• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skdgi Orto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skdgi Orto"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

SKDGI ORTODONSIA SKDGI ORTODONSIA

1.

1. Anamnesa umumAnamnesa umum

Nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan Nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan 2.

2. Keluhan utamaKeluhan utama

Alasan utama yang melatarbelakangi pasien datang ke dokter Alasan utama yang melatarbelakangi pasien datang ke dokter gigi.gigi. 3.

3. Keadaan umumKeadaan umum a.

a. Berat badanBerat badan  b.

 b. Tinggi badanTinggi badan c.

c. Kelainan endokrinKelainan endokrin d.

d. Penyakit anak-anakPenyakit anak-anak e.

e. AlergiAlergi f.

f. Kelainan saluran pernafasanKelainan saluran pernafasan g.

g. Tindakan operasiTindakan operasi h.

h. Ciri maloklusi keluargaCiri maloklusi keluarga 4.

4. Kebiasaan buruk yang berhubungan dengan maloklusiKebiasaan buruk yang berhubungan dengan maloklusi 5.

5. Pemeriksaan ekstra oralPemeriksaan ekstra oral a.

a. Tipe kepalaTipe kepala b.

b. Tipe mukaTipe muka c.

c. Tipe profilTipe profil d.

d. Bentuk muka / kepalaBentuk muka / kepala e.

e. Tonus bibir atasTonus bibir atas f.

f. Tonus bibir bawahTonus bibir bawah 6.

6. Pemeriksaan intra oralPemeriksaan intra oral a.

a. Kebersihan mulutKebersihan mulut  b.

 b. Jaringan mukosa mulutJaringan mukosa mulut c.

c. Frenulum labii superiorFrenulum labii superior d.

d. Frenulum labii inferiorFrenulum labii inferior e. e. LidahLidah f. f. PalatumPalatum g. g. FonetikFonetik h.

h. Garis tengah geligi atasGaris tengah geligi atas i.

i. Garis tengah geligi bawahGaris tengah geligi bawah  j.

 j. Keadaan gigi geligiKeadaan gigi geligi 7.

7. Analisis fungsionalAnalisis fungsional a.

(2)

 b.

 b. Path of closurePath of closure

c.

c. Sendi Sendi temportemporomandibularomandibular

d.

d. Pola atrisiPola atrisi 8.

8. Analisis radiografiAnalisis radiografi a.

a. Foto sefalometriFoto sefalometri  b.

 b. Foto panoramikFoto panoramik 9.

9. PerawataPerawatan maloklusi klas n maloklusi klas I sederhana / tipe dentalI sederhana / tipe dental a.

a. Melakukan pencetakan rahangMelakukan pencetakan rahang  b.

 b. Melakukan pembuatan model studi / diagnosticMelakukan pembuatan model studi / diagnostic c.

c. MelakukaMelakukan pembuatan foto n pembuatan foto profil ekstra oralprofil ekstra oral d.

d. MelakukaMelakukan pembuatan foto n pembuatan foto intra oralintra oral e.

e. MenggambMenggambar desain ar desain piranti ortodontipiranti ortodonti f.

f. MelakukaMelakukan n pembuatan piranti ortodontipembuatan piranti ortodonti 1)

1) Komponen aktifKomponen aktif 2)

2) Komponen retentiveKomponen retentive 3)

3) PenjangkaranPenjangkaran 4)

4) Lepeng akrilikLepeng akrilik g.

g. MelakukaMelakukan insersi n insersi piranti ortodontipiranti ortodonti

h.

h. Melakukan aktivasi piranti ortodontiMelakukan aktivasi piranti ortodonti

10.

10. Perawatan ortodonti sederhana pasien lanjutanPerawatan ortodonti sederhana pasien lanjutan

11.

11. Tracing foto Tracing foto sefalomesefalometritri

12.

12. KIE tentang instruksi kepada pasien mengenai peranti yang telahKIE tentang instruksi kepada pasien mengenai peranti yang telah dipakai

dipakai a.

a. Cara memasang dan melepasCara memasang dan melepas  b.

 b. Cara merawatCara merawat

c.

c. Cara aktivasi (jika Cara aktivasi (jika menggunakamenggunakan komponen yang n komponen yang harusharus diaktivasi oleh pasien)

(3)

 b.

 b. Path of closurePath of closure

c.

c. Sendi Sendi temportemporomandibularomandibular

d.

d. Pola atrisiPola atrisi 8.

8. Analisis radiografiAnalisis radiografi a.

a. Foto sefalometriFoto sefalometri  b.

 b. Foto panoramikFoto panoramik 9.

9. PerawataPerawatan maloklusi klas n maloklusi klas I sederhana / tipe dentalI sederhana / tipe dental a.

a. Melakukan pencetakan rahangMelakukan pencetakan rahang  b.

 b. Melakukan pembuatan model studi / diagnosticMelakukan pembuatan model studi / diagnostic c.

c. MelakukaMelakukan pembuatan foto n pembuatan foto profil ekstra oralprofil ekstra oral d.

d. MelakukaMelakukan pembuatan foto n pembuatan foto intra oralintra oral e.

e. MenggambMenggambar desain ar desain piranti ortodontipiranti ortodonti f.

f. MelakukaMelakukan n pembuatan piranti ortodontipembuatan piranti ortodonti 1)

1) Komponen aktifKomponen aktif 2)

2) Komponen retentiveKomponen retentive 3)

3) PenjangkaranPenjangkaran 4)

4) Lepeng akrilikLepeng akrilik g.

g. MelakukaMelakukan insersi n insersi piranti ortodontipiranti ortodonti

h.

h. Melakukan aktivasi piranti ortodontiMelakukan aktivasi piranti ortodonti

10.

10. Perawatan ortodonti sederhana pasien lanjutanPerawatan ortodonti sederhana pasien lanjutan

11.

11. Tracing foto Tracing foto sefalomesefalometritri

12.

12. KIE tentang instruksi kepada pasien mengenai peranti yang telahKIE tentang instruksi kepada pasien mengenai peranti yang telah dipakai

dipakai a.

a. Cara memasang dan melepasCara memasang dan melepas  b.

 b. Cara merawatCara merawat

c.

c. Cara aktivasi (jika Cara aktivasi (jika menggunakamenggunakan komponen yang n komponen yang harusharus diaktivasi oleh pasien)

(4)

MENGISI REKAM MENGISI REKAM MEDIS Data Pasien MEDIS Data Pasien

1.

1.  Nama Pasie Nama Pasien :n :  Nama pa

 Nama pasien dicatat desien dicatat dengan benangan benarr 2.

2. Jenis kelamin :Jenis kelamin :

Pencatatan jenis kelamin pasien diperlukan berkaitan segi Pencatatan jenis kelamin pasien diperlukan berkaitan segi  psikologi pe

 psikologi perawatan :rawatan :

•• Pasien wanita lebih sensitif dari pada pasien lelaki oleh karenaPasien wanita lebih sensitif dari pada pasien lelaki oleh karena itu perawatan harus dilakukan dengan cara yang lebih lemah itu perawatan harus dilakukan dengan cara yang lebih lemah lembut dari pasien lelaki.

lembut dari pasien lelaki.

•• Pasien wanita lebih memperhatikan secara detil keteraturanPasien wanita lebih memperhatikan secara detil keteraturan giginya dari pada pasien

giginya dari pada pasien laki-laki.laki-laki.

•• Pasien wanita biasanya lebih tertib lebih sabar dan lebihPasien wanita biasanya lebih tertib lebih sabar dan lebih telaten dari pada pasien lelaki dalam melaksanakan ketentuan telaten dari pada pasien lelaki dalam melaksanakan ketentuan  perawat

 perawatanan 3.

3. Usia :Usia : Pencata

Pencatatan usia diperlukan tan usia diperlukan untuk :untuk :

•• Mengetahui apakah pasien masih dalam masa pertumbuhanMengetahui apakah pasien masih dalam masa pertumbuhan / sudah berhenti

/ sudah berhenti

•• Pertumbuhan gigi-geligPertumbuhan gigi-geligi termasuk periode gigi i termasuk periode gigi susu/susu/decidui,decidui, campuran/ mixed atau tetap/permanent.

campuran/ mixed atau tetap/permanent.

•• Gigi yang sudah erupsi sudah sesuai dengan umur pasienGigi yang sudah erupsi sudah sesuai dengan umur pasien (menurut umur erupsi gigi).

(menurut umur erupsi gigi).

•• Menetapkan jenis alat ortodontik yang tepat untukMenetapkan jenis alat ortodontik yang tepat untuk digunakan (alat cekat atau lepasan, alat aktif atau digunakan (alat cekat atau lepasan, alat aktif atau fungsional)

fungsional)

•• Untuk memperkirakan waktu /lama perawatan yangUntuk memperkirakan waktu /lama perawatan yang diperlukan. Apakah perawatan bisa segera dilaksanakan diperlukan. Apakah perawatan bisa segera dilaksanakan atau harus ditunda, berapa lama dibutuhkan perawatan aktif atau harus ditunda, berapa lama dibutuhkan perawatan aktif dan berapa lama diperlukan untuk periode retensi

dan berapa lama diperlukan untuk periode retensi 4.

4. Tanggal Lahir:Tanggal Lahir:

Untuk mengetahui usia secara detail berdarkan hari bulan dan Untuk mengetahui usia secara detail berdarkan hari bulan dan tahun

tahun

(5)

Pencatatan alamat (dan nomer telepon) diperlukan agar operator Pencatatan alamat (dan nomer telepon) diperlukan agar operator dapat menghubungi pasien dengan cepat bila diperlukan. dapat menghubungi pasien dengan cepat bila diperlukan. Sebaliknya pasien juga diberi alamat (dan nomor telepon) Sebaliknya pasien juga diberi alamat (dan nomor telepon) operator untuk mempermudah komunikasi.

operator untuk mempermudah komunikasi. 

 Pekejaan Orang tua:Pekejaan Orang tua: 

 Suku bangsa :Suku bangsa :

Pencatatan suku bangsa diperlukan karena suatu kelompok suku Pencatatan suku bangsa diperlukan karena suatu kelompok suku  bangsa at

 bangsa atau ras tertentu akaau ras tertentu akan mempunyn mempunyai ciri-ciri spesifik yangai ciri-ciri spesifik yang masih termasuk normal untuk kelompok tersebut (misalnya suku masih termasuk normal untuk kelompok tersebut (misalnya suku  bangsa Ne

 bangsa Negroid sedikit protrugroid sedikit protrusif masih termasusif masih termasuk normal).k normal).

23 23

(6)

Analisis Umum Analisis Umum

ANAMNESIS: ANAMNESIS:

1.

1. Keluhan Utama (Keluhan Utama (chief complain/main complain) :

chief complain/main complain) :

Keluhan utama adalah alasan/motivasi yang menyebabkan pasien Keluhan utama adalah alasan/motivasi yang menyebabkan pasien datang untuk dirawat. Dari keluhan yang telah dikemukakan itu datang untuk dirawat. Dari keluhan yang telah dikemukakan itu akan dapat diketahui:

akan dapat diketahui:

•• Apa sebenarnya yang pasien inginkan untuk mendapatApa sebenarnya yang pasien inginkan untuk mendapat  perbaika

 perbaikan dari operator/dokn dari operator/dokter gigiter gigi

•• Apakah keluhan itu memungkinkan untuk ditanggulangiApakah keluhan itu memungkinkan untuk ditanggulangi dengan perawatan ortodontik?

dengan perawatan ortodontik?

•• Apakah keluhan itu menyangkut faktor estetik atauApakah keluhan itu menyangkut faktor estetik atau fungsional (bicara, mengunyah)?

fungsional (bicara, mengunyah)?

•• Keluhan utama bisanya diikuti oleh keluhan sekunderKeluhan utama bisanya diikuti oleh keluhan sekunder yaitu keluhan yang baru disadari setelah mendapat yaitu keluhan yang baru disadari setelah mendapat  penjelasa

 penjelasan n dari dari operator: operator: Apakah Apakah ada ada keadaan keadaan lain lain yangyang tidak disadari oleh pasien yang merupakan suatu kelainan tidak disadari oleh pasien yang merupakan suatu kelainan yang memungkinkan untuk dirawat secara ortodontik ? yang memungkinkan untuk dirawat secara ortodontik ? Jika ada ini perlu dijelaskan dan dimintakan persetujuan Jika ada ini perlu dijelaskan dan dimintakan persetujuan untuk dirawat

untuk dirawat

2.

2. Riwayat Kasus (Riwayat Kasus (C

Ca

ase

se H

H iist

sto

orry)

y)

Riwaya

Riwayat kasus t kasus dapat ditelusuri dari beberapa aspek :dapat ditelusuri dari beberapa aspek : a. Riwayat Gigi-geligi (Dental History):

a. Riwayat Gigi-geligi (Dental History): •• Periode gigi susu (Periode gigi susu ( Decidui Dent Decidui Dentition)ition)

•• Periode gigi campuran (Periode gigi campuran ( Mixed De Mixed Dentitition)ntitition)

•• Periode gigi permanen (Periode gigi permanen ( Permanen Permanent Dentition)t Dentition)

 b.

 b. Riwayat PenyakitRiwayat Penyakit c.

c. Riwayat KeluargaRiwayat Keluarga d.

d. KebiasaKebiasaan an burukburuk

Jenis, Kapan, Durasi, Frekuensi, Intensitas, Posisi, Apakah Jenis, Kapan, Durasi, Frekuensi, Intensitas, Posisi, Apakah ada hubungan antara bad habit yang dilakukan dengan ada hubungan antara bad habit yang dilakukan dengan keadaa

(7)

2.1 Kedaaan Umum

 Maksud pemeriksaan klinis menyangkut tinggi badan, berat  badan adalah untuk memperkirakan pertumbuhan dan  perkembangan pasien secara umum, untuk mendapatkan hasil  perawatan yang optimal.

 Maksud mengetahui adanya kelaian endokrin, penyakit anak, alergi, kelainan saluran pernafasan dan tindakan operasi adalah utk mengetahui adakah penyakit yang pernah / sedang diderita  pasien dapat menggangu proses pertumbuhan, perkembangan rahang dan erupsi normal gigi-geligi, sehingga diduga sebagai  penyebab maloklusi.

 Riwayat penyakit anak perlu ditelusuri utk mengetahui:

- Adakah penyakit yang pernah / sedang diderita pasien dapat menggangu proses pertumbuhan, perkembangan rahang dan erupsi normal gigi-geligi, sehingga diduga sebagai penyebab maloklusi.

- Adakah penyakit yang diderita pasien dapat mengganggu / menghambat proses perawatan ortodontik yang akan dilakukan.

- Adakah penyakit yang kemungkinan dapat menular kepada operator. Perlu diketahui pada umur berapa dan  berapa lama penyakit itu diderita pasien dan apakah

sekarang masih dalam perawatan dokter, dokter siapa ?  Ciri maloklusi keluarga

Tujuan dari anamnesis riwayat keluarga adalah untuk mengetahui apakah maloklusi pasien merupakan faktor herediter (keturunan) yang diwariskan dari orang tua. Untuk itu perlu ditanyakan keadaan gigi-geligi kedua orang tua dan saudara kandung pasien.

 Anamnesis bad habit   dimaksudkan untuk mengetahui etiologi maloklusi pasien apakah berasal dari suatu kebiasaan buruk yang telah / sedang dilakukan pasien.

Untuk itu tanyakan kepada pasien atau orang tuanya tentang : 25

(8)

- Jenis : Bad habit apa yang telah dilakukan ?

- Kapan : Umur berapa bad habit dilakukan, apakah sekarang masih dilakukan ?

- Durasi : Dari sejak kapan sampai kapan dilakukan ? - Frekuensi : Berapa kali per jam / perhari dilakukan ? - Intensitas : Seberapa kuat / keras dilakukan ?

- Posisi : Bagaimana dan di bagian mana dilakukan ? - Apakah ada hubungan antara bad habit yang dilakukan

dengan keadaan maloklusi pasien

2.2 Pemeriksaan Intra Oral

 Kebersihan mulut (oral hygiene / OH) :baik/sedang /buruk.

dapat ditetapkan dengan Indeks OHIS, pasien yang kebersihan mulutnya jelek kemungkinan besar kebersihan mulutnya akan lebih jelek lagi selama perawatan dilakukan , oleh karena itu motivasi kebersihan mulut perlu diberikan sebelum perawatan ortodontik dilakukan.

 Mucosa : normal / tidak normal

Pasien dengan oral hygiene yang jelek biasanya mempunyai gingiva dan mucosa yang inflamasi dan hypertropy.

 Frenulum labii superior :tinggi/sedang/rendah  Frenulum labii inferior : tinggi/sedang/rendah

 Pemeriksaan frenulum dilakukan untuk mengetahui posisi

 perlekatannya (insersio) pada marginal gingiva serta

ketebalannya, apakah akan mengganggu pengucapan kata-kata tertentu dan apakah akan mengganggu pemakaian plat ortodontik yang akan dipasang ?

(9)

 Keadaan lidah : normal /macroglossia /

microglossia Pasien yang mempunyai lidah besar ditandai oleh :

- Ukuran lidah tampak besar dibandingkan ukuran lengkung giginya - Dalam keadaan relax membuka mulut, lidah tampak luber

menutupi permukaan oklusal gigi-gigi bawah.

- Pada tepi lidah tampak bercak-bercak akibat tekanan permukaan lingual mahkota gigi (tongue of identation)

- Gigi-gigi tampak renggang-renggang (general diastema)

 Palatum : normal / tinggi / rendah serta normal / lebar / sempit Pasien dengan pertumbuhan rahang rahang atas kelateral kurang (kontraksi) biasanya palatumnya tinggi sempit, sedangkan yang  pertumbuhan berlebihan (distraksi) biasanya mempunyai palatum

rendah lebar.Jika ada kelainan lainnya seperti adanya peradangan, tumor, torus, palatoschisis,dll. dicatat.

Cara Pengukuran:

menggunakan kaca mulut no4 < ½ kaca mulut: rendah

> ½ kaca mulut: tinggi

 Cara pengukuran palatum dengan indeks Korkhaus :

Tinggi palatum menurut Korkhaus didefinisikan sebagai jarak tinggi garis vertikal yang tegak lurus dengan midpalatal raphe. Garis vertikal ini berjalan dari permukaan palatum sampai bidang oklusal (molar

 pertama rahang atas).

Palatal height index = Palatal height x 100 Posterior arch width >42% : palatum tinggi

<42 %: palatum dangkal.

 Fonetik: Normal/tidak normal

 Garis tengah geligi atas: normal/ bergeser  Garis tengah geligi bawah: normal/bergeser

(10)

2.3 Keadaan Gigi Geligi

 Periksa elemen gigi apa saja yang ada pada pasien. Tulislah rumus gigi sesuai dengan gigi yang sudah erupsi dan beri keterangan.

 Periksa gigi-gigi yang telah mengalami perawatan dan gigi yang tidak normal atau telah mengalami perawatan.

2.4 Analisa Fungsional

 Freeway space: jarak antar oklusal pd saat mandibula dlm posisi istirahat.

Cara pengukuran:

Tentukan 1 titik di hidung dan 1 titik di dagu.

Kemudian ukur jarak ke-2 titik tsb dalam posisi istirahat dan  posisi oklusi

Ukur selisihnya

 Ukuran rata-rata: 2-3mm

 Path of closure: gerakan mandibula dari posisi istirahat menuju ke oklusi sentris.

Cara pemeriksaan:

Pasien didudukkan pd posisi istirahat, lihat posisi garis mediannya Pasien diinstruksikan utk oklusi sentris dari  posisi istirahat dan lihat kembali posisi garis mediannya.

Apabila posisi garis median pd saat posisi istirahat menuju oklusi sentris tidak terdapat pergeseran tidak ada gangguan  path of closure

  Normal: bila gerakan mandibula ke atas, ke muka dan  belakang.

 Tidak normal: bila terdapat deviasi dan displacement mandibula

 Sendi

Temporomandibular Cara pemeriksaan:

1. Pasien didudukkan pada posisi istirahat

2. Letakkan kedua jari telunjuk operator di bagian luar

(11)

3. Pasien diinstruksikan utk membuka dan menutup mulutnya.

 Normal: Apabila tidak ada krepitasi saat palpasi di

 bagian luar MAE atau bunyi clicking pd saat membuka dan menutup mulut.

30

 Pola Atrisi: keausan gigi dibandingkan dengan usia pasien Tidak normal: bila terjadi pengikisan dataran oklusal gigi  permanen pada usia fase geligi pergantian (usia muda)

2.5 Analisis Radiologi

 Foto Panoramik

Fungsi Panoramik menentukan:  ada/tidaknya benih gigi

 Keadaan tulang

 Keadaan jaringan periodontal  Karies

 Kehilangan gigi  Agenisi

 Gigi yang impaksi  Gigi berlebih

 Urutan erupsi  dll

(12)

ANALISA MODEL STUDI

3.1 Pengertian :

Model studi adalah replika dari keadaan gigi geligi dan jaringan lunak di sekitarnya yang digunakan sebagai catatan diagnostik  penting dalam membantu mempelajari oklusi dan gigi geligi, yang  berupa cetakan reproduksi dalam bentuk tiga dimensi.

3.2 Tujuan analisa model studi :

1. Untuk mempelajari anatomi gigi

2. Untuk mempelajari hubungan intercusp/interdigitasi 3. Untuk mempelajari bentuk lengkung rahang

4. Untuk mempelajari kurva of spee

5. Untuk mempelajari dan mengevaluasi oklusi dengan  bantuan articulator

6. Untuk mendiagnosa kelainan maloklusi

7. Untuk menganalisa kebutuhan ruang supaya dapat meletakkan gigi-gigi dalam lengkung yang ideal

8. Untuk menentukan rencana perawatan

9. Untuk mengamati kemajuan selama perawatan

(13)

3.3 Kelainan Gigi

a. Kelainan Posisi Gigi

- Supra Oklusi/supra posisi : gigi yang erupsinya melebihi  bidang oklusal.

- Infra Oklusi/infra posisi : gigi yang erupsinya tidak sampai mencapai bidang oklusal.

Untuk mengetahui apakah gigi mengalami supra posisi/supra oklusi atau infra posisi/infra oklusi, harus berpedoman pada dataran oklusal. Yang dimaksud dengan dataran oklusal yaitu suatu bidang yang ditarik melalui oklusal gigi molar pertama atas dan bawah, dan gigi-gigi insisivus atas dan bawah.

- Mesioversi : posisi gigi lebih ke mesial dari posisi normal - Distoversi : posisi gigi lebih ke distal dari posisi normal - Linguoversi : posisi gigi lebih ke lingual dari posisi normal b. Kelainan Bentuk Gigi

- Peg shaped adalah kelainan bentuk gigi menyerupai sebuah  pasak, biasanya didapatkan pada insisivus lateral.

- Geminasi adalah satu benih gigi yang tumbuh membentuk seperti dua mahkota yang menjadi satu, tetapi dengan satu  buah akar.

- Fusi adalah dua benih gigi yang mahkota tumbuh menjadi satu berukuran besar, tetapi dengan dua akar.

- Dilserasi adalah akar gigi yang tidak normal bentuknya /  bengkok.

c. Kelainan Jumlah gigi

- Hiperdontia : gigi kelebihan. Umumnya mesiodens, terletak diantara kedua insisivus sentral.

- Hipodontia : kekurangan jumalah gigi. Umumnya berupa agenisi atau tidak ada benih gigi, biasanya terjadi pada insisivus lateral.

(14)

3.4 Kesimetrisan Lengkung Gigi dalam Arah Sagital dan Transversal

Lengkung gigi yang kedudukannya tidak simetris, biasanya bisa terlihat sejak pemeriksaan estetika wajah, namun bentuk lengkung yang tidak simetris bisa juga dijumpai pada wajah yang simetris. Pada beberapa kasus, bisa juga dijumpai keadaan asimetri hanya pada lengkung giginya saja, sementara lengkung rahangnya normal.

Gambar 4. Penilaian kesimetrisan lengkung gigi A.

Symmetograph, B. Untuk menilai kesimetrisan lengkung gigi, kedua jarum penunjuk pada  symmetographdiletakkan pada  bidang median raphe.

Cara untuk mengetahui kesimetrisan lengkung gigi pada rahang adalah menggunakan  symmetograph. Symmetograph  diletakkan di atas permukaan oklusal gigi dengan bidang orientasi mid  palatal raphe lalu kedudukan gigi di kwadran kiri dengan kanan dibandingkan dalam arah sagital dan transveral. Berdasarkan hasil analisis ini dapat diketahui gigi geligi di kwadran mana

yang memerlukan ekspansi atau pencabutan untuk

(15)

3.5 Pergeseran garis median

Midline / garis median pada gigi rahang atas merupakan

 pertemuan antara kontak mesial kedua gigi insisivus pertama. Jika tidak terjadi pergeseran garis median pada rahang atas, maka garis yang ditarik pada midline rahang tadi akan berada tepat pada interdental gigi insisivus pertama atas kanan dan kiri.

Cara menentukan garis median :

RA : menghubungkan titik pertemuan rugae palatine kedua kiri kanan dengan titik tengah pada Fovea palatine pada daerah  psterior palatum.

RB : membuat titik pada perlekatan frenulum labial dan lingual dan titik ini melewati titik kontak insisivi sentral bawah

(16)

3.6. Diastema

Adalah ruang antara 2 gigi yang berdekatan.

3.7 Kurva Spee

Adalah lengkung yg menghubungkan antara insisal insisive

dengan bidang oklusal molar terakhir pada rahang bawah. Berikut  beberapa tahap penentuan kurve spee :

(17)

- Tempatkan suatu penggaris pada posisi horizontal mulai dari  puncak tonjol gigi insisivus permanen rahang bawah sampai ke

cusp mesiobukal gigi molar pertama permanen rahang bawah.

- Setelah itu gunakan kaliper zurich untuk mengukur kedalaman

kurve Spee, dengan menempatkan kaliper tersebut pada cusp gigi premolar rahang bawah secara tegak lurus terhadap  penggaris.

- Kemudian catat hasilnya dalam satuan milimeter. Pencatatan  pengukuran tersebut merupakan prediksi besarnya ruangan

yang dibutuhkan untuk mensejajarkan gigi premolar bawah dalam dataran oklusal yang sama.

Gambar :

Kurva of spee normal : kedalaman tdk lebih 1.5 mm

Kurva spee positif : kedalaman > 1.5 mm → bentuk kurve cekung

→gigi insisivi supra posisi / gigi posterior infra posisi 3.8 Relasi gigi

Adalah hubungan gigi atas dan bawah dalam keadaan oklusi . a. Relasi gigi anterior

(18)

- Jarak gigit / overjet : jarak horizontal antara incisal insisiv rahang atas dengan bidang labial insisiv rahang bawah.

- Overjet normal : insisivi atas didepan insisivi  bawah dengan jarak 2-3 mm

- Overjet idak normal : jarak gigit terbalik. Edge to edge

 Jurusan vertikal

- Tumpang gigit / over bite : jarak vertical incisal insisivi

rahang atas atas dengan insisal insisivi bawah

- Overbite normal : 2 mm

-Tumpang gigit

 bertambah : gigitan dalam

-Tumpang gigit

 berkurang : gigitan terbuka

- Tumpang gigit

: 0 (edge to edge)

b. Relasi gigi posterior

 Jurusan Sagital

 Netroklusi, distoklusi, mesioklusi, gigitan tonjol, tidak ada relasi

 Jurusan Transversal

 Normal : gigitan fisura luar rahang atas Tidak normal : gigitan fisura dalam atas, gigitan tonjol

 Jurusan vertical

Gigitan terbuka : tidak ada kontak gigi atas dan  bawah pada saat oklusi

3.9 Analisa Kebutuhan Ruang

Dalam menganalisa kebutuhan ruang pada perawatan ortodonti, kita mengenal beberapa istilah antara lain :

(19)

1. Diskrepansi ruang adalah ketidakseimbangan antara ruang yang dibutuhkan dengan ruang yang tersedia pada lengkung gigi pada masa gigi pergantian.

2. Ruang yang dibutuhkan (required space) adalah jumlah

lebar mesiodistal gigi kaninus, premolar satu dan  premolar kedua yang belum erupsi/sudah erupsi, serta

keempat gigi insisivus.

3. Ruang yang tersedia (available space)  adalah ruang di sebelah mesial molar pertama permanen kiri sampai mesial molar pertama permanen kanan yang akan ditempati oleh gigi-gigi permanen pada kedudukan yang  benar yang dapat diukur pada model studi.

Ada beberapa alat bantu yang dapat digunakan untuk membantu menganalisa kebutuhan ruang dalam perawatan ortodonti, yaitu :

1. Model studi

2. Rontgenogram

3. Tabel perkiraan

4. Rumus

5. Alat ukur : sliding calipers (jangka sorong),

 symmetograph, brass wire, jangka berujung runcing dan penggaris

Ada berbagai analisa yang dapat digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang dalam perawatan ortodontik, hal ini tergantung pada fase pertumbuhan gigi.

a. Analisa pengukuran ruang pada fase geligi permanen :  Nance, Lundstrom, Bolton, Howes, Pont, dan diagnostic  setup (Kesling).

 b. Analisa pengukuran ruang pada fase geligi campuran : Analisa gambaran radiografi, Analisa menggunakan Tabel Probabilitas (Moyers), dan analisa Tanaka-Johnston.

(20)

Pada Skills Lab kali ini, kita akan belajar mengukur kebutuhan ruang dengan salah satu cara.

a. Cara Mengukur Kebutuhan Ruang pada gigi permanen (Metode Nance) :

Diskrepansi = tempat yang tersedia –  tempat yang dibutuhkan

Cara mengukur tempat yang tersedia (available space ) : Rahang Atas :

1. Sediakan kawat dari tembaga (brass wire) untuk membuat lengkungan berbentuk busur.

2. Letakkan brasswire dimulai dari mesial M1 permanen kiri, menyusuri fisura gigi posterior yang ada didepannya,

kemudian melewati insisal incisive yang letaknya benar / ideal (yang inklinasinya membentuk sudut 110° terhadap bidang maksila), kemudian menyusuri fisura gigi posterior kanan dan  berakhir sampai mesial M1 permanen kanan (seperti terlihat  pada gambar di bawah).

3. Beri tanda pada brasswire menggunakan spidol sebagai tanda akhir pengukuran.

4. Rentangkan kembali brasswire membentuk garis lurus kemudian ukur mulai ujung kawat sampai pangkal (tanda yang sudah dibuat dengan spidol).

5. Catat hasil pengukuran yang didapat sebagai available space

(tempat yang tersedia) untuk rahang atas Rahang Bawah :

Tahapan sama dengan cara mengukur tempat tersedia pada rahang atas, hanya saja brasswire diletakkan pada oklusal gigi dimulai dari mesial M1 permanen kiri, menyusuri cusp bukal gigi  posterior yang ada didepannya, kemudian melewati insisal incisive yg letaknya benar / ideal (yang inklinasinya 90° / tegak lurus terhadap bidang mandibula), kemudian melewati cusp gigi  posterior kanan dan berakhir sampai mesial M1 permanen kanan.

(21)

Cara mengukur tempat yang dibutuhkan (required space): Rahang atas dan rahang bawah :

1. Sediakan jangka berujung runcing atau jangka sorong

2. Ukur lebar mesiodistal masing-masing gigi (yaitu lengkung terbesar gigi) dimulai dari gigi yang terletak disebelah mesial M1 permanen kiri sampai gigi yang terletak di mesial M1  permanen kanan.

3. Buatlah sebuah garis lurus pada kertas.

4. Hasil pengukuran lebar M-D tiap gigi dipindahkan pada garis yang telah dibuat pada kertas tadi.

(22)

5. Hitunglah total pengukuran lebar M-D tiap gigi, catat hasil  pengukuran yang didapat sebagai required space (tempat

yang dibutuhkan) untuk rahang atas dan rahang bawah. Gambar :

Gambar . (a) pengukuran lebar M-D gigi. (b) pengukuran tempat tersedia rahang atas. (c) pengukuran tempat tersedia rahang bawah

Menurut Profitt, 2007, jika dari

hasil perhitungan kebutuhan ruang didapatkan : -Kekurangan tempat : s.d. 4 mm → tidak diperluka n  pencabutan gigi permanen

-Kekurangan

tempat : 5 - 9 mm → kadang masih

tanpa pencabutan

gigi permanen, tetapi

seringkali dengan

 pencabutan gigi permanen

-Kekurangan

tempat : > 10 mm → selalu dengan

(23)

B.Cara Mengukur Kebutuhan Ruang pada gigi campuran: b.1 Perkiraan Ukuran Gigi Menggunakan Radiografi

Dalam analisis ruangan akan lebih mudah bagi kita untuk menganalisinya pada foto periapikal daripada foto panoramik. Apabila gigi yang belum erupsi mengalami rotasi, maka digunakan foto oklusal untuk mengukur lebar gigi tersebut.  Namun walaupun begitu, apapun jenis foto roentgen yang dipakai,

kita harus tetap ingat bahwa lebar

mesiodistal gigi yang terlihat pada roentgen sudah mengalami  perbesaran. Untuk itu kita membutuhkan bantuan model studi untuk mengatasinya. Kita dapat mengukur lebar gigi permanen yang belum erupsi dengan menggunakan foto roentgen, dibantu dengan model studi.

Berikut ini akan diuraikan secara singkat mengenai cara dan tumus  pengukuran tersebut.

1. Ukur lebar mesiodistal gigi susu pada roentgen (Y’) dan lebar gigi  permanen penggantinya juga pada roentgen (X’).

2. Ukur lebar gigi susu langsung pada model studi (Y), maka lebar gigi permanen penggantinya (X) akan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

X = X’ .Y

Y’ Keterangan :

X = Lebar gigi permanen penggantinya

Y = Lebar gigi sulung pada model studi

X’ = Lebar gigi permanen pada foto roentgen

Y’ = Lebar gigi sulung yang terlihat pada foto roentgen

Sebagai salah satu contoh, ukuran lebar mesiodistal gigi molar kedua sulung yang terlihat pada foto roentgen (Y’) = 10.5 mm. Ukuran mesiodistal gigi premolar penggantinya yang terlihat pada foto roentgen (X’) = 7.4 mm. Sedangkan ukuran gigi molar kedua

(24)

sulung yang diukur langsung pada model studi (Y) = 10.0 mm. Maka lebar gigi premolar kedua yang sebenarnya =

7.4 mm X 10.0 mm = 7.0 mm 10.5

(25)

Gambar . pengukuran molar kedua sulung pada foto roentgen

Cara mengukur tempat yang tersedia (available space ) : Cara pengukuran tempat yang tersedia pada fase geligi campuran sama dengan cara pengukuran tempat yang tersedia pada fase geligi permanen (lihat metode Nance)

(26)

Cara mengukur tempat yang dibutuhkan (required space): 1. Sediakan jangka berujung runcing atau jangka sorong 2. Ukur lebar mesiodistal gigi permanen yang telah erupsi

sempurna pada model studi dengan jangka sorong

3. Ukur lebar mesiodistal gigi permanen yang belum erupsi atau erupsi sebagian dengan menggunakan rumus  perbandingan seperti di atas.

4. Hitunglah total pengukuran lebar M-D tiap gigi  permanen P2-P2 (baik yang dihitung pada model studi maupun yang dihitung dengan rumus perbandingan), catat hasil pengukuran yang didapat sebagai required  space  (tempat yang dibutuhkan) untuk rahang atas dan

rahang bawah.

b.2 Perkiraan Ukuran Gigi dengan Tabel Probabilitas Moyers Cara menggunakan analisis moyers adalah sebagai berikut :

1. Ukur Lebar M-D keempat gigi I permanen mandibula dan dijumlahkan.

2. Jika terdapat gigi I yang berjejal, tandai jarak antar I dalam lengkung gigi tiap kuadran dimulai dari titik kontak gigi I sentral mandibula.

3. Ukur jarak tanda di bagian anterior (bagian distal gigi I lateral permanen) ke tanda di permukaan mesial dari gigi M1 permanen (space available untuk C,P1 dan P2 dalam 1 kuadran ). Dapat dilakukan menggunakan kawat atau dengan kaliper.

4. Jumlah lebar M-D keempat gigi I mandibula dibandingkan dengan nilai pada tabel proporsional dengan tingkat kepercayaan 75% untuk memprediksi lebar gigi C dan P maksila dan mandibula yang akan erupsi pada satu kuadran.

5. Bandingkan jumlah ruang yang tersedia dengan ruang yang diprediksi (dari tabel) pada kedua rahang. Jika diperoleh nilai negatif, maka dapat disimpulkan adanya kekurangan ruang.

(27)

Cara mengukur tempat yang tersedia (available space ) : Ada 2 cara pengukuran:

1. Pengukuran dengan menggunakan brasswire (lihat metode Nance)

2. Pengukuran dengan cara segmental, yaitu sbb:

- Bagi lengkung rahang menjadi 4 segmen yaitu segmen I1-I2 kanan, segmen I1-I2 kiri, segmen distal I2-mesial M1 kanan dan segmen distal I2-mesial M1 kiri.

- Hitung masing-masing segmen dengan menggunakan kawat atau kaliper.

- Jumlahkan hasil pengukuran lebar segmen I1-I2 kanan+lebar segmen I1-I2 kiri+ lebar segmen distal I2-mesial M1

kanan+ segmen distal I2-mesial M1 kiri.

- Catat hasil pengukuran yang didapat sebagai sebagai

required  space (tempat yang dibutuhkan) untuk rahang atas dan rahang bawah.

Cara mengukur tempat yang dibutuhkan (required space): 1. Hitung lebar M-D keempat gigi I rahang bawah

2. Jumlah lebar M-D keempat I rahang bawah dibandingkan dengan nilai pada tabel proporsional (tabel Moyers) untuk memprediksi lebar gigi C dan P rahang atas dan rahang  bawah yang akan erupsi pada satu kuadran.

3. Required space= jumlah lebar M-D keempat I +( 2 x (nilai  pada tabel prediksi)).

(28)

b.3 Perkiraan Ukuran Gigi dengan Tabel Sitepu

Cara pengukuran diskrepansi pada fase geligi campuran dengan menggunakan Tabel Sitepu sama dengan cara pengukuran diskrepansi menggunakan Tabel Moyers, hanya berbeda  pada Tabel yang digunakan saja.

KEBIASAAN BURUK

a. Menghisap Ibu jari (Finger Sucking)

Patofisiologi:

Ketidakseimbangan gaya yang ditimbulkan oleh otot bibir dan lidah

 posisi bibir lebih ke inferior sehingga tekanan otot lidah pada  permukaan palatal gigi posterior RA pada saat menghisapm.

buccinator  kontraksi sehingga tekanan otot pipi meningkat

Rahang atas berbentuk V Tanda Klinis:

Maloklusi seperti kelas II Protrusi gigi anterior RA Retrusi gigi anterior RB Open bite anterior

Diastema pada gigi insisivus atas Palatum tinggi dan berbentuk V Perawatan:

Palatal Crib

b. Menjulurkan Lidah (Tongue Trush)

Patofisiologi:

Pola penelanan yang salah  lidah menekan otot palatum gaya otot lidah > otot  bibir protusi insisivus

Makroglosia  lidah berada diantara gigi anterior RA dan RB  posisi mandibula selalu kedepan  protrusi mandibula

Tanda Klinis: Open bite anterior Diastema anterior RB Protusi RA dan RB

Perawatan :

(29)

c. Bernafas Lewat Mulut (Mouth Breathing)

Patofisiologi:

Mulut terbuka  posisi lidah lebih ke inferior  posisi mandibula lebih ke inferior otot pipi tertarik ke inferior 

Tanda Klinis:

Peningkatan tinggi wajah (adenoid face) Open bite anterior

Peningkatan overjet

Lengkung RA menjadi sempit Perawatan:

Hilangkan etiologi Piranti myofungsional

d. Menggigit bibir (lip biting / lip sucking)

Patofisiologi:

Bibir bawah diletakan kedalam diberi tekanan pada permukaan lingual dari anterior maksilatekanan di dalam rongga mulut tidak terkontrol

Tanda Klinis:

Gigi anterior RA proklinasi Gigi anterior RB retroklinasi Perawatan:

Lip bumper 4. Pemeriksaan ekstra oral

a. Tipe kepala 4

Indeks Kepala = Lebar Kepala x 100 Panjang Kepala

Panjang kepala : Glabella –  Occipital Lebar kepala : Jarak bizigomatik Diukur dengan spreading caliper:

(30)

Klasifikasi indeks kepala :

- Dolikosepali (kepala panjang sempit) : 70,0 –  74,9 - Mesosepali (kepala sedang ) : 75,0 –  79,9 - Brahisepali (kepala lebar persegi) : 80,0 –  84,9 Jika indeks : < 70,0 : Hipo Dolikosepali

> 84,9 : Hiper Brahisepali

(31)

Indeks muka = Tinggi muka x 100

Lebar muka

Tinggi muka : Jarak N –  Gn

Lebar muka : Jarak bizigomatik Diukur dengan spreading caliper

Klasifikasi indeks muka :

- Euriprosop ( muka pendek, lebar) : 80,0 –  84,9 - Mesoprosop (muka sedang ) : 85,0 –  89,9 Leptoprosop (muka tinggi, sempit) : 90,0 –  94,9 Jika indeks : < 80,0 : Hipo Euriprosop

94,9 : Hiper Leptoprosop

c. Tipe profil 4

Untuk menentukan profil muka menurut Graber (1972) digunakan 4 titik anatomis:- Gabella (Gl)

- Lip Contour atas (Lca), - Lip Contour bawah (Lcb) - Pogonion (pog)

(32)

Klasifikasi:

Cembung (convex), bila titik petemuan Lcb-Lca berada didepan garis Gl-Pog Lurus (straight ), bila titik petemuan Lcb-Lca berada tepat pada garis Gl-Pog Cekung (concave), bila titik petemuan Lcb-Lca berada dibelakang garis Gl-Pog

Menurut Schwarz (Boersma,1987)

Cembung (Anteface ) bila titik Sub nasale (Sn) berada di depan titik Nasion (Na) Lurus (Average face) bila titik Sub nasale (Sn) berada tepat segaris dengan Nasion (Na)

(33)

3) Langsung pada pasien

d. Bentuk muka/ kepala 4

 prosedur pengukuran :

- Buat garis midline berdasarkan titik antropomerti pada nation (N) dan subnasal

(A),

- Ukur jarak bizigomatikus, bigonion dan menton terhadap garis midline.

(34)

e. Tonus bibir atas dan bawah 4

Cara menilai tonus bibir : Retrak mukosa labial ke arah luar dengan menggunakan

kaca mulut, jika tegang berarti hipertonus, jika lemas berarti hipotonus.

- Hypertonus : pada waktu rest position bibir menutup, dagu berkerut -  Normal : normal (competent)

- Hypotonus : pada waktu rest posisi bibir terbuka (incompetent)

5. Pemeriksaan intra oral

a. Kebersihan mulut 4

Tidak perlu OHI-S, cek sekilas apakah ada kalkulus ata u tidak, gingivitis atau tidak. Pemakaian piranti ortodonti dilakukan setelah dilakukan perawatan OH dan

konservatif.

 b. Jaringan mukosa mulut 4

Cek apakah ada kelainan atau tidak, contohnya

c. Frenulum labii superior dan inferior 4

Tinggi -> central diastema

Cara melakukan Blanche test: bibir atas px yang mempunyai diastema sentral dan frenulum labialis yang tinggi ditarik ke atas. Perhatikan papila interdental atau daerah  palatal (papila palatinal) memucat atau tidak.

Apabila memucat menandakan frenulum labialis tinggi, sehingga perlu dilakukan frenektomi terlebih dahulu.

d. Lidah 4

Lidah (ukuran, bentuk dan posisi) Makroglosi -> scallop tongue

(35)

Mikroglosi (jarang terjadi)

Posisi lidah menurut klasifikasi Wright dibedakan dalam tiga kelas yaitu

a. Kelas I : Lidah berada dalam dasar mulut dengan ujung lidah berada di depan dan sedikit di bawah permukaan insisal gigi anterior rahang bawah.  b. Kelas II : Lidah mendatar dan melebar tetapi ujungnya dalam posisi yang normal.

c. Kelas III : Lidah dalam kondisi retracted dan terdepresi ke dalam dasar mulut dengan ujungnya melengkung ke atas, ke bawah atau terasimilasi ke badan lidah.

e. Palatum 4

Cek ada torus palatinus atau tidak yang akan mempengaruhi retensi piranti lepasan. Bentuk paltum : tinggi / normal / datar

f. Fonetik 4

-Suara bilabial p, b -Konsonant, d

-Suara sibilans, z, r

g. Garis tengah geligi atas 4

Cek bergeser atau tidak

h. Garis tengah geligi bawah 4

Cek bergeser atau tidak

i. Keadaan gigi geligi 4

Adakah anomali berupa bentuk dan jumlah Ada atau tidak karies

Analisis Fungsional

a. Freeway space 4

interocclusal clearance adalah jarak antar oklusal pada saat mandibula dalam posisi istirahat

 Normal 2-3 mm

Cek dengan membuat 2 titk pada subnasal dan menton, px instruksikan oklusi sentrik (menelan ludah) dan rest position (mengucapkan huruf m), pengukuran dilakukan 3x

lalu dirata-rata.

(36)

arah gerak mandibula dari posisi istirahat ke oklusi sentrik

c. Sendi Temporomandibular 4

terbagi menjadi deviasi dan displacement

Cek dengan meraba bagian kondil saat px membuka mulut lebar secara perlahan kemudian menutupnya, operator bisa dari arah belakang pasien maupun berhadapan dengan pasien.

d. Pola atrisi 4

menyebabkan profile wajah menjadi lebih pendek, pola atrisi mungkin berkaitan dengan kebiasaan buruk

KEMAMPUAN INTERPRETASI

7. Analisis Radiografi

a. Foto sefalometri 4

Digunakan untuk analisa skeletal, dental dan jaringan lunak Titik acuan analisis jaringan keras:

S (sella tursica) : pusat dari Pituitary fosa

Po (porion) : terletak di titik tengah kontur atas dari kanal auditory external/ titik  paling posterior dari ear rod

(37)

frontol nasalis

O (orbitale) : titik terendah pada tepi orbita

ANS (anterior nasal spin): ujung spina nasalis aterior

PNS (posterior nasal spine) : titik paling posterior pada palatum durum A (subspinale) : titik terdalam kurvatur ANS

B (Supramentale) : terletak anterior setinggi apeks dari insisivus RB Pg (pogonion) : titik dagu yang paling anterior

Me (menton) : titik terendah pada tinggi muka

Gn (Gnathion) : terletak antara Pogonion dan Menton

Go (Gonion) : titik terendah dan terluar dari sudut mandibula

 b. Foto panoramic 4

digunakan untuk melihat pola erupsi gigi permanen (order of eruption), kondisi kelainan umlah dan bentuk gigi, ada atau tidaknya gigi impaksi.

KETERAMPILAN PROSEDURAL Perawatan maloklusi klas I sederhana/tipe dental

a. Melakukan pencetakan rahang 4

Pencetakan dilakukan dengan teknik mukostatis Bahan cetak : Hidrokoloid irrefersibel (Alginat) Gips : Tipe III (Dental Stone)

 b.Melakukan pembuatan model studi/ diagnostic 4

a. Mencetak rahang atas dan rahang bawah pasien

b. Membuat gigitan sentrik (centric occlusal record)

c. Boxing model cetakan

d. Pemberian label model (identitas pasien)

e. Penghalusan

c. Melakukan pembuatan foto profil ekstra oral 4

a) Anterior (rest posision, senyum terlihat gigi):

-Untuk melihat Kesimetrisan muka dan bentuk muka - posisi pasien tegak, pandangan lurus ke depan

(38)

 b) Lateral (kanan-kiri) :

-Untuk melihat profil wajah

- posisi pasien tegak, telinga terlihat, garis FHP sejajar lantai

d.Melakukan pembuatan foto intraoral 4 a) Rahang atas : permukaan oklusal

 b) Rahang bawah : permukaan oklusal

c) Oklusi Sentrik (dextra-sinistra): melihat relasi M1 dan C

e. Menggambar desain piranti ortodonti 4

- Merah = plat akrilik  - Hijau / biru = klamer 

- Tidak perlu menggambarkan ferkelum, kecuali pada desain plat ekspansi

Beri keterangan macam (aktif/pasif), jenis klamer, diameter klamer 

- Peninggian gigit diarsir 

f. Melakukan pembuatan piranti ortodonti:

a) Komponen aktif 3

Pegas –  pegas untuk menarik gigi ke mesial/distal Finger spring

Disebut juga Single spring/free end spring/cantilever spring/pegas  palatal Indikasi : gigi anterior (0,5 mm), posterior (0,6 mm)

(39)

Diameter : 0,5 - 0,6 mm Aktivasi :

Bukal Spring

Indikasi : distalisasi gigi C Diameter : 0,7 mm

Aktivasi : tekan koil max 1 mm Suported buccal retractor

Disebut juga pegas bukal dengan penyangga Indikasi : distalisasi gigi C

Diameter : 0,7 mm

Aktivasi : tekan koil max 1 mm Retraktor bukal dengan lup terbalik

Indikasi : distalisasi gigi C Diameter : 0,7 mm

Aktivasi : potong ujung kawat sebanyak 1 mm Pegas –  pegas untuk mendorong gigi ke labial/palatal

Pegas bumper terbuka

Disebut juga Mattress spring/Z spring Indikasi : gigi I atau C

Diameter : 0,6 mm Aktivasi :

x Pegas terletak di palatal/lingual

Terdirii dari 2 loop atau lebih yang sejajar dan selebar bidang mesiodistal gigi

Loop kira-kira tegak lurus sumbu gigi

Aktivasi dengan memperbesar loop menggunakan tang 2 jari

x Bila kedua loop diaktivasi gigi terdorong ke labial→ xBila hanya 1 loop diaktivasi gigi rotasi→

(40)

Pegas bumper tertutup

Ada yang menyebut sebagai T spring Indikasi : 2 gigi insisive, gigi posterior Diameter : 0,6 mm

Dapat pula digunakan pada gigi posterior Cantilever ganda

Disebut juga Z spring coil/double spring with helix Indikasi : protraksi gigi anterior

Diameter : 0,5 mm

Aktivasi : tekan bagian sisi koil paling luar, dimulai dari koil terjauh Labial bow

Disebut juga labial bow dengan lup U atau lup U terbalik Indikasi : retraksi gigi-gigi anterior

(41)

Aktivasi : fixasi ujung lup dengan tang pipih-bulat  tekan bagian kaki lup

dengan tang pipih-pipih  reposisi busur ke arah semula (1/2 insisal)

Continous spring

Indikasi : protraksi gigi anterior secara bersamaan Diameter : 0,5 mm

Aktivasi :

Sekrup Ekspansi (expansion screw)

Fixed/ Cekat: RME (rapid maxillary expantion) Semi Cekat: Quad Helix

Diameter : 0,9 mm

Removeable: plat ekspansi Tipe badcock

Tipe fisher

Aktivasi : ¼ putaran menghasilkan pergerakan sebanyak 0,18-1,2 mm. putaran dilakukan mengikuti pin guide (arah panah) pada piranti dengan menggunakan key pin yang diikat dengan menggunakan tali. Piranti tidak boleh dilepas 6 jam  pasca aktivasi.

- Tipe Glenross - Tipe Wipla

b) Komponen retentive 3

1) Klamer C /Simple/Buccal Clasp

-Diameter kawat: gigi molar 0,7 mm, sedangkan untuk gigi premolar dan gigi anterior 0,6 mm.

- Indikasi: gigi molar kanan dan kiri tetapi bisa juga pada gigi yang lain -Tidak efektif pada gigi desidui atau gigi permanen yang baru erupsi. 2) Klamer Adams/Adams Clacp

-Diameter kawat: 0,7 mm untuk gigi molar dan premolar serta 0,6 mm untuk gigi anterior.

- Indikasi: gigi molar kanan dan kiri serta pada gigi premolar atau gigi anterior  3) Klamer kepala panah / Arrow Head Clasp

-Diameter kawat yang di pakai : 0,7 mm

-Indikasi: memegang lebih dari satu gigi, biasanya dipakai seba gai bagian retentif plat ekspansi

(42)

Gigi yang tidak digerakan dengan piranti, melalui cangkolan atau kontak gigi

dengan lempeng akrilik.

d) Lempeng akrilik 3

Plat akrilik dibuat setipis mungkin agar nyaman dipakai, tetapi cukup tebal agar

tetap kuat jika dipakai di dalam mulut. Umumnya ketebalan plat setebal 1 malam

model (2 mm). Desain lempeng akrilik tidak mengikuti bentuk ferkelum.

g.Melakukan insersi piranti ortodonti 4

x Cek retensi dan stabilisasi piranti

x Cek oklusi adakah bagian yang traumatik oklusi dengan piranti atau tidak 

x Cek klamer ada yang tajam atau tidak 

x Piranti plat harus halus tidak ada yang tajam

x Pastikan semua menempel ke mukosa

x Edukasi tentang cara pemakaian, lama pemakaian dan cara membersihkan

 piranti

(43)

Kekuatan gaya yang diberikan sebesar 25-40 gram

*cara aktivasi liat di atas*

Dua mekanisme yang memengaruhi pergerakan gigi:

elektrisitas biologis (biologic electrici ty/piezoelectric)

Berhubungan dengan perubahan metabolisme tulang yang dikontrol sinyal elektrik ketika tulang alveolar berubah bentuk karena tekanan.

Sinyal elektrik memengaruhi reseptor membran sel atau permeabilitas membran (atau mungkin keduanya) dan keadaan ini memengaruhi aktivitas sel.

Tulang adalah massa atau bahan piezoelektrik, yang menghasilkan loncatan elektrik permukaan bila dikenai tekanan.

Proses piezoelektrik menjembatani remodeling karena kekuatan ortodonsi. Kekuatan efek piezoelektrik berkorelasi dengan kemampuan jaringan (tulang) mengadakan remodeling.

Teori tekanan-tarikan (pressure-tension) pada ligamen

 periodontal yang mempengaruhi aliran darah.

Adanya tekanan dan tarikan pada ligamen periodontal menyebabkan

 perubahan kimiawi sebagai stimulus perubahan seluler pada pergerakan gigi. Perubahan aliran darah pada ligamen periodontal karena ada tekanan yang lama menyebabkan gigi bergeser dalam soket gigi dan memengaruhi ligamen

 periodontal.

Aliran darah dan pasokan oksigen berkurang pada daerah ligamen periodontal yang tertekan

Pasokan darah tetap atau bertambah pada daerah. Ligamen periodontal yang tertarik.

Perubahan kimiawi memengaruhi pelepasan agen biologi aktif yang merangsang diferensiasi dan aktivitas sel

9. Perawatan ortodonti sederhana pasien lanjutan 4

10. Tracing foto sefalometri 3

a. Analisis skeletal

-Sudut SNA (82±2) : menyatakan posisi maksila dalam hubungan dengan basis

kranii anterior (maksila lebih protrusi/retrusi)

-Sudut SNB (80±2) : menyatakan posisi mandibula terhadap basis kranii

anterior (mandibula lebih protrusi/retrusi)

(44)

 bidang FHP

-FHP-Mandibula (26±3) : menyatakan pertumbuhan wajah arah vertikal -Angel convexity (N-A, A-pog) (0±8) : menyatakan kecenbungan wajah, tingkat

 protrusi/retrusi mandibula, hubungan masing-masing rahang

 b. Analisis dental

-Jarak I atas-NA (4±2) : jarak inklinasi insisiv atas (protrusi atau retrusi) terhadap garis

 NA

- Sudut I atas-NA (22±2) : sudut inklinasi relatif insisivus atas

(protrusi/retrusi) terhadap NA

-Jarak I bawah-NB (4±2) : jarak inklinasi insisivus bawah (protrusi atau

retrusi) terhadap garis NB

- Sudut I bawah-NB (25±2) : sudut inklinasi relatif insisivus bawah

(protrusi/retrusi) terhadap NB

-Sudut I atas dan I bawah (135±15) sudut interinsisal menunjukkan kecembungan/  protrusi gigi geligi anterior

(45)

KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI

Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang instruksi kepada pasien mengenai peranti yang telah dipakai

a. Cara memasang dan melepas 4

Edukasi px untuk penggunaan piranti lepasan dilakukan di depan cermin, komponen retentif yang dipegang oleh jari pasien jangan komponen aktif dikhawatirkan

tekanan oleh jari pasien akan merubah bentuk.

 b. Cara perawatan 4

-Pakai piranti terus-menerus

-Lepas peranti saat makan, dan sikat gigi -Kunjungi dokter gigi sesuai perjanjian

-Bila piranti patah atau oleh suatu sebab segeralah mengunjungi dokter gigi -Saat menyikat gigi piranti ikut di sikat

c. Cara aktivasi (jika menggunakan komponen yang harus diaktivasi oleh pasien) 4 Piranti dengan screw ekspansi dapat diaktivasi oleh orang tua pasien di rumah setiap

(46)

ORTHO

Bagaimana cara :

Penentuan bentuk dan tipe muka

Tipe muka

Tipe muka : Menurut Martin (Graber 1972) dikenal 3 tipe muka yaitu : Brahisepali : lebar, persegi

Mesosepali : lonjong / oval Oligisepali : panjang / sempit

Menurut Ricket (Graber 1972) lebih tepat untuk bentuk kepala yaitu proyeksi kepala terhadap bidang sagital sedangkan untuk tipe muka lebih tepat menggunakan istilah fasial :

Brahifasial Mesofasial Dolikofasial

(47)

BENTUK MUKA

Klasifikasi indeks muka :

Euriprosop ( muka pendek, lebar) : 80,0 –  84,9

Mesoprosop (muka sedang ) : 85,0 –  89,9

Leptoprosop (muka tinggi, sempit) : 90,0 –  94,9

80,0 : Hipo Euriprosop 94,9 : Hiper Leptoprosop

Pemeriksaan kesimetrisan wajah, keseimbangan wajah

Garis referensi wajah

Tricihion (batas dahi berambut dan tidak berambut)  Nasion (tengah-tengah alis)

Ujung hidung Dagu.

Titik –  titik tersebut dihubungkan dengan garis vertikal membentuk bidang MSP

(MID SAGITAL PLANE) Kesimetrisan wajah

Sudut mata luar

Terluar cuping hidung Sudut mulut

(48)

Titik-titik tsb minimal 2 garis sejajar = simetris

Keseimbangan wajah

Trichion - nasion à 1/3 muka atas

 Nasion - subnasion (dasar hidung) à 1/3 muka tengah Subnasion –  menton (dasar dagu) à 1/3 muka bawah

(49)

Pemeriksaan profil wajah

PEMERIKSAAN PROFIL WAJAH DENGAN ANALISIS KPF

Titik-titik referensi

Orbita (O) : bayangan mata

Porion (Po) : superior meatus O –  Po = FHP  Nasion (N) : antara alis

tegak lurus FHP = GARIS NASAL (NASAL PLANE) Menton (Me): titik terinferior dari dagu

Me horizontal // FHP = Garis menton plane Orbita tegak lurus FHP = Garis orbital (O plane)

Maksila diwakili oleh ujung bibir atas

Maksila dikatakan normal à ujung bibir atas menyentuh N  plane Mandibula diwakili oleh dagu (Pg) jaringan lunak

Mandibula dikatakan normal à posisi dagu ada di 1/3 tengah bawah pembacaan

Tg line (Pg ke Sn ke N-plane) dikatakan normal bila N < 100

Profil jaringan lunak

Subnasal berada di depan bidang tegak lurus nasion jaringan lunak à antef ace Pogonion jaringan lunak berada di posterior titik subnasal à backward slanting Bibir atas dan bawah melebihi garis tangen à protrusif

(50)

PROFIL MUKA ANALISIS GRABER

Untuk menentukan profil muka digunakan 4 titik anatomis:

Gl (glabela ) à titik terendah dari dahi terletak pada tengah-tengah alis mata kanan dan kiri

Lca (lip contour atas) à titik terdepan bibir atas

Lcb (Lip contour bawah) à titik terdepan bibir bawah

Pog (Pogonion jaringan lunak) -à titik terdepan dari dagu di daerah di simfisis mandibula

ANALISIS:

Cembung (convex) : bila titik Lcb - Lca berada di depan garis Gl –  Pog Lurus (straight) : bila pertemuan Lcb –  Lca berada tepat pada garis Gl –  Pog

(51)

Menentukan hubungan rahang

Retrognatik (Dorsaly rotated dintition ) : Bila gigi-geligi rahang bawah berotasi ke arah  belakang sehingga posisi titik Pog tampak lebih ke belakang dari posisi Nasion

Ortogantik (Unrotated dentition): Bila gigi-geligi rahang bawah tidak berotasi / posisinya normal titik Pog tampak lurus terhadap Nasion

Prognatik (Ventraly rotated dentition) : Bila gigi-geligi rahang bawah berotasi kedepan, dagu (titik Pog) tampak maju terhadap Nasion

*keterangan

 Nasion (Na) adalah titik terdepan dari sutura Fronto nasalis Subnasale (Sn) adalah titik titik terdepan tepat dibawah hidung

(52)

PEMERIKSAAN TMJ & PENGUKURAN F RE E WAY SPACE

1. Pemeriksaan TMJ ( inspeksi, auskultasi, dan palpasi )

Periksa pembukaan rahang maksimal ( normalnya kurang lebih 40 mm ). Palpasi pada saat membuka mulut di bawah tulang zygomatik, palpasi pada saat menutup mulut di depan tragus dan di dalam meatus akustikus eksternus.

Periksa ada atau tidaknya deviasi atau defleksi pada saat membuka dan menutup mulut.

Periksa apakah ada suara dan rasa sakit pada saat membuka dan menutup mulut. Periksa apakah ada sakit atau tidak pada saat palpasi TMJ.

Periksa apakah ada sakit atau tidak pada saat palpasi otot temporalis dan masseter.

2. Pemeriksaan freeway space : ( Melakukan ini agak jadi cobaan hidup sih karena  pasiennya beneran punya TMD dengan deviasi, clicking, gigitan kelas 3, dan agak

susah diinstruksi untuk menggigit dengan mandibula tidak dimajukan ke depan -_ - ) Pasien diinstruksikan untuk duduk tegak dan rileks, pandangan lurus ke depan.

Tempelkan selotip pada ujung hidung ( pronasal ) dan bagian dagu paling prominen (  pogonion ), setelah itu beri titik dengan menggunakan spidol.

Pasien diinstruksikan untuk mengucapkan M selama 1 menit hingga lelah, operator mengukur jarak antar titik dengan menggunakan jangka sorong.

Lakukan pemeriksaan tersebut selama beberapa kali, catat, dan rata - rata.

Pasien kemudian diinstruksikan untuk menelan ludah kemudian menggigit dibantu dengan dorongan tangan operator pada mandibula pasien.

Lakukan pengukuran antar titik selama beberapa kali, catat, dan rata - rata. Tulis di lembar jawaban : DV fisiologis, DV oklusal, dan freeway space.

(53)

AKTIVASI ALAT ORTHO

 Aktivasi Simple Spring

1 Salam, sapa, perkenalan, APD

2 Cek stabilitas alat, ada sariawan, keluhan ada / tidak 

3 Lepaskan alat ortho lepasan dari mulut pasien

4 Persiapkan pasien, bersihkan rongga mulut jika terdapat kalkulus bersihkan dengan scaller kemudian dilakukan brushing pada gigi

5 Bersihkan alat ortho lepasan dengan dilakukan brushing

6 Persiapkan pengaktifan alat dengan menggunakan tang universal

7 Lebarkan / besarkan pada lengan yang berdekatan dengan gigi, untuk menentukan arah pergerakan

Dengan mengaktifkan pada lengan yang lebih jauh dari gigi, sebagai derajat aktifas i 8 Kekuatan yang diberikan sebesar 25 –  40 gr / dl

Fungsi simple spring : Menggerakkan gigi ke arah labial, proklinasi insisivus

 Aktivasi Finger Spring

1. Salam, sapa, perkenalan, APD

2. Cek stabilitas alat, ada sariawan, keluhan ada / tidak 3. Lepaskan alat ortho lepasan dari mulut pasien

4. Persiapkan pasien, bersihkan rongga mulut jika terdapat kalkulus bersihkan dengan scaller kemudian dilakukan brushing pada gigi

5. Persiapkan pengaktifan alat, dengan tang setengah bulat. Masukkan tang bagian yang  bulat pada koil yang setengah bulat untuk mendorong lengan finger kearah gigi

digerakkan

6. Pengektifan lengan finger spring diatas koil, tanpa merubah diameter koil pada spring supaya panjang lengan tidak bertambah panjang / pendek, karena akan berpengaruh terhadap arah pergerakkan gigi

7. Posisi koil yang terlalu ke distal akan menggeser gigi keluar / lebih kearah bukal dari lengkung yang direncanakan. Jika terlalu ke mesial akan menggeser ke dala m /  palatal / lingual dari lengkung yang direncanakan

Gambar

Gambar  4. Penilaian  kesimetrisan  lengkung  gigi  A.
Gambar .  pengukuran molar kedua sulung pada foto roentgen

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan seluruh perenang terkena erosi gigi pada permukaan labial gigi anterior permanen rahang atas dan rahang bawah disebabkan faktor

Gigi sulung yang terletak pada rahang atas dan rahang bawah juga terbagi di 4 kuadran, namun penomoran kuadran gigi sulung dan gigi permanen berbeda5.

Setelah pemasangan gigi tiruan rahang atas, selanjutnya dibuat pola lilin splin oklusal rahang bawah dengan menaikkan vertikal dimensi oklusi sebanyak 3 mm dan rahang bawah

 Posisi basis lengkung gigi rahang atas ditransfer ke gigi rahang bawah dengan membuat garis pada permukaan bukal mahkota gigi rahang bawah kanan dan kiri,

Proses pengukuran tulang kortikal dimulai dari penentuan ROI pada citra panorama gigi di sebelah kanan dan kiri rahang bawah yang berisi tulang kortikal, ekstraksi

permanen rahang bawah erupsi, gigi kaninus susu berpindah ke arah distal dan bukal pada kasus premature loss , dimana ukuran sebuah gigi dalam lengkung rahang yang

mesial secara langsung setelah kehilangan gigi molar kedua desidui bawah; karena lebar mesiodistal dari molar kedua desidui rahang bawah lebih besar dibandingkan dengan rahang

Setelah pemasangan gigi tiruan rahang atas, selanjutnya dibuat pola lilin splin oklusal rahang bawah dengan menaikkan vertikal dimensi oklusi sebanyak 3 mm dan rahang bawah