• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1 Kebijakan Ppi Kemenkes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1.1 Kebijakan Ppi Kemenkes"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN PADA PROGRAM

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RS

IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

DI RUMAH SAKIT SESUAI STANDAR AKREDITASI KARS DAN JCI

(2)

1. UU NO 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

2. UU NO 44 TAHUN 2009 TENTANG RS

3. Permenkes 012/2012 tentang Akreditasi RS

4. Permenkes 1691/2011 tentang Keselamatan Pasien RS

5. Kepmenkes No: 270/Menkes/SK/III/2007 tentang

“Pedoman Manajerial PPI di RS & Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Lainnya

6. Kepmenkes No : 382/Menkes/SK/III/2007 tentang

“Pedoman PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Lainnya”

(3)

1. Peningkatan kasus-2 penyakit infeksi (

new emerging

,

emerging-

dan

re-emerging diseases)

dan infeksi terkait

pelayanan kesehatan

(HAIs)

2. RS dan Fas. Yan. Kes lainnya harus mampu memberikan

pelayanan yg bermutu, akuntabel serta meminimalkan

risiko infeksi kepada nakes, pengunjung dan pasien RS

3. KLB unpredictable

4. Gambaran mutu yan RS (instrumen akreditasi)

5. Infeksi Nosokomial (HAIs)

1 dari 20 pasien dirawat mengalami infeksi akibat

pelayanan kesehatan (healthcare associated infection)

70 % diantaranya BISA DICEGAH !!

< 10 % dipengaruhi lingkungan

>90 % dipengaruhi perilaku

4

(4)

6

Tujuan PPI:

Meningkatkan mutu

layanan RS dan fasyankes

lain melalui PPI

di

seluruh satker di RS dan

fasyankes lain, yaitu:

Manajemen risiko,

Clinical governance

,

K3.

Melindungi nakes & masy

dari penularan penyakit

menular (

Emerging

Infectious Diseases

)

Menurunkan angka

penularan HAIs (

Hospital

Acquired Infections

)

PROGRAM KEMENKES

TUJUAN & KEBIJAKAN PPI di RS

1. Setiap RS & Fasyankes lainnya

harus laksanakan PPI

2. Pelaksanaan PPI sesuai:

• Pedoman Manajerial PPI di RS &

Fasyankes lain (SK Menkes

no.270/2007)

• Pedoman PPI di RS & Fasyankes

lainnya(SK Menkes no.382/2007)

• Pedoman PPI lainnya

SE Dirjen

Bina Yanmed

No.HK.03.01/III/3744/08 ttg

Pembentukan Komite PPI RS &

Tim PPI RS

3. Dir. RS dan Fasyankes lainnya

membentuk :

Komite PPI dan Tim

PPI dibawah koord. Direktur

4. Komite dan Tim PPI mempunyai

tugas, fungsi kewenangan jelas.

5. Setiap RS dan Fasyankes lainnya

(5)

Manajemen

Komitmen Direktur RS/Ka Fasyankes

Update

Regulasi

Utilisasi Komite/Tim PPI di Fasyankes

Penggunaan anggaran untuk menunjang PPI di fasyankes

(termasuk untuk insentif petugas IPCN)

Teknis

Pelatihan dan

In House Training

Pelaksanaan surveilans HAIs

Pencatatan & Pelaporan

(6)

Cek setiap RS di wilayahnya :

apakah ada Komite /Tim PPI RS? (SK Direktur RS)

Apakah sudah memiliki IPCN dan IPCLN atau petugas lain terlatih

tentang PPI? (sertifikat dll)

Bila sudah ada petugas terlatih :

Cek apakah ada SOP terkait PPI RS?

Apakah ada IPCN? (1 IPCN setiap 100 -150 TT)

Apakah surveilans PPI RS sudah dilaksanakan?

Apakah ketersediaan APD cukup?

Dinkes dapat membuat surat teguran kepada Direktur RS

untuk membentuk Komite/Tim dan melaksanakan PPI RS

Memfasilitasi pelatihan PPI RS secara kolektif atau

bekerjasama dengan Pokja PPI Kemenkes, Perdalin dan

organisasi terkait yang di sarankan oleh Kemenkes

(7)

Program

PPI

Kewaspadaan

Isolasi

Diklat

Kesehatan

Karyawan

Pemakaian

antibiotika

secara rasional

Surveilans HAIs

dan

multi-drug

resistant

organism

(

MDRO

)

Kewaspadaan transmisi

Kewaspadaan

standar

7

(8)

a. Kewaspadaan Standar

Sebelum diagnosis

ditegakkan/hasil lab

Kebersihan tangan/HH

APD

Peralatan perawatan pasien

Pengendalian lingkungan

Pemrosesan peralatan pasien

dan penatalaksanaan linen

Kesehatan

karyawan/perlindungan

petugas kesehatan

Penempatan pasien

Hygiene respirasi/etika batuk

Praktek menyuntik yang aman

Praktek untuk lumbal punksi

b. Kewaspadaan

transmisi

Mell :

Kontak

Droplet

Airbone

Common vehicle

(

makanan, air,

obat, alat)

Vektor (lalat,

nyamuk, tikus)

(9)

Dinamis, sistematis,

sustain

Catat, olah, analisis

(IDO, ISK, IADP, VAP)

Tujuan :

Data dasar infeksi RS

Menurunkan laju infeksi RS

Identifikasi dini KLB di RS

Standar mutu yan medis

dan keperawatan

Unsur pendukung

pemenuhan akreditasi RS

Audit kepatuhan

kebersihan tangan/HH

Agar berlangsung secara

baku, terpadu,

bersinambung, terukur, dan

dapat dievaluasi.

Penggunaan AB secara bijak

Pemilihan jenis AB harus

berdasar pada hasil px.

mikrobiologi atau berdasar

pada pola mikroba dan pola

kepekaan antibiotik, serta

diarahkan pada antibiotik

berspektrum sempit untuk

mengurangi dampak

(10)

Komite/Tim PPI

terlatih

IPCN/IPCO terlatih

In house training –

seluruh petugas di

RS paham PPI

sesuai dengan

lingkup tugas

Seminar/workshop

– untuk

meng

update

ilmu

PPI

Terutama petugas di

tempat risti

Pemeriksaan

kesehatan berkala,

minimal 1 tahun

sekali

Manajemen RS

menjamin

ketersediaan APD

sesuai kebutuhan

(11)

PIMPINAN RS

Menjamin

kepatuhan staf

terhadap regulasi

yg ditetapkan

oleh pimpinan

Patuh terhadap

peraturan &

perundangan RS

Sistem monev

terhadap

regulasi yg

ditetapkan pimp

Menetapkan

regulasi di RS

PERAN PIMPINAN RS DALAM

STANDAR AKREDITASI BARU

(12)

(7 Bab)

(6 Bab)

(Section I: Patient-Centered Standards)

(Section II: Health Care Organization Management standards)

(International Patient Safety Goals (IPSG)) (Chapter 1Section I) (6 Chapter)

(8 Chapter)

J.C.I Edisi 4. Thn 2011 + AMC (2013)

Instrumen tahun 2012 (mengacu JCI edisi 4)

Fokus pada Keselamatan Pasien

Tambahan Penilaian 3 Program Pemerintah (MDGs)

Dimulai Juni 2012

(13)

1)

Untuk Peningkatan

mutu pelayanan RS

“wajib” diakreditasi

minimal 3 th. sekali

2)

Akreditasi RS yg

dimaksud dilakukan

oleh lembaga

independen dr

dalam/LN berdasarkan

Stdr akreditasi yg

berlaku

3)

Lembaga independen

sbgmana dimaksud pd

ayat (2) ditetapkan oleh

Menteri

4)

Ketentuan mengenai

akreditasi RS dimaksud

diatur dgn Peraturan

Menteri

*Ayat 3

RS wajib mengikuti

akreditasi nasional

*Ayat 5

RS yg akan mengikuti

akreditasi

internasional harus

sudah mendapatkan

status akreditasi

nasional

*Ayat 7

RS baru yang telah

memperoleh izin

operasional &

beroperasi min. 2

thn, wajib

mengajukan

permohonan

akreditasi

Permenkes No 12 / 2012 ttg Akreditasi RS ,ps.3 SK Menkes No. 428/ 2012 ttg. PENETAPAN LEMBAGA INDEPENDEN PELAKSANA AKREDITASI RS DI INDONESIA Lembaga Independen Pelaksana Akreditasi RS di Indonesia terdiri atas :

Komisi Akreditasi RS (KARS)

Joint Commissions International (JCI) yang merupakan lembaga pelaksana akreditasi yang berasal dari LN

(14)

Akreditasi 2012

(mengacu JCI edisi 4 dan MDG

s)

I. Kelompok Standar Pelayanan Berfokus Pada Pasien 161 Std. 436 EP

Bab 1. Akses ke pelayanan & Kontinuitas Pelayanan (APK)

Bab 2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK) Bab 3. Asesmen Pasien (AP)

Bab 4. Pelayanan Pasien (PP)

Bab 5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) Bab 6. Manajemen & Penggunaan Obat

(MPO)

Bab 7. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)

II. Kelompok Standar Manajemen RS 153 Std, 569 EP

Bab 1. Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien (PMPK)

Bab 2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Bab 3.Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP)

Bab 4.Manaj.Fasilitas & Keselamatan (MFK) Bab 5. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) Bab 6. Manajemen Komunikasi dan

Informasi (MKI)

III. Sasaran Keselamatan Pasien RS

6 Std, 24 EP

1. Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien

2. Sasaran II : Peningkatan Komunikasi yang Efektif 3. Sasaran III : Peningkatan

Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai

4. Sasaran IV : Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur,Tepat Operasi

5. Sasaran V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Yankes

6. Sasaran VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

IV. Sasaran Millenium Development Goals (MDGs) 3 Std, 19 EP

1. Sasaran I Penurunan AKB dan Peningkatan Kes.Ibu

2. Sasaran II Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS

3. Sasaran III Penurunan Angka Kesakitan TB

(15)

1.

Program kepemimpinan dan koordinasi

(PPI

1; 2; 3; 4)

2.

Fokus dari program

(PPI 5; 5.1; 6; 7; 7.1; 7.1.1; 7.2; 7.3;

7.4; 7.5)

3.

Prosedur Isolasi

(PPI 8 )

4.

Teknik pengamanan dan hand hygiene

( PPI

9)

5.

Integrasi program dng peningkatan mutu

dan keselamatan pasien

(PPI 10; 10.1; 10.2; 10.3;

10.4; 10.5; 10.6)

(16)

Standar Uraian Standar

PPI. 1 • 1/ > SDM yg kompeten mengawasi seluruh kegiatan PPI . Kompetensi mell: diklat, pengalaman dan sertifikasi IPCN/ICN

• EP (3) : ada SDM kompeten, kualifikasi sesuai kelas RS, tingkat risiko,

ruang lingkup program dan kompleksitasnya, SK SDM yg ditugaskan sesuai uraian tugas

Lihat data IPCN : jml, kualifikasi & uraian tugas & rencana pengawasan

PPI.2 • Ada mekanisme koord seluruh kegiatan PPI melibatkan Dr., perawat dan tenaga lainnya sesuai ukuran dan kompleksitas RS.

• EP (6)  . Lihat Komite/Panitia PPI & Tim PPI, uraian tugas, Acuan Buku pedoman manajerial PPI

1. Ada penetapan mekanisme untuk koordinasi program pencegahan dan pengendalian infeksi  Komite/Panitia PPI

2. Koord. kegiatan PPI melibatkan dokter  uraian tugas 3. Koord. kegiatan PPI melibatkan perawat  uraian tugas

4. Koord. kegiatan PPI melibatkan profesional PPI  uraian tugas 5. Koord. kegiatan PPI melibatkan RT (housekeeping)  uraian tugas

6. Koordinasi kegiatan PPI melibatkan tenaga lainnya sesuai ukuran dan kompleksitas RS.  uraian tugas

(17)

Standar Uraian Standar

PPI.3 • Program PPI berdasarkan ilmu pengetahuan terkini, pedoman praktek

yang akseptabel sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku, dan standar sanitasi dan kebersihan.

• Elemen Penilaian PPI.3.  Lihat program PPI

1. Prog. PPI berdasarkan ilmu pengetahuan terkini

2. Prog. PPI di RS berdasarkan pedoman praktik yang diakui 3. Prog. PPI perundangan yang berlaku

4. Prog. PPI berdasarkan Stdr sanitasi dan kebersihan dari badan-badan nasional atau lokal.

PPI.4 • Pimpinan RS menyediakan sumber daya yang cukup untuk

mendukung program PPI.

• Elemen Penilaian PPI.4.

1. Pimpinan RS menunjuk staf yang cukup untuk program PPI 

IPCLN

2. Pimpinan RS mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk program PPI  Anggaran PPI, mis : anggaran utk hands-rub,

APD, dll

(18)

Standar Uraian Standar

PPI.5 • RS menyusun dan menerapkan program yang komprehensif untuk

mengurangi risiko dari infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien dan tenaga pelayanan kesehatan.

• Elemen Penilaian PPI.5.  Lihat program PPI

1. Ada program komprehensif dan rencana menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien

2. Ada program komprehensif dan rencana menurunkan risiko

infeksi terkait pelayanan kesehatan pada tenaga kesehatan. (lihat juga KPS.8.4)

3. Program termasuk kegiatan surveillance yang sistematik dan

proaktif untuk menentukan angka infeksi biasa (endemik)  acuan

buku surveilance Kemkes

4. Program termasuk sistem investigasi outbreak dari penyakit infeksi (lihat juga Sasaran Keselamatan Pasien 5, EP 1).  acuan

buku surveilance Kemkes

5. Program diarahkan oleh peraturan dan prosedur yang berlaku 6. Tujuan penurunan risiko dan sasaran terukur dibuat dan direview

secara teratur.

7. Program sesuai dengan ukuran, lokasi geografis, pelayanan dan pasien rumah sakit.

(19)

Standar Uraian Standar

PPI. 5.1. • Seluruh area pasien, staf dan pengunjung rumah sakit

dimasukkan dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi.

• Elemen Penilaian PPI 5.1.  Lihat program PPI

1. Semua area pelayanan pasien di RS dimasukkan dalam program PPI

2. Semua area staf di RS dimasukkan dalam program PPI

3. Semua area pengunjung di RS dimasukkan dalam program PPI

PPI.6 Pengumpulan data: a.Saluran pernafasan b.Sal. Kemih c.Peralatan intravaskuler invasif d.Luka operasi e.Peny. & Organisme f. Emerging/re- emerging

• RS menggunakan pendekatan berdasar risiko dalam menentukan

fokus dari program PPI di RS adalah pencegahan, pengendalian dan pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan.

• Elemen Penilaian PPI 6.  Lihat Kegiatan surveilance

1. RS telah menetapkan fokus program melalui pengumpulan data yang ada di Maksud dan Tujuan a) sampai f)

2. Data yang dikumpulkan a) sampai f) dievaluasi/dianalisis. 3. Berdasarkan evaluasi/analisis data, maka diambil tindakan

memfokus atau memfokus ulang program pencegahan dan pengendalian infeksi.

4. Rumah sakit melakukan asesmen terhadap risiko paling sedikit setiap tahun dan hasil asesmen didokumentasikan.  ICRA

(20)

Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data dan

tempat infeksi yang relevan sebagai berikut :

a.

Saluran pernafasan, seperti : prosedur dan peralatan

terkait dengan intubasi, dukungan ventilasi mekanis,

tracheostomy dan lain sebagainya.

b.

Saluran kencing, seperti : prosedur invasif dan peralatan

terkait dengan indwelling urinary kateter, sistem drainase

urin dan lain sebagainya

c.

Peralatan intravaskuler invasif, seperti insersi dan

pelayanan kateter vena sentral, saluran vena periferi dan

lain sebagainya

d.

Lokasi operasi, seperti pelayanan dan tipe pembalut luka

dan prosedur aseptik terkait

e.

Penyakit dan organisme yang signifikan secara

epidemiologis,

multi drug resistant organism

, virulensi

infeksi yang tinggi.

f.

Muncul dan pemunculan ulang (

emerging atau

reemerging)

infeksi di masyarakat.

(21)

Standar Uraian Standar

PPI. 7 • RS mengidentifikasi prosedur dan proses terkait dengan risiko infeksi dan

mengimplementasi strategi untuk menurunkan risiko infeksi.

• Elemen Penilian PPI 7.

1. RS telah mengidentifikasi proses terkait dengan risiko infeksi (lihat juga MPO.5, EP 1)  mis : penggunaan cairan infus

2. RS telah mengimplementasi strategi penurunan risiko infeksi pada seluruh proses (lihat juga MPO.5, EP 1)

3. RS mengidentifikasi risiko mana (lihat juga PPI. 7.1-7.5 yang

membutuhkan kebijakan dan atau prosedur, edukasi staf, perubahan praktik dan kegiatan lainnya untuk mendukung penurunan risiko

Infection control risk assessment (ICRA)

PPI.7.1 • RS menurunkan risiko infeksi dengan menjamin pembersihan peralatan dan

sterilisasi yang memadai serta manajemen laundry dan linen yang benar

• Elemen Penilaian PPI 7.1.

1. Pembersihan peralatan dan metode sterilisasi di pelayanan sterilisasi sentral sesuai dengan tipe peralatan

2. Metode pembersihan peralatan, disinfeksi dan sterilisasi dilaksanakan diluar pelayanan sterilisasi sentral harus sesuai dengan tipe peralatan 3. Manajemen laundry dan linen yang tepat sesuai untuk meminimalisasi

risiko bagi staf dan pasien.

4. Ada proses koordinasi pengawasan yang menjamin bahwa semua metode pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi sama di seluruh rumah sakit. 

IPCN/ICN

(22)

Standar Uraian Standar

PPI.7.1.1 • Ada kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi proses pengelolaan perbekalan yang kadaluwarsa dan menetapkan kondisi untuk penggunaan ulang (reuse) dari alat sekali pakai (single-use) bila peraturan dan

perundangan mengijinkan.

Elemen Penilaian PPI. 7.1.1. Lihat kebijakan & cek ke lapangan

1. Ada K/ P yang konsisten dengan peraturan dan perundangan di tingkat nasional dan ada standar profesi yang mengidentifikasi proses pengelolaan peralatan yang kadaluwarsa

2. Untuk peralatan dan material single-use yang direuse, ada kebijakan termasuk utk item a) sampai e) di Maksud dan Tujuan.

3. Kebijakan telah dilaksanakan/diimplementasikan 4. Kebijakan telah di monitor.

PPI.7.2 • RS menurunkan risiko infeksi dengan pembuangan sampah yang tepat • Elemen Penilaian PPI 7.2.

1. Pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh dikelola untuk meminimalisasi risiko penularan. (lihat juga AP.5.1, Maksud dan Tujuan)

2. Penanganan dan pembuangan darah dan komponen darah dikelola untuk meminimalisasi risiko penularan. (lihat juga AP.5.1, Maksud dan Tujuan)

3. Area kamar mayat dan post mortem untuk meminimalisasi risiko penularan.

(23)

Kebijakan single use ke re-use harus konsisten dengan

peraturan dan perundangan nasional dan standar profesi

termasuk identifikasi terhadap:

a.

peralatan dan bahan/material yang tidak pernah bisa

di

reuse;

b.

jumlah maksimum

reuse

khususnya untuk setiap

peralatan dan bahan/material yang di

reuse;

c.

tipe pemakaian dan keretakan, antara lain yang

mengindikasikan bahwa peralatan tidak bisa di

reuse;

d.

proses pembersihan untuk setiap peralatan yang

dimulai segera sesudah digunakan dan diikuti

dengan protokol yang jelas; dan

e.

proses untuk pengumpulan, analisis, dan

penggunaan dari data pencegahan dan pengendalian

infeksi yang terkait dengan peralatan dan material

yang di

reuse

(24)

Standar Uraian Standar

PPI.7.3 • RS mempunyai K/ P pembuangan benda tajam dan jarum • Elemen penilaian PPI 7.3.

1. Benda tajam dan jarum dikumpulkan pada wadah yang khusus yang tidak dapat tembus (puncture proof) dan tidak direuse.

2. RS membuang benda tajam dan jarum secara aman atau IKS dgn. sumber2 yang kompeten untuk menjamin bahwa wadah benda tajam dibuang di tempat pembuangan khusus untuk sampah berbahaya atau sebagaimana ditentukan oleh PerUUan.

3. Pembuangan benda tajam & jarum konsisten dg.kebijakan PPI RS

PPI.7.4 • RS mengurangi risiko infeksi di fasilitas yang terkait dengan kegiatan

pelayanan makanan dan pengendalian mekanik dan permesinan.

• Elemen Penilaian PPI 7.4

1. Sanitasi dapur dan penyiapan makanan ditangani dengan baik untuk meminimalisasi risiko infeksi

2. Pengontrolan engineering/Engineering control diterapkan untuk meminimalisasi risiko infeksi di area yang tepat di RS

PPI.7.5 • RS mengurangi risiko infeksi di fasilitas selama pembongkaran,

pembangunan dan renovasi

• Elemen Penilaian PPI 7.5.

1. RS menggunakan kriteria risiko untuk menilai dampak renovasi atau pembangunan (kontruksi) baru.

2. Risiko dan dampak renovasi atau kontruksi terhadap kualitas udara dan kegiatan PPI dinilai dan dikelola.

(25)

Standar

Uraian Standar

PPI.8.

RS menyediakan penghalang untuk pencegahan

(barrier precaution)

dan prosedur isolasi yang melindungi pasien, pengunjung dan staf

terhadap penyakit menular dan melindungi dari infeksi pasien yang

immunosuppressed,

sehingga rentan terhadap infeksi nosokomial.

Elemen Penilaian PPI.8

1. Pasien yang sudah diketahui atau diduga infeksi menular harus di

isolasi sesuai kebijakan RS dan pedoman yang direkomendasikan.

2. K/ P mengatur pemisahan antara pasien dengan penyakit

menular, dari pasien lain yang berisiko tinggi, yang rentan karena

immunosuppressed

atau sebab lain dan staf.

3. K/ P

cara mengelola pasien dengan infeksi airborne untuk

jangka waktu pendek ketika ruangan bertekanan (-) tidak tersedia

4. RS mempunyai strategi untuk berurusan dengan arus pasien

dengan penyakit yang menular

5. Ruangan bertekanan (-) tersedia dan di monitor secara rutin

untuk pasien infeksius yang membutuhkan isolasi untuk infeksi

airborne

; bila ruangan bertekanan (-) tidak segera tersedia,

ruangan dengan sistem filtrasi HEPA yang diakui bisa digunakan.

6. Staf dididik tentang pengelolaan pasien infeksius

(26)

RS membuat K/ P tentang isolasi dan prosedur penghalang

(barrier)

di RS. Hal ini berdasarkan cara penularan penyakit & mengatur

pasien yg mungkin infeksius atau yg

immunosuppressed,

juga arus

masuk pasien dalam jumlah besar dengan infeksi yang menular.

Kewaspadaan

airborne

adalah perlu untuk mencegah transmisi

bahan infeksius yg dpt bertahan di udara dalam waktu yang lama.

Penempatan pasien dengan airborne infeksi yang paling bisa adalah

di ruangan tekanan (-). Bila struktur bangunan tidak dapat segera

mengadakan ruangan tekanan (-), RS bisa mensirkulasi udara

melalui sistem filtrasi HEPA

(a high-efficiency particulate air)

dengan

paling sedikit 12 X pertukaran udara per jam.

K/ P harus mengatur rencana menangani pasien dengan infeksi

airborne dalam jangka waktu singkat ketika ruangan bertekanan (-)

atau sistem filtrasi HEPA tidak tersedia. Prosedur isolasi juga

mengatur untuk proteksi staf dan pengunjung, lingkungan pasien

dan pembersihan ruangan selama pasien dirawat dan setelah pasien

pulang.

(27)

Standar

Uraian Standar

PPI.9.

ST, masker, proteksi mata dan peralatan proteksi lainnya,

sabun dan desinfektan tersedia dan digunakan secara benar

bila diperlukan.

Elemen Penilaian PPI 9.

1. RS mengidentifikasi situasi dimana sarung tangan dan atau

masker atau pelindung mata dibutuhkan  Kebijakan

penggunaan APD

2. ST & atau masker/ pelindung mata digunakan tepat & benar

3. RS mengidentifikasi situasi mana diperlukan prosedur cuci

tangan, disinfeksi tangan atau disinfeksi permukaan.

4. Prosedur cuci tangan dan desinfeksi digunakan secara

benar di seluruh area tersebut

5. RS mengadopsi pedoman HH dari sumber yang berwenang

5. Integrasi program dng PMKP (PPI 10; 10.1; 10.2; 10.3; 10.4; 10.5; 10.6)

PPI.10.

Proses PPI diintegrasikan dgn. keseluruhan program RS (PMKP)

Elemen Penilaian PPI.10.

1. Kegiatan PPI diintegrasikan ke dalam program PMKP RS

(lihat juga PMKP.1.1, EP)

2. Kepemimpinan dari program PPI termasuk dalam

mekanisme pengawasan dari PMKP RS

(28)
(29)

Standar Uraian Standar

PPI.10.1. • RS menelusuri risiko infeksi, infeksi dan kecenderungan infeksi

terkait pelayanan kesehatan

• Elemen Penilaian PPI 10.1.

1. Risiko infeksi terkait dengan yankes ditelusuri 2. Angka infeksi terkait dengan yankes ditelusuri

3. Kecenderungan infeksi terkait dengan yankes ditelusuri

PPI.10.2. • Peningkatan mutu termasuk penggunaan indikator/ pengukuran

yang berhubungan dengan masalah infeksi yang secara epidemiologis penting bagi RS.

• Elemen Penilaian PPI 10.2.

1. Kegiatan PPI diukur.

2. Pengukuran tersebut mengidentifikasi infeksi penting secara epidemiologis

PPI.10.3. • RS menggunakan informasi risiko, angka dan kecenderungan

untuk menyusun atau memodifikasi proses untuk menurunkan risiko infeksi terkait yankes ke level yang serendah mungkin.

• Elemen Penilaian PPI 10.3.

1. Proses di tata ulang berdasarkan risiko, angka dan kecenderungan data dan informasi

2. Proses di tata ulang untuk menurunkan risiko infeksi ke level serendah mungkin

(30)

Standar Uraian Standar

PPI.10.4 • RS membandingkan angka kejadian infeksi RS, dg. RS lain melalui

perbandingan data dasar/

databases

.

• Elemen Penilaian PPI 10.4.

1. Angka infeksi terkait yankes dibandingkan dengan angka2 di RS lain melalui komparasi data dasar (lihat juga PMKP.4.2, EP 2 dan MKI.20.2, EP 3)

2. RS membandingkan angka yg ada dg best practise &bukti ilmiah

PPI.10.5 • Hasil monitoring pencegahan dan pengendalian infeksi di RS,

secara berkala disampaikan kepada pimpinan dan staf

• Elemen Penilaian PPI 10.5.

1. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf medis 2. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf perawat 3. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada manajemen

PPI.10.6 • RS melaporkan informasi ttg infeksi ke pihak luar, Kemenkes/

Dinkes

• Elemen Penilaian PPI 10.6.

1. Hasil program pencegahan dan pengendalian infeksi dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan sesuai ketentuan (lihat juga MKI.20.1, EP 1)

2. RS melakukan TL yang benar thd laporan Kemenkes/ Dinkes

(31)

Standar

Uraian Standar

PPI.11.

RS memberikan pendidikan tentang praktik PPI kepada

staf, dokter, pasien dan keluarga serta pemberi layanan

lainnya ketika ada indikasi keterlibatan mereka dalam

pelayanan.

Elemen Penilaian PPI.11

1. RS mengembangkan program PPI yang mengikut

sertakan seluruh staf dan profesional lain, pasien dan

keluarga.

2. RS memberikan pendidikan tentang PPI kepada seluruh

staf dan profesional lain.

3. RS memberikan pendidikan tentang PPI kepada pasien

dan keluarga.

4. Semua staf diberi pendidikan tentang kebijakan,

prosedur, dan praktek-praktek program PPI (lihat juga

KPS.7 dan TKP.5.4)

5. Edukasi staf secara periodik diberikan sebagai respon

terhadap kecenderungan yang signifikan dalam data

infeksi.

(32)

Standar SKP.V.

RS mengembangkan suatu pendekatan untuk

mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan

kesehatan.

PPI (Pencegahan dan pengendalian infeksi ):

tantangan terbesar dalam yan kes

peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang terkait

yan kes

keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional

pelayanan kesehatan.

Infeksi dijumpai dalam semua bentuk yan kes termasuk:

UTI, blood stream infections dan pneumonia

Pokok pokok eliminasi : cuci tangan (hand hygiene) yang

(33)

1.

RS mengadopsi atau mengadaptasi pedoman

hand

hygiene

terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima

secara umum al dari WHO Patient Safety

2.

RS menerapkan program

hand hygiene

yang efektif.

3.

Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk

mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan

risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan

(34)
(35)

1.

Sasaran Kes. Pasien RS(SKP)

2.

Hak Pasien & Keluarga (HPK)

3.

Pendidikan Pasien & Keluarga (PPK)

4.

Peningkatan Mutu & Kes. Pasien (PMKP)

5.

Millenium Development Goal

s (MDG

s)

6.

Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)

7.

Asesmen Pasien (AP)

8.

Pelayanan Pasien (PP)

9.

Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)

10. Manajemen Penggunaan Obat (MPO)

11. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)

12. Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)

13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

14. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan ( TKP)

15. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

PARIPURNA

UTAMA

DASAR

MADYA

(36)

UU Nomor: 44 / 2009

Pasal 6 Ayat I (c)

Pemerintah dan

Pemerintah Daerah

bertanggung jawab untuk :

Membina dan mengawasi penyelenggaraan Rumah Sakit;

PERMENKES No.12/ 2012 ttg AKREDITASI RS KEWAJIBAN PEMERINTAH DAN PEMDA

Pasal 16

1. Pemerintah dan Pemda wajib mendukung, memotivasi, mendorong dan memperlancar proses pelaksanaan

Akreditasi untuk semua RS.

2. Pemerintah dan Pemda dapat

memberikan bantuan pembiayaan

kepada RS untuk proses akreditasi.

3. Bantuan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersumber dari APBN, APBD atau sumber lain yang sah sesuai ketentuan peraturan perUUan

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 17

1. Menteri melalui DirJen melakukan pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan Akreditasi

2. Pembinaan dan pengawasan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

mengikutsertakan PemDa, BPRS dan Asosiasi Perumahsakitan.

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

CONTOH PROSES PENGOLAHAN

LIMBAH MEDIS

Kegiatan penghasil

limbah

Pengumpulan limbah

Penyimpanan

jarum

Penyimpanan

limbah

Insinerator

TPA

(44)

Implementasi Program

GREEN HOSPITAL

(2)

(45)
(46)

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi pada penelitian di dalam rumusan masalah yang sudah dibahas, disini mejelaskan hasil penelitian untuk ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di SMA

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa jumlah sel Goblet pada usus lele lokal berbeda sangat nyata (p&lt;0,01), dari arah proksimal ke arah distal jumlah sel Goblet

Jadi berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan bahwa jenis- jenis hukuman dalam membentuk perilaku disiplin pada anak usia 5-6 tahun adalah bentuk hukuman yang

Hasil pengalaman kami dengan produk ini dan pengetahuan kami mengenai komposisinya kami menjangka tidak terdapat bahaya selagi produk ini digunakan dengan cara yang sesuai

Pertunjukan Nini Thowong merupakan salah satu kesenian yang ada di Desa Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.Pada awalnya warga sekitar mempunyai keyakinan bahwa

1) Dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik. 2) Dapat mengatasi batas-batas ruang kelas. 3) Dapat mengatasi apabila suatu benda secara langsung tidak dapat