• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN. 3.1 Jumlah Peserta rapat loka karya mini 60 orang terdiri dari : c. Penanggung jawab Tim Akreditasi ( UKP, UKM, Dan Admin)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN. 3.1 Jumlah Peserta rapat loka karya mini 60 orang terdiri dari : c. Penanggung jawab Tim Akreditasi ( UKP, UKM, Dan Admin)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

1. Dasar :

Surat Undangan No. 870/01/UPT Kesmas Payangan

2. Tujuan Kunjungan/Rapat :

Lokakarya Mini Puskesmas

3. Hasil Kunjungan/Rapat :

3.1 Jumlah Peserta rapat loka karya mini 60 orang terdiri dari :

a. Kepala UPT Kesmas Payangan b. Ka. Sub . Bag TU

c. Penanggung jawab Tim Akreditasi ( UKP, UKM, Dan Admin) d. Pemegang program

e.Petugas Pustu, Poskesdes, dan polindes

3.2 Hasil Arahan dari Kepala UPt Kesmas Payangan

a.Pemberian materi mengenai loka karya mini (lokmin) oleh Kepala UPT Kesmas Payangan.

b. Lokmin Bulan Pebruari direncanakan di awal bulan Pebruari dan lokmin triwulan dilaksanakan Bulan Maret 2015 dengan mengundang lintas sector bertempat di ruang rapat UPT Kesmas payangan.

3. 3 Penyampaian Hasil Pencapaian Program Oleh Masing-Masin Program

3.3 Penyampian Hasil pencapian program oleh masing-masing program

N o

Kegiatan Target Capaian (%)

Keterangan

1 Kesehatan Ibu (KIA)

 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1

 Cakupan Kunjungan Ibu hamil K4  Cakupan Kompiklasi 100 95 90 93.27 89.13 115.5 Belum mencapai target

(2)

kebidanan yang ditangani

 Cakupan pelayanan nifas 90 93.2

2 Kesehatan Anak

 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani  Cakupan kunjungan bayi  Cakupan kunjungan anak

balita  Cakupan kunjungan MTBS 80 90 90 80 107.6 94.7 91.4 62 Belum mencapai target 3 Program Gizi o Cakupan pemantauan pertumbuhan D/S o Cakupan pemantauan garam beryodium

o Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan

85 90 100 84 42.7 100 Belum mencapai target Belum mencapai target 4 Program Imunisasi

 Cakupan desa UCI

 Pelayanan Imunisasi BIAS  Pelayanan imunisasi booster pentavalen 100 100 100 100 100 100 5 Program AF

 Jumlah data kematian

6 Program Rabies

 Cakupan penanggulangan rabies

 Cakupan pelacakan kasus rabies 100 100 60 50 Belum mencapai target Belum mencapai target 7 Program HIV/AIDS

(3)

,PMS,Perkesmas dan jiwa Cakupan penyuluhan HIV/AIDS

Cakupan penemuan kasus penyakit pada keluarga miskin yang masih kecil yang berobat ke

puskesmas

Cakupan pendataan pasien jiwa 100 100 100 100 50 100 Belum mencapai target

8 Program diare dan pneumonia o Cakupan penanggulangan

penyakit diare

o Cakupan ISPA (penemonia) o Cakupan penjaringan penemonia di praktek swasta 100 100 100 122.9 13.6 25 Belum mencapai target Belum mencapai target

9 Program UKS dan Kespro Penyuluhan Kespro Pembinaan konselor sebaya

Penjaringan berkala

Penjaringan peserta didik siswa (SD,SMP,SMA,SMK) 100 100 100 100 100 20 100 100 Belum mencapai target 1 0 Program USILA

 Pendataan Pra Lansia  Pembinaan posyandu dan

pelayanan lansia di posyandu

 Kunjungan rumah usila resti 100 100 100 100 70 100 100 100 Belum mencapai target

(4)

 Pemberian PMT pada usila 1 1 Program TB dan DBD  Penanggulangan penyakit TB  Pengambilan spesimen  Penyuluhan TBC  Pemantauan PMO TBC  Pemantauan jentik berkala  PSN 70 100 100 100 100 100 18.5 100 100 100 100 100 Belum mencapai target 1 2 Program Promkes Pendataan PHBS rumah tangga Pendataan PHBS Sekolah Penyuluhan Kesehatan Cakupan Desa Siaga Pelaksanaan kegiatan MMD Pelaksanaan Kegiatan SMD 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1 3 Program PTM  Kegiatan Prolanis  Penyuluhan kesehatan pada masyarakat 100 100 100 100 1 4 Program kesling

 SAB – Sarana Air Bersih  Pengawasan TTU dan TPM  Cakupan Jaga / Jamban

Keluarga  Cakupan pemantauan tempat sampah 100 80 91 91 100 100 80 80 75 100 Belum mencapai target Belum mencapai taget

(5)

 Pemicuan STBM

 Cakupan Rumah Sehat

91 70

Belum mencapai target

3.4 Permasalahan

a. Cakupan kunjunga ibu hamil K1 belum mencapai target 93.27% b. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 belum mencapai target 89.13% c. Cakupan kunjungan MTBS belum mencapai target 62%

d. Cakupan Pemantauan pertumbuhan D/S belum mencapai target 84 % e. Cakupan pemantauan garam beryodium belum mencapai target 42.7% f. Cakupan penemuan kasus penyakit pada keluarga miskin yang masih kecil

yang berobat ke puskesmas

g. Cakupan ISPA (penemonia) belum mencapai target (13.6%)

h. Cakupan Penjaringan ISPA di praktek swasta belum mencapai target(25%) i. Pembinaan konseler sebaya belum mencapai target (20%)

j. Penanggulangan penyakit TB belum mencapai target(18.5%) k. Cakupan pendataan lansia belum mencapai target (70%)

l. Cakupan pemantauan tempat sampah belum mencapai target (75%) m. Cakupan rumah sehat belum mencapai target (70%)

n. Cakupan pelacakan kasus rabies ke rumah belum mencapai target (50%)

3.5 Analisi Masalah

a. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 belum memenuhi target , yaitu

pencapaian 93.27% dari target 100%. Hal ini dikarenakan masih adanya bumil yang tidak terdata, atau ibu hamil yang pindah dalam suatu wilayah.

b. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 belum memenuhi target, yaitu pencapian 89.13% dari target 95%. Hal ini karena adanya ibu hamil yang abortus dan pindah domisili

c. Cakupan MTBS belum mencapai target,yaitu 62% dari target 80%. Hal ini dikarenakan tidak semua diagnosa balita sakit bisa di MTBS, dan untuk kohort bayi dan balita belum semua diisi dengan lengkap baik di induk atau di pustu.

(6)

d. Cakupan kunjungan D/ S belum mencapai target yaitu 84% dari target 85 %. Hal ini dikarenkan partisipasi ibu balita masih kurang untuk mengantar anaknya ke posyandu disebabkan ibu bekerja di luar wilayah.sehingga diperlukan kerjasama kader posyandu untuk mengunjungi anak balita yang tidak datang 2 kali berturut-turut.

e.Cakupan penggunaan garam beryodium yang belum mencapai target yaitu pencapian (42,7%) dari target 90% Hal ini dikarenkan kesadaran masyarakat mengenai manfaat garam beryodium masih kurang, ketersediaan garam beryodium di warung/toko sembako terbatas, dan masih adanya garam beryodium palsu yang beredar di masyarakat.

f.Cakupan penemuan kasus penyakit keluarga miskin yang berobat ke puskesmas masih kecil, hal ini dikarenkan tidak semua keluarga miskin memiliki jaminan kesehatan .

g. Cakupan ISPA (pneumonia ) pencapian target (13.6%) dari target (100%). Hal ini dikarenkan penegagan diagnosa ISPA (pneumonia ) yang kurang jelas pada tenaga medis, serta belum adanya kerjasama pada dokter praktek swasta untuk pengiriman laporan kasus ISPA (pneumonia) ke Puskesmas. h. Cakupan konselor sebaya belum mencapai target (20%) dari target 100%, hal ini disebabkan masih banyaknya kegiatan sekolah , sehingga sulitnya petugas dalam menentukan waktu pembinaan

i.Penanggulangan Penyakit TB belum mencapai target (18,5%) dari target 100%, hal ini disebakan masih kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB , EX: batuk yang lebih dari 1 minggu diwajibkan periksa dahak, belum adanya kerjasama praktek swasta dalam pelaporan pasien TB ke Puskesmas, dan perlu adanya kerjasama antara lintas sektor terkait baik dalam pengambilan spesimen, pengawasan minum obat, dan kontrol setelah berobat.

j. Cakupan pendataan lansia dari target sampai bulan Desember 2015 100%, yang tercapai 70%. Hal ini disebakan dari 9 desa hanya 4 desa ( Melinggih kelod, Bukian, Buahan, dan melinggih) yang memiliki posyandu lansia, dan perlu adanya pembentukan kader lansia di setiap posyandu, untuk mendata pra lansia setiap bulan.

k. Cakupan pemantauan tempat sampah 70% dari target 100%, hal ini disebabkan masih banyaknya , tempat-tempat umum yang tidak

menyediakan tempat sampah Ex: pasar, sekolah, dan perkantoran. Selain itu kesadaran masyarakat dalam pemilahan sampah (organik & anorganik) masih sangat kurang.

(7)

l. Cakupan rumah sehat dari target 100% pencapian sampai bulan Desember 2015( 70%, ) hal ini disebabkan lingkungan rumah belum tertata dengan rapi, kebersihan WC dan kamar mandi masih kurang, kesadran masyarakat untuk memiliki jamban sediri masih kurang.

m. Cakupan pelacakan kasus rabies belum mencapai target 100 %, pencapian sampai bulan desember 2015 (50%), hal ini dikarenakan masih banyakanya masyarakat yang memelihara anjing liar yang tidak dipelihara EX: Divaksin, tidak diikat, atau dikandangkan, dan persediaan VAR yang terbatas sehingga pemberiaan VAR harus selektif

3.6. Rumusan pemecahan masalah

a. Program KIA

 Meningkatakan Sweeping ibu hamil

 Meningkatkan kerjasama dengan BPS dan klinik di wilayah kerja, dengan cara bersurat

 Meningkatkan kerjasama dengan kader/PKK, Toma dan aparat desa, dengan cara pendataan di posyandu melibatkan kader dalam kegiatan sweeping

 Mendata jumlah sasran ibu hamil secara riil melalui peta song

b. Program Anak

 Meminta masing-masing bidan pustu /petugas puskesmas pembantu (pustu) untuk melengkapi pengisian kohort bayi dan balita

 Berkordinasi dengan petugas poli umum, serta pengusunan rivisi

target , karena jumlah diagnose yang bisa di MTBS tidak mencapai 80% dari total balita sakit.

 Memberikan motivasi dan kerjasama pada kader , masyarakat, dan tokoh masyarakat untuk datang keposyandu dan melaksankan kunjungan rumah.

 Tetap melaksankan kegiatan rutin:

1. Pendataan sasaran bayi, anak balita, dan anak pra sekolah

2. Melaksanakan Stimulasi intervensi diteksi dini tumbuh kembang (SIDDTK) bayi,anak, balita dan anak sekolah.

(8)

3. Melaksanakan rujukan dan evaluasi bayi balita yang mengalami penyimpangan tumbuh kembang.

4. Deteksi Dini , intervensi dan evaluasi bayi dan anak balita risiko tinggi

5. Pemantauan dan tatalaksana penyebab utama kematian balita 6. Penyuluhan tentang kekerasan terhadap anak dan keselamatan

anak di TK, Posyandu. Melakukan kegiatan MTBS dan MTBM. C. Program Gizi

 Meningkatkan Koordinasi Lintas Sektor dan lintas program

 Meningkatakan sosialisasi tentang manfaat pemantauan pertumbuhan  Pemberian PMT penyuluhan di posyandu

 Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya penggunaan garam beryodium bagi kesehatan , cara penggunaan/ takaran yang tepat dalam proses pemasakan dan cara penyimpanan yang baik

 Menyarankan kepada pemilik warung/toko sembako yang ada di desa untuk menyediakan/menjual garam beryodium .

 Diperlukan adanya subsidi penyediaan garam beryodium dari pemerintah.

 Melaksanakan kegiatan rutin berupa posyandu dan pemantuan garam beryodium di SD dan RT

d. Program HIV-AIDS, PMS, Perkesmas dan Jiwa

 Meningkatkan penyuluhan ke masyarakat bersama dengan kegiatan pusling dan penyuluhan ke siswa SMP dan SMA

 Membuat program pertemuan program khusus di Pusling, dan Di Puskesmas pembantu ,serta meminta batuan teman-teman bidan pustu untuk mengidintifikasi keluarga miskin yang mempunyai penyakit kronis.selain itu melakukan kunjungan ke keluarga miskin yang mempunyai penyakit kronis.

 Melakukan koordinasi dengan kepala dusun untuk mendata pasien jiwa baru dan pasien jiwa yang dipasung.

e. Program ISPA ,Pneumonia dan Diare

(9)

Diahrapkan bidan desa mencari data/melakukan pencatatan

penderita pneumonia dari praktek swasta/pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja masing-masing

 Setiap kegiatan pusling/penjaringan kesekolah akan disampaikan cara mencuci tangan yang benar,perilaku hidup sehat.

 Mengajarkan penderita/masyarkat untuk membuat oralit sebagai penaggulangan pertama sebelum terjadinya dehidrasi yang berat. f. Program Penyuluhan Kesehatan pada Remaja (PKPR) dan UKS/UKGS

 Meningkatkan kunjungan kesekolah untuk membentuk konselor sebaya , serta meningkatkan penyuluhan kesekolah-sekolah

 Penjaringan anak sekolah akan terus dilaksankan , dan untuk siswa yang tidak masuk agar dirujuk ke puskemas

 Perlu adanya pendampingan untuk siswa kelas satu baik guru, atau orang tua murid pada siswa yang menangis pada saat penjaringan.  Pelaksanaan pembinaan Dokter kecil dan UKS pada beberapa sekolah

secara rutin.

g. program TBC dan DBD

 Koordinasi lintas sektor pada setiap desa dan dusun untuk

pembentukan kader jumantik ,serta pembuatan SK yang jelas serta melakukan koordinasi dengan dana desa mengenai pendanaan .  Koordinasi lintas sektor setiap desa dan dusun untuk pembentukan

kader TBC

 Setelah koordinasi disepakati kader TBC terbentuk dan dibuatkan SK yang jelas.

 Pendanaan dari Desa h. Program USILA

 Meningkatkan sosialisasi di masing-masing Desa.  Pembentukan kader lansia di tiap Desa/Banjar.

(10)

 Koordinasi di masing-masing desa pada saat musrembang untuk pembentukan kader posyandu terkait dengan dana desa saat ini. i. Program kesling

 Menganjurkan masyarakat untuk menguras dan membersihkan tempat penampungan air.

- Penyuluhan tentang kaporitisasi

- Mengajurkan kepada masyarkat tentang memasak air - Melakukan pemeriksaan sampel air secara rutin.  Penyuluhan tentang kesling

- Koordinasi dengan pengelola bank sampah.

- Kerjasama dengan perangkat desa dalam pengadaan tempat sampah.

 Melakukan pemeriksaan sampel makanan secara rutin - Penyuluhan tentang higiene dan sanitasi makanan - Pembinaan pada pedagang dan kantin sekolah

 Penyuluhan tentang kebersihan kamar mandi dan jamban sebagai cara menjaga kesehatan keluarga.

- Melakukan penyuluhan STBM di masing-masing banjar.

 Masyarakat diaharapkan membuat septic tank pembuangan limbah air -diharapkan masyarakat mampu memanfaatkan limbah sebagai pupuk kandang.

 Koordinasi dengan kepala desa untuk mengaktifkan bank sampah untuk sampah anorganik sehingga memberi pendapatan sampingan kepada masyarakat dan melakukan penyuluhan tentang cara memanfaatkan sampah organik (sebagai pekan ternak/pupuk kompos)

 Tetap melaksanakan kegiatan STBM Di masing-masing banjar

 Melakukan penyuluhan secara rutin mengenai kebersihan lingkungan rumah, WC dan kamar mandi sebagai cara pencegahan penyebaran penyakit.

(11)

 Pelaksanaan penyuluhan ke banjar dan sekolah dasar (SD)

 Memberikan konseling,informasi,dan edukasi (KIE) pada keluarga dan pasien gigitan anjing.

 Melakukan pelacakan kasus gigitan anjing. h. Program Desa Siaga

o Kerjasama lintas sektor perlu ditingkatkan

- Bidan desa harus mengecek SK setiap tahun yaitu: Bulan januari tahun berikutnya agar diusulkan pada rakorbang tingkat desa -pencatatan oleh kader desa siaga harus diaktifkan dan diketahui oleh perbekel masing-masing desa.

-Pengusulan pendanaan dalam rakorbang tingkat desa.

-Koordinasi tingkat desa perlu ditingkatkan untuk mengetahui tugas masing-masing

o SAP dibuat dua atau satu hari sebelum penyuluhan dilaksankan , penggunaan alat peraga dalam penyuluhan sesuai dengan materi dan kondisi ketika penyuluhan dilaksanakan, serta pengisian tanda tangan dan stempel /cap pada buku keluar sebagai bukti

pelaksanaan kegiatan.

I. Program Penyakit Tidak Menular (PTM)

Kegiatan rutin yang dilaksanakan antara lain:

Setiap hari rabu diawal bulan rutin dilakukan kegiatan promkes dengan topik dan materi yang berbeda

Melakukan promosi kebeberapa banjar/desa tentang program prolanis

Pemeriksaan dan pengobatan setiap hari rabu

Pengisian kartu rutin kontrol bagi pasien prolanis disetiap pemeriksaan dan pengobatan

Menginformasikan /menelpon pasien sebelum hari promkes dilaksanakan

(12)

 Memilih satu supervisor untuk masing-masing kelompok darbin yang akan memantau dan mengkoordinasi keaktifan kelompok darbin

 Mengusulkan kebagian pengadaan untuk menyediankan Vaccine Carrier untuk masing-masing pustu.

3.7 Kesimpulan dan saran

1. Kesimpulan

- Dari hasil kegiatan loka karya mini dapat disimpulkan

 Secara umum kegiatan program sudah banyak mengalami peningkatan , walaupun masih ada beberapa program yang masih dibawah target.

 Semua program baik yang sudah mencapai target maupun yang belum mencapai target tetap dilakukan upaya tindak lanjut untuk mencapai target kinerja dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

 Penyampian laporan SPM agar setiap bulan dibahas dalam loka karya mini, dan untuk program diwajibkan membuat rencana tindak lanjut, usulan program, dan usulan rencana kegiatan program .

2. Saran

 Loka karya mini bulan, triwulanan, semestaran, dan tahunan akan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan loka karya mini

sebelumnya, dimana akan melibatkan lintas sektor terkait, dan lintas program

 Pelaksanaan kegiatan loka karya mini tidak hanya membahas tentang program yang dibiayai oleh BOK (bantuan operasional Kesehatan) tetapi juga akan membahas tentang pelayanan

puskesmas rawat jalan, kinerja pegawai, beban kerja pegawai, dan pelayanan rawat inap

Mengetahui Payangan, 2 Januari 2016 Kepala UPT kesmas Payangan Yang Mebuat laporan

(13)

‘dr. I Gusti Ngurah Gede Putra S. Ked

NIP.19801031 2009 03 1 003

I Wayan Kertayasa,SKM NIP. 19660724 199101 1 001

Referensi

Dokumen terkait

Mungkin bagi peserta didik atau orang tua murid sekedar dapat membuka internet dan dapat melakukan browsing , sebagai reaksi untuk mendapatkan informasi merupakan

Diplomasi kebudayaan merupakan salah satu cara pelaksanaan diplomasi dengan menggunakan pendekatan kebudayaan, yang antara lain berarti mencoba untuk meningkatkan

Maka, keberagaman hasil penelitian sebelumnya itulah yang mendorong peneliti untuk meneliti mengenai rating sukuk dengan sudut pandang berbeda, yaitu: menjadikan Return on Assets

Dari hasil yang ada dilihat kelas ukuran panjang dan berat Ophieleotris aporos pada. setiap minggunya

Pertama sekali, bersyukur saya kepada Allah SWT, Tuhan Pencipta Alam dan salam untuk junjungan besar Nabi Muhammad SAW kerana dengan limpah kurnia serta keizinan-Nya maka kajian

Pada tahap ini, peserta didik memperhtaikan demontrasi yang dilakukan oleh guru terkait materi hukum Bernoulli serta membawa LKPD yang diberikan kepada masing-masing

Pengendali roda traktor ini menggunakan prinsip kopling-dog (dog clutch). Permasalahan yang terjadi pada prototipe traktor-tangan Polman Bandung adalah masih terjadinya

Peningkatan Respon Imun Nonspesifik Benih Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis dengan Imunostimulan dan Bakterin Terhadap Infeksi Viral Nervous Necrosisi