• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: EMAN KADIR Jurusan S1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: EMAN KADIR Jurusan S1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN I DAMBALO KECAMATAN TOMILITO

KABUPATEN GORONTALO UTARA

Oleh:

EMAN KADIR

Jurusan S1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo About problem in this research what methodics experiment can increase student studying result on alternative energy source material at brazes IV SDN I Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara?. There is aim even this research is subject to be increase student studying result on alternative energy source material via methodics experiment at class IV SDN I Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara. Analisis's result date there is result step-up studies class student IV. on alternative energy source materials via methodics experiment of cycle go to cycle.. On i. cycle of 21 overalls total students, available 10 students which get points 75 onto or as much 47,62%. On cycle II. have experienced step-up namely of 21 overalls total students, one that get point 75 onto total 20 person with its percentage 95,24%. Thus, it has accomplished performance indicator in observational it which is if yielding learned student in processes IPA'S learning alternative energy source material at class IV. utilize experiment method reaches prosentase 75% on point 75 onto, therefore learning process is looked on successful. Of this Research is purpose methodic experiment really help teacher in imbed alternative energy source material on IPA'S learning at class IV. SDN 1 Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara in particular result step-up studies student.

Keywords: Learning Outcomes, Experimental Methods Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu Bangsa. Hal ini bukan hanya sekedar teori, tetapi sudah menjadi fenomena pada seluruh Bangsa di dunia ini. Berbicara tentang pendidikan, tentunya tidak lepas dari sebuah kegiatan yakni Belajar. Kegiatan belajar secara umum merupakan suatu proses pencarian dari sesuatu yang tidak diketahui menjadi sesuatu yang diketahui. Kegiatan ini sadar atau tidak sadar harus dilakukan oleh siswa. Sebab bila tidak, maka akan menyebabkan kerugian dan kesengsaraan bagi setiap siswa

(2)

di saat ini maupun masa akan datang. Begitu pula sebaliknya, bila dilakukan akan bermanfaat bagi setiap siswa itu sendiri.

Penjelasan tersebut merupakan gambaran fakta, yang terjadi pada setiap siswa maupun masyarakat pada umumnya. Beberapa teori menjelaskan tentang konsep belajar. Thorndike (dalam Uno, 2011:11) memandang bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus yang berupa pikiran, perasaan, atau gerakan. Definisi ini memuat unsur penting dalam belajar yaitu belajar adalah perubahan tingkah laku dan perubahan yang terjadi karena latihan atau pengalaman. Namun kenyataannya, justru banyak para siswa yang tidak peduli dengan aktifitas ini, bahkan dipandang sebelah mata. Sehingga dampaknya besar dengan menurunya hasil belajar siswa.

Mencermati hal tersebut, dapat dikatakan bahwa tanggung jawab seluruh warga sekolah terutama guru merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar, sebab seorang guru dapat mengobservasi, memfasilitasi pertumbuhan atau perkembangan siswa, mendorong mereka untuk belajar. Oleh karena itu, peranan guru sangat besar dalam rangka menentukan keberhasilan siswa dalam belajarnya. Seorang guru diharapkan mampu melihat situasi belajar dan bertindak sebagai motivator. Dengan demikian, kompetensi siswa akan berkembang melalui proses belajar mengajar. Dari sini, peningkatan mutu siswa yang dimotori oleh guru sebagai pemberi ilmu pengetahuan dapat direalisasikan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap kegiatan pasti menemukan masalah. Begitu pula dengan aktivitas belajar siswa. Masalah belajar merupakan masalah

(3)

yang aktual dan dilihat oleh setiap orang. Proses belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aspek kehidupan manusia yang memungkinkan semua orang dapat mengetahui hal-hal yang belum diketahuinya. Belajar itu memiliki cakupan yang sangat luas yaitu bisa berlangsung kapan saja dan dimana saja berada. Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antar berbagai komponen dan masing-masing saling mempengaruhi. Kegiatan ini diarahkan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran. Tercapainya tujuan tersebut sangat membutuhkan kerjasama seluruh pihak terutama siswa yang diharapkan memiliki hasil belajar yang tinggi dengan guru sebagai pendidik.

Hasil belajar merupakan hal yang paling utama dalam setiap pembelajaran. Banyak siswa yang tidak dapat meneruskan bangku pendidikannya ke jenjang pendidikan berikutnya. Hal ini terjadi karena masih rendahnya hasil belajar yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Kurangnya kemampuan guru dalam menentukan metode yang tepat dan cocok dalam setiap kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Hal ini disebabkan oleh tehnik pembelajaran yang hanya dianggap sebagai penghias lembaran rencana pelaksanaan pembelajaran, sehingga proses kegiatan belajar mengajar cenderung pasif dan monoton yang akan memberikan dampak buruk pada siswa berupa kebosanan terhadap mata pelajaran yang diajarkan.

Mencermati kondisi seperti itu, perlu dilakukan suatu strategi pembelajaran yang efektif oleh guru sebagai pendidik dalam memecahkan dan memberikan solusi terhadap realita tersebut ibarat seorang jenderal dalam kemiliteran, guru dituntut harus memiliki siasat atau strategi agar peserta didik

(4)

terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap peningkatan hasil belajar. Harapan akan adanya suatu strategi pembelajaran yang efektif dan benar-benar memberikan sesuatu yang bermakna bagi siswa khususnya mata pelajaran IPA, sangat memungkinkan pencapaian mutu pendidikan ke arah yang lebih baik lagi, dalam artian siswa bukan hanya menjadi tipe penghapal saja, akan tetapi benar-benar memahami tentang konsep yang diberikan. Diantara berbagai tehnik pembelajaran yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran, ada salah satu metode yang secara teoritis mampu memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep IPA sumber energi alternatif kepada siswa SD yaitu metode eksperimen.

Berdasarkan hasil observasi awal, bahwa dalam pembelajaran IPA materi sumber energi alternatif di kelas IV SDN I Dambalo pada umumnya guru menggunakan berbagai macam metode pembelajaran, namun belum bisa berinovasi karena masih monoton dengan sistem pembelajaran yang menggunakan tehnik lama yaitu penggunaan metode ceramah bervariasi, sehingga hal ini akan berdampak pada menurunnya hasil belajar siswa. Observasi awal yang dilakukan dengan memberikan instrumen berupa lembar instrumen tes siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru mitra peneliti melalui tehnik pembelajaran kontemporer yang menggunakan variasi metode (ceramah,tanya jawab dan penugasan) dan menggunakan standar ketuntasan minimal sekolah yaitu 70% tahun 2013 menunjukan bahwa dari 21 orang siswa, prosentase siswa yang hasil belajarnya rendah adalah 67% atau 14 orang, sedangkan yang telah mencukupi standar belajar yang ditetapkan hanya berkisar 33% atau 7 orang. Dari

(5)

data awal tersebut, jelaslah bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN I Dambalo dengan sistem pembelajaran seperti itu belum bisa mencapai hasil belajar yang efektif dan terarah.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan metode eksperimen melalui penelitian yang diformulasikan dengan judul” Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber energi alternatif Melalui Metode Eksperimen di Kelas IV SDN I Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara.”

Hakikat Hasil Belajar Siswa Pada materi Sumber Energi Alternatif

Siddiq dkk (2009:1.3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar siswa yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau siswa yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Di sisi lain, Slameto (2010:2) memandang bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Fazri (2008:29) mengemukakan bahwa belajar adalah berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai suatu keterampilan. Berdasarkan berbagai pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya berupa proses perubahan tingkah laku.

Seseorang dikatakan belajar, apabila telah terjadi proses perubahan tingkah laku dalam dirinya yang disebut hasil belajar. Terkait dengan hasil belajar, Uno (2011:16) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah bentuk

(6)

penguasaan kemampuan atau keterampilan tertentu setelah siswa mengikuti proses belajar mengajar. Jenkins dan Unwin (dalam Uno, 2011:17) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.

Djamarah dan Zain (2010:38) memandang bahwa, “hasil belajar atau prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukan hasil yang tertinggi dalam belajar, yang dicapai menurut kemampuan siswa atau peserta didik dalam mengerjakan sesuatu pada saat tertentu”. Dari capaian hasil belajar tersebut, jelas kemampuan siswa telah ditunjukkan oleh capaian angka tersebut.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kombinasi perkalian antara kemampuan, usaha, keterampilan dan kejelasan tugas tanggung jawab (role perceptions). Hasil belajar siswa akan tergambar dari tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang di bebankan kepadanya.

Hakikat Metode Pembelajaran

Roestiyah (2012:1) mengemukakan bahwa metode pembelajaran adalah cara atau tehnik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Di samping itu pula, Djamarah dan Zain (2010:72) mengemukakan bahwa dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode dalam pembelajaran. Adapun kedudukan metode tersebut yaitu; (1) metode sebagai alat motivasi

(7)

ekstrinsik, (2) metode sebagai strategi pengajaran, (3) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam mencapai tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Hakikat Metode Eksperimen

Djamarah dan Zain (2010:84) mengemukakan bahwa metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari

Roestiyah (2012:80) mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah salah satu metode mengajar dimana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil percobaan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru sedangkan Ramayulis (2005:1) bahwa metode eksperimen ialah suatu metode mengajar yang dilakukan murid untuk melakukan eksperimen-eksperimen pada mata pelajaran tertentu.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan metode eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan lisan.

(8)

Langkah-langkah Metode Eksperimen

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam membelajarkan materi sumber energi alternatif melalui metode eksperimen menurut Roestiyah (2012:81), diantaranya:

a. Persiapan Eksperimen

Persiapan yang matang mutlak diperlukan, agar memperoleh hasil yang diharapkan, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu :

1) Menetapkan tujuan eksperimen

2) Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan 3) Mempersiapkan tempat eksperimen

4) Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat atau bahan yang ada serta daya tampung eksperimen

5) Mempertimbangkan apakah dilaksanakan sekaligus (serentak seluruh siswa atau secara bergiliran)

6) Perhatikan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindari risiko yang merugikan dan membahayakan.

7) Berikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapa-tahapan yang harus dilakukan siswa, yang termasuk dilarang atau membahayakan. b. Pelaksanaan Eksperimen

Setelah semua persiapan kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut: 1) Siswa memulai percobaan tentang sumber energi alternatif dan sifat-sifatnya,

pada saat siswa melakukan percobaan, guru mendekati untuk mengamati proses percobaan dan memberikan dorongan dan bantuan terhadap

(9)

kesulitan-kesulitan yang dihadapi sehingga eksperimen tersebut dapat diselesaikan dan berhasil.

2) Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan sehingga apabila terjadi hal-hal yang menghambat dapat segera terselesaikan.

c. Tindak lanjut Eksperimen

Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut:

1) Siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.

2) Mendiskusikan permasalahan yang ditemukan selama eksperimen, memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan peralatan yang digunakan.

Kebaikan dan Kelemahan Metode Eksperimen

Djamarah dan Zain (2010:84) mengemukakan tentang keunggulan metode eksperimen, diantaranya:

a. Membuat siswa lebih percaya diri atas kebenaran atau kesimpulan berdasrkan percobaannya.

b. Dapat membina siswa untuk membuar terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran

(10)

Selain itu pula, Djamarah dan Zain (2010:85) menjelaskan tentang kelemahan metode ini, diantaranya:

a. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi

b. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.

c. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

d. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sumber Energi Alternatif Melalui Metode Eksperimen

Penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam menguasai materi sumber energi

alternatif. Hal ini mengingat bahwa siswa mengalami proses langsung dalam membuktikan setiap konsep melalui kegiatan kegiatan penemuan sehingga konsep IPA yang dipelajari akan lebih bermakna bagi siswa.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN I Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN I Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara dengan jumlah siswa 21 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 10 orang perempuan dengan latar belakang perekonomian orang tua mereka adalah bertani. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan 4 tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan analisis refleksi.

(11)

Teknik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini semua data yang diperoleh dari hasil pemantauan dan evaluasi dianalisis secara kualitatif dan hasilnya digunakan untuk merefleksi seluruh proses kegiatan, kemudian ditindak lanjuti dengan kegiatan selanjutnya yang akan menjadi bahan untuk menyusun laporan akhir. Peneliti akan menganalisis hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes dan kegiatan pembelajaran secara kuantitatif dan kualitatif. Dari hasil analisa terhadap hasil belajar siswa dan kegiatan pembelajaran, tim peneliti dapat menyimpulkan sejauh mana hasil pelaksanaan tindakan telah mencapai indikator kinerja sehingga hipotesis tindakan dapat diterima.

Adapun rumus yang digunakan dalam menetapkan kriteria hasil belajar yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja adalah sebagai berikut:

Prosentase (nilai 75 ke atas) = Jumlah siswa yang tuntas

Total Jumlah siswa x100% Daya Serap = Total jumlah nilai

Total Jumlah siswa Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas IV SDN 1 Dambalo pada tanggal 15-16 Mei 2013. Peneliti adalah mahasiswa dan sebagai pengamat adalah satu orang guru kelas IV yang seprofesi untuk mengikuti dan memberikan penilaian terhadap peneliti dalam kegiatan pengambilan data tindakan kelas. Penelitian ini diawali dengan observasi awal terhadap subyek penelitian sebagai data awal yang menjadi dasar pilihnya masalah dalam penelitian ini.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yang masing-masing didampingi oleh guru mitra langsung dengan

(12)

melakukan tindakan yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran). Pemberian tindakan ini, obsever melihat perubahan hasil belajar siswa setelah para siswa mengikuti materi pembelajaran melalui metode eksperimen pada materi sumber energi alternatif yaitu:

Tabel 4.2 Hasil belajar siswa kelas IV pada siklus I

No Nilai Jumlah Siswa Jumlah Prosentase Keterangan

1 50 3 Orang 150 14,29% TT 2 60 3 Orang 180 14,29% TT 3 65 3 Orang 195 14,29% TT 4 70 2 Orang 140 9,52% TT 5 75 2 Orang 150 9,52% T 6 78 1 Orang 78 4,76% T 4 80 4 Orang 320 19,05% T 5 85 2 Orang 170 9,52% T 6 90 1 Orang 90 4,76% T

Total siswa 21 Orang 1473 100%

Nilai 75 Ke atas 47,62%

Daya Serap 70,14%

Pelaksanaan tindakan di siklus II ini merupakan proses penyempurnaan dari hasil belajar siswa yang masih rendah ataupun pelaksanaan tindakan siklus I yang belum berhasil. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan juga dalam satu kali pertemuan yang didampingi oleh guru mitra langsung dan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan dalam RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran).

(13)

Dari Pelaksanaan tindakan pada siklus ini pada pembelajaran IPA tentang materi sumber energi alternatif melalui metode eksperimen di kelas IV SDN I Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara diperoleh data.

Tabel 4.5 Hasil Tindakan Siklus II

No Nilai Jumlah Siswa Jumlah Prosentase Keterangan

1 70 1 Orang 70 4,76% TT 2 75 5 Orang 375 23,81% T 3 80 8 Orang 640 38,10% T 4 85 3 Orang 255 14,29% T 5 90 3 Orang 270 14,29% T 6 100 1 Orang 100 4,76% T 21 Orang 1710 100% Nilai 75 Ke atas 95,24% Daya Serap 81,43%

Berdasarkan hasil refleksi bahwa pada pelaksanaan siklus II sudah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Sehingganya pelaksanaan tindakan tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

Berdasarkan gambaran deskripsi data dan pembahasannya seperti diuraikan di atas. Jelas bahwa peningkatan hasil belajar siswa pada materi sumber energi alternatif di siklus I sampai dengan pelaksanaan tindakan siklus II dengan menggunakan metode eksperimen nampak sekali terjadi peningkatan yang positif. Artinya bahwa, dengan menerapkan metode eksperimen pada materi sumber energi alternatif terhadap peningkatan hasil belajar siswa sangat relevan untuk disajikan kepada siswa. Jadi hipotesis yang berbunyi jika guru menggunakan metode eksperimen, maka hasil belajar siswa pada materi sumber energi alternatif

(14)

kelas IV SDN I Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara akan meningkat”, dapat diterima.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen sangat membantu guru dalam menanamkan materi sumber energi alternatif pada pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 1 Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara khususnya peningkatan hasil belajar siswa. Hal tersebut ditunjukan oleh hasil-hasil yang diperoleh tindakan siklus I sampai siklus II yang memperlihatkan peningkatan yang cukup baik dalam hal indikator kinerja yang diharapkan tercapai 75 % memperoleh penguasaan 75 pada postes sesudah tindakan siklus II benar-benar tercapai.

Berdasarkan beberapa simpulan tersebut dapat disarankan yaitu; (1) bagi siswa hendaknya dapat belajar sungguh-sungguh dan aktif dalam pembelajaran tersebut. Selain itu dihapakan kepada siswa untuk dapat mengembangkan pola pikir berdasarkan metode eksperimen yang dilakukan guru, (2) diharapkan kepada guru dapat melaksanakan penelitian tindakan kelas yang serupa untuk pokok-pokok bahasan yang lain dalam pembelajaran IPA guna perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran, (3) Bagi sekolah hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu aspek dalam perencanaan pada tahun berikutnya, (4) pihak sekolah untuk dapat memediasi guru untuk memahami dan mempelajari metode atau model yang baik untuk diterapkan, (5) Bagi peneliti yang lainnya hendaknya dapat mengembangkan penelitian yang telah ada

(15)

Daftar Pustaka

Anonimus. 2011. Belajar dan pembelajaran. http://www.anneahira.com akses tanggal 12 Januari 2013

Djamarah Bahri Syaiful Drs dan Zain Aswan Drs. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta

Fazri Zul EM. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa Pubisher: Jakarta Jensen Eric. 2010. Guru super dan Super Teaching. PT Indeks: Jakarta

Penyusun Tim. 2010. Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Gorontalo: Gorontalo. Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Rineka Cipta: Jakarta

Ramayulis. 2005. Fasilitator, Wahana Informasi dan Komunikasi Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan TK dan SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional

Roestiyah, 2012. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta

Sumarni, Dini.2012. Penerapan Model Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Tentang Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi di Kelas IV SDN Caringin Kabupaten Bandung Barat Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. UPI. Repository.upi.edu

Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. PT Indeks: Jakarta

Siddiq Djauhar dkk. 2009. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta.

Uno B Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan. PT Bumi Aksara: Jakarta

Gambar

Tabel 4.2 Hasil belajar siswa kelas IV pada siklus I
Tabel 4.5 Hasil Tindakan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari respon konversi penggunaan ransum pada ayam F6 dan KP relatif sedikit lebih tinggi (5,57) dibandingkan dengan yang dilaporkan G UNAWAN et al. Rendahnya

 Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin kualitas

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam pondok terdapat banyak proses yang dilakukan di dalamnya, tetapi pondok pesantren tidak memiliki prosedur dan tingkat

Berdasarkan hasil siklus I tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penguasaan kosa kata peserta didik kelas VII D belum mencapai 75%. Hal ini disebabkan tindakan yang

Kotler (1997) mengemukakan Pelayanan atau Service adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada dasarnya

Dari pemaparan di atas dapat di pahami bahwa, tasawuf merupakan ilmu yang melihat aspek-aspek yang memiliki sifat khusus.. Seorang umat muslim berkualitas tentu akan mendalami

1) Perspektif pasien yaitu pasien mendapatkan pelayanan kesehatan dengan harga yang murah. 2) Perspektif penyedia pelayanan kesehatan yaitu menyediakan

Analisis pengaruh variabel Kualitas Pendidikan dan Promosi, baik secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri terhadap Perolehan Jumlah Mahasiswa pada Perguruan Tinggi