• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : DWI YANTI ARINTA Dosen Pembimbing : Dr. Djumahir, SE., MM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : DWI YANTI ARINTA Dosen Pembimbing : Dr. Djumahir, SE., MM."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

DEBITUR MEMBAYAR KREDIT PADA BPR JATIM CABANG PROBOLINGGO”

(Studi Pada Nasabah UMKM Kota Probolinggo)

Oleh :

DWI YANTI ARINTA 105020203111008

Dosen Pembimbing : Dr. Djumahir, SE., MM.

RINGKASAN

Kemampuan membayar kredit merupakan salah satu indikator kinerja kualitas suatu portofolio dari suatu lembaga keuangan termasuk lembaga keuangan bank. Kemampuan membayar kredit seorang debitur kepada suatu lembaga keuangan tidak selalu berjalan lancar bahkan sering seorang debitur tidak mampu membayar kredit secara lancar / tepat waktu sampai terjadi kredit macet. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank khususnya dari tingkat profitabiltas bank. Berdasarkan penjelasan diatas, masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, omzet usaha, pengalaman usaha, jumlah pinjaman (plafond), jangka waktu pengembalian pada BPR Jatim Cabang Probolinggo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu, karakteristik usaha, karakteristik kredit terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo. Jumlah populasi yang diteliti sebanyak 251 orang yang terdiri dari 5 Kecamatan di Kota Probolinggo diantaranya Kecamatan Mayangan, Kecamatan Kanigaran, Kecamatan Wonoasih, Kecamatan Kodepok dan Kecamatan Kademangan. Dari jumlah populasi tersebut, didapatkan sampel sebanyak 72 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling yaitu sampling area dan menggunakan metode Slovin. Alat analisis yang digunakan yaitu metode regresi logistic. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik usaha yaitu variabel pengalaman usaha dan omzet usaha berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit sedangkan karakteristik individu yaitu variabel jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, jangka waktu pengembalian, dan jumlah pinjaman (plafond) tidak berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit.

Kata Kunci : Karakteristik Individu, Karakteristik Usaha, Karakteristik Kredit

(2)

PENDAHULUAN

Sistem Perekonomian

Indonesia telah mengalami banyak peningkatan hal ini mendorong sektor keuangan untuk lebih aktif dalam peran intermediasinya agar arus perekonomian semakin lancar.

Kemajuan sektor keuangan ini

menjadi salah satu tolok ukur perekonomian, namun kemajuan ini juga akan berpengaruh terhadap persaingan antar lembaga keuangan untuk tetap bisa bertahan dalam menghadapi permasalah tersebut.

Lembaga – lembaga

pendamping dan penunjang seperti perbankan merupakan salah satu

komponen penting yang tidak

terlepas dari upaya pengembangan

UMKM. Lembaga keuangan

perbankan sangat bermanfaat bagi Usaha Mikro, Kecil Menengah dalam hal pemberian sumber modal. Lembaga keuangan perbankan yang memberikan sumber modal khusus bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) adalah BPR. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Keputusan

Direksi Bank Indonesia No.

32/35/KEP/DIR bahwa untuk

mendorong terciptanya perbankan nasional yang tangguh dan efisien,

diperlukan BPR yang mampu

memberikan pelayanan bagi

masyarakat golongan ekonomi lemah

dan pengusaha kecil. Dengan

demikian kehadiran BPR

diorientasikan untuk membantu

mengembangkan UMKM serta

melayani kebutuhan perbankan bagi

ekonomi lemah yang belum

terjangkau oleh bank umum.

Salah satu lembaga keuangan

atau perbankan yang nyata

menunjukkan dukungan, peran, dan fungsi intermediasinya selama ini

dalam pengembangan UMKM

adalah BPR (Hadad dkk, 2004)

dalam dian (2011). BPR yang memberikan fasilitas kredit kepada UMKM adalah BPR Jatim. BPR Jatim memiliki 24 cabang yang beroperasi di wilayah Jawa Timur salah satunya adalah BPR Jatim Cabang Probolinggo. BPR Jatim cabang Probolinggo memberikan kredit kepada nasabah khususnya UMKM yang baru merintis usaha ataupun yang sudah menjalankan usahanya. Sesuai dengan visi dari BPR Jatim yaitu dituntut untuk menjadi bank yang focus di UMKM sehat dan berkembang secara wajar,

maka BPR Jatim Cabang

Probolinggo ini memberikan kredit kepada pelaku UMKM dengan plafond antara Rp 5 juta – Rp 150 juta yang dinamakan dengan Kredit Modal Kerja.

Dalam penyaluran kredit oleh BPR Jatim Cabang Probolinggo

kepada para pelaku UMKM,

didalamnya pasti terdapat suatu risiko gagal bayar yang dialami oleh BPR Jatim Cabang Probolinggo. Risiko gagal bayar oleh pelaku UMKM dari BPR Jatim Cabang Probolinggo ini dipicu oleh beberapa faktor yang menyababkannya. Faktor – faktor yang menjadi penyebab dari adanya gagal bayar yang disebabkan oleh para pelaku UMKM ini tidak lepas dari kemampuan debitur dalam

mengembalikan kredit yang

dipinjamnya. Kemampuan debitur dalam mengembalikkan kredit juga dipengaruhi oleh faktor psikologi dari debitur itu sendiri. Faktor psikologi disebutkan dalam teori dari Litner (1998 : 7) dalam Arie

Widyastuti, tentang perilaku

keuangan yaitu suatu ilmu yang

mempelajari bagaimana manusia

menyikapi dan bereaksi atas

informasi yang ada dalam upaya untuk mengambil keputusan yang

(3)

dapat mengoptimalkan tingkat

pengembalian dengan

memperhatikan risiko yang melekat di dalamnya (unsur sikap dan tindakan manusia). Terdapat tiga faktor yang mendasari manusia dalam mengambil keputusan dalam hal keuangan salah satunya adalah

Risk attitude bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak menyukai risiko, oleh karena itu dalam mengambil keputusan dalam

kaitannya dengan kemampuan

membayar kredit, manusia juga

menggunakan faktor psikologi

mereka agar dalam mengambil

keputusan tidak menimbulkan

kerugian yang besar.

Dari fenomena yang telah

dipaparkan di latar belakang,

terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi kemampuan debitur / pelaku UMKM dalam membayar kredit yang dipinjamnya,

antara lain jumlah tanggungan

keluarga, tingkat pendidikan, omzet usaha, pengalaman usaha, jumlah

pinjaman, jangka waktu

pengembalian.

Berdasarkan variabel yang dijelaskan

diatas yang mempengaruhi

kemampuan membayar kredit

apabila terdapat risiko gagal bayar seperti diatas dan jika terjadi terus menerus maka dampaknya juga akan berakibat pada kinerja keuangan dari BPR Jatim Cabang Probolinggo yaitu melemahnya profitabilitas dari BPR Jatim Cabang Probolinggo sehingga lalu lintas pembayaran dari BPR Jatim Cabang Probolinggo akan menurun. Oleh karena itu, untuk mengetahui faktor apa saja dari variabel diatas yang mempengaruhi

kemampuan debitur dalam

mengembalikkan kredit yang

dipinjamnya kepada BPR Jatim Cabang Probolinggo maka penulis tertarik untuk meneliti kasus ini

dengan judul : “PENGARUH

KARAKTERISTIK INDIVIDU, KARAKTERISTIK USAHA, KARAKTERISTIK KREDIT

TERHADAP KEMAMPUAN

DEBITUR MEMBAYAR

KREDIT PADA BPR JATIM CABANG PROBOLINGGO” (Studi Pada Nasabah UMKM Kota Probolinggo)

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas diperoleh rumusan masalah yaitu :

1. Apakah jumlah tanggungan

keluarga mempengaruhi

kemampuan debitur dalam

membayar kredit pada BPR jatim Cabang Probolinggo?

2. Apakah tingkat pendidikan

mempengaruhi kemampuan

debitur dalam membayar kredit

pada BPR jatim Cabang

Probolinggo?

3. Apakah omzet usaha

mempengaruhi kemampuan

debitur dalam membayar kredit

pada BPR jatim Cabang

Probolinggo?

4. Apakah pengalaman usaha

mempengaruhi kemampuan

debitur dalam membayar kredit

pada BPR jatim Cabang

Probolinggo?

5. Apakah jumlah pinjaman

mempengaruhi kemampuan

debitur dalam membayar kredit

pada BPR jatim Cabang

(4)

6. Apakah jangka waktu

pengembalian mempengaruhi

kemampuan debitur dalam

membayar kredit pada BPR jatim Cabang Probolinggo?

TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku Keuangan

Dalam hal pengambilan keputusan

keuangan individu banyak

dipengaruhi oleh faktor – faktor yang kurang dikenal di dalam model – model keuangan perusahaan, yaitu faktor – faktor psikologis dan social. Hal ini disebut dengan teori perilaku

keuangan (Behavioral Finance),

menurut Litner (1998 : 7) dalam Arie Widyastuti, dengan judul Behavioral Finance dalam Proses Pengambilan Keputusan menyatakan bahwa :

“behavioral finance merupakan

suatu ilmu yang mempelajari

bagaimana manusia menyikapi dan bereaksi atas informasi yang ada dalam upaya untuk mengambil

keputusan yang dapat

mengoptimalkan tingkat

pengembalian dengan

memperhatikan risiko yang melekat di dalamnya (unsur sikap dan tindakan manusia)”.

Thaversky dan Kehneman (1974) mengunhkapkan terdapat tiga factor

pada perilaku manusia yang

bertentangan dengan asumsi –

asumsi yang mendasari model

ekonomi klasik dalam pengamblian keputusan. Fenomena ini disebut sebagai cognitive illusionis, karena

terkait dengan persepsi yang

seringkali dapat menimbulkan error (Thaversky dan Kahneman, 1974) dalam Arie Widyastuti, yaitu Risk

attitude, Mental Accounting dan Overconfidence.

Prinsip Perkreditan dan Kualitas Kredit

Salah satu faktor untuk menilai kesehatan suatu BPR adalah dengan melihat rasio NPL (Non Performing

Loan), dihitung dari total kredit yang

masuk kategori tidak lancar, dibagi total kredit yang diberikan. Rasio maksimal yang ditentukan oleh BI yaitu 5% sehingga apabila suatu BPR memiliki rasiodiatas 5% maka dapat dianggap bahwa terjadi kegagalan dalam penerapan strategi pemberian kredit.

Tabel 2.1.

Penggolongan Kualitas Kredit Berdasarkan SK DIR 26/22/KEP/DIR Tahun 1993

Sumber : SK/DIR 26/22/KEP/DIR Tahun 1993

Prinsip Penilaian Kredit dengan 5C

Prinsip – prinsip penilaian kredit menurut Kasmir (2012) yaitu :

a. Character

Menggambarkan keyakinan

bahwa sifat atau watak seseorang benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang nasabah baik yang bersifat latar belakang

pekerjaa maupun yang bersifat

pribadi. Uraian ini dapat disebut sebagai kemampuan membayar.

b. Capacity

Melihat pada kemampuan

nasabah dalam mengembalikan

kredit yang disalurkan.

c. Capital

Keterangan Lancar Kurang Lancar

Diragukan Macet

Angsuran kurang dari 1 bulan

< 1 bulan 1-2 bulan Menunggak lebih buruk dari ketentuan kurang lancar, tetapi dapat dicover dengan agunan yang minimal 75% dari nilai kredit atau kredit tidak dapat dicover tetapi agunan bernilai 100% dari nilai kredit

Tidak termasuk klasifikasi diragukan atau klasifikasi diragukan dengan tunggakan lebih dari 21 bulan Angsuran bulanan atau triwulan ≤ 3 bulan 3-6 bulan Angsuran > tiap bulan ≤ 6 bulan 6-12 bulan

(5)

Menunjukan pada kekuatan finansial nasabah terutama dengan melihat jumlah modal sendiri yang dimilikinya. Ukuran yang dilakukan

dilihat dari segi likuiditas,

solvabilitas dan rentabilitas.

d. Collateral

Menggambarkan jumlah aktiva yang dijadikan jaminan oleh nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik, jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan dan diteliti keabsahannya.

e. Conditions

Menunjukkan kepada keadaan

ekonomi secara umum dan

pengaruhnya pada kemampuan

dalam memenuhi kewajibannya.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Debitur UMKM Membayar Kredit factor – factor yang mempengaruhi kemampuan debitur UMKM dalam membayar kredit, dapat dikelompokkan menjadi 3

(tiga) bagian berdasarkan

karakteristiknya, antara lain :

1. Karakteristik Individu Debitur

a. Jumlah Tanggungan Keluarga

Semakin banyak jumlah

tanggungan keluarga, maka akan semakin meningkat pula beban hidup

yang harus dipenuhi. Hal ini

disebabkan karena pengeluaran

konsumsi yang semakin besar,

sehingga semakin banyak jumlah tanggungan keluarga dalam keluarga

maka akan semakin besar

pengeluaran untuk memenuhi

kebutuhan keluarga sehingga

sebagian besar dari jumlah

pendapatan tersebut yang akan

teralokasi untuk kebutuhan sehari –

hari bukan untuk memenuhi

kewajiban membayar angsuran

kredit.

b. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, maka akan

semakin luas wawasan dan

pengetahuan dalam berbisnis untuk

berpikir dan semakin besar

kemampuan yang dimiliki untuk mengaktualisasikan potensi dirinya

termasuk dalam kemampuan

berbisnis dan mengelola usaha

(Thoha, 2000). Tingkat pendidikan yang rendah akan mengakibatkan daya serap pelaku UMKM terhadap informasi dan pasar semakin lambat, sehingga usaha – usaha yang mengarah pada peningkatan produksi

dan pendapatan akan bergerak

lamban pula. Sebaliknya, semakin

tinggi tingkat pendidikan yang

dimiliki, maka semakin mudah menerima serta mengembangkan

wawasan pengetahun teknologi,

sehingga akan meningkatkan

produktivitas yang akhirnya akan

meningkatkan pendapatan dan

angsuran kreditnya yang akan

semakin lancar.

2. Karakteristik Usaha

a. Omzet Usaha

Secara umum omzet usaha

merupakan jumlah dari keseluruhan penerimaan kotor yang diterima rata- rata per bulan oleh debitur UMKM yang dihitung dalam satuan juta rupiah. Kini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi omzet usaha akan menunjukkan kapabilitas perusahaan ;yang semakin baik dalam mengelola usaha, sehingga kemampuan untuk

membayar kredit akan lebih

(6)

b. Pengalaman Usaha

Lama usaha berkaitan erat

dengan pengalaman yang menunjang kegiatan usaha. Pengalaman usaha

yang semakin lama akan

mempengaruhi kemampuan

seseorang dalam mengelola usaha

dan menghindari risiko yang

menyebabkan kegagalan.

Pengalaman usaha menurut

Hermawan (2012) dalam Luh Ikka (2013) bahwa pengalaman kerja akan

mempengaruhi keterampilan

karyawan dalam melaksanakan tugas juga membuat kerja lebih efisien. Oleh karena itu, lama usaha debitur diduga akan berpengaruh terhadap kemampuan membayar kredit secara lancar karena pengalaman usaha yang kini semakin lama akan dapat

meningkatkan pemahaman

kemampuan debitur dalam

mengelola usahanya, sehingga

mendukung keberhasilan usaha.

Dengan keberhasilan usaha tersebut akan dapat menjamin perolehan pendapatan / keuntungan sebagai

sumber biaya hidup serta

memberikan peluang kemampuan membayar kredit secara lancar.

3. Karakteristik Kredit

a. Jumlah Pinjaman

Menurut Triwibowo (2009)

dalam Luh Ikka (2013) jumlah pinjaman termasuk kateristik kredit.

Menurut Asih (2007) besarnya

jumlah pinjaman yang diberikan kepada pelaku UMKM maka akan

menigkatkan produktifitas usaha

yang dijalankannya. Besarnya

jumlah pinjaman yang diberikan oleh pihak bank hingga batas maksimum tergantung dari jumlah permintaan dan penilaian kemampuan membayar debitur UMKM. Semakin besar jumlah pinjaman yang diberikan,

maka akan semakin besar beban yang harus ditanggung oleh debitur

dalam pelunasannya, sehingga

pemberian jumlah pinjaman yang lebih besar akan menimbulkan suatu risiko dengan terlambatnya debitur UMKM dalam membayar kredit tersebut (Muhammamah, 2008).

b. Jangka waktu pengembalian Semakin lama jangka waktu

pengembalian pinjaman maka

angsuran bulanannya relative lebih ringan. Di sisi lain, semakin lama jangka waktu pengembalian kredit, akan menurunkan tingkat perputaran dana dan likuiditas bank, sehingga pada pihak bank akan melakukan pertimbangan yang penuh dalam

menentukan jangka waktu

pengembalian kredit tersebut.

Penelitian Terdahulu

Muhammamah (2008)

melakukan penelitian mengenai

factor – factor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit oleh

UMKM (studi kasus Nasabah

Kupedes PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, (Persero) unit Cigudeg Cabang Bogor). Menggunakan alat analisis

regresi logistic dan korelasi

diperoleh kesimpulan bahwa

faktor-faktor yang berpengaruh nyata

terhadap pengembalian kredit omzet usaha dan frekuensi peminjaman kredit.

Luh Ikka Widayanthi (2012)

meneliti tentang Pengaruh

Karakteristik Debitur UMKM

Terhadap Tingkat Pengembalian

Kredit Pundi Bali Dwipa (Studi Kasus Nasabah Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor

Cabang Singaraja) dengan

menggunakan analisis regresi logistic diperoleh hasil variabel laba usaha dan jangka waktu pengembalian

(7)

yang berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit Pundi Bali Dwipa. Sedangkan variabel tingkat

pendidikan, jumlah tanggungan

keluarga, pengalaman usaha dan jumlah pinjaman tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit Pundi Bali Dwipa.

Kerangka Pikir

Hipotesis

1. Diduga jumlah tanggungan

keluarga mempengaruhi

kemampuan debitur membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo

2. Diduga tingkat pendidikan

mempengaruhi kemampuan

debitur membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo

3. Diduga omzet usaha

mempengaruhi kemampuan

debitur membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo

4. Diduga pengalaman usaha

mempengaruhi kemampuan

debitur membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo

5. Diduga jumlah pinjaman

mempengaruhi kemampuan

debitur membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo

6. Diduga jangka waktu

pengembalian mempengaruhi

kemampuan debitur membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory

research). Menurut Umar (1999:36)

penelitian explanatory research

adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan –

hubungan antara satu variabel

dengan variabel lainnya atau

bagaimana suatu variabel

mempengaruhi variabel lainnya.

Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah

replikasi dan pengembangan skripsi dari Luh Ikka Widayhanti (2013), dengan objek yang berbeda yaitu pada nasabah PT. BPD Bali Kantor

Cabang Singaraja. Penelitian

replikasi dan pengembangan

merupakan suatu penelitian

pengulangan dari penelitian –

penelitian terdahulu yang serupa tetapi dengan objek dan periode penelitian yang berbeda.

Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Nasabah

UMKM BPR JATIM Cabang

Probolinggo.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi atau universe menurut Boedijoewono (2007) diberi definisi sebagai keseluruhan dari obyek yang akan diteliti. Populasi dari penelitian

adalah pelaku UMKM yang

memperoleh kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo Agustus 2010 sampai Oktober 2013 sebanyak 251 orang.

(8)

Sampel

Teknik pengambilan sampel

menggunakan probability sampling yaitu sampling area . Menurut Sugiyono (2008) menyatakan bahwa

sampling area populasinya tidak

terdiri dari individu-individu,

melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu (populasi mini) dan digunakan bila populasi tidak

mendapat kerangka sampling.

Berdasarkan keterangan diatas

metode yang digunakan untuk

menentukan sampel yaitu dengan

menggunakan Metode Slovin

sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 72 orang.

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang

digunakan oleh penulis dalam

penelitian yaitu : 1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari, mencatat, serta mengungkapkan data melalui buku – buku, seperti refernsi, jurnal maupun media cetak yang ada di di perpustakaan maupun di internet yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara

langsung pada responden yang

menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data sekunder. Cara memperoleh data ini adalah :

Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang – barang tertulis (Arikunto, 2005 :

135). Dokumentasi merupakan

teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mempelajari atau menggunakan dokumen atau catatan yang ada di dalam instansi yang bersangkutan.

Jenis dan Sumber Data Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif. Menurut Sugiyono

(2008:12) data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

Sumber data

Sumber data yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2008:137) data sekunder merupakan sumber tidak langsung

yang memberikan data kepada

pengumpul data.

Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah :

a. Analisis Dekripsi Responden

Analisa deskripsi responden ini

mendeskripsikan karakteristik

nasabah UMKM BPR Jatim Cabang Probolinggo antara debitur yang mampu dan kurang mampu dalam membayar kredit.

b. Analisis Kuantitatif

Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan debitur dalam membayar kredit dengan menggunakan model analisis Regresi Logistik (Logit Biner).

(9)

Metode Pengolahan Data Analisis Regresi Logistik

Metode regresi logistik menurut Hosmer dan Lemeshow adalah suatu

metode analisis statistika yang

mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau

lebih peubah penjelas berskala

kategori atau interval.

Estimasi Fungsi Regresi Logistik

Analisis regresi logistik dalam

penelitian ini dikarenakan regresi logistik tidak mensyaratkan jumlah

sampel untuk kategori terikat.

Analisis logit digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang mencerminkan dua pilihan atau

sering disebut binary logistic

regression. Persamaan regresi adalah

sebagai berikut:

Keterangan :

L1 = Variabel Respon a = konstanta p = probabilitas

= koefisien regresi logit Ln = log off odd

X1 :Jumlah Tanggungan Keluarga X2 : Tingkat Pendidikan X3 : Omzet Usaha X4 : Pengalaman Usaha X5 : Jumlah Pinjaman

X6 :Jangka Waktu Pengembalian

Uji Kelayakan Model (Uji-G)

Pengujian terhadap kelayakan model menggunakan statistik G yang merupakan kemungkinan maksimum untuk mengetahui peran variable – variabel prediktor dalam model

secara simultan/bersama-sama.

Rumus uji G yaitu:

G

Keterangan :

l0 = Likelihood tanpa variabel

predictor

l1 = Likelihood dengan variabel

predictor

Jika nilai G > X2 p(α) atau

p-value dari statistik G lebih kecil dari

taraf nyata (α = 0,050) maka keputusannya adalah menolak H0, artinya setidak-tidaknya ada satu variabel prediktor yang berpengaruh nyata terhadap variabel respon.

Uji Kebaiksuain Model

Uji kebaiksuaian (goodness of fit)

model dilakukan dengan

memperhatikan nilai sebaran

chi-square dari metode Pearson, Deviance dan Hosmes & Lemeshow.

Hipotesis:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai prediksi oleh model. H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai prediksi oleh model. Jika p-value dari ketiga statistik tersebut lebih besar dari taraf nyata (α = 0,050) maka keputusannya adalah menerima H0 yang artinya model tersebut cukup layak untuk digunakan dalam prediksi.

Uji Wald

Uji wald dilakukan untuk

mengetahui pengaruh masing – masing factor X secara individu. Statistic yang digunakan sebagai berikut ;

Keterangan :

(10)

Hipotesis : = = 0

= 0 k =

1,2,……..k

Uji Wj mengikuti sebaran normal (Z), jika nilai Wj > Zα/2 two tailed p-value dari statistic Wj lebih kecil dari taraf nyata (α = 0.5) maka keputusannya adalah menolak Ho artinya factor X ke – l tersebut berpengaruh secara nyata / signifikan terhadap factor Y.

Definisi Variabel Operasional

Definisi operasional menurut

Hidayat (2007) adalah

mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik

yang diamati, sehingga

memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

Tabel 3.1. Identifikasi Penelitian

Sumber : Data sekunder yang diolah, (2013)

Hasil dan Pembahasan Hasil Analisis data

a. Pemberian Kode Variabel Dependen

Tabel 4.7.

Pemberian Kode Variabel Dependen

Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value

Mampu 1

Tidak Mampu 0

Dari Tabel 4.7. menunjukkan bahwa variabel dependen yang terdiri dari kategori mampu dan tidak mampu dikodekan dengan angka 0 dan 1. Untuk kategori mampu dikodekan dengan angka 1, dan

untuk kategori tidak mampu

dikategorikan dengan angka 0.

b. Pengujian Keselurahan Model (Overall Test)

Tabel 4.8. Hasil Uji Overall Test Omnibus Tests of Model

Coefficients Keterangan Chi-square df Sig. Step 61.151 6 0,000 Block 61.151 6 0,000 Model 61.151 6 0,000 Sumber: Lampiran 3

Dengan tingkat kepercayaan 95% (taraf nyata (α) = 0,050) nilai selisih antara chi- square hitung dan chi- square table adalah sebesar 65,151 dengan p-value sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa p-value lebih kecil dari α (0,05) artinya penambahan variabel bebas mampu memperbaiki

No. Variabel Penjelasan dan

Indikator Ukuran Notasi 1. Kemampuan Membayar Kredit Kemampuan debiturdalam mengembalikkan kredit yang dibayarnya. Mampu = 1 TidakMampu = 0 Y 2 Jumlah Tanggungan Keluarga banyaknya jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan debitur (orang). Variabel ini diukur dengan satuan orang sesuai dengan kartu keluarga debitur. X1 3 Tingkat Pendidikan Jenjang pendidikan terakhir formal yang ditempuh. Lulusan SD = 6 tahun Lulusan SMP = 9 tahun Lulusan SMA = 12 tahun Lulusan Diploma= 15 tahun Lulusan S1 = 17 tahun X2

4 Omzet Usaha jumlah dari keseluruhan penerimaan kotor yang diterima rata- rata per bulan oleh debitur yang dihitung dalam satuan (rupiah). Variabel ini diukur dengan satuan rupiah satuan tahun X3 5 Pengalaman Usaha lamanya usaha dimiliki debitur (tahun). Variabel ini diukur dengan X4 6 Jumlah Pinjaman banyaknya jumlah pinjaman kredit yang diajukan oleh debitur (rupiah). Variabel ini diukur dengan satuan rupiah X5 7 Jangka waktu Pengembalian lamanya waktu pengembalian secara keseluruhan atas kredit (bulan). Variabel ini diukur dengan satuan bulan X6

(11)

model sehingga dapat dinyatakan sebagai fit, atau dengan kata lain model boleh digunakan sehingga terdapat pengaruh gabungan (lebih

dari satu factor X) yang

berepengaruh terhadap factor Y. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa minimal ada satu factor diantara jumlah tanggungan keluarga, tingkat

pendidikan, omzet usaha,

pengalaman usaha, jumlah pinjaman, dan jangka waktu pengembalian

kredit berpengaruh terhadap

kemampuan debitur dalam

membayar kredit di BPR Jatim Cabang Probolinggo.

c. Pengujian Goodness of fit (Model Fit)

Tabel 4.9.

Hasil Uji Hosmer and Lemeshow Test Chi-square Df Sig. 5,658 8 0,685 Sumber: Lampiran 4 Probabilitas signifikansi

menunjukkan angka sebesar 0,658

dengan nilai signifikansi yang

diperoleh jauh lebih besar daripada 0,05 (α) 5%, maka Ho diterima.

Kesimpulannya dengan tingkat

keyakinan 95% dapat diyakini bahwa

model regresi logistic yang

digunakan telah cukup mampu

menjelaskan data yang selanjutnya

dapat dikatakan bahwa model

tersebut layak dan boleh

diinterpretasikan.

d. Koefisien Determinasi

Negalgarke R-Square memiliki

interpretasi yang mirip dengan

koefisien determinasi pada regresi linear. Koefisien determinasi pada regresi logistic dapat dilihat dengan

nilai Negalgarke R-Square.

Negalgarke R-Square dapat

diinterpretasikan seperti nilai R –

Square pada regresi berganda (Ghozali, 2006).

Tabel 4.10.

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelker ke R Square 36.653 0,572 0,770 Sumber : Lampiran 5

Nilai Negalgarke R-Square

adalah sebesar 0,770 artinya bahwa

variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 77% dan sisanya 23% dijelaskan oleh variabel lain

diluar variabel penelitian atau

dengan kata lain variabel jumlah

tanggungan keluarga, tingkat

pendidikan,omzet usaha, pengalaman usaha dan jumlah pinjaman serta jangka waktu pengembalian kredit dapat menjelaskan variasi variabel

kemampuan membayar kredit

sebesar 77%.

e. Pengujian Hipotesis Tabel 4.12.

Hasil Pengujian Regresi Logistik

Keterangan Koefisien Wald Signifikansi Hasil

Jumlah Tanggungan Keluarga (X1) 0,061 0,016 0,899 Tidak Signifikan Tingkat Pendidikan (X2) -2,022 2,040 0,728 Tidak Signifikan Omzet Usaha (X3) 0,347 3,667 0,055 Signifikan Pengalaman Usaha (X4) -0,096 0,028 0,001 Signifikan Jumlah Pinjaman (X5) 0,041 0,204 0,652 Tidak Signifikan Jangka Waktu Pengembalian (X6) 0,042 2,540 0,111 Tidak Signifikan Konstanta -0,397 0,062 0,803 Sumber : Lampiran 7 Berdasarkan hasil

(12)

pengujian dengan regresi logistic pada tingkat signifikansi 5% maka diperoleh persamaan regresi logistic sebagai berikut :

= -0,397 + 0,061 Jumlah Tanggungan

Keluarga + - 2,022 Tingkat

Pendidikan + 0,347 Omzet usaha + 0,096 Pengalaman Usaha + 0,041 Jumlah Pinjaman + 0,042 Jangka waktu Pengembalian.

Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga terhadap Kemampuan Membayar Kredit

Hasil analisis menunjukkan

koefisien positif sebesar 0,061 pada signifikansi 0,899 > 0,05 yang berarti Ha ditolak dan Ho diterima. Sesuai dengan criteria pengujian

hipotesis jika variable jumlah

tanggungan keluarga mempunyai

nilai Wald = 0,016 dengan

probabilitas (p) = 0,899 lebih besar

dari (>) 0,05 maka jumlah

tanggungan keluarga tidak

berpengaruh signifikan terhadap

kemampuan debitur membayar

kredit.

Nilai koefisisen hasil analisis bertanda positif yang berarti bahwa

banyaknya anggota keluarga

memiliki pengaruh positif

terhadapkemampuan debitur dalam mengembalikkan kredit. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga debitur maka kemampuan debitur dalam mengembalikkan kredit secara tepat waktu semakin besar.

Nilai odds ratio sebesar 1,063 menunjukkan terjadi peningkatan peluang kemampuan seorang debitur dalam membayar kredit menjadi 1,063 kali jika jumlah tanggungan keluarga dalam keluarga tersebut bertambah satua satuan (satu orang).

Jika seorang debitur memiliki

tanggungan keluarga lebih banyak satu orang dibandingkan dengan

debitur lain, maka peluang

kemampuannya dalam membayar kredit menjadi 1,063 kali dari

peluang debitur yang jumlah

tanggungan keluarganya lebih

sedikit.

Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kemampuan Membayar Kredit

Berdasarkan hasil analisis

menggunakan aplikasi SPSS 16

menunjukkan koefisien positif

sebesar 2,022 dengan tingkat signifikansi 0,728 > 0,05 yang berarti Ha dapat ditolak dan Ho diterima. Sesuai dengan criteria pengujian hipotesis, variable tingkat pendidikan memiliki nilai Wald = 2,040 dengan probabilitas (p) = 0,728 lebih besar (>) dari 0,05 maka tingkat pendidikan tidak berpengaruh

signifikan terhadap kemampuan

debitur dalam mengembalikkan

kredit.

Nilai koefisisen hasil analisis bertanda positif yang berarti bahwa

tingkat pendidikan memiliki

pengaruh positif terhadap kelancaran

pengembalian kredit. Artinya

semakin tinggi tingkat penididkan debitur maka kemampuan debitur dalam membayar kredit tepat waktu semakin besar.

Nilai odds ratio sebesar 53,179

artinya bahwa peningkatan

pendidikan satu satuan (satu tahun)

akan meningkatkan peluang

kemampuan debitur dalam

membayar kredit. Debitur dengan tingkat pendidikan lebih tinggi dari debitur lainnya akan menambah peluang kemampuan debitur dalam membayar kredit menjadi 53,179 kali dari peluang debitur yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

(13)

Pengaruh Omzet Usaha terhadap Kemampuan Membayar Kredit

Variable omzet usaha

menunjukkan koefisien positif

sebesar 0,347 pada signifikansi 0,055 < 0,05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Sesuai dengan criteria pengujian hipotesis jika variable omzet usaha mempunyai nilai Wald = 3,667 dengan probabilitas (p) = 0,055 lebih kecil (<) 0,05 maka omzet usaha berpengaruh terhadap

kemampuan debitur dalam

membayar kredit.

Nilai koefisien omzet bertanda positif, hal ini menunjukkan bahawa semakin besar omzet usaha yang dihasilkan oleh usaha debitur, maka

kemampuan debitur dalam

membayar kredit yang dipinjamnya semakin besar. Oleh karena itu, omzet usaha berpengaruh signifikan

terhadap kemampuan membayar

kredit modal kerja.

Nilai Odds ratio 1.415

menunjukkan bahwa jika omzet usaha meningkat satu satuan (Rp 1.000) maka akan meningkatkan

kemampuan debitur membayar

kredit. Artinya debitur dengan omzet usaha yang lebih besar daripada

debitur lain akan memberikan

peluang yang lebih besar dalam mengembalikkan kredit secara lancar asalkan selisih omzet tersebut cukup besar.

Pengaruh Pengalaman Usaha terhadap Kemampuan Membayar Kredit

Variable pengalaman usaha

menunjukkan koefisien negative

sebesar -0,096 pada signifikansi 0,001 < 0,05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Sesuai dengan criteria pengujian hipotesis jika variable lama usaha memiliki

nilai Wald = 11,854 dengan

probabilitas (p) = 0,001 lebih kecil (<) dari 0,05 maka lama usaha berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit modal kerja pada BPR Jatim cabang Probolinggo.

Nilai koefisien variable lama usaha bertanda negative yang artinya bahwa semakin lama usaha yang dijalankan debitur, maka semakin

kemampuan debitur dalam

membayar kredit secara tepat waktu, namun variable lama usaha ini berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit modal kerja pada BPR Jatim Cabang Probolinggo.

Nilai odds ratio sebesar 0.909,

artinya peningkatan pengalaman

usaha sebesar satu satuan akan menurunkan peluang kemampuan membayar kredit dengan lancar menjadi 0,909 kali dari sebelumnya. Seorang debitur yang telah menjalani usaha lebih lama satu tahun daripada

debitur lain maka kemampuan

debitur membayar kredit dengan lancar menjadi lebih kecil yaitu 0.909 kali dari peluang debitur lain.

Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap Kemampuan Membayar Kredit

Berdasarkan hasil output

pengolahan data SPSS 16 nilai

signifikansi variable jumlah

pinjaman sebesar 0,652 lebih besar > dari 0,05 sehingga jumlah pinjaman tidak berpengaruh nyata terhadap

kemampuan debitur dalam

membayar kredit. Jumlah pinjaman (plafond) hanya untuk menentukan

besarnya angsuran yang harus

dibayarakan oleh debitur namun, hal ini tidak akan berpengaruh terhadap

kemampuan debitur dalam

membayar kredit karena yang lebih utama yaitu kemampuan dari seorang

(14)

debitur mempengaruhi jumlah pinjaman yang harus dikembaliakan oleh debitur kepada BPR Jatim Cabang Probolinggo.

Nilai koefisien dari penelitian ini bertanda positif yang berarti bahwa semakin besar jumlah pinjaman yang diberikan maka kemampuan debitur dalam membayar kredit secara secara tepat waktu akan semakin besar pula. Nilai odds ratio sebesar 1.041 artinya peningkatan nilai plafond kredit sebesar satu satuan (Rp 1 juta)

akan menurunkan peluanga

kemampuan membayar kredit secara lancar menjadi 1.041 kali dari semula. Seorang debitur memperoleh nilai plafond kredit lebih besar Rp 1 juta daripada debitur lain maka

peluang kemampuannya dalam

membayar kredit secara lancar

menjadi lebih kecil yaitu 1.041 kali dari peluang debitur yang nilai plafondnya lebih kecil.

Pengaruh Jangka Waktu Pengembalian Terhadap Kemampuan Debitur Membayar Kredit

Berdasarkan hasil ditas, nilai signifikansi (p value) dari variable

jangka waktu pengembalian

pinjaman sebesar 0,111 lebih besar (<) dari 0,05 yang berarti bahwa variable jangka waktu pengembalian pinjaman tidak berpengaruh terhadap

kemampuan debitur dalam

membayar kredit. Hal ini karena jangka waktu pengembalian yang diberikan kepada debitur untuk melunasi kewajiban hanya untuk menentukan besarnya cicilan yang harus dibayarkan setiap bulannya.

Nilai koefisien yang bertanda positif ini memiliki arti bahwa semakin panjang jangka waktu yang diberikan kepada debitur untuk

melunasi pinjaman maka

kemampuan debitur dalam

membayar kredit akan semakin besar pula.

Nilai odds ratio sebesar 1.043 artinya peningkatan jangka waktu pengembalian kredit sebesar satu

satuan (satu bulan) akan

meningkatkan peluang kemampuan

membayar kredit secara lancar

menjadi 1.043 kali dari semula. Seseorang debitur memiliki jangka waktu pengembalian kredit lebih lama satu bulan daripada debitur lain

maka peluang kemampuan

membayar kredit dengan lancar menjadi 1.043 kali dari peluang debitur lain tersebut.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Dari penelitian yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan diantaranya :

1. Faktor yang berpengaruh

terhadap kemampuan debitur

membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo yaitu factor omzet usaha dan pengalaman. 2. Faktor yang tidak berpengaruh

terhadap kemampuan debitur

membayar kredit yaitu factor

jumlah tanggungan keluarga,

tingkat pendidikan, dan jangka waktu pengembalian serta jumlah pinjaman.

Saran

1. Bagi pihak BPR jatim Cabang Probolinggo diharapkan lebih memfokuskan pada factor – factor pengalaman usaha dan

jangka waktu pengembalian

kredit oleh debitur BPR Jatim Cabang Probolinggo agar dapat meminimalisir terjadinya kredit bermasalah oleh debitur.

(15)

2. Bagi pihak BPR Jatim Cabang

Probolinggo juga perlu

memprediksikan kondisi usaha para debitur ataupun nasabah yang memiliki usaha, agar jika suatu saat nasabah/debitur BPR Jatim Cabang Probolinggo akan mengajukan kredit kepada BPR Jatim, maka pihak bank dapat

mempertimbangkan pemberian

kredit kepada pihak debitur. 3. Bagi debitur sebaiknya apabila

akan mengajukan kredit, maka perlu adanya analisa tentang kemampuan dari debitur dalam

membayar kreditnya kepada

pihak bank. Hal yang perlu untuk dipertimbangkan sebaiknya dari lamanya / jangka waktu debitur akan mengajukan kredit samapai selesai, besarnya plafond yang

dirasa dapat/sanggup untuk

dibayar bagi pihak debitur setiap bulannya, agar tidak terjadi kredit

bermasalah yang akan

berdampak pada debitur maupun pihak bank.

4. Diharapkan bagi penelitian

selanjutnya untuk dapat

menemukan solusi agar UMKM

penerima kredit dapat

mengembalikan kreditnya

dengan baik sehingga terjadi

simbiosis mutualisme antara

UMKM dan lembaga pemberi pinjaman kredit (bank) agar terjalin kerjasama yang baik antara bank dan UMKM serta

kedua belah pihak saling

diuntungkan dengan adanya

pinjaman kredit tersebut.

Daftar Pustaka

Anggri Nastiti, 2013, Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Pengusaha kecil Pada Program Kemitraan (studi Kasus PT.

PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang), Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Univesrsitas Brawijaya

Malang.

Anonimous, Berita Resmi Statistik

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2013, Biro Pusat

Statistik, Jakarta.

Carla Rizka Marantika, 2013,

Analisis Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Kelancaran

Pengembalian kredit Usaha Rakyat (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI (Persero) Tbk. Unit Tawangsari II,

Cabang Sukoharjo Tahun

2013), Skripsi, Fakultas

Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Semarang.

Dandy Wahyu Bima Pradita, 2012, Analisis Karakteristik Debitur yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Guna

Menanggulangi Terjadinya

Non Performing Loan (NPL) (studi kasus pada BRI Kantor

Cabang Pembantu Sukun

Malang ), Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Volume 1, No. 2,

2013 Juli, hal 1-16.

Dian Anggraini, 2011, Analisis

Faktor – Faktor yang

Mempengaruhi Pemberian

Kredit UMKM Secara Efektif dan Efisien (Studi Pada BPR Jatim Kota Malang), Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

(16)

Eka Nur Muhammah, 2008, Analisis

Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat

Pengembalian Kredit Oleh

UMKM (Studi Kasus Nasabah Kupedes PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero) Unit

Cigudeg, Cabang Bogor),

Skripsi. Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor. Holic, 2007, Tesis Proposal

Non-Probability Sampling (on-line), ( http://ta-tugasakhir.blogspot.com/2007/ 10/nonprobability-sampling.html, diakses 27 Oktober 2013 pukul 12.38). Kasmir, 2004, Manajemen

Perbankan. PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Kasmir, 2012, Bank dan Lembaga

Keuangan Lainnya, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Luh Ikka Widayanthi, 2012,

Pengaruh Karakteristik Debitur

UMKM Terhadap Tingkat

Pengembalian Kredit Pundi Bali Dwipa (Studi Kasus

Nasabah Pada PT. Bank

Pembangunan Daerah Bali

Kantor Cabang Singaraja),

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Volume 1, No. 2, 2012 Desember, hal 1-15.

Mukti Asih. 2007. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Pengembalian Kredit

Pengusaha Kecil pada Program Kemitraan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus PT. Telkom Divre II Jakarta).

Skripsi. Pada Departemen Manejemen . Bogor : Fakultas

Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor. Nahdia Fitria, 2012, Analisis Faktor

– Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit (studi Kasus pada BPR Syariah Lantabatur Jombang), Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Univesrsitas Brawijaya

Malang.

Sandy Hermawan, 2012, Analisis

Karakteristik Debitur yang

Mempengaruhi Tingkat

Pengembalian Kredit Pundi Kencana (Studi Kasus pada

PT. Bank Pembangunan

Daerah Jatim Cabang Kediri), Skripsi, Sarjana Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Sanjaya, Doni, 2013, Populasi dan

Sampel (on-line), (http://mdonisanjaya.blogspot. com/2012/01/populasi-dan-sampel_25.html, diakses 27 Oktober 2013 pukul 12.52). Sekaran, 2007, Metodologi

Penelitian Untuk Bisnis,

Salemba Empat, Jakarta. .

Referensi

Dokumen terkait

Akibat hukum kepailitan mengakibatkan harta kekayaan debitor sejak putusan tersebut dikeluarkan, masuk menjadi harta pailit (faillieten boedel), debitor pailit demi

Daging ayam terdiri dari jenis otot dan jaringan ikat yang secara umum ada 600 jenis otot penyusun daging. Masing-masing otot berbeda dalam hal bentuk, ukuran, susunan

Bapak Anton sebagai pemilik RM. Bakmi Rasa belum menetapkan Christian sebagai calon suksesor secara resmi, karena untuk penetapan secara resmi akan dilakukan

Umur trafo dapat dilihat dari penurunan isolasi belitan

Dalam Pengakuan Pariyem – Dunia Batin Seorang Wanita Jawa, penulis mendapatkan amanat secara tersurat yang dinyatakan oleh Pariyem (sebagai tokoh utama) yaitu

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, dengan judul “PELAKSANAAN

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek yang berjumlah lima orang guru yang telah memberikan pernyataan-pernyataan; pertama , secara finansial dalam penerapan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh media disclosure dan kinerja keuangan terhadap pengungkapan Corporate Social