• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Pedoman Kebugaran Jasmani Peserta Didik melalui Upaya Kesehatan Sekolah.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku Pedoman Kebugaran Jasmani Peserta Didik melalui Upaya Kesehatan Sekolah.pdf"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin dan karunia-Nya Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin dan karunia-Nya akhirnya kegiatan penyusunan Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani akhirnya kegiatan penyusunan Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani Peserta Didik melalui Upaya Kesehatan Sekolah dapat diselesaikan Peserta Didik melalui Upaya Kesehatan Sekolah dapat diselesaikan dengan baik.

dengan baik.

Pedoman ini disusun agar tersedianya acuan bagi penanggung jawab Pedoman ini disusun agar tersedianya acuan bagi penanggung jawab UKS, Upaya kesehatan olahraga dan upaya kesehatan lain di puskesmas, UKS, Upaya kesehatan olahraga dan upaya kesehatan lain di puskesmas, tim pelaksana UKS dan pendidik di sekolah, guru pendidikan jasmani tim pelaksana UKS dan pendidik di sekolah, guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta peserta didik dan warga sekolah dalam olahraga dan kesehatan serta peserta didik dan warga sekolah dalam rangka terwujudnya peserta didik yang sehat, bugar dan berprestasi rangka terwujudnya peserta didik yang sehat, bugar dan berprestasi  belajar melalui pendidikan

 belajar melalui pendidikan dan pembudayaan adan pembudayaan aktivitas fisik, latihan fisikktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga yang

dan olahraga yang baik, benarbaik, benar, terukur dan , terukur dan teratur disekolah.teratur disekolah.

Panduan ini mencakup Kebugaran Jasmani, Peningkatan Kebugaran Panduan ini mencakup Kebugaran Jasmani, Peningkatan Kebugaran  Jasmani, Upaya

 Jasmani, Upaya Kesehatan Olahraga Kesehatan Olahraga melalui melalui Program UKS, Program UKS, Pembinaan,Pembinaan, indikator keberhasilan, pemantauan dan evaluasi, pencatatan dan indikator keberhasilan, pemantauan dan evaluasi, pencatatan dan pelaporan.

pelaporan.

Kepada seluruh penyusun dan berbagai pihak yang telah berkontribusi Kepada seluruh penyusun dan berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan panduan ini, kami sampaikan terima kasih atas dalam penyusunan panduan ini, kami sampaikan terima kasih atas dedikasinya. Semoga panduan ini bermanfaat dalam pembinaan dedikasinya. Semoga panduan ini bermanfaat dalam pembinaan kesehatan dan kebugaran jasmani bagi anak sekolah

kesehatan dan kebugaran jasmani bagi anak sekolah di Indonesia.di Indonesia. Wa billahitaufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Wa billahitaufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta,

Jakarta, Februari Februari 20132013 Drektur

Drektur Bina Bina Kesehatan Kesehatan Kerja Kerja dan dan OlahragaOlahraga

dr

dr. . Asjikin Asjikin Iman Iman H. H. Dachlan, Dachlan, MHAMHA

NIP NIP. . 195912119591213198512319851210021002 ah, Wassalamu’ala ah, Wassalamu’ala  Jakarta, Februar  Jakarta, Februar Drektur Bina Ke Drektur Bina Ke dr. Asjikin Ima dr. Asjikin Ima NIP. 1959121319 NIP. 1959121319

(3)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin dan karunia-Nya Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin dan karunia-Nya akhirnya kegiatan penyusunan Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani akhirnya kegiatan penyusunan Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani Peserta Didik melalui Upaya Kesehatan Sekolah dapat diselesaikan Peserta Didik melalui Upaya Kesehatan Sekolah dapat diselesaikan dengan baik.

dengan baik.

Pedoman ini disusun agar tersedianya acuan bagi penanggung jawab Pedoman ini disusun agar tersedianya acuan bagi penanggung jawab UKS, Upaya kesehatan olahraga dan upaya kesehatan lain di puskesmas, UKS, Upaya kesehatan olahraga dan upaya kesehatan lain di puskesmas, tim pelaksana UKS dan pendidik di sekolah, guru pendidikan jasmani tim pelaksana UKS dan pendidik di sekolah, guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta peserta didik dan warga sekolah dalam olahraga dan kesehatan serta peserta didik dan warga sekolah dalam rangka terwujudnya peserta didik yang sehat, bugar dan berprestasi rangka terwujudnya peserta didik yang sehat, bugar dan berprestasi  belajar melalui pendidikan

 belajar melalui pendidikan dan pembudayaan adan pembudayaan aktivitas fisik, latihan fisikktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga yang

dan olahraga yang baik, benarbaik, benar, terukur dan , terukur dan teratur disekolah.teratur disekolah.

Panduan ini mencakup Kebugaran Jasmani, Peningkatan Kebugaran Panduan ini mencakup Kebugaran Jasmani, Peningkatan Kebugaran  Jasmani, Upaya

 Jasmani, Upaya Kesehatan Olahraga Kesehatan Olahraga melalui melalui Program UKS, Program UKS, Pembinaan,Pembinaan, indikator keberhasilan, pemantauan dan evaluasi, pencatatan dan indikator keberhasilan, pemantauan dan evaluasi, pencatatan dan pelaporan.

pelaporan.

Kepada seluruh penyusun dan berbagai pihak yang telah berkontribusi Kepada seluruh penyusun dan berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan panduan ini, kami sampaikan terima kasih atas dalam penyusunan panduan ini, kami sampaikan terima kasih atas dedikasinya. Semoga panduan ini bermanfaat dalam pembinaan dedikasinya. Semoga panduan ini bermanfaat dalam pembinaan kesehatan dan kebugaran jasmani bagi anak sekolah

kesehatan dan kebugaran jasmani bagi anak sekolah di Indonesia.di Indonesia. Wa billahitaufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Wa billahitaufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta,

Jakarta, Februari Februari 20132013 Drektur

Drektur Bina Bina Kesehatan Kesehatan Kerja Kerja dan dan OlahragaOlahraga

dr

dr. . Asjikin Asjikin Iman Iman H. H. Dachlan, Dachlan, MHAMHA

NIP NIP. . 195912119591213198512319851210021002 ah, Wassalamu’ala ah, Wassalamu’ala  Jakarta, Februar  Jakarta, Februar Drektur Bina Ke Drektur Bina Ke dr. Asjikin Ima dr. Asjikin Ima NIP. 1959121319 NIP. 1959121319

(4)

SAMBUTAN

SAMBUTAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan yang setinggi-tingginya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat.

kemampuan untuk hidup sehat. Sejalan dengan V

Sejalan dengan Visi Kementerian Kesehatan Rl yaitu mewisi Kementerian Kesehatan Rl yaitu mewujudkan masyarakatujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan melalui berbagai upaya antara lain sehat yang mandiri dan berkeadilan melalui berbagai upaya antara lain penggunaan alat, metode dan teknologi kesehatan yang tepat guna, sarana penggunaan alat, metode dan teknologi kesehatan yang tepat guna, sarana pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat dan biaya kesehatan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat dan biaya kesehatan yang terjangkau.

yang terjangkau.

Sebagai salah satu upaya kesehatan dalam Undang-undang nomor 36 Sebagai salah satu upaya kesehatan dalam Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, upaya kesehatan olahraga ditujukan untuk tahun 2009 tentang kesehatan, upaya kesehatan olahraga ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat termasuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat termasuk dalam meningkatkan prestasi belajar, prestasi kerja, dan prestasi olahraga dalam meningkatkan prestasi belajar, prestasi kerja, dan prestasi olahraga melalui aktivitas fisik, latihan fisik dan atau olahraga yang baik, benar, melalui aktivitas fisik, latihan fisik dan atau olahraga yang baik, benar, terukur, dan teratur . Sebaliknya bila dilakukan tidak sesuai dengan kaidah terukur, dan teratur . Sebaliknya bila dilakukan tidak sesuai dengan kaidah tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau ceder

tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau cedera yang mungkina yang mungkin akan berakibat fatal.

akan berakibat fatal.

Kebugaran Jasmani adalah salah satu komponen penting yang mempengaruhi Kebugaran Jasmani adalah salah satu komponen penting yang mempengaruhi prestasi belajar anak sekolah. Program peningkatan aktivitas fisik dengan prestasi belajar anak sekolah. Program peningkatan aktivitas fisik dengan melakukan latihan fisik dan olahraga secara baik, benar, terukur dan teratur melakukan latihan fisik dan olahraga secara baik, benar, terukur dan teratur di sekolah dapat menurunkan angka ketidakhadiran anak sekolah karena di sekolah dapat menurunkan angka ketidakhadiran anak sekolah karena sakit, sehingga diharapkan prestasi belajar akhirnya dapat meningkat.

sakit, sehingga diharapkan prestasi belajar akhirnya dapat meningkat.

Harapan kami, buku ini dapat menjadi pedoman bagi penanggung jawab Harapan kami, buku ini dapat menjadi pedoman bagi penanggung jawab UKS, Upaya kesehatan olahraga dan upaya kesehatan lain di puskesmas, tim UKS, Upaya kesehatan olahraga dan upaya kesehatan lain di puskesmas, tim pelaksana UKS dan pendidik di sekolah, guru pendidikan jasmani olahraga pelaksana UKS dan pendidik di sekolah, guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta peserta didik dan warga sekolah.

dan kesehatan serta peserta didik dan warga sekolah.

Wa billahi taufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Wa billahi taufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta,

Jakarta, Februari Februari 20132013 Direktur

Direktur Jenderal Jenderal Bina Bina Gizi Gizi dan dan KIAKIA

DR.

DR. dr. dr. Slamet Slamet Riyadi Riyadi YYuwono, uwono, DTM&H, DTM&H, MARSMARS

r

r aa, , ee rruuaarr

ktur Jenderal Bina Gizi dan KIA ktur Jenderal Bina Gizi dan KIA

(5)

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR ... iii

KATA SAMBUTAN ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar belakang... 1 B. Tujuan ... 3 C. Sasaran ... 4 D. Ruang lingkup ... 4 E. Landasan hukum ... 4 F. Definisi operasional ... 5

BAB II KEBUGARAN JASMANI ... 7

A. Komponen Kebugaran Jasmani ... 8

B. Manfaat Kebugaran Jasmani ... 9

C. Hubungan Kebugaran Jasmani dengan Prestasi Belajar ... 10

D. Pengukuran Kebugaran Jasmani ... 11

BAB III PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI ... 23

A. Aktivitas Fisik ... 23

B. Kemampuan Gerak Dasar ... 25

C. Latihan Fisik dan Olahraga yang Baik, Benar,Terukur, dan Teratur ... 29

D. Kegiatan di Sekolah... 31

1. Gerak Ringan di Dalam dan di Luar Kelas ... 31

2. Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) ... 34

3. Optimalisasi Waktu Turun Main ... 34

(6)

BAB IV UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA MELALUI UKS ... 39

A. Pendidikan Kesehatan Olahraga ... 40

B. Pelayanan Kesehatan Olahraga ... 41

C. Pembinaan Lingkungan Sekolah ... 41

BAB V INDIKATOR KEBERHASILAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI SERTA PENCATATAN DAN PELAPORAN 43 A. Indikator Keberhasilan ... 43

B. Pemantauan dan Evaluasi ... 44

C. Pencatatan dan Pelaporan ... 45

BAB VI PENUTUP ... 47

KEPUSTAKAAN ... 48

LAMPIRAN ... 49

(7)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Kebijakan pembangunan kesehatan lebih diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas. Keberhasilan pembangunan kesehatan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

Visi Kementerian Kesehatan RI berupa ” Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” perlu diwujudkan melalui misi dan strategi dengan mengimplementasikan kegiatan pada kelompok sasaran.

Salah satu upaya untuk mewujudkan visi dan misi melalui strategi tersebut adalah melalui upaya kesehatan olahraga yang tertuang dalam Undang-Undang RI nomor 36 tahun 2009 pasal 80 dan 81 yang menyatakan bahwa:

1. Upaya kesehatan olahraga ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat.

2. Peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat merupakan upaya dasar dalam meningkatkan prestasi belajar, prestasi kerja, dan prestasi olahraga.

3. Upaya kesehatan olahraga dilaksanakan melalui aktivitas fisik, latihan fisik, dan atau olahraga.

4. Upaya kesehatan olahraga lebih mengutamakan pendekatan preventif dan promotif, tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif.

(8)

5. Penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Upaya kesehatan olahraga merupakan salah satu upaya kesehatan yang  bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat termasuk anak sekolah melalui aktivitas fisik, latihan fisik dan atau olahraga. Latihan fisik dan atau olahraga dapat memberikan dampak positif bila dilakukan secara baik, benar, terukur dan teratur. Sebaliknya bila dilakukan tidak sesuai dengan kaidah tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau cedera yang mungkin akan  berakibat fatal.

Kebugaran jasmani mempunyai arti penting bagi anak usia sekolah, antara lain dapat meningkatkan fungsi organ tubuh, sosial emosional, sportivitas dan semangat kompetisi, serta mendukung prestasi belajar. Peningkatan aktivitas fisik serta melakukan latihan fisik dan olahraga yang baik, benar, terukur, dan teratur di sekolah dapat menurunkan angka kesakitan dan mendukung pendidikan karakter peserta didik. Penurunan angka kesakitan akan menurunkan biaya pengobatan dan meningkatkan jumlah kehadiran anak sekolah sehingga prestasi belajar dapat meningkat.

Masalah kegemukan dan obesitas di Indonesia terjadi pada semua kelompok umur maupun strata sosial ekonomi. Anak yang kurang melakukan aktivitas fisik dapat menjadi gemuk dan obesitas yang akan  berlanjut hingga usia dewasa. Anak usia sekolah merupakan penentu

kualitas sumber daya manusia di kemudian hari.

Hasil riskesdas tahun 2010 menunjukkan prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak usia sekolah (6-12 tahun) sebesar 9,2%. Prevalensi anak gemuk di keluarga miskin 13,7% dan di keluarga kaya 14%, sedangkan tingkat obesitas penduduk usia lebih dari 15 tahun sebesar 15%.

Tes kebugaran jasmani Indonesia yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010 pada 12.240 siswa SD, SMP, SMA/SMK di 17 provinsi menyatakan kategori tingkat kebugaran jasmani yang baik hanya 17%, sedang 38%, dan kurang 45%.

(9)

Rendahnya tingkat

Rendahnya tingkat kebugaran jasmani kebugaran jasmani dan berbagai dan berbagai masalah kesehatanmasalah kesehatan pada peserta didik sebagai akibat kurangnya menerapkan Perilaku Hidup pada peserta didik sebagai akibat kurangnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), termasuk kurang melakukan aktivitas

Bersih dan Sehat (PHBS), termasuk kurang melakukan aktivitas fisik.fisik. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (penjasorkes) di sekolah Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (penjasorkes) di sekolah mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

tujuan pendidikan.

Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Kesehatan RI perlu menyusun Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Kesehatan RI perlu menyusun Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani Peserta Didik melalui upaya Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani Peserta Didik melalui upaya Kesehatan Sekolah (UKS) bagi petugas puskesmas, agar peserta didik Kesehatan Sekolah (UKS) bagi petugas puskesmas, agar peserta didik tahu dan mau melakukan aktivitas fisik, latihan fisik dan atau olahraga tahu dan mau melakukan aktivitas fisik, latihan fisik dan atau olahraga secara baik,

secara baik, benarbenar, terukur, terukur, dan , dan teratur melalui teratur melalui pembudayaan peningkatanpembudayaan peningkatan aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani yang optimal sehingga dapat derajat kesehatan dan kebugaran jasmani yang optimal sehingga dapat meningkatkan usia harapan hidup manusia Indonesia.

meningkatkan usia harapan hidup manusia Indonesia.

B. TUJUAN

B. TUJUAN

1.

1. TTujuan ujuan Umum Umum :: T

Terwujudnya erwujudnya peserta peserta didik didik yang yang sehat, sehat, bugarbugar, , berprestasi berprestasi melaluimelalui pendidikan dan pembudayaan aktivitas fisik, latihan fisik serta pendidikan dan pembudayaan aktivitas fisik, latihan fisik serta olahraga yang baik, benar, terukur, teratur di sekolah.

olahraga yang baik, benar, terukur, teratur di sekolah. 2.

2. TTujuan ujuan Khusus Khusus :: a. Meningkatnya

a. Meningkatnya pengetahuan, pengetahuan, psikomotorpsikomotor, , sikap, sikap, dan dan perilakuperilaku peserta didik dalam meningkatkan kebugaran jasmani

peserta didik dalam meningkatkan kebugaran jasmani b. Meningkatnya

b. Meningkatnya pengetahuan, pengetahuan, psikomotorpsikomotor, , sikap, sikap, dan dan perilakuperilaku peserta didik untuk melakukan kegiatan aktivitas fisik, latihan peserta didik untuk melakukan kegiatan aktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga sehingga menjadi

fisik dan olahraga sehingga menjadi budaya hidup sehari-hari.budaya hidup sehari-hari. c. Meningkatnya

c. Meningkatnya kemandirian kemandirian peserta peserta didik didik berperilaku berperilaku hiduphidup  bersih

 bersih dan dan sehat sehat dalam dalam melakukan melakukan aktivitas aktivitas fisik, fisik, latihan latihan fisikfisik serta olahraga yang baik,

(10)

C. SASARAN

C. SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai dalam menerapkan Pedoman Pembinaan Sasaran yang ingin dicapai dalam menerapkan Pedoman Pembinaan Kebugaran bagi

Kebugaran bagi Anak Anak Sekolah melalui UKS Sekolah melalui UKS adalah :adalah : 1.

1. Penanggung jawab Penanggung jawab upaya kesehupaya kesehatan sekolah, atan sekolah, upaya kesehatanupaya kesehatan olahraga dan upaya kesehatan lain di Puskesmas

olahraga dan upaya kesehatan lain di Puskesmas 2.

2. TTim im pelaksana pelaksana UKS UKS dan dan pendidik pendidik di di sekolahsekolah 3.

3. Guru Guru pendidikan pendidikan jasmani jasmani olahraga olahraga dan dan kesehatan kesehatan (penjasorkes)(penjasorkes) 4.

4. Peserta Peserta didik didik dan dan warga warga sekolahsekolah

D. RUANG LINGKUP

D. RUANG LINGKUP

1.

1. Kebugaran Kebugaran JasmaniJasmani 2.

2. Peningkatan Peningkatan Kebugaran Kebugaran JasmaniJasmani 3.

3. Upaya Upaya Kesehatan Kesehatan Olahraga Olahraga melalui melalui UKSUKS 4.

4. Indikator Indikator KeberhasilanKeberhasilan 5.

5. Pemantauan Pemantauan dan Evaluasidan Evaluasi 6.

6. Pencatatan Pencatatan dan dan PelaporanPelaporan

E.

E. LANDASAN LANDASAN HUKUMHUKUM

1.

1. Undang-Undang Undang-Undang RI RI Nomor Nomor 20 20 TTahun ahun 2003, 2003, Pasal Pasal 3 3 tentang tentang SistemSistem Pendidikan Nasional

Pendidikan Nasional 2.

2. Undang-Undang Undang-Undang RI RI Nomor Nomor 36 36 TTahun ahun 2009, 2009, Pasal Pasal 79 79 tentangtentang Kesehatan Sekolah

Kesehatan Sekolah 3.

3. Undang-Undang Undang-Undang RI RI Nomor Nomor 36 36 TTahun 2009, ahun 2009, Bab Bab IX, IX, Pasal Pasal 80 80 dan dan 8181 tentang Kesehatan Olahraga

tentang Kesehatan Olahraga 4.

4. Peraturan Peraturan Menteri Menteri Pendidikan Pendidikan Nasional Nasional Nomor Nomor 39 39 TTahunahun 2008, Pasal 3 tentang Pembinaan Kesiswaan melalui Kegiatan 2008, Pasal 3 tentang Pembinaan Kesiswaan melalui Kegiatan Ekstrakurikuler dan Intrakurikuler

Ekstrakurikuler dan Intrakurikuler 5.

5. Surat Surat Keputusan Keputusan Bersama Bersama Menteri Menteri Pendidikan Pendidikan dan dan Kebudayaan,Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 1/U/SKB/2003, 1067/Men.Kes/SKB/VII/2003, RI Nomor 1/U/SKB/2003, 1067/Men.Kes/SKB/VII/2003, MA/230A/2003, Nomor 26 Tahun 2003, tanggal 23 Juli 2003 MA/230A/2003, Nomor 26 Tahun 2003, tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah 6.

6. Keputusan Keputusan Menteri Menteri Kesehatan Kesehatan Nomor Nomor 1429/Menkes/SK 1429/Menkes/SK XII/2006XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah

(11)

F

F. . DEFINISDEFINISI I OPERASIOOPERASIONALNAL

1.

1. Kebugaran Kebugaran jasmani jasmani adalah adalah kemampuan kemampuan tubuh tubuh seseorang seseorang untukuntuk melakukan kegiatan sehari-hari secara efektif dan efisien dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara efektif dan efisien dalam  jangka

 jangka waktu waktu relatif relatif lama lama tanpa tanpa menimbulkan menimbulkan kelelahan kelelahan yangyang  berlebihan.

 berlebihan. 2.

2. Aktivitas fisik Aktivitas fisik adalah setiap adalah setiap gerakan gerakan tubuh yang tubuh yang dapatdapat meningkatkan pengeluaran tenaga atau

meningkatkan pengeluaran tenaga atau energi.energi. 3.

3. Latihan Latihan fisik fisik adalah adalah semua semua bentuk bentuk aktivitas aktivitas fisik fisik yang yang dilakukandilakukan secara

secara terstrukturterstruktur, , terencana, terencana, dan dan berkesinambungan berkesinambungan dengandengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. 4.

4. Olahraga Olahraga adalah adalah salah salah satu satu bentuk bentuk aktivitas aktivitas fisik fisik yang yang dilakukandilakukan secara

secara terstrukturterstruktur, , terencana, terencana, dan dan berkesinambungan berkesinambungan dengandengan mengikuti aturan-aturan tertentu dan bertujuan untuk mengikuti aturan-aturan tertentu dan bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan

meningkatkan kebugaran jasmani dan prestasi.prestasi.

5. Kesehatan sekolah dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 5. Kesehatan sekolah dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 79 menyatakan bahwa Kesehatan 2009 tentang Kesehatan pasal 79 menyatakan bahwa Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga didik sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga didik  belajar

 belajar, , tumbuh, tumbuh, dan dan berkembang berkembang secara secara harmonis harmonis dan dan setinggi- setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. 6.

6. Peserta Peserta didik didik adalah adalah semua semua anak anak yang yang mengikuti mengikuti pendidikan pendidikan didi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Madrasah Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Madrasah Tsanawiyah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), Madrasah Aliyah (MA), termasuk Satuan Pendidikan Keagamaan Madrasah Aliyah (MA), termasuk Satuan Pendidikan Keagamaan yang sederajat dan setara.

yang sederajat dan setara. 7. Usaha

7. Usaha Kesehatan Kesehatan Sekolah Sekolah (UKS) (UKS) adalah adalah segala segala usaha usaha yangyang dilakukan untuk meningkatkan

dilakukan untuk meningkatkan kesehata peserta didik pada kesehata peserta didik pada jalurjalur,,  jenis,

 jenis, dan dan jenjang jenjang pendidikan pendidikan mulai mulai dari dari TK/RA TK/RA sampai sampai SMA/SMA/ SMK/MA.

SMK/MA. 8.

8. Pedoman Pedoman Pembinaan Pembinaan adalah adalah acuan acuan bagi bagi TTim Uim UKS KS untukuntuk melaksanakan dan mengembangkan UKS di wilayahnya.

(12)

KEBUGARAN JASMANI

Kebugaran jasmani dapat menggambarkan kondisi fisik seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dimana seseorang dapat melakukan tugas atau pekerjaan fisik dan tidak mudah merasa lelah saat melakukan pekerjaan atau tugas tersebut. Kebugaran jasmani tidak sama dengan kesehatan. Anak yang sehat belum tentu bugar, tetapi anak yang bugar pasti sehat. Anak yang bugar tidak mudah lelah, sehingga dapat mengerjakan tugas atau pekerjaan di sekolah lebih lama dan lebih baik. Makin tinggi tingkat kebugaran jasmani seorang anak, makin baik kemampuan fisik yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya, misalnya peserta didik setelah pulang dari sekolah masih mampu melakukan kegiatan lain seperti bermain, bersosialisasi dengan teman sebaya, menambah keterampilan mengikuti kursus-kursus tambahan dan kegiatan lain sesuai kesenangannya tanpa merasa kelelahan yang berlebihan.

Kebiasaan untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari perlu dibiasakan dan dipertahankan untuk mengurangi keluhan yang timbul akibat terlalu  banyak duduk, berdiri atau pada posisi yang sama untuk waktu yang

terlalu lama.

Aktivitas fisik sehari-hari tersebut meliputi kebutuhan gerakan tubuh untuk mengurangi penat dan kekakuan otot dan sendi agar tetap sehat

(13)

 baik di rumah, selama perjalanan, di sekolah, di tempat kerja, maupun di tempat-tempat umum.

Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh anak-anak antara lain: 1. Aktivitas fisik sehari-hari seperti berjalan kaki, berkebun, menyapu,

mencuci, mengepel, naik-turun tangga, aktivitas bermain, dll.

2. Latihan fisik seperti berlari, jogging, bermain bola, berenang, senam,  bersepeda, dll.

3. Olahraga seperti sepak bola, bulutangkis, bola basket, tenis meja, voli, futsal, dll.

Dampak positif latihan fisik atau olahraga terhadap peserta didik dapat meningkatkan kebugaran jasmani, meningkatkan kapasitas belajar anak, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit menular, serta menurunkan angka tidak masuk sekolah.

A. Komponen Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani terkait dengan kegiatan manusia dalam bergerak dan melakukan pekerjaan. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan sesuai dengan gerak dan pekerjaan yang dilakukan. Kebugaran  jasmani pada anak-anak tidak sama dengan orang dewasa.

Istilah lain dari kebugaran jasmani yang sering digunakan yaitu kesegaran jasmani dan kesamaptaan jasmani. Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani dapat dilakukan pengukuran komponennya.

Komponen kebugaran jasmani terdiri dari 2 kelompok :

- Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (Health related physical fitness), terdiri dari daya tahan jantung paru, daya tahan otot, kekuatan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh. Komponen ini sangat dominan dibutuhkan dalam olahraga masyarakat/olahraga non kompetisi.

- Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (Skill related physical fitness),  terdiri dari komponen kecepatan gerak, kelincahan, keseimbangan, waktu reaksi, koordinasi, dan daya ledak otot. Komponen ini ditambah komponen yang berhubungan dengan kesehatan, sangat dibutuhkan dalam olahraga prestasi/ olahraga kompetisi.

(14)

Komponen daya tahan jantung paru merupakan komponen dasar dan utama dari kebugaran jasmani, sehingga tes daya tahan jantung paru merupakan tes minimal harus dilakukan dalam melakukan tes kebugaran jasmani.

B. Manfaat Kebugaran Jasmani

Manfaat kebugaran jasmani dengan melakukan latihan fisik dan olahraga yang baik, benar, terukur, dan teratur dapat dilihat dari  berbagai aspek:

1. MANFAAT ASPEK FISIK

a. Memperlancar aliran darah b. Memperkuat otot jantung

c. Meningkatkan kapasitas jantung

d. Memperbaiki fleksibilitas otot dan sendi e. Memperbaiki postur tubuh

f. Menurunkan risiko tekanan darah tinggi g. Menurunkan risiko kolesterol tinggi

h. Menurunkan risiko kegemukan i. Menurunkan risiko diabetes tipe 2

j. Menurunkan risiko osteoporosis pada saat tua

k. Menurunkan risiko penyakit menular (misalnya influenza) 2. MANFAAT ASPEK PSIKOLOGIS

a. Meningkatkan rasa percaya diri  b. Membangun rasa sportivitas

c. Memupuk tanggung jawab

d. Membantu mengendalikan stres

e. Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dan mengkontrol kecemasan dan depresi

Manfaat psikologis ini dapat terlihat khususnya pada kegiatan yang dilakukan secara berkelompok.

Bagi anak-anak selain manfaat tersebut, aktivitas fisik yang teratur juga sangat bermanfaat bagi proses tumbuh kembangnya antara lain:

a. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sistem muskuloskeletal

 b. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sistem kardiorespirasi

(15)

c. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan neuromuskuler (koordinasi dan kontrol gerak)

d. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan tubuh e. Meningkatkan proses pemadatan tulang pada anak f. Mempertahankan dan mengkontrol berat badan

g. Membantu dalam perkembangan kehidupan sosial anak-anak seperti meningkatkan kepercayaan diri, interaksi sosial dan integrasi

h. Menjauhkan anak dari tingkah laku yang tidak baik bagi kesehatan seperti merokok, alkohol dan penggunaan obat terlarang

i. Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan

 j. Meningkatkan kreativitas, produktivitas dan prestasi akademik

C. Hubungan Kebugaran Jasmani dengan Prestasi Belajar

Latihan fisik dan olahraga yang dilakukan dengan baik, benar, terukur, dan teratur dapat meningkatkan suplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh sehingga berdampak pada:

1. Peningkatan kontraksi otot termasuk otot jantung yang akan meningkatkan jumlah darah ke seluruh tubuh (curah jantung per menit) dengan jumlah nadi yang cukup (kerja otot jantung lebih efisien). Hal ini akan meningkatkan pemanfaatan oksigen ke seluruh tubuh oleh organ-organ tubuh sehingga kapasitas fisik (kebugaran  jasmani) akan meningkat dan peserta didik tidak mudah lelah bila

harus belajar lebih lama.

2. Metabolisme sistem hormon tubuh lebih efisien sehingga fungsi organ-organ tubuh menjadi lebih optimal.

Kombinasi dari ke 2 hal tersebut menyebabkan kemampuan semua sistem organ-organ tubuh termasuk persarafan menjadi lebih optimal khususnya dalam daya serap seorang anak pada pelajaran. Jika kondisi ini

(16)

 berlangsung dalam jangka waktu lama diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar anak.

D. PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI

Penilaian tingkat kebugaran jasmani secara berkala melalui UKS dapat mengetahui pengaruh kegiatan kesehatan olahraga terhadap peserta didik. Tingkat kebugaran jasmani peserta didik merupakan  bagian dari penjaringan dini kesehatan yang dapat melihat sejauh mana tingkat pencapaian kebugaran jasmani melalui pendidikan  jasmani, olahraga dan kesehatan baik yang bersifat intrakurikuler

maupun ekstrakurikuler.

Tes kebugaran jasmani dapat sebagai tes penjaringan/data awal peserta didik pada awal maupun pertengahan tahun ajaran sebagai data pencapaian kegiatan pendidikan jasmani (monitoring). Pihak sekolah dapat menjadikan tes kebugaran jasmani sebagai pendukung keberhasilan peserta didik dan menjadi dasar penghargaan (reward)  bagi peserta didik yang terbaik di sekolah, serta memotivasi peserta didik agar mau meningkatkan aktivitas fisik melalui latihan fisik dan olahraga.

Pengukuran kebugaran jasmani peserta didik menggunakan instrumen Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) yang telah disepakati dan ditetapkan menjadi suatu instrumen yang sesuai dengan kondisi anak Indonesia dan berlaku di Indonesia.

Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) merupakan suatu perangkat tes lapangan untuk anak usia 6-19 tahun, yang dibagi ke dalam empat kelompok usia yaitu kelompok usia 6-9 tahun, kelompok usia 10-12 tahun, kelompok usia 13-15 tahun, dan kelompok usia 16-19 tahun. Setiap kelompok usia berdasarkan jenis kelamin merupakan rangkaian tes yang masing-masing terdiri dari 5 (lima) butir tes yang harus dilakukan secara berurutan.

(17)

Tabel 1

Rangkaian TKJI Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin

Butir Tes 6-9 tahun 10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun

Putera Puteri Putera Puteri Putera Puteri Putera Puteri

1. Lari cepat 30 m 30 m 40 m 40 m 50 m 50 m 60 m 60 m

2a. Gantung siku tekuk v v v v v - v

-2b. Gantung angkat tubuh - - - v - v

3. Baring duduk 30” 30” 30” 30” 60” 60” 60” 60”

4. Loncattegak v v v v v v v v

5. Lari jarak sedang 600 m 600 m 600 m 600 m 800 m 1000m 1000m 1200m

Uraian setiap butir tes dalam rangkaian TKJI beserta alat dan fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan termasuk cara melaksanakan tes secara umum adalah sebagai berikut:

A. BATEREI TEST 

Kebugaran jasmani merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang berhubungan dengan kemampuan dan kesanggupan tubuh untuk berfungsi dalam pekerjaan dan bergerak secara optimal dan efisien. Kebugaran jasmani bersifat individual yang berbeda antara anak dengan orang dewasa. Pengukuran kebugaran jasmani dilakukan dengan instrumen tes kebugaran jasmani.

Tes kebugaran jasmani bagi peserta didik dapat dilaksanakan sebagai  bagian dari penjaringan kesehatan pada awal tahun pelajaran dan

sebagai monitoring pada akhir semester genap.

Dalam Lokakarya Kebugaran Jasmani tahun 1984 Tes Kesegaran  Jasmani Indonesia (TKJI) disepakati dan ditetapkan sebagai suatu instrumen untuk pengukuran kebugaran jasmani yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia.

TKJI dapat dilakukan setelah peserta didik dinyatakan sehat pada pemeriksaan penjaringan dini oleh dokter puskesmas.

Pelaksanaan butir tes dalam rangkaian TKJI yang disusun sesuai dengan kondisi anak Indonesia menurut kelompok umur berdasarkan

(18)

 jenis kelamin berbeda pada tiap kelompok umur, sehingga perlu memperhatikan butir tes per kelompok umur dan jenis kelamin.

TKJI dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut:

1. Kelompok usia 6-9 tahun Putera-Puteri

a. Lari cepat 30 meter b. Gantung siku tekuk c. Baring duduk 30 detik d. Loncat tegak

e. Lari jarak sedang 600 meter

2. Kelompok usia 10-12 tahun Putera-Puteri

a. Lari cepat 40 meter  b. Gantung siku tekuk

c. Baring duduk 30 detik d. Loncat tegak

e. Lari jarak sedang 600 meter

3. Kelompok usia 13-15 tahun Putera:

a. Lari cepat 50 meter

b. Gantung angkat tubuh 60 detik c. Baring duduk 60 detik

d. Loncat tegak

e. Lari jarak sedang 1000 meter

  Puteri:

a. Lari cepat 50 meter b. Gantung siku tekuk c. Baring duduk 60 detik d. Loncat tegak

e. Lari jarak sedang 800 meter

4. Kelompok usia 16-19 tahun Putera:

a. Lari cepat 60 meter

b. Gantung angkat tubuh 60 detik c. Baring duduk 60 detik

(19)

d. Loncat tegak

e. Lari jarak sedang 1200 meter

  Puteri:

a. Lari cepat 60 meter b. Gantung siku tekuk c. Baring duduk 60 detik d. Loncat tegak

e. Lari jarak sedang 1000 meter

Petunjuk Umum

1. Peserta didik

a. Tes ini mengeluarkan banyak energi, sehingga peserta didik harus dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes.

b. Sudah makan minimal 2 jam sebelum melaksanakan tes. c. Memakai pakaian dan sepatu olahraga.

d. Mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes.

e. Melakukan latihan pemanasan  (warming up) dipimpin petugas pelaksana sebelum melaksanakan tes.

f. Bila tidak melaksanakan  1 butir tes dinyatakan gagal.

2. Petugas Pelaksana

a. Menjelaskan cara pelaksanaan tes.

b. Memimpin latihan pemanasan (warming up).

c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba gerakan tes.

d. Memperhatikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir tes berikutnya secepat mungkin.

e. Memberi nomor dada yang jelas dan mudah dilihat oleh petugas pelaksana.

f. Peserta didik yang tidak mampu melakukan gerakan tes diberi nilai 0 (nol).

g. Mencatat hasil tes dengan menggunakan formulir perorangan atau gabungan.

Alat dan Fasilitas

Alat dan fasilitas yang dipersiapkan:

(20)

 berikut:

a. Lintasan lari yang lurus, datar dan tidak licin sepanjang minimum 70 meter

b. Lintasan lari yang datar dan tidak licin untuk lari 1200 meter (lintasan lari yang ideal adalah lintasan atletik yang kelilingnya 400 meter)

c. Tiang/palang tunggal untuk bergantung setinggi minimal 180 cm d. Dinding/papan berskala untuk loncat tegak (vertical jump) dengan

landasan yang datar dan tidak licin 2. Tiang pancang untuk rambu lintasan lari 3. Papan skala loncat tegak

4. Bendera start (1 buah) 5. Nomor dada

6. Matras/alas untuk baring duduk

7. Format TKJI dalam Formulir Penjaringan Kesehatan Peserta Didik (Lampiran 4/5)

8. Stopwatch 9. Peluit

10. Alat tulis (untuk setiap petugas pengambil data) 11. Papan jalan (untuk setiap petugas pengambil data)

12. Serbuk kapur/bedak bubuk/magnesium bikarbonat warna putih 13. Penghapus papan loncat tegak

Ketentuan Pelaksanaan

1. TKJI ini merupakan satu rangkaian tes (baterei test), oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan secara berurutan dan tidak terputus-putus.

2. Urutan pelaksanaan sesuai dengan kelompok usia dan jenis kelamin sebagai berikut:

a. Pertama : Lari cepat (30, 40, 50 atau 60 meter)

b. Kedua : Gantung siku tekuk atau gantung angkat tubuh c. Ketiga : Baring duduk 30 atau 60 detik

d. Keempat : Loncat tegak

e. Kelima : Lari jarak menengah 600, 800, 1000 atau 1200 meter

Pelaksanaan Tes

1. Lari cepat (30, 40, 50 atau 60 meter)

(21)

b. Sikap permulaan: peserta berdiri di belakang garis start. c. Pelaksanaan gerakan:

1) Pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari.

2) Pada aba-aba “ya” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish, menempuh jarak 30, 40, 50 atau 60 meter sesuai kelompok usia dan jenis kelamin.

Catatan:

Lari diulang bila ada:

a) pelari yang mencuri start

b) pelari tidak melewati garis finish c) pelari terganggu dengan pelari lain d. Pengukuran waktu:

Pengukuran waktu tempuh dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish.

e. Pencatatan hasil:

1) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak yang ditentukan.

2) Waktu tempuh dicatat dalam satuan waktu detik. 3) Waktu tempuh dicatat satu angka di belakang koma.

2. Gantung Siku Tekuk

a. Tujuan: untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu

b. Sikap permulaan:

Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan  berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak

tangan menghadap ke wajah. c. Pelaksanaan gerakan:

(22)

palang sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk. Dagu  berada di atas palang tunggal.

d. Pencatatan hasil:

Hasil yang dicatat adalah lamanya waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tersebut di atas. Waktu yang dicapai dihitung dalam satuan detik.

Catatan:

Peserta yang tidak dapat melakukan gerakan di atas secara sempurna, dinyatakan tidak mampu atau gagal, dan hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol).

3. Baring Duduk (30 atau 60 detik)

a. Tujuan: untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut b. Sikap permulaan:

1) Peserta berbaring telentang dengan belakang bahu menyentuh lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut ± 900, telapak kaki menapak lantai, lengan ditekuk di atas bahu dan telapak tangan diletakkan pada telinga (jari hanya menempel telinga).

2) Petugas/peserta lain memegang atau menahan kedua pergelangan kaki agar kaki tidak terangkat.

c. Pelaksanaan gerakan:

1) Pada aba-aba “ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk sehingga kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permulaan sampai belakang bahu menyentuh lantai.

2) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat selama 30 atau 60 detik sesuai kelompok usia.

(23)

d. Pencatatan hasil:

1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 atau 60 detik.

2) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol).

Catatan:

Gerakan tidak dihitung, bila: a) Tangan terlepas dari telinga

b) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha

c) Saat kembali berbaring bahu tidak menyentuh lantai d) Mempergunakan siku untuk membantu menolak tubuh

4. Loncat Tegak

a. Tujuan: untuk mengukur tenaga eksplosif. b. Sikap permulaan;

1) Terlebih dahulu taburi/bubuhi ujung jari tangan kanan (tangan kiri bagi yang kidal) dengan serbuk kapur atau bedak bubuk atau magnesium bikabonat berwarna putih.

2) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, lengan kanan (lengan kiri bagi yang kidal) merapat ke dinding, papan skala  berada di samping kanan atau kiri atasnya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus keatas, telapak tangan dengan jari-jari tegak lurus ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan ujung jari tangannya. c. Pelaksanaan gerakan:

1) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan jari tangan yang berkapur sehingga meninggalkan bekas raihan. 2) Ulangi loncatan ini sampai 3 kali dengan selang istirahat sekitar

(24)

5-10 detik. d. Pencatatan hasil:

1) Catat jangkauan raihan tertinggi (sebelum meloncat) = X 2) Catat tinggi rata-rata ketiga raihan hasil loncatan = Y

3) Hasil loncatan = selisih hasil tinggi raihan loncatan dikurangi hasil raihan sebelum meloncat (Y - X)

4) Ambil hasil selisih raihan yang tertinggi, catat dalam satuan sentimeter tanpa angka di belakang koma.

5. Lari jarak sedang (600, 800, 1000 atau 1200 meter)

a. Tujuan: untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah, dan paru-paru.

b. Sikap permulaan: peserta berdiri di belakang garis start. c. Gerakan

1) Pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari.

2) Pada aba-aba “ya” peserta lari dengan kesecepatan konstan menuju garis finish, menempuh jarak 600, 800, 1000 atau 1200 meter sesuai kelompok usia dan jenis kelamin.

Catatan:

Lari diulang bila:

a) ada pelari yang mencuri start b) pelari tidak melewati garis finish d. Pencatatan Hasil

1) Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish.

2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta menempuh jarak yang telah ditentukan. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.

(25)

Cara Penilaian

a. Hasil Kasar

Prestasi setiap butir tes yang dicapai oleh peserta yang telah mengikuti tes tersebut “hasil kasar”. Tingkat kebugaran jasmani peserta tidak dapat dinilai secara langsung berdasarkan prestasi yang telah dicapai, karena satuan ukuran yang dipergunakan masing-masing butir tes tidak sama, yaitu:

1) Untuk butir tes lari dan gantung siku tekuk mempergunakan satuan ukuran waktu (menit dan detik).

2) Untuk butir tes baring duduk dan gantung angkat tubuh, mempergunakan satuan ukuran jumlah ulangan gerak (beberapa kali).

3) Untuk butir tes loncat tegak, mempergunakan satuan ukuran tinggi (sentimeter).

 b. Nilai Tes

1) Hasil kasar yang masih merupakan satuan ukuran yang berbeda- beda tersebut, perlu diganti dengan satuan ukuran yang sama.

Satuan ukuran ini adalah “Nilai”.

2) Setelah hasil kasar tiap butir tes diubah menjadi nilai, langkah  berikutnya adalah menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir tes tersebut untuk menentukan klasifikasi kebugaran jasmani peserta. 3) Klasifikasi nilai tes dapat dilihat dalam Tabel Penilaian TKJI (lihat

Lampiran 1).

B. Single Test 

Bila rangkaian TKJI tidak dapat dilakukan karena berbagai kendala seperti fasilitas tidak ada atau kemampuan SDM terbatas, maka dapat dipilih tes lari jarak menengah saja sesuai kelompok usia dan  jenis kelamin sebagai Single Test yaitu tes lari 1000 meter untuk 10-12 tahun putera/puteri, 1600 meter untuk 13-19 tahun putera/ 

(26)

puteri  untuk menilai kemampuan jantung-paru sebagai komponen kebugaran jasmani yang paling dominan. Tes lari jarak menengah ini dapat juga dilaksanakan sebagai bagian dari monitoring. Klasifikasi nilai tes dapat dilihat dalam Tabel Penilaian Single Test (lihat Lampiran 2).

a. Tujuan: untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah, dan paru-paru.

b. Sikap permulaan: peserta berdiri di belakang garis start. c. Gerakan

1) Pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari.

2) Pada aba-aba “ya” peserta lari dengan kesecepatan konstan menuju garis finish, menempuh jarak 1000 atau 1600 meter sesuai kelompok usia dan jenis kelamin.

Catatan:

Lari diulang bila:

a) ada pelari yang mencuri start b) pelari tidak melewati garis finish d. Pencatatan Hasil

1) Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish.

2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta menempuh jarak yang telah ditentukan. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.

3) Klasifikasi nilai tes dapat dilihat dalam Tabel Penilaian Single Test (lihat Lampiran 2).

(27)

PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI

A. AKTIVITAS FISIK

Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan pembangunan suatu negara yang perlu ditingkatkan melalui upaya peningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani. Upaya peningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani melalui progam-program aktivitas fisik yang baik, benar, terukur, dan teratur selayaknya sudah dilakukan sejak usia dini. Upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia, harus dilakukan melalui proses pendidikan dan pembudayaan sikap dan kesadaran setiap individu untuk selalu berperilaku hidup sehat dan aktif, yang selanjutnya menjadi suatu kebiasaan dan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Aktivitas fisik, latihan fisik, dan olahraga bertujuan mendidik peserta didik untuk memelihara kesehatan dan kebugaran jasmani, meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak, membentuk karakter dan kematangan pribadi untuk mencapai suatu prestasi tertentu.

Saat ini masyarakat Indonesia menghadapi era globalisasi dengan teknologi mutakhir yang menyebabkan setiap individu (termasuk peserta didik) cenderung kurang bergerak. Sarana transportasi yang canggih, pola makan “junk food”, kebiasaan menonton televisi dalam waktu lama, lahan bermain/berolahraga yang semakin sempit dan terisi oleh pembangunan mall/bangunan-bangunan komersial, sekolah yang tidak memiliki halaman bermain, waktu bermain di sekolah yang tersita oleh jam pelajaran yang padat dan melelahkan serta kurikulum sekolah yang kurang memperhatikan pentingnya aktivitas fisik bagi peserta didik semakin mendorong peserta didik kurang bergerak, menjadi gemuk dan tingkat kebugaran jasmaninya rendah.

(28)

Kementerian Pendidikan Nasional melalui unit kerja Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani pernah meluncurkan suatu Program “Gerakan Hidup Aktif Nasional (GERHANA)” yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan Nasional pada tanggal 27 Mei 2007 di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Pelaksanaan program ini digulirkan sejak tahun 2008 sampai dengan 2010.

GERHANA adalah suatu gerakan hidup aktif bagi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan (masyarakat sekolah) agar menerapkan pola hidup aktif dalam kehidupan sehari-hari secara teratur baik di sekolah maupun di luar sekolah sehingga tercapai kualitas jasmani yang baik guna menghasilkan Insan Indonesia yang Sehat, Bugar dan Cerdas.

Berbagai bentuk aktivitas fisik yang dirancang bagi masyarakat sekolah tanpa mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah, yaitu:

1. Pembukaan

Kegiatan pembukaan GERHANA melibatkan Kepala Daerah dan pejabat terkait di setiap daerah dalam rangka sosialisasi pelaksanaan gerakan hidup aktif bagi masyarakat sekolah khususnya dan masyarakat di setiap daerah di Indonesia pada umumnya.

2. Kegiatan harian di sekolah

a. Gerak ringan/peregangan/senam ringan sebelum masuk kelas (5-10 menit).

b. Gerak ringan di antara jam pelajaran untuk mengurangi rasa jenuh dan mengantuk.

c. Optimalisasi waktu luang pada waktu istirahat melalui kegiatan-kegiatan rekreatif yang merangsang aktivitas fisik dan kegembiraan anak-anak. Terdiri dari:

- Permainan khas daerah - Olahraga tradisional - Rekreasi pendidikan

- Kesenian (musik, tari dan lain-lain) d. Gerakan lingkungan bersih

  seperti:

- membersihkan kelas dan lingkungan sekolah - membersihkan sarana belajar-mengajar

(29)

- mengadakan lomba kebersihan, permainan rekreatif, dan olahraga

3. Penugasan di luar lingkungan sekolah: peserta didik diberi tugas mencatat semua aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari sepulang sekolah, ke dalam buku catatan aktivitas harian (lampiran).

4. Dialog interaktif dirancang agar peserta didik dapat memahami arti dan makna pola hidup aktif terkait dengan peningkatan derajat kesehatan.

5. Workshop di kalangan penentu kebijakan tingkat sekolah dalam rangka menyusun plan of action program aktivitas fisik di sekolah. 6. Tes Kebugaran Jasmani, berupa tes lari 1000 meter untuk peserta didik

tingkat SD dan tes lari 1600 meter bagi peserta didik tingkat SMP dan SMA.

B. KEMAMPUAN GERAK DASAR

Pengembangan dan penyempurnaan gerak dasar penting bagi peserta didik di usia sekolah, sehingga peserta didik harus mendapat kesempatan bergerak yang cukup agar terjamin pertumbuhan dan perkembangan motorik melalui kemampuan gerak dasar optimal yang didukung proses untuk mendapat kesenangan melalui gerak. Gerak dasar merupakan pengulangan gerak yang dilakukan terus-menerus dari kebiasaan dan dasar dari pengalaman dan lingkungan. Kemampuan gerak yang baik dapat mempersiapkan anak untuk mengeksploitasi dirinya untuk menghadapi gerak kehidupan termasuk gerak untuk kepentingan akademik sehingga penanaman motorik dasar yang benar dan pengembangan kemampuan motorik yang optimal memerlukan diagnosis dini dan berkala agar pengembangan kemampuan motorik anak dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan individu.

Kemampuan gerak dasar adalah serangkaian gerak yang digunakan untuk melakukan gerak yang azasi seperti berlari, melompat, melempar dan meloncat yang terdiri dari bentuk gerak lokomotor, non lokomotor dan manipulasi. Gerak lokomotor adalah gerakan  berpindah tempat dengan bagian tubuh tertentu ikut bergerak dan  berpindah tempat, seperti berjalan, berlari, melompat. Gerak non lokomotor adalah gerakan tidak berpindah tempat dengan tubuh

(30)

tertentu saja yang digerakkan tanpa berpindah tempat, seperti mendorong, menarik, menekuk, memutar. Manipulasi adalah gerakan dengan obyek yang digerakkan oleh segmen tubuh, seperti melempar, menangkap, menendang, memukul.

Gerakan motorik menyebabkan terjadinya suatu gerakan yang melibatkan otot, sendi, saraf dan otak yang berinteraksi positif, saling  berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi untuk mencapai

kondisi motorik yang lebih sempurna.

Kemampuan motorik adalah perlengkapan dasar yang dimiliki seseorang sejak lahir untuk melakukan tugas-tugas di kehidupan yang sebenarnya dan ditentukan oleh pengalaman sebelumnya, sedangkan keterampilan motorik adalah ketangkasan sesorang untuk melakukan tugas-tugas yang khas dan dapat dipelajari.

Tabel 2

Perbedaan Kemampuan dan Keterampilan Motorik menurut Schmidt (1991)

Kemampuan Motorik Keterampilan Motorik

- Sifat bawaan

- Cenderung tetap dan bertahan lama

- Jumlah sekitar 50 jenis - Mendasari beberapa

perbedaan keterampilan

- Berkembang karena latihan - Berubah dengan latihan - Jumlah tidak terhitung - Tergantung beberapa

kemampuan

 Jadi kemampuan dasar dianggap sebagai pemberi andil utama untuk meraih sukses dalam tugas gerak yang lebih khusus di masa mendatang. Penilaian kemampuan dasar peserta didik 6-9 tahun lebih menekankan pada kualitas suatu gerakan, sedangkan peserta didik 10-12 tahun lebih menekankan pada kuantitas karena anak telah memasuki masa kematangan motorik dasar.

Latihan keterampilan gerak dasar dapat meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani anak bermanfaat untuk:

(31)

 b. menghaluskan gerakan dasar

c. mengalihkan bentuk-bentuk gerakan dasar dari suatu tempat ke tempat lainnya

d. mengembangkan kemampuan untu bertindak di dalam melakukan  bentu gerakan secara lebih terampil

e. menerapkan berbagai bentuk gerakan dengan lebih mudah dan efisien di dalam lingkungan

f. mempertahankan keseimbangan di dalam melakukan berbagai  bentuk gerakan

g. memperoleh bentuk-bentuk gerakan yang baru h. dapat diterapkan dalam berbagai cabang olahraga i. membina dan meningkatkan kesegaran jasmani

 j. meningkatkan kesanggupan anak-anak dalam memfungsikan dirinya, serta tindakannya di lingkungan sesuai dengan tingkat pengembangan dan kemampuan jasmaninya.

Peserta didik sekolah dasar perlu diperkenalkan dengan gerak dasar yang dapat dilatih beserta variasi gerakannya untuk menyempurnakan kecakapan melakukan gerak dasar tersebut melalui 4 gerak dasar sebagai  berikut:

1. Gerak Dasar Lari

Berlari adalah gerakan tubuh melangkah di mana pada suatu saat seluruh kaki tidak menginjak tanah. Secara alamiah setiap orang normal dapat berjalan atau lari tanpa mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Gerak dasar lari diawali dengan  berjalan sehingga perlu sikap dan gerakan berjalan yang benar perlu dipelajari dan dilatihkan sejak anak masih kecil karena gerakan  berjalan yang benar akan memberikan efisiensi tenaga sehingga orang

tidak cepat mengalami kelelahan.

Teknik berjalan yang benar sebagai berikut:

a. Posisi tubuh tegak, susunan tulang belakang lurus, kepala tegak, tengkuk bahu lurus segaris dengan badan dagu sedikit ditarik, pandangan lurus ke depan.

b. Dada ditarik terbuka, pernapasan dilakukan dengan perut, pandangan mata lurus ke depan.

(32)

ayunan dimulai dari sendi bahu dan sendi siku.

d. Kaki melangkah ke depan bergantian dengan tumit terkadang terangkat, menolak pada pangkal jari.

e. Kaki ayun diangkat ke depan dengan lutut sedikit ditekuk, menapak pada tumit, telapak dan ujung jari kaki yang mengarah lurus ke depan (tidak serong ke luar atau serong ke dalam)

f. Kaki yang semula menjadi kaki tumpu, ganti menjadi kaki ayun. g. Gerakan langkah kaki berlangsung susul-menyusul bergantian

disertai dengan ayunan lengan yang serasi dengan gerak kaki, pandangan mata lurus ke depan.

Gerak dasar berlari merupakan perkembangan dari gerakan berjalan. Gerakan berlari memerlukan kekuatan otot kaki dan koordinasi yang lebih baik. Kekuatan otot kaki diperlukan untuk menjejakkan satu kaki tumpu agar terjadi gerakan melayang (kedua kaki tidak menginjak tanah), kemudian menahan berat badan pada kaki lainnya pada saat mendarat, dan dilanjutkan dengan menjejakkan kaki untuk gerakan langkah berikutnya. Koordinasi antara otot penggerak dan otot yang  berlawanan pada saat kaki melangkah diperlukan agar perpindahan satu langkah berikutnya yang relatif cepat bisa dilakukan dengan lancar dan berkesinambungan.

Variasi gerak dasar lari:

b. Berlari dengan rintangan

c. Berlari dengan sikap awal yang berbeda d. Dikejar

e. Mengejar f. berlari cepat g. Mendaki

h. Berlari sambung

2. Gerak Dasar Lempar

Melempar adalah suatu gerakan mengarahkan benda yang dipegang dengan cara mengayunkan tangan ke arah tertentu, menggunakan kekuatan tangan dan lengan, serta koordinasi beberapa gerakan. Pembentukan gerak dasar melempar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan melakukan gerakan dengan anggota tubuhnya agar terampil menggunakan alat yang sesuai dengan usia dan kemampuannya.

(33)

Variasi gerak dasar lempar:

a. Melempar ke sasaran yang telah ditentukan b. Melempar dari samping

c. Melempar jauh melalui atas kepala d. Melempar dengan 2 tangan

e. Menggelinding di atas tanah

3. Gerak Dasar Lompat

Melompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat bertumpu pada satu kaki dan mendarat pada kaki atau anggota tubuh lain dengan keseimbangan yang baik.

Variasi gerak dasar lompat: a. Melompat jauh

b. Melompat tanpa gerakan awal c. Melompat dengan gerakan awal

4. Gerak Dasar Loncat

Meloncat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat bertumpu pada dua kaki dan mendarat pada kaki atau anggota tubuh lain dengan keseimbangan yang baik.

Variasi gerak dasar loncat:

a. Meloncat dengan tali diletakkan lurus sejajar b. Meloncat dengan simapi yang disusun berjajar c. Meloncat melewati balok

C. LATIHAN FISIK ATAU OLAHRAGA BAIK, BENAR, TERUKUR, DAN TERATUR

Latihan fisik atau olahraga dapat memberikan hasil yang optimal bagi peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani anak sekolah, maka perlu mengikuti kaidah-kaidah baik, benar, terukur, dan teratur. Penjelasan kaidah tersebut sebagai berikut:

(34)

1. Olahraga yang baik

- Olahraga yang dimulai sejak usia dini dan tetap dilakukan hingga usia lanjut.

- Olahraga yang dilakukan sesuai dengan kondisi fisik yang secara medis mampu melakukannya, sehingga tidak menimbulkan dampak yang merugikan.

Contoh: Penderita obesitas tidak dianjurkan jogging atau lari karena dapat menimbulkan cedera pada sendi lutut dan persendian penyangga tubuh lainnya

- Olahraga hendaknya dilakukan secara bervariasi sesuai dengan kesenangan dan kemampuan peserta didik.

2. Olahraga yang benar

Dilakukan secara bertahap, dimulai dari latihan pemanasan dengan latihan peregangan 5-10 menit, diikuti latihan inti 20-60 menit, dan diakhiri latihan pendinginan dengan latihan peregangan selama 5-10 menit.

Latihan yang berat memerlukan latihan pemanasan, latihan peregangan, dan latihan pendinginan lebih lama.

3. Olahraga yang terukur

- Olahraga yang dilakukan dengan mengukur Denyut Nadi Latihan (DNL).

- Denyut Nadi Maksimal (DNM) untuk usia kurang dari 20 tahun dihitung berdasarkan rumus: 208 - (0.7 x umur) kali per menit.

- Contoh untuk anak usia 10 tahun

Denyut Nadi Maksimalnya: 208 - (0.7 x 10) kali per menit = 208 - 7 = 201 kali per menit.

- Denyut Nadi Latihan yang direkomendasikan sesuai dengan hasil tingkat kebugaran jasmani adalah:

a. Kurang : 35-59% denyut jantung maksimal b. Cukup : 60-79% denyut jantung maksimal c. Baik : 80-89% denyut jantung maksimal d. Baik Sekali : >90% denyut jantung maksimal

- Lama latihan dimulai semampunya, ditambah bertahap secara perlahan-lahan. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh (endurance) perlu waktu antara 20-60 menit, sedangkan untuk membakar lemak perlu waktu lebih lama (lebih dari 1 jam).

(35)

4. Olahraga yang teratur

Menurut WHO aktivitas fisik dibagi 4 kategori:

- Hidup aktif: setiap hari melakukan aktivitas ringan sampai sedang selama 10 menit atau lebih.

- Aktivitas untuk sehat: setiap hari melakukan aktivitas sedang sampai berat selama 30 menit atau lebih.

- Latihan fisik untuk bugar: seminggu 3-5 kali melakukan aktivitas sedang sampai berat selama 20 menit atau lebih.

- Latihan fisik untuk olahraga: durasi dan frekuensi tergantung tingkat kebugaran jasmani seseorang dengan latihan terprogram.

D. KEGIATAN DI SEKOLAH

1. Gerak Ringan Sebelum Mulai Jam Pelajaran (di dalam kelas dan di luar kelas)

Latihan Senam Ringan Untuk Anak Sekolah

Nama senam : ”YOO GERAK”

Lagu : Aku Seorang Kapiten Durasi : 2 menit 23 detik

Lokasi : dalam kelas

Waktu pelaksanaan : sebelum mulai belajar dan pada waktu istirahat Hitungan : lambat Intro : 8-8 8-8-8-8 / 8-8 8-8-8-8 / 8-8   8-8-8   Intro

2 x 8 Posisi berdiri di belakang meja belajar, kaki rapat tepuk meja untuk melatih “Rhythm” (Kepekaan Irama) 6 x tepuk meja sesuai irama cepat + 3 x tepuk meja cepat hitungan 7 & 8

(36)

Latihan I

1 x 8 Masih di posisi berdiri, kaki rapat

Angkat tangan kanan ke atas dan turunkan Ulangi angkat tangan kiri ke atas dan turunkan

Angkat kedua tangan dengan jari-jari tangan menyentuh bahu, angkat lurus ke atas, buka lurus ke samping sejajar bahu dan turunkan ke  bawah di samping paha

Ulangi mulai tangan kiri. Latihan II

Buka kaki kanan ke samping di posisi kuda-kuda dengan siap memegang buku

1x8 Angkat buku di depan dengan posisi siku menekuk hitungan 1 Rotasi badan ke sisi kanan (2) kembali ke depan (3)

Rotasi badan ke sisi kiri (4) kembali ke depan (5)

Miringkan kepala ke kanan dan ke kiri (6-7) kembali ke meja (8) 1 x 8 Ulangi ke arah kiri

Latihan III

Posisi kaki terbuka (posisi kuda-kuda), masih memegang buku

1 x 8 Angkat kedua tangan ke atas (1), miringkan badan ke kanan (2) kembali tegak (3), miringkan badan ke kiri (4), kembali tegak (5), tekuk siku sampai buku berada di belakang kepala (6), luruskan ke atas (7) dan kembali ke bawah (8).

1 x 8 Ulangi ke arah kiri, hitungan 8 terakhir sambil menutup kaki kanan ke arah kaki kiri.

Latihan IV Tanpa Buku

1 x 8 marching di tempat 6 hitungan (1-6) + 3 marching pada hitungan (7 & 8)

(seperti rhythm sebelumnya pada introduction)

1 x 8 lakukan sebanyak 4 set dengan tangan ayun natural. Latihan V

1 x 8 Pindahkan berat badan ke arah kanan kembali ke tengah dan kiri  bergantian sebanyak 4 x, tangan diayun natural ke arah sebaliknya  jinjit dengan mengangkat kedua tangan dari depan lurus ke atas

(37)

dan kembali turunkan tumit sambil tangan turunkan lurus melalui samping ke bawah.

1 x 8 ulangi pindahkan berat badan ke arah kiri-kanan-kiri dan kanan saja (tanpa jinjit).

Hitungan 1-4 ambil penggaris sambil duduk di kursi hitungan 5-8. Latihan VI

Duduk di kursi, memegang penggaris di posisi horizontal.

1 x 8 Luruskan kaki kanan ke depan dan kembali, kedua tangan luruskan ke depan dan kembali ke depan dada dengan siku menekuk ke samping.

Ulangi dengan kaki kiri

Ulangi gerakan kaki ke depan kanan dan kiri seperti di atas, dengan kedua tangan luruskan ke atas dan kembali ke depan dada dengan siku menekuk ke samping.

1 x 8 Marching di tempat duduk 6 hitungan (1-6) + 3 marching pada hitungan (7 & 8), seperti rhythm sebelumnya (tangan tetap di posisi sebelumnya)

Berdiri tegap dengan kedua tangan ke atas memegang penggaris hitungan (5-6) dan duduk kembali dengan tangan kembali di depan dada hitungan (7-8).

2 X 8 Ulangi latihan VII dimulai dengan kaki kiri, hanya pada hitungan 7, 8 terakhir tidak duduk kembali (tetap berdiri), turunkan tangan ke  bawah.

  Penutup Latihan VII

1 X 8 kaki kanan buka ke samping sambil tangan kanan membuat  bentuk ½ lingkaran dengan penggaris ke arah kiri, ulangi dengan tangan kiri membuat ½ lingkaran ke arah kanan dan dilanjutkan dengan kedua tangan bertemu di atas memegang penggaris dan tutup kaki kanan ke arah kiri sambil menurunkan tangan ke depan dada memegang penggaris.

(38)

2. Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)

SKJ pada hari Jumat pagi tetap menggunakan Senam Kesegaran  Jasmani Usia Sekolah Dasar tahun 1995 yang diproduksi oleh Direktorat Keolahragaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 067/U/1995. Senam tersebut sudah diperbarui tahun 2012 dalam 2 versi yaitu versi latihan ± 16 menit (2 set) dan versi lomba ± 9 menit (1 set) serta sudah disosialisasikan ke seluruh Indonesia sebagai kegiatan rutin sekolah maupun lomba tingkat nasional.

3. Optimalisasi waktu turun main

 Jam istirahat di sekolah adalah waktu turun main yang dinanti-nanti oleh peserta didik untuk bermain dengan teman-temannya. Aktivitas fisik dalam bentuk permainan atau bermain pada jam istirahat atau turun main perlu diperkenalkan pada anak sekolah sedini mungkin untuk mendapat manfaat peningkatan aktivitas fisik bagi anak sekolah. Bentuk kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan dan minat anak yang dapat menumbuhkan sifat kejujuran, sportivitas, sikap memegang teguh aturan atau kebiasaan yang berlaku. Kegiatan ini dapat juga mengembangkan  budaya setempat dengan memperkenalkan model-model

permainan daerah.

Aneka permainan dapat dikembangkan dan dilakukan di dalam maupun di luar gedung sesuai dengan lahan yang dimiliki sekolah. Setiap daerah mempunyai permainan yang spesifik maupun yang sama dengan daerah lain, sehingga sekolah dapat memfasilitasi sarana prasarana untuk bermain anak sesuai kemampuan.

Beberapa contoh permainan yang dapat dilakukan di sekolah, antara lain:

a. Permainan Engrang

Permainan ini mengandung unsur ketangkasan, kecepatan, keseimbangan, dan ketekunan. Permainan ini menggunakan  bambu panjang (± 3 meter) yang dilengkapi dengan pijakan dari salah satu ruas bambu atau papan dari kayu. Bentuk lain engrang ada yang terbuat dari tempurung kelapa yang dibelah menjadi

(39)

dua sehingga menyerupai setengah bola, kemudian di tengahnya diberi lubang untuk diberi tali agar pemakai dapar mengangkat tempurung tersebut pada saat dimainkan.

b. Permainan Tali

Pemainan ini menggunakan seutas tali sepanjang ± 2-3 meter untuk perorangan dan 6 meter untuk 2 orang yang diputar oleh 2 orang pada kedua ujungnya. Pada saat tali diputar, satu atau dua orang anak serentak masuk dan melompat mengikuti putaran tali. Permainan ini dimulai dengan undian (som atau hompimpa) untuk menentukan urutan pemain yang melompat lebih dulu, dua pemain yang urutan terakhir bertugas memutar tali.

c. Permainan Tejek-tejekan/Demprak

Permainan ini mengandung unsur ketekunan, kesabaran dan perasaan halus. Permainan ini banyak dilakukan oleh anak-anak perempuan berumur 7-12 tahun di halaman dengan menggambar 10 petak di atas tanah. Jumlah pemain minimal 2 orang. Alat yang digunakan adalah pecahan genteng (disebut kuju).

Pertama-tama semua kuju milik peserta diletakkan di petak pertama. Pemenang pertama dalam sut bermain lebih dahulu

(40)

dengan cara melempar kuju ke petak kedua. Jika kuju mengenai sasaran maka pemain boleh melakukan permainan dengan jalan  bertejek mengangkat kaki sebelah ke atas sambil

melompat-lompat ke petak kedua sampai petak terakhir. Pada waktu kembali kuju diambil di petak ketiga selanjutnya bertejek lagi sampai petak kesatu, tetapi petak kesatu kuju lawan tidak boleh terinjak. Andaikata ini berhasil maka kuju dilempar lagi ke petak ketiga, kemudian bertejek lagi seperti semula sampai ke petak yang terakhir dan jika berhasil maka akan diberi penghargaan bintang yang digambarkan di dalam petak tersebut sesuai keinginan pemain. Pemilik bintang selanjutnya diberi hak untuk menginjak  bintang dan pemain lawan tidak boleh menginjak.

Permainan mati akan digantikan oleh pemain lain bila:

1) Pada waktu melempar kuju jatuh di luar petak yang sudah ditentukan

2) Pada waktu bertejek terpijak garis petak

3) Pada waktu bertejek terpijak bintang kepunyaan pemain lain Pemenang adalah pemain yang paling banyak mendapat  bintang dan sebagai hukuman pemain yang kalah bergantian

menggendong pemain yang menang.

Di daerah lain permainan serupa dengan bentuk petak dan nama  berbeda, seperti di Jawa Barat disebut Sondah, di kota Jambi

disebut Cingkling.

d. Permainan Adang-adangan/Galaksin

Permainan ini dapat dilakukan oleh anak laki-laki atau perempuan  berusia 10-16 tahun. Jumlah pemain minimal 6 orang. Tidak ada alat khusus dalam permainan ini, hanya yang diperlukan tempat yang luas dan terbuka. Tempat ini diberi petak-petak sejumlah 8

(41)

 buah. Tiap petak berukuran ± 3 meter bujur sangkar.

Permainan diawali dengan sut oleh ketua kelompok. Kelompok yang menang bertindak sebagai penerobos, sedangkan yang kalah  bertindak sebagai penjaga benteng.

Masing-masing anggota penjaga benteng menempati garis melintang pada petak-petak tersebut, ketua kelompok menempati garis paling depan. Ketua kelompok boleh berjalan atau berlari sampai ke belakang melewati garis vertikal yang ada di tengah, sedangkan penjaga lainnya hanya dibenarkan pada garis melintang yang sudah ditentukan.

Penerobos benteng berusaha memasuki benteng dengan segala taktik dan kelihaian untuk memasuki petak-petak tersebut. Jika penerobos berhasil melewati petak benteng tanpa melanggar aturan mendapatkan nilai satu.

Pemain melanggar aturan bila: 1) Menginjak garis permainan

2) Berada di luar petak setelah yang bersangkutan memasuki  benteng

3) Bersinggungan dengan salah satu penghadang

Pemenang kelompok adalah kelompok yang paling banyak mengumpulkan nilai. Sebagai hukuman bagi kelompok yang kalah setiap anggota kelompok diharuskan menggendong setiap anggota yang menang.

Di daerah lain permainan serupa dengan bentuk petak dan nama  berbeda, seperti di Jakarta disebut galaksin, di Jawa Barat disebut

Referensi

Dokumen terkait

Dipukul ayah merupakan akibat dari perbuatan anak kurang baik yang harus diterimanya Teks dindang Banjar Hulu tersebut mengandung makna tanggung jawab (M 10)... (11) curahan hati

[r]

Pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan untuk meningkatkan ketrampilan para guru Taman Kanak Kanak dan Raudhatul Athfal kecamatan Bantur, Kabupaten Malang

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) terendah yaitu sebesar 1,012% dengan menggunakan fungsi aktivasi sigmoid, dengan

Kemudian Anda katakan kalimat ini “SAMBIL terus merasakan percaya diri yang luar biasa ini, maka saya minta kamu (atau ganti dengan nama Anak Anda) untuk membayangkan di depanmu

Pelaksanaan praktik mengajar adalah praktik mengajar terbimbing. Praktik mengajar terbimbing adalah latihan mengajar yang dilakukan mahasiswa di kelas yang sebenarnya, di

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat

Penerapan Konsep Tamkin Al Mar A’ti di Masa Pandemi Covid 19 pada Usaha Rumah Tangga Olahan Udang Rebon di Desa Bakambat Kabupaten Banjar. FSI 13