• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dipertegas dalam ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dipertegas dalam ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap manusia berhak untuk mendapatkan sebuah pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini dipertegas dalam ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI 1945) yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Oleh karena itu Negara mempunyai kewajiban untuk dapat memfasilitasi warga negaranya agar memperoleh pekerjaan yang layak, untuk mewujudkan kewajiban tersebut, Negara memerlukan perencanaan yang matang dalam segala aspek.

Selain itu pekerjaanjuga merupakan kodrat dari manusia itu sendiri, karena saat manusia tersebut mampu bekerja keras, ia dapat dikatakan sebagai manusia yang mempunyai martabat. Pekerjaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu: a. Pekerjaan dalam arti umum yaitu pekerjaan yang mengutamakan kemampuan

pisik, baik sementara atau tetap dengan tujuan memperoleh pendapatan. b. Pekerjaan dalam arti tertentu yaitu pekerjaan yang mengutamakan

kemampuan pisik atau intelektual baik sementara maupun tetap dengan tujuan pengabdian.

c. Pekerjaan dalam arti khusus yaitu pekerjaan yang mengutamakan kemampuan pisik dan intelektual di bidang tertentu, sifatnya tetap dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan.1

1Abdulkadir Muhammad, 2006, Etika Profesi Hukum, Cetakan Ketiga, PT Citra Aditya Bakti,

Bandung, (selanjutnya disingkat Abdulkadir Muhammad I), h. 58. 1

(2)

2

Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat disebut tenaga kerja, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (selanjutnya disebut Undang-Undang Ketenagakerjaan). Tenaga kerja meliputi pegawai negeri, pekerja formal, pekerja informal, dan orang yang belum bekerja atau pengangguran.2

Selain itu tenaga kerja memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional,menyadari akan pentingnya pekerja bagi perusahaan, pemerintah dan masyarakat, makaperlu dilakukan keselamatan dan kesehatan kerja karena mengingat dalam menjalankan pekerjaan itu memiliki resiko yang sangat berbahaya seperti kecelakaan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja telah diatur dalam Undang-UndangNomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (selanjutnya disebut Undang-Undang Keselamatan Kerja). Setiap tenaga kerja berhakmendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas.

Secaramakro berkaitan dengan JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja). Setiap perusahaan wajib menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi para tenaga kerjanya berupa alatproduksi yang aman, dan bagi tenaga kerja yang bersangkutan harus menggunakan alat-alat perlindungan diri, alat pemadam kebakaran/tangga darurat, obat-obatan dan fasilitas medis, mesin-mesin produksi harus

(3)

3

sesuai.Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kondisi dalampekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaanmaupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerjatersebut.

Berdasarkan Pasal86 ayat (1) huruf aUndang-Undang Ketenagakerjaan, setiap tenaga kerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja oleh perusahaan yang mempekerjakannya. Perlindungan tersebut dapat dikatakan telah terlaksana apabila keselamatan dan kesehatan kerja dari setiap tenaga kerja telah terjamin. Perlindungan terhadap tenaga kerja dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu pertama adalah perlindungan ekonomis yang berupa perlindungan dalam bentuk penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk dirinya dan keluarganya, kedua adalah perlindungan sosial yang berupa perlindungan yang berkaitan dengan jaminan kesehatan kerja dan kebebasan berserikat dan hak berorganisasi yang tujuannyaadalah agar memungkinkan tenaga kerja tersebut mengenyam dan mengembangkan perikehidupannya sebagai anggota masyarakat, dan yang ketiga adalah perlindungan teknis yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan kerja yang berkaitan dengan usaha untuk menjaga pekerja dari kecelakaan kerja.

Salah satu jenis pekerjaan yang mempunyai resiko kecelakaan kerja yang tinggi bagi pekerjanya khususnya pekerja kontrak yaitu pekerjaan Pemadam Kebakaran. Pemadam Kebakaran adalah petugas yang dilatih dan bertugas untuk menanggulangi kebakaran. Selain itu petugas juga dilatih untuk menyelamatkan korban dari kebakaran, menyelamatkan korban kecelakaanlalu lintas, gedung

(4)

4

runtuhdan sebagainya. Pemadam kebakaran sendiri memiliki dinas yang dapat disebut dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) sebagai unsur pelaksana pemerintah yang diberi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas penanganan masalah kebakaran dan bencana yang termasuk dalam dinas gawat darurat seperti Ambulans dan Badan SAR Nasional.3

Didalam melaksanakan tugasnya sebagai pemadam kebakaran terdapat dua jenis pekerja yaitu pekerja kontrak (non PNS) dan pekerja tetap (PNS). Pekerja kontrak adalah pekerja yang bekerja hanya untuk waktu tertentu berdasarkan kesepakatan antara pekerja dengan perusahaan pemberi kerja.Hubungan kerja antara perusahaan dan pekerja kontrak dituangkan dalam “Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT)”. Sedangkan pekerja tetap adalah pekerja yang bekerja untuk waktu tidak tertentuberdasarkan kesepakatan antara pekerja dengan perusahaan pemberi kerja.Hubungan kerja antara perusahaan dan pekerja tetap dituangkan dalam “Perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT)”.

Meskipun para petugas pemadam kebakaran telah dilengkapi dengan fasilitas berupa pakaian anti-panas atau anti-api dan juga helm serta boot/sepatu khusus dalam melaksanakan tugas, dan biasanya pakaianya dilengkapi dengan scotlight reflektor berwarna putih mengkilat agar dapat terlihat pada saat pelaksanaan tugas. Namun tidak menutup kemungkinan, masih tingginya resiko yang akan didapat oleh para petugas pemadam kebakaran dalam menjalankan tugas. Seperti dalam kasus Mobil

3Wikipedia, 2015, Pemadam Kebakaran, URL:

(5)

5

Pemadam Kebakaran yang terguling di ujung barat Jalan Bypass Soekarno sekitar 100 meter barat patung Adipura, mobil pemadam kebakaran ini terguling pada saat akan menolong korban kebakaran di daerah Tabanan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun delapan personel pemadam kebakaran termasuk sopir mengalami luka ringan dan dilarikan ke BRSUD Tabanan.4Berkaitan dengan latar belakang masalah tersebut di atas maka sangat menarik untuk dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Kontrak Atas Dasar Kebutuhan Pada Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung Dalam Hal Menjamin Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Apabila Terjadi Kecelakaan Kerja Saat Bertugas”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka diangkatlah permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap pekerja kontrak atas dasar kebutuhan dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat bertugas di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung?

2. Apakah faktor kendala dalam penegakan perlindungan hukum terhadap pekerja kontrak atas dasar kebutuhandalam hal keselamatan dan kesehatan

4NUSABALI.com-Damkar Pemkab Badung Terguling di Pesiapan, URL

:http://www.nusabali.com/berita/407/damkar-pemkab-badung-terguling-di-pesiapan. diakses pada tanggal 5 Desember 2015.

(6)

6

kerja apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat bertugas di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung?

1.3. Ruang Lingkup Masalah

Untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang penulis uraikan dalam skripsi ini, maka perlu kiranya ditentukan ruang lingkup permasalahannya, yaitu:

1. Mengenai bentuk perlindungan hukum terhadap pekerja kontrak atas dasar kebutuhan dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat bertugas di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung.

2. Mengenai faktor kendala dalam penegakan perlindungan hukum terhadap pekerja kontrak atas dasar kebutuhandalam hal keselamatan dan kesehatan kerja apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat bertugas di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung

1.4 Orisinalistas Penelitian

Penelitian Hukum dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Kontrak Atas Dasar Kebutuhan Pada Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung Dalam Hal Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja Apabila Terjadi Kecelakaan Kerja Saat Bertugas” merupakan hasil karya asli penulis. Sejauh observasi yang penulis lakukan baik di ruang koleksi Skripsi Fakultas Hukum Universitas Udayana maupun di internet, tidak terdapat penelitan yang sama yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan baik di Fakultas Hukum Universitas Udayana dan juga di suatu perguruan tinggi manapun kecuali yang secara tertulis diacu dalam penulisan

(7)

7

penelitian ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Untuk penelitian sejenis yang serupa dengan penelitian yang diajukan, dapat dijabarkan sebagai berikut :

NOMOR PENELITI JUDUL RUMUSAN MASALAH

1. I.B. Putu Wira Aditya, 1103005183, Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar, 2016 Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Pekerja Dalam Hal Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada CV. Sinar Kawi Di Tampaksiring Gianyar (1)Bagaimanakah

tanggung jawab direktur perusahaan dalam hal terjadinya kecelakaan kerja pada CV. Sinar Kawi di Tampaksiring Gianyar?

(2)Bagaimanakah

pelaksanaan tanggung jawab direktur perusahaan terhadap pekerja dalam hal terjadinya kecelakaan kerja pada CV. Sinar Kawi di Tampaksiring Gianyar? 2. Made Dita Widyantari, 1103005072, Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap

(1)Apa saja hak dan kewajiban yang harus dilakukan oleh pengusaha

(8)

8 Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar, 2014 Keselamatan Dan Kesehatan Pekerja Caddie Di Lapangan Golf Bali Beach

serta tenaga kerja dalam

rangka menjamin

keselamatan dan

kesehatan tenaga kerja? (2)Bagaimanakah

pelaksanaanperlindungan

hukum terhadap

keselamatan dan

kesehatan tenaga kerja caddie di lapangan golf Bali Beach apabila terjadi kecelakaan kerja? 3. Andina Yulistia Prameswari, 0871010070, Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya, 2012 Perlindungan Hukum Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Tenaga Kerja Di Pt. X Sidoarjo

(1)Bagaimanakah pelaksanaan perlindungan hukum keselamatan dan kesehatan kerja di PT. X Sidoarjo terhadap tenaga kerja? (2) Apakah upaya hukum yang dapat dilakukan PT.

(9)

9

X Sidoarjo terhadap pelanggaran tenaga kerja

dengan peraturan

keselamatan dan

kesehatan kerja?

1.5. Tujuan Penelitian

Agar penulisan ini memiliki suatu maksud yang jelas, maka harus memiliki tujuan sehingga dapat mencapai target yang dikehendaki. Adapun tujuannya digolongkan menjadi dua bagian, yaitu:

1.5.1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum terhadap pekerja kontrak atas dasar kebutuhan dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat bertugas di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung.

2. Untuk mengetahui faktor kendala dalam penegakan perlindungan hukum terhadap pekerja kontrak atas dasar kebutuhan dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat bertugas di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung.

(10)

10

1.5.2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendalami / memahami bentuk perlindungan hukum terhadap pekerja kontrak atas dasar kebutuhan dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat bertugas di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung.

2. Untuk memahami faktor kendala dalam penegakan perlindungan hukum terhadap pekerja kontrak atas dasar kebutuhan dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat bertugas di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung.

1.6. Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian harus ada manfaat yang dapat diambil baik dari manfaat teoritis maupun manfaat praktis karena manfaat penelitian berkaitan erat dengan hasil penelitian yang ingin dicapai atau pihak-pihak yang akan memanfaatkannya. Adapun manfaat teoritis dan manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran dibidang hukum yang akan mengembangkan disiplin ilmu hukum, khususnya dalam disiplin ilmu hukum ketenagakerjaan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman bagi mahasiswa yang berkaitan dengan bentuk perlindungan hukum dan faktor kendala

(11)

11

dalam penegakan perlindungan hukumbagi pekerja kontrak atas dasar kebutuhan dalam hal menjamin keselamatan dan kesehatan kerja apabila terjadi kecelakaan kerja saat bertugas yang diberikan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung.

b. Manfaat praktis

Adapun manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi pemerintah dalam membuat peraturan dibidang ketenagakerjaan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi pekerja kontrakatas dasar kebutuhan mengenai bentuk perlindungan hukum dan faktor kendala dalam penegakan perlindungan hukum dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja apabila terjadi kecelakaan kerja saat bertugas di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung.

1.7. Landasan Teoritis

Sebelum membahas permasalahan dalam penelitian ini secara lebih mendalam, maka terlebih dahulu akan diuraikan beberapa teori atau landasan-landasan yang dimungkinkan untuk menunjang pembahasan permasalahan yang ada. Dengan adanya teori-teori yang menunjang, diharapkan dapat memperkuat, memperjelas, dan mendukung untuk menyelesaikan permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini.

(12)

12

a. Teori efektivitas hukum

Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945 menyatakan Negara Indonesia merupakan negara hukum. Secara sederhana yang dimaksud negara hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Di dalamnya negara dan lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum. Tetapi tetap dalam penyelenggaraannya tersebut tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan UUD NRI 1945.

Efektivitas hukum dalam tindakan atau realita hukum dapat diketahui apabila seseorangmenyatakan bahwa suatu kaidah hukum berhasil atau gagal mencapai tujuannya, maka hal itu biasanya diketahui apakah pengaruhnya berhasil mengatursikap tindak atau perilaku tertentu sehingga sesuai dengan tujuannya atau tidak. Efektivitas hukum artinya efektivitas hukum yang akan disoroti dari tujuan yang ingin dicapainya. Salah satu upaya yang biasanya dilakukan agar masyarakat mematuhi kaidah hukum adalah dengan mencantumkan sanksi-sanksinya. Dengan sanksi-sanksi tersebut maka akan terlihat apakah hukum tersebut dapat diterapkan dan ditegakan dalam masyarakat atau tidak. Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

(13)

13

Masalah pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Faktor hukumnya sendiri;

2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum;

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum;

4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan;

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.5

Faktor-faktor tersebut saling berkaitan erat, karena faktor- faktor ini merupakan hakikat dan juga merupakan tolak ukur daripada efektivitas penegakan hukum itu sendiriyang dalam hal ini juga jika hukum dapat berlaku efektif, maka akan menimbulkan perubahan di dalam masyarakat yang berdampak baik seperti taat terhadap hukum yang berlaku.6

b. Teori perlindungan hukum

Kata perlindungan merupakan upaya menempatkan seseorang untuk diberikan kedudukan istimewa. Perlindungan hukum adalah melindungi hak setiap orang untuk mendapatkan perlakuan dan perlindungan yang sama oleh hukum dan undang-undang, maka oleh karena itu untuk setiap pelanggaran hukum yang dituduhkan

5Soerjono Soekanto, 2012, Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Penegakan Hukum, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta, (selanjutnya disingkat Soerjono Soekanto I) h. 8.

(14)

14

padanya serta dampak yang diderita olehnya ia berhak pula untuk mendapatkan hukuman yang diperlukan sesuai dengan asas hukum.

Menurut Philipus M. Hadjon perlindungan hukum dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Perlindungan hukum preventif, bahwa perlindungan ini bertujuan mencegah terjadinya sengketa.

2. Perlindungan hukum represif, bahwa perlindungan hukum ini bertujuan menyelesaikan sengketa.7

Keselamatan dan kesehatan kerja haruslah diterapkan dan dilaksanakan di setiap tempat kerja. Tempat kerja adalah setiap tempat yang didalamnya terdapat tiga unsur yaitu adanya suatu usaha baik bersifat ekonomis maupun sosial, adanya sumber bahaya dan adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya baik secara terus menerus maupun sewaktu-waktu.8Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Undang-Undang Keselamatan Kerja mengatur dengan jelas tentang kewajiban perusahaan untuk menyediakan tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan terlindungi dalam keselamatan kerjanya.

Terdapat beberapa norma dasar dalam perlindungan tenaga kerja diantaranya ialah sebagai berikut:

7Philipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Di Indonesia, PT. Bina Ilmu,

Surabaya, h.2.

8Lalu Husni, 2010, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Revisi, Cetakan

(15)

15

1. Norma keselamatan kerja yaitu keselamatan kerja yang berhubungan dengan mesin, pesawat, alat-alat kerja dan proses pengerjaannya, keadaan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan.

2. Norma kesehatan kerja yaitu berkaitan dengan pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan pekerja, dilakukan dengan mengatur pemberian obat-obatan, perawatan tenaga kerja yang sakit.

3. Norma kerja yang berupa perlindungan kepada tenaga kerja yang berkaitan dengan waktu kerja, sistem pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak, kesusilaan ibadah menurut agama keyakinan masing-masing yang diakui oleh pemerintah, kewajiban sosial kemasyarakatan guna memelihara gairah dan menjaga perlakuan sesuai dengan martabat manusia dan moral.

4. Terhadap tenaga kerja yang mengalami kecelakaan dan/atau menderita penyakit kuman akibat perkerjaan berhak atas ganti rugi perawatan dan rehabilitasi akibat kecelakaan dan/atau penyakit akibat pekerjaan, ahli warisnya berhak mendapatkan ganti kerugian.9

Saat ini negara telah memiliki program jaminan sosial yang diperuntukkan kepada tenaga kerja guna memberikan perlindungan sosial ekonomi. Pengertian Jaminan Sosial berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (selanjutnya disebut Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional) ialah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Hal tersebut sejalan dengan amanat UUD NRI 1945 Pasal 34 ayat (2) yang pada pokoknya menyebutkan bahwa negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

Dasar hukum jaminan sosial tenaga kerja saat ini masih menggunakan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

9Kartasapoetra, G. Dan Rience Indraningsih, 1982, Pokok-pokok Hukum Perburuhan,

(16)

16

(selanjutnya disebut Undang-Undang Jamsostek). PT. Jamsostek merupakan badan yang menyelenggarakan jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995. PT. Jamsostek telah bertransformasi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan setelah PT. Jamsostek berubah menjadi badan hukum publik berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (selanjutnya disebut Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).

Berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Jamsostek, program jamsostek meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan. Kecelakaan kerja adalah resiko yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaannya. Kecelakaan kerja berdasarkan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Jamsostek adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari arah menuju ke tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa.

1.8. Metode Penelitian

Penelitian (research) merupakan upaya pencarian yang amat benilai edukatif, melatih untuk selalu sadar bahwa di dunia ini banyak yang tidak di ketahui.10Dalam

melakukan penelitian tentu saja harus menggunakan metode penelitian agar penelitian menjadi sistematis. Metode penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam

10Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2008, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja

(17)

17

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Oleh karena itu, penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten.11

Kemudian penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.12 Adapun metode penelitian yang digunakan pada penelitian

ini adalah sebagai berikut : 1.8.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian dalam skipsi ini bersifat yuridis empiris, dengan kata lain penelitian yuridis empiris mengkaji permasalahan berdasarkan pendekatan perundang-undangan dan berdasarkan pendekatan fakta yaitu berdasarkan praktek/ atau kenyataan yang ada di masyarakat. Dalam bukunya, Peter Mahmud Marzuki juga menyatakan bahwa penelitian hukum empiris merupakan data yang diperoleh langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan, yang dilakukan baik melalui pengamatan, wawancara, ataupun penyebaran kuisioner.13

1.8.2. Jenis Pendekatan

Penelitian ini mengunakan penelitian deskriptif yang penelitiannya secara umum yang menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan mengungkap

11H. Zainuddin Ali, 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 17.

12Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, (selanjutnya disingkat

Peter Mahmud Marzuki I) h. 35.

(18)

18

fakta secara mendalam berdasarkan karakteristik ilmiah dari individu atau kelompok untuk memahami dan mengugkap sesuatu di balik fenomena. Dengan demikian, tidak hanya sebatas mempelajari ketentuan-ketentuan dalam peraturan hukum tetapi juga melihat bagaimana fakta yang terjadi di masyarakat.

1.8.3. Sifat penelitian

Menurut Soerjono Soekanto, dalam penelitian hukum empiris dikaji dari segi sifatnya dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Penelitian hukum eksploratori (penjelajahan) b. Penelitian hukum deskriptif; dan

c. Penelitian hukum eksplanatori.14

Adapun sifat penulisan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bersifat pemaparan dan bertujuan untuk mendapat gambaran (deskripsi) lengkap mengenai keadaan hukum yang berlaku disuatu tempat tertentu, ataupun mengenai gejala yuridis yang ada, atau peristiwa hukum yang terjadi di masyarakat.15

Dengan demikian, penelitian yang telah dilakukan akan dipaparkan berdasarkan pada hasil yang telah didapat di lapangan dan berdasarkan pada pengkajian bahan-bahan hukum yang digunakan dalam meneliti Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Kontrak Atas Dasar Kebutuhan Pada Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung

14Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2009, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan

Singkat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 50.

15Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,

(19)

19

Dalam Hal Menjamin Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Apabila Terjadi Kecelakaan Kerja Saat Bertugas.

1.8.4. Data dan Sumber Data

Data yang diteliti dalam penelitian hukum empiris ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder, yaitu:

1. Data primer adalah data yang bersumber dari penelitian lapangan yaitu baik dari responden maupun informan16 dari Dinas Pemadam Kebakaran

Kabupaten Badung.

2. Data sekunder atau data kepustakaan merupakan data-data yang telah terdokumenkan dalam bentuk bahan-bahan hukum dan literatur yang di kelompokan dalam :

a. Bahan Hukum Primer, merupakan bahan hukum yang terdiri atas peraturan perundang-undangan, yurisprudensi atau keputusan pengadilan dan perjanjian internasional (traktat).17Adapun bahan-bahan hukum yang digunakan adalah :

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan c) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional

16Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013, Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum

Universitas Udayana, Denpasar, h. 81.

17Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2013, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,

(20)

20

d) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

e) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja f) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara

g) Undang-UndangNomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja

h) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

i) Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor KEP/100/MEN/IV/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.

3. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, atau pendapat pakar hukum.18 Adapun bahan

hukum sekunder yang digunakan adalah berupa literatur-literatur yang memuat mengenai pandangan dari beberapa ahli, buku-buku yang menunjang penelitian ini, serta bahan-bahan internet yang mendukung. 4. Bahan hukum tersier (bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder).19Adapun

bahan hukum tersier yang digunakan adalah Kamus Hukum, Kamus

18Amiruddin dan H. Zainal Asikin, op.cit, h. 32. 19Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, op.cit, h. 13.

(21)

21

Besar Bahasa Indonesia, Kamus Umum Bahasa Indonesia, dan sumber-sumber lain yang dapat menunjang penelitian ini.

1.8.5. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dimaksudkan sebagai cara untuk memperoleh data dalam penelitian yang mendukung dan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dalam penulisan hukum ini. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu:

1. Studi Dokumen

Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari, membaca serta mencatat buku-buku ataupun bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan penelitian yang dibahas.

2. Teknik Wawancara

Menurut M. Mochtar, teknik wawancara adalah teknik atau metode memperoleh informasi untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung (tatap muka), antara pewawancara dengan responden.20Informasi yang di peroleh dalam penulisan Skripsi ini adalah melalui wawancara dengan Kasubag Kepegawaian Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung, beberapa pekerja kontrak atas dasar kebutuhan pada Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung.

3. Teknik observasi/pengamatan

20M Mochtar, 1998, Pengantar Metodologi Penelitian, Sinar Karya Dharma IIP, Jakarta, h.

(22)

22

Teknik observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu teknik observasi langsung dan teknik observasi tidak langsung.Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung dimana dalam pengumpulan data peneliti mengadakan pengamatan secara langsung atau tanpa alat terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki baik pengamatan dilakukan dalam situasi buatan, yang khusus diadakan.21 1.7.5. Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data dalam suatu penelitian merupakan hal yang penting untuk menguraikan dan memecahkan suatu masalah yang diteliti berdasarkan pada data-data yang sudah dikumpulkan. Pengolahan dan analisis data-data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif, artinya menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih, dan efektif. Sehingga dapat mempermudah pemahaman dan interprestasi data.22Dalam penelitian ini data primer dan data sekunder yang telah didapatkan

melalui hasil dari wawancara maupun studi dokumen akan diolah secara kualitatif. Selanjutnya data yang telah dianalisis secara kualitatif dianalisis secara deskriptif kualitatif, artinya menggambarkan secara jelas dan sistematis kemudian akan diperoleh kesimpulan dari permasalahan yang akan dibahas.

21Fakultas Hukum Universitas Udayana, op.cit, h. 82. 22Abdulkadir Muhammad II, op.cit, h. 172.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bab ini dimuat latar belakang masalah yang berisikan teori serta alasan mendasar peneliti mengangkat judul penelitian perlindungan hukum terhadap data

Penelitian ini terfokus pada tugas Hakim dalam menerapkan asas mempersukar perceraian di Pengadilan Agama Cimahi dengan angka perceraian dari Tahun 2016 sampai

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik mengadakan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul Aspek Keperdataan Dalam Pemberian Air Susu

Manfaat akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses perkembangan ilmu hukum khususnya dalam mendeskripsikan kedudukan dan kewenangan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan teori baru ilmu hukum khususnya dalam pengayaan konsep-konsep hukum yang berkaitan dengan konstruksi hukum terhadap

Dari latar belakang masalah tersebut, perlu dikaji secara lebih dalam mengenai kesesuaian antara Das Solen (ketentuan hukum) dengan Das Sein (fakta sosial yang terjadi)

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah yuridis sosiologis. Penelitian yuridis sosiologis, yaitu penelitian hukum dengan menggunakan asas

Dalam metode penelitian hukum harus dilakukan dengan metode yang tepat, untuk membantu penulis dalam menemukan, merumuskan, menganalisa, dan memecahkan