• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Karakteristik Daging Sapi

Daging sapi merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dibutuhkan konsumen, dan sampai saat ini Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan sehingga sebagian masih harus diimpor. Kondisi tersebut mengisyaratkan suatu peluang untuk pengembangan usaha budi daya ternak, terutama sapi potong (Suryana, 2009:14). Daging sapi sangat besar manfaatnya bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani. Mengkomsumsi protein hewani yang rendah pada anak-anak bersekolah dapat menyebabkan anak-anak yang berbakat normal menjadi subnormal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa protein hewani sangat menunjang kecerdasan, di samping diperlukan untuk daya tahan tubuh (Sudarmono dan Sugeng, 2008:8).

Penggemukan sapi dengan menggunakan pakan tambahan menghasilkan daging sapi bermutu yang memiliki standar jelas. Ketika berlangsung pameran daging di senayan pada tahun 2000, seorang ahli daging dari jerman tertarik dengan daging sapi hasil teknologi Bossdext. Ia menguji bahwa serat-serat daging sapi tersebut sangat lembut. Ketika diuji di laboratorium Jerman, daging sapi hasil teknologi tersebut mendapat grade triple A (AAA) yang menunjukan mutu daging sapi terbaik. Kandungan lemak daging tersebut hanya 1,68%, sedangkan hasil pengemukan tanpa pakan tambahan rata-rata msi di atas 10%. Di jerman, daging sapi ternak sangat rendah itu layak dipasarkan sebagai health food (makanan sehat). Daging sapi impor dan daging sapi lokal yang dipanjang di dalam etalase pasar swalayan dalam waktu 6 hari sudah menghitam. Namun, dalam waktu yang sama daging sapi yang berasal dari pengemukan dengan teknologi Bossdext masi berwarna merah segar (Sarwono dan Bimo, 2004:3).

B. Pasar dan Pemasaran

Pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi sebuah produk atau kelompok produk tertentu (pasar perumahan atau bahan makanan) Kotler (2000:9) dalam Laksana (2008:4). Pasar sebagai arena untuk

(2)

mengatur dan memfasilitasi aktifitas bisnis serta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar ekonomi mengenai: produk apa yang di hasilkan, berapa bayak produksi, bagaimana cara memproduksi, dan bagaimana produk didistribusikan. Kohls dan Uhi (1985) dalam Widiyanti (2008:35 ). Secara garis besar pasar merupakan sejumlah lingkungan atau tempat, dimana kekuatan dan permintaan dan penawaran saling bertemu, terbentuk harga serta perubahan harga terjadi, terjadinya pemindahan kepemilikan sejumlah barang dan jasa, dan dan beberapa susunan fisik dan intitusi di buktikan. Dahl dan Hammond, (1977) dalam Widiyanti (2008: 35. Selanjutnya pasar sebagai tempat terjadinya pemenuhan kebutuhan dan keinginan dengan menggunakan alat pemuas yang berupa barang atau jasa, dimana terjadinya hak milik antara penjual dan pembeli (Sudiyono, 2002) dalam (Widiyanti, 2008:36).

Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyebabkan nilai kepada pelanggan dan mengolah hubungan pelanggan dengan cara megutungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Pemasaran suatu proses sosial yang di dalamnya indivudu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler dan Keller, 2006:6-7). Selanjutnya pemasaran adalah kreasi dan realisasi sebuah standar hidup. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini yang mampun konsumen potensial (Abdullah dan Tantri, 2012:2).

C. Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran merupakan badan atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditas dari produsen kepada konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditas sesuai waktu, tempat, dan bentuk yang diinginkan

(3)

konsumen. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimum mungkin. Konsumen memberikan bebas jasa kepada lembaga pemasaran berupa marjin pemasaran (Rahim dan Hastuti, 2007 : 112-113).

Peranan lembaga pemasaran dan distribusi menjadi ujung tombak keberhasilan pengembangan agribisnis, karena fungsinya sebagai fasilitator yang menghubungkan antara deficit units (konsumen pengguna yang membutuhkan produk) dan surplus units (produsen yang menghasilkan produk). Lembaga pemasaran dan distribusi juga memegang peranan penting dalam memperkuat integrasi antar subsistem dalam sistem agribisnis Said dan Intan, (2004) dalam Widiyanti, (2008:37). Saluran pemasaran dapat dilihat sebagai sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi (Abdullah dan Tantri 2012:207).

D. Saluran Pemasaran

Sebagian besar produsen tidak menjual barang mereka kepada pengguna akhir secara langsung, di antara mereka terdapat sekelompok perantara yang melaksanakan beragam fungsi. Perantara ini membentuk saluran pemasaran (disebut juga saluran dagang atau saluran distribusi). Saluran pemasaran

(marketing channels) adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung dan

terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau di konsumsi. Saluran pemasaran merupakan seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir. Saluran pemasaran berfungsi untuk menggerakkan barang dari produsen ke konsumen. Saluran pemasaran mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari mereka yang memerlukan atau menginginkannya (Kotler dan Keller, 2008).

Thamrin dan Francis, (2012) mengemukakan saluran pemasaran adalah sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan atau

(4)

dikonsumsi. Saluran Pemasaran atau saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemilikannya dari produsen ke konsumen. Pengertian ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara untuk dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir (Laksana, 2008:123).

(Kotler, 2005:183) mengemukakan saluran pemasaran melaksanakan tugas memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Hal itu mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang membutuhkan atau menginginkannya. Anggota-anggota saluran pemasaran melaksanakan sejumlah fungsi utama: mengumpulkan informasi mengenai calon pelanggan dan pelanggan sekarang, pesaing, dan pelaku dan kekuatan lainnya dalam lingkungan pemasaran tersebut. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif untuk merangsang pembelian. Mencapai kesepakatan mengenai harga dan ketentuan-ketentuan lain sehingga peralihan kepemilikan dapat terlaksana. Melakukan pemesanan kepada produsen. Memperoleh dana untuk membiayai persediaan pada tingkat yang berbeda dalam saluran pemasaran. Menanggung resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi saluran. Mengatur kesinambungan penyimpanan dan perpindahan produk-produk fisik. Mengatur perlunasan tagihan kepada pembeli melalui bank dan lembaga keuangan lainnya. Mengawasi peralihan kepemilikan aktual dari suatu organisasi atau orang kepada organisasi atau orang lainnya. Untuk menyalurkan barang-barang dari produsen hingga sampai pada konsumen terakhir maka perusahaan dapat menetapkan tingkat mata rantai saluran distribusi yang akan di tempuh barang-barangnya hingga pada konsumen yang terakhir.

Tiga macam saluran pemasaran, yakni: (a) Produsen – Distributor – Konsumen (b) Produsen - Konsumen dan (c) Produsen – Pedagang Pengumpul I – Distributor Pedagang Pengumpul II – Konsumen (Sari, 2007) dalam (Nugraha, 2006:13). Saluran pemasaran sebagai rangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk dikomsumsi. Dalam proses penyaluran produk dari pihak produsen hingga mencapai kekonsumen akhir, Karena adanya perbedaan jarak antara lokasi

(5)

produsen ke lokasi konsumen, maka fungsi lembaga perantara sering diharapkan kehadirannya untuk membantu penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dengan konsumen, maka saluran yang terbentuk pun akan semakin panjang (Kotler, 2005:25).

E. Fungsi-Fungsi Pemasaran

Fungsi-fungsi pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan fungsional yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, baik aktivitas proses fisik maupun aktivitas jasa, yang di tunjuakan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan atau penambahan kegunaan bentuk, waktu, tempat, dan kepemilikan terhadap suatu produk. (Said dan Intan, 2004) dalam (Widiyanti, 2008:39).

Fungsi-fungsi pemasaran di klasfikasikan menjadi tiga, yaitu :

1) Fungsi pertukaran meliputi: fungsi pembelian dan fungsih penjualan.

2) Fungsi fisik pemasaran: fungsi penyimpanan, fungsi pengangkutan dan fungsi pengolahan.

3) Fungsi fasilitas pemasaran meliputi: fungsi standarlisasi dan penggolongan produk, fungsi pembiayaan, fungsi penanggung resiko, serta fungsi penyediaan informasi pasar.

F. Struktur Pasar

Stuktur pasar merupakan suatu dimensi yang menjelaskan pengambilan keputusan perusahaan atau industri, jumlah perusahaan dalam suatu pasar, distribusi perusahaan menurut berbagai ukuran, deskripsi produk dan diferensiasi produk, syarat-syarat untuk keluar masuk pasar dan sebagainya Limbong dan Sitorus, (1987) dalam Widiyanti, (2008:40). Stuktur pasar yaitu jumlah atau ukuran perusahaan, kondisi atau keadaan produk, keluar masuk pasar, serta tingkat pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh pelaku pasar, seperti: biaya harga dan kondisi pasar antara pelaku pasar Dah dan Hammond, (1977) dalam Widiyanti, (2008:40).

Karakteristik sturktur pemasaran berdasarkan sudut penjual dan pembeli dapat dilihat pada Tabel 1.

(6)

Tabel 1. Karakteristik Struktur Pasar berdasarkan Sudut Penjual dan Pembeli.

No Karakteristik Stuktur Pasar

Jumlah

Penjual/Pembeli Sifat Produk Sudut Penjual Sudut Pembeli

1. Banyak Homogen Pesaingan Murni Pesaing Murni

2. Banyak Diferensiasi Pesaingan

Monopolistik PesainganMonopolistik

3. Sedikit Homogen Oligopi Murni Oligopi Murni

4. Sedikit Diferensiasi Oligopi Diferensiasi Oligopi Diferensiasi

5. Satu Unik Monopoli Monopoli

Sumber Dahl dan Hammond,1977 dalam Widiyanti, 2008.

Stuktur pasar persaingan sempurna adalah pasar dimana terdapat banyak pembeli dan penjual memperdagangkan komoditi yang bersifat homogen dengan jumlah yang banyak, sehingga setiap pembeli dan penjual tidak dapat mempengaruhi harga pasar. Dengan kata lain bahwa pembeli dan penjual merupakan pihak yang menerima harga (price taker), bukan sebagai pihak menetapkan harga (price maker). Tidak terdapat hambatan untuk keluar masuk pasar, sehingga pembeli dan penjual dapat dengan mudah untuk keluar masuk pasar. Pengetahuan atau informasi yang dimiliki oleh pembeli mengenai kondisi pasar relatif sempurna, dan mobilitas sumber-sumber ekonomi juga relatif sempurna (Dahl dan Hammond, 1977) dalam (Widiyanti, 2008:41).

G. Efisiensi Pemasaran

Efisiensi pemasaran merupakan tolak ukur atas produktivitas proses pemasaran dengan membandingkan sumber daya yang digunakan terhadap keluaran yang dihasilkan selama berlangsungnya proses pemasaran. Doweny dan Steven (1992:500) dalam Rahmi dan Hastuti (2007:123). Efisiensi pemasaran dapat terjadi, yaitu pertama, jika pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran dapat lebih tinggi kedua, presentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi ketiga, tersedianya fasilitas fisik pemasaran dan keempat adanya kompetisi pasar yang sehat. Efisiensi pemasaran memaparkan bahwa tingkat produktivitas sistem pemasaran ditentukan oleh tingkat efesiensi dan efektifitas seluh kegiatan fungsional sestem pemasaran tersebut, yang selanjutnya menentukan kinerja kerja operasi dan proses sistem.

(7)

Efesiensi sistem pemasaran dapat dilihat dari terselenggaranya integrasi vertikal dan integrasi horizontal yang kuat, terjadi pembagian yang adil dari rasio nilai tambah yang tercipta dengan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produktif masing-masing pelaku (Said dan Intan, 2004 dalam Widiyanti, 2008:47).

Indikasi adanya efisiensi pemasaran adalah kondisi struktur pasar yang bersaing sempurna (Pure Competition), namun dalam kenyataannya kondisi tidak ada dan pada umumnya petani menjual produknya dalam pasar oligopsoni murni (Buyer Market), sebaliknya apa bila membeli input ataupun kebutuhan sehari-hari berada dalam pasar yang bersifat oligopoli terdiferensiasi (Seller Market) Dahl and Hammond (1977) dalam Widiyanti (2008:47). Sedangkan kegiatan pemasaran di katakan efesien apabila (1) mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang semurah-murahnya, (2) mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang di bayar oleh konsumen akhir dari semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi pemasaran barang tersebut (Mubyarto, 2006:18).

Efisiensi pemasaran terbagi menjadi dua katogori, yaitu efesiensi operasional (teknologi) dan efesiensi harga (ekonomi). Efisiensi operasional meliputi efesiensi dalam pengolahan, pengemasan, pengangkutan dan fungsi lain dari sistem pemasaran. Dengan adanya efesiensi operasional tersebut, biaya akan menjadi lebih rendah dan output dari barang atau jasa tidak berubah, atau bahkan meningkat kualitasnya. Sedangkan efesiensi harga meliputi kegiatan pembelian, penjualan dan aspek harga. Untuk mencapai efesiensi harga, harus memperhatikan jumlah produsen yang ada di pasar, kemampuan dari produsen baru untuk memasuki pasar dan kemungkinan terjadi kolusi antar produsen (Limbong dan Sitorus, 1987:45).

Istilah efisiensi pemasaran sering digunakan dalam menilai prestasi kerja (performace) proses pemasaran. Hal itu mencerminkan konsensus bahwa perlaksanaan proses pemasaran harus berlangsung secara efesien. Teknologi atau prosedur baru boleh diterapkan bila dapat meningkatkan efesiensi proses pemasaran.

(8)

Efesiensi dapat didefenisikan sebagai peningkatan rasio keluaran-masukan, yang umumnya dapat dicapai dengan salah satu dari empat cara berikut:

1. Keluhan tetap konstan sedang masuk mengecil 2. Keluhan meningkat sedang masukan tetap konstan

3. Keluhan meningkat dalam kadar yang lebih tinggi ketimbang peningkatan masukan.

4. Keluhan menurun dalam kadar yang lebih rendah ketimbang penurun masukan.

a. Marjin pemasaran

Marjin pemasaran merupakan konsep konsep penting dalam kajian efisiensi yang kemudian dapat menentukan apakah efisien atau tidak. Menurut Tomek dan Ribinson (1972) dalam Purnama (2004:14) marjin pemasaran terdiri atas dua bagian, bagian pertama merupakan perbedaan antra harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen. Bagian kedua marjin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran tersebut. Selanjutnya menurut Beierleni dan Michael (1991:330) dalam Rahim dan Hastuti ( 2007:128) marjin pemasaran merupakan perbedaan antra harga yang dibayar konsumen untuk sebuah produk dan harga diterima produsen untuk bahan baku. Marjin pemasaran merupakan selisi antra dua pengembalian atau hasil produk pada dua tingkatan dalam saluran pemasaran. ( Downy dan Erickson, 1992:504) dalam (Rahim dan Hastuti, 2007:128). Marjin pemasaran merupakan antra harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, maka lebih lanjut dapat dianalisa sebagai berikut: harga dibayarkan konsumen merupakan harga di tingkat pengecer, yaitu merupakan perpotongan antra kurva primer ( primary demand curve) dengan kurva penawaran turunan (derive supply curve). Sedangkan harga di tingkat petani merupakan potongan antra kurva permintaan turunan (derived demand curve) dengan kurva penawaran primer (primary supply curve) (Sudiyono 2004: 94).

b. Farmer’s Share

Farmer's share adalah perbandingan antara harga yang diterima petani dengan

(9)

Widiyanti (2008:45). Selanjutnya farmer's share sebagai selisih antara harga retail dengan marjin pemasaran. Farmer's share merupakan bagian dari harga konsumen yang diterima oleh petani, dan dinyatakan dalam persentase harga konsumen. Hal ini berguna untuk mengetahui porsi harga yang berlaku di tingkat konsumen dinikmati oleh petani (Kohls dan Uhls, 1985 dalam Widiyanti, 2008:46).

c. Rasio keuntungan dan Biaya

Tingkat efisiensi sebuah sistem pemasaran dapat dilihat dari penyebaran marjin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya

pemasaran. Rasio keuntungan dan biaya menunjukan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dengan keuntungan yang dihasilkan. Angka rasio keuntungan dan biaya sama dengan satu menunjukan bahwa keuntungan yang dihasilkan sama besar sama besar dengan biaya yang dikeluarkan, dan lebih besar dari satu menunjukan bahwa keuntungan lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan. Semakin meratanya marjin pemasaran dan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran, menunjukan bahwa maka secara teknis (operasional) sistem pemasaran tersebut semakin efisien. (Libong dan Pangggabean, 1985 dalam Nugraha, 2006: 43).

d. Efisiensi Operasional

Menurut Sudiyono (2004:239), esfisiensi operasional digunakan mendekati efisiensi produksi dalam menetapkan efisiensi operasional diasumsikan sifat utama output tidak mengalami perubahan atau efisien ini lebih berkaitan dengan kegiatan fisik pemasaran, dengan penekanan ditunjukan pada uasaha mengurangi input untuk menghasilkan output pemasaran.

e. Elastisitas Transmisi harga

Elastisitas merupakan rasio perubahan harga rata-rata pengecer dengan perubahan harga rata-rata di tingkat produsen. Menurut sudiyono (2002:107) dalam Rahim dan Hastuti (2002:154) elastisitas transmisi harga merupakan perbandingan perubahan nisbi dari harga di tingkat pengecer dengan perubahan harga di tingkat petani. Elastisitas transmisi harga digunakan untuk mengetahui

(10)

respon harga komuditas pertanian di tingkat petani karena perubahan harga di tingkat konsumen melalui informasi harga. (Haryunik, 2002:27 dalam Rahim dan Hastuti, 2002:154).

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Harifuddin, (2011) dengan judul “Analisis Margin dan Efisiensi Pemasaran Rumput Laut Di Desa Mandalle Kecamatan Mandalle Kabupaten Bangkep”. Tujuannya Untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran, jumlah margin dan keuntungan pemasaran, serta efisiensi pemasaran yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran. Metode analisis datanya yaitu: (1). Untuk menghitung jumlah margin pemasaran, (2). Untuk menghitung persentase margin, (3). Untuk mengetahui jumlah keuntungan yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran, biaya penjualan (4). Untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran rumput laut pada masing-masing lembaga pemasaran. kesimpulan hasil penelitian bahwa pola distribusinya atau penyalurannya rumput laut di desa mandalle kecamatan mandalle ada dua macam saluran yaitu pertama dari petani ke pedagang pengumpul, kemudian ke pedagang besar dan terakhir ke eksportir. Kedua dari petani ke pedagang pengumpul, dan terakhir ke eksportir; usaha rumput laut yang dilakukan di desa mandalle kecamatan mandalle menunjukkan bahwa margin pada saluran I sama saja dengan margin pada saluran II dan keuntungan yang diperoleh pada saluran I lebih kecil dari pada saluran II;saluran yang pendek (saluran II) lebih efisien dari pada saluran yang panjang (saluran I).

Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Widiyanti, Sri, (2008) dengan judul Analisis Efisensi Pemasaran Talas Di Desa Taman Sari Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor Jawa Barat. Tujuan: Menganalisis pemasaran talas pada lokasi pertanian dengan saluran pemasaran, fungsi-fungsi pasar, struktur pasar, perilaku pasar dan keragaan pasar yang dilakukan oleh lembaga pasaran, menganalisis efisiensi pemasaran yang terjadi pada sistem pemasaran di Desa Taman Sari. Metode analisis data : (1). Analisis marjin pemasaran, (2.) FS = x

(11)

sistem pemasaran talas yang efisien terjadi pada saluran pemasaran Hal ini dikatakan demikian karena dapat dilihat bahwa pola saluran memiliki volume pemasaran talas yang paling besar jika dibandingkan dengan pola saluran pemasaran yang lain, dan telah cukup memberikan kepuasan pada pihak-pihak yang terlibat, yaitu; petani, pedagang perantara (pedagang pengumpul desa, pedagang besar dan pedagang pengecer) dan konsumen.

Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Nugraha, (2006) dengan judul “Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Jamur Tiram Segar Di Bogor Provinsi Jawa Barat. Menganalisis saluran dan fungsi-fungsi jamur tiram segar di Wilayah Bogor”. Tujuan penelitian: (1.) Menganalis keragaan stuktur dan prilaku pasar yang terjadi pada pemasaran jamur tiram tiram segar di Wilayah Bogor. (2.) Untuk menganalisis tingakat efisiensi margin pemasaran jamur segar di Wilayah Bogor. Metode Analisis data yang digunaka: (1.) Marjin tata niaga: Mi = Psi – Pbi (2.) FS = x 100%, (3.) Rasio keuntungan biaya: Rasio Keuntungan/Biaya =

Li/Ci. Hasil analisis menunjukkan bahwa saluran produsen langsung kepada konsumen memiliki indikasi tingkat efisiensi terbaik. Farmer’s share pada saluran ini mencapai 100 persen, menujukkan nilai farmer’s share maksimal. Alternatif untuk meningkatkan tingkat harga dan keuntungan produsen adalah mengoptimalkan saluran pemasaran antara produsen dan konsumen langsung, atau dapat juga melalui produsen, pengumpul dan konsumen.

Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Suherty, dkk, (2009) dengan judul “Analisis Efisiensi Pemasaran Jeruk di Desa Karang Dukuh, Kecamatan Belawang Barito Kuala, Kalimantan Selatan”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui (1.) struktur pasar dari sistem pemasaran jeruk, (2.) integrasi pemasaran jeruk, dan (3.) marjin pemasaran, pangsa harga, keuntungan dan rasio harga di antara lembaga pemasaran. Metode analisis data.

(1). Kr = Volume yang dibeli x10 Volume yang diperdag

(12)

Bpi= ∑ Kpi= Pij-Pbi-∑ (4.) Spf = x 100%. Hasil penelitian, ada lima saluran pemasaran di lokasi penelitian, yaitu: (1) petani – pedagang kecamatan – pengecer lokal – konsumen lokal, (2) petani – pedagang kecamatan -pedagang kabupaten – pengecer lokal – konsumen lokal, (3) petani – -pedagang kabupaten – pengecer lokal – konsumen lokal, (4) petani – pedagang kabupaten – pedagang propinsi, pengecer luar daerah – konsumen luar daerah, (5) petani – pedagang propinsi – pengecer luar daerah – konsumen luar daerah. Hasil penelitian Pendekatan S-C-P menyatakan bahwa (1) struktur pasar cenderung sebagai pasar kompetisi tidak sempurna, merupakan pasar oligopsoni yang diukur oleh rasio konsentrasi, dan elastisitas harga kurang dari satu, (2) keputusan harga tergantung pada pedagang antara yang membeli jeruk secara langsung dan juga kerjasama di antara pedagang, dan masih ada tingkat pasar yang belum terintegrasi, (3) keragaan pasar menyatakan bahwa marjin pasar dalam semua saluran beragam, distribusi marjin belum merata, pangsa harga petani masih rendah, keuntungan dan rasio harga juga beragam.

Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Purnama, 2004 dengan judul “Analisis Efisiensi Pemasaran Ikan Hias Di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor”. Tujuannya penelitian: (1.) mengetahui saluran pemasaran ikan hias yang terjadi di Desa Cibutu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, (2.) Mendeskripsikan stuktur pasar yang terjadi pada pemasaran ikan hias di Desa Cibutu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, (3.) menganalisis keragaan pasar ikan hias pada saluran pemasaran ikan hias di Desa Cibutu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dan mengetahui efisiensi pemasaran ikan hias di Desa Cibutu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Metode analisis data yang digunakan yaitu: (1.) Analisis marjin untuk mencari perbedaan harga di tingakat produsen dapat di rumuskan: Mi = Psi – Pbi, (2.) Marjin pemasaran untuk memperoleh jumlah biaya pemasaran dan keuntungan setiap lembaga dapat dirumuskan: Mi = Ci +ӆi. Kesimpulan hasil penelitian ini yaitu bersifat kompotitif dan tidak efisien karena bagian yang diterima relative rendah, keuntungan antar lembaga

(13)

pemasaran tidak menyebar merata, biaya pemasaran relative tinggi dan adanya

imformation gap atau ketidak sempurnaan proporsi imformasi yang dimiliki. I. Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka maka dapat dibuat kerangka pikir sebagai berikut:

Penelitian ini menganalisis efisiensi pemasaran daging sapi di Pasar Sentral, Kota Gorontalo besarnya perbedaan harga diantara lembaga pemasaran dimana dalam melakukan transaksi jual beli harus memperhatikan perbedaan haraga yang akan di pasarkan sehingga lebih efisien berdagang. Lembaga-lembaga pemasaran merupakan suatu sistem atau cara untuk menyalurkan barang dan jasa samapai ketangan konsumen berdasarkan dua lembaga seperti: peternak sapi, pedagang pemotongan sapi dan pedagang Pasar Sentral sampai ketangan konsumen. Dalam metode ini menggunakan dua analisis yaitu: analisis deskriptif saluran pemasaran berdasarkan fakta yang ada di lapangan dan analisis kuantitatif berdasarakan teknik analisis data yaitu dengan analisis marjin pemasaran, farmer’s share, dan elastisitas transmisi harga. sehingga dapat melihat efisiensi pemasaran daging sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo, merupakan perbandingan harga dalam sistem pemasaran. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 .

(14)

Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Efisiensi Pemasaran Daging Sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo.

Analisis Efisiensi Pemasaran Daging Sapi Di Pasar Sentral Kota Gorontalo

Lembaga-lembaga pemasaran

Peternak Sapi Pedagang Pasar

Sentral

Analisis

Analisi deskriftif

saluran pemasaran  Marjin PemasaranFarmer’s Share

 Elastisitas transmisi harga

Efesiensi Pemasaran Konsumen Pedagang Tempat Pemotongan Sapi

(15)

J. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran teoritis maka hipotesisnya adalah sebagai beriku:

1. Terdapat dua lembaga saluran pemasaran daging sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo.

Gambar

Tabel 1. Karakteristik  Struktur  Pasar  berdasarkan  Sudut  Penjual  dan Pembeli.
Gambar  1.  Kerangka  Pikir  Analisis  Efisiensi  Pemasaran  Daging  Sapi  di Pasar Sentral Kota Gorontalo.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengolahan analisis data, koefisien korelasi 0,694, maka koefisien korelasi yang ditemukan termasuk dalam kategori tinggi, maka dapat disimpulkan

Pintu di kontrol dengan menggukan motor Servo yang di hubungkan dengan pin 25 digital Modul Mikrokontroller Arduino ATMega 2560, lalu lampu dikontrol dengan menggunakan Modul Relay

Sekali saja siswa dihadapkan pada situasi pembelajaran yang bermakna, maka asesmen pembelajaran yang dibuat dan dinilai oleh guru melibatkan siswa dalam kegiatan

Untuk penggunaan kertas tissue, di setiap harinya saja bisa mencapai 3-5 lembar per-hari, selain digunakan untuk kebutuhan hidangan makanan, kebersihan, tissue juga banyak

Selama proses pelayuan berlnngsung, terjadi dua peru- bahan yang hampir bersamaan, yaitu: perubahan fisik dan.. perlibahan

MATA PELAJARAN : Menggunakan Perkakas Tangan NAMA GURU : Anangga Yunus Arya Fajar.. KELAS :

LEMBAR PENGE2A4AN LAPORAN KERJA PROYEK . TEKNIK KOMPUTER

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka