• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II Tinjauan Pustaka mini project

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab II Tinjauan Pustaka mini project"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2.1

2.1 Definisi Definisi Sehat Sehat dengan dengan PendekataPendekatan n KeluargaKeluarga

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan  pada hakekatnya adalah

 pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan upaya yang dilaksanakan oleh semua oleh semua komponen bangsakomponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar-upaya program dan sektor, serta sangat ditentukan oleh kesinambungan antar-upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya.

sebelumnya.

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan  pada hakekatnya adalah

 pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan upaya yang dilaksanakan oleh semua oleh semua komponen bangsakomponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar-upaya program dan sektor, serta sangat ditentukan oleh kesinambungan antar-upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya- upaya yang telah dilaksanakan dalam periode kesinambungan dengan upaya- upaya yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya.

sebelumnya.

Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan puskesmas yang Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan puskesmas yang menggabungkan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan menggabungkan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama secara berkesinambungan dengan masyarakat (UKM) tingkat pertama secara berkesinambungan dengan didasarkan kepada data dan informasi dari profil kesehatan keluarga.

(2)

kesehatan di wilayah kerjanya dengan menda- tangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelaya- nan kesehatan di dalam gedung, melainkan  juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.

Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat karena menurut Friedman (1998) terdapat lima fungsi keluarga.

2.2 Tujuan Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Tujuan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga adalah sebagai upaya pencapaian MDGs. Selain itu, tujuan dari program ini adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeralatan pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan sasaran  pokok RPJMN 2015-2019, yaitu:

1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak 2. Meningkatnya akses pengendalian penyakit

3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan

4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan

5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat, dan vaksin 6. Meningkatnya responsivitas system kesehatan.

2.3 Manfaat Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan satuan terkecil dari masyarakat. Karena merupakan satuan dari masyarakat, keluarga memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Tinggi rendahnya derajat kesehatan keluarga akan sangat menentukan tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.

2.4 Sasaran Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Sasaran Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan dan terbagi dalam:

(3)

1. Sasaran primer adalah sasaran utama dalam keluarga untuk mengetahui  permasalahan dari tiap-tiap indikator yang terdapat dalam Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.

2. Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan, dan lintas sector terkait, PKK.

3. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur  pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat dan lain-lain.

2.5 Indikator Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan  bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.

1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)

Adalah keluarga dengan pasangan suami istri usia subur yang mengikuti  program KB sebagai usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak anak

yang diinginkan. Adapun jenis-jenis KB, yaitu: a. Kontrasepsi sederhana

Kontrasepsi sederhana tanpa alat terdiri dari Metode Amenore Laktasi (MAL), Coitus interuptus,  Metode Kalender, Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal.

Kontrasepsi sederhana dengan alat terdiri dari kondom, diafragma, dan spermisida

(4)

 b. Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal terdiri dari 2, yaitu kombinasi (mengandung hormone progesterone dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi  progesterone saja.

c. Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Kontrasepsi dengan AKDR dibagi menjadi 2, yaitu AKDR yang mengandung hormon (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung hormon.

d. Kontrasepsi mantap

Kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam, yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP).

e. Kontrasepsi darurat

Kontrasepsi darurat terdiri dari 2 macam, yaitu pil dan AKDR. 2. Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan

Adalah persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya). Meningkatnya  proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih, adalah langkah awal yang terpenting untuk mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan perlatan yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

3. Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap

Adalah bayi dan balita usia 0-18 bulan yang sudah mendapat imunisasi lengkap dan sesuai jadwal berdasarkan Rekomendari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2016.

(5)

4. Bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif

Adalah bayi pada usia 0

 – 

  6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan, tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali  pemberian air putih untuk minum obat saat bayi sakit. ASI banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mampu melindungi  bayi dari alergi. Keuntungan menyusui bagi bayi:

a. Ditinjau dari aspek gizi

Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang optimal. Mudah diserap dan dicerna.

 b. Ditinjau dari aspek imunologi

Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain imunitas seluler yaitu leukosit sekita 4000/ml, misal IgA-enzim pada ASI yang mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim, katalase, dan peroksidase. c. Ditinjau dari aspek psikologis

Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengang. Pemberia ASI mendekatkan hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan aman bagi bayi, yang  penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan dengan mulai mempercayai orang lain/ibu dan akhirnya mempunyai kepercayaan pada diri sendiri.

5. Pertumbuhan balita dipantau

Adalah menimbang bayi dan balita usia 2

 – 

 59 bulan 29 hari setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS). Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang ata u gizi buruk. Setelah balita ditimbang di buku KIA atau KMS maka akan terlihat berat  badannya naik atau tidak turun. Naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna diatasnya. Tidak naik bila garis  pertumbuhannya mendatar dan garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda. Bila balita mengalami gizi kurang makan akan dijumpai tanda-tanda:

(6)

c. Tampak lesu dan lemah d. Mudah mengisi dan rewel

6. Penderita tuberkulosis paru yang berobat sesuai standar

Adalah apabila anggota keluarga yang berusia >15 tahun menderita batuk selama 2 minggu berturut-turut belum sembuh atau didiagnosis sebagai  penderita tuberculosis (TB) paru, dan penderita tersebut berobat sesuai

dengan petunjuk dokter atau petugas kesehatan lainnya. 7. Penderita hipertensi yang berobat teratur

Adalah apabila anggota keluarga yang berusia >15 tahun yang didiagnosis sebagai penderita tekanan darah tinggi (hipertensi), dan berobat teratur sesuai dengan petunjuk dokter atau petugas kesehatan lainnya.

8. Penderita gangguan jiwa berat diobati dan tidak ditelantarkan

Adalah apabila anggota keluarga mengalami gangguan jiwa berat tidak diterlantarkan dan diupayakan kesembuhannya dengan rutin berobat dan kontrol ke dokter jiwa.

9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok

Adalah anggota keluarga yang tidak merokok di dalam mapupun di luar rumah. Tidak merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang  berbahaya bagi kesehatan. Sementara tidak merokok di luar rumah dimaksudkan menghargai tetangga maupun lingkungan lainnya yang sebagai perokok pasif. Karena dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4000 bahan kimia berbahaya, salah satunya seperti nikotin.

10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (J KN) Adalah seluruh anggota keluarga yang sudah memiliki kartu JKN untuk memudahkan pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat  pertama.

11. Keluarga memiliki akses atau menggunakan sarana air bersih

Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia

(7)

akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, dan mencuci (bermacam-macam cucian).

Air yang kita digunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,  berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci  pakaian, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, tidak terkena  penyakit atau terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba). Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 °C (saat mendidih).

12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban keluarga

Adalah rumah tangga atau keluarga yang menggunakan jamban/WC dengan tangki septik atau lubang penampung kotoran sebagai  pembuangan akhir. Misalnya buang air besar di jamban dan membuang tinja bayi secara benar. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau. Jamban mencegah  pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban yang sehat juga memiliki syarat seperti tidak mencemari sumber air, tidak berbau, mudah dibersihkan dan penerangan dan ventilasi yang cukup.

2.6 Manajemen Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Manajeman yang ada di Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yaitu: Puskesmas, Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan.

1. Puskesmas

Puskesmas merupakan pusat penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama, yakni kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.

2. Rumah Sakit

Rumah sakit bertugas melaksanakan promosi kesehatan kepada individu dan keluarga yang datang ke Rumah Sakit.

(8)

Kabupaten/Kota berperan mengupayakan terpenuhinya tanaga-tenaga kesehatan di puskesmas untuk memenuhi pelaksaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota  berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi untuk menyelenggarakan pembekalan/pelatihan tenaga Puskesmas sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu penetapan kebijakan desentralisasi fiskal menjadi momentum bagi pemerintah di pusat maupun di daerah untuk memperbaiki sistem pengelolaan pendanaan

Oleh karena itu, tentu saja perusahaan seharusnya tidak mengambil risiko untuk menggunakan kebijakan hutang dan lebih memilih menggunakan pendanaan yang berasal dari internal

Untuk menunjang pelaksanaan penelitian ini dilakukan tinjauan pustaka mengenai tinjauan studi yang berisi penelitian-penelitian terkait dengan pengenalan kualitas

Tujuan dan sasaran SMK3 sesuai Permenaker tersebut adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga

Dalam rangka tercapainya hasil optimal dengan keterbatsan yang ada, alokasi waktu yang diberikan harus dimanfaatkan dengan baik pada saat pelaksanaan dari jadwal yang

Dalam hal ini kompetensi sumber daya manusia menjadi suatu hal penting guna menunjang penyajian laporan keuangan serta mempertanggungjawabkan kejelasan sasaran anggaran

Kebijakan atau strategi pendanaan ini persahaan membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva

Proses TI adalah seluruh kegiatan dan aktifitas dalam perusahaan yang memanfaatkan sumber daya TI untuk mendukung sasaran bisnis perusahaan. Dari hasil identifikasi