PENGGUNAAN BERBAGAI JENIS PROBIOTIK DALAM RANSUM TERHADAP HAUGH UNIT DAN VOLUME TELUR AYAM ARAB
(THE USE OF VARIATION PROBIOTICS IN ARABIAN CHICKEN DIET WITH HAUGH UNITAND EGG VOLUME ARABIAN CHICKEN)
Bayu Adhitya Nugraha, Kusuma Widayaka, Ning Iriyanti.
Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum terhadap Haugh Unit dan volume telur ayam Arab. Materi yang digunakan adalah ayam Arab betina umur 90 minggu sebanyak 60 ekor dan ransum menggunakan probiotik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental in vivo dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jumlah perlakuan empat dengan ulangan sebanyak lima kali dan setiap ulangan terdiri atas 3 ekor ayam. Perlakuan yang diuji adalah penggunaan perlakuan probiotik dengan perlakuan R0 (tanpa probiotik), perlakuan R1 (penggunaan probiotik Bakteri
asam laktat), R2 (penggunaan probiotik Lactobacillus sp), dan R3 (penggunaan probiotik Bacillus
sp). Peubah yang diukur adalah Haugh Unit dan volume telur. Data dianalisis menggunakan analisis variansi. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum menunjukkan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap Haugh Unit telur ayam Arab sedangkan untuk volume telur ayam Arab berpengaruh tidak nyata (P>0.05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum meningkatkan Haugh
Unit dan tidak meningkatkan volume telur ayam Arab umur 90-96 minggu.
Kata Kunci : Probiotik, Bakteri Asam Laktat, Lactobacillus sp., Bacillus sp., Haugh Unit, Volume telur
ABSTRACT
The research aims to determine the use of variation probiotics in Arabian chicken diet with
Haugh Unit and egg volume Arabian chicken. The material used are 60 Arabian hens in 90 weeks
aged and ration using probiotics. The research was done with experimental method in vivo and used completely randomized design (CRD). The amount of the treatment was four with five times repetation and each repetation consists of 3 chickens. The treatment examined was the use of probioticss treatment with treatment R0 (without probiotics), treatment R1 ( the use of probiotics lactat acid bacteria probiotics), treatment R2 (the use of Lactobacillus sp. probiotics), and treatment R3 (the use of Bacillus sp. probiotics). The variables measured was Haugh Unit and egg volume. Data were analyzed using analysis of variance. The variation analysis result showed thet the use of kinds probioticss in ration indicated the real affeet (P <0.05) toward Arabian Haugh Unit chicken egg, while for Arabian chicken egg volume made unreal affeet (P> 0.05). The conclusion of this research is the use of kinds probiotics in ration increase Haugh Unit and doesn’t increase for 90-96 weeks Arabian chicken egg volume.
Keywords : Probiotics, Lactic Acid Bacteria, Latobacillus sp., Bacillus sp., Haugh Unit, Egg Volume.
PENDAHULUAN
Telur adalah salah satu bahan pangan sumber protein hewani yang dapat diperoleh dari
Indonesia mencapai 13% dari total permintaan konsumen terhadap telur, yaitu 195.000 ton telur ayam lokal dari 1.477.200 ton telur (Ditjennak, 2010). Kualitas telur adalah istilah umum yang mengacu pada beberapa standar yang menentukan baik kualitas internal dan eksternal. Kualitas internal mengacu pada kekentalan, ukuran sel udara, bentuk kuning telur, kekuatan kuning telur dan kualitas eksternal mengacu pada volume telur, indeks telur (North dan Bell, 1990). Haugh Unit digunakan untuk mengukur kualitas putih telur atau kekentalan telur. Haugh Unit yang tinggi menunjukkan kualitas putih telur tersebut juga tinggi (Bell dan Weaver, 2002). Volume juga sangat berkaitan dengan komposisi telur, keberhasilan pengeraman dan ukuran embrio (Bridge et al., 2007). Produksi dan kualitas telur ayam lokal rendah diakibatkan oleh populasi ayam lokal pada umumnya rendah karena manajemen pemeliharaan ayam lokal yang masih bersifat tradisional dan pengembangbiakannya masih terbatas. Salah satu upaya peningkatan kualitas telur ayam lokal yaitu dengan perbaikan kualitas pakan.
Salah satu manipulasi pakan yang bisa diterapkan dalam meningkatkan kualitas telur yaitu dengan penggunaan suplemen tambahan berupa probiotik (Kompiang, 2000). Probiotik dapat diberikan secara oral pada hewan dalam bentuk tablet, cairan ataupun dalam bentuk pasta (Hardiningsih dan Nurhidayat, 2006). Mikroba yang sering digunakan sebagai probiotik adalah
Lactobacillus sp., bakteri asam laktat dan Bacillus sp. Bakteri asam laktat mampu memproduksi
asam-asam organik yang mencegah kolonisasi bakteri patogen dalam usus halus sehingga kemampuan bakteri patogen pada usus pun berkurang dengan demikian bakteri patogen hanya berada dalam lumen dan akan dikeluarkan bersama feses (Langhout, 2000). Bacillus sp. dilaporkan oleh Kompiang (2009) merupakan bakteri proteolitik penghasil protease terbaik sehingga dapat memutus ikatan peptida dan meningkatkan penyerapan nutrisi oleh ayam.
Menurut Arslan dan Saattci (2004), bahwa penambahan probiotik pada ransum mempunyai dampak positif terhadap pertumbuhan, produksi telur, efisiensi penggunaan pakan, mampu menetralisir toksin yang dihasilkan bakteri patogen, menghambat pertumbuhan bakteri patogen dengan mencegah kolonisasi di dinding usus halus.
Penambahan probiotik pada ransum secara signifikan berpengaruh terhadap Haugh Unit dan volume telur (Jin et al., 1998). Oleh karena itu penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum penting dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruhnya terhadap peningkatan Haugh Unit dan volume telur ayam Arab.
METODE
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 ekor ayam Arab betina umur 90 minggu, 60 unit kandang baterai. Alat untuk perbanyakan probiotik adalah becker glass, timbangan elektrik, autoclave, erlenmeyer 250 ml. Alat penghitungan Haugh Unit telur adalah tripod, timbangan analitik dan gelas ukur untuk mengukur volume telur. Bahan pakan penyusun ransum adalah dedak, jagung, konsentrat tanpa antibiotik, probiotik bakteri asam laktat,
Lactobacillus sp., dan probiotik Bacillus sp.
Metode penelitian adalah eksperimental secara in-vivo disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang uji adalah sebagai berikut : R0 : Pakan tanpa probiotik
R1 : Penggunaan probiotik Bakteri asam laktat
R3 : Penggunaan probiotik Bacillus sp.
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah (1) Haugh Unit telur (2) Volume telur. Data di analisis menggunakan analisis variansi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian penggunaan berbagai jenis probiotik terhadap Haugh Unit dan Volume telur tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis Probiotik Terhadap Haugh Unit dan Volume Telur.
Perlakuan Rataan
Haugh Unit Volume Telur (ml3)ns
R0 74,27± 10,29a 46,63±3,76
R1 92,27± 3,77b 46,93±3,65
R2 82,09± 6,81b 46,60±1,38
R3 85,13± 8,80b 46,13±1,87
Keterangan: R0 = Pakan tanpa probiotik; R1 = Penggunaan Probiotik Bakteri asam laktat; R2= Penggunaan
probiotik Lactobacillus sp; R3 = Penggunaan probiotik Bacillus sp.
Haugh Unit Telur
Haugh Unit merupakan ukuran kualitas telur bagian dalam. Haugh Unit didapat dari
hubungan antara tinggi putih telur dan bobot telur. Hasil penelitian penggunaan berbagai macam probiotik terhadap Haugh Unit telur ayam Arab menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) dan hasil uji lanjut kontras orthogonal R0 vs R1, R2, R3 menunjukkanbahwa pemberian probiotik berbeda
nyata dengan yang tidak diberikan probiotik. (Tabel 1) Rataan Haugh Unit telur ayam Arab selama 5 minggu penelitian berkisar antara 74,27 – 92,27. Hasil penelitian Gozali (2009), ayam kampung normal tanpa menggunakan perlakuan apapun menunjukkan nilai 84,45 ± 6,10. Hasil penelitian Mahdavi et al., (2005) melaporkan bahwa pemberian suplemen probiotik pada ayam petelur menunjukkan nilai Haugh Unit berkisar 81,77 – 85,17. Xu et al., (2006) juga melaporkan bahwa pemberian probiotik pada ayam petelur menunjukkan nilai 78,12 ± 6,69. Dari ketiga penelitian tersebut, hasil yang ditunjukkan dari Haugh Unit telur ayam Arab ini jauh lebih tinggi. Nilai Haugh
Unit sebagai parameter mutu kesegaran telur. Menurut North (1990) telur digolongkan atas
empat kelompok atau grade berdasarkan Haugh Unit (2000) dengan simbol HU yaitu kelompok AA = > 72, kelompok A = 60 – 72 HU, kelompok B = 50 – 60 HU dan kelompok C = < 50 HU. Rataan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Haugh Unit memiliki grade AA (jernih, tebal dan pekat). Pengaruh pemberian probiotik terhadap rataan Haugh Unit telur dari semua perlakuan disajikan pada gambar 1.
Gambar 1, menunjukkan bahwa penggunaan probiotik R0, R1, R2, R3 berturut-turut yaitu
74,27, 92,27, 82.09, 85.13 terhadap Haugh Unit telur. Penyerapan nutrisi secara maksimal terutama asam amino dapat mempertahankan ovomucin dan lesitin sehingga meningkatkan kualitas telur, asam amino digunakan untuk menaikkan kekentalan putih telur dan Haugh Unit akan meningkat. Menurut Langhout (2000) asam organik dapat menurunkan produksi toksin oleh bakteri dan mengubah morfologi di dinding usus halus dan mengurangi kolonisasi bakteri patogen.
Adanya probiotik dalam pakan ayam Arab yang dapat memaksimalkan penyerapan nutrien dalam usus ayam, bobot telur yang digunakan untuk pengukuran nilai Haugh Unit lebih tinggi, sehingga mampu meningkatkan kualitas telur yang ditinjau dari Haugh Unit. Menurut Stadelman dan Cotteril (1995) kandungan ovomucin didalam putih telur mempengaruhi nilai Haugh Unit, putih telur yang semakin tinggi, maka nilai Haugh Unit yang diperoleh semakin tinggi. Probiotik dapat meningkatkan kesehatan dengan mekanisme sebagai berikut : (1) produksi senyawa anti mikroba seperti asam laktat, asam asetat, karbondioksida, H2O2, bakteriosin, reuterin, dan
senyawa penghambat lainnya yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen, (2) kompetisi dalam penyerapan nutrien, dan sisi penempelan pada sel epitel usus, produksi mukus, (3) menstimulasi sistem imunitas dan mampu mengubah aktivitas metabolisme mikroba dalam saluran pencernaan (Hoover, 2000).
Gambar 1. Grafik Penggunaan Berbagai Jenis Probiotik Terhadap Haugh Unit Telur
Kompiang (2009) menyatakan bahwa pemberian probiotik Bacillus sp. mempengaruhi anatomi usus, merupakan bakteri proteolitik penghasil protease terbaik sehingga dapat memutus ikatan peptida dan meningkatkan penyerapan nutrien, mampu mengeluarkan basitrasin yang dapat membunuh bakteri pathogen, penyerapan nutrisi secara maksimal terutama asam amino dapat mempertahankan ovomucin dan lesitin sehingga meningkatkan kualitas telur, terutama menaikkan kekentalan putih telur.
Hasil pengamatan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa probiotik juga mempengaruhi anatomi usus. Secara makroskopis, usus ayam menjadi lebih tebal, dan secara mikroskopis probiotik mempengaruhi densitas dan panjang villi. Ayam yang memperoleh Bacillus sp. mempunyai villi yang lebih panjang (78,12 um vs 46,14 um) dan densitas lebih padat (16,25 vs 12,00/10 cm 2 ) dari pada ayam yang memperoleh AGP (Antibiotik growth promotor). Luas permukaan usus untuk menyerap nutrien lebih luas pada ayam yang memperoleh probiotik Bacillus sp. dibandingkan dengan yang mendapat AGP (Sjofjan, 2003). Bakteri asam laktat memiliki kemampuan memproduksi komponen antimikrob, berupa bakteriosin yang potensial menjadi biopreservatif menggantikan pengawet kimiawi pada bahan makanan untuk memperpanjang umur simpan produk. Sehingga mampu mempertahankan kualitas putih telur, kemampuan
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Tanpa Probiotik (R0) BAL (R1) Lactobacillus sp (R2) Bacillus sp (R3) H a ug h Unit
bakteriosin sebagai biopreservatif dicapai dengan efek penghambatan terhadap mikroorganisme patogen yang berbahaya (Savadogo et al., 2006).
Volume Telur
Volume telur merupakan salah satu parameter kualitas telur yang diukur dalam satuan ml3. Berdasarkan hasil analisis variansi penggunaan berbagai macam probiotik terhadap volume telur ayam Arab (Tabel 1), menunjukkan berpengaruh tidak nyata (P>0,05). Rataan volume telur ayam Arab selama 5 minggu penelitian berkisar antara 46,13ml3 – 46,93ml3 dengan kisaran volume telur antara 42,66ml3 - 52ml3. Pengaruh pemberian probiotik terhadap rataan volume telur dari semua perlakuan dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Grafik Penggunaan Berbagai Jenis Probiotik Terhadap Volume Telur
Gambar 2, menunjukkan rataan dari penggunaan probiotik terhadap volume telur. Rataan volume telur R0, R1, R2, R3 berturut-turut yaitu 46,63ml3, 46,93ml3, 46,60ml3 dan 46,13ml3.
Kemungkinan pengaruh pemberian probiotik hanya berpengaruh sampai tahap kualitas interior telur dibuktikan dengan hasil Haugh Unit yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan probiotik hanya mampu mempengaruhi albumen telur dari pemanfaatan nutrisi yang diserap oleh usus sedangkan pada volume telur berkaitan tidak hanya albumen namun kuning telur, air sac, kerabang juga mempengaruhinya. Selain itu diduga umur ayam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Kisaran umur ayam yang digunakan pada saat penelitian yaitu 90 – 95 minggu. Sedangkan menurut Suprijatna dan Natawihardja (2004) bahwa puncak produksi ayam Ras petelur yaitu umur 44 minggu. Kemungkinan umur ayam sudah terlalu tua sehingga tidak dapat memperbaiki fungsi ovarium yang sudah mengalami penurunan setelah masa puncak produksi.
Pemberian probiotik Lactobacillus sp, Basillus sp, dan bakteri asam laktat tidak berpengaruh terhadap volume telur, dikarenakan terdapat perbedaan ras atau breed. Menurut Sodak (2011) bahwa faktor yang berpengaruh terhadap volume telur ayam adalah umur ayam, suhu lingkungan, strain atau breed, kandungan nutrisi dalam ransum, berat tubuh ayam dan waktu telur dihasilkan. Campbell (2003) menyatakan bahwa bobot telur berkaitan erat dengan komponen penyusunnya yang terdiri atas putih telur (58%), kuning telur (31%) dan kerabang telur (11%). Menurut Wahyu (1992), faktor terpenting yang mempengaruhi ukuran telur adalah protein
45.6 45.8 46 46.2 46.4 46.6 46.8 47 Tanpa Probiotik (R0) BAL (R1) Lactobacillus sp (R2) Bacillus sp (R3) Vo lum e T elur (m l³)
dan asam amino, karena sekitar 50% bahan kering telur mengandung protein sehingga penyediaan asam amino dalam sintesis protein sangat diperlukan untuk memproduksi telur. Globulin merupakan protein yang menentukan kekentalan putih telur dan mengurangi pencairan buih.
Globulin yang kurang dalam putih telur membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai volume
tertentu (Stadelman dan Cotterill, 1995).
SIMPULAN
Penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum meningkatkan Haugh Unit telur ayam Arab sebesar 13,92%. Lactobasillus sp., Basillus sp., dan bakteri asam laktat memiliki kemampuan yang sama dalam meningkatkan nilai Haugh Unit. Penggunaan berbagai jenis probiotik belum mampu meningkatkan volume telur ayam Arab.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada Kelompok Tani Ternak “Wanita Karya” Karanggude yang telah memberikan kesempatannya untuk melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arslan, C. dan M. Saattci. 2004. Effect of Probiotics admininstation either as feed additive or by drinking water on performance and blood parameters of japanesse quail. Arch. Geflugelk. 68 : 160 – 163.
Bell, D. and Weaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg. Kluwer Academic Publishers, United States of America.
Bridge, E. S., Boughton, R. K., Aldredge, R. A., Harrison, T. J. E., Bowman, R., and Schoech, S. J. 2007. Measuring egg size using digital photography: testing Hoyt’s method using Florida Scrub-Jay eggs. Field Ornithol, 78(1), 109–116.
Campbell, J. R., M. D. Kenealy dan K. L. Campbell. Animal Science, The Biology, Care and Production
of Domestic Animals. 4th. Ed. Mc. Graw Hill. New York.
Direktorat Jenderal Peternakan. 2010. Road Map Pembibitan Ternak. Jakarta.
Gozali, N. A. 2009. Kinerja ayam Nagrak dan ayam Kampung yang dipelihara secara intensif di Cibadak Sukabumi Jawa Barat. JITV 14(2): 97-103.
Hardiningsih, R., dan N. Nurhidayat. 2006. Pengaruh Pemberian Pakan Hiperkolestrolemia terhadap Bobot Badan Tikus Putih Wistar yang Diberi Bakteri Asam Laktat. Jurnal
Biodiversitas 7 (2) : 127 – 130.
Haugh Unit, R.R. 2000. The Haugh Unit for Meausering Egg Quality. U.S. Egg Poultry Megazine. Hoover, D.G. 2000. Microorganism and Their Products in the Preservation of Foods. In : B.M. Lund,
T.C.Baird- Parker, G.W. Gould (Eds). The Microbiological Safety and Quality of Food. Aspen Publisher, Maryland.
Jin, L.Z., Y.W. Ho, N. Abdullah, M.A. AIi, and S. Jalaludin. 1998. Effect of adherent lactobacillus cultures on growth, weight of organs and intestinal microflora and volatile fatty acids in broiler. Anim. Feed. Sci. Technol. 70(3): 197-209.
Istinganah, L. 2013. Penggunaan Berbagai Jenis Probiotik Dalam Ransum Terhadap Produksi dan Bobot Telur Ayam Arab. Skripsi. Fakultas Peternakan. Unsoed Purwokerto
Kompiang, I P. 2000. Pengaruh suplementasi kultur Bacillus spp. melalui pakan atau air minum terhadap kinerja ayam petelur. Jurnal IImu Ternak dan Veteriner 5(4): 205-209.
Kompiang, I P. 2009. Pemanfaatan Mikroorganisme sebagai Probiotik untuk Meningkatkan Produksi Ternak Unggas di Indonesia. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 2 (3):2009 Langhout, P. 2000. New Additives for broiler chicken. Feed Mix. The International Journal on feed,
Nutrition and Technology 9(6):24- 27.
Lehninger, A. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid II. Diterjemahkan oleh Dr. Ir. Maggy Thenawidjaja. Erlangga: Jakarta.
Mahdavi, A. H. Rahmani, H.R. and Pourreza, J. 2005. Effect of Probiotics Supplements on Egg Quality and Laying Hen's Performance. Department of Animal Sciences. Isfahan University of Technology. Iran. International Journal of Poultry Science 4 (7): 488-492.
North, M. O. and D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. The 4th Ed. Avi
Publishing Company Inc. Westport, Connecticut.
Savadogo, A. Ouattrara CAT. Bassole IHN. Traore SA. 2006. Bacteriocins and Lactics Acid Bascteria – A mini Review. Afr. J. Biotechnol 5 (19): 678-684.
Sjofjan, O. 2003. Kajian Probiotik (Aspergillus niger dan Bacillus sp.) sebagai Imbuhan Ransum dan Implikasinya terhadap Mikroflora Usus serta Penampilan Produksi Ayam Petelur. Disertasi. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Sodak, J.F. 2011. Karakteristik Fisik dan Kimia Telur Ayam Arab pada Dua Peternakan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Skripsi. IPB. Bogor.
Stadelman, W. J. and O. J. Cotterill. 1995. Egg Science and Technology. 4th Ed. Food Products Press. An Imprint of the Haworth Press, Inc., New York.
Suprijatna, E. dan Natawihardja, D. 2004. Pengaruh Taraf Protein dalam Ransum pada Periode Pertumbuhan terhadap Performans Ayam Ras Petelur Yipe Medium saat Awal Peneluran. J.
Pengembangan Peternakan Tropis. 29(1): 33 – 38.
Wahyu, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan III. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Xu, L. C, Ji, C, Ma, Q, Hao, K, Jin, Y. Z, and Li, K. 2006. Effects of a Dried Bacillus subtilis Culture on Egg Quality. Poultry Science Journal. 85 : 364-365.Winarsih, W. 2005. Pengaruh Probiotik dalam Pengendalian Salmonellosis Subklinis pada Ayam : Gambaran Patologis dan Performan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.