ILMU
HUKUMLAPORAN AKHIR PENELITIAN RKAT
2017
FAKULTAS
HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA
PENELITIAN
PRIORITAS
BERBASIS
ROADMAP
PENGATURAN SERTA PENATAAN
AKSES DAN
BENEFIT SHAR"VG
PENGGUNAAN
SUMBERDAYA
HAYATI
LOKAL BERDASARKAN
NAGOYA
pRorocol
DAN
coNVENTtdw
ow
BtoDtvERsrrvDALAM
MENUNJANG
PENGELOLAAN SUMBER DAYA
ALAM
YANG
BERKELANJUTAN
DANBERKEADILAN
UNTUK MEWUJUDKAN KEMAKMURAN RAKYAT
TIM PENGUSUL
1.
Dr. Mas Rahmah, S.H, M.H., LL.M (Ketua)2.
Agus Widyantoro, S.H., M.H. (Anggota)3.
lman Prihandono, S.H, M.H., LL.M, Ph.D (Anggota)4.
Widhayani Dian Pawestri, S.H., M.H.(Anggota)5.
Patria widianto (Anggota)Maret
-
Oktober
2017
UNIVERSITAS
AIRLANGGA
I I I I r'I HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN RKAT 2017 Surabaya, Ketua Peneliti 10 Oktober 2017 Mengetahui Dekan ..i Roadmap J Menunian0
Pengebtiin
ran SertaPengatu Penataan Akses Benefit Pen
unaan
gg
Sumber- Daya Hayati-
-tskal-
Berdasarkan- Nagoya Pr0tocOT DanConvention On Biodiversity Dalam Sumber AIam
Daya Yang Berkelanjutan Dan Berkeadilan Untuk
MewuJudkan Kemakmuran Rakyat tan
a.
Nama Mas S.H H., LL. N 20971 c. Fungsional Guru d. Studi llmue.
NomorH 081 337863f
e-mail com tan na.
Nama S. H.c.
JabatanStudi llmu Hukum
e.
Nomor 081 Alamat e-mail f. nda M.H,, Ph.D lman NIc.
Jabatan Hukume.
NomorHP 081234519787f.
Alamat e-mail unair.ac.idnda ta n Nama Lengkap a. , M,H, Dian S. b. 0006 c. Fungsional Asisten d. Program Studi llmu
e.
NomorHp 081 1 Alamat e-mail t. nd-b.
Nn4 13111c.
Jabatan d. m llmu ukume.
Nomor OB f. e-mailBiaya pen
-
Dana internalPTRp. 60.000.000,-Dr. Mas Rahmah. S.H.. M.H.. LL.M NtP. 1 971 09 121998022001 Skema Penelitian )
a.
Nama Fungsional ProgramStudi
-angan StudiMengetahui WakilDekan I HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN RKAT 2017 10 Ketua Peneliti 2017
W
Pen Penelitian
map rch Group)
Serta Penataan Akses Dan
Pengg-unarn Sumber Daya Hayati Lokal BerafesaLikan Nagoia Protocol Dan
Convention On Blodivcrsi{y Dalam Me nunjang Pengelolaan Sumber
Daya Alam Yang Berkelanjutan Dan Berkead ilan Untuk Mewujudkan
Kemakm uran
a, Dr. Ra nda
s. M H M
b. N 001 097104
c. Guru
d. Studi llmu ukum e. Nomor P 081 1
f. Alamat e-mail rahma
An
a.
Nama nda NI H., c. Lektor d. He.
NomorH ,| Alamat e-maila.
Nama lman Prihandonq nb. H, M. , LL.M, D c. Lektor d. Program u
e.
NomorHp 081234519787 f. Alamat e-mail o@ft. nelitia.
Nama Pawestri, an b. S. , M.H. c. Jabatan Fungsional Ah d. llmu Hukume.
NomorHp 134 f. Alamata. Nama Patria nda
b. 031311.1 nto
c. Jabatan
Studi llmu Hukum
a
Nomor HP 081
Alamat e-mail com
n Dana internal (Rr(Ar)
60.000.000,-Df..MaS.Rahmah. S.H.. M.H,. LL.M NrP.1 971 091 21 998022001 I
Ir.
I t t I I I I I I t : i I ! 7 j i i i I ti\ Mengetahui WakilDekan il HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN RKAT 2017 Ketua Peneliti 10 Oktober 20 7 Berbas ls p Pengaturan Da n
Sumber D"ya H-ayati
Penggunaan
Lokal Berdasarkan Nagoya Pt6t6col
Din
Convention On Biodiversity Dalam MenunJang Pengelotaari Sumber
Daya Alam Yang Berkelanjutan Dan Berkeadilan Untu k MewuJudkan Kemakmuran Rakyat
a. Nama Lengkap Mas S.H, an
b. ., LL.
04 c. Jabatan Guru Besar d. Studi llmu ukum e. HP 081 1 337 f. Alamat a. ntoro, S.H., H. an Lektor d. e. 08 e-mail a. Nama Lengkap .H, , LL. b. NI D
c.
Jabatan Lektor d. llmu o H 081234519787 t. e-mail unair.ac.a.
Nama nda b. N Dian Pawest( ,M 1c. Jabatan Fungsional Asisten
d Studi llmu
e.
NomorHp 081 1 34 f. Alamat e-mail a. A b. c. d.-
Dana internal PT 03131 1 33008 Patria Studi Nomor Hp Alamat e-mail an aya 224646450 Hukumnp.
o6o6oooo,--ffi
@u.trll
NtP. 1 971 09 12't9g8o22oci|-i ! g i I I T 6 E t I I i i c.Mengetahui WakilDekan ill HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN RKAT 2017 Surabaya, 10 Ketua Peneliti 2017 Skema Roadmap
Judul n
n
Serta PenataanAkses
Nagoya
Menunj
Sumber Daya Hayati Lokal Berdasarkan
Convention On Biodivercity Dalaih ang Pengelolaan Sumber
Ya
Alam n
Daya g Berkelanjutan Dan Berkeadilan Untuk Mewujudkan Kemakmuran Rakyat
an a. S.H, M.H., Mas b. DN c. ru Besar d. Studi llmu H
e.
NomorHp 081 1 337863 Alamat e-mail f. coma.
Nama S.H., Hb.
Ntc.
Jabatand. Studi llmu Hukum
e.
NomorHP e-mail nda a. Lengkap M.H., , Ph.D Iman Prihandono, S. b. c. Lektor d, llmu Hukume.
NomorHp 081234519787f
Alamat e-mail nair.ac.ida. Lengkap Pawestri, S-H.
.H
b. 128703
c,
Jabatan Asisten Ahlid. Studi lmu
e.
NomorHp 1134' Alamat e-mail t.a.
Nama b. M 03131 1 1 c. a d. I llmu Hukum Pe.
Nomor 081224646450 Alamat e-mail f. patria@gmail.comBiaya n Dana internal
(RKAr) Rp. 60.000.
ffi
PJ4as.Rahmah. S.H.. M.H.. LL.MRINGKASAN
lndonesia
kaya
akan sumber daya hayati
dan
menjadi salah
satu
negaramegadiversily, namun sangat disayangkan
bahwa
kekayaan sumber dayahayati
tersebutbelum
dapat menjamin kemakmuranrakyat
danbelum
dapat dirnanfaatkan sertadikelola
secara berkeadilan dan berkesinambungan. Bahkan pemanfaatan sumber daya hayati banyak disalalrgunakan oleh pihak
lain
sehingga banyak tedadi kasusbtopiracy
dart bioprospecting.Terhadap pemanfaatan sumber daya hayati, Convention on
Biological
Diversity
(CBD)
danProtokol Nagoya
telah
mengatur aksesdan
pembagiankeuntungan
(accessand
benefitsharing
-
ABS)
secaraadil
dan seimbang atas penggunaan sumber dayahayati.
Dengandiratifikasinya CBD
dan Protokol Nagoya,
lndonesiaharus
menerapkan prinsip-prinsipmengenai ABS baik yang ada
di
dalamCBD
maupun Protokol Nagoya dalam aturan hukumnasional.
Untuk
itu,
penelitianini
menelaah mengenaiprinsip-prinsip
akses dan pembagian keuntungan untuk pengelolaan sumber daya hayati yang berkesinambungan dan berkeadilan.Penelitian
ini juga
menelaatr menganalisis tantangan secaradoktrinal, normatif
dan praktikal penerapanCBD
dan Protokol Nagoya dan kemudiandicari
solusinya. Selanjutnya penelitianini
membahas mengenai model pengaturan dan penataan akses dan pembagian keuntunganatas penggunaan sumber daya hayati.
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
yuridis
dengan
menggunakan
metodependekatan peraturan
perundang-undangan(statute approach),
pendekatan
konseptual(conceptual approach),
dan
pendekatankomparatif (comparative
approach).
Sedangkanbahan
hukum yang
digunakanmeliputi
bahanhukum
primer
dan bahanhukum
sekunder.Hasil dari
seluruh bahan hukuum danmetode
pendekatanpenelitian
akan disusun secaraI
deskriftif analitik melalui
metode penafsiran dan analogi yang kemudian dipaparkan secara deskriptif unhrk menuju pada kesimpulanyang
bersifat preskriptif.Pada aktrirnya penelitian
ini
menghasilkan kesimpulan bahwa :1.
Prinsip
al*es dan pembagian keuntungan (benefitsharing)
atas penggunaan sumber dayahayati
berdasarkanProtokol
Nagoyadan
Conventionon Biodiversity
(CBD)
dalam
menunjang
pengelolaan
sumber daya
alam
yang
berkelanjutan
dan berkeadilanmeliputi
sustainable use,fair
and equitable benefitsharing,
prinsip hakkedaulatan negara
(Sovereign
Rights),prinsip
persetujuan bersama(Mutual
AgreedTerms) dan prinsip persetujuan atas informasi awal
(Prior
Informed Consent).2. Identifikasi
tantangan
pelaksanaanProtokol Nagoya
dan
CBD
dapat
berupatantangan
yang sifatnya doktrinal (doctrinal
challenges),
normatif
(normative challenges) danpraktikal
(practical
challenges). Tantangandoktrinal terjadi
karenaProtokol Nagoya dan
CBD
merupakankonvensi
atauprotokol
intemasional yangdiadopsi
dengan prinsip prinsip
yang
mungkin berbeda atau bertentangan denganbudaya
dan
nilai
nilai
yang
ada
di
tndonesia. Sedangkan tantangan doktrinalterutama
terjadi
karena
pengaturan
yang ada masih
sporadis
dan
belum
adapengaturan
lebih lanjut
atas
pelaksanaanProtokol Nagoya dan
CBD
sehinggamenimbulkan ketidakjelasan
sekaligusmeninbulkan
tantanganpraktikal
misalnyabelum
jelas
lembaga
yang ditunjuk
untr,rkmelaksankan akses
dan
pembagiankeunhurgan sumber daya
hayati,
mekanisme akses,prior
informed
consent (PIC),mutual agreed term
(MTA),
termasuk sistem benefit sharing, pembagianyangfair
and equitable kepada masyarakatlokal
atau masyarakat asli,dll.
3.
ModeVbentukpenataan
akses dan pembagian keuntungan (benefitsharing)
termasukmodel mutual agreed
terms
danprior
tnformedconsent
yang
adil
danlayak
dalammenunjang pengelolaan
sumber dayahayati
yang
berkelanjutandan
berkeadilanantara
lain
dapat meniru model Bonn Guideline on Access and Benefit Sharing-Model
Bonn Guidelines menetapkan aturan secaralegislatif,
adminstratif dan kebijakan padaakses
dan
pembagian keuntungan terutama
terkait
dengan
negosiasi
ketentuankontraktual terkait akses dan pembagian keuntungan.
Model
ini
juga menjamin adanyaprogram
peningkatan kemampuan(capacity
building)
secaraefektif. Model
BonnGuidelinejuga mengidentifikasikan kewajiban bagi penguna sumber daya hayati untuk
mendapatkan
izin
dari
penyedia sumber dayahayati dalam
bentuk
prior
informed consent.Selain
ijt,
Bonn
Guideline menetapkan syarat dasaruntuk
ketentuan yang disepakati bersama(mutually
agreed terms) dan mendefinisikan peran dan tanggungjawab utama pengguna dan penyedia sumber daya hayati dan menekankan pentingnya
peran
dan
campur tangan
pihak yang terkait. Bonn
Guidelines
juga
mencakutpbeberapa
elemen seperti
insentif,
akuntabiliti,
beberapacara
untuk verifikatsi
dan penyelesaian penyelesaian sengketa. Selanjutnya,Bonn
Guidelinesjuga
menentukan beberapaelemen dalam
Perjanjian TransferMaterial
(Material
Transfer Agreement)dan
menyediakan/fsr
beberapajenis
keuntungan yang
dapat
dibagikan
(benefitsharing) atas penggunaan sumber daya hayati
baik
yang
keuntungan berupa uang atau non uang.ill
KATA PENGAI\TAR
Alhamdulillah
dipanjatkanke hadirat Allah SAW
atas limpahan karunianyasehingga
tim
peneliti
dapat menyelesaikanlaporan akhir Penelitian RKAT
FakultasHukum
UniversitasAirlangga
yangberjudul
"Pengaturan Serta Penataan Akses DanBenefit
SharingPenggunaan Sumber Daya HayatiLokal
Berdasarkan NaigoyaProtocol
Dan Convention On Biodiversity Dalam Menunjang Pengelolaan Sumber DayaAlam
Yang Berkelanjutan Dan Berkeadilan Untuk Mewujudkan Kemakmuran Rakyat.'i
Dengan
selesainyalaporan
akhir
ini,
tim
Peneliti
menyampaikan ucapanterima kasih kepada para reviewer, Rektor Universitas
Airlangga
dan Dekan FakultasHukum Universitas Airlangga, yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dana kepada
tim peneliti
untuk mengadakan penelitianini.
Tim
Peneliti juga menyampaikanterima kasih pada semua pihak yang telah mernberikan dukungan dan
kontribusi baik
moril
maupunmateriil
sehinggalaporan
akhir penelitian
bisa
diselesaikan sesuai dengan target yang diharapkan.Laporan
akhir
penelitian
ini
diawati
denganmenguraikan
tentang
latarbelakang
Indonesiakaya
akan sumber dayahayati dan menjadi
salah satu negaramegadiversifl,
namun
sangat disayangkanbatrwa
kekayaan sumber daya
hayatitersebut
belum
dapatmenjamin
kemakmuranrakyat dan belum
dapat dimanfaatkan sertadikelola
secara berkeadilan dan berkesinambungan. Bahkan pemanfaatan sumberdaya
hayati banyak
disalahgunakanoleh
pihak
lain
sehinggabanyak
terjadi
kasusbiopiracy
dan bioprospecting. Terhadap pemanfaatan sumber daya hayati, Conventionon Biological
Divers,4/
(CBD)
dan Protokol Nagoya telah
mengatur akses
dan pembagian keuntungan (access and benefit sharing-
ABS)
secaraadil
dan seimbang atas penggunaan sumber dayahayati.
Dengandiratifikasinya CBD
dan
ProtokolNagoya, Indonesia harus menerapkan prinsip-prinsip mengenai
ABS baik
yang adadi
dalam
cBD
maupun Protokol Nagoya dalam
aturanhukum
nasional'
untuk
itu'
penelitian
ini
menelaah mengenaiprinsip-prinsip
aksesdan
pembagian keuntunganuntuk
pengelolaansumber
daya hayati yang
berkesinambungandan
berkeadilan' Penelitianini
juga
menelaatr menganalisis tantangan secaradoktrinal' normatif
danpraktikal
penerapanCBD
dan
Protokol
Nagoya dan kemudian
dicari
solusinya'Selanjutnya penelitian
ini
membahas mengenai model pengaturan dan penataan aksesdan pembagian keuntungan atas penggunaan sumber daya hayati'
Penelitian
ini
merupakan penelitianyuridis
dengan menggunakan metodependekatan peraturan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual
(conceptual approach),
dan
pendekatan
komparatif
(comparative
approach)'Sedangkan bahan
hukum yang
digunakanmeliputi
batranhukum
primer
dan bahan hukum sekunder. Hasil dari seluruh bahan hukuum danmetode
pendekatan penelitian akan disusun secaradeskriftif
analitik melalui
metode penafsirandan analogi
yang kemudian dipaparkan secara deskriptif untuk menuju pada kesimpulanyang
bersifatpreskriptif.
Penelitian
ini
menghasilkan kesimpulanbahwa
Prinsip
aftsesdan
pembagian keuntungan (beneJitsharing)
atas penggunaan sumberdaya hayati
berdasarkan Protokol)iagoya
dan Convention onBiodiversity
(CBD) dalam menunjang pengelolaan sumber dayaalam
yang
berkelanjutan dan berkeadilanmeliputi
sustoinable use,fair
and
equitablebenefit
sharing,
prinsip hak
kedaulatan negara
(Sovereign
Rights),prinsip
persetujuanbersama (Mutual Agreed Terms) dan prinsip persetujuan atas informasi awal
(Prior
InformedConsent).
Selainitu
peneliitanini
mengdentifikasi tantangan pelaksanaan Protokol Nagoyadan
CBD
dapat berupa tantangan yang sifatnyadoktrinal (doctrinal
challenges),normatif
(iormative
challenges)
dan praktikal
(practical
challenges). Tantangandoktrinal
terjadiNagoyq
hrdonesia harus menerapkanprinsip-prinsip
mengenaiABS baik
yang adadi
dalam
CBD
maupun Protokol Nagoya dalam
aturanhukum
nasional'
Untuk itu'
penelitianini
menelaatr mengenaiprinsip-prinsip
aksesdan
pembagian keuntunganuntuk
pengelolaansumber
daya hayati yang
berkesinambungandan
berkeadilan' Penelitianini
juga
menelaah menganalisis tantangan secaradokfiinal' normatif
danpraktikal
penerapancBD
dan Protokol Nagoya dan
kemudian
dicari
solusinya'Selanjutnya penelitian
ini
membahas mengenai model pengaturan dan penataanakses
dan pembagian keuntungan atas penggunaan sumber daya hayati'
Penelitian
ini
merupakanpenelitian
yuridis
tlengan menggunakan metodependekatan peraturan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual
(conceptual approach),
dan
pendekatan
komparatif
(comparative
approach)'sedangkan bahan
hukum yang
digunakanmeliputi
bahanhukum
primer
dan batran hukum sekunder.Hasil
dari seluruh bahan hukuum danmetode
pendekatanpenelitian akan disusun secara
deskriftif analitik melalui
metode penafsirandan analogi
yangkemudian dipaparkan secara
deskriptif untuk
menuju pada kesimpulanyang
bersifatpreskriPtif.
Penelitian
ini
menghasilkan kesimpulan bahwa Prinsip al<ses dan pernbagian I<euntungan(benefit sharing) atas
penggunaansumber daya hayati
betdasarkanProtokol
Nagoya
dan
convention
on
Biodiversity
(cBD)
dalam
menunjangpengelolaan sumber daya
alam
yang
berkelanjutan
dan
berkeadilan
meliputisustainable
use,fair
and
equitabte benefitsharing,
prinsip
hak
kedaulatannegara
(sovereign
Rights),prinsip
persetujuan bersama(Mutual Agreed
Terms) dan prinsip persetujuan atasinformasi
awal (Prior Informed Consent)'
Selainitu
peneliitanini
mengdentifikasi tantangan pelaksanaan
ProtPokol Nagoya dan
CBD
dapat berupatantangan
yang
sifatnya
do[trinal
(doctrinal
challenges)'
normatif
(normativechallenges)
dan
praktikal
(practical
challenges). Tantangandoktrinal
terjadi
karenaprotokol
Nagoya
dan CBD
merupakankonvensi atau
protbkol
internasional
yangdiadopsi dengan
prinsip prinsip
yang
mungkin berbeda atau bertentangan denganbudaya
dannitai
nilai
yang adadi
Indonesia. Sedangkan tantangandoktrinal
terutamaterjadi
karena pengaturanyang
ada masih sporadis danbelum
ada pengaturan lebihlanjut
atas
pelaksanaan
Protokol Nagoya
dan CBD
sehingga
menimbulkanketidakjelasan sekaligus meninbulkan tantangan
praktikal misalnya belum
jelaslembaga yang
ditunjuk untuk
melaksankan akses dan pembagian keuntungan sumberdaya
hayati,
mekanisme akses,prior
informed
consent(PIC), mutual
agreed term(MTA),
termasuk sistembenefit
sharing, pembagian yangfair
and
equttable kepadamasyarakat
lokal
atau masyarakat asli,dll.
Selanjutnyapenelitini
ini
menformulasikan ModeVbenhrk penatdan al<ses dan pembagian lreuntungan (benefitsharing)
termasuk model mutual agreedterms
danprior
informedconsent yang
adil
danlayak
dalammenunjang pengelolaan
sumber dayahayati
yang
berkelanjutandan
berkeadilanantara
lain
denganmeniru model Bonn Guideline
on
Accessand
Benefit
Sharing.Model Bonn Guidelines menetapkan aturan secara
legislatif,
adminstratif dan kebijakan pada aksesdan
pembagian keuntungan terutamaterkait
dengan negosiasi ketentuankontraktual
terkait
akses dan pembagian keuntungan.Model ini juga
menjamin adanyaprogram
peningkatan kemampuan(capacity
building)
secaraefektif. Model
BonnGuidelinejuga
mengidentifikasikan kewajiban bagi penguna sumber daya hayati untuk mendapatkanizin
dari
penyedia sumber dayahayati dalam
bentuk
prior
informedconsent.
Selain
rtu,Bonn
Guideline
menetapkan syarat dasaruntuk
ketentuan yangdisepakati bersama
(mutuatly
agreed terms) dan mendefinisikan perandan
ianggung jawab utama pengguna dan penyedia sumber daya hayati dan menekankan pentingnyaperan dan campur
tangan
pihak yang terkait. Bonn
Guidelines
juga
mencakutpbeberapa
elemen
sepertiinsentif,
akuntabiliti,
beberapacara
untuk verifikatsi
dan
penyelesaian penyelesaian sengketa. Selanjutnya
,
Bonn
Guidelinesjuga
menentukan beberapaelemen
dalam
Perjanjian TransferMaterial
(Material
Transfer Agreement)dan
menyediakan/isf
beberapajenis
keuntungan yang
dapat
dibagikan
(benefit
sharing)ataspenggunaansumberdayahayatibaikyangkeuntunganberupauangatau
non uang.
Selanjutny4timpenelitimenyadaribahwahasilpenelitianyangdituangkan
dalam laporan
akhir
ini
tidak
sesempumaseperti diharapkan'
untuk
itu
peneliti
mengharapkan
kdtik
dan saran demi penyempurnaanlaporan
akhir penelitianini'
Surabaya
Oktober 2017Tim
PenelitiDAT"TAR
ISI
HALAMAN
SAMPUL
}IALAMAN
PENGESAHAN
RINGKASAN
KATA PENGA}ITAR
DAFTAR ISI
BAB
I
BAB
II
BAB
III
BAB
TVBAB
V
PENDAHULUAN
l.
Latar belakang ..'2.
Rumusan Masalah....3.
Tujuann Penelitian4.
Keaslian Penelitian ...5.
Manfaat Penelitian...6.
Rencana Luaran...TINJAUAN
PUSTAKA
1.
Kedaulatan atas Sumber Daya Hayati2.
Akses dan Pembagian Keuntungan."3.
Pengelolaan
Sumber
Daya
Hayati
yang Berkesinambungan...Diversity
(cBD)...2.'Tantangan
PelaksanaanProtokol
NagoYa
dancBD...
3.
Model
Penataan
Akses
dan
PembagianKeuntungan yang laYak dan adil
KESIMPULAN
DAN
SARANHASIL DAN
PEMBAHASAN
1. Prinsip Akses
dan Pembagian Keuntungan Atas Penggunaan SumberDaya Hayati
BerdasarkanProtokol Nagoya
dan
Convention
on
Bio
Halaman
iv
13 16 17 27 31i
I
7I
8 9I
I
METODE PENELITIAN
...
20 22DAFTAR PUSTAKA
viltBAB
I
PENDAIIULUAI\
I.l.
Latar
Belakang
Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) t dan
The
World
ConservationMonitoring
Center, Indonesia merupakan negara yangmemiliki tingkat
sumber dayahayati tertinggi
ke-2
di
dunia
setelahBrazil.
Dengan sumber dayahayati
yangdimilikinya,
Indonesia merupakan salah satudari
17 negara megadiversity.Bagi
Indonesia, sumber daya hayati sangat penting karenamemiliki
keterkaitan dengan aspek kehidupan manusia yaitu aspek ketatrananpmgm,
pelestarian lingkungandan
pembangunan berkelanjutanserta
pembangunanekonomi.2
Keanekaragamanhayati
juga
merupakan
sumber
dari ilmu
p"ng"tutr*
dan
teknologi
untukpengembangan
tehnologi
dan
budaya bangsa.3 Selainitu,
sumber daya hayatijuga
memiliki
potensi untuk dapat meningkatkan taraf kesejahterauul masyarakat.Sumber daya
hayati yang
dimiliki
Indonesia
seharusnyadigunakan
atau dimanfaatkanuntuk
kesejatrtbraan masyarakat, sebagaimana amanatdari
Pasal 33 ayat(3)
UtlD
1945, batrwa*Bumi
danair
dan kekayaan alam yang terkandungdi
dalamnyadikuasai
oleh
negaradan
dipergunakanuntuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat".Penguasaan atas sumber daya hayati dilakukan sebagai salah satu pengelolaan sumber
I
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2003. Wilayah Kritis KeanekaragamanHayati
di
Indonesia. InstrumenBagi
Pengambil Kebijakan.Ministry
of
National DevelopmentPlanningNational Development Planning Agency. Jakarta, h. I 9.
'
E.Lubis,
Perlindungan dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Berdasarkan Penerapan Konsep Sovereign Right dan Hak Kektyaan Intelektual, Alumni, Bandung, 2009, h.l3
M.R
Ayu,
K.Alexander, W.Puspitasari,W.,
Hukum Sumber Daya Genetik, Pengetahuan Tradisional dan Elapresi Budaya Tradisional di Indonesia, Alumni, Bandung., 2014, h. I2
daya alam yang berkelanjutan dan berkeadilan unttrk mewujudkan kemakmuran rakyat'
untuk
itu, dalam penelitianini
akan dibahas mengenai pengeNamun pemanfaatan sumber daya hayati banyak disalahgunakan dan belum sepenuhnya memberikan manfaat
bagi
lndonesia sebagai negarapemilik
sumberdaya
hayati.
Terdapatbanyak
pelanggaranyang dilakukan oleh
pihak lain terkait
dengan pemanfaatan sumber daya genetika tanpaizin
dari negalapemiliki
sumber daya genetikatersebut,
yang biasa dikenal
biopiracy.
Satatrsatu contoh kasus
yang
dihadapilndonesia adalah kasus
"shiseido"
tahun 1990 an, dimana perusahaan transnasional dariJepang yaitu Shiseido
mendaftarkan
paten
dari
11 senyawa tanamanobat
tradisionar Lndonesia yang telahdikembangkan
oleh
Indonesiadari
generasike
generasi' Patenini
kemudian ditentangoleh pAI.{
lndonesiadar
yayasanTani
Indonesia
(BioTani
Foundation)
antaralain
dengan alasan
bahwa
Paten tersebut dapat mengancampetani
Indonesiayang
telahmengembangkan tanaman obat tradisional secara
bertahln-tahun'
karena dapat dianggappaten
Shiseido dan harus membayaruntuk
sesuatu yangtelah
dikembangkan selamaberabad-abad.
Akibat
tentangandan
kampanye tersebut,tanggal
24
Jartruatr 2002akhirnya Shiseido
menarik
paten tersebut dari Kantor Paten Eropa'a
contoh
kasus
lain terkait
dengan pelanggaran pemanfaatan sumber dayagenetika
adalah
pemanfaatanvirus
flu
burung
(H5Nl
)
yang
merupakan bahanpembuatan
antivirus untuk
penyakitflu burung.
Pada kasusvirus
flu
burung'
terdapat dua kepentingan yang saling berbenturan,menurut
negaraberkembang
pemanfaatanvirus
tersebut dapatjuga
dianggap sebagai biopiracy,
namunmenurut
negara majuuntuk- alasan kesehatan masyarakat ada
kewajiban
untuk
membagivirus
agar dapata
Damos Dumali Agusman, *GRTKF :The Core Concepts and Objectives
notertion -IndonesiiPerspectives", WIP O
-iptk-dkik-09 -topic
l'
h'9 dan 12'3
ditemukan obat baru.s
Oleh
karenaitu,
berdasarkankewajiban untuk
membagivirus
yang dibutuhkan dunia, pada awalnya Indonesia memberikan contoh virus
H5NI
secara gratis kepada WHO Collaboroting Center(WHO-CC).
Namunkemudian WHO
malatr membagivirus
tersebutke
perusatraan farmasi dan parapeneliti
yanglain tidak
dapat mengakses data sequencingDNA
H5NI
di
WHO
Collaborating
Center(WHO-CC).
Ketika
kemudian
perusahaanfarmasi berhasil
menemukan
vaksin pandemik,
dan kemudian produkvaksin
(dai
specimen yaigdiseratrkan tndonesia)dijual kembali
keIndonesia dengan harga pasar yang mahal dan
tidak
terjangkau, Indonesia kemudianmenghentikan pengiriman contoh sampel tersebut karena dianggap tidak adil. Dari kasus
virus
flu
burung
tersebut,
Indonesia kemudianmulai
mengkampanyekan akses padasumber daya genetika secara
lebih
terbuka
adil
dan
layak
(open,fair
and
equitable access)batrkan
Indonesiajuga
mengkampanyekandoktrin baru
"viral
soverignty"(Kedaulatan atas
vinrs)
bahwa :viruses
formed
part
of
the biologicalpatrimony
of
the nationsin
which
they werefound,
which
held exclusiverights
to
them.This
idea attracted supportamongst developing
countries,
inpart
becausethis
argument strengthenedthe developing countries'
position relative
to
thepharmaceutical
companies thatproviie
d vaccines.6Terkait dengan pemanfaatan sumber daya hayati atau sumber daya genetika, Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB)
sendiri mengeluarkan Conventionon Biological
Diversity
(CBD) yang telah diratifikasi oleh
Indonesia
melalui
Undang-undangNomor
5'tahun
1994 Tentang Pengesahan United Nations Convention onBiological
Diversity
(Konvensi Sumber daya hayatD.CBD
rnempunyai tiga tujuan utamayaitu
:konservasi
keanekaragamanhayati
(the
conservation
of
biological
diversity), penggunaan keanekaragamanhayati yang
berkelanjutan(the
sustainable useof
its5
Shawn Smallman, "Biopiracy and vaccines: Indonesia and the World Health Organization's new Pandemic lnfluenza Plan", trnternational Studies Portland State University , h.23.
u
4
components),
dan
pembagian keuntungan secaraadil
dan
iayak
atas penggunaankeanekaragaman
hayati
(thefair
and equitablesharing
of
benefits arisingfrom
itsutilization).1
Berdasarkantujuan utama
CBD
tersebut,penelitian akan
menelaatt relevansiantara
fujuan tersebut denganaspek
pengaturan serta penataan akses danbenefit
sharingpenggunaan sumber daya hayatilokal
dalam menunjang pengelolaansumber
daya
alam
yang
berkelanjutan
dan
berkeadilan
untuk
mewujudkankemakmuran rakYat.
CBD mengakui hak kedaulatan masing masing negara atas sumber daya alam yang
dimillikinya
termasuk kewenangan negara trntuk menentukan akses atas sumberdaya genetika
(Article
15.1
cBD).
BerdasarkancBD,
aksesatas sumber
dayagenetika tersebut
harus
disetujui
bersama dalammutual
agreedtermss
dan harustelalr mendapatkan persetujuan awal
(Prior
Informed
Consent)edari
negarapemilik
sumber daya genetikatersebut.
Oleh karenaitu,
apabila ada negara ataupihak lain
akan memanfaatkan sumber daya genetika yangdimiliki
oleh negara tertentu, pihaktersebut harus mendapatkan
izin
untuk
mengakses sumber daya genetika tersebutyang dituangkan dalam mutual agreed terms dan harus mendapatkan persetujuan dari negara
pemilik
sumber daya genetika. SelanjutnyaCBD mengakui bahwa
dalammengakses
sumberdaya
genetika harus didasarkan pada aksesyang
adit
dan seimbang (accesson
afair
and equitable
basis)
dan
diikuti dengan
pembagiankeuntungan yang adil dan seimbang
(Art' l9'2
of CBD)'
Namun
pembagian keuntungan yangadil
dan
seimbang
atas pemanfaatan sumber dayagenetika
tidak
diatur
secaradetail
kerangka kerjanya sehingga tidak'Article
I
CBDt Article 15.4 CBD e
5
efektif
dalam implementasinya.ro ProtokolNagoya
menjabarkanlebih
lanjut
salatrsatu
tujuan
dari CBD yaitu
pembagian keuntunganyang adil
dan
seimbang ataspemanfaatan
keanekaragamanhayati.,
sebagaimanadiatur
di
dalam
Artiele
I
Protokol Nagoya :
The objective
of
this Protocol is thefair
and equitable sharingof
the benefitsarising
from
the utilizatiori
of
genetic resources,including
by
appropriateaccess
to
genetic
resources
and
by
appropriate transfer
of
relevant technologies,taking
into
account
all
rights over
those
resourcesand
totechnologies,
and
by
appropriate
funding,
thereby
contributing
to
the conseryation of biological diversity and the sustainable useof
its components.Protokol
Nagoya
menjadi sarana dalam pelaksanaan occessand
beneitsharing
bagi
negara
pemilik
sumber dayahayati. Protokol Nagoya telah
diratifikasi
olehIndonesia
melalui
Llndang-UndangNomor
1l
Tahun 2013
Tentang
"Pengesahan Nagoya Protocol On Access To Genetic ResourcesAnd
The Fair And Equitable Sharing7
Of
BenefitsArising
From TheirUtilization
To The Convention OnBiological Diversity
(Protokol Nagoya Tentang Akses Pada Sumber
Daya
Genetik
Dan
PembagianKeuntungan
Yang
Adil
Dan
SeimbangYang
Timbul
Dari
Pemanfaatannya Atas Konvensi Sumber daya hayati".Sebagai pelaksanaan
dari
CBD, protokol
Nagoya
menetapkan
akses dan pembagian keuntungan atas pemanfaatan sumber daya hayati yang didasarkanpadafair
and
equitable,
termasuk menetapkan bahwa pembagian keuntungan harus difujukanuntuk
mendukung konservasi
dan
penggunaansumber
daya hayati
tersebut
secaraberkelanjutan.ll Protokol
Nagoyajuga mengatur
mekanisme pembagian keuntunganberikut
persyaratanbahkan
menetapkan adanyaGlobal Multilateral
Benefit-SharingIt(
Koutouki, "The Nagoya Protocol: Status of Indigenous and Local Communities", Makalah,20l l,6
Mechanism.l2 Protokol Nagoya
juga
menetapkan kelembaganterkait
dengan akses dan pembagian keuntungan sepertiNational
FocalPoint
(sebagaimana diaturdi Article
13)dan
Clearing
House
(sebagaimana diamanatkanoleh
Article
14) untuk
akses dan pembagian keuntungan atas penggunaan sumber daya hayati.Berdasarkan kerangka
dasar
mengenai
akses
dan
pembagian
keuntungansebagaimana
diatur oleh
Protokol Nagoya, penelitianini
akan menganalisis apakah kerangka tersebut dapat dengand mudah diadopsidalam
perlu
diteliti
denganmeneliti
mengenai tantanganyang dihadapi
Indonesiadalam tatatan
doktrinal, normatif
danpraktikal dalam penataan . pelaksanaan Protokol Nagoya dan
CBD baik
secaradoktrinal
(doctrinal
challenges),
normatif
(normative
challenges)
dan
praktikal
(practical challenges)dan
solusinyauntuk
mendukungpengelolaan
sumberdaya
alam
yang berkelanj utan dan berkeadilan.Hal yang penting yang harus diperhatikan datam Protokol Nagoya adalah negara
perlu untuk menetapkan sarana yang sifatnya
legislatif, administratif
dan dalam tatarankebijakan
untuk mengatur penataan akses dan pembagian keuntungan atas penggun&nsumber daya
hayati,
termasukjuga ketika
menetapkanprior
informed concern
danmutually agreed
terms.t3Hal
ini
yang menjadi problem utama
di
Indonesia karenameskipun sudah meratifikasi
CBD
maupun Protokol Nagoya, Indonesia
belummempunyai
undang-undangmengenai Perlindungan Sumber
Daya Hayati
maupun undang-undang mengenai PengetahuanTradisional
dan Ekspresi Budaya,baru
dalam bentuk rancangan undang-undang. Selain itu, menurut Kementerian Lingkungan Hidup,pemerintah
baru
melakukan
penataan
akses
dan
belum
menetapkan
pembagiankeuntungan
atas
penggunzuulsumber
daya
hayati.
Pemerintah
hanya
menetapkan persyaratanuntuk
memperolehizin
mengambil sampel sumber dayahayati
Indonesia12
Article l0 Protokol Nagoya.
13
7
dan belum menetapkan batrwa pihak
lain
ataupeneliti
yang mengambil sample sumber daya hayati hanrs membayar sejumlah uang kepada pemerintatr.laMengingat
belum
undang-undang yang mengatur secaraspesifft
perlindungansumber daya
hayati dan
penataanyang
komprehensif atas pemanfaatan sumber dayahayati, di
dalam penelitianini
perlu dianalisa mengenai model pengaturan dan penataanalrses dan pembagian keuntungan (beneJit
sharing),
terma'suk
modelmutual
agreedterms
yang
adil
danlayak
dalam
menunjang pengelolaan sumber dayahayati
yang berkelanjutan dan berkeadilan.I.2.
RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian
ini
akan melalcukankajian
atas rumusan masalahberilut
:a)
Prinsip
akses dan pembagian keuntunganftenefit
sharing)
atas penggunaan sumberdaya
hayati
berdasarkanProtokol
Nagoyadan Convention
on Biodiversity
(CBD)dalarn
menrrnjang
pengelolaan
sumber
daya
alam
yang
berkelanjutan
danberkeadilan untuk mewujudkan kemakmuran rakyat'
b)
Tantangan pelaksanaanProtokol
Nagoya dancBD
baik
secaradokrinal
(doctrinal
challenges),normatif
(normative challenges)danpraktikal
(practical challenges) dansolusinya untuk mendukung pengelolaan sumber daya
alam
yang berkelanjutan danberkeadilan.
c)
Model
atau
bentuk
pengaturan
danpenataan
alaes
dan
pembagian
keuntungan (bene/itsharing)
termasuk
model mutual agreedterms
danprior
informed consentra Disampaikan pada diskusi "sharing Benefit, Doing Research Togethef" 16
diselenggarakanbteh DAAD di German Embassy Jakarta'
8
yang
adil
danlaYak
dalam berkelanjutan dan berkeadilan'menunjang pengelolaan
sumber dayahayati
yangI.3.
Tuiuan
Penelitian
Berdasarkan
latar
betakang sebagaimanadiuraikan
sebelumnya,penelitian
ini
memiliki
tujuan yang
meliputi
untuk menganalisis dan menemukan :a.
prinsip
akses dan pembagian kBuntungan (benefitsharing)
atas penggunaan sumberdaya
hayati
berdasarkanProtokol
Nagoyadan
convention on Biodiversity (cBD)
dalam
menunjang
pengelolaan
sumber
daya
alam berkeadilanuntukmewujudkankemakmuranrakyat.yang
berkelanjutan
danb.
Identifikasi
tantangan pelaksanaan Protokol Nagoya danCBD baik
secara doktrinal(doctrinal
challenges),normatif
(normative challenges)
dan praktikal (nractic{
challenges)dan formulasi
solusinyauntuk
mendukungpengelolaan
sumber daya
alam
yang berkelanjutan dan berkeadilan'c.
Model
ataubentuk
penataan
aksesdan pembagian
keuntungan(benefit
sharing)termasuk
model mutual agreedterms
danprior
informed consent
yang
adil
dan
layak
dalam
menunjang
pengelolaan sumber dayahayati
yang berkelanjutan dan berkeadilan.I.4.
KeaslianPenelitian
peneritian
ini
berum pernah dilakukan olehtim
peneliti
seberumnya.penelitian
dengan
topik
yang
relatif
samadilakukan oleh
beberapapeneliti
dengankajian
yangberbeda.
contohnya
penelitian
denganjudul
"PenerapanAkses
Dan
PembagianKeuntungan
yang
Adil
dan
Seimbang
Dalam
upaya
Perlindungan Sumber
Daya
Genetika
(sDG)
Berdasarkan Nagoya Protocol" dilakukanoleh
RadenTryniana Hafsari
9
dengan
kajian
pada bagaimana NagoyaProtocol
mengatur akses danbenefit
sharingserta kesiapan Indonesia melaksanakan pengaturan Nagoya Protocol'
Secara berbeda Denny
Hartati
meneliti tentang"Kajian
Hukum Mengenai Aksesdan Pembagian Keuntungan pada Pemanfaatan Sumber
Daya
GenetikKelautan
dan Perikanan"dengan pada
i
a. akses dan pembagian keuntunganb.
pemanfaatan Sumber dayagenetik
SDG) bidang kelautan dan perikanan, c. pengaturan hukum intemasional mengenai ABS.yulia
dari
Fakultas
Hukum
Universitas Malikussateh
Lhokseumaweh Acehmenelaah
tentang
"
Prinsip
akses
dan
benefit sharing
ABS)
dalam
InstrumenInternasional
untgk
Melindungi
KeanekaragamanHayati dan
penerapannya
di
lndonesia"
dengankajian
penelitian pada bagaimanaposisi
ABS
pada masing-masing penaguran dalam instrumeninternasional.
t
penelitian yang
dilakukan
oleh Makiha
Dzakiyah-Chairunnisa
menganalisismengenai
"ImplementasiPrior
Informed Consent dan Access to Benefit Sharing dalamUpaya Optimalisasi Bioprospeksi
SumberDaya
Genetika KawasanLaut
Indonesia'"Dalam penelitian
ini
ditelaatr tentang:
a).
implementasiPrior
Informed
Consent danAccess
to
Benefit Sharing
sebagaibentuk perlindungan
SumberDaya
Genetika di
Kawasan
Laut
Indonesia;b)
dampakdari
implementasiPrior
Informed
Consent danAccess to Benefit
Sharingbagi
Bioprospeksi sumber daya genetika di kawasan laut. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitianini memiliki
kajian yang berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut. Oleh karenaitu
originalitas dari penelitian
ini
dapat dipertanggungi awabkan.I.5.
Manfaat
Penelitian
i
10
a)
Penelitianini
diharapkan memberikan sumbangan bagi pengembanganilmu
hukumkhususnya
di
bidang
Hukum
Internasional,Hukum Bisnis
dan
Hak
Kekayan tntelektual.b)
Penelitian
ini
diharapkan menghasilkantemuan
mengenaiprinsip
yang
harusdikembangkan
dalam
membuat
pengaturan serta penataan aksesdan
benefit sharing penggunaan sumber daya hayatilokal
berdasarkan nagoyaprotocol
danconvention on
biodiversity
dalam menunjang pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berkeadilan untuk mewujudkan kemakmuran rakyat.b.
Manfaat
Prakfis
a)
Penelitian
ini
diharapkan menghasilkantemuan mengenai
solusi
belum
adapenataan
dan
pengaturan mengenai aksesdan
benefit
sharing
atas penggunaan sumberday4
termasuk solusi atas tantangandoktrinal, nomtatif
danpraktikal
atasadopsi prinsip-prinsip
CBD
dan Protokol Nagoyadalam
melindungi
sumber daya hayati.b)
Hasil
penelitian
diharapkandapat dimanfaatkan
oleh
pemerintah
karenadiharapkan menghasilkan temuan mengenai pengaturan dan penataan akses dan benefit sharing penggunaan sumber daya hayati
lokal
berdasarkan nagoya protocoldan convention on
biodiversity
dalam menunjang pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berkeadilan untuk mewujudkan kemakmuran rakyat.c)
Hasil
penelitianini
diharapkan dimanfaatkanoleh
mahasiswa dan pelaku bidanghukum
invetatasi,
khususnyadi
bidang
investasi kemaritiman karena
hasilpenelitian
ini
akan
dipublikasikan
dalam bentuk buku, publikasi
ilmiah
dan didiseminasikan melalui seminar.LL
I.6.
RencanaLuaran
RENCANA
MEDIA
PUBLIKASI
RENCA}IA JUDUL
JUMLAH
LUARAN
NO.Buku Laporan
Akhir
Penataan
Akses
DanDaya Hayati
Lokal
Berdasarkan
NagoYaProtocol
DanConvention
OnBiodiversity
Dalam MenunjangPengelolaan
SurnberDaya
Alam
YangBerkelanjutan
DanBerkeadilan
Unftrk Mewujudkan Kemakmuran RakYat. Dan Pengaturan Benefit Penggunaan Sharing Sumber 20 LaporanAkhir
International Journal ofBiodiversity
The
Adoption
of
Access
and BenefitSharing
underNagoya
Protocoland CBD
:Challenges
andSolution
in
Supporting SustainableUtilization
of
Biodiversity
in
IndonesiaI
Mimbar Hukum2.
Penataan Akses dan Pembagian Keuntungan atas pemanfaatan sumber daya genetika berdasarkan CBD dan Protokol Nagoya 2 2. International The Principleof
2 semmarl.
Artikel llmiah
Makalah 3.t2
Conference on BiodiversitY,University
of
Mulawarman,5-6
Juli 2017. Sharingin
suPPorting Access and BenefitSeminar
APHK
danAPHKI
Bentuk
ataumutually agreed
termsdan
prior
informedconsent
dalampenggunaan
sumber daya hayatiModel
Skripsi Keunfungan atas Pemanfaatan Sumber Hayati Perikanan Akses dan PembagianDaya 1 4 Tugas
akhir
mahasiswaAirlangga
University Press Skema Akses danPembagian Keuntungan atas pemanfaatan sumber daya Hayati 1 Buku teks i 3
KESIMPULAN DAN
SARAN
l.
Prinsip
akses dan pembagian keuntungan(benefit
sharing) atas penggunaan sumber dayahayati
berdasarkanProtokol Nagoya dan Convention
on Biodiversity
(CBD)
dalam menunjang pengelolaan sumber daya
alam
yang berkelanjutan dan berkeadilanmeliputi
sustainable use,fair
and equitablebenefit
sharing,
prinsip hak
kedaulatan negara (SovereignRights), prinsip
persetujuan bersama(Mutual Agreed Terms)
danprinsip persetujuan atas informasi awal (Prior Informed Consent).
2.
Identifikasi
tantangan pelaksanaan Protokol Nagoya danCBD
dapat berupa tantanganyang sifatnya
dokginal
(doctrinal
challenges),normatif
(normative
challenges) danpraktikal (practical
challenges). Tantanganddktrinal terjadi
karena
Protokol
Nagoyadan
CBD
merupakankonvensi atau
protokol
internasionalyang
diadopsi
denganprinsip prinsip
yang
mungkin berbeda atau bertentangan denganbudaya
dannilai nilai
yang ada
di
Indonesia.
Sedangkantantangan
dokhinal
terutama
terjadi
karenapengaturan
yang
ada
masih
sporadisdan
belum
ada
pengaturanlebih lanjut
ataspelaksanaan
Protokol Nagoya
dan CBD
sehingga
menimbulkan
ketidakjelasansekaligus meninbulkan tantangan praktikal misalnya belum jelas lembaga yang
ditunjuk
untuk melaksankan akses dan pembagian keuntungan sumber daya hayati, mekanisme akses,
prior
informed
consent(PIC),
mutual agreed
term (MTA),
termasuk sistembenefit
sharing,
pembagianyang
fair
and equitable
kepada masyarakatlokal
atau masyarakat asli,dll.
3.
ModeVbentuk penataan akses dan pembagian keuntungan (benefitsharing)
termasukmodel
mutual
agreedterms
danprior
informedconsent
yang
adil
danlayak
dalammenunjang pengelolaan
sumber dayahayati
yang
berkelanjutandan
berkeadilan43
antara
lain
dapat meniru model Bonn Guideline on Access and BenefitSharing' Model
Bonn Guidelines mertetapkan aturan secaralegislatif,
adminstratif dan kebijakan padaakses
dan
pembagian keuntunganterutama
terkait
dengan
negosiasiasi ketentuan konhaktual terkait akses dan pembagian keuntungan.Model ini juga
menjamin adanyaprogram peningkatan kemampuan
secaraefektif
Model Bonn
Guideline
juga
mengidentifikasikan kewajiban bagipenguna
sumber daya hayatiuntuk
mendapatkanizin
dari penyedia sumber daya genetika dalambentuk prior
informed
consent. BonnGuideline
juga
menetapkan syarat dasaruntuk
ketentuanyang
disepakati bersama(mutually
agreed
terms) dan
mendefinisikan
peran
dan
tanggung
jawab
utamapengguna dan penyedia sumber daya
hayati dan
menekankan pentingnya peran dancampnr tangan
pihak
yang terkait. BonnGuidelinesjuga
mencakutp beberapa elemenseperti
inientif,
akuntabiliti,
beberapa
cala untuk
verifikatsi
dan
penyelesaianpenyelesaian
sengketa.
Bonn
Guidelines menentukan beberapa elemen
untukmemasukkan Perjanjian Transfer Material
(Material
Transfer
Agreement)
danmenyediakan daftar beberapajenis keuntungan yang dapat dibagikan atas penggunaan sumber daya genetika baik yang bersifat keuntungan berupa uang atau non uang'
DAFTAR BACAAN
Buku
Adolf,
Huala Hulrum Ekonomi Int ernas ional, Raj aGrafindo Persadu
2003'
Ayu, M.R,
.Alexander,w.Puspitasari,
w.,
Hukum sumberDaya
Genetih
Pengetahuan Tradisional dan i,pspresi'Budaya Tra'disional di Indonesia,Alumni, Bandung.,2014'
Badan
Perencanaan Pembangunan
Nasional
(BAPPENAS)'
2003:
Wilayah
Kritis
Keanekoragaman
Hayatitrt
Indonesia. Instrumen Bagi Pengambil Kebiiakan.Ministry
ofNational
Development PlanningA.{ational Development Planning Agency. Jakarta'Bryman,
Alan
"structured
Interwiewing",
Social
ResearchMethods'
Oxford
University
Press,2004.
Butt, Simon,
.,Intellectual Propertyin
Indonesia:A
Problematic Legal Transplant'" dalamT'
Lindsey,
ed.,Indonesia: Law
And
sociefy,
Federation Press,2008; sydney
Law
School
Research
Paper
No.
ogt34.
Available
at
SSRN: https;//qsrn.com/abstracr I 40 I 093 .Gamer, Byan
A.,
Black's LawDictionary
Nine Edition, West Publishing Co, St' Paul'Minn'
2004.Hemoko, Agus yudh a Hukum
Perjanjian
:
Asas Proprosionalitas dalam Kontrak Komersial'Laks Bang Mediatama Yogyakart a,
2049'
Lubis,
E.
Perlindungan
dan Pemanfaatan sumberDryo
Genetik. Berdasarkan PenerapanKonsep Soverei"gn Right dan
Hik
Kekayaan Intelektual'Alumni,
Bandung,7009'
Rawls,
John, ,4 Theory of Justice,Harvard University Press, Massachusetts' 1971' Wacks, Raymond, Jurisprudence, Blackstone PressLimited,
London, 1995'ArtikeUMakah
Agusman, Damos
Dumali, "GRTKF
:The Core Concepts and ObjectivesWhat The
areand Why Need Protection -Indonesia Perspective
s",
WlPO-iptk-dkk-09-topicl
Dutfield, Graham,
"Thinking
Aloud
on Disclosureof Origin",
QUNO Occasional Paper/8,
Oktober 2005 .Koutouki, K.,
o'TheNagoya Protocol:
Statusof
Indigenous andLocal
Communities"'Makalah,20ll.
44
s
Paternoshe,
Rodolphe,
"The NagoyaAbs
Protocol:A
Legally
Sound Frameworkfor
anEffective
Regime?",
Intemational
and
European Environmental
Law,
Utecht
University
,2011.
Rahmah,
Mas, "sharing Benefit, Doing
Researchrogether",
16
Maret
2007
yang
diselenggarakan oleh
DAAD
di German Embassy Jakarta.Resoultion on Permanent Sovereignty over
Natural
Resources,UN GA
Res. 2158(XXI),
25 November 1966.
Secretariat
of
Convention onBiological Diversity, "The
Nagoya Protocol on Access and Benefit Sharing", https://www.cbd.int/abs/doc/protocol/factsheets/nagoya-en.pdfSmallrnan, Shawn,
"Biopiracy
and
vaccines: Indonesia
and
the
World
HealthOrganization's
new
PandemicInfluenza
Plan",
Makalah,
International
Studies Portland State UniversityDisertasi/Tesis
Hofbauer, Jane
A,
"The
Principleof
Permanent Sovereignty overNafural
Resources and Its ModernImplications",
Tesis, Faculty of Law,University
of Iceland,August
2OOg.Ramelan,
Eman,
"Asas
PemisahanHorizontal dalam
Hukum
Tanah
Indonesia,',pidato,
Disampaikan pada PengukuhanJabakn Guru Besar dalam Bidang
Ilmu
HukumAgraria pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya,