• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN

NOMOR 18 /PER-DJPDSPKP/2017 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH PEMBANGUNAN COLD STORAGE TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan efektivitas dan terukurnya hasil pelaksanaan pengelolaan Bantuan Pemerintah di lingkup Direktorat Jenderla Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, perlu menyempurnakan Peraturan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Nomor 7/PER-DJPDSPKP/2017 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan Cold Storage Tahun 2017;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan Cold Storage Tahun 2017;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433);

2. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

3. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 5);

(2)

168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1746);

5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 70/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum Dalam Rangka Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2153);

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN

PEMERINTAH PEMBANGUNAN COLD STORAGE TAHUN 2017.

Pasal 1

Menetapkan Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan Cold Storage Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 2

Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan Cold Storage Tahun 2017 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan sebagai pedoman bagi satuan kerja lingkup Direktorat Logistik, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Dinas yang menangani urusan kelautan dan perikanan di Daerah, dan Penyuluh Perikanan serta para pelaku usaha perikanan dalam penyaluran dan pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan Cold Storage Tahun 2017.

(3)

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, Peraturan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Nomor 7/PER-DJPDSPKP/2017 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan Cold Storage Tahun 2017, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 15 Mei 2017

DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN Ttd NILANTO PERBOWO Paraf Sesditjen Dir.Logistik Kabag Program

Kabag Hukum, Kerja Sama, dan Humas

Kasubbag Hukum

Disalin sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama,

dan Humas

(4)

Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Nomor18/PER-DJPDSPKP/2017 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan Cold Storage Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Tujuan

Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Cold Storage adalah:

a. terlaksananya pembangunan, penyaluran dan pemanfaatan bantuan pemerintah cold storage 100 dan 200 ton;

b. terjaganya mutu ikan dengan terbekukannya produk perikanan berdasarkan utilitas Air Blast Freezer sebesar 40% selama 1 tahun untuk cold storage kapasitas 100 dan 200 ton (efektif terhitung di tahun 2018).

1.2. Pengertian

a. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/nonpemerintah. b. Sarana sistem rantai dingin adalah peralatan untuk menerapkan

teknik pendinginan maupun pembekuan terhadap ikan secara terus menerus dan tidak terputus sejak penangkapan, pemanenan, penanganan, pengolahan, distribusi hingga diterima konsumen. Penerapan sistem rantai dingin bertujuan untuk menjaga mutu dan keamanan produk perikanan.

c. Cold Storage adalah satu kesatuan bangunan yang terdiri dari konstruksi sipil, konstruksi rangka baja dan pekerjaan instalasi berbagai jenis cold room yang dirancang dengan desain khusus.

d. Dinas Provinsi atau Kabupaten/Kota adalah Satuan kerja perangkat daerah provinsi dan kabupaten/kota yang bertanggung jawab dibidang kelautan dan perikanan.

(5)

Sasaran bantuan pemerintah pembangunan Cold Storage adalah Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan Cold Storage Tahun 2017 ini meliputi:

a. Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah, yang terdiri atas: 1) Pemberi Bantuan Pemerintah;

2) Bentuk dan Rincian Bantuan Pemerintah; 3) Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah; 4) Tata Kelola Bantuan Pemerintah;

b. Pertanggungjawaban Bantuan; dan

(6)

PELAKSANAAN PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH

2.1. Pemberi Bantuan Pemerintah

Pemberi Bantuan Pemerintah Pembangunan berupa Cold Storage adalah Satuan Kerja Direktorat Logistik, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Sumber dana berasal dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang terdapat pada DIPA tahun anggaran 2017.

2.2. Bentuk Bantuan Pemerintah

Jenis Bantuan Pemerintah berupa Cold Storage diberikan melalui anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan, yaitu Satuan Kerja Direktorat Logistik, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Tahun 2017.

Cold Storage termasuk dalam Bantuan Pemerintah berupa Bantuan pembangunan bangunan.

2.3. Persyaratan dan Spesifikasi Teknis

Bantuan Cold Storage tahun anggaran 2017 berjumlah 7 (tujuh) unit yang terdiri dari Cold Storage 200 ton dan 100 ton.

Bantuan Pemerintah berupa pembangunan Cold Storage sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan umum dan spesifikasi teknis sebagai berikut:

a. Persyaratan Umum Cold Storage

Bantuan Pemerintah berupa pembangunan Pasar Ikan Modern dengan persyaratan umum sebagai berikut:

1) Dokumen perencanaan

a) dokumen studi kelayakan (data potensi perikanan, jenis produk dan rencana operasional/kelayakan usaha, kondisi eksisting) yang dikeluarkan oleh tenaga ahli; dan

(7)

a) status kepemilikan lahan jelas milik pemerintah daerah dan harus diserahkan terlebih dahulu selama pembangunan Cold Storage kepada Ditjen PDSPKP;

b) lokasi pembangunan harus berada pada lokasi yang sudah ada aktifitas bisnis perikanan baik kegiatan produksi maupun pemasaran dengan volume yang cukup yang secara rill memerlukan fasilitas Cold Storage serta didukung dengan aksestabilitas untuk penyediaan ikan yang akan disimpan dalam Cold Storage maupun pemasaran lokal dan antar daerah; dan

c) lahan clean and clear (status kepemilikan jelas yang dibuktikan dengan sertifikat, tidak dalam sengketa, sesuai dengan tata ruang yang direncanakan).

3) Ketersediaan air bersih, antara lain:

a) air harus memenuhi standar untuk penanganan pangan; dan b) kapasitas debit air minimal 24 m³/hari yang dibutuhkan

sudah tersedia di lokasi baik dari PAM maupun sumber air lainnya yang siap digunakan, dibuktikan dengan surat keterangan ketersediaan sumber air bersih dari perusahaan penyedia air bersih.

4) Ketersediaan listrik, antara lain:

a) kapasitas listrik yang tersedia siap digunakan di lokasi, dibuktikan dengan surat keterangan ketersediaan/dukungan listrik dari PLN; dan

b) Cold Storage 200 ton membutuhkan daya listrik minimal 200 KVA atau sesuai dengan kapasitas Cold Storage yang dibangun. Penyediaan listrik sesuai kebutuhan disediakan oleh pengelola baik untuk operasional selama proses pembangunan maupun sebelum dilakukan running test.

5) Memiliki dokumen AMDAL atau UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).

b. Persyaratan Khusus 1) Bangunan utama

Merupakan satu kesatuan bangunan yang terdiri dari konstruksi sipil, konstruksi rangka baja dan pekerjaan instalasi

(8)

a) yang termasuk dalam konstruksi sipil adalah pekerjaan persiapan lahan, pembangunan pondasi (termasuk pondasi mesin refrigerasi dan pondasi cold room), pekerjaan instalasi air, pekerjaan instalasi listrik dan pekerjaan konstruksi bangunan/ruang sipil yang sekurang-kurangnya terdiri dari ruang kantor, gudang kering, toilet dan ruang ganti;

b) yang termasuk dalam konstruksi rangka baja adalah pembangunan konstruksi tiang penyangga dan pekerjaan atap; dan

c) yang termasuk dalam cold room adalah berbagai macam ruangan dengan dinding dan atap yang berupa panel berinsulasi, dilengkapi dengan mesin refrigerasi utnuk pengaturan suhu dan kecepatan udara di dalamnya. Mesin refrigerasi yang digunakan terdiri dari condensing unit dan evaporator berikut sistem control. Beberapa jenis cold room adalah:

(1) Chiller Cold Storage

Berfungsi sebagai gudang penyimpan produk dingin dengan suhu ruangan berkisar dari -1 s/d 4°C.

(2) Frozen Cold Storage

Berfungsi sebagai gudang penyimpanan produk beku dengan suhu ruangan berkisar dari -15 s/d -18°C.

(3) Air blast freezer

Berfungsi sebagai ruangan pembeku produk dengan suhu ruangan mencapai -40 °C dengan kecepatan udara sampai dengan 10m/detik untuk menghasilkan produk beku dengan suhu temperature pusat produk -18°C. (4) Anteroom

Adalah ruangan antara yang berfungsi untuk menjaga stabilitas suhu pada ruangan chiller/freezer Cold Storage dan air blast freezer. Suhu ruangan berkisar dari -5 s/d 15 °C.

(5) Loading room

Adalah ruangan yang berfungsi sebagai penampungan ketika proses pemuatan produk untuk distribusi. Suhu ruangan berkisar dari 5 s/d 15 °C.

(9)

Adalah ruangan yang berfungsi sebagai penerimaan bahan baku. Suhu ruangan berkisar dari 5 s/d 15 °C. (7) Ruang penanganan

Adalah ruangan dimana di dalamnya terjadi aktifitas penanganan ikan antara lain perendaman/pencucian, sortir, grading dan penataan ikan untuk pembekuan. Suhu ruangan berkisar dari 5 s/d 15 °C.

2) Struktur lantai

Lantai pada pembangunan Cold Storage mempunyai desain yang khusus agar terbebas dari resiko kerusakan struktur yang disebabkan proses pengembangan dan penyusutan. Hal ini disebabkan oleh karena lantai tentunya akan memperoleh beban temperature dingin yang pasti akan masuk kedalam pondasi, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada lantai. Struktur lantai terdiri dari cor beton, pu panel dan pipa ventilasi. Untuk lantai dalam ruang prosessing, Cold Storage, ABF, anteroom, loading room didesain khusus dengan kemiringan tertentu agar tidak terdapat genangan air.

Gambar struktur lantai Cold Storage dan ABF 3) Bangunan penunjang

Prasarana yang sifatnya tidak harus ada di dalam pembangunan Cold Storage yang meliputi sarana ibadah, ruang ganti karyawan, lahan parkir, ruang keamanan, dan pagar keliling.

(10)

Sarana yang digunakan dalam proses penanganan ikan yang meliputi rak pembeku, pan pembeku, troli, timbangan, mesin ikat, pallet, pisau, keranjang, cool box, meja stainless, dan perlengkapan karyawan prosesing.

5) Sarana penunjang

Sarana yang mendukung kelancaran operasional Cold Storage yang meliputi sarana distribusi berpendingin, forklift, rak penyimpanan dalam Cold Storage, peralatan sanitasi, peralatan komunikasi, dan alat pengolah data.

c. Spesifikasi Teknis

1) Spesifikasi Bangunan

a) Standar luas bangunan Cold Storage 200 ton *)

No. Item Barang Spesfikasi Vol/Unit 1 BANGUNAN

SIPIL

Pekerjaan Sipil

bangunan Ukuran 20 x 30 x 6 m

Office, Gudang, Toilet & Locker dengan PU Panel

600 m2

b) Layout bangunan Cold Storage 200 ton *)

(11)

Contoh desain Cold Storage 100 ton c) Spesifikasi teknis Cold Storage

1) Cold storage 200 ton

No. Item Barang Spesfikasi Vol/Unit

I Cold Storage 200 T Freezer cap 200 ton dengan suhu ruang -25 °C, incoming product maksimum 20 ton per hari pada suhu -18 oC.

1. Insulation Panel a. (P. 14,5 x L. 12 x T. 3.5M) dibagi 2 ruang;

b. bahan insulator: polyurethane; c. density minimum 45 ± 5% kg/m³; d. ketebalan panel: minimum 100 mm; e. thermal conductivity: maksimum

0.20 W/mk;

f. bahan blowing agent: non HCFC/HFC/CFC (sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 41/MIND/PER/5/2014 tentang Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC); g. Fire Behaviour of Building Material

Test minimum class B2 as per DIN 4102 atau setara;

h. bahan Skin Panel: PPGI;

(12)

i. lapisan zinc untuk daya tahan panel terhadap karat minimal 275 g/m²; j. top coat skin panel: food grade dan

mempunyai lapisan antibacterial; k. panel connection system: cam lock

system;

l. bahan insulation lantai: PU Slab 100 mm dilengkapi dengan bahan bersifat moisture barrier, dilengkapi dengan asesoris:

1) weather proof lamp, ventilator; 2) PVC curtain; dan

3) 2 set sliding door 2 x 2,5 m, dengan handle, lock, rail, stopper dan door heater;

m.spesifikasi PU tercantum dalam brosur pabrikan pembuat PU Panel; dan

n. mendapat dukungan penuh dari pabrikan pembuat PU Panel.

2 Refrigeration Machine

a. condensing unit dirakit langsung oleh pabrik pembuat compressor; b. compressor jenis semi hermetic

minimum daya 15 HP;

c. cooling capacity dari condensing unit: minimum 14 kW pada suhu evaporasi -32 oC dan suhu lingkungan 35 0C;

d. mass flow refrigerant pada compressor: minimum 110 g/s;

e. jenis condensing unit: air cooled condensing unit;

f. sumber daya listrik 380 V, 3 Phase, 50 Hz;

g. equipment standard:

1) suction and discharge pressure

(13)

gauge;

2) high low pressure control; 3) liquid receiver with sigh glass; 4) oil separator;

5) check valve; dan

6) sight glass and filter dryer;

h. refrigerant: Zero ODP, R404a (sesuai dengan Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor

41/MIND/PER/5/2014 tentang Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC); i. spesifikasi condensing unit sesuai

dengan yang tercantum dalam brosur condensing unit;

j. mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

k. condensing unit dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

3 Evaporator Cold Storage

temperature -25oC

a. mempunyai cooling capacity minimum 14 kW;

b. jarak antar fin minimum 6,5 mm; c. fan minimum 2 x 500 mm;

d. fan motor: 3 Phase/380 V/50 Hz;

e. fin/tube material:

aluminium/copper;

f. air flow: minimum 13.000 m3/h; g. air throw: minimal 20 m;

h. dilengkapi dengan Heater Defrost Coil dan Tray;

i. spesifikasi sesuai brosur dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

(14)

j. produk dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

4 Control Panel and Installation

a. menggunakan pipa jenis hard copper pipe ASTM B 280 atau setara;

b. menggunakan kabel dengan standar SNI

c. equipment standard kontrol panel: 1) MCCB;

2) magnetic contactor; 3) thermal overload; 4) indicator lamp; 5) time delay relay;

6) temperature and defrost controler; 7) upper/under voltage protection;

dan

8) phase failure protection;

d. pressure test min. 250 psi, 24 jam; e. refrigerant R404a;

f. tray/ladder support; dan g. pipe insulation.

2 Set

II Air Blast Freezer Air Blast Freezer dengan kemampuan pembekuan 2 ton, dengan hasil product core temperature -18 0C dalam waktu 8 jam.

1 Insulation Panel Air Blast Freezer Cap 16 ton/hari -35 °C 2x (L. 5 x P. 4.5 x T. 3.5)

a. (P. 5 x L. 4,5 x T. 3.5M);

b. bahan insulator: polyurethane; c. density minimum 45 ± 5% kg/m³; d. ketebalan panel: minimum 150 mm; e. thermal conductivity: maksimum

0.20 W/mk;

f. bahan blowing agent: Non HCFC/HFC/CFC (sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 41/MIND/PER/5/2014 tentang Pelarangan Penggunaan

(15)

Hydrochlorofluorocarbon (HCFC); g. Fire Behaviour of Building Material

Test minimum Class B2 as per DIN 4102 atau setara;

h. bahan skin panel: PPGI;

i. lapisan zinc untuk daya tahan panel terhadap karat: minimal 275 g/m²; j. top coat skin panel: food grade dan

mempunyai lapisan antibacterial; k. panel connection system: cam lock

system;

l. bahan insulation lantai: PU Slab 150 mm dilengkapi dengan bahan bersifat moisture barrier, dilengkapi dengan asesoris:

1) weather proof lamp; 2) PVC curtain; dan

3) 1 set swing door 1 x 2 m, dengan handle, lock, rail, stopper dan door heater;

m.spesifikasi PU tercantum dalam brosur pabrikan pembuat PU Panel; dan

n. mendapat dukungan penuh dari pabrikan pembuat PU Panel.

2 Refrigeration Machine

Condensing Unit Blast Freezer

a. condensing unit dirakit langsung oleh pabrik pembuat compressor; b. compressor jenis two stage semi

hermetic, 6 silinder dengan minimum daya 25 HP;

c. cooling capacity dari condensing unit: minimum 27 kW pada suhu Evaporasi -30 °C dan suhu kondensasi 44,3 °C;

d. mass flow refrigerant pada compressor: minimum 149 g/s;

(16)

e. jenis condensing unit: air cooled condensing unit;

f. sumber daya listrik 380 V, 3 phase, 50 Hz;

g. equipment standard:

1) suction and discharge pressure gauge;

2) high low pressure control; 3) liquid receiver with sigh glass; 4) oil separator;

5) check valve; dan

6) sight glass and filter dryer;

h. refrigerant: Zero ODP, R404a (sesuai dengan Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor

41/MIND/PER/ 5/2014 tentang Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC); i. spesifikasi condensing unit sesuai

dengan yang tercantum dalam brosur condensing unit;

j. mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

k. condensing unit dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

3 Evaporator Blast Freezer Room Temperature -35 C

a. mempunyai cooling capacity minimum 27 Kw;

b. jarak antar fin minimum 8,5 mm; c. fan minimum 2 x 630 mm;

d. fan motor: 3 phase/380 V/50 Hz; e. fin/tube material: aluminium/copper f. air flow: minimum 29.000 m³/h; g. air throw: minimal 32 m;

h. dilengkapi dengan heater defrost coil

(17)

dan tray;

i. spesifikasi sesuai brosur dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

j. produk dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

4 Control Panel and Installation

a. menggunakan pipa jenis hard copper pipe ASTM B 280 atau setara;

b. menggunakan kabel dengan standar SNI;

c. Equipment Standard Kontrol Panel: 1) MCCB;

2) magnetic contactor; 3) thermal overload; 4) indicator lamp; 5) time delay relay;

6) temperature and defrost controler; 7) upper/under voltage protection;

dan

8) phase failure protection;

d. pressure test min. 250 psi, 24 jam; e. refrigerant R404a;

f. tray/ladder support; dan g. pipe insulation.

4 Set

III Loading Room Suhu 15 0C, ukuran 14,5 x 3 x 3,5 m. 1 Insulation Panel

15 °C

a. (P. 14,5 x L. 3 x T. 3.5M) b. bahan insulator: polyurethane c. density minimum 45 ± 5% kg/m³; d. ketebalan panel: minimum 50 mm; e. thermal conductivity: maksimum

0.20 W/mk;

f. bahan blowing agent: non HCFC/HFC/CFC (sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 41/MIND/PER/5/2014

(18)

tentang Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC); g. Fire Behaviour of Building Material

Test minimum Class B2 as per DIN 4102 atau setara;

h. bahan skin panel: PPGI;

i. lapisan zinc untuk daya tahan panel terhadap karat: minimal 275 g/m²; j. top coat skin panel: food grade dan

mempunyai lapisan antibacterial; k. panel connection system: cam lock

system, dilengkapi dengan asesoris: 1) weather proof lamp;

2) PVC curtain; dan

3) 2 set sliding office door 2 x 2,5 m, dengan handle, lock, rail, stopper dan door heater;

l. spesifikasi PU tercantum dalam brosur pabrikan pembuat PU Panel; dan

m.mendapat dukungan penuh dari pabrikan pembuat PU Panel.

2 Refrigeration Machine

Condensing Unit

a. condensing unit dirakit langsung oleh pabrik pembuat compressor; b. compressor jenis full hermetic/semi

hermetic dengan minimum daya 5 HP;

c. cooling capacity dari condensing unit: minimum 13 kW pada suhu evaporasi 5 °C dan suhu lingkungan 35 °C;

d. jenis condensing unit: air cooled condensing unit;

e. sumber daya listrik 380 V, 3 phase, 50 Hz;

f. Equipment Standard:

(19)

1) high low pressure control; 2) liquid receiver; dan

3) sight glass dan filter dryer;

g. refrigerant: Zero ODP, R404a (sesuai dengan Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor

41/MIND/PER/5/2014 tentang Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC) h. spesifikasi condensing unit sesuai

dengan yang tercantum dalam brosur condensing unit;

i. mendapat dukungan penuh dari pabrikan;

j. condensing unit dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

3 Evaporator

Temperatur 15 °C

a. mempunyai cooling capacity minimum 15 Kw;

b. jarak antar fin minimum 4,2 mm; c. fan minimum 2 x 350 mm;

d. fan motor: 3 phase/380 V/50 Hz;

e. fin/tube material:

aluminium/copper;

f. air flow: minimum 4.000 m³/h; g. air throw: minimal 15 m;

h. dilengkapi dengan heater defrost coil dan tray;

i. spesifikasi sesuai brosur dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

j. produk dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

1 Set

(20)

Installation pipe ASTM B 280 atau setara;

b. menggunakan Kabel dengan standar SNI;

c. equipment standard kontrol panel: 1) MCCB;

2) magnetic contactor; 3) thermal overload; 4) indicator lamp; 5) time delay relay;

6) temperature and defrost controler; 7) upper/under voltage protection;

dan

8) phase failure protection.

d. pressure test min. 250 psi, 24 jam; e. refrigerant R404a;

f. tray/ladder support; dan g. pipe insulation. IV PROCESSING ROOM Suhu 15 0C, ukuran 12 x 13 x 3,5 m 1 Insulation Panel 15 °C a. (P. 12 x L. 13 x T. 3.5M);

b. bahan insulator: polyurethane; c. density minimum 45 ± 5% kg/m³; d. ketebalan panel: minimum 50 mm; e. thermal conductivity: maksimum

0.20 W/mk;

f. bahan blowing agent: non HCFC/HFC/CFC (sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 41/MIND/PER/5/2014 tentang Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC); g. Fire Behaviour of Building Material

Test minimum Class B2 as per DIN 4102 atau setara;

h. bahan skin panel: PPGI;

i. lapisan zinc untuk daya tahan panel

(21)

terhadap karat minimal 275 g/m²; j. top coat skin panel: food grade dan

mempunyai lapisan antibacterial; k. panel connection system: cam lock

system, dilengkapi dengan asesoris: 1) weather proof lamp;

2) PVC curtain; dan

3) 1 set sliding office door 2 x 2,5 m, dengan handle, lock, rail, stopper dan door heater.

l. spesifikasi PU tercantum dalam brosur pabrikan pembuat PU Panel; dan

m.mendapat dukungan penuh dari pabrikan pembuat PU Panel.

2 Refrigeration Machine

Condensing Unit

a. condensing unit dirakit langsung oleh pabrik pembuat compressor;

b. compressor jenis full hermetic/semi hermetic dengan minimum daya 5 HP;

c. cooling capacity dari condensing unit: minimum 13 kW pada suhu evaporasi 5 °C dan suhu lingkungan 35 °C;

d. jenis condensing unit: air cooled condensing unit;

e. sumber daya listrik 380 V, 3 Phase, 50 Hz;

f. equipment standard:

1) high low pressure control; 2) liquid receiver; dan

3) sight glass dan filter dryer;

g. refrigerant: Zero ODP, R404a (sesuai dengan Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor

41/MIND/PER/5/2014 tentang

(22)

Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC); h. spesifikasi condensing unit sesuai

dengan yang tercantum dalam brosur condensing unit;

i. mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

j. condensing unit dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

3 Evaporator

Temperatur 15 °C

a. mempunyai cooling capacity minimum 15 Kw;

b. jarak antar fin minimum 4,2 mm; c. fan minimum 2 x 350 mm;

d. fan motor: 3 phase/380 V/50 Hz; e. fin/tube material: aluminium/copper; f. air flow: minimum 4.000 m³/h;

g. air throw: minimal 15 m;

h. dilengkapi dengan heater defrost coil dan tray;

i. spesifikasi sesuai brosur dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

j. produk dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

2 Set

4 Control Panel and Installation

a. menggunakan pipa jenis hard copper pipe ASTM B 280 atau setara;

b. menggunakan kabel dengan standar SNI;

c. equipment standard kontrol panel: 1) MCCB;

2) magnetic contactor; 3) thermal overload; 4) indicator lamp;

(23)

5) time delay relay;

6) temperature and defrost controler; 7) upper/under voltage protection;

dan

8) phase failure protection;

d. pressure test min. 250 psi, 24 jam; e. refrigerant R404a;

f. tray/ladder support; dan g. pipe insulation.

V Monitoring System Dapat diakses melalui PC, smart phone, laptop dengan koneksi Internet untuk mengetahui temperature dan status unit pendingin.

1 Set

VI Pengiriman Biaya pengiriman 1 Pkt

2) Cold storage 100 ton

No. Item Barang Spesfikasi Vol/Unit

I Cold Storage 100 T Freezer cap 100 ton dengan suhu ruang -25 °C

1. Insulation Panel a. Minimum 400m3 dibagi 2 ruang; b. bahan insulator: polyurethane; c. density minimum 45 ± 5% kg/m³; d. ketebalan panel: minimum 100 mm; e. thermal conductivity: maksimum

0.20 W/mk;

f. bahan blowing agent: non HCFC/HFC/CFC (sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 41/MIND/PER/5/2014 tentang Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC); g. Fire Behaviour of Building Material

Test minimum class B2 as per DIN 4102 atau setara;

h. bahan Skin Panel: PPGI;

i. lapisan zinc untuk daya tahan panel

(24)

terhadap karat minimal 275 g/m²; j. top coat skin panel: food grade dan

mempunyai lapisan antibacterial; k. panel connection system: cam lock

system;

l. bahan insulation lantai: PU Slab 100 mm dilengkapi dengan bahan bersifat moisture barrier, dilengkapi dengan asesoris:

1) weather proof lamp, ventilator; 2) PVC curtain; dan

3) 2 set sliding door 2 x 2,5 m, dengan handle, lock, rail, stopper dan door heater;

m.spesifikasi PU tercantum dalam brosur pabrikan pembuat PU Panel; dan

n. mendapat dukungan penuh dari pabrikan pembuat PU Panel.

2 Refrigeration Machine

a. condensing unit dirakit langsung oleh pabrik pembuat compressor; b. compressor jenis semi hermetic

minimum daya 15 HP;

c. cooling capacity dari condensing unit: minimum 14 kW pada suhu evaporasi -32 oC dan suhu lingkungan 35 0C;

d. mass flow refrigerant pada compressor: minimum 110 g/s;

e. jenis condensing unit: air cooled condensing unit;

f. sumber daya listrik 380 V, 3 Phase, 50 Hz;

g. equipment standard:

1) suction and discharge pressure gauge;

(25)

2) high low pressure control; 3) liquid receiver with sigh glass; 4) oil separator;

5) check valve; dan

6) sight glass and filter dryer;

h. refrigerant: Zero ODP, R404a (sesuai dengan Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor

41/MIND/PER/5/2014 tentang Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC); i. spesifikasi condensing unit sesuai

dengan yang tercantum dalam brosur condensing unit;

j. mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

k. condensing unit dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

3 Evaporator Cold Storage

temperature -25oC

a. mempunyai cooling capacity minimum 14 kW;

b. jarak antar fin minimum 6,5 mm; c. fan minimum 2 x 500 mm;

d. fan motor: 3 Phase/380 V/50 Hz;

e. fin/tube material:

aluminium/copper;

f. air flow: minimum 13.000 m3/h; g. air throw: minimal 20 m;

h. dilengkapi dengan Heater Defrost Coil dan Tray;

i. spesifikasi sesuai brosur dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

j. produk dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification

(26)

9001: 2008/2015 atau setara. 4 Control Panel and

Installation

a. menggunakan pipa jenis hard copper pipe ASTM B 280 atau setara;

b. menggunakan kabel dengan standar SNI

c. equipment standard kontrol panel: 1) MCCB;

2) magnetic contactor; 3) thermal overload; 4) indicator lamp; 5) time delay relay;

6) temperature and defrost controler; 7) upper/under voltage protection;

dan

8) phase failure protection;

d. pressure test min. 250 psi, 24 jam; e. refrigerant R404a;

f. tray/ladder support; dan g. pipe insulation.

1 Set

II Air Blast Freezer Air Blast Freezer dengan kemampuan pembekuan 2 ton, dengan hasil product core temperature -18 0C dalam waktu 8 jam.

1 Insulation Panel Air Blast Freezer Cap 8 ton/hari -35 °C 2x (L. 5 x P. 4.5 x T. 3.5)

a. (P. 5 x L. 4,5 x T. 3.5M);

b. bahan insulator: polyurethane; c. density minimum 45 ± 5% kg/m³; d. ketebalan panel: minimum 150 mm; e. thermal conductivity: maksimum

0.20 W/mk;

f. bahan blowing agent: Non HCFC/HFC/CFC (sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 41/MIND/PER/5/2014 tentang Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC);

(27)

g. Fire Behaviour of Building Material Test minimum Class B2 as per DIN 4102 atau setara;

h. bahan skin panel: PPGI;

i. lapisan zinc untuk daya tahan panel terhadap karat: minimal 275 g/m²; j. top coat skin panel: food grade dan

mempunyai lapisan antibacterial; k. panel connection system: cam lock

system;

l. bahan insulation lantai: PU Slab 150 mm dilengkapi dengan bahan bersifat moisture barrier, dilengkapi dengan asesoris:

1) weather proof lamp; 2) PVC curtain; dan

3) 1 set swing door 1 x 2 m, dengan handle, lock, rail, stopper dan door heater;

m.spesifikasi PU tercantum dalam brosur pabrikan pembuat PU Panel; dan

n. mendapat dukungan penuh dari pabrikan pembuat PU Panel.

2 Refrigeration Machine

Condensing Unit Blast Freezer

a. condensing unit dirakit langsung oleh pabrik pembuat compressor; b. compressor jenis two stage semi

hermetic, 6 silinder dengan minimum daya 25 HP;

c. cooling capacity dari condensing unit: minimum 27 kW pada suhu Evaporasi -30 °C dan suhu kondensasi 44,3 °C;

d. mass flow refrigerant pada compressor: minimum 149 g/s;

e. jenis condensing unit: air cooled

(28)

condensing unit;

f. sumber daya listrik 380 V, 3 phase, 50 Hz;

g. equipment standard:

1) suction and discharge pressure gauge;

2) high low pressure control; 3) liquid receiver with sigh glass; 4) oil separator;

5) check valve; dan

6) sight glass and filter dryer;

h. refrigerant: Zero ODP, R404a (sesuai dengan Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor

41/MIND/PER/ 5/2014 tentang Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC); i. spesifikasi condensing unit sesuai

dengan yang tercantum dalam brosur condensing unit;

j. mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

k. condensing unit dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

3 Evaporator Blast Freezer Room Temperature -35 C

a. mempunyai cooling capacity minimum 27 Kw;

b. jarak antar fin minimum 8,5 mm; c. fan minimum 2 x 630 mm;

d. fan motor: 3 phase/380 V/50 Hz; e. fin/tube material: aluminium/copper f. air flow: minimum 29.000 m³/h; g. air throw: minimal 32 m;

h. dilengkapi dengan heater defrost coil dan tray;

(29)

i. spesifikasi sesuai brosur dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

j. produk dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

4 Control Panel and Installation

a. menggunakan pipa jenis hard copper pipe ASTM B 280 atau setara;

b. menggunakan kabel dengan standar SNI;

c. Equipment Standard Kontrol Panel: 1) MCCB;

2) magnetic contactor; 3) thermal overload; 4) indicator lamp; 5) time delay relay;

6) temperature and defrost controler; 7) upper/under voltage protection;

dan

8) phase failure protection;

d. pressure test min. 250 psi, 24 jam; e. refrigerant R404a;

f. tray/ladder support; dan g. pipe insulation.

2 Set

III Loading Room Suhu 15 0C 1 Insulation Panel

15 °C

a. bahan insulator: polyurethane b. density minimum 45 ± 5% kg/m³; c. ketebalan panel: minimum 50 mm; d. thermal conductivity: maksimum

0.20 W/mk;

e. bahan blowing agent: non HCFC/HFC/CFC (sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 41/MIND/PER/5/2014 tentang Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC); f. Fire Behaviour of Building Material

(30)

Test minimum Class B2 as per DIN 4102 atau setara;

g. bahan skin panel: PPGI;

h. lapisan zinc untuk daya tahan panel terhadap karat: minimal 275 g/m²; i. top coat skin panel: food grade dan

mempunyai lapisan antibacterial; j. panel connection system: cam lock

system, dilengkapi dengan asesoris: 1) weather proof lamp;

2) PVC curtain; dan

3) 2 set sliding office door 2 x 2,5 m, dengan handle, lock, rail, stopper dan door heater;

k. spesifikasi PU tercantum dalam brosur pabrikan pembuat PU Panel; dan

l. mendapat dukungan penuh dari pabrikan pembuat PU Panel.

2 Refrigeration Machine

Condensing Unit

a. condensing unit dirakit langsung oleh pabrik pembuat compressor; b. compressor jenis full hermetic/semi

hermetic dengan minimum daya 5 HP;

c. cooling capacity dari condensing unit: minimum 13 kW pada suhu evaporasi 5 °C dan suhu lingkungan 35 °C;

d. jenis condensing unit: air cooled condensing unit;

e. sumber daya listrik 380 V, 3 phase, 50 Hz;

f. Equipment Standard:

1) high low pressure control; 2) liquid receiver; dan

3) sight glass dan filter dryer;

(31)

g. refrigerant: Zero ODP, R404a (sesuai dengan Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor

41/MIND/PER/5/2014 tentang Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC) h. spesifikasi condensing unit sesuai

dengan yang tercantum dalam brosur condensing unit;

i. mendapat dukungan penuh dari pabrikan;

j. condensing unit dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

3 Evaporator

Temperatur 15 °C

a. mempunyai cooling capacity minimum 15 Kw;

b. jarak antar fin minimum 4,2 mm; c. fan minimum 2 x 350 mm;

d. fan motor: 3 phase/380 V/50 Hz;

e. fin/tube material:

aluminium/copper;

f. air flow: minimum 4.000 m³/h; g. air throw: minimal 15 m;

h. dilengkapi dengan heater defrost coil dan tray;

i. spesifikasi sesuai brosur dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

j. produk dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

1 Set

4 Control Panel and Installation

a. menggunakan pipa jenis hard copper pipe ASTM B 280 atau setara;

b. menggunakan Kabel dengan standar SNI;

(32)

c. equipment standard kontrol panel: 1) MCCB;

2) magnetic contactor; 3) thermal overload; 4) indicator lamp; 5) time delay relay;

6) temperature and defrost controler; 7) upper/under voltage protection;

dan

8) phase failure protection.

d. pressure test min. 250 psi, 24 jam; e. refrigerant R404a;

f. tray/ladder support; dan g. pipe insulation. IV PROCESSING ROOM Suhu 15 0C 1 Insulation Panel 15 °C

a. bahan insulator: polyurethane; b. density minimum 45 ± 5% kg/m³; c. ketebalan panel: minimum 50 mm; d. thermal conductivity: maksimum

0.20 W/mk;

e. bahan blowing agent: non HCFC/HFC/CFC (sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 41/MIND/PER/5/2014 tentang Pelarangan Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC); f. Fire Behaviour of Building Material

Test minimum Class B2 as per DIN 4102 atau setara;

g. bahan skin panel: PPGI;

h. lapisan zinc untuk daya tahan panel terhadap karat minimal 275 g/m²; i. top coat skin panel: food grade dan

mempunyai lapisan antibacterial; j. panel connection system: cam lock

(33)

system, dilengkapi dengan asesoris: 1) weather proof lamp;

2) PVC curtain; dan

3) 1 set sliding office door 2 x 2,5 m, dengan handle, lock, rail, stopper dan door heater.

k. spesifikasi PU tercantum dalam brosur pabrikan pembuat PU Panel; dan

l. mendapat dukungan penuh dari pabrikan pembuat PU Panel.

2 Refrigeration Machine

Condensing Unit

a. condensing unit dirakit langsung oleh pabrik pembuat compressor;

b. compressor jenis full hermetic/semi hermetic dengan minimum daya 5 HP;

c. cooling capacity dari condensing unit: minimum 13 kW pada suhu evaporasi 5 °C dan suhu lingkungan 35 °C;

d. jenis condensing unit: air cooled condensing unit;

e. sumber daya listrik 380 V, 3 Phase, 50 Hz;

f. equipment standard:

1) high low pressure control; 2) liquid receiver; dan

3) sight glass dan filter dryer;

g. refrigerant: Zero ODP, R404a (sesuai dengan Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor

41/MIND/PER/5/2014 tentang

Pelarangan Penggunaan

Hydrochlorofluorocarbon (HCFC); h. spesifikasi condensing unit sesuai

dengan yang tercantum dalam brosur

(34)

condensing unit;

i. mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

j. condensing unit dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

3 Evaporator

Temperatur 15 °C

a. mempunyai cooling capacity minimum 15 Kw;

b. jarak antar fin minimum 4,2 mm; c. fan minimum 2 x 350 mm;

d. fan motor: 3 phase/380 V/50 Hz; e. fin/tube material: aluminium/copper; f. air flow: minimum 4.000 m³/h;

g. air throw: minimal 15 m;

h. dilengkapi dengan heater defrost coil dan tray;

i. spesifikasi sesuai brosur dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan; dan

j. produk dihasilkan dari sistem manajemen mutu ISO Certification 9001: 2008/2015 atau setara.

2 Set

4 Control Panel and Installation

a. menggunakan pipa jenis hard copper pipe ASTM B 280 atau setara;

b. menggunakan kabel dengan standar SNI;

c. equipment standard kontrol panel: 1) MCCB;

2) magnetic contactor; 3) thermal overload; 4) indicator lamp; 5) time delay relay;

6) temperature and defrost controler; 7) upper/under voltage protection;

dan

(35)

8) phase failure protection;

d. pressure test min. 250 psi, 24 jam; e. refrigerant R404a;

f. tray/ladder support; dan g. pipe insulation.

V Monitoring System Dapat diakses melalui PC, smart phone, laptop dengan koneksi Internet untuk mengetahui temperature dan status unit pendingin.

1 Set

VI Pengiriman Biaya pengiriman 1 Pkt

d) Jaminan Purna Jual

(1) Jaminan kualitas mesin selama minimal 24 (dua puluh empat) bulan terhitung dari tanggal start up dan commisioning test Cold Storage. Apabila terjadi gagal fungsi Cold Storage yang disebabkan kurun waktu sebagai berikut kesalahan penyedia mesin, maka penyedia harus melakukan tindakan perbaikan/penggantian.

(2) Jaminan ketersediaan suku cadang yang diperlukan untuk perbaikan mesin dengan jangka waktu minimal 2 (dua) tahun terhitung dari tanggal selesainya masa jaminan kualitas. Pembangunan Cold Storage harus disertai dengan kegiatan bimbingan teknis bagi Operator sehingga mempunyai kemampuan:

(a) mengoperasionalkan mesin;

(b) melakukan perawatan berkala; dan (c) melakukan perbaikan ringan.

(3) Penyedia mesin harus menyertakan buku panduan operasional dan lembaran untuk pengecekan dan pelaporan.

(4) Laporan kondisi mesin harian lengkap beserta analisis dan rekomendasi tindakan perbaikan yang di sampaikan tiap bulan selama 1 (satu) tahun.

(36)

a. Kriteria Penerima Bantuan Pemerintah

Bantuan Cold Storage dapat diberikan kepada: 1) Lembaga Pemerintah

a) pemerintah daerah tingkat provinsi atau kabupaten/kota; dan b) menangani urusan kelautan dan perikanan.

2) Lembaga Nonpemerintah a) berbadan hukum; dan

b) sudah atau akan melakukan kegiatan usaha dibidang kelautan dan perikanan.

b. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah

Syarat-syarat penerima bantuan Cold Storage adalah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Lembaga pemerintah

a) Dinas Kelautan dan Perikanan atau yang menangani kelautan dan perikanan mengajukan proposal/usulan permohonan bantuan kepada Direktur Jenderal PDSPKP c.q. Direktur Logistik.

Proposal yang memuat uraian informasi antara lain mengenai: (1) potensi perikanan wilayah;

(2) kondisi aktifitas pemasaran (lokasi, komoditas yang disimpan, waktu operasional dan jumlah pedagang);

(3) profil lahan (luas, letak lokasi, kondisi lahan, akses jalan utama, kedekatan dengan tempat aktivitas bisnis hasil perikanan);

(4) sarana dan prasarana pemasaran penunjang yang dibutuhkan; dan

(5) rencana pemanfaatan serta pengelolaan dan Organisasi Pengelola.

b) Membuat surat pernyataan ketersediaan listrik dan air yang cukup.

c) Membuat surat penetapan lahan (clear and clean) dan kesesuaian rencana pembangunan prasarana pemasaran dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang ditandatangani oleh Gubernur/Bupati/Walikota.

d) Membuat surat kesanggupan menerima bantuan langsung berupa bangunan Cold Storage.

(37)

Bupati/Walikota/Kepala Lembaga Pemerintah pengusul.

2) Lembaga Nonpemerintah

a) Mengajukan proposal/usulan permohonan bantuan melalui pemerintah daerah setempat kepada Direktur Jenderal PDSPKP c.q. Direktur Logistik.

Proposal yang memuat uraian informasi antara lain mengenai: (1) potensi perikanan wilayah;

(2) kondisi aktifitas pemasaran (lokasi, komoditas yang disimpan, waktu operasional dan jumlah pedagang);

(3) profil lahan (luas, letak lokasi, kondisi lahan, akses jalan utama, kedekatan dengan tempat aktivitas bisnis hasil perikanan);

(4) sarana dan prasarana pemasaran penunjang yang dibutuhkan; dan

(5) rencana pemanfaatan serta pengelolaan dan Organisasi Pengelola.

b) Membuat surat pernyataan ketersediaan listrik dan air yang cukup yang diketahui Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota.

c) Membuat surat penetapan lahan (clear and clean) dan kesesuaian rencana pembangunan prasarana pemasaran dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang diketahui oleh Kepala SKPD.

d) Membuat surat kesanggupan menerima bantuan langsung berupa bangunan Cold Storage yang diketahui oleh Kepala SKPD.

e) Membuat surat pernyataan yang ditandatangani pimpinan Lembaga Non Pemerintah pengusul yang diketahui oleh Kepala SKPD.

2.5. Tata Kelola Bantuan Pemerintah

a. Mekanisme Seleksi Penerima Bantuan Pemerintah

1) Pemberian Bantuan Pemerintah dilaksanakan berdasarkan usulan proposal dari calon Penerima Bantuan Pemerintah atau unit kerja calon penerima Bantuan Pemerintah kepada Direktur Jenderal sesuai dengan jenis Bantuan Pemerintah;

(38)

Usulan yang telah masuk akan diverifikasi oleh Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi perikanan dan/atau oleh Penyuluh Perikanan Kabupaten/Kota kepada calon penerima bantuan pemerintah yang telah dan/atau belum mengajukan usulan.

3) Penetapan Penerima

Tahapan penetapan Penerima bantuan dilakukan setelah seluruh tahapan identifikasi, verifikasi, dan validasi telah dilaksanakan. Penetapan Penerima bantuan pembangunan Cold Storage ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran yang memuat paling sedikit meliputi:

a)nama institusi/koperasi/kelompok Penerima;

b)daerah kabupaten/kota/provinsi Penerima bantuan; dan c)jumlah unit dan keterangan rencana pemanfaatan.

4) Proses Pengadaan

Pelaksanaan pengadaan dilakukan oleh Satker Pusat melalui mekanisme Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan peraturan presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya.

5)Penyerahan Bantuan Pemerintah

Penyerahan Bantuan Pemerintah dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima dari Kuasa Pengguna Barang kepada Penerima Bantuan Pemerintah.

6)Monitoring Pemanfaatan

Monitoring pemanfaatan terhadap Bantuan Pemerintah dilakukan oleh Satker Pusat.

b.Teknis Operasional

Pengelolaan bantuan pemerintah memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Bantuan pemerintah yang diterima dapat dikelola sendiri atau dikerjasamakan dengan pihak lain sesuai ketentuan yang berlaku. 2) Pengelolaan Cold Storage ditujukan untuk mendukung

(39)

SLIN yang ditunjuk oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai regulator, fasilitator, penanggung jawab dan pelaksana pemberi bantuan Cold Storage, kegiatannya dikoordinasikan oleh Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan c.q. Direktur Logistik.

Dalam melaksanakan bantuan dimaksud Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan c.q. Direktur Logistik memiliki tugas sebagai berikut:

1) menyusun dan menetapkan petunjuk teknis bantuan pemerintah Cold Storage;

2) mempersiapkan spesifikasi teknis paket bantuan Cold Storage; 3) melakukan validasi terhadap dokumen usulan calon penerima

bantuan;

4) melakukan penetapan penerima bantuan berdasarkan keputusan Direktur Jenderal;

5) melaksanakan pembangunan bantuan Cold Storage;

6) melakukan koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan terkait calon pengelola bantuan Cold Storage;

7) melakukan penyerahan bantuan Cold Storage kepada penerima bantuan;

8) melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap pembangunan, validasi calon penerima, penyaluran dan pemanfaatan bantuan pemerintah;

Dalam mendukung pelaksanaan bantuan pemerintah Cold Storage, Dinas yang membidangi perikanan memiliki tugas sebagai berikut: 1) mengajukan proposal pengajuan pembangunan Cold Storage;

2) menyiapkan syarat-syarat yang dibutuhkan seperti surat ketersediaan lahan, listrik, air, dan kesanggupan pemanfaatan. 3) melakukan identifikasi dan validasi usulan calon Penerima

bantuan nonpemerintah;

4) melakukan seleksi Pengelola dengan mengacu pedoman dari pemerintah pusat;

5) memberikan bantuan personal untuk pengelola teknis selama proses pembangunan;

(40)

Storage dari Direktorat Logistik, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan ke Penerima bantuan nonpemerintah yang berada di wilayahnya;

7) melakukan pemantauan, evaluasi, pembinaan, dan pelaporan pemanfaatan Cold Storage;

8) menyampaikan laporan pemanfaatan bantuan di wilayahnya secara berkala kepada Direktorat Logistik, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan; dan

9) melakukan pembinaan pemanfaatan Cold Storage oleh Penerima bantuan nonpemerintah.

2.6. Analisis Usaha

a. Cold storage 200 ton

Rincian analisis usaha Cold Storage 200 ton adalah sebagai berikut:

Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

Inflow a. Pendapatan - 83,742,500,000 83,742,500,000 83,742,500,000 83,742,500,000 83,742,500,000 b. Dana sendiri 4,239,015,667 c. Kredit investasi 16,956,062,667 d. Kredit modal kerja - e. Nilai sisa 5,327,345,833 Jumlah 21,195,078,333 83,742,500,000 83,742,500,000 83,742,500,000 83,742,500,000 89,069,845,833 Inflow untuk IRR - 83,742,500,000 83,742,500,000 83,742,500,000 83,742,500,000 89,069,845,833 Outflow a. Biaya investasi 8,491,545,000 - - - - b. Biaya modal kerja 12,703,533,333 c. Biaya operasional - 76,221,200,000 76,221,200,000 76,221,200,000 76,221,200,000 76,221,200,000 d. Angsuran - 3,930,274,026 3,811,581,587 3,692,889,148 3,574,196,710 3,455,504,271 e. Pajak 11,2 % - 353,196,526 353,196,526 353,196,526 353,196,526 353,196,526 Jumlah 21,195,078,333 80,504,670,552 80,385,978,113 80,267,285,674 80,148,593,236 80,029,900,797 Outflow untuk IRR 21,195,078,333 76,574,396,526 76,574,396,526 76,574,396,526 76,574,396,526 76,574,396,526 Total cashflow - 3,237,829,448 3,356,521,887 3,475,214,326 3,593,906,764 9,039,945,036 Cashflow untuk IRR (21,195,078,333) 7,168,103,474 7,168,103,474 7,168,103,474 7,168,103,474 12,495,449,307 PV Factor 100% 85.11% 72.43% 61.64% 52.46% 44.65% PV of Cash flow (21,195,078,333) 6,100,513,595 5,191,926,464 4,418,660,820 3,760,562,400 5,579,079,422 Cummulative PV (21,195,078,333) (15,094,564,739) (9,902,638,275) (5,483,977,455) (1,723,415,055) 3,855,664,367 Asumsi operasional Cold Storage 200 ton selama 1 tahun:

(41)

No Jenis Biaya Satuan Thn Harga/Satuan Nilai (Rp)

A Bahan Baku (ton) kg -

- tongkol kg 700,000 20,000 14,000,000,000 - Layang kg 800,000 20,000 16,000,000,000 - Kembung kg 450,000 25,000 11,250,000,000 - baby Tuna kg 250,000 50,000 12,500,000,000 - cakalang kg 200,000 40,000 8,000,000,000 - lainnya kg 300,000 25,000 7,500,000,000 plastik PE Buah 195,000 100 19,500,000 Kardus buah 195,000 3,000 585,000,000 karung buah 30,000 600 18,000,000 Transportasi Rp/Kg 2,400,000 2,000 4,800,000,000

B Biaya Tenaga Kerja -

- Tenaga Operasional org 15 30,000,000 450,000,000

- Manajerial & administrasi org 4 54,000,000 216,000,000

- Pimpinan org 1 90,000,000 90,000,000

C Biaya Tetap

Listrik (131 KVA) bulan 12 50,000,000 600,000,000

Air m3 7,200 25,000 180,000,000

BBM (Cadangan) liter 1,000 6,700 6,700,000

Administrasi bulan 12 500,000 6,000,000

Jumlah Biaya Operasional 76,221,200,000

Asumsi penjualan ikan dalam 1 tahun:

No Hasil Produksi nilai penjualan

Jenis Kg Harga 1 - tongkol 665,000 27,000 17,955,000,000 2 - Layang 760,000 27,000 20,520,000,000 3 Kembung 427,500 - 32,000 13,680,000,000 4 cakalang - 190,000 47,000 8,930,000,000 5 - baby Tuna 237,500 57,000 13,537,500,000 6 - lainnya 285,000 32,000 9,120,000,000 2,565,000 83,742,500,000

(42)

No Kriteria Kelayakan 1 IRR 24.63% 2 B/C Gross Ratio: - Benefit DF 12.5 % (Rp) 267,249,476,519 - Cost DF 12.5 % (Rp) 263,393,812,152 3 B/C ratio DF 12.5 % 1.015 4 Net B/C ratio DF 12.5 % 1.18 5 NPV DF 12.5 % (Rp) 3,855,664,367 6 Payback Period 2.55

Berdasarkan analisis usaha Cold Storage kapasitas 200 ton diatas diperoleh data sebagai berikut :

1) Pendapatan pada usaha ini diasumsikan bahwa Cold Storage beroperasi selama 1 tahun dengan harga di atas, sehingga pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 83,742,500,000/tahun. 2) Ketersediaan dana pada usaha ini berasal dari dana sendiri dan

kredit investasi. Dana sendiri sebesar Rp. 4,239,015,667, sedangkan kredit investasi sebesar Rp. 16,956,062,667.

3) Biaya investasi diasumsikan dikeluarkan pada tahun pertama, yaitu pada tahun ke-0. Biaya investasi pada usaha ini sebesar Rp. 8.491.545.000.

4) Biaya operasional pada usaha ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 21,195,078,333,- pada tahun 1, dan seterusnya berdasarkan tabel diatas.

5) Nilai IRR = 24.63%

Nilai IRR ini menunjukkan bahwa usaha ini mampu mengembalikan modal pinjaman sampai tingkat bunga maksimum sebesar 24.63%. Nilai IRR ini lebih besar dari tingkat suku bungan Bank. Kriteria kelayakan finansial tersebut menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dikembangkan. 6) Net B/C ratio = 1.18

Berdasarkan tabel diatas nilai Net B/C ratio = 1.18. Hal ini berarti setiap Rp. 1,00 pengeluaran pada saat usaha maka akan menghasilkan manfaat Rp. 1.18. Artinya apabila nilai Net B/C ratio>1 maka usaha tersebut layak untuk dikembangkan.

(43)

sebesar Rp. 3,855,664,367 lebih besar dari nol, artinya usaha tersebut menguntungan dan layak untuk dikembangkan. Berdasarkan kriteria investasi, suatu usaha layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan jika nilai NPV>0.

9) Payback Period = 2.55

Nilai Payback Period pada usaha diatas sebesar 2.55 menunjukkan bahwa modal investasi yang dimiliki saat ini dapat dikembalikan dalam jangka waktu 2 tahun 6 bulan selama umur proyek.

b.Cold storage 100 ton

Rincian analisis usaha Cold Storage 100 ton adalah sebagai berikut: Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Inflow a. Pendapatan - 41,424,750,000 41,424,750,000 41,424,750,000 41,424,750,000 41,424,750,000 b. Dana sendiri 1,885,383,333 c. Kredit investasi 7,541,533,333 d. Kredit modal kerja - e. Nilai sisa 1,706,250,000 Jumlah 9,426,916,667 41,424,750,000 41,424,750,000 41,424,750,000 41,424,750,000 43,131,000,000 Inflow untuk IRR - 41,424,750,000 41,424,750,000 41,424,750,000 41,424,750,000 43,131,000,000 Outflow a. Biaya investasi 3,175,000,000 - - - - b. Biaya modal kerja 6,251,916,667 c. Biaya operasional - 37,511,500,000 37,511,500,000 37,511,500,000 37,511,500,000 37,511,500,000 d. Angsuran - 2,185,080,726 2,119,092,309 2,053,103,892 1,987,115,476 1,921,127,059 e. Pajak 11,2 % - 176,458,217 176,458,217 176,458,217 176,458,217 176,458,217 Jumlah 9,426,916,667 39,873,038,942 39,807,050,526 39,741,062,109 39,675,073,692 39,609,085,276 Outflow untuk IRR 9,426,916,667 37,687,958,217 37,687,958,217 37,687,958,217 37,687,958,217 37,687,958,217 Total cashflow - 1,551,711,058 1,617,699,474 1,683,687,891 1,749,676,308 3,521,914,724 Cashflow untuk IRR (9,426,916,667) 3,736,791,783 3,736,791,783 3,736,791,783 3,736,791,783 5,443,041,783 PV Factor 100% 85.11% 72.43% 61.64% 52.46% 44.65% PV of Cash flow (9,426,916,667) 3,180,248,326 2,706,594,320 2,303,484,528 1,960,412,364 2,430,257,741 Cummulative PV (9,426,916,667) (6,246,668,340) (3,540,074,020) (1,236,589,492) 723,822,872 3,154,080,613 Asumsi operasional Cold Storage 100 ton selama 1 tahun:

No Jenis Biaya Satuan Jumlah 1 Thn Harga/Satuan Nilai (Rp)

A Bahan Baku (ton) kg -

- tongkol kg 350,000 20,000 7,000,000,000

(44)

- baby Tuna kg 125,000 50,000 6,250,000,000 - cakalang kg 90,000 40,000 3,600,000,000 - lainnya kg 150,000 25,000 3,750,000,000 plastik PE kg 1,200 18,000 21,600,000 Kardus buah 24,000 5,000 120,000,000 Transportasi Rp/Kg 1,200,000 2,000 2,400,000,000

B Biaya Tenaga Kerja -

- Tenaga Operasional org 10 30,000,000 300,000,000

- Staf manajerial &

administrasi org 2 60,000,000 120,000,000

- Pimpinan org 1 120,000,000 120,000,000

C Biaya Tetap

Listrik (100 KVA) bulan 12 15,000,000 180,000,000

Air m3 1,000 12,200 12,200,000

BBM (Cadangan) liter 1,000 6,700 6,700,000

Administrasi bulan 12 500,000 6,000,000

Jumlah Biaya Operasional 37,511,500,000

Asumsi penjualan ikan dalam 1 tahun:

No Hasil Produksi nilai penjualan

Jenis Kg Harga 1 - tongkol 332,500 27,000 8,977,500,000 2 - Layang 380,000 27,000 10,260,000,000 3 - Kembung 213,750 32,000 6,840,000,000 4 - baby Tuna 118,750 57,000 6,768,750,000 5 - cakalang 85,500 47,000 4,018,500,000 6 - lainnya 142,500 32,000 4,560,000,000 1,273,000 41,424,750,000 Kriteria Kelayakan: No Kriteria Kelayakan 1 IRR 30.71% 2 B/C Gross Ratio: - Benefit DF 12.5 % (Rp) 131,785,015,520 - Cost DF 12.5 % (Rp) 128,630,934,907 3 B/C ratio DF 12.5 % 1.025 4 Net B/C ratio DF 12.5 % 1.33 5 NPV DF 12.5 % (Rp) 3,154,080,613 6 Payback Period 2.00

(45)

diperoleh data sebagai berikut :

1) Pendapatan pada usaha ini diasumsikan bahwa Cold Storage beroperasi selama 1 tahun dengan harga di atas, sehingga pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 41,424,750,000/tahun. 2) Ketersediaan dana pada usaha ini berasal dari dana sendiri dan

kredit investasi. Dana sendiri sebesar Rp. 1,885,383,333, sedangkan kredit investasi sebesar Rp. 7,541,533,333.

3) Biaya investasi diasumsikan dikeluarkan pada tahun pertama, yaitu pada tahun ke-0. Biaya investasi pada usaha ini sebesar Rp. 3,175,000,000.

4) Biaya operasional pada usaha ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 9,426,916,667,- pada tahun 1, dan seterusnya berdasarkan tabel diatas.

5) Nilai IRR = 30.71%%

Nilai IRR ini menunjukkan bahwa usaha ini mampu mengembalikan modal pinjaman sampai tingkat bunga maksimum sebesar 30.71%%. Nilai IRR ini lebih besar dari tingkat suku bungan Bank. Kriteria kelayakan finansial tersebut menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dikembangkan.

6) Net B/C ratio = 1.33

Berdasarkan tabel diatas nilai Net B/C ratio = 1.33. Hal ini berarti setiap Rp. 1,00 pengeluaran pada saat usaha maka akan menghasilkan manfaat Rp. 1.33. Artinya apabila nilai Net B/C ratio>1 maka usaha tersebut layak untuk dikembangkan.

7) NPV = Rp. 7,888,677,082

8) Pada tabel diatas menunjukkan bahwa hasil analisis nilai NPV sebesar Rp. 3,154,080,613 lebih besar dari nol, artinya usaha tersebut menguntungan dan layak untuk dikembangkan. Berdasarkan kriteria investasi, suatu usaha layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan jika nilai NPV>0.

9) Payback Period = 2.00

Nilai Payback Period pada usaha diatas sebesar 2.00 menunjukkan bahwa modal investasi yang dimiliki saat ini dapat dikembalikan dalam jangka waktu 2 tahun selama umur proyek.

(46)

Pengelolaan bantuan pemerintah memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Bantuan pemerintah yang diterima dapat dikelola sendiri atau

dikerjasamakan dengan pihak lain sesuai ketentuan yang berlaku. b. Pengelolaan Cold Storage ditujukan untuk mendukung pelaksanaan

Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN).

c. Pengelola Cold Storage harus bekerjasama dengan operator utama SLIN yang ditunjuk oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan

(47)

KELEMBAGAAN

3.1. Pemerintah Pusat

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai regulator, fasilitator, penanggungjawab dan pelaksana pemberi bantuan Cold Storage, kegiatannya dikoordinasikan oleh Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan c.q. Direktur Logistik.

Dalam melaksanakan bantuan dimaksud Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan c.q. Direktur Logistik memiliki tugas sebagai berikut:

a. Menyusun dan menetapkan petunjuk teknis bantuan pemerintah Cold Storage;

b. Mempersiapkan spesifikasi teknis paket bantuan Cold Storage;

c. Melakukan validasi terhadap dokumen usulan calon penerima bantuan;

d. Melakukan penetapan penerima bantuan berdasarkan keputusan Direktur Jenderal;

e. Melaksanakan pembangunan bantuan Cold Storage;

f. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan terkait calon pengelola bantuan Cold Storage;

g. Melakukan penyerahan bantuan Cold Storage kepada penerima bantuan;

h. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap pembangunan, validasi calon penerima, penyaluran dan pemanfaatan bantuan pemerintah;

3.2. Pemerintah Daerah

Dalam mendukung pelaksanaan bantuan pemerintah Cold Storage, Dinas yang membidangi perikanan memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mengajukan proposal pengajuan pembangunan Cold Storage.

b.Menyiapkan syarat-syarat yang dibutuhkan seperti surat ketersediaan lahan, listrik, air dan kesanggupan pemanfaatan.

(48)

pemerintah pusat.

d.Melakukan identifikasi dan validasi usulan calon penerima bantuan non pemerintah

e. Memberikan bantuan personal untuk pengelola teknis selama proses pembangunan

f. Melakukan pendampingan proses penyerahan bantuan Cold Storage dari Direktorat Logistik, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan ke penerima bantuan non pemerintah yang berada di wilayahnya;

g. Melakukan pemantauan, evaluasi, pembinaan dan pelaporan pemanfaatan Cold Storage; dan

h.Menyampaikan laporan pemanfaatan bantuan di wilayahnya secara berkala kepada Direktorat Logistik, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.

i. Melakukan pembinaan pemanfaatan Cold Storage oleh penerima bantuan non pemerintah

(49)

PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH 4.1. Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah

Penerima Bantuan Pemerintah harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK yang meliputi:

a. laporan jumlah dana yang diterima, dipergunakan, dan sisa dana; dan

b. pernyataan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan bukti-bukti pengeluaran telah disimpan.

Sedangkan dalam hal pelaporan realisasi pelaksanaan pemberian bantuan, Direktur Jenderal wajib menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan pemberian bantuan kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal paling lambat tanggal 10 setiap 3 (tiga) bulan sebagaimana format berikut:

4.2. Ketentuan Perpajakan

Pemungutan pajak atas Bantuan Pemerintah dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku.

4.3. Sanksi

Penerima bantuan Cold Storage wajib melaksanakan pemanfaatan sesuai dengan peruntukannya dengan mengacu pada petunjuk teknis, apabila penerima bantuan dimaksud tidak melaksanakan kegiatan

Gambar

Gambar struktur lantai Cold Storage dan ABF

Referensi

Dokumen terkait

Setelah semua tahap pada proses audit sistem dan teknologi informasi ini telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil rata-rata dari maturity level pada tujuan

Apabila batu-batu besar dari bangunan pantai ditempatkan langsung pada tanah fondasi yang berupa pasir dengan kedalaman di mana pengaruh gelombang dan arus cukup

Setelah membuat penugasan maka diperlukan penilaian untuk masing-masing tugas yang sudah dikerjakan mahasiswa. Untuk melakukan penilaian tugas dapat dilakukan dengan

Adapun judul penelitian yang saya lakukan ialah “Petrogenesis Batuan Beku dan Karakteristik Kekar Tiang di Bukit Pajangan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Purworejo, Kabupaten

LKjIP Bagian Bina Pengelolaan Keuangan dan Asset Tahun 2016 8 Penerimaan - Bimbingan Teknis Penyusunan RKA - Sosialisasi Peraturan Tentang Pedoman Pengelolaan

atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OLS Nomor 58, Tambahan Lembarank. Negara Republik

Thalaq ba’in ialah thalaq satu atau thalaq dua yang disertai uang ‘iwald dari pihak istri, thalaq ba’in seperti ini disebut thalaq ba’in sugra. Pada

Meskipun penelitian ini menggunakan indeks corporate governance , yang pengukurannya lebih luas, tetapi ternyata juga tidak berpengaruh terhadap manajemen laba,