekerjaan Umum yang dimungkinkan bisa berubah baik target maupun cara penghitungannya. Strategi Pemecahan

Menyesuaikan baseline indikator sesuai perubahan aturan.

Capaian indikator kinerja output rata-rata 97,90% dari target yang ditentukan, dengan realisasi dana sebesar Rp 4,088,762,325.00

Sasaran 2 :

(23)

Hasil evaluasi capaian kinerja data dan informasi pembangunan yang aktual dengan 1 (satu) indikator kinerja, mendapatkan angka rata-rata capaian kinerja sebesar 90% dengan predikat sangat berhasil.

Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 13

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2015 dan Target Akhir Periode Renstra (Tahun 2015)

No Indikator Kinerja Tahun 2012Realisasi Tahun 2013Realisasi Tahun 2014Realisasi Tahun 2015Realisasi Keterangan

1 2 3 4 5 6

1 1 data statistik tersaji tepat 75% 91,66% 90%

waktu Bulan :

- SIPD Maret Maret Desember Desember

- PDRB Kabupaten Nov Juli Agustus Desember

- PDRB Kecamatan Des Des Desember Desember

- Inflasi (per triwulan) Apr/Jun/Okt

/Des Apr/Juli/Okt/Des Apr/Juli/Okt/Des Apr/Juli/Okt/Des

- IPM Des Des November Desember

- Inkesra Nov Nov November November

- Statistik Industri Des Des Desember Desember

- IPG Nov Des Desember Desember

- Gini Rasio Des Nov November November

- ICOR Desember

Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut dengan uraian sebagai berikut : 1. Data tersaji tepat waktu

Berdasarkan evaluasi terhadap indikator data tersaji tepat waktu, realisasi sebesar 90% % dimana sebanyak 11 (sebelas) dokumen dapat tersaji sesuai target waktu dan 1 (satu) dokumen tidak jadi dilaksanakan karena duplikasi dengan kegiatan BPS. Satu dokumen tersebut adalah Kabupaten dan Kecamatan Dalam Angka.

Faktor penghambat pencapaian sasaran - keterlambatan pengolahan data Upaya perbaikan yang dilakukan

- lebih mengintensifkan koordinasi dengan BPS dan pengecekan kemajuan pengolahan data secara rutin.

(24)

Capaian indikator kinerja output rata-rata 90% dari target yang ditentukan, dengan realisasi dana sebesar Rp756.788.475.

Sasaran 3 :

“ Pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang efektif”

Hasil evaluasi capaian kinerja perencanaan yang implementatif dan inklusif dengan 2 (dua) indikator kinerja, mendapatkan angka realisasi sebesar 157,38%.

Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut dengan uraian sebagai berikut : Tabel 14

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2015 dan Target Akhir Periode Renstra (Tahun 2015)

No Indikator Kinerja Realisai Tahun 2012

Realisasi Tahun 2013

Realisasi

Tahun 2014 Tahun 2015Realisasi Ket

1 2 3 4 5 6

1 1 Persentase realisasi Terca pai tercapai Tercapai 111,08% indikator sasaran daerah ≥80% 196,91% 128,31%

Dalam RPJMD

2 Persentase realisasi 80% 99,45% 96,57% 87,95%

indikator sasaran Bappeda dalam renstra

1. Tingkat capaian target indikator penetapan kinerja Pemkab.

Indikator kinerja Pemkab adalah indikator kinerja yang telah ditetapkan pada dokumen RPJMD. Berdasarkan evaluasi terhadap indikator tingkat capaian target indikator penetapan kinerja Pemkab, realisasi tercapai 111,08%. 99 indikator kinerja tercapai dari total 132 indikator kinerja yang telah dihitung.

Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :

1) SKPD pengampu indikator kinerja didalam RPJMD mempunyai komitmen tinggi untuk mencapai target yang telah ditetapkan

2) Telah dilakukan pengendalian dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan perencanaan daerah maupun perencanaan di tingkat SKPD

(25)

Disamping keberhasilan pencapaian indikator kinerja, masih ada indikator kinerja yang belum tercapai.

Hambatan :

1) Penetapan target terlalu tinggi

2) Definisi operasional dan cara penghitungan kurang sinkron dengan pernyataan indikatornya

Strategi pemecahan

1) Penyesuaian target indikator kinerja dengan kondisi terkini dan kemampuan SKPD untuk mencapainya

2) Memperbaiki definisi operasional dan cara penghitungannya Kedua upaya tersebut dilakukan melalui perubahan RPJMD 2. Persentase realisasi indikator sasaran Bappeda dalam renstra.

Berdasarkan evaluasi terhadap indikator Persentase realisasi indikator sasaran Bappeda dalam renja, realisasi tercapai 92,58% dari target 95%. Realisasi tersebut disumbang dari program dan kegiatan dalam mendukung 10 prioritas di tahun 2015 yaitu sebanyak 22 program dan 78 kegiatan.

Faktor pendorong keberhasilan pencapaian kinerja adalah :

- Komitmen yang tinggi dari masing-masing koordinator kegiatan untuk segera melaksanakan kegiatan tepat waktu dan mencapai target yang telah ditetapkan

Potensi Hambatan

- Penyelesaian dan penyerapan anggaran kegiatan menumpuk pada akhir tahun anggaran

Strategi pemecahan

- Mendorong koordinator agar mentaati jadwal yang telah dicantumkan dalam kerangka acuan kerja maupun rencana penarikan dananya.

Capaian indikator kinerja output rata-rata 157,38% dari target yang ditentukan, dengan realisasi dana sebesar Rp366,099,000.

(26)

Sasaran 4:

“ Penerapan manajemen kerja sesuai standar”

Hasil evaluasi sasaran penerapan manajemen kerja sesuai standar dengan 2 (dua) indikator kinerja, mendapatkan angka realisasi sebesar 104,73%.

Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut dengan uraian sebagai berikut : Tabel 15

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2015 dan Target Akhir Periode Renstra (Tahun 2015)

No Indikator Kinerja Realisai Tahun 2012

Realisasi Tahun 2013

Realisasi

Tahun 2014 Tahun 2015Realiasasi Ket

1 2 3 4 5 6 1 1 Implementasi SOP 80% 88% 91,52% 100% Bappeda 2 Tingkat kepuasan 80% 81,77% 75,83% 81,63% terhadap pelayanan Bappeda

1. Implementasi SOP Bappeda.

Bappeda telah menyusun 80 pedoman prosedur kerja, yang terdiri dari 59 SOP dan 21 instruksi kerja.

Berdasarkan evaluasi terhadap indikator implementasi SOP Bappeda, realisasi sebesar 100% dari target 90%. SOP yang telah diimplementasikan sebanyak 59 dari total 59 SOP.

Implementasi SOP dievaluasi dengan melihat hasil akhir/produk kegiatan yang ber-SOP, belum mengevaluasi secara detil setiap tahapan dalam ber-SOP, apakah sudah sesuai atau belum.

Faktor pendorong keberhasilan kinerja adalah :

- Telah dibentuknya Satgas SPIP di lingkungan Bappeda

- Komitmen untuk menginternalisasi SPIP dalam pelaksanaan tupoksi Bappeda.

(27)

Potensi Hambatan

- Belum dibuat instrumen evaluasi untuk setiap tahapan dalam SOP sehingga tidak diketahui apakah tahapan tersebut sudah dilaksanakan atau belum. Apabila tahapan telah dilaksanakan, apakah sesuai dengan prosedur atau tidak.

Strategi Pemecahan

- Membuat instrumen atau kertas kerja evaluasi SOP 2. Tingkat kepuasan terhadap pelayanan Bappeda.

Berdasarkan evaluasi terhadap indikator tingkat kepuasan terhadap pelayanan Bappeda, realisasi sebesar 81,63%. Realisasi ini dihitung melalui survey menggunakan kuesioner yang disebar ke pemohon layanan ijin penelitian, KKN dan PKL.

Faktor pendorong keberhasilan kinerja adalah : - Komitmen untuk menyelesaikan ijin tepat waktu Potensi Hambatan

- Penyelesaian ijin yang relatif cepat dengan volume pemohon yang banyak menjadikan permohonan ijin tidak sempat dibaca dengan seksama oleh petugas sehingga proses verifikasi data pemohon maupun judul/materi yang akan diteliti tidak optimal.

- Penurunan nilai kepuasan dari tahun lalu dikarenakan belum memadainya ruangan pelayanan ijin sehingga pengguna layanan merasa tidak nyaman.

Strategi Pemecahan

- Menyiapkan panduan yang mudah dipahami petugas agar dapat memilah permohonan ijin penelitian mana saja yang dapat segera diproses dan mana saja yang perlu dipelajari terlebih dahulu karena materinya menyangkut kepentingan umum atau rawan untuk ditolak oleh masyarakat.

- Mengusulkan penambahan fasilitas ruang tunggu.

Rekapitulasi capaian rata-rata 19 indikator kinerja dari 4 sasaran strategis adalah sebagai berikut :

- Capaian 15 indikator kinerja masuk pada interval 95%-100% (kategori sangat berhasil)

(28)

- Capaian 4 indikator kinerja masuk pada interval 80%-95% (kategori berhasil)

- Capaian 0 indikator kinerja masuk pada interval 50%-80% (kategori cukup berhasil) E. Akuntabilitas Keuangan

Sesuai PAPBD Tahun anggaran 2015 Bappeda Kabupaten Sleman mengelola anggaran sebesar Rp 12.625.069.150 yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 4.093.805.000 dan Belanja Langsung sebesar Rp 8.531.264.150. Belanja Tidak Langsung digunakan untuk belanja pegawai, yaitu belanja gaji dan tunjangan. Sedangkan Belanja Langsung digunakan membiayai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Bappeda Kabupaten Sleman. Realiasasi keuangan sebesar 95,60 % dengan penyerapan dana sebesar Rp 12.069.425.179. Dari sisi akuntabilitas kinerja Program dan Kegiatan, Bappeda melaksanakan 22 program dan 63 kegiatan. Perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan sampai akhir bulan Desember tahun 2015 adalah realisasi fisik sebesar 100 %.

Tabel dan realisasi anggaran pencapaian sasaran strategis tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 16 Realisasi Anggaran

No StrategisSasaran Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Keuangan (%)Capaian

1 2 3 4 5 6

1 Perencanaan Program 233,809,750 204,649,450 87.53

yang implemen pengendalian dan tatif dan Inklusif pengelolaan jaringan

Irigasi dan jaringan Lainnya

Program 150,372,200 147,450,250 98.06

perencanaan tata ruang

2 Penerapan Program Pelayanan 960,552,325 918,962,351 95.67 manajemen kerja admnistrasi

sesuai standar perkantoran

(29)

No StrategisSasaran Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Keuangan (%)Capaian 1 2 3 4 5 6 peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program 39,295,000 29,315,000 74.60 peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Program 267,936,400 259,509,400 96.85 peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Program 252,440,000 248,231,625 98.33 pengembangan data/informasi Program kerjasama 357,095,000 347,911,250 97.43 pembangunan Program 2,267,347,450 2,133,885,203 94.11 perencanaan pembangunan daerah Program 959,029,000 895,604,825 93.39 perencanaan pembangunan ekonomi Program 329,750,000 319,076,120 96.76 perencanaan sosial budaya 3 Pelaksanaan Program 45,430,000 43,690,300 96.17 rencana pengembangan

pembangunan kinerja Pengelolaan daerah yang persampahan efektif

(30)

No StrategisSasaran Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Keuangan (%)Capaian 1 2 3 4 5 6 Program 124,799,500 123,960,767 99.33 Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program 71,475,000 48,940,750 68.47 Perlindungan dan Konservasi sumber Daya alam Program 99,211,700 95,813,600 96.57 Penyelamatan dan Pelestarian dokumen / arsip daerah Program 69,736,000 65,275,500 93.60 Penanggulangan Kemiskin an Program 217,224,950 215,574,950 99.24 peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Program 69,066,000 65,513,975 94.86 peningkatan kualitas pelayanan publik Program pengkajian 409,208,000 393,618,350 96.19 dan penelitian bidang

Iptek

4 Data dan Program 695,559,475 680,675,750 97.86

informasi pengembangan data/ pembangunan informasi/ statistik yang Aktual daerah

(31)

No StrategisSasaran Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Keuangan (%)Capaian

1 2 3 4 5 6

pengembangan komunikasi

informasi dan media massa

Gambar

Tabel dan realisasi anggaran pencapaian sasaran strategis tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Tembakau Mengapa Sulit Menyusun dan Menerapkan Undang-undang/Peraturan yang Berkaitan dengan Tembakau (integritas dan kapasitas Kepemimpinan dalam penyusunan dan.

Sepintas pernyataan Juynboll itu dapat diterima dengan merujuk pada bukti historis berupa karya-karya ulama h}adîth sejak abad keempat hingga kesembilan hijriah

Setelah melakukan wawancara dengan guru fisika dan menyebarkan kuesioner kepada 50 siswa SMP Tarsisius 2 kelas 8, dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Pelajar menganggap fisika

Daftar Grafik/ List of Figures Jumlah Narapidana Menurut Jenis Kelamin dan Bulan di Kabupaten Merauke Number of Prisoner by Sex and Month in Merauke Regency 2013 orang/ people..

Jika lebar gedung sebenarnya 75 kali lebar gedung yang tampak pada TV, maka lebar gedung sebenarnya adalah ….. Volume tabung tersebut

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahunan Kejaksaan Tinggi dibuat oleh Kepala Kejaksaan Tinggi disampaikan kepada Jaksa Agung Republik Indonesia.. Laporan Akuntabilitas Kinerja

Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Dafid Irawan dan Nurdhiana (2012) mengenai pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap

Kalau Anda saat ini belum pernah menggunakan Facebook Ads atau sudah pernah beriklan tapi belum juga menunjukkan hasil yang signifikan, maka Anda sudah berada di halaman yang