1
DEBITUR MEMBAYAR KREDIT PADA BPR JATIM CABANG PROBOLINGGO”
(Studi Pada Nasabah UMKM Kota Probolinggo)
Oleh :
DWI YANTI ARINTA 105020203111008
Dosen Pembimbing : Dr. Djumahir, SE., MM.
RINGKASAN
Kemampuan membayar kredit merupakan salah satu indikator kinerja kualitas suatu portofolio dari suatu lembaga keuangan termasuk lembaga keuangan bank. Kemampuan membayar kredit seorang debitur kepada suatu lembaga keuangan tidak selalu berjalan lancar bahkan sering seorang debitur tidak mampu membayar kredit secara lancar / tepat waktu sampai terjadi kredit macet. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank khususnya dari tingkat profitabiltas bank. Berdasarkan penjelasan diatas, masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, omzet usaha, pengalaman usaha, jumlah pinjaman (plafond), jangka waktu pengembalian pada BPR Jatim Cabang Probolinggo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu, karakteristik usaha, karakteristik kredit terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo. Jumlah populasi yang diteliti sebanyak 251 orang yang terdiri dari 5 Kecamatan di Kota Probolinggo diantaranya Kecamatan Mayangan, Kecamatan Kanigaran, Kecamatan Wonoasih, Kecamatan Kodepok dan Kecamatan Kademangan. Dari jumlah populasi tersebut, didapatkan sampel sebanyak 72 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling yaitu sampling area dan menggunakan metode Slovin. Alat analisis yang digunakan yaitu metode regresi logistic. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik usaha yaitu variabel pengalaman usaha dan omzet usaha berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit sedangkan karakteristik individu yaitu variabel jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, jangka waktu pengembalian, dan jumlah pinjaman (plafond) tidak berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit.
Kata Kunci : Karakteristik Individu, Karakteristik Usaha, Karakteristik Kredit
PENDAHULUAN
Sistem Perekonomian
Indonesia telah mengalami banyak peningkatan hal ini mendorong sektor keuangan untuk lebih aktif dalam peran intermediasinya agar arus perekonomian semakin lancar.
Kemajuan sektor keuangan ini
menjadi salah satu tolok ukur perekonomian, namun kemajuan ini juga akan berpengaruh terhadap persaingan antar lembaga keuangan untuk tetap bisa bertahan dalam menghadapi permasalah tersebut.
Lembaga – lembaga
pendamping dan penunjang seperti perbankan merupakan salah satu
komponen penting yang tidak
terlepas dari upaya pengembangan
UMKM. Lembaga keuangan
perbankan sangat bermanfaat bagi Usaha Mikro, Kecil Menengah dalam hal pemberian sumber modal. Lembaga keuangan perbankan yang memberikan sumber modal khusus bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) adalah BPR. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia No.
32/35/KEP/DIR bahwa untuk
mendorong terciptanya perbankan nasional yang tangguh dan efisien,
diperlukan BPR yang mampu
memberikan pelayanan bagi
masyarakat golongan ekonomi lemah
dan pengusaha kecil. Dengan
demikian kehadiran BPR
diorientasikan untuk membantu
mengembangkan UMKM serta
melayani kebutuhan perbankan bagi
ekonomi lemah yang belum
terjangkau oleh bank umum.
Salah satu lembaga keuangan
atau perbankan yang nyata
menunjukkan dukungan, peran, dan fungsi intermediasinya selama ini
dalam pengembangan UMKM
adalah BPR (Hadad dkk, 2004)
dalam dian (2011). BPR yang memberikan fasilitas kredit kepada UMKM adalah BPR Jatim. BPR Jatim memiliki 24 cabang yang beroperasi di wilayah Jawa Timur salah satunya adalah BPR Jatim Cabang Probolinggo. BPR Jatim cabang Probolinggo memberikan kredit kepada nasabah khususnya UMKM yang baru merintis usaha ataupun yang sudah menjalankan usahanya. Sesuai dengan visi dari BPR Jatim yaitu dituntut untuk menjadi bank yang focus di UMKM sehat dan berkembang secara wajar,
maka BPR Jatim Cabang
Probolinggo ini memberikan kredit kepada pelaku UMKM dengan plafond antara Rp 5 juta – Rp 150 juta yang dinamakan dengan Kredit Modal Kerja.
Dalam penyaluran kredit oleh BPR Jatim Cabang Probolinggo
kepada para pelaku UMKM,
didalamnya pasti terdapat suatu risiko gagal bayar yang dialami oleh BPR Jatim Cabang Probolinggo. Risiko gagal bayar oleh pelaku UMKM dari BPR Jatim Cabang Probolinggo ini dipicu oleh beberapa faktor yang menyababkannya. Faktor – faktor yang menjadi penyebab dari adanya gagal bayar yang disebabkan oleh para pelaku UMKM ini tidak lepas dari kemampuan debitur dalam
mengembalikan kredit yang
dipinjamnya. Kemampuan debitur dalam mengembalikkan kredit juga dipengaruhi oleh faktor psikologi dari debitur itu sendiri. Faktor psikologi disebutkan dalam teori dari Litner (1998 : 7) dalam Arie
Widyastuti, tentang perilaku
keuangan yaitu suatu ilmu yang
mempelajari bagaimana manusia
menyikapi dan bereaksi atas
informasi yang ada dalam upaya untuk mengambil keputusan yang
dapat mengoptimalkan tingkat
pengembalian dengan
memperhatikan risiko yang melekat di dalamnya (unsur sikap dan tindakan manusia). Terdapat tiga faktor yang mendasari manusia dalam mengambil keputusan dalam hal keuangan salah satunya adalah
Risk attitude bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak menyukai risiko, oleh karena itu dalam mengambil keputusan dalam
kaitannya dengan kemampuan
membayar kredit, manusia juga
menggunakan faktor psikologi
mereka agar dalam mengambil
keputusan tidak menimbulkan
kerugian yang besar.
Dari fenomena yang telah
dipaparkan di latar belakang,
terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi kemampuan debitur / pelaku UMKM dalam membayar kredit yang dipinjamnya,
antara lain jumlah tanggungan
keluarga, tingkat pendidikan, omzet usaha, pengalaman usaha, jumlah
pinjaman, jangka waktu
pengembalian.
Berdasarkan variabel yang dijelaskan
diatas yang mempengaruhi
kemampuan membayar kredit
apabila terdapat risiko gagal bayar seperti diatas dan jika terjadi terus menerus maka dampaknya juga akan berakibat pada kinerja keuangan dari BPR Jatim Cabang Probolinggo yaitu melemahnya profitabilitas dari BPR Jatim Cabang Probolinggo sehingga lalu lintas pembayaran dari BPR Jatim Cabang Probolinggo akan menurun. Oleh karena itu, untuk mengetahui faktor apa saja dari variabel diatas yang mempengaruhi
kemampuan debitur dalam
mengembalikkan kredit yang
dipinjamnya kepada BPR Jatim Cabang Probolinggo maka penulis tertarik untuk meneliti kasus ini
dengan judul : “PENGARUH
KARAKTERISTIK INDIVIDU, KARAKTERISTIK USAHA, KARAKTERISTIK KREDIT
TERHADAP KEMAMPUAN
DEBITUR MEMBAYAR
KREDIT PADA BPR JATIM CABANG PROBOLINGGO” (Studi Pada Nasabah UMKM Kota Probolinggo)
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas diperoleh rumusan masalah yaitu :
1. Apakah jumlah tanggungan
keluarga mempengaruhi
kemampuan debitur dalam
membayar kredit pada BPR jatim Cabang Probolinggo?
2. Apakah tingkat pendidikan
mempengaruhi kemampuan
debitur dalam membayar kredit
pada BPR jatim Cabang
Probolinggo?
3. Apakah omzet usaha
mempengaruhi kemampuan
debitur dalam membayar kredit
pada BPR jatim Cabang
Probolinggo?
4. Apakah pengalaman usaha
mempengaruhi kemampuan
debitur dalam membayar kredit
pada BPR jatim Cabang
Probolinggo?
5. Apakah jumlah pinjaman
mempengaruhi kemampuan
debitur dalam membayar kredit
pada BPR jatim Cabang
6. Apakah jangka waktu
pengembalian mempengaruhi
kemampuan debitur dalam
membayar kredit pada BPR jatim Cabang Probolinggo?
TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku Keuangan
Dalam hal pengambilan keputusan
keuangan individu banyak
dipengaruhi oleh faktor – faktor yang kurang dikenal di dalam model – model keuangan perusahaan, yaitu faktor – faktor psikologis dan social. Hal ini disebut dengan teori perilaku
keuangan (Behavioral Finance),
menurut Litner (1998 : 7) dalam Arie Widyastuti, dengan judul Behavioral Finance dalam Proses Pengambilan Keputusan menyatakan bahwa :
“behavioral finance merupakan
suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana manusia menyikapi dan bereaksi atas informasi yang ada dalam upaya untuk mengambil
keputusan yang dapat
mengoptimalkan tingkat
pengembalian dengan
memperhatikan risiko yang melekat di dalamnya (unsur sikap dan tindakan manusia)”.
Thaversky dan Kehneman (1974) mengunhkapkan terdapat tiga factor
pada perilaku manusia yang
bertentangan dengan asumsi –
asumsi yang mendasari model
ekonomi klasik dalam pengamblian keputusan. Fenomena ini disebut sebagai cognitive illusionis, karena
terkait dengan persepsi yang
seringkali dapat menimbulkan error (Thaversky dan Kahneman, 1974) dalam Arie Widyastuti, yaitu Risk
attitude, Mental Accounting dan Overconfidence.
Prinsip Perkreditan dan Kualitas Kredit
Salah satu faktor untuk menilai kesehatan suatu BPR adalah dengan melihat rasio NPL (Non Performing
Loan), dihitung dari total kredit yang
masuk kategori tidak lancar, dibagi total kredit yang diberikan. Rasio maksimal yang ditentukan oleh BI yaitu 5% sehingga apabila suatu BPR memiliki rasiodiatas 5% maka dapat dianggap bahwa terjadi kegagalan dalam penerapan strategi pemberian kredit.
Tabel 2.1.
Penggolongan Kualitas Kredit Berdasarkan SK DIR 26/22/KEP/DIR Tahun 1993
Sumber : SK/DIR 26/22/KEP/DIR Tahun 1993
Prinsip Penilaian Kredit dengan 5C
Prinsip – prinsip penilaian kredit menurut Kasmir (2012) yaitu :
a. Character
Menggambarkan keyakinan
bahwa sifat atau watak seseorang benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang nasabah baik yang bersifat latar belakang
pekerjaa maupun yang bersifat
pribadi. Uraian ini dapat disebut sebagai kemampuan membayar.
b. Capacity
Melihat pada kemampuan
nasabah dalam mengembalikan
kredit yang disalurkan.
c. Capital
Keterangan Lancar Kurang Lancar
Diragukan Macet
Angsuran kurang dari 1 bulan
< 1 bulan 1-2 bulan Menunggak lebih buruk dari ketentuan kurang lancar, tetapi dapat dicover dengan agunan yang minimal 75% dari nilai kredit atau kredit tidak dapat dicover tetapi agunan bernilai 100% dari nilai kredit
Tidak termasuk klasifikasi diragukan atau klasifikasi diragukan dengan tunggakan lebih dari 21 bulan Angsuran bulanan atau triwulan ≤ 3 bulan 3-6 bulan Angsuran > tiap bulan ≤ 6 bulan 6-12 bulan
Menunjukan pada kekuatan finansial nasabah terutama dengan melihat jumlah modal sendiri yang dimilikinya. Ukuran yang dilakukan
dilihat dari segi likuiditas,
solvabilitas dan rentabilitas.
d. Collateral
Menggambarkan jumlah aktiva yang dijadikan jaminan oleh nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik, jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan dan diteliti keabsahannya.
e. Conditions
Menunjukkan kepada keadaan
ekonomi secara umum dan
pengaruhnya pada kemampuan
dalam memenuhi kewajibannya.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Debitur UMKM Membayar Kredit factor – factor yang mempengaruhi kemampuan debitur UMKM dalam membayar kredit, dapat dikelompokkan menjadi 3
(tiga) bagian berdasarkan
karakteristiknya, antara lain :
1. Karakteristik Individu Debitur
a. Jumlah Tanggungan Keluarga
Semakin banyak jumlah
tanggungan keluarga, maka akan semakin meningkat pula beban hidup
yang harus dipenuhi. Hal ini
disebabkan karena pengeluaran
konsumsi yang semakin besar,
sehingga semakin banyak jumlah tanggungan keluarga dalam keluarga
maka akan semakin besar
pengeluaran untuk memenuhi
kebutuhan keluarga sehingga
sebagian besar dari jumlah
pendapatan tersebut yang akan
teralokasi untuk kebutuhan sehari –
hari bukan untuk memenuhi
kewajiban membayar angsuran
kredit.
b. Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka akan
semakin luas wawasan dan
pengetahuan dalam berbisnis untuk
berpikir dan semakin besar
kemampuan yang dimiliki untuk mengaktualisasikan potensi dirinya
termasuk dalam kemampuan
berbisnis dan mengelola usaha
(Thoha, 2000). Tingkat pendidikan yang rendah akan mengakibatkan daya serap pelaku UMKM terhadap informasi dan pasar semakin lambat, sehingga usaha – usaha yang mengarah pada peningkatan produksi
dan pendapatan akan bergerak
lamban pula. Sebaliknya, semakin
tinggi tingkat pendidikan yang
dimiliki, maka semakin mudah menerima serta mengembangkan
wawasan pengetahun teknologi,
sehingga akan meningkatkan
produktivitas yang akhirnya akan
meningkatkan pendapatan dan
angsuran kreditnya yang akan
semakin lancar.
2. Karakteristik Usaha
a. Omzet Usaha
Secara umum omzet usaha
merupakan jumlah dari keseluruhan penerimaan kotor yang diterima rata- rata per bulan oleh debitur UMKM yang dihitung dalam satuan juta rupiah. Kini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi omzet usaha akan menunjukkan kapabilitas perusahaan ;yang semakin baik dalam mengelola usaha, sehingga kemampuan untuk
membayar kredit akan lebih
b. Pengalaman Usaha
Lama usaha berkaitan erat
dengan pengalaman yang menunjang kegiatan usaha. Pengalaman usaha
yang semakin lama akan
mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam mengelola usaha
dan menghindari risiko yang
menyebabkan kegagalan.
Pengalaman usaha menurut
Hermawan (2012) dalam Luh Ikka (2013) bahwa pengalaman kerja akan
mempengaruhi keterampilan
karyawan dalam melaksanakan tugas juga membuat kerja lebih efisien. Oleh karena itu, lama usaha debitur diduga akan berpengaruh terhadap kemampuan membayar kredit secara lancar karena pengalaman usaha yang kini semakin lama akan dapat
meningkatkan pemahaman
kemampuan debitur dalam
mengelola usahanya, sehingga
mendukung keberhasilan usaha.
Dengan keberhasilan usaha tersebut akan dapat menjamin perolehan pendapatan / keuntungan sebagai
sumber biaya hidup serta
memberikan peluang kemampuan membayar kredit secara lancar.
3. Karakteristik Kredit
a. Jumlah Pinjaman
Menurut Triwibowo (2009)
dalam Luh Ikka (2013) jumlah pinjaman termasuk kateristik kredit.
Menurut Asih (2007) besarnya
jumlah pinjaman yang diberikan kepada pelaku UMKM maka akan
menigkatkan produktifitas usaha
yang dijalankannya. Besarnya
jumlah pinjaman yang diberikan oleh pihak bank hingga batas maksimum tergantung dari jumlah permintaan dan penilaian kemampuan membayar debitur UMKM. Semakin besar jumlah pinjaman yang diberikan,
maka akan semakin besar beban yang harus ditanggung oleh debitur
dalam pelunasannya, sehingga
pemberian jumlah pinjaman yang lebih besar akan menimbulkan suatu risiko dengan terlambatnya debitur UMKM dalam membayar kredit tersebut (Muhammamah, 2008).
b. Jangka waktu pengembalian Semakin lama jangka waktu
pengembalian pinjaman maka
angsuran bulanannya relative lebih ringan. Di sisi lain, semakin lama jangka waktu pengembalian kredit, akan menurunkan tingkat perputaran dana dan likuiditas bank, sehingga pada pihak bank akan melakukan pertimbangan yang penuh dalam
menentukan jangka waktu
pengembalian kredit tersebut.
Penelitian Terdahulu
Muhammamah (2008)
melakukan penelitian mengenai
factor – factor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit oleh
UMKM (studi kasus Nasabah
Kupedes PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, (Persero) unit Cigudeg Cabang Bogor). Menggunakan alat analisis
regresi logistic dan korelasi
diperoleh kesimpulan bahwa
faktor-faktor yang berpengaruh nyata
terhadap pengembalian kredit omzet usaha dan frekuensi peminjaman kredit.
Luh Ikka Widayanthi (2012)
meneliti tentang Pengaruh
Karakteristik Debitur UMKM
Terhadap Tingkat Pengembalian
Kredit Pundi Bali Dwipa (Studi Kasus Nasabah Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor
Cabang Singaraja) dengan
menggunakan analisis regresi logistic diperoleh hasil variabel laba usaha dan jangka waktu pengembalian
yang berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit Pundi Bali Dwipa. Sedangkan variabel tingkat
pendidikan, jumlah tanggungan
keluarga, pengalaman usaha dan jumlah pinjaman tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit Pundi Bali Dwipa.
Kerangka Pikir
Hipotesis
1. Diduga jumlah tanggungan
keluarga mempengaruhi
kemampuan debitur membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo
2. Diduga tingkat pendidikan
mempengaruhi kemampuan
debitur membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo
3. Diduga omzet usaha
mempengaruhi kemampuan
debitur membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo
4. Diduga pengalaman usaha
mempengaruhi kemampuan
debitur membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo
5. Diduga jumlah pinjaman
mempengaruhi kemampuan
debitur membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo
6. Diduga jangka waktu
pengembalian mempengaruhi
kemampuan debitur membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory
research). Menurut Umar (1999:36)
penelitian explanatory research
adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan –
hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lainnya.
Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini adalah
replikasi dan pengembangan skripsi dari Luh Ikka Widayhanti (2013), dengan objek yang berbeda yaitu pada nasabah PT. BPD Bali Kantor
Cabang Singaraja. Penelitian
replikasi dan pengembangan
merupakan suatu penelitian
pengulangan dari penelitian –
penelitian terdahulu yang serupa tetapi dengan objek dan periode penelitian yang berbeda.
Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Nasabah
UMKM BPR JATIM Cabang
Probolinggo.
Populasi dan Sampel Populasi
Populasi atau universe menurut Boedijoewono (2007) diberi definisi sebagai keseluruhan dari obyek yang akan diteliti. Populasi dari penelitian
adalah pelaku UMKM yang
memperoleh kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo Agustus 2010 sampai Oktober 2013 sebanyak 251 orang.
Sampel
Teknik pengambilan sampel
menggunakan probability sampling yaitu sampling area . Menurut Sugiyono (2008) menyatakan bahwa
sampling area populasinya tidak
terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu (populasi mini) dan digunakan bila populasi tidak
mendapat kerangka sampling.
Berdasarkan keterangan diatas
metode yang digunakan untuk
menentukan sampel yaitu dengan
menggunakan Metode Slovin
sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 72 orang.
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan oleh penulis dalam
penelitian yaitu : 1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari, mencatat, serta mengungkapkan data melalui buku – buku, seperti refernsi, jurnal maupun media cetak yang ada di di perpustakaan maupun di internet yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara
langsung pada responden yang
menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data sekunder. Cara memperoleh data ini adalah :
Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang – barang tertulis (Arikunto, 2005 :
135). Dokumentasi merupakan
teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mempelajari atau menggunakan dokumen atau catatan yang ada di dalam instansi yang bersangkutan.
Jenis dan Sumber Data Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif. Menurut Sugiyono
(2008:12) data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
Sumber data
Sumber data yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2008:137) data sekunder merupakan sumber tidak langsung
yang memberikan data kepada
pengumpul data.
Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah :
a. Analisis Dekripsi Responden
Analisa deskripsi responden ini
mendeskripsikan karakteristik
nasabah UMKM BPR Jatim Cabang Probolinggo antara debitur yang mampu dan kurang mampu dalam membayar kredit.
b. Analisis Kuantitatif
Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan debitur dalam membayar kredit dengan menggunakan model analisis Regresi Logistik (Logit Biner).
Metode Pengolahan Data Analisis Regresi Logistik
Metode regresi logistik menurut Hosmer dan Lemeshow adalah suatu
metode analisis statistika yang
mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau
lebih peubah penjelas berskala
kategori atau interval.
Estimasi Fungsi Regresi Logistik
Analisis regresi logistik dalam
penelitian ini dikarenakan regresi logistik tidak mensyaratkan jumlah
sampel untuk kategori terikat.
Analisis logit digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang mencerminkan dua pilihan atau
sering disebut binary logistic
regression. Persamaan regresi adalah
sebagai berikut:
Keterangan :
L1 = Variabel Respon a = konstanta p = probabilitas
= koefisien regresi logit Ln = log off odd
X1 :Jumlah Tanggungan Keluarga X2 : Tingkat Pendidikan X3 : Omzet Usaha X4 : Pengalaman Usaha X5 : Jumlah Pinjaman
X6 :Jangka Waktu Pengembalian
Uji Kelayakan Model (Uji-G)
Pengujian terhadap kelayakan model menggunakan statistik G yang merupakan kemungkinan maksimum untuk mengetahui peran variable – variabel prediktor dalam model
secara simultan/bersama-sama.
Rumus uji G yaitu:
G
Keterangan :
l0 = Likelihood tanpa variabel
predictor
l1 = Likelihood dengan variabel
predictor
Jika nilai G > X2 p(α) atau
p-value dari statistik G lebih kecil dari
taraf nyata (α = 0,050) maka keputusannya adalah menolak H0, artinya setidak-tidaknya ada satu variabel prediktor yang berpengaruh nyata terhadap variabel respon.
Uji Kebaiksuain Model
Uji kebaiksuaian (goodness of fit)
model dilakukan dengan
memperhatikan nilai sebaran
chi-square dari metode Pearson, Deviance dan Hosmes & Lemeshow.
Hipotesis:
H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai prediksi oleh model. H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai prediksi oleh model. Jika p-value dari ketiga statistik tersebut lebih besar dari taraf nyata (α = 0,050) maka keputusannya adalah menerima H0 yang artinya model tersebut cukup layak untuk digunakan dalam prediksi.
Uji Wald
Uji wald dilakukan untuk
mengetahui pengaruh masing – masing factor X secara individu. Statistic yang digunakan sebagai berikut ;
Keterangan :
Hipotesis : = = 0
= 0 k =
1,2,……..k
Uji Wj mengikuti sebaran normal (Z), jika nilai Wj > Zα/2 two tailed p-value dari statistic Wj lebih kecil dari taraf nyata (α = 0.5) maka keputusannya adalah menolak Ho artinya factor X ke – l tersebut berpengaruh secara nyata / signifikan terhadap factor Y.
Definisi Variabel Operasional
Definisi operasional menurut
Hidayat (2007) adalah
mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik
yang diamati, sehingga
memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
Tabel 3.1. Identifikasi Penelitian
Sumber : Data sekunder yang diolah, (2013)
Hasil dan Pembahasan Hasil Analisis data
a. Pemberian Kode Variabel Dependen
Tabel 4.7.
Pemberian Kode Variabel Dependen
Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value
Mampu 1
Tidak Mampu 0
Dari Tabel 4.7. menunjukkan bahwa variabel dependen yang terdiri dari kategori mampu dan tidak mampu dikodekan dengan angka 0 dan 1. Untuk kategori mampu dikodekan dengan angka 1, dan
untuk kategori tidak mampu
dikategorikan dengan angka 0.
b. Pengujian Keselurahan Model (Overall Test)
Tabel 4.8. Hasil Uji Overall Test Omnibus Tests of Model
Coefficients Keterangan Chi-square df Sig. Step 61.151 6 0,000 Block 61.151 6 0,000 Model 61.151 6 0,000 Sumber: Lampiran 3
Dengan tingkat kepercayaan 95% (taraf nyata (α) = 0,050) nilai selisih antara chi- square hitung dan chi- square table adalah sebesar 65,151 dengan p-value sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa p-value lebih kecil dari α (0,05) artinya penambahan variabel bebas mampu memperbaiki
No. Variabel Penjelasan dan
Indikator Ukuran Notasi 1. Kemampuan Membayar Kredit Kemampuan debiturdalam mengembalikkan kredit yang dibayarnya. Mampu = 1 TidakMampu = 0 Y 2 Jumlah Tanggungan Keluarga banyaknya jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan debitur (orang). Variabel ini diukur dengan satuan orang sesuai dengan kartu keluarga debitur. X1 3 Tingkat Pendidikan Jenjang pendidikan terakhir formal yang ditempuh. Lulusan SD = 6 tahun Lulusan SMP = 9 tahun Lulusan SMA = 12 tahun Lulusan Diploma= 15 tahun Lulusan S1 = 17 tahun X2
4 Omzet Usaha jumlah dari keseluruhan penerimaan kotor yang diterima rata- rata per bulan oleh debitur yang dihitung dalam satuan (rupiah). Variabel ini diukur dengan satuan rupiah satuan tahun X3 5 Pengalaman Usaha lamanya usaha dimiliki debitur (tahun). Variabel ini diukur dengan X4 6 Jumlah Pinjaman banyaknya jumlah pinjaman kredit yang diajukan oleh debitur (rupiah). Variabel ini diukur dengan satuan rupiah X5 7 Jangka waktu Pengembalian lamanya waktu pengembalian secara keseluruhan atas kredit (bulan). Variabel ini diukur dengan satuan bulan X6
model sehingga dapat dinyatakan sebagai fit, atau dengan kata lain model boleh digunakan sehingga terdapat pengaruh gabungan (lebih
dari satu factor X) yang
berepengaruh terhadap factor Y. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa minimal ada satu factor diantara jumlah tanggungan keluarga, tingkat
pendidikan, omzet usaha,
pengalaman usaha, jumlah pinjaman, dan jangka waktu pengembalian
kredit berpengaruh terhadap
kemampuan debitur dalam
membayar kredit di BPR Jatim Cabang Probolinggo.
c. Pengujian Goodness of fit (Model Fit)
Tabel 4.9.
Hasil Uji Hosmer and Lemeshow Test Chi-square Df Sig. 5,658 8 0,685 Sumber: Lampiran 4 Probabilitas signifikansi
menunjukkan angka sebesar 0,658
dengan nilai signifikansi yang
diperoleh jauh lebih besar daripada 0,05 (α) 5%, maka Ho diterima.
Kesimpulannya dengan tingkat
keyakinan 95% dapat diyakini bahwa
model regresi logistic yang
digunakan telah cukup mampu
menjelaskan data yang selanjutnya
dapat dikatakan bahwa model
tersebut layak dan boleh
diinterpretasikan.
d. Koefisien Determinasi
Negalgarke R-Square memiliki
interpretasi yang mirip dengan
koefisien determinasi pada regresi linear. Koefisien determinasi pada regresi logistic dapat dilihat dengan
nilai Negalgarke R-Square.
Negalgarke R-Square dapat
diinterpretasikan seperti nilai R –
Square pada regresi berganda (Ghozali, 2006).
Tabel 4.10.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelker ke R Square 36.653 0,572 0,770 Sumber : Lampiran 5
Nilai Negalgarke R-Square
adalah sebesar 0,770 artinya bahwa
variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 77% dan sisanya 23% dijelaskan oleh variabel lain
diluar variabel penelitian atau
dengan kata lain variabel jumlah
tanggungan keluarga, tingkat
pendidikan,omzet usaha, pengalaman usaha dan jumlah pinjaman serta jangka waktu pengembalian kredit dapat menjelaskan variasi variabel
kemampuan membayar kredit
sebesar 77%.
e. Pengujian Hipotesis Tabel 4.12.
Hasil Pengujian Regresi Logistik
Keterangan Koefisien Wald Signifikansi Hasil
Jumlah Tanggungan Keluarga (X1) 0,061 0,016 0,899 Tidak Signifikan Tingkat Pendidikan (X2) -2,022 2,040 0,728 Tidak Signifikan Omzet Usaha (X3) 0,347 3,667 0,055 Signifikan Pengalaman Usaha (X4) -0,096 0,028 0,001 Signifikan Jumlah Pinjaman (X5) 0,041 0,204 0,652 Tidak Signifikan Jangka Waktu Pengembalian (X6) 0,042 2,540 0,111 Tidak Signifikan Konstanta -0,397 0,062 0,803 Sumber : Lampiran 7 Berdasarkan hasil
pengujian dengan regresi logistic pada tingkat signifikansi 5% maka diperoleh persamaan regresi logistic sebagai berikut :
= -0,397 + 0,061 Jumlah Tanggungan
Keluarga + - 2,022 Tingkat
Pendidikan + 0,347 Omzet usaha + 0,096 Pengalaman Usaha + 0,041 Jumlah Pinjaman + 0,042 Jangka waktu Pengembalian.
Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga terhadap Kemampuan Membayar Kredit
Hasil analisis menunjukkan
koefisien positif sebesar 0,061 pada signifikansi 0,899 > 0,05 yang berarti Ha ditolak dan Ho diterima. Sesuai dengan criteria pengujian
hipotesis jika variable jumlah
tanggungan keluarga mempunyai
nilai Wald = 0,016 dengan
probabilitas (p) = 0,899 lebih besar
dari (>) 0,05 maka jumlah
tanggungan keluarga tidak
berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan debitur membayar
kredit.
Nilai koefisisen hasil analisis bertanda positif yang berarti bahwa
banyaknya anggota keluarga
memiliki pengaruh positif
terhadapkemampuan debitur dalam mengembalikkan kredit. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga debitur maka kemampuan debitur dalam mengembalikkan kredit secara tepat waktu semakin besar.
Nilai odds ratio sebesar 1,063 menunjukkan terjadi peningkatan peluang kemampuan seorang debitur dalam membayar kredit menjadi 1,063 kali jika jumlah tanggungan keluarga dalam keluarga tersebut bertambah satua satuan (satu orang).
Jika seorang debitur memiliki
tanggungan keluarga lebih banyak satu orang dibandingkan dengan
debitur lain, maka peluang
kemampuannya dalam membayar kredit menjadi 1,063 kali dari
peluang debitur yang jumlah
tanggungan keluarganya lebih
sedikit.
Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kemampuan Membayar Kredit
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan aplikasi SPSS 16
menunjukkan koefisien positif
sebesar 2,022 dengan tingkat signifikansi 0,728 > 0,05 yang berarti Ha dapat ditolak dan Ho diterima. Sesuai dengan criteria pengujian hipotesis, variable tingkat pendidikan memiliki nilai Wald = 2,040 dengan probabilitas (p) = 0,728 lebih besar (>) dari 0,05 maka tingkat pendidikan tidak berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan
debitur dalam mengembalikkan
kredit.
Nilai koefisisen hasil analisis bertanda positif yang berarti bahwa
tingkat pendidikan memiliki
pengaruh positif terhadap kelancaran
pengembalian kredit. Artinya
semakin tinggi tingkat penididkan debitur maka kemampuan debitur dalam membayar kredit tepat waktu semakin besar.
Nilai odds ratio sebesar 53,179
artinya bahwa peningkatan
pendidikan satu satuan (satu tahun)
akan meningkatkan peluang
kemampuan debitur dalam
membayar kredit. Debitur dengan tingkat pendidikan lebih tinggi dari debitur lainnya akan menambah peluang kemampuan debitur dalam membayar kredit menjadi 53,179 kali dari peluang debitur yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
Pengaruh Omzet Usaha terhadap Kemampuan Membayar Kredit
Variable omzet usaha
menunjukkan koefisien positif
sebesar 0,347 pada signifikansi 0,055 < 0,05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Sesuai dengan criteria pengujian hipotesis jika variable omzet usaha mempunyai nilai Wald = 3,667 dengan probabilitas (p) = 0,055 lebih kecil (<) 0,05 maka omzet usaha berpengaruh terhadap
kemampuan debitur dalam
membayar kredit.
Nilai koefisien omzet bertanda positif, hal ini menunjukkan bahawa semakin besar omzet usaha yang dihasilkan oleh usaha debitur, maka
kemampuan debitur dalam
membayar kredit yang dipinjamnya semakin besar. Oleh karena itu, omzet usaha berpengaruh signifikan
terhadap kemampuan membayar
kredit modal kerja.
Nilai Odds ratio 1.415
menunjukkan bahwa jika omzet usaha meningkat satu satuan (Rp 1.000) maka akan meningkatkan
kemampuan debitur membayar
kredit. Artinya debitur dengan omzet usaha yang lebih besar daripada
debitur lain akan memberikan
peluang yang lebih besar dalam mengembalikkan kredit secara lancar asalkan selisih omzet tersebut cukup besar.
Pengaruh Pengalaman Usaha terhadap Kemampuan Membayar Kredit
Variable pengalaman usaha
menunjukkan koefisien negative
sebesar -0,096 pada signifikansi 0,001 < 0,05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Sesuai dengan criteria pengujian hipotesis jika variable lama usaha memiliki
nilai Wald = 11,854 dengan
probabilitas (p) = 0,001 lebih kecil (<) dari 0,05 maka lama usaha berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit modal kerja pada BPR Jatim cabang Probolinggo.
Nilai koefisien variable lama usaha bertanda negative yang artinya bahwa semakin lama usaha yang dijalankan debitur, maka semakin
kemampuan debitur dalam
membayar kredit secara tepat waktu, namun variable lama usaha ini berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit modal kerja pada BPR Jatim Cabang Probolinggo.
Nilai odds ratio sebesar 0.909,
artinya peningkatan pengalaman
usaha sebesar satu satuan akan menurunkan peluang kemampuan membayar kredit dengan lancar menjadi 0,909 kali dari sebelumnya. Seorang debitur yang telah menjalani usaha lebih lama satu tahun daripada
debitur lain maka kemampuan
debitur membayar kredit dengan lancar menjadi lebih kecil yaitu 0.909 kali dari peluang debitur lain.
Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap Kemampuan Membayar Kredit
Berdasarkan hasil output
pengolahan data SPSS 16 nilai
signifikansi variable jumlah
pinjaman sebesar 0,652 lebih besar > dari 0,05 sehingga jumlah pinjaman tidak berpengaruh nyata terhadap
kemampuan debitur dalam
membayar kredit. Jumlah pinjaman (plafond) hanya untuk menentukan
besarnya angsuran yang harus
dibayarakan oleh debitur namun, hal ini tidak akan berpengaruh terhadap
kemampuan debitur dalam
membayar kredit karena yang lebih utama yaitu kemampuan dari seorang
debitur mempengaruhi jumlah pinjaman yang harus dikembaliakan oleh debitur kepada BPR Jatim Cabang Probolinggo.
Nilai koefisien dari penelitian ini bertanda positif yang berarti bahwa semakin besar jumlah pinjaman yang diberikan maka kemampuan debitur dalam membayar kredit secara secara tepat waktu akan semakin besar pula. Nilai odds ratio sebesar 1.041 artinya peningkatan nilai plafond kredit sebesar satu satuan (Rp 1 juta)
akan menurunkan peluanga
kemampuan membayar kredit secara lancar menjadi 1.041 kali dari semula. Seorang debitur memperoleh nilai plafond kredit lebih besar Rp 1 juta daripada debitur lain maka
peluang kemampuannya dalam
membayar kredit secara lancar
menjadi lebih kecil yaitu 1.041 kali dari peluang debitur yang nilai plafondnya lebih kecil.
Pengaruh Jangka Waktu Pengembalian Terhadap Kemampuan Debitur Membayar Kredit
Berdasarkan hasil ditas, nilai signifikansi (p value) dari variable
jangka waktu pengembalian
pinjaman sebesar 0,111 lebih besar (<) dari 0,05 yang berarti bahwa variable jangka waktu pengembalian pinjaman tidak berpengaruh terhadap
kemampuan debitur dalam
membayar kredit. Hal ini karena jangka waktu pengembalian yang diberikan kepada debitur untuk melunasi kewajiban hanya untuk menentukan besarnya cicilan yang harus dibayarkan setiap bulannya.
Nilai koefisien yang bertanda positif ini memiliki arti bahwa semakin panjang jangka waktu yang diberikan kepada debitur untuk
melunasi pinjaman maka
kemampuan debitur dalam
membayar kredit akan semakin besar pula.
Nilai odds ratio sebesar 1.043 artinya peningkatan jangka waktu pengembalian kredit sebesar satu
satuan (satu bulan) akan
meningkatkan peluang kemampuan
membayar kredit secara lancar
menjadi 1.043 kali dari semula. Seseorang debitur memiliki jangka waktu pengembalian kredit lebih lama satu bulan daripada debitur lain
maka peluang kemampuan
membayar kredit dengan lancar menjadi 1.043 kali dari peluang debitur lain tersebut.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Dari penelitian yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan diantaranya :
1. Faktor yang berpengaruh
terhadap kemampuan debitur
membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo yaitu factor omzet usaha dan pengalaman. 2. Faktor yang tidak berpengaruh
terhadap kemampuan debitur
membayar kredit yaitu factor
jumlah tanggungan keluarga,
tingkat pendidikan, dan jangka waktu pengembalian serta jumlah pinjaman.
Saran
1. Bagi pihak BPR jatim Cabang Probolinggo diharapkan lebih memfokuskan pada factor – factor pengalaman usaha dan
jangka waktu pengembalian
kredit oleh debitur BPR Jatim Cabang Probolinggo agar dapat meminimalisir terjadinya kredit bermasalah oleh debitur.
2. Bagi pihak BPR Jatim Cabang
Probolinggo juga perlu
memprediksikan kondisi usaha para debitur ataupun nasabah yang memiliki usaha, agar jika suatu saat nasabah/debitur BPR Jatim Cabang Probolinggo akan mengajukan kredit kepada BPR Jatim, maka pihak bank dapat
mempertimbangkan pemberian
kredit kepada pihak debitur. 3. Bagi debitur sebaiknya apabila
akan mengajukan kredit, maka perlu adanya analisa tentang kemampuan dari debitur dalam
membayar kreditnya kepada
pihak bank. Hal yang perlu untuk dipertimbangkan sebaiknya dari lamanya / jangka waktu debitur akan mengajukan kredit samapai selesai, besarnya plafond yang
dirasa dapat/sanggup untuk
dibayar bagi pihak debitur setiap bulannya, agar tidak terjadi kredit
bermasalah yang akan
berdampak pada debitur maupun pihak bank.
4. Diharapkan bagi penelitian
selanjutnya untuk dapat
menemukan solusi agar UMKM
penerima kredit dapat
mengembalikan kreditnya
dengan baik sehingga terjadi
simbiosis mutualisme antara
UMKM dan lembaga pemberi pinjaman kredit (bank) agar terjalin kerjasama yang baik antara bank dan UMKM serta
kedua belah pihak saling
diuntungkan dengan adanya
pinjaman kredit tersebut.
Daftar Pustaka
Anggri Nastiti, 2013, Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Pengusaha kecil Pada Program Kemitraan (studi Kasus PT.
PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang), Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univesrsitas Brawijaya
Malang.
Anonimous, Berita Resmi Statistik
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2013, Biro Pusat
Statistik, Jakarta.
Carla Rizka Marantika, 2013,
Analisis Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Kelancaran
Pengembalian kredit Usaha Rakyat (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI (Persero) Tbk. Unit Tawangsari II,
Cabang Sukoharjo Tahun
2013), Skripsi, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Semarang.
Dandy Wahyu Bima Pradita, 2012, Analisis Karakteristik Debitur yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Guna
Menanggulangi Terjadinya
Non Performing Loan (NPL) (studi kasus pada BRI Kantor
Cabang Pembantu Sukun
Malang ), Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Volume 1, No. 2,
2013 Juli, hal 1-16.
Dian Anggraini, 2011, Analisis
Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Pemberian
Kredit UMKM Secara Efektif dan Efisien (Studi Pada BPR Jatim Kota Malang), Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Eka Nur Muhammah, 2008, Analisis
Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat
Pengembalian Kredit Oleh
UMKM (Studi Kasus Nasabah Kupedes PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero) Unit
Cigudeg, Cabang Bogor),
Skripsi. Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Holic, 2007, Tesis Proposal
Non-Probability Sampling (on-line), ( http://ta-tugasakhir.blogspot.com/2007/ 10/nonprobability-sampling.html, diakses 27 Oktober 2013 pukul 12.38). Kasmir, 2004, Manajemen
Perbankan. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Kasmir, 2012, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Luh Ikka Widayanthi, 2012,
Pengaruh Karakteristik Debitur
UMKM Terhadap Tingkat
Pengembalian Kredit Pundi Bali Dwipa (Studi Kasus
Nasabah Pada PT. Bank
Pembangunan Daerah Bali
Kantor Cabang Singaraja),
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Volume 1, No. 2, 2012 Desember, hal 1-15.
Mukti Asih. 2007. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Pengembalian Kredit
Pengusaha Kecil pada Program Kemitraan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus PT. Telkom Divre II Jakarta).
Skripsi. Pada Departemen Manejemen . Bogor : Fakultas
Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor. Nahdia Fitria, 2012, Analisis Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit (studi Kasus pada BPR Syariah Lantabatur Jombang), Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univesrsitas Brawijaya
Malang.
Sandy Hermawan, 2012, Analisis
Karakteristik Debitur yang
Mempengaruhi Tingkat
Pengembalian Kredit Pundi Kencana (Studi Kasus pada
PT. Bank Pembangunan
Daerah Jatim Cabang Kediri), Skripsi, Sarjana Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Sanjaya, Doni, 2013, Populasi dan
Sampel (on-line), (http://mdonisanjaya.blogspot. com/2012/01/populasi-dan-sampel_25.html, diakses 27 Oktober 2013 pukul 12.52). Sekaran, 2007, Metodologi
Penelitian Untuk Bisnis,
Salemba Empat, Jakarta. .