• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang Tahun"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat-NYA Laporan Akhir Kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pertanian Kabupaten Serang tahap pelaporan pertama ini dapat diselesaikan.

Secara garis besar buku laporan ini memuat beberapa dari substansi kegiatan studi, antara lain adalah; latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, gambaran umum, metodologi, masalah dan potensi, Strategi dan arah kebijakan, serta Rencana Aksi Daerah

Harapan kami, semoga buku laporan ini dapat bermanfaat dan mencapai sasaran sebagaimana yang diharapkan. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, kami sampaikan terima kasih.

Serang, Juni 2017

PT. MITRA TOTAL SOLUTION

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... iv BAB 1 PENDAHULUAN ... 1.1. LATAR BELAKANG ... 1 - 1 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ... 1 - 3 1.3. SASARAN ... 1 - 3 1.4. LANDASAN HUKUM ... 1 - 3 1.5. LINGKUP WILAYAH KEGIATAN ... 1 - 4 1.6. KELUARAN ... 1 - 5 1.7. SISTIMATIKA PENULISAN ... 1 - 5 BAB 2 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SERANG ...

2.1. LETAK DAN WILAYAH ADMINISTRASI ... 2 - 1 2.2. KONDISI MORFOLOGI DAN TOPOGRAFI ... 2 - 2 2.3. KONDISI HIDROGEOLOGI DAN HIDROLOGI . 2 - 3 2.4. KLIMATOLOGI ... 2 - 6 2.5. PENGGUNAAN LAHAN ... 2 - 6 2.6. KAWASAN LINDUNG ... 2 - 7 2.7. KONDISI DEMOGRAFI ... 2 - 8 2.8. SARANA DAN PRASARANA WILAYAH ... 2 - 12 2.9. SOSIAL BUDAYA ... 2 - 22 2.10. PEREKONOMIAN ... 2 - 25 2.11. PENGGUNAAN LAHAN ... 2 - 31 2.12. KOMODITI PERTANIAN ... 2 - 32 2.12.1. Tanaman Pangan Utama ... 2 - 32 2.12.2. Tanaman Sayuran ... 2 - 35 2.12.3. Tanaman Buah-buahan ... 2 - 36 2.12.4. Tanaman Perkebunan ... 2 - 36 2.12.5. Peternakan ... 2 - 38 BAB 3 KONDISIEKSISTING PERTANIAN KAB. SERANG ...

3.1. KEBIJAKAN TERKAIT PERTANIAN ... 3 - 1 3.1.1. Kebijakan RTRW ... 3 - 1 3.1.2. RPJMD Kab. Serang, 2016 -2027 ... 3 - 6 3.1.3. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan . 3 - 8 3.2. PENGGUNAAN LAHAN... ... 3 - 10 3.3. KOMODITAS PERTANIAN... ... 3 - 11 3.4. BALAI PENYULUHAN PERTANIAN... 3 - 19

(3)

3.5. ALIH FUNGSI LAHAN... 3 - 20 3.6. JARINGAN IRIGASI... 3 - 23 BAB 4 PENDEKATAN DAN METODOLOGI PELAKSANAAN

PEKERJAAN 4.1. PENDEKATAN UMUM ... 4 - 1 4.2. PENDEKATAN MASALAH ... 4 - 1 4.3. METODOLOGI ... 4 - 2 4.3.1 Pekerjaan Persiapan ... 4 - 3 4.3.2. Kerangka Pikir ... 4 - 4 4.3.3. Pengumpulan Data dan Informasi ... 4 - 5 4.3.4. Tahap Analisis ... 4 - 6 4.3.5. Penyusunan Draft dan Konsultasi Publik 4 - 10 4.3.6. Revisi Penyusunan RAD ... 4 - 10 BAB 5 POTENSI DAN MASALAH PERTANIAN DI KABUPATEN

SERANG

5.1 POTENSI... ... 5 - 1 5.2 MASALAH... ... 5 - 6 BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1. ISU STRATEGIS ... 6 - 1 6.1.1. Ketersediaan Lahan Pertanian Semakin

Berkurang ... 6 - 2 6.1.2. Produksi dan Produktifitas Usaha Tani. 6 - 2 6.1.3. Irigasi dan Tatakelola Air. ... 6 - 3 6.1.4. Pasca Panen dan Pemasaran Hasil. ... 6 - 4 6.1.5. Kualitas SDM Pelaku Usaha Tani. ... 6 - 5 6.1.6. Ketahanan Pangan. ... 6 - 5 6.2. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ... 6 - 6 BAB 7 RENCANA AKSI DAERAH

7.1. RENCANA AKSI DAERAH (RAD) PERTANIAN ... 7 - 1 7.2. INDIKASI PROGRAM ... 7 - 5

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar DAS/Sub DAS di Kabupaten Serang ... 2 - 4 Tabel 2.2 Daftar Danau, Rawa, Situ, Telaga dan Waduk

di Kabupaten Serang ... 2 - 5 Tabel 2.3. Luas Lahan Menurut Penggunaan Tahun 2015 ... 2 - 7 Tabel 2.4 Luas Kawasan Hutan Lindung Menurut Lokasi

Di Kabupaten Serang ... 2 - 8 Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Di Kabupaten Serang Tahun

2010-2015 ... 2 - 9 Tabel 2.6 Perkembangan Kepadatan Penduduk Menurut

Kecamatan Di Kabupaten Serang Tahun 2010-2015 . 2 - 10 Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten

Serang Tahun 2010-2015 ... 2 - 11 Tabel 2.8 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Di Kabupaten Serang

Tahun 2015 ... 2 - 13 Tabel 2.9 Keadaan Jalan Kabupaten di Kabupaten Serang

Tahun 2016 ... 2 - 16 Tabel 2.10 Jumlah Sungai dan Anak Sungai Di Kabupaten Serang 2 - 19 Tabel 2.11 Keadaan Jaringan Irigasi di Kabupaten Serang

Tahun 2016 ... 2 - 20 Tabel 2.12 Jumlah Penyaluran Air PDAM (M3)

Di Kabupaten Serang Tahun 2014 ... 2 - 21 Tabel 2.13 Jumlah Pelanggan Listrik PLN Menurut Golongan Tarif

Tahun 2012-2013 ... 2 - 22 Tabel 2.14 Keadaan Kesejahteraan Sosial Penduduk Di Kabupaten

Serang Tahun 2010-2014 ... 2 - 24 Tabel 2.15. Jumlah Keluarga Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan

Di Kabupaten Serang Tahun 2010-2014 ... 2 - 25 Tabel 2.16 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten Serang Tahun 2009-2013 ... 2 - 26 Tabel 2.17 Perkembangan Nilai PDRB Kabupaten Serang

Tahun 2009-2013 ... 2 - 27 Tabel 2.18 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2013

(Juta Rupiah) ... 2 - 27 Tabel 2.19. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang

Atas Dasar Harga Konstan (2000) Tahun 2009-2013

(Juta Rupiah) ... 2 - 29 Tabel 2.20 Perkembangan Distribusi PDRB ADHB Menurut

Kelompok Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Serang

Tahun 2009-2013 (%) ... 2 - 30

(5)

Tabel 2.21 Perkembangan Distribusi PDRB ADHK Menurut Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Serang Tahun

2009-2013 (%) ... 2 - 31 Tabel 2.22 Penggunaan Lahan di Kabupaten Serang ... 2 - 32 Tabel 2.23 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah

dan Padi Ladang di KabupatenSerang ... 2 - 33 Tabel 2.24 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Palawija di

Kabupaten Serang ... 2 - 33 Tabel 2.25 Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Sayuran

di Kabupaten Serang ... 2 - 35 Tabel 2.26 Jumlah Pohon dan Produksi Buah- Buahan

di Kabupaten Serang ... 2 - 37 Tabel 2.27 Luas Areal Komoditas Perkebunan ... 2 - 37 Tabel 2.28 Populasi dan produksi Ternak di Kabupaten Serang . 2 - 38 Tabel 3.1 Luas Calon LP2B per Kecamatan ... ... 3 - 9 Tabel 3.2 Luas penggunaan lahan di Kab, Serang... 3 - 10 Tabel 3.3 Luas panen, produksi dan produktivitas

Padi... 3 - 11 Tabel 3.4 Luas panen, produksi dan produktivitas

Palawija... 3 - 12 Tabel 3.5 Luas panen, produksi dan produktivitas

Sayuran... 3 - 14 Tabel 3.6 Luas panen, produksi dan produktivitas

Palawija... 3 - 16 Tabel 3.7 LuasAreal komoditas

perkebunan... 3 - 17 Tabel 3.8 Populasi dan Produksi

Ternak... 3 - 18 Tabel 3.9 Data perijinan perubahan lahan

sawah... 3 - 22 Tabel 3.10 Kondisi daerah irigasi kewenangan

kabupaten... 3 - 25 Tabel 3.11 Luas cakupan pelayanan irigasi kewenangan

propinsi... 3 - 26 Tabel 3.12 Sebaran dan luas cakupan pelayanan irigasi

Kewenangan Pusat... 3 - 27 Tabel 4.1. Desain Analisis Aspek Sumber Daya Manusia ... 4 - 7 Tabel 4.2. Desain Analisis Perekonomian ... 4 - 8 Tabel 4.3. Desain Analisis Sarana dan Prasarana Wilayah ... 4 - 9 Tabel 5.1 Perhitungan Prediksi Kebutuhan Bahan Pangan ... 5 - 1 Tabel 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan ... 6 - 7 Tabel 7.2. Matrik Rencana Aksi Daerah ... 7 - 1 Tabel 7.2. Indikasi Program ... 7 - 6

(6)

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang Tahun 2018-2021

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan pertanian secara umum telah dan akan terus memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah, baik secara langsung dalam peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, maupun kontribusi tidak langsung melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan sinergitas dengan sektor lain.

Pembangunan pertanian merupakan upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat tani, yang dicapai melalui inovasi teknologi, pengembangan produktivitas tenaga kerja, pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, serta penataan dan pengembangan kelembagaan pertanian. Sumber daya manusia bersama-sama dengan sumber daya alam, teknologi dan kelembagaan merupakan faktor utama yang secara sinergis menggerakkan pembangunan pertanian untuk mencapai peningkatan produksi pertanian dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

Struktur perekonomian Kabupaten Serang memberikan gambaran bahwa pertanian merupakan sektor dominan dalam memberikan konstribusi pembangunan. Potensi sektor pertanian yang memberikan kontribusi pembangunan antara lain:

1. ketersediaan lahan pertanian yang luas;

2. ketersedian komoditas utama pertanian yang bervariasi seperti padi, jagung, kedelai dan lain-lain;

3. ketersediaan SDM pertanian; dan

4. ketersediaan teknologi pertaian yang maju, budidaya dan peralatan mesin

(7)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang Tahun 2018-2021 pertanian yang pesat.

Namun berdasarkan hasil evaluasi atas pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan sampai saat ini, masih banyak persoalan mendasar yang harus dipecahkan dan memerlukan penanganan yang cermat dan tepat, seperti:

1) kecenderungan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian; 2) produksi, produktivitas dan mutu komoditas belum optimal; 3) kualitas SDM pertanian belum memadai;

4) menurunnya animo masyarakat untuk bekeja di sektor pertanian;

5) tingkat penguasaan dan pemanfaatan teknologi pertanian oleh masyarakat petani belum memadai;

6) keterbatasan ketersediaan alat mesin pertanian;

7) penggunaan alat mesin pertanian dengan teknologi maju belum dikembangkan;

8) keterbatasan ketersediaan modal usaha dan akses permodalan petani kepada lembaga keuangan;

9) ketersediaan dan kualitas jaringan irigasi pertanian belum memadai;

10) keterbatasan ketersediaan sumber air baku untuk pertanian pada musim kemarau;

11) ketersediaan dan kualitas jaringan jalan usaha tani belum memadai 12) keterbatasan ketersediaan dan distribusi benih unggul;

13) keterbatasan ketersediaan, distribusi, ketepatan waktu pendistribusian pupuk yang belum memadai;

14) mutu hasil produk pertanian belum optimal; dan 15) keterbatasan akses pemasaran produk pertanian.

Bertitik tolak dari potensi dan permasalahan yang ada dalam sektor pertanian tersebut, maka perlu disusun Rencana Aksi Daerah (RAD) Pertanian Kabupaten Serang yang merupakan dokumen operasional untuk menyatukan pembangunan sektor pertanian untuk mendukung upaya pembangunan ekonomi dalam rangka mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Serang.

(8)

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang Tahun 2018-2021 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian adalah menyediakan dokumen perencanaan berupa rencana aksi pembangunan sektor pertanian yang berkelanjutan.

Tujuan penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian adalah menyediakan panduan bagi para pemangku kepentingan dalam pembangunan sektor pertanian yang berkelanjutan sehingga dapat dihasilkan suatu produk dokumen rencana aksi yang jelas dan operasional dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan sektor pertanian.

1.3. SASARAN

Sasaran penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian adalah menyediakan dokumen rencana aksi pembangunan sektor pertanian yang berkelanjutan tahun 2018-2021 yang memuat:

(1) Rumusan tujuan pembangunan sektor pertanian yang berkelanjutan;

(2) Uraian sasaran pencapaian tujuan pembangunan sektor pertanian yang berkelanjutan beserta indikator dan target kinerja sasaran tersebut; dan

(3) Uraian program/kegiatan pencapaian sasaran pembangunan sektor pertanian yang berkelanjutan beserta indikator dan target kinerja, waktu pelaksanaan, alokasi anggaran serta pelaksana/penanggung jawab program/kegiatan tersebut.

1.4. LANDASAN HUKUM

1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat.

2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten.

(9)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang Tahun 2018-2021

3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang Di Provinsi Banten.

5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

6) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Hortikultura

7) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan 8) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 Tentang

Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani

9) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

10) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Pemberian Fasilitas Dan Insentif Usaha Hortikultura

11) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019.

12) Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 26 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Serang Tahun 2006-2026.

13) Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang Tahun 2011-2031.

14) Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 8 Tahun 2013 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah.

1.5. LINGKUP WILAYAH KEGIATAN

Lingkup wilayah kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang Tahun 2018-2021 adalah Wilayah Administrasi Kabupaten Serang.

(10)

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang Tahun 2018-2021 1.6. KELUARAN

Keluaran (output) yang diharapkan dari Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang Tahun 2018-2021 adalah Dokumen Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang Tahun 2018-2021 yang pada pada prinsipnya memuat pokok-pokok materi sebagai berikut:

1. Gambaran karakteristik, potensi, permasalahan dan tantangan pembangunan pertanian di Kabupaten Serang

2. Tujuan dan sasaran pengembangan dan pengelolaan pertanian Kabupaten Serang sampai dengan Tahun 2018-2021.

3. Kebutuhan anggaran dan jadwal kerja program/kegiatan pengembangan dan pengelolaan pertanianKabupaten Serang sampai dengan Tahun 2018-2021.

1.7. SISTIMATIKA PENULISAN

Dokumen Laporan Akhir Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang Tahun 2018-2021 berisi uraian yang secara sistematis terdiri atas.

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai kerangka konseptual meliputi latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup wilayah dan kegiatan, dasar hukum dan sistematika pembahasan laporan.

BAB 2 : GAMBARAN UMUM WILAYAH

Bab ini membahas mengenai gambaran umum wilayah Kabupaten Serang, berupa letak geografis, letak administrasi dan luasannya, kondisi fisik, kondisi sarana dan prasarana, kondisi sosial dan kondisi ekonomi.

BAB 3 : KONDISI PERTANIAN KABUPATEN SERANG

Bab ini membahas mengenai Kebijakan terkait pertanian, kondisi eksisting penggunaan lahan, komoditas pertanian, kelembagaan bidang pertanian, alih fungsi lahan dan kondisi infrastruktur penunjang.

(11)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang Tahun 2018-2021 BAB 4 : PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Bab ini menguraikan tentang pendekatan dan metodologi yang dipergunakan dalam pelaksanaan penyusunan Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang.

BAB 5 : POTENSI DAN MASALAH

Bab ini membahas tentang potensi dan masalah yang dihadapi dalam pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Serang.

BAB 6 : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Bab ini membahas tentang langkah-langkah stretegis serta arah kebijakan dalam mempercepat pengembangan pertanian di Kabupaten Serang. Pembahasan dipilah berdasarkan beberapa isu yang dipandang strategis dalam pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Serang

BAB 7 : RENCANA AKSI DAERAH PERTANIAN KABUPATEN SERANG

Bab ini membahas secara rinci tentang Rencana Aksi Daerah Pertanian Kabupaten Serang yang akan menjadi acuan dasar bagi program pengembangan pertanian di Kabupaten Serang selama kurun waktu tahun 2018 - 2021.

(12)

BAB 2

GAMBARAN UMUM

KABUPATEN SERANG

2.1. LETAK DAN WILAYAH ADMINISTRASI

Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 50 50’ - 60 21’ Lintang Selatan dan 1050 0’ - 1060 22’ Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 Km dan jarak terpanjang dari barat ke timur sekitar 90 Km, dengan luas wilayah 1.467,35 Km2. Secara administratif, Kabupaten Serang terdiri dari:

• 29 Kecamatan, yang masing-masing dikepalai seorang Camat. • 326 Desa, yang masing-masing dipimpin seorang Kepala Desa.

Wilayah Kabupaten Serangberbatasan langsung dengan wilayah/daerah lain sebagai berikut:

Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kota Serang Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang

Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Pandeglang Sebelah Barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda

Secara geografis, Kabupaten Serang merupakan daerah yang sangat potensial dan amat diuntungkan. Posisi geografis dalam aksesibilitas keluar wilayah Kabupaten Serang cukup strategis, karena dilalui oleh Jalan Tol Jakarta - Merak yang merupakan akses utama dari dan menuju Pulau Sumatera melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak, menjadikan Kabupaten Serang sebagai wilayah transit perhubungan darat antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Disamping itu, Kabupaten Serang juga sebagai daerah

(13)

alternatif dan penyangga (hinterland) Ibukota Negara, mengingat jaraknya jika diukur melalui jalan Tol Jakarta - Merak hanya sekitar 70 Km.

2.2. KONDISI MORFOLOGI DAN TOPOGRAFI

Kabupaten Serang memiliki bentang alam yang beragam dari mulai dataran hingga perbukitan terjal. Ditinjau dari satuan morfologi daratan, Kabupaten Serang berada dalam ketinggian 0 - 1.778 mdpl (meter di atas permukaan laut) dan pada umumnya tergolong pada kelas topografi lahan dataran dan bergelombang. Pada umumnya (> 97,5%) wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian rata-rata 25,66 mdpl. Ketinggian 0 mdpl membentang dari Kecamatan Tirtayasa sampai Kecamatan Cinangka di pantai barat Selat Sunda dan ketinggian 1778 mdpl terdapat di kaki Gunung Karang yang terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pandeglang. Luas wilayah berdasarkan pembagian ketinggian tempat ini terbagi menjadi 6 (enam) kelompok, yaitu sebagai berikut:

• Ketinggian tempat 0 – 3 meter, dpl = 14.437 Ha (9,56%) • Ketinggian tempat 3 – 25 meter, dpl = 51.692 Ha (34,22%) • Ketinggian tempat 25 – 100 meter, dpl = 51.101 Ha (33,83%) • Ketinggian tempat 100 – 500 meter, dpl = 31.191 Ha (20,65%) • Ketinggian tempat 500 - 1000 meter, dpl = 2.060 Ha (1,36%) • Ketinggian tempat >1000 meter, dpl = 590 Ha (0,39%)

Wilayah dataran rendah tersebar di pantai utara dan secara terbatas di pantai barat serta sepanjang aliran sungai besar seperti Sungai Ciujung dan Cidurian. Secara administrasi penyebaran dataran rendah ini meliputi wilayah kecamatan Tirtayasa, Pontang, Carenang, Ciruas, dan Kramatwatu. Sedangkan Kecamatan Cikeusal, Pamarayan, Kragilan, Anyar, Cinangka, hanya sebagian wilayahnya yang termasuk dalam satuan dataran rendah.

2.3. KONDISI HIDROGEOLOGI DAN HIDROLOGI

Kondisi Hidrogeologi dan Hidrologi di Kabupaten Serang ditandai dengan terdapatnya Daerah Aliran Sungai (DAS). Pengelolaan sungai mengatur

(14)

adanya Satuan Wilayah Sungai (SWS) dan Daerah Aliran Sungai (DAS). Secara umum, baik SWS maupun DAS yang berada di Kabupaten Serang relatif tidak luas. Sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Serang memiliki lebar yang relatif kecil (lebar kurang dari 50 m) dan pendek (panjang kurang dari 100 Km). Selain itu, terdapat DPS (Daerah Pengelolaan Sungai) yakni pengelolaan satu atau beberapa DAS secara bersama yang dilakukan dalam pelaksanaan perencanaan dan pengelolaan karena faktor efisiensi dana dan pelaksanaan. SWS yang terdapat di Kabupaten Serang yaitu Ciujung-Ciliman, terdiri atas DAS Cidurian, Ciujung, Cibanten, dan Cidanau. DAS tersebut terdiri dari sub-sub DAS. Sungai yang besar adalah Cidurian dan Ciujung. Sungai Cidurian berhulu di Kabupaten Tangerang. Sebagian besar sungai mengalir ke arah utara menuju Laut Jawa. DAS Cidanau mengalir ke barat Selat Sunda. Sebelah selatan terdapat DAS Ciliman dimana terdapat dua arah pengaliran, yang pada umumnya mengalir ke utara menuju Laut Jawa atau Teluk Banten, dan sebagian ke barat menuju Selat Sunda.

Ditinjau dari fisiografi dan morfologi permukaan tanahnya, sebagian besar (sekitar 35 %) bagian utara Kabupaten Serang merupakan hilir tata air permukaan yang mengarah ke Laut Jawa bagian barat daya, khususnya ke Teluk Banten. Dari 35 % tersebut, sekitar 25% daerah perbukitan sangat rendah atau mengalami pendataran sangat aktif (peneplainisasi) dan 10 % berupa dataran pesisir. Aliran air permukaan yang besar terutama berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidurian dan DAS Ciujung. Sekitar 50 % merupakan perbukitan daerah hulu terutama di bagian selatan dan sedikit di utara-barat laut, yaitu Kecamatan Bojonegara dan Kecamatan Pulo Ampel. Sisanya sekitar 14% merupakan wilayah perbukitan yang mengarahkan aliran air permukaannya ke arah barat di Selat Sunda terutama dari DAS Ciliman dengan dataran pesisir hilirnya di sebelah barat yang sangat sempit (1%).

(15)

Tabel 2.1 Daftar DAS/Sub DAS di Kabupaten Serang

No. Nama DAS Sub DAS Luas (Ha)

1. Cidurian 184.658,00 Cidurian Hulu 37.194,00 Cibeureum 28.391,00 Cidurian Hilir 35.542,00 Cimanceuri Hulu 40.501,00 Cirarab 33.795,00 Cimanceuri Hilir 9.235,00 2. Ciujung 279.839,00

Ciujung Hulu (a) 21.247,00

Ciujung Hulu (b) 136.879,20

Ciujung Tengah 23.444,80

Ciujung Hilir 40.221,00

Ciujung Kulon (Cikeuruh) 58.047,00

3. Cibanten 80.170,00 Cibanten Atas 21.580,00 4. Cidanau 22.620,00 Cikakalumpay 7.831,00 Cisaat 4.900,00 Cisawarna 4.579,00 Cibojong 2.960,00 Cihoreang 1.040,00 Cicangkadan 1.310,00 Sumber :

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

Sungai terbesar yang ada di wilayah Kabupaten adalah Sungai Ciujung yang sumber mata airnya berasal dari Gunung Halimun. Sungai Ciujung sebagian airnya telah dimanfaatkan untuk keperluan irigasi yang dialirkan melalui bendungan. Sedangkan Sungai Cidurian terletak di bagian timur yang sekaligus membatasi Kabupaten Serang dengan Kabupaten Tangerang.

Sungai Cibanten (Kali banten) yang mengalir melalui Kota Serang sumber airnya berasal dari Gunung Karang, Gunung Payung, dan Gunung Kupak. Sebagian besar berasal dari mata air yang cukup dan membentuk spring belt pada kaki Gunung Karang. Sungai ini mengalir ke arah utara dan bermuara di Teluk Banten. Sungai ini berpola dendritik dan tidak pernah kering. Selain itu, kondisi hidrologi wilayah Kabupaten Serang ditandai dengan

(16)

terdapatnya danau, rawa, situ atau waduk. Berikut ini diuraikan kondisi danau, rawa, situ atau waduk di Kabupaten Serang.

Sungai Cidanau mengalir dari lereng Gunung Karang melalui beberapa anak sungai yang masuk ke Rawa Danau dan membentuk pola aliran rectanguler. Sungai ini mengalir ke arah barat dan bermuara di Selat Sunda. Air Sungai Cidanau telah dimanfaatkan oleh PT. Krakatau Steel sebagai sumber air baku yang dialirkan dan ditampung di Waduk Krenceng dengan mendapat tambahan air dari Sungai Krenceng dan Sungai Cadas Gantung.

Tabel 2.2 Daftar Danau, Rawa, Situ, Telaga dan Waduk di Kabupaten Serang

No. Nama Perairan Lokasi (Desa/Kecamatan) Luas (Ha) Volume Air (1000 m3)

1 St. Belungun Cijeruk/ Kibin 2,5 75,5

2 St. Ciherang Banjar Banjar/Cikande 5,3 156,0 3 St. Teratai St. Teratai/Cikande 26,0 390,0 4 Wd. Cikande Cikande/Cikande 4,0 254,0 5 St. Cibiral Tanjungsari/Pabuaran 0,6 16,0 6 St. Rampones Sindang Mandi/ Pabuaran

7 St. Sindang Mandi Sindang Mandi/ Pabuaran

8 St. Tasik Kardi Margasana/Kramatwatu 2,0 30,0 9 Rw. Danau Cinangka/Padarincang 11,0 220,0 10 Telaga Wangsa Cipayung/Padarincang

11 St. Cirahap Cipayung/Padarincang

12 St. Ranca Gede Jakung Babakan/Pamarayan 26,0 416,0 13 Rw. Gede Kawao Binuang/Carenang

14 Rw. Bojong Herang Pamanuk/Carenang 15 Rw. Bojong Pring Gabus/Carenang 16 Rw. Pasar Raut Bojong Menteng/Petir 17 Rw. Enang Kemuning/Tunjung Teja 18 St. Cibulakan Sukabana/Ciomas 19 St. Otaman Tamansari/Baros 20 Wd. Cilesung Sukacai/Baros 21 Wd. Belungun Sentul/Kragilan 4,0 22 Wd. Ciranjen Junti/Junti 3,0 286,0 23 Wd. Cibulegar Cibulegar/Cibulegar 2,0 46,0 24 Wd. Cipaseh Anyer/Anyer 4,3 7,1 25 Wd. Citawing Cinangka/Cinangka 3,2 110,6 26 Wd. Ciligawir Kadu Embe/Citasuk 3,2 480,0 27 Wd. Ciujung Lama Pepetan/Pontang 60,0 1.300,0 28 Wd. Lontar Lontar/Tirtayasa 6,9 412,0

Keterangan : Rw = Rawa, St = Situ, Wd = Waduk Sumber : DPU Kabupaten Serang, Tahun 2016

(17)

2.4. KLIMATOLOGI

Secara umum, dalam tinjauan klimatologis kondisi iklim di Kabupaten Serang relatif serupa dengan kondisi iklim di wilayah Indonesia lainnya. Berdasarkan klasifikasi Koppen, iklim Kabupaten Serang terdiri dari beberapa klasifikasi, belahan utara Serang beriklim Monsun Tropis (Ama), belahan selatan Serang umumnya beriklim Hutan Hujan Tropis (Afa) dan sebagian beriklim Subtropis (Cfa).

Wilayah Kabupaten Serang beriklim tropis dengan curah hujan dan hari hujan banyak di sepanjang tahun 2014. Curah hujan dalam sebulan rata-rata 8 mm dan lama hujan 15 hari. Suhu berkisar antara 23,6°C – 32,2°C, dan kelembaban relatif sebesar 81%. Sekitar 75 persen dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Serang digunakan untuk lahan di sektor pertanian, hortikultura, perkebunan dan perikanan.

2.5. PENGGUNAAN LAHAN

Secara garis besar pemanfaatan lahan di Kabupaten Serang pada tahun 2015 dapat dijabarkan sebagai berikut:

• Kawasan pertanian, tutupannya cukup dominan dengan sebaran persawahan (lahan basah) terutama terdapat di Kecamatan Tirtayasa dan untuk tegalan (lahan kering) paling banyak di Kecamatan Baros. • Kawasan hutan terutama berupa hutan primer dan sekunder,

sebarannya terutama di kecamatan-kecamatan yang berada di Serang bagian Barat dan Serang bagian Selatan.

• Kawasan permukiman, tersebar disetiap kecamatan yang berada di Kabupaten Serang, konsentrasinya terutama disekitar pusat-pusat kecamatan.

• Kawasan tambak/empang, sebarannya terutama di wilayah pesisir Serang Utara mulai dari Kecamatan Bojonegara, Pontang, Tirtayasa, dan Tanara.

(18)

Sedangkan penggunaan lahan di Kabupaten Serang pada Tahun 2015 berdasarkan data pada Kantor Pertanahan Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3. Luas Lahan Menurut PenggunaanTahun 2015 Penggunaan Luas Lahan (ha) Persentase (%)

Bandar Udara 38.104 0.03 Emplasemen 0 0 Hutan Belukar 9.190.427 6,28 Hutan Rawa 375.494 0,26 Industri 2.088.305 1,43 Perumahan 524.727 0,36 Perkampungan 12.485.958 8,53 Rawa 1.479.615 1,01 Sawah 60.525.391 41,33 Ladang/Tegalan 7.765.534 5,30 Kebun Campuran 33.090.209 22,59 Perkebunan Besar 397.916 0,27 Tambak 7.331.947 5,01 Padang Rumput 2.057.282 1,40 Semak Belukar 6.489.450 4,43

Perairan Darat (Sungai/Danau/Telaga) 1.197.062 0,82

Tanah Kosong 1.420.520 0,97

Jumlah 146.457.941 100

Sumber: Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2016 2.6. KAWASAN LINDUNG

Keberadaan kawasan lindung di Kabupaten Serang tersebar di beberapa wilayah yang meliputi sempadan sungai dan sempadan pantai, sedangkan kawasan lindung selain sempadan sungai dan pantai, terdapat di wilayah serang selatan dan utara yaitu di wilayah Kecamatan Ciomas, Padarincang, Mancak, dan Kramatwatu. Kawasan lindung yang ada di wilayah utara terdapat di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel. Adapun kawasan lindung memiliki persentase sebesar 11,63 % dari total luas lahan di Kabupaten Serang. Kawasan lindung ini mencakup hutan lindung, cagar alam, daerah resapan (Catchment Area), lahan kritis hutan bakau, dan danau/situ.

(19)

Pertambahan wilayah permukiman dan desakan aktifitas kegiatan budidaya yang dilakukan oleh penduduk di Kabupaten Serang, berimplikasi pada penurunan atau pengurangan luas kawasan lindung. Oleh karenanya, diperkirakan telah terjadi penyusutan luas hutan lindung 4.361,79 Ha, dari 17.906,61 Ha, sehingga menjadi 13.544,82 Ha. Kawasan lindung berada pada 12 kecamatan, yaitu kecamatan-kecamatan yang berada di serang bagian barat dan serang bagian selatan. Kawasan bendungan air irigasi yang berada pada Kecamatan Cikeusal yang dialirkan di kawasan pertanian. Berikut ini diuraikan mengenai kondisi kawasan lindung di Kabupaten Serang.

Tabel 2.4 Luas Kawasan Hutan Lindung Menurut Lokasi Di Kabupaten Serang

Kawasan Hutan Luas (Ha) Persentase (%) 1 Rawa Dano (Padarincang) 2.500,00 1,75 2 Gunung Tukung Gede (Anyer dan Mancak) 1.700,00 1,19

3 Pulau Kalih (Pulo Ampel) 30,00 0,02

4 Sanghyang (Anyer) 1.248,15 0,87

5 Lainnya (Hutan Lindung dan Hutan produksi) 4.880,78 3,42

Luas Total 10.358,93 7,25%

Sumber :

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

2.7. KONDISI DEMOGRAFI

Sejatinya, aspek demografis atau kependudukan merupakan karakteristik yang paling mewakili dalam menentukan gambaran dan dinamika atau perkembangan suatu wilayah. Penduduk sebagai suatu objek pokok suatu wilayah merupakan komponen yang selalu mengalami perkembangan yang dinamis dari waktu ke waktu sehingga dapat dijadikan sebagai cerminan yang merepresentasikan perkembangan pembangunan di suatu wilayah Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Jumlah penduduk Kabupaten Serang pada tahun 2015 jumlahnya sebanyak 1.463.094 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 742.298 jiwa dan perempuan sebesar 720.796 jiwa. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk dalam

(20)

periode 2011-2015 sebesar 0.77% pertahun. Dengan luas Kabupaten Serang mencapai 1.467,35 Km2, kepadatan penduduk Kabupaten Serang pada

Tahun 2015 adalah sebesar 1.005 jiwa/Km2.

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Di Kabupaten Serang Tahun 2011-2015

No. Kecamatan 2011 2012 Jumlah Penduduk (Jiwa) 2013 2014 2015 1 Cinangka 53.323 54.072 54.025 55.144 55.605 2 Padarincang 61.357 62.238 62.701 63.455 63.988 3 Ciomas 37.101 37.639 38.126 38.369 38.692 4 Pabuaran 38.005 38.577 39.324 39.303 39.632 5 Gunungsari 19.359 19.630 19.700 20.020 20.188 6 Baros 51.293 52.067 53.155 53.044 53.488 7 Petir 50.134 50.857 51.384 51.851 52.287 8 Tunjung Teja 38.933 39.490 39.831 40.266 40.604 9 Cikeusal 64.872 65.832 66.903 67.094 67.658 10 Pamarayan 48.820 49.525 49.990 50.491 50.914 11 Bandung 30.540 30.992 31.534 31.585 31.850 12 Jawilan 52.448 53.295 55.465 54.241 54.696 13 Kopo 48.183 48.910 49.980 49.830 50.248 14 Cikande 91.834 93.257 95.982 94.976 95.773 15 Kibin 67.194 68.195 69.623 69.527 70.115 16 Kragilan 79.627 80.916 84.283 75.656 76.290 17 Waringinkurung 41.290 41.920 43.029 42.702 43.061 18 Mancak 43.275 43.923 44.731 44.753 45.129 19 Anyar 51.124 51.900 53.163 52.872 53.315 20 Bojonegara 41.526 42.151 43.050 42.944 43.304 21 Pulo Ampel 34.098 34.610 35.312 35.264 35.559 22 Kramatwatu 87.326 88.581 89.179 90.311 91.069 23 Ciruas 79.200 80.448 83.315 73.635 74.252 24 Pontang 48.582 49.238 48.715 39.908 40.243 25 Carenang 41.303 41.907 42.312 34.273 34.561 26 Binuang 27.359 27.768 28.293 28.296 28.533 27 Tirtayasa 37.815 38.330 38.049 39.106 39.433 28 Tanara 36.897 37.428 37.812 38.159 38.479 29 Lebak Wangi 33.819 34.128 Kab. Serang 1.402.818 1.423.696 1.448.966 1.450.894 1.463.094

Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2012-2016

Perkembangan kependudukan di Kabupaten Serang dalam lima Tahun terakhir, dinilai cukup dinamis. Arus urbanisasi yang terjadi di Kabupaten Serang berlangsung cukup pesat. Hal ini dikarenakan Kabupaten Serang berhimpitan dengan Kota Serang yang merupakan ibukota Provinsi Banten.

(21)

Guna menghindari ekses negatif yang timbul akibat tingginya arus urbanisasi, diperlukan perhatian Pemerintah Daerah untuk mengendalikan laju urbanisasi ke Wilayah Kabupaten Serang, mengingat pertambahan dan pertumbuhan penduduk selain disebabkan faktor laju kelahiran/kematian juga dipengaruhi oleh tingkat urbanisasi.

Merujuk pada data sebaran jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan pada Tahun 2015 terlihat bahwa Kecamatan Cikande, Kramatwatu, Kragilan dan Ciruas merupakan kecamatan dengan jumlah populasi penduduk terbanyak di Kabupaten Serang, yakni masing masing sebesar 95.773 jiwa (6,55%), 91.069 jiwa (6,22%), 76.290 jiwa (5,21%), dan 74.252 jiwa (5,08%). Sedangkan Kecamatan Gunungsari merupakan kecamatan yang memiliki populasi penduduk terkecil dengan jumlah 20.188 jiwa (1,38%).

Kepadatan penduduk Kabupaten Serang dalam kurun waktu Tahun 20011-2015 mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk. Kondisi ini tercermin dari semakin meningkatnya kepadatan penduduk Kabupaten Serang yaitu dari sekitar 956 jiwa/km2 pada Tahun

2011 menjadi sekitar 1.005 jiwa/km2 pada Tahun 2015. Dalam kurun waktu

tersebut, Kecamatan Ciruas merupakan kecamatan yang tertinggi kepadatan penduduknya yang mencapai sekitar 2.170 jiwa/km2 sedangkan Kecamatan

Gunung Sari merupakan kecamatan yang terendah kepadatan penduduknya yang mencapai sekitar 419 jiwa/km2.

Tabel 2.6

Perkembangan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Serang Tahun 2011-2015

No. Kecamatan (Km2) Luas 2011 2012 Kepadatan (Jiwa/Km2) 2013 2014 2015 1 Cinangka 111,47 485 487 495 499 503 2 Padarincang 99,12 628 618 640 646 651 3 Ciomas 48,53 776 744 791 797 803 4 Pabuaran 79,14 487 447 497 501 505 5 Gunungsari 48,6 404 403 412 415 419 6 Baros 44,07 1.164 1.181 1.101 1.204 1.223 7 Petir 46,94 1.068 1.083 1.076 1.105 1.123 8 Tunjung Teja 39,52 985 999 997 1.019 1.035

(22)

No. Kecamatan (Km2) Luas 2011 2012 Kepadatan (Jiwa/Km2) 2013 2014 2015 9 Cikeusal 88,25 735 746 723 760 773 10 Pamarayan 41,92 1.165 1.181 1.220 1.204 1.224 11 Bandung 25,18 1.213 1.231 1.178 1.254 1.275 12 Jawilan 38,95 1.347 1.368 1.148 1.393 1.415 13 Kopo 44,69 1.078 1.094 1.017 1.115 1.133 14 Cikande 50,53 1.817 1.846 1.608 1.880 1.910 15 Kibin 33,51 2.005 2.035 1.607 2.075 2.109 16 Kragilan 36,33 1.544 1.569 1.279 2.082 2.116 17 Waringinkurung 51,29 805,03 817 715 833 846 18 Mancak 74,03 585 593 563 605 614 19 Anyar 56,81 900 914 843 931 946 20 Bojonegara 30,3 1.371 1.391 1.301 1.417 1.440 21 Pulo Ampel 32,56 1.047 1.063 1.019 1.083 1.101 22 Kramatwatu 48,59 1.797 1.823 1.769 1.859 1.889 23 Ciruas 34,49 1.950 1.981 1.696 2.135 2.170 24 Pontang 58,09 749 759 794 687 698 25 Carenang 32,8 1.135 1.151 1.165 1.045 1.1045 26 Binuang 26,17 1.045 1.061 1.026 1.081 1.331 27 Tirtayasa 64,46 587 595 636 607 446 28 Tanara 49,3 748 759 739 774 806 29 Lebak Wangi 31,71 1.067 1.223 KAB SERANG 1467,35 956 970 908 989 1.005

Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka, Tahun 2012-2016

Dalam tinjauan sex ratio, penduduk Kabupaten Serang jumlahnya hampir berimbang antara jenis kelamin laki-laki dengan perempuan. Dari 1.463.094 jiwa penduduk Kabupaten Serang, penduduk perempuan sejumlah 720.796 jiwa atau sekitar 49,27%, sementara penduduk laki-laki sebesar 742.298 jiwa atau sekitar 50,73% dari total penduduk Kabupaten Serang.

Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Serang Tahun 2012-2015

No Jenis Kelamin Jiwa 2012 % Jiwa 2013 % Jiwa 2014 % Jiwa 2015 %

1 Laki-laki 724.332 50,88 735.552 50,76 736.297 50,75 742.298 50,73

2 Perempuan 699.382 49,12 713.414 49,24 714.597 49,25 720.796 49,27

1.423.714 100 1.448.966 100 1.450.894 100 1.463.094 100

Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2013-2016

(23)

2.8. SARANA DAN PRASARANA WILAYAH

2.8.1. Perumahan

Selain pangan dan sandang, kebutuhan mendasar bagi kehidupan masyarakat adalah papan atau fasilitas perumahan. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, maka permintaan/kebutuhan akan perumahan pun meningkat. Di sisi lain keterbatasan lahan untuk permukiman dan penawaran perumahan yang hanya tertuju pada suatu golongan masyarakat tertentu merupakan kendala bagi sebagian besar masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan perumahan. Hal lain yang menjadi permasalahan adalah tingginya biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat untuk membangun perumahan yang Iayak huni, sementara tingkat pendapatan penduduk masih relatif rendah sehingga banyak rumah tangga/penduduk yang menempati rumah tidak Iayak huni baik dilihat dari sisi kualitas rumah, lingkungan, kesehatan maupun ukuran luasnya.

Sejatinya, fungsi rumah tidak hanya merupakan tempat berlindung, tetapi juga sebagai tempat tinggal dan tempat beraktifitas masyarakat dalam kegiatan-kegiatan domestik. Oleh karena itu berbagai aspek yang terkait dengan kondisi rumah seperti aspek kesehatan, kenyamanan serta estetika lingkungan masyarakatnya sangat menentukan dalam pemilihan rumah dan mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

Penduduk Kabupaten Serang, sebagian besar telah memiliki rumah tinggal sendiri, pada Tahun 2014 tercatat sebesar 85,06%, atau sebanyak 280.173 rumah tangga menempati rumah sendiri, meningkat dibandingkan Tahun 2011 sebesar 278.456 rumah tangga. Atau sebesar 84,60%

Pada umumnya, kondisi rumah penduduk di Kabupaten Serang pada Tahun 2014, relatif cukup baik, terutama jika ditinjau dari jenis atap dan dinding yang digunakan. Rumah yang menggunakan atap terluas beton dan genteng sebesar 95,18% sedangkan sisanya sebesar 4,82% masih menggunakan atap asbes, seng, dan daun-daunan, bahkan didaerah pedesaan hampir sebagian besar penduduk masih menggunakan atap

(24)

rumah dari daun-daunan, kondisi ini meningkat dibandingkan Tahun 2011 sebesar 94,38%,. Sedangkan untuk jenis dinding yang menggunakan tembok pada Tahun 2012 yaitu sebesar 83,69% ini menunjukan bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Serang banyak menggunakan diding tembok, sisanya sebesar 16,31 masih menggunakan kayu dan bambu, namun kondisi mengalami penurunan jika melihat Tahun 2011 jenis rumah dengan dinding tembok sebesar 83,89%, sisanya sebesar 16,11 masih menggunakan kayu dan bambu.

2.8.2. Pendidikan

Sarana dan prasarana dasar yang juga penting adalah fasilitas pendidikan, berupa gedung yang merupakan tempat terjadinya proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Selain itu ketersediaan tenaga pengajar yang memenuhi kualifikasi dan berkualitas merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan di suatu wilayah. Jumlah sarana sekolah, murid dan guru siswa pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.8 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Di Kabupaten Serang Tahun 2015

Uraian Satuan Jumlah

Jumlah Sekolah SD/Sederajat Unit 728 SMP/Sederajat Unit 187 SMA/Sederajat Unit 158 Jumlah Guru SD/Sederajat Orang 7.528 SMP/Sederajat Orang 3.488 SMA/Sederajat Orang 3.491 Jumlah Murid SD/Sederajat Orang 165.484

(25)

SMP/Sederajat Orang 16.403

SMA/Sederajat Orang 34.189

Rasio Murid Guru

SD/Sederajat Poin 18,62

SMP/Sederajat Poin 14,33

SMA/Sederajat Poin 11,79

Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2016

2.8.3. Kesehatan

Sejatinya, Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan). Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasii bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Dalam PP No. 32 Tahun 2006 dinyatakan bahwa pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi masyarakat.

Berdasarkan data dari Kabupaten Serang Dalam Angka 2015, dapat diketahui bahwa di Kabupaten Serang terdapat jumlah sarana kesehatan berupa puskesmas umum 31 buah, puskesmas pembantu 48 buah, apotik 35 buah, praktek dokter 182 dan balai obat 49 buah yang tersebar diberbagai kecamatan. Dimana jumlah dokter dan paramedis yang bertugas diseluruh

(26)

puskesmas di berbagai kecamatan di Kabupaten Serang berjumlah 40 dokter umum, 20 dokter gigi dan 715 paramedis.

2.8.4. Jaringan jalan

Aspek transportasi memegang peranan penting dalam mewujudkan target-target pembangunan dan mendukung pencapaian tingkat perekonomian sesuai yang diinginkan. Ketersediaan sarana transportasi yang memadai berdampak positif terhadap ketersediaan barang dan jasa sesuai dengan jumlah, kualitas dan waktu yang diinginkan. Bagi masyarakat yang memproduksi barang dan jasa dapat dengan mudah memperoleh bahan baku untuk memperlancar kegiatan produksinya apabila didukung oleh kelancaran arus transportasi. Selain itu mereka juga dapat memasarkan produksinya dengan tepat waktu dan tepat jumlah. Kondisi seperti ini akan berimplikasi terhadap efektifitas dan efisiensi perekonomian masyarakat. Sebaliknya, jika tingkat pelayanan sarana prasarana transportasi buruk maka akan berdampak pada terjadinya ekonomi biaya tinggi.

Berdasarkan statusnya, jaringan jalan yang ada di wilayah Kabupaten Serang dapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi sebagai berikut;

a. Jaringan Jalan Nasional

Jaringan jalan nasional yang merupakan kewenangan Pemerintah, yang berada di wilayah kabupaten Serang meliputi :

- Jalan Bebas Hambatan, merupakan bagian dari jalan bebas hambatan (Jalan Tol) Tangerang - Merak yang melintasi wilayah Kecamatan Cikande, Kragilan, Kibin, Ciruas, Kramatwatu, dan Bojonegara;

- Jalan Arteri Primer, merupakan bagian jalan Jakarta - Merak (Jalan Raya Serang - Jakarta) yang melintasi wilayah Kecamatan Cikande, Kragilan, Kibin, Ciruas, Kramatwatu.

- Jalan Kolektor Primer

(27)

- Ruas Serdang - Bojonegara - Merak yang melintasi wilayah Kramatwatu, Bojonegara dan Pulo Ampel

- Ruas Cilegon - Pasauran yang melintasi wilayah Kecamatan Anyar dan Cinangka

b. Jaringan Jalan Propinsi

Jaringan jalan propinsi yang merupakan kewenangan Pemerintah Propinsi Banten dan berada di wilayah Kabupaten Serang, meliputi : - Ruas Jalan CIkande - Citeras yang melintasi wilayah Kecamatan

Cikande, Jawilan

- Ruas Jalan Simpang Taktakan - Gunungsari yang melintasi wilayah Kecamatan Gunungsari

- Ruas Jalan Gunung Sari - Anyar yang melintasi wilayah Kecamatan Gunung Sari, Mancak, Anyar

- Ruas Jalan Palima - Pasar Teneng yang melintasi wilayah Pabuaran, Ciomas, Cinangka

- Ruas Jalan Kronjo - Pontang - Banten Lama yang melintasi wilayah Kecamatan Tanara, Pontang dan Tirtayasa

- Ruas Jalan Pontang - Ciruas - Sorok yang melintasi wilayah Kecamatan Pontang, Ciruas, Cikeusal, Petir

- Ruas Jalan Maja - Kopo - Citeras yang melintasi wilayah Kecamatan Kopo

c. Jaringan Jalan Kabupaten

Terdiri dari Jalan Lokal Primer yang menghubungkan antar ibukota Kecamatan. Kondisi jalan Kabupaten Serang

Tabel 2.9 Keadaan Jalan Kabupaten Di Kabupaten Serang Tahun 2016

No Kondisi Panjang Persentase

1 Baik 381,24 Km 63,42 %

2 sedang 51,88 Km 8,63 %

3 Rusak 84,22 Km 14,01 %

4 Rusak berat 83,40 Km 13,94 %

Sumber : Profil Dinas PUTR Kabupaten Serang Tahun 2016

(28)

d. Jaringan Jalan Lingkungan

Tersebar sebagai akses menuju ke pusat-pusat kegiatan dalam lingkup kawasan permukiman. Kondisi dan panjang jalan memegang peranan penting untuk mendukung kelancaran arus transportasi. Daerah-daerah yang terisolasi selama ini akan lebih banyak dijangkau apabila ruas jalan semakin panjang. Sedangkan kualitas jalan yang baik akan mempermudah arus transportasi sehingga waktu tempuh dapat dipersingkat dan kapasitas angkut dapat diperbesar.

3. Jalur Kereta Api

Jalur transportasi Kereta api di wilayah Kabupaten Serang merupakan bagian dari jalur kereta api Jakarta - Merak. Fungsi pelayanan KA ini adalah untuk angkutan orang dan barang terutama angkutan batu bara antar kota. Jalur KA Jakarta Merak ini melintasi Kecamatan Cikeusal, Pamarayan, Kopo. Jaringan jalan kereta api dibutuhkan untuk transportasi massal dan angkutan barang. Angkutan kereta api ini merupakan angkutan regional yang menghubungkan Kabupaten Serang dengan wilayah - wilayah lain. Jaringan rel Kereta Api telah tersedia menghubungkan Kabupaten Serang dengan Cilegon, Lebak dan Jakarta.

4. Jaringan Transportasi Laut

Berdasarkan posisi wilayahnya, Kabupaten Serang memiliki nilai strategis sebagai salah satu pintu gerbang ke pulau Jawa. Dalam posisi ini maka keberadaan pelabuhan laut menjadi suatu hal yang sangat penting. Adanya pelabuhan pada satu wilayah akan menjadi suatu pemacu bagi perkembangan dan pertumbuhan wilayah. Hal ini disebabkan karena sarana pelabuhan laut merupakan salah satu prasarana pembuka wilayah untuk berhubungan dengan wilayah lainnya baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

(29)

Keberadaan pelabuhan laut yang ada di Kabupaten Serang merupakan satu sistem dengan transportasi darat (jalan raya dan rel kereta api). Adanya titik pertemuan dua arus transportasi antara transportasi darat dengan transportasi laut mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan dan pertumbuhan wilayah, yaitu terjadinya perkembangan yang pesat di sekitar pelabuhan tersebut. Rencana pengembangan pelabuhan yang berada di Kabupaten Serang adalah Pelabuhan Bojonegara yang merupakan satu system dengan Pelabuhan Tanjung Priuk (DKI Jakarta). Rencana pembangunan pelabuhan di Bojonegara diharapkan dapat meningkatkan penghasilan daerah dan menjadikan Kabupaten Serang sebagai salah satu pintu gerbang angkutan barang dan penumpang yang penting bagi Pulau Jawa.

Kabupaten Serang juga memiliki pelabuhan khusus dan pelabuhan lokal. Pelabuhan khusus ini pada umumnya dibangun dan dikelola oleh perusahaan swasta (pihak industry) terutrama di kawasan Bojonegara. Fungsi dari pelabuhan khusus ini adalah sebagai simpul distribusi dan koleksi (pengumpulan) bahan baku maupun bahan jadi/produk industry. Sedangkan pelabuhan lokal pada umumnya melayani angkutan penyeberangan ke Pulau Tunda (Kecamatan Tirtayasa) dan Pulau Panjang (Kecamatan Pulo Ampel). Beberapa pelabuhan local yang melayani jalur pelayaran tersebut adalah Pelabuhan Greyang dan Lontar.

5. Irigasi

Potensi sumber daya air di Kabupaten Serang terdiri dari sungai utama sepanjang 356,95 km, anak sungai sepanjang 641,6 km, situ besar/sedang 12 lokasi dengan luas 40,2 Ha, rawa 7 lokasi dengan luas 231 Ha, waduk 2 lokasi dengan luas 15 Ha, dan situ kecil 13 lokasi dengan luas 39 Ha. Luas areal irigasi di Kabupaten Serang diatas 3.000 Ha dikelola oleh pusat, irigasi ini terdiri dari 21.480 Ha luas areal, 108,88 Ha luas saluran induk, 104,83 Ha luas saluran sekunder, 1 buah bangunan bendung dan 589 buah

(30)

bangunan air. Luas areal irigasi antara 1.000 Ha s/d 3.000 Ha dikelola oleh provinsi, irigasi ini terdiri dari 7.514 Ha luas areal, 63,38 Ha luas saluran induk, 36,64 km luas saluran sekunder, 2 buah bangunan bendung, 465 buah bangunan air dan 2 buah waduk.

Tabel 2.10

Jumlah Sungai dan Anak Sungai Di Kabupaten Serang

No. Nama Sungai dan Anak Sungai Desa Panjang (Km) Lebar (m) Ket

I. Kecamatan Padarincang

1 Cikalumpang Kadu beureum 14 27,0 Semua sungai

bermuara ke Rawa Danau dan Laut Selat Sunda

- Curug Gumawang Padarincang 0,5 2,5

2 Cibojong Cibojong 11 20,0

- Cipalias Kadu beureum 1 2,0

- Cibodas Kadu beureum 1 1,5

- Cikarakal Kadu beureu 1,5 2,0

3 Cikoneng Batu Kuwung 11 9,0

- Wangun Batu Kuwung 1,5 2,0

4 Cimanungtun Sukadana/Ciomas 8 4,5

- Cimarsa Sukadana/Ciomas 2,5 3,0

5 Cidangkiang Ciomas 7 15,5

- Cibulakan Sukadana 1,5 2,5

6 Cisawarna Batu Kuwung 9 16,5

- Cirahab Curug Goong 1 3,0

7 Citundun Batu Kuwung 6,5 4,0

8 Talaga Wangsa Cipayung 6 4,5

9 Citasuk Gayam Citasuk 4 4,0

10 Cipayung Ciomas 7 5,0

11 Ciwaringin Ciomas 7 4,5 Muara ke Laut

Selat Sunda

12 Citasuk II Citasuk 6 3,5

13 Cipasuran Cibojong 15 17,0

II. Kecamatan Gunung Sari

1 Gunung Kupak Gunung Sari 3000 2,5

2 Conggeang Gunung Sari 3000 3,0

3 Argo Sukalaba 2500 2,5

4 Ciranda Gunung Sari 3000 2,0

5 Ciwates Gunung Sari 1500 2,0

6 Cigaribig Tamiang 1500 2,0

7 Cireungit Gunung Sari _ _

8 Sumur Seng Gunung Sari _ _

9 Cirajiah Gunung Sari _ _

10 Cibuntu Ciherang _ _

III. Kecamatan Pabuaran

1 Cibanten Kadu beureum 2,5 4,5 Kondisi alam

bermuara ke Cibanten

- Cileweng/Cimarsa 1,0 2,5

- Citeureup 1,5 2,0

- Ciwaru 1,2 2,0

2 Citangohgor Pasanggrahan 2,7 4,0 SDA

3 Cimasan Pabuaran 2,0 4,5 SDA

- Cibodas 2,3 3,0

- Nagreg 2,0 1,5

(31)

No. Nama Sungai dan Anak Sungai Desa Panjang (Km) Lebar (m) Ket

4 Cimasin Pancanegara 1,5 4,5 SDA

- Cibanten 2,0 4,5

5 Cimasin/Cipelem Singang Heula 3,0 4,5 SDA

- Cibanten 5,0 4,5

6 Cibarani Tanjung Sari 1,5 2,0 SDA

7 Cigewok/Cisitu Kadu beureum _ _ _

8 Cibarani II Tanjung Sari _ _ _

Sumber : Profil Dinas PUTR Kabupaten Serang Tahun 2016

Saluran irigasi dengan luas areal dibawah 1.000 Ha dikelola oleh Pemerintah Kabupaten, irigasi ini terdiri dari 17.071,80 Ha luas areal, 320 buah DI, 241.135,82 m panjang saluran, dan bangunan pelengkap. Bangunan dan pelengkap terdiri dari bangunan/bak penampung 226 buah, bangunan pagi 72 buah, bangunan sadap 591 buah, bangunan oncoran 53 buah, gorong-gorong 82 buah, bangunan terjun 35 buah, bangunan suplesi 15 buah, jembatan 15 buah, bangunan pelimpah 39 buah, bangunan talang 9 buah, got miring/bangunan ukur 1 buah dan free intek/inlet 2 buah. Kondisi daerah irigasi yang secara keseluruhan seluas 18.919,11 Ha, sampai dengan Tahun 2016 yaitu 90,01% dalam kondisi baik, 1,6% dalam kondisi rusak ringan, 4,38% dalam kondisi rusak sedang, 4,01% dalam kondisi rusak ringan.

Tabel 2.11 Keadaan Jaringan Irigasi di Kabupaten Serang Tahun 2016

No Kondisi Luas (Ha) Proporsi (%)

1 Baik 17.028,68 90,01

2 Rusak ringan 303,16 1,6

3 Rusak sedang 828,27 4,38

4 Rusak berat 759 4,01

18.919,11 100,00

Sumber : Profil Dinas PUTR Kabupaten Serang Tahun 2016 6. Air Bersih

Ketersediaan air bersih dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih

(32)

yang terus menerus diupayakan. Sektor air bersih di Kabupaten Serang berdasarkan golongan pelanggan PDAM dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.12 Jumlah Penyaluran Air PDAM (M3) Di Kabupaten Serang Tahun 2015

Kecamatan Khusus Soasial Umum Sosial Rumah Tangga Niaga Kecil Niaga Besar Industri Kecil Industri Besar Umum Kran Jumlah

1 Cinangka - 1 36 - - - 37 2 Padarincang - 13 830 1 - - - 4 858 3 Ciomas - 9 376 3 5 393 4 Pabuaran - - - - 5 Gunungsari - - - - 6 Baros - 2 96 1 1 - 1 80 181 7 Petir - - - - 8 Tunjung Teja - - - - 9 Cikeusal - - - - 10 Pamarayan 2 12 1.128 22 - - - 6 1.170 11 Bandung - - - - 12 Jawilan - - - - 13 Kopo - 6 191 - - - 197 14 Cikande 5 1.450 29 - - - - 1.484 15 Kibin 1 84 3.762 369 - - - - 4.216 16 Kragilan - 18 1.324 11 1 - 1 3 1.358 17 Waringinkurung - 2 1.050 2 1 - - - 1.055 18 Mancak - - - - 19 Anyar 1 12 801 4 - - - 3 821 20 Bojonegara 9 14 2.815 55 7 2 2 2.904 21 Pulo Ampel 14 12 1.132 51 1 5 - 1 1.216 22 Kramatwatu 1 16 2.895 12 5 - - 3 2.932 23 Ciruas - 25 3.275 9 - - - 3 3.312 24 Pontang 1 39 2.007 11 - - - 2 2.060 25 Lebak Wangi - - - - 26 Carenang - - - - 27 Binuang - 11 635 - - - 646 28 Tirtayasa - 10 988 1 - - - - 999 29 Tanara - 3 165 - - - 168 Total 29 300 24.382 581 9 12 4 112 26.007

Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2016

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada Tahun 2015 jumlah total pelanggan PDAM sebesar 26.007 dimana jumlah pelanggan terbesar pada pelanggan rumah tangga dengan jumlah total 24.382.

7. Persampahan

Pengelolaan persampahan di wilayah Kabupaten Serang masih dilayani oleh wilayah Kota Serang. Wilayah Kabupaten Serang mempunyai timbulan sampah sekitar 3.482 m3/hari atau sekitar 2.13 liter/jiwa per hari dan

(33)

timbulan sampah yang dapat terlayani/terangkut ke TPA kurang lebih mencapai 21,17%, sementara sisanya yang belum terangkut dibuang kesembarang tempat seperli dibuang dikali/sungai atau saluran dranase dan ditempat-tempat terbuka lainnya.

Secara umum, sistem pengelolaan persampahan di wilayah Kabupaten Serang diarahkan untuk dilaksanakan dengan cara individual (konvensional) dan yang ditangani oleh Pemerintah Daerah. Pengelolaan secara individu dapat dilakukan dengan cara pembakaran atau penimbunan sampah di halaman rumah. Sistem ini diterapkan pada daerah-daerah perdesaan dengan jumlah penduduk yang tidak terlalu besar serta luas pekarangan rumah yang cukup luas. Pengelolaan yang dikelola oleh Pemerintah diterapkan pada daerah perkotaan dengan tingkat kepadatan penduduk dan kegiatannya yang cukup besar, yang mencakup kawasan permukiman, perkantoran, perdagangan dan jalan-jalan protokol.

Pada jangka waktu beberapa tahun ke depan, Kabupaten Serang telah merencanakan pembangunan TPA di Kecamatan Tunjung Teja di Desa Bojong Menteng. Dilihat dari sumbernya, sebagian besar sampah di Kabupaten Serang berasal dari rumah tangga (76.47%). Sampah Penduduk daerah pedesaan pada umumnya ditimbun, dibakar, atau dibuang ke sungai.

2.9. SOSIAL BUDAYA

Pada dasarnya, semua program pembangunan selalu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berbicara masalah kesejahteraan masyarakat, hal yang paling mudah untuk diingat adalah tingkat pendapatan masyarakat. Tingkat pendapatan masyarakat tentunya ada yang tinggi, sedang dan ada juga yang rendah. Biasanya sasaran pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan mendorong peningkatan pendapatan masyarakat yang masih rendah agar semakin membaik. Masyarakat dengan tingkat pendapatan yang rendah umumnya

(34)

dikategorikan sebagai penduduk miskin. Penduduk miskin dapat didefinisikan sebagai penduduk yang pendapatannya (didekati dengan pengeluaran) lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup secara layak. Standar kebutuhan hidup layak tersebut diterjemahkan sebagai suatu jumlah rupiah yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi makanan setara 2.100 kalori sehari, ditambah sejumlah pengeluaran untuk bukan makanan seperti perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan dan lainnya. Jumlah uang tersebut kemudian dikatakan sebagai batas garis kemiskinan.

Prosentase penduduk miskin di suatu wilayah mencerminkan tingkat pendapatan penduduk pada wilayah tersebut. Tingginya jumlah penduduk miskin mengindikasikan rendahnya tingkat pendapatan penduduk. Jumlah penduduk miskin merupakan indikator yang cukup relevan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah/daerah tertentu. Disamping meningkatnya tingkat pendapatan, hal lain yang juga mengindikasikan tingkat kesejahteraan rakyat adalah bagaimana distribusi atau pemerataan pendapatan tersebut diberbagai lapisan masyarakat. Indikator distribusi pendapatan yang dihitung dengan menggunakan pendekatan pengeluaran, dapat memberikan petunjuk mengenai aspek pemerataan yang telah tercapai. Dari data pengeluaran dapat juga diungkapkan tentang pola konsumsi rumah tangga secara umum dengan menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan.

A. Kesejahteraan Sosial

Aspek kesejahteraan sosial merupakan masalah yang sangat kompleks dan akan terus berkembang bersama dengan perkembangan masyarakat. Hal tersebut muncul disebabkan oleh perubahan-perubahan masyarakat yang selalu menunjukan perkembangan di segala bidang baik ekonomi, sosial, budaya dan khususnya teknologi. Seiring dengan kemajuan yang dicapai

(35)

maka dampaknya semakin dirasakan, yaitu terjadinya kesenjangan sosial pada beberapa aspek kehidupan. Satu sisi menunjukan kemajuan dan meningkatkan mutu kehidupan, sedangkan di sisi lain menunjukan makin tertinggalnya kelompok-kelompok tertentu oleh kemajuan-kemajuan tersebut. Kelompok-kelompok ini dikatakan sebagai bermasalah karena keberadaannya menyebabkan dampak negatif terhadap pembangunan yang sedang dilaksanakan. Berkembangnya kelompok ini merupakan masalah sosial dan lebih lanjut merupakan penghambat pembangunan. Sebagaimana diketahui, Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanyan tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani, dan sosial) secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunasosialan, keterbelakangan atau keterasingan, dan kondisi atau perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung atau menguntungkan.

Gambaran perkembangan jumlah penyandang kesejahteraan sosial di kabupaten Serang dalam beberapa Tahun terakhir menunjukan adanya penurunan jumlah pada beberapa kriteria PMKS. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.14 Keadaan Kesejahteraan Sosial Penduduk Di Kabupaten Serang Tahun 2011-2015

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Anak Terlantar 4.119 2.347 2.072 2.432 1.333 2 Anak Nakal 210 47 54 5 - 3 Lansia/jompo 8.809 5.652 5.461 5.461 255 4 Korban Narkotika 89 4 36 36 19 5 Gelandangan dan Pengemis 444 114 104 121 -

(36)

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

6 Penyandang Cacat 4.993 11.138 5.343 5.343 186 7 Wanita Pekerja Seks Komersil 105 2 - - - 8 Fakir Miskin 96.738 - - - 16.612

Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2012-2016

B. Kesejahteraan Keluarga

Kondisi penduduk Kabupaten Serang ditinjau dari tingkat kesejahteraannya menunjukan bahwa pada dasarnya hampir sebagian besar penduduk telah berada pada kriteria Keluarga Sejahtera I hingga Sejahter III Plus. Jumlah keluarga Pra Sejahtera pada Tahun 2011 berjumlah 89.705 keluarga dan berkurang pada Tahun 2013 menjadi sebesar 85.430 keluarga kemudian berkurang kembali menjadi 83.887 keluarga pada tahun 2015. Sementara itu, jumlah keluarga Sejahtera III Plus pada Tahun 2011 berjumlah 12.240 keluarga, dan pada Tahun 2013 meningkat menjadi 13.177 keluarga.kemudian meningkat kembali menjadi 16.847 pada tahun 2015.

Tabel 2.15. Jumlah Keluarga Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan Di Kabupaten Serang Tahun 2011-2015

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Pra Sejahtera 89.705 89.817 85.430 85.475 83.887 2 Sejahtera I 82.010 86.643 89.456 96.165 97.659 3 Sejahtera II 100.716 107.255 108.205 111.022 112.591 4 Sejahtera III 61.883 62.157 70.211 70.408 77.428 5 Sejahtera III Plus 12.240 12.886 13.177 14.546 16.847

Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2012-2016

2.10. PEREKONOMIAN

Hingga tahun 2013, perekonomian Kabupaten Serang menunjukkan perkembangan yang baik disertai pola ekspansi yang semakin seimbang dan didukung oleh semakin terjaganya kestabilan makro ekonomi melalui penerapan kebijakan yang konsisten. Perkembangan perekonomian di Kabupaten Serang tersebut diharapkan dapat berdampak signifikan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat, yang tercermin pada peningkatan pendapatan perkapita dan menurunnya tingkat kemiskinan

(37)

Kinerja perekonomian Kabupaten Serang dalam lima Tahun terakhir tumbuh secara signifikan. Demikian halnya pada Tahun 2014, pertumbuhan ekonomi dengan kinerja pertumbuhannya makin meningkat positif. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang (LPE/Laju pertumbuhan PDRB ADHK) pada Tahun 2013 mencapai 5,56%, peningkatan laju dibandingkan dengan Tahun 2009 mencapai 2,38%. Kecenderungan perkembangan LPE yang selalu positif tersebut menunjukan kinerja perekonomian Kabupaten Serang semakin menguat.

Tabel 2.16 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Serang Tahun 2009-2013

NO. TAHUN LAJU PERTUMBUHAN% LPE (PDRB ADHK) PDRB ADHB 1. 2009 3,18 7,15 2. 2010 4,58 9,95 3. 2011 5,18 12,38 4. 2012* 5,54 11,41 5. 2013** 5,56 14,43 Keterangan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Sumber : BPS Kabupaten Serang Tahun 2010-2014

Pada dasarnya, kinerja pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang sebagaimana tergambar dalam tabel di atas, tidak terlepas dari adanya pertambahan nilai bruto produksi yang terjadi di Kabupaten Serang pada periode tahun yang sama. Berdasarkan harga berlaku, nilai produksi bruto Kabupaten Serang pada Tahun 2013 mencapai Rp.18,71 Trilyun, atau meningkat sebesar Rp. 2,28 trilyun dari tahun sebelumnya. Adapun berdasarkan harga konstan (Tahun 2000), PDRB Kabupaten Serang pada Tahun 2013 mencapai Rp. 8,40 Trilyun, atau terjadi kenaikan sebesar Rp. 442,32 Milyar dari tahun sebelumnya.

(38)

Tabel 2.17 Perkembangan Nilai PDRB Kabupaten Serang Tahun 2009-2013

NO. TAHUN NILAI (Rp. Juta) PDRB KONSTAN (PDRB ADHK) PDRB BERLAKU (PDRB ADHB) 1. 2009 6.850.939,92 11.497.352,23 2. 2010 7.164.847,88 12.641.878,62 3. 2011 7.536.099,16 14.207.171,66 4. 2012* 7.953.885,00 15.827.746,42 5. 2013** 8.396.209,42 18.111.366,84 Keterangan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Sumber : BPS Kabupaten Serang Tahun 2010-2014

Selain itu, data perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan selama 5 (lima) Tahun menunjukan perkembangan yang baik sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.18 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2013 (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013** 1. PERTANIAN 1.789.104,66 2.009.771,02 2.211.656,45 2.428.858,36 2.840.083,03 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.062.915,50 1.210.748,45 1.356.672,52 1.464.104,29 1.742.199,49 1.2. Tanaman Perkebunan 132.409,14 134.174,89 141.308,74 153.247,93 169.336,54 1.3. Peternakan dan Hasil-Hasilnya 453.251,45 508.357,65 538.197,40 608.738,13 688.012,88 1.4. Kehutanan 1.459,28 1.320,74 1.378,43 1.480,78 1.597,44 1.5. Perikanan 139.069,29 155.169,29 174.099,36 201.287,22 238.936,68 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 9.043,22 10.733,89 11.609,01 13.898,70 19.494,30

2.1. Minyak dan Gas

Bumi (Migas) - - - - - 2.2. Pertambangan Tanpa Migas - - - - - 2.3. Penggalian 9.043,22 10.733,89 11.609,01 13.898,70 19.494,30 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6.958.942,30 7.472.346,68 8.465.074,49 9.324.334,80 10.564.639,60 3.1. Industri Migas - - - - - 3.2. Industri Tanpa Migas 6.958.942,30 7.472.346,68 8.465.074,49 9.324.334,80 10.564.639,60 4. LISTRIK, GAS DAN AIR

BERSIH 538.755,28 583.956,35 652.999,12 829.888,40 1.003.600,48 4.1. Listrik 536.810,41 581.808,08 650.632,37 827.334,08 1.000.730,79 4.2. Gas - - - - - 4.3. Air Bersih 1.944,87 2.148,27 2.366,75 2.554,32 2.869,69 5. BANGUNAN 286.446,74 362.684,94 416.382,96 488.545,52 548.428,42 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 882.586,07 1.014.055,62 1.102.027,11 1.206.399,55 1.382.674,65 6.1. Perdagangan Besar dan Eceran 605.255,71 709.009,19 762.219,98 831.021,46 956.513,32 6.2. Hotel 32.147,19 35.978,34 39.668,09 45.074,12 51.240,50

(39)

LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013** 6.3. Restoran 245.183,17 269.068,08 300.139,04 330.303,96 374.920,83 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 402.356,98 463.183,76 523.238,46 587.651,14 662.902,36 7.1. Pengangkutan 264.821,29 305.733,48 344.904,37 387.913,02 442.889,95 1) Angkutan Rel 1.847,71 2.187,91 2.489,16 2.887,04 3.446,80 2) Angkutan Jalan raya 261.418,51 301.744,81 340.368,88 382.708,90 436.868,63 3) Angkutan Laut - - - - - 4) Angkutan Sungai & Penyeberangan 111,42 128,90 139,31 146,32 157,10 5) Angkutan Udara - - - - - 6) Jasa Penunjang Angkutan 1.443,65 1.671,85 1.907,02 2.170,76 2.417,43 7.2. Komunikasi 137.535,69 157.450,28 178.334,09 199.738,12 220.012,41 1) Pos dan Telekomunikasi 137.535,69 157.450,28 178.334,09 199.738,12 220.012,41 2) Jasa Penunjang Komunikasi - - - - - 8. KEUANGAN,

PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 293.781,32 327.418,63 368.938,65 411.790,21 472.122,40 8.1. Bank 9.304,00 10.338,77 12.001,12 13.814,14 16.024,40 8.2. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 2.600,06 3.035,95 3.434,00 3.896,58 4.520,04 8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - 8.4. Sewa Bangunan 262.378,55 290.083,62 315.979,74 361.556,76 416.940,28 8.5. Jasa Perusahaan 19.498,71 23.960,29 37.523,79 32.522,72 34.637,69 9. JASA-JASA 336.335,67 397.727,74 455.245,41 536.379,75 617.421,60 9.1. Pemerintahan umum 67.719,73 79.437,62 90.435,52 115.753,74 128.704,25 1) Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan 67.719,73 79.437,62 90.435,52 115.753,74 128.704,25 2

) Jasa Pemerintah Lainnya - - - - -

9.2. Swasta 268.615,94 318.290,12 364.809,89 420.626,00 488.717,35

1) Sosial

Kemasyarakatan 29.003,73 32.579,73 37.105,58 42.700,59 47.826,72

2

) Hiburan dan Rekreasi 3.248,81 3.520,10 3.880,94 4.579,08 5.307,31

3 ) Perorangan dan Rumah Tangga 236.363,40 282.190,29 323.823,38 373.346,33 435.583,32 PDRB ADHB 11.497.352,23 12.641.878,62 14.207.171,66 15.827.746,42 18.111.366,84 Keterangan :

*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Sumber : BPS Kabupaten Serang Tahun 2010-2014

Referensi

Dokumen terkait

1. Untuk mengetahui faktor kekuatan dan kelemahan pada warnet Ermina 2 Net di jalan STM Lubukpakam dalam menghadapi persaingan. Untuk menganalisis strategi bersaing yang tepat

Motorik adalah gerakan yang mennggunakan otot-otot halus atau sebagain anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.Misalnya

Dari data pengukuran C-organik tanah dan dari hasil sidik ragam C-organik tanah diperoleh bahwa perlakuan kompos jerami berpengaruh nyata terhadap peningkatkan C- organik

Menurut Zethaml dan Bitner (Lupiyoadi, 2014:7) jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang umumnya

pada projek ini memfokuskan pada bagian interior yang bertujuan untuk menunjang kegiatan terapi yang berlangsung baik anak-anak maupun orang dewasa. Tinjauan

Apabila pemimpin komunitas saya menunjukkan rasa kehilangan yang mendalam atas mundurnya salah satu anggota komunitas, rasanya saya akan mengalami perasaan yang sama. Bila

Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, beberapa diantaranya adalah gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja. Kinerja yang baik akan meningkatkan

Dari permasalahan tersebut diatas, metode pembelajaran menulis teks bahasa Inggris berbasis genre yang didukung dengan metode Reading to Learn sangat dibutuhkan