• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Vaksin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jenis Vaksin"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Jenis

Jenis Vaksin Vaksin Dosis Dosis Cara Cara Tempat Tempat Frekuensi Frekuensi Interval Interval Bahan Bahan Penyakit Penyakit YangYang dicegah dicegah KIPI KIPI BCG BCG 0,05 0,05 mlml BBL/ 0,10 BBL/ 0,10 ml Anak  ml Anak  I.k Delt

I.k Deltoid oid kanan kanan 1 1 x x - - Basil Basil TBCTBC (dilemahkan) (dilemahkan)

TBC

TBC Ulkus Ulkus ditempatditempat  penyuntik

 penyuntikan selaman selama 3a 3 minggu minggu Hepatitis

Hepatitis B B 0,5 0,5 ml ml I.m I.m Antero Antero lat.lat.  paha  paha

3

3 x x 1 1 bulan bulan HBsAg HBsAg Hepatitis Hepatitis B B Demam Demam ringan ringan 1-2 1-2 harihari Polio

Polio 2 2 tetes tetes Oral Oral Mulut Mulut 4 4 x x 1 1 bulan bulan VirusVirus  polio(dilem  polio(dilemahkan)ahkan)

Poliomielitis

Poliomielitis Pusing, Pusing, diare, diare, nyeri nyeri otototot DPT

DPT 0,5 0,5 ml ml s.k/i.m s.k/i.m AnteroAntero lat.paha lat.paha

3

3 x x 1 1 bulan bulan DipteriDipteri toksoid,Basil toksoid,Basil  pertusis (m  pertusis (mati),ati),

tetanus toksoid tetanus toksoid Dipteri,pertusis, Dipteri,pertusis, tetanus tetanus

-- Nyeri,me

 Nyeri,merah, danrah, dan  bengka

 bengkak pada temk pada tempatpat suntikan.

suntikan.

--

Demam ringan s/dDemam ringan s/d

kejang demam, kejang kejang demam, kejang demam

demam

--

Anafilaktik danAnafilaktik dan

ensepalopati ensepalopati Campak

Campak 0,5 0,5 ml ml s.k s.k Lengan Lengan atas atas 1 1 x x - - Virus Virus campak campak  (dilemahkan) (dilemahkan)

Campak

Campak Demam Demam pd pd hari hari ke-5 ke-5 s/ds/d ke-6 selama 2 hari, suhu ke-6 selama 2 hari, suhu

>3,95 >3,95OOCC MMR

MMR 0,5 0,5 ml ml s.k s.k Lengan Lengan atas atas 1 1 x x - - Virus Virus Measles,Measles, Mumps, Rubella Mumps, Rubella Virus campak  Virus campak  (dilemahkan) (dilemahkan) Measles, Measles, Mumps, Rubella Mumps, Rubella

 Nafsu makan ↓,demam  Nafsu makan ↓,demam

s/d kejang demam 1 s/d kejang demam 1 minggu setelah minggu setelah imunisasi,pembengkakan imunisasi,pembengkakan kelenjar parotis pd kelenjar parotis pd minggu ke-3 minggu ke-3 Hib

Hib 0,5 0,5 ml ml i.m i.m AnteroAntero lat.paha lat.paha

1-3

1-3 x x 1 1 bulan bulan HemophylusHemophylus influenza B influenza B Infeksi Infeksi Hemophylus Hemophylus influenza B influenza B Tifoid

Tifoid 0,5 0,5 ml ml i.m/i.m/ s.k  s.k  Antero lat. Antero lat.  paha  paha 1 1 x x UlanganUlangan tiap 3 tiap 3 tahun tahun sampai sampai 18 tahun 18 tahun S. Typhy S. Typhy (dilemahkan) (dilemahkan) Demam

Demam Tifoid Tifoid Demam,nyeri Demam,nyeri kepala,kepala, sendi,perut dan alergi sendi,perut dan alergi seperti pruritus dan seperti pruritus dan urtikaria sangat jarang urtikaria sangat jarang

dijumpai dijumpai Varisella

Varisella 0,5 0,5 ml ml s.k s.k Deltoid Deltoid 1 1 x x (anak (anak  5 tahun, 5 tahun, >12 tahun >12 tahun  pember  pemberianian 2 x) 2 x) 1

1 b b ulan ulan VarisellaVarisella (dilemahkan) (dilemahkan)

Herpes

Herpes zoster zoster Jarang dijumpaiJarang dijumpai

demam, popula s/d demam, popula s/d vesikel vesikel Hepatitis Hepatitis A A 0,0020,002 ml/KgBB ml/KgBB i.m Antero i.m Antero lat.paha lat.paha 2 2 x x 6-126-12  bulan  bulan Virus hepatitis Virus hepatitis (dimatikan) (dimatikan) Hepatitis

Hepatitis A A DemamDemamjarangjarang Rotavirus

Rotavirus Oral Oral - - - - 2 2 x x 1 bulan 1 bulan - - Diare Diare Muntah Muntah dan dan demamdemam

 jarang ditem  jarang ditemuiui Infulenza

Infulenza >3 >3 tahun tahun 0,20,2 ml, >5 tahun ml, >5 tahun

0,5 ml 0,5 ml

i.m

i.m Antero Antero lat.lat.  paha  paha

2

2 x x 1 1 bulan bulan Virus Virus InfluenzaInfluenza (dilemahkan) (dilemahkan) ISPA yang ISPA yang disebabkan disebabkan virus influenza virus influenza

--

Reaksi lokalReaksi lokalRuamRuam

eritema,makula dan eritema,makula dan  papula pd

 papula pd tempattempat suntikan.

suntikan.

--

Reaksi sistemik Reaksi sistemik 

demam,lemas,nyeri demam,lemas,nyeri otot 6-12 jam paska otot 6-12 jam paska vaksinasi vaksinasi PCV PCV - - - - - - 4 4 X X 4-84-8 minggu minggu - Pneumonia, - Pneumonia, Meningitis,Bakt Meningitis,Bakt eremia eremia

--

Eritema ditempatEritema ditempat

suntikan. suntikan.

--

Demam ringan,reaksiDemam ringan,reaksi

anafilaksis jarang anafilaksis jarang ditemui.

ditemui. HPV

HPV 0,5 0,5 ml ml i.m i.m Deltoid Deltoid 3 3 x x Sejak Sejak  umur  umur  >10 >10 tahun tahun Vaksin

Vaksin HPV HPV Kanker Kanker leher leher  rahim rahim

--

 Nyeri,me Nyeri,merah, danrah, dan

 bengka

 bengkak pada temk pada tempatpat suntikan.

suntikan.

(2)

IMUNISASI

Pengertian

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan

kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten ter hadap suatu penyakit

tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.

Macam Kekebalan

Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi 2, yakni :

1. Kekebalan Tidak Spesifik (

 Non Specific Resistance

), yang dimaksud dengan faktorfaktor 

non khusus adalah pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat

melindungi badan dari suatu penyakit. Misalnya kulit, air mata, cairan-cairan khusus

yang keluar dari perut (usus), adanya refleks-refleks tertentu, misalnya batuk, bersin

dan sebagainya.

2. Kekebalan Spesifik (

Specific Resistance

)

Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari 2 sumber, yakni :

a. Genetik 

Kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini biasanya berhubungan dengan ras (warna

kulit dan kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam (negro) cenderung lebih

resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain, orang yang mempunyai

hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit plasmodium falciparum daripada orang yang

mempunyai hemoglobin AA.

 b. Kekebalan yang Diperoleh (

 Acquired Immunity

)



Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan.

Kekebalan dapat bersifat aktif dan dapat bersifat pasif.



Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu.

Misalnya anak yang telah sembuh dari penyakit campak, ia akan kebal terhadap

 penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi yang berarti

ke dalam tubuhnya dimasukkan organisme patogen (bibit) penyakit.



Kekebalan pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh

kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya campak, malaria dan tetanus maka

anaknya (bayi) akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk 

 beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum antibodi

dari manusia atau binatang. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (dalam

waktu pendek saja).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekebalan

Banyak faktor yang mempengaruhi kekebalan antara lain umur, seks, kehamilan, gizi dan

trauma.

1. Umur, untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita) dan orang tua lebih

mudah terserang. Dengan kata lain orang pada usia sangat muda atau usia tua lebih

rentan, kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini mungkin

disebabkan karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya rendah.

2. Seks, untuk penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio dan difteria lebih parah

terjadi pada wanita daripada pria.

3. Kehamilan, wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap

 penyakitpenyakit

(3)

menular tertentu misalnya penyakit polio, pneumonia, malaria serta

amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit tifoid dan meningitis jarang terjadi pada wanita

hamil.

4. Gizi, gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap

 penyakit-penyakit infeksi tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan

seseorang terhadap penyakit infeksi.

5. Trauma, stres salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab kerentanan

seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tententu.

Masa Inkubasi

Masa inkubasi adalah jarak waktu dari mulai terjadinya infeksi didalam diri orang sampai

dengan munculnya gejala-gejala atau tanda-tanda penyakit pada orang tersebut. Tiap-tiap

 penyakit infeksi mempunyai masa inkubasi berbeda-beda, mulai dari beberapa jam sampai

 beberapa tahun.

Jenis-Jenis Imunisasi

Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi, yaitu :

1. Imunisasi Pasif (

 Pasive Immunization

), imunisasi pasif ini adalah immunoglobulin.

Jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles pada anak-anak).

2. Imunisasi Aktif (

 Active Immunization

), imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin

adalah imunisasi tetanus toksoid. Imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus

 pada bayi yang dilahirkan. Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan

kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat

digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit t etanus.

Jenis imunisasi ini minimal dilakukan lima kali seumur hidup untuk mendapatkan

kekebalan penuh. Imunisasi TT yang pertama bisa dilakukan kapan saja, misalnya

sewaktu remaja. Lalu TT2 dilakukan sebulan setelah TT1 (dengan perlindungan tiga

tahun). Tahap berikutnya adalah TT3, dilakukan enam bulan setelah TT2

(perlindungan enam tahun), kemudian TT4 diberikan satu ta hun setelah TT3

(perlindungan 10 tahun), dan TT5 diberikan setahun sete lah TT4 (perlindungan 25

tahun).

Biasanya imunisasi bisa diberikan dengan cara disuntikkan maupun diteteskan pada mulut

anak balita (bawah lima tahun). Berikut ini adalah Jenis-jenis imunisasi pada balita :

1.

Imunisasi BCG

, vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit

tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. Vaksin ini

mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 

50.000-1.000.000 partikel/dosis. Imunisasi BCG dilakukan sekali pada bayi usia 0-11

 bulan.

2.

Imunisasi DPT

, imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap

difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang

tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis

(batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk 

hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung

selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak 

tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan

komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah

infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang

3.

Imunisasi DT

, imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang

dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk 

keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima

imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus. Setiap

orang dewasa harus mendapat vaksinasi lengkap tiga dosis seri primer dari difteri dan

(4)

toksoid tetanus, dengan dua dosis diberikan paling tidak berjarak empat minggu, dan

dosis ketiga diberikan enam hingga 12 bulan setelah dosis kedua. Jika orang dewasa

 belum pernah mendapat imunisasi tetanus dan difteri maka diberikan seri primer 

diikuti dosis penguat setiap 10 tahun.

4.

Imunisasi Campak 

, imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap

 penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat

anak berumur 9 bulan atau lebih.

5.

Imunisasi MMR 

, imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak,

gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak 

menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair. Campak juga

menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan

masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian.

Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada sal ah satu

maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan

meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak.

Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga

terjadi kemandulan. Campak Jerman (rubella) menyebabkan demam ringan, ruam

kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher . Rubella juga bisa menyebabkan

 pembengkakan otak atau gangguan perdarahan.

6.

Imunisasi Hib

, imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus

influenza tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi

tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. Sampai saat ini, imunisasi

HiB belum tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang cukup mahal. Tetapi

dari segi manfaat, imunisasi ini cukup penting. Hemophilus influenzae merupakan

 penyebab terjadinya radang selaput otak (meningitis), terutama pada bayi dan anak 

usia muda. Penyakit ini sangat berbahaya karena seringkali meninggalkan gejala sisa

yang cukup serius. Misalnya kelumpuhan. Ada 2 jenis vaksin yang beredar di

Indonesia, yaitu Act Hib dan Pedvax.

7.

Imunisasi

Varisella 

, imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.

Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara

 perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas.

8.

Imunisasi HBV

, imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.

Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan

kematian. Karena itu imunisasi hepatitis B termasuk yang wajib diberikan. Jadwal

 pemberian imunisasi ini sangat fleksibel, tergantung kesepakatan dokter dan orangtua.

Bayi yang baru lahir pun bisa memperolehnya. Imunisasi ini pun biasanya diulang

sesuai petunjuk dokter. Orang dewasa yang berisiko tinggi terinfeksi hepatitis B

adalah individu yang dalam pekerjaannya kerap terpapar darah atau produk darah,

klien dan staf dari institusi pendidikan orang cacat, pasien hemodialisis (cuci darah),

orang yang berencana pergi atau tinggal di suatu tempat di mana infeksi hepatitis B

sering dijumpai, pengguna obat suntik, homoseksual/biseksual aktif, heteroseksual

aktif dengan pasangan berganti-ganti atau baru terkena penyakit menular seksual,

fasilitas penampungan korban narkoba, imigran atau pengungsi di mana endemisitas

daerah asal sangat tinggi/lumayan. Berikan tiga dosis dengan jadwal 0, 1, dan 6 bulan.

Bila setelah imunisasi terdapat respon yang baik maka tidak perlu dilakukan

 pemberian imunisasi penguat (booster).

9.

Imunisasi

Pneumokokus Konj ugata 

, imunisasi pneumokokus konjugata melindungi

anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini

 juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan

(5)

10.

Tipa

, imunisasi tipa diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid

(tifus atau paratifus). Kekebalan yang didapat bisa bertahan sel ama 3 sampai 5 tahun.

Oleh karena itu perlu diulang kembali. Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2 j enis:

imunisasi oral berupa kapsul yang diberikan selang sehari selama 3 kali. Biasanya

untuk anak yang sudah dapat menelan kapsul. Sedangkan bentuk suntikan diberikan

satu kali. Pada imunisasi ini tidak terdapat efek samping.

11.

Hepatitis A

, penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan

sendirinya. Tetapi bila terkena penyakit ini penyembuhannya memerlukan waktu yang

lama, yaitu sekitar 1 sampai 2 bulan. Jadwal pemberian yang dianjurkan tak berbeda

dengan imunisasi hepatitis B. Vaksin hepatitis A diberikan dua dosis dengan jarak 

enam hingga 12 bulan pada orang yang berisiko terinfeksi virus ini, seperti penyaji

makanan (food handlers), mereka yang sering melakukan perjalanan atau bekerja di

suatu negara yang mempunyai prevalensi tinggi hepatitis A, homoseksual, pengguna

narkoba, penderita penyakit hati, individu yang bekerja dengan hewan primata

terinfeksi hepatitis A atau peneliti virus hepatitis A, dan penderita dengan gangguan

faktor pembekuan darah.

Kondisi Dimana Imunisasi Tidak Dapat Diberikan atau Imunisasi Boleh Ditunda:



Sakit berat dan akut



Demam tinggi



Reaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaktik;



Bila anak menderita gangguan sistem imun berat (sedang menjalani terapi steroid

 jangka lama, HIV) tidak boleh diberi vaksin hidup (Polio Oral, MMR, BCG, Cacar 

Air).



Alergi terhadap telur à hindari imunisasi influenza

Referensi

Dokumen terkait

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO ISU-ISU SOSIAL KONTEMPORER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Teknik ini bertujuan untuk mengetahui mindset atau pola pikir masyarakat Semau yang menjadi partisipan mengenai karakter yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha..

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rina (2008), bahwa penyelenggaraan makanan yang dilakukan, sudah menggunakan teknologi yang modern dan

Data-data dalam poliklinik Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) menggunakan kertas dan pulpen dengan disimpan pada meja petugas rekam medik, hal ini bisa menyebabkan

[r]

ROBERT HASS LOUIS IRIBARNE MADELINE LEVINE RICHARD LOURIE ANTHONY MIŁOSZ CZESŁAW MIŁOSZ LEONARD NATHAN ROBERT PINSKY LILLIAN VALLEE Afterword by THE AUTHOR... © Copyright

persoalan yang harus dijawab seperti misal adalah apakah jika fokus tunggal telah dipilih oleh administrasi negara yakni ilmu administrasi, apakah ia berhak bicara tentang

Konstrain integritas adalah syarat yang dispesifikasikan pada skema basis data dan membatasi data yang dapat disimpan dalam basis data.. Jika basis data memenuhi semua