Pertemuan 1
Pengertian dan Konsep Akuntansi Islam
Akuntansi adalah proses identifikasi transaksi, pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran sehingga dihasilkan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktifitas hidupnya di dunia
Jadi, Akuntansi Syariah adalah akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah Ta’ala
Sejarah dan Perkembangan Akuntansi Islam Islamic Financial Instruments
Pendekatan-pendekatan dalam Konsep Akuntansi Syariah
1. Pendekatan Induktif Pragmatis yaitu pendekatan yang akan menerima teori dan praktik konvensional yang tidak menyalahi Prinsip Islam
2. Pendekatan Deduktif Idealis yaitu pendekatan yang jika terdapat teori dan praktik yang tidak sesuai, maka akan dilakukan penyesuaian agar sejalan dengan Prinsip Islam
3. Pendekatan Hybrid yaitu pendekatan yang menggabungkan dua Pendekatan antara Induktif/Pragmatis dan Deduktif/Idealis.
Tujuan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS)
Stakeholders Laporan Keuangan Syariah : 1. Masyarakat
2. Investor
3. Pemilik dan qardh
4. Pemilik dana investasi mudharabah 5. Pemilik dana titipan
6. Pembayar dan penerima ZISWAF 7. Pengawas syariah
8. Karyawan
9. Pemasok dan mitra usaha lainnya 10. Nasabah
11. Pemerintah 12. Dunia akademik
Asas Transaksi Syariah
Karakteristik Transaksi Syariah
- Transaksi hanya dilakukan dalam prinsip saling paham dan saling ridha
- Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayib) - Transaksi yang dilakukan terbebas dari Riba- Gharar – Dzalim, seperti :
Perjudian
Penimbunan Barang/Ihtikar Monopoli
Rekayasa Permintaan (Bai’ An najsy) Suap (Risywah)
Penjual Bersyarat (Ta’alluq)
Pembelian kembali Penjual (Bai’ al inah) Mencegat (Talaqqi al-Rukban )
Tujuan Laporan Keuangan
Laporan Posisi Keuangan
Pertemuan 2- Laporan Keuangan Bank Islam Landasan Hukum di Indonesia
Kegiatan Operasional Bank Konvensional dan Bank Syariah
Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
Produk dan Jasa Bank Syariah
Konsekuensi Berbagai Akad
Laporan Keuangan Bank Syariah
Unsur Laporan Keuangan
Laporan Posisi Keuangan;
Laporan Laba Rugi Komprehensif;
Laporan Perubahan Ekuitas;
Laporan Arus Kas;
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil;
Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat;
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan; dan
Catatan Atas Laporan Keuangan.
Contoh :
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil
Laporan yang menyajikan rekonsiliasi antara pendapatan Bank yang menggunakan dasar akrual dengan pendapatan dibagihasilkan kepada pemilik dana yang menggunakan dasar kas.
Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
Merupakan Laporan Keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial Bank. Dari gambar di bawah hanya dilaporkan yang berwarna biru
- Penerimaan dana kebajikan diakui sebagai liabilitas dan diakui sebagai pengurang liabilitas ketika disalurkan.
Jurnal
- Pada saat penerimaan dana kebajikan o Db. Kas/rekening
Kr. Rekening Dana Kebajikan – Pendapatan Non Halal/Infak/Sedekah/Dana bergulir
- Pada saat penyaluran dana kebajikan
o Db. Rekening Dana Kebajikan – Pendapatan Non Halal/Infak/Sedekah/Dana bergulir
Kr. Kas/rekening - Pada saat pengembalian dana kebajikan
o Db. Kas/rekening
Kr. Rekening Dana Kebajikan – Dana Bergulir - Pengungkapan
1. Sumber dana kebajikan.
2. Kebijakan penyaluran dana kebajikan kepada masing-masing penerima. 3. Proporsi dana yang disalurkan untuk masing-masing penerima dana kebajikan
yaitu pihak berelasi dan pihak ketiga.
4. Alasan terjadinya dan penggunaan atas penerimaan nonhalal dan pengungkapan lain
Laporan sumber dan penyaluran zakat
Laporan yang menunjukkan sumber dan penyaluran dana zakat kepada entitas pengelola zakat selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.
Laporan pada perubahan ekuitas mengacu pada PSAK lain
Laporan arus kas mengacu pada PSAK 2 – contoh : Entitas Non Syariah Entitas Bank
Pertemuan 3
Transaksi penghimpunan dana Dana = simpanan.
o Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah dan/atau UUS berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Jenis-jenis produk penyimpanan dana
Ketentuan DSN-MUI atas tabungan, giro, dan deposito
Pengakuan dan Pengukuran Penerimaan Tunai Tabungan, Giro, dan deposito dari Bank yang sama
Imbal hasil penghimpunan dana
Penyajian penghimpunan dana – Mudharabah
Pertemuan 4
Alkuntansi Penyaluran Pembiayaan : Mudharabah dan Musyarakah Definisi Pembiayaan Mudharabah (PAPSI)
antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.
Jenis Mudharabah (PAPSI)
Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya.
Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau
obyek investasi.
Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi.
Prinsip Pembagian Hasil Usaha Fatwa No. 15/DSN-MUI/IX/2000:
profit sharing atau net revenue sharing (gross profit sharing) slahatan (al-ashlah), saat ini, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil (Net Revenue Sharing).
Bagi Hasil Mudharabah Musytarakah
Alternatif 1
Alternatif 2
Ketentuan Akad Mudharabah (PAPSI)
Pembiayaan umumnya adalah dalam bentuk KAS
Pengakuan – Pengukuran (PAPSI)
jumlah uang yang diberikan Bank kepada pengelola dana (nasabah), termasuk jika dilakukan bertahap.
Db. Pembiayaan Mudharabah
Kr. Kas/rekening/RAK/Giro BI
iode terjadinya hak bagi hasil berdasarkan laporan hasil usaha yang disampaikan nasabah sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Bank dan belum dibayarkan oleh nasabah diakui sebagai piutang bagi hasil.
Db. Piutang bagi hasil
Kr. Pendapatan Mudharabah Db. Kas/rekening/RAK/Giro BI
Kr. Piutang bagi hasil
akad diakui sebagai Cadangan Kerugian Penurunan Nilai pembiayaan Mudharabah.
Db. Beban Kerugian Penurunan Nilai pembiayaan Mudharabah
Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - pembiayaan Mudharabah
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - pembiayaan Mudharabah Kr. Pembiayaan Mudharabah
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - pembiayaan Mudharabah
Kr. Beban Kerugian Penurunan Nilai pembiayaan Mudharabah/Saldo Laba
Db. Kas/rekening/RAK/Giro BI
Kr. Beban Kerugian Penurunan Nilai - pembiayaan Mudharabah /Saldo Laba Pembayaran kembali pembiayaan Mudharabah oleh pengelola dana (nasabah) akan mengurangi pembiayaan Mudharabah.
Db. Kas/rekening/RAK/Giro BI Kr. Pembiayaan Mudharabah
Penyajian dan Pengungkapan (PAPSI)
biayaan Mudharabah nasabah kepada Bank.
ian dari aset lainnya pada saat nasabah tergolong performing. Sedangkan, apabila nasabah tergolong non-performing maka piutang bagi hasil disajikan pada rekening administratif.
pembiayaan Mudharabah disajikan sebagai pos lawan (contra account) pembiayaan Mudharabah.
sebelum jatuh tempo atau sudah berakhir dan belum diselesaikan oleh nasabah tetap disajikan sebagai bagian dari pembiayaan
Mudharabah. Pembiayaan Mudharabah XXX CKPN Mudharabah (XX) Nilai Bersih XX Mudharabah Musytarakah maka penyaluran dana milik pengelola dana diakui sebagai “investasi mudharabah”. (psak 105;31)
dan akad musyarakah (psak 105; 32)
menyertakan juga dananya dalam investasi bersama (berdasarkan akad musyarakah). (psak 105;33)
saha sesuai porsi dana yang disetorkan. (psak 105;33)
adalah sebesar hasil usaha musyarakah setelah dikurangi porsi pemilik dana sebagai pemilik dana musyarakah. (psak 105;33)
modal para musytarik (psak 105;35)
Akad Musyarakah
Definisi Pembiayaan Musyarakah (PAPSI)
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana berupa kas maupun aset non-kas yang diperkenankan oleh Syariah
Jenis Musyarakah
- Musyarakah permanen adalah Musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
- Musyarakah menurun (Musyarakah muttanaqisah) adalah Musyarakah dengan ketentuan bagian dana pihak pertama akan dialihkan secara bertahap kepada pihak kedua sehingga bagian dana pihak pertama akan menurun dan pada akhir masa akad
pihak kedua tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut. Penetapan Nisbah Bagi Hasil
Fatwa No. 15/DSN-MUI/IX/2000:
erapkan profit sharing atau net revenue sharing (gross profit sharing) slahatan (al-ashlah), saat ini, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil (Net Revenue Sharing).
bagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad. Nisbah disepakati di antara para Mitra baik Mitra Aktif maupun Mitra Pasif
n untuk menjadi mitra aktif dan mitra pasif, walaupun saat ini lebih umum untuk menjadi mitra pasif.
juga diperkenakan untuk memberikan modal dalam bentuk kas dan non kas. Walaupun secara umum biasanya pemberian modal dalam bentuk kas.
itra aktif atau pihak yang mengelola usaha musyarakah harus membuat catatan akuntansi yang terpisah untuk usaha
Musyarakah Mutanaqisah (Fatwa DSN)
Syirkah dan Bai’ (jual-beli). -ijarah-kan kepada syarik atau pihak lain
jrah tersebut dibagi sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dalam akad, sedangkan kerugian harus berdasarkan proporsi kepemilikan. Nisbah keuntungan dapat mengikuti perubahan proporsi kepemilikan sesuai kesepakatan para syarik.
usyarakah menjadi beban bersama sedangkan biaya peralihan kepemilikan menjadi beban pembeli;
Terdapat dua pendekatan : 1. Angsuran Tetap 2. Angsuran Tidak Tetap
Ketentuan Akad Musyarakah (PAPSI)
sil berdasarkan realisasi dan bukan proyeksi hasil usaha
leh Pemilik Dana sepanjang tidak disebabkan oleh kelalaian mudharib, seperti: tidak terpenuhi akad, force major, arbitrase
an, dan dapat dicairkan jika ada pelanggaran akad
Pengakuan – Pengukuran (PAPSI)
jumlah uang yang diberikan Bank kepada pengelola dana (nasabah), termasuk jika dilakukan bertahap.
Db. Pembiayaan Musyarakah Kr. Kas/rekening/RAK/Giro BI
ada periode terjadinya hak bagi hasil berdasarkan laporan hasil usaha yang disampaikan nasabah sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Bank dan belum dibayarkan oleh nasabah diakui sebagai piutang bagi hasil.
Db. Piutang bagi hasil
Kr. Pendapatan Musyarakah Db. Kas/rekening/RAK/Giro BI
Kr. Piutang bagi hasil
Kerugian jadi selama masa akad diakui sebagai Cadangan Kerugian Penurunan Nilai pembiayaan Mudharabah.
Db. Beban Kerugian Penurunan Nilai pembiayaan Musyarakah
Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - pembiayaan Musyarakah
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - pembiayaan Musyarakah Kr. Pembiayaan Musyarakah
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - pembiayaan Musyarakah
Kr. Beban Kerugian Penurunan Nilai pembiayaan Musyarakah/Saldo Laba
Db. Kas/rekening/RAK/Giro BI
Pada saat pengakuan keuntungan setelah terjadi kerugian pada periode sebelumnya
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - pembiayaan Musyarakah Kr. Beban Kerugian Penurunan Nilai pembiayaan Musyarakah
Db. Piutang bagi hasil
Kr. Pendapatan Musyarakah
Mudharabah oleh pengelola dana (nasabah) akan mengurangi pembiayaan Mudharabah.
Db. Kas/rekening/RAK/Giro BI Kr. Pembiayaan Mudharabah
Pada saat pembayaran angsuran pokok untuk Musyarakah muttanaqisah Db. Kas/rekening/kliring
Kr. Pembiayaan Musyarakah
da saat terjadi kerugian yang disebabkan kelalaian atau penyimpangan mitra aktif (nasabah)
Db. Piutang kepada mitra aktif (nasabah)
Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - pembiayaan Musyarakah
Db. Kas/rekening
Pengakuan dan Pengukuran – Non Kas
penyusutan atas aset yang diserahkan dikurangi dengan amortisasi keuntungan tangguhan
Nilai tercatat > nilai wajar maka diakui Kerugian. Jika Nilai tercatat < nilai wajar makan akan diakui Keuntungan tangguhan diakui dalam ekuitas (diamortisasi selama jangka waktu akad)
-kas dan diakhir akad akan diterima kembali maka atas aset nonkas musyarakah disusutkan berdasarkan nilai wajar tersebut.
-kas, dan diakhir akad dikembalikan dalam bentuk kas sebesar nilai wajar aset non kas yang disepakati ketika aset tersebut diserahkan.
Penyajian dan Pengungkapan (PAPSI)
sar saldo pembiayaan Musyarakah nasabah kepada Bank.
ian dari aset lainnya pada saat nasabah tergolong performing. Sedangkan, apabila nasabah tergolong non-performing maka piutang bagi hasil disajikan pada rekening administratif.
pembiayaan Musyarakah disajikan sebagai pos lawan (contra account) pembiayaan Musyarakah.
Mudharabah yang diakhiri sebelum jatuh tempo atau sudah berakhir dan belum diselesaikan oleh nasabah tetap disajikan sebagai bagian dari pembiayaan Musyarakah.
Pembiayaan Musyarakah XXX CKPN Musyarakah (XX) Nilai Bersih XX
Pertemuan 5 – Akuntansi Murabahah
Murabahah adalah Akad jual beli barang dengan harga jual sebesar harga perolehan ditambah keuntungan yang disepakati.
Pembiayaan Murabahah. Penyediaan dana dari Bank kepada nasabah untuk membeli barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli (nasabah) dan pembeli (nasabah) membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan Bank yang disepakati.
Ketentuan Murabahah
- Penjual harus mengungkapkan harga perolehan barang tersebut kepada pembeli. - Harga yang sudah disepakati tidak boleh berubah
Karakteristik dan Perlakuan Murabahah Ruang lingkup :
- LKS. Baik sebagai penjual atau pembeli dalam transaksi murabahah - Pihak Lain. Yang melakukan transaksi murabahah dengan LKS Hamish Jidyah (Komitmen Keseriusan)
- Dapat diminta oleh penjual dari pembeli dalam kasus penjual baru akan memesan pesanan pembeli dari suplier awal.
- Jika akad batal karena pembeli membatalkan komitmen pembeliannya, hamish jidyah bisa dikembalikan ke pembeli setelah dikurangi dengan kerugiaan riil yang dialami penjual
- Jika akad terjadi, hamish jidyah bisa dikonversi menjadi urbun (DP) dan menjadi bagian dari cicilan pelunasan.
Urbun (Uang Muka)
- Dapat diminta oleh penjual dari pembeli dalam kasus penjual sudah memiliki barang yang dipesan pembeli.
- Jika akad batal karena pembeli membatalkan komitmen pembeliannya, urbun hangus dan tidak bisa dikembalikan ke pembeli
Penerimaan Uang Muka dari pembeli Db. Kas
Kr. Hamish jidyah-Murabahah - Apabila PesananPembeli Dibatalkan
a. Hamish jidyah lebih besar daripada kerugian dan beban lain yang dikeluarkan oleh Penjual
Db. Hamish jidyah-Murabahah
Kr. Kerugianpenjualanbarangpesanan Kr. Beban lain yang terkait
Kr. Kas
b. Hamish jidyah sama dengan kerugian dan beban lain yang dikeluarkan oleh Penjual Db. Hamish jidyah-Murabahah
Kr. Kerugianpenjualanbarangpesanan Kr. Beban lain yang terkait
c. Apabila hamish jidyah lebih kecil daripada kerugian dan beban lain yang dikeluarkan oleh Penjual
Db. Tagihan kepada Pembeli Db. Hamish jidyah - Murabahah
Kr. Kerugian penjualan barang pesanan Kr. Beban lain yang terkait
Perolehan aset Murabahah secara langsung Db. Persediaan/aset Murabahah
Kr. Kas/rekening pemasok/kliring
Perolehan Aset Murabahah dengan akad wakalah A. Penyerahan Uang Db Piutang Wakalah Kr Kas, Rekening B. Penerimaan Asset Db Aset Murabahah Kr Piutang Wakalah
Penurunan Nilai Aset Murabahah – Setelah Perolehan oleh Penjual - Pada saat penurunan nilai untuk Murabahah tidak mengikat:
Db. Kerugian penurunan nilai Kr. Persediaan
- Pada saat pemulihan nilai : Db. Persediaan
Kr. Keuntungan pemulihan nilai Diskon Pembelian
Diskon yang terkait dengan pembelian barang, antara lain:
1. diskon dalam bentuk apapun dari pemasok atas pembelian barang;
2. diskon beban asuransi dari perusahaan asuransi dalam rangka pembelian barang; 3. komisi dalam bentuk apapun yang diterima terkait dengan pembelian barang. Jika diskon diperoleh sebelum akad menjadi hak pembeli
Jika diskon diperoleh setelah akad menjadi hak pembeli atau penjual sesuai perjanjian, jika tidak diperjanjikan menjadi hak penjual
- Diskon sebelum akad
Db. Aset Murabahah (harga perolehan-diskon) Kr. Kas/rekening pemasok/kliring
- Diskon setelah akad dan dijanjikan akan jadi milik pembeli Db. Kas
Kr. Rekening Pembeli
- Diskon stelah akad dan dijanjikan akan jadi milik LKS Db. Kas
Kr. Pendapatan Marjin Murabahah
- Diskon setelah akad dan tidak diperjanjikan untuk LKS Db. Kas
Keuntungan
Penjual yang dapat menggunakan metode anuitas adalah penjual yang tidak memiliki risiko signifikan terkait dengan kepemilikan persediaan dan akuntansinya mengikuti PSAK 50, PSAK 55 dan PSAK 60 Risiko terkait dengan kepemilikan persediaan seperti :
1. risiko perubahan harga, 2. keusangan atau kerusakan,
3. biaya pemeliharaan dan penyimpanan serta 4. risiko pembatalan sepihak.
Penyajian
o Uang muka Murabahah dari pembeli disajikan sebagai liabilitas lainnya.
o Tagihan kepada Pembeli atas pembatalan transaksi Murabahah dimana uang muka Pembeli lebih kecil dari beban riil yang dikeluarkan Pembeli disajikan sebagai piutang qardh.
o Piutang Murabahah disajikan sebesar saldo pembiayaan Murabahah Pembeli. o Marjin Murabahah ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan piutang Murabahah.
o Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Murabahah disajikan sebagai pos lawan (contra account) piutang Murabahah.
o Beban potongan pelunasan / angsuran Murabahah sebagai pos lawan pendapatan marjin Murabahah.
o Dalam hal Penjual menggunakan metode proporsional, pendapatan dan beban yang terkait langsung dengan transaksi Murabahah yang belum diamortisasi, disajikan sebagai liabilitas lainnya dan aset lainnya.
o Pendapatan marjin Murabahah yang akan diterima disajikan sebagai bagian dari aset lainnya pada saat Pembeli tergolong performing.
o
o Sedangkan, apabila
Pembeli tergolong non-performing maka pendapatan marjin Murabahah yang akan diterima disajikan pada rekening administratif.
Pertemuan 6 – Akuntansi Penyaluran Pembiayaan : Ijarah Definisi Pembiayaan Ijarah (PAPSI)
suatu aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Jenis Akad Ijarah (PAPSI)
Ijarah muntahiyah bittamlik adalah Ijarah dengan wa’ad perpindahan kepemilikan obyek Ijarah pada saat tertentu.
Ijarah Sales and Leaseback adalah ijarah dimana dilakukan penjualan asset oleh pemilik lalu oleh pembeli asset dilakukan penyewaan kembali.
Ijarah dan Ijarah lanjut merupakan akad ijarah antara penyedia jasa awal dengan LKS, lalu LKS mengijarahkan kembali dengan penyewa akhir.
1. IMBT (Ijarah Muntahiyah bit tamlik) – Fatwa DSN MUI
-Ijarah al-Muntahiah bi al-Tamlik harus melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian, hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah selesai.
milikan yang disepakati di awal akad Ijarah adalah wa'd yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa Ijarah selesai.
Perpindahan kepemilikan suatu aset dari Bank kepada nasabah dapat dilakukan jika aktivitas penyewaan telah berakhir atau diakhiri dan aset Ijarah telah diserahkan kepada nasabah dengan membuat akad terpisah secara:
- hibah;
- penjualan sebelum akad berakhir; - penjualan pada akhir masa Ijarah;
- Penjualan secara bertahap apabila objeknya bisa dipindahkan secara bertahap.
2. Ijarah and Sales Leaseback (Fatwa DSN MUI - PAPSI)
dilaksana-kan secara terpisah.
untuk menjual kembali kepadanya aset yang dibelinya sesuai dengan kesepakatan.
atas aset yang akan dijadikan sebagai obyek Ijarah
Dalam transaksi jual dan Ijarah-balik (sale and leaseback) harus merupakan transaksi yang terpisah dan tidak saling bergantung (ta’alluq) sehingga harga jual harus dilakukan pada nilai wajar.
Jenis Objek Akad Ijarah (PAPSI) -> berupa asset tetap
-> berupa jasa -> biasa disebut sebagai ijarah multijasa
Review Ujrah – Fatwa DSN MUI 1. Review Ujrah boleh, bila :
a. Terjadi perubahan periode akad Ijarah;
b. Ada indikasi sangat kuat akan timbul kerugian bagi salah satu pihak; c. Disepakati oleh kedua belah pihak.
2. Review atas besaran ujrah setelah periode tertentu :
a. Ujrah untuk periode akad disepakati tidak boleh dinaikkan; b. Formula jelas
c. Peninjauan kembali disepakati dan disebutkan pada akad
d. Sewa periode pertama harus dijelaskan jumlahnya, dan periode berikutnya harus ada formula yang jelas
Ketentuan Akad Ijarah (PAPSI)
kukan oleh pemilik maupun yang dilakukan oleh nasabah dengan persetujuan pemilik dan biaya tersebut dibebankan kepada pemilik,
aset Ijarah, baik yang dilakukan oleh pemilik maupun yang dilakukan oleh nasabah dengan persetujuan pemilik dan biaya tersebut dibebankan kepada pemilik Aset Ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan secara bertahap sebanding dengan bagian kepemilikan masing-masing.
Substance Over Form
sejenis dan IMBT/Ijarah Lanjut : sesuai masa sewa
IMBT (PAPSI)
dari Bank kepada nasabah, dalam Ijarah muntahiyah bittamlik dengan cara:
- hibah, maka jumlah tercatat aset Ijarah yang dihibahkan diakui sebagai beban.
- penjualan sebelum berakhirnya masa Ijarah, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat aset Ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
- penjualan setelah selesainya masa Ijarah, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat Ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian
penjualan secara bertahap, maka:
jumlah tercatat sebagian objek Ijarah yang telah dijual diakui sebagai keuntungan atau kerugian; sedangkan
k dibeli penyewa diakui sebagai aset tidak lancar atau aset lancar sesuai dengan tujuan penggunaan aset tersebut.
Ijarah Multijasa (PAPSI)
pada saat perolehan hak atas jasa sebesar biaya yang terjadi.
Pengakuan – Pengukuran (PAPSI)
set Ijarah diakui pada saat diperoleh sebesar biaya perolehan. Dr. Aset Ijarah
Kr. Kas
Db. Piutang sewa (porsi pokok)
Db. Piutang pendapatan sewa (porsi ujrah) Kr. Pendapatan Ijarah
Pada saat penerimaan sewa dari nasabah Dr. Kas/rekening
Kr. Piutang sewa (porsi pokok)
Jika Non Performing Loan:
Db. Pendapatan Ijarah
Kr. Piutang pendapatan sewa (porsi ujrah) gakuan atas porsi pokok sewa
Db. Piutang sewa (porsi pokok) Kr. Pendapatan Ijarah
Db. Beban penyusutan
Kr. Akumulasi penyusutan
Db. Beban perbaikan Kr. Kas/rekening
Pada saat terjadi penurunan nilai aset Ijarah, Bank mengakui sebagai kerugian penurunan nilai aset sebesar selisih antara nilai buku dengan nilai wajar asset Ijarah.
Db. Beban kerugian penurunan nilai aset Ijarah
Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset Ijarah
iketahui bahwa jumlah penurunan nilai berkurang, maka Bank dapat memulihkan kerugian penurunan nilai yang telah diakui, paling tinggi sebesar Cadangan Kerugian Penurunan Nilai yang telah dibentuk.
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset Ijarah
Kr. Beban kerugian penurunan nilai aset Ijarah/ Keuntungan pemulihan nilai asset Ijarah Pada saat pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas piutang sewa
Db. Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan – piutang sewa
Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset keuangan – piutang sewa Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset keuangan – piutang sewa
Kr. Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan – piutang sewa / Keuntungan pemulihan nilai – piutang sewa
Pengakuan dan Pengukuran IMBT - PAPSI
aset Ijarah dalam Ijarah muntahiyah bittamlik disusutkan sesuai masa sewa. Db. Beban penyusutan
Kr. Akumulasi penyusutan
- Melalui hibah
Db. Akumulasi penyusutan/amortisasi
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset Ijarah Db. Beban kerugian
Kr. Aset Ijarah - Melalui penjualan Db. Kas/rekening
Db. Akumulasi penyusutan/amortisasi
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset Ijarah Db/Kr. Kerugian/keuntungan
Kr. Aset Ijarah
Pengakuan dan Pengukuran Multijasa - PAPSI
hak atas jasa sebesar biaya yang terjadi.
Db. Beban Amortisasi
Kr. Akumulasi Amortisasi
untuk piutang pendapatan multijasa sebesar porsi pokok sewa yang tertunda sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PSAK yang terkait.
Penyajian dan Pengungkapan (PAPSI)
ortisasi dan CKPN aset Ijarah disajikan sebagai pos lawan aset Ijarah.
sebagai piutang sewa. sebagai pendapatan sewa yang akan diterima yang merupakan bagian dari aset lainnya pada saat nasabah tergolong performing. Sedangkan, apabila nasabah tergolong non-performing maka pendapatan sewa yang akan diterima disajikan pada rekening administratif.
pos lawan piutang Ijarah.
pendapatan Ijarah pada laporan laba rugi.