• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif melalui Dukungan Keluarga dan Self Efficacy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif melalui Dukungan Keluarga dan Self Efficacy"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DOI:https:// doi.org/10.12345/jikp.v9i02.165

This is an open access article under the CC–BY-SA license.

Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif melalui Dukungan

Keluarga dan Self Efficacy

Jumiarsih Purnama AL1,*, Sigit Mulyono2, Lily Herlinah3

1Program Studi Ilmu Keperawatan, Stikes Muhammadiyah Sidrap 2Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 3

Program Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Muhammadiyah Jakarta jumiarsihpurnama91@yahoo.com

*corresponding author

Tanggal Pengiriman: 18 Juni 2020, Tanggal Penerimaan: 23 Desember 2020

Abstrak

Air Susu Ibu (ASI) merupakan suatu cairan hidup yang dapat berubah dan memberi respon terhadap kebutuhan bayi seiring dengan pertumbuhan. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan Self efficacy terhadap keberhasilan ibu dalam pemberian asi eksklusif di Wilayah kerja puskesmas Empagae Kabupaten Sidrap. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Penelitian ini di lakukan selama 1 bulan. Populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan di Puskesmas Kabupaten Sidrap penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari sampai Maret, menggunakan tehnik Proporsional Random Sampling dengan total 136 responden. Analisa data dilakukan dengan Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara dukungan keluarga dan Self efficacy terhadap keberhasilan ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,001 (p<0,05). Variabel dukungan keluarga yang terdapat pada penelitian ini yaitu dukungan keluarga emosional, informasional, instrumental, penghargaan, dan self efficacy. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel dukungan keluarga yang perlu ditingkatkan yaitu dukungan keluarga emosional dengan hasil uji statistik didapatkan p = 0,001 ( p<0,05). Disarankan agar dukungan keluarga secara emosional ibu dalam pemberian ASI eksklusif lebih ditingkatkan karena dukungan emosional menjadikan ibu memiliki rasa nyaman, keyakinan, dipedulikan, dicintai dan disayangi oleh keluarga sehingga individu dapat menghadapi masalahnya dengan baik.

Kata Kunci: dukungan keluarga; self efficacy; pemberian ASI eksklusif

Abstract

Breast milk (ASI) is a living fluid that can change and respond to the baby's needs as it grows. The purpose of this study was to determine the relationship between family support and self-efficacy on the success of mothers in giving exclusive breastfeeding in the working area of the Empagae Community Health Center, Sidrap Regency. The design used in this research is descriptive analytic. This research was conducted for 1 month. The population of this study were mothers who had children aged 0-6 months at the Sidrap District Health Center. This study was conducted from February to March, using proportional random sampling technique with a total of 136 respondents. Data analysis was performed using Chi Square. The results of this study indicate a relationship between family support and self-efficacy on the success of mothers in exclusive breastfeeding. The statistical test results obtained p value = 0.001 (p <0.05). The variables of family support in this study are emotional, informational, instrumental, reward, and self-efficacy family support. Based on the results of this study, it shows that the variable family support that needs to be improved is emotional family support. The statistical test results showed that p = 0.001 (p <0.05). It is suggested that the mother's emotional family support in exclusive breastfeeding be increased because emotional support makes the mother feel comfortable, confident, cared for, loved and cherished by the family so that individuals can deal with their problems well.

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia sehat merupakan salah satu visi yang dapat terwujud apabila bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang optimal. Visi pembangunan kesehatan ini dilandasi pada paradigma sehat. Paradigma ini akan mengarahkan pembangunan kesehatan untuk lebih mengutamakan upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit atau masalah kesehatan (preventif), tanpa mengesampingkan upaya penanggulangan atau penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) (Kemenkes RI, 2012).

Salah satu indikator utama dalam rangka mewujudkan pelaksanaan Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga sehat yang telah disepakati adalah bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif. (Kemenkes, RI 2017). Manfaat ASI yang sangat besar didukung oleh pemerintah Indonesia dengan gerakan peningkatan pemberian ASI (PP-ASI) diantaranya kebijakan pemerintah dalam undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 yang membahas kesehatan ibu dan bayi pada bab VII Bagian kesatu dan Kebijakan terbaru Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2013 yang memaparkan tentang pemberian ASI eksklusif. Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah ini belum dapat meningkatkan pemberian ASI eksklusif sampai mencapai target yang diharapkan. Riskesdas tahun 2014 mencatat secara nasional, bayi yang diberikan ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan adalah 52,3%. Angka ini berada dibawah target Nasional yaitu 80%. (Kemenkes RI, 2015)

Beberapa faktor yang menyebabkan bayi tidak diberikan ASI dengan baik. Faktor tersebut adalah faktor karakteristik ibu, faktor bayi, lingkungan, pendidikan kesehatan, sosial ekonomi, budaya dan dukungan keluarga, (Budiharjo, 2013). Dukungan keluarga menurut Fridman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Dari Hasil penelitian Nurlinawati et, al (2016) tentang dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan emosional dan dukungan penghargaan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi, sedangkan dukungan keluarga yang dominan adalah dukungan instrumental. Peran perawat dikomunitas diperlukan untuk memotivasi keluarga memberikan dukungan instrumental dalam pemberian ASI eksklusif.

Faktor yang dapat mendukung tindakan menyusui efektif salah satunya adalah keyakinan diri (Self efficacy) bahwa mampu untuk menyusui secara efektif. Self efficacy merupakan rasa percaya diri yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu hal yang belum dilakukan yang dapat meningkatkan motivasi. Efikasi diri adalah keyakinan bahwa seseorang memiliki kekuatan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Efikasi diri berhubungan dengan keyakinan dan persepsi individu atau seseorang terhadap kemampuan untuk mencapai tujuan tertentu (Edgren, 2013).

Menurut data WHO (2016), cakupan ASI eksklusif di seluruh dunia hanya sekitar 36% selama periode 2007-2014. Pencapaian ASI Eksklusif di Indonesia belum mencapai 80%. Berdasarkan laporan SDKI tahun 2013 pencapaian ASI eksklusif adalah 42%. Sedangkan, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2014, cakupan pemberian ASI 0-6 bulan sebanyak 54,3%, (Pusdatin, 2015). Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif bayi

(3)

Copyright © 2020, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)

umur dibawah 6 bulan sebesar 41%, ASI eksklusif pada bayi umur 4-5 bulan sebesar 27%, dan melanjutkan menyusui sampai anak umur 2 tahun sebesar 55% (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Data Susenas Provinsi Sulawesi Selatan cakupan ASI ekskusif tahun 2013 sebesar 56,6%. Berdasarkan profil dinas kesehatan Sidrap diperoleh pada bulan Agustus 2013 dari 39 Puskesmas yang ada di Sidrap terdapat 174 (4,08%) bayi yang diberi ASI eksklusif dan terdapat 4089 (95,9%) bayi yang tidak diberi ASI eksklusif sementara target yang harus dicapai adalah sebesar 80% (Dinkes Sulsel.Prov, 2013).

Berdasarkan data studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada ibu postpartum di Puskesmas Empagae Kabupaten Sidrap didapatkan jumlah ibu pospartum 1906 hanya 57% yang melaksanakan asi eksklusif. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti kepada petugas Puskesmas Empagae Kabupaten Sidrap mengatakan bahwa pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerjanya tidak mengalami peningkatan dikarenakan kurangnya dukungan keluarga dan keyakinan diri ibu terkait pentingnya memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya dan ibu beranggapan bahwa dengan memberikan anaknya ASI saja maka anak tersebut tidak merasa kenyang. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan self efficacy terhadap keberhasilan pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Empagae Kabupaten Sidrap.

METODE

Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik menggunakan metode pendekatan cross sectional. Dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama. Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 136 orang sampel.

Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Empagae Kabupaten Sidrap. Pertimbangan pemilihan tempat penelitian ini .karena didapatkan jumlah ibu postpartum 1906 hanya 57% yang melaksanakan ASI eksklusif, disamping itu penelitian tentang Hubungan Dukungan Keluarga dan Self Efficacy terhadap keberhasilan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Empagae Kabupaten Sidrap belum pernah dilakukan. Diwilayah kerja Puskesmas memiliki 19 posyandu aktif sehingga memungkinkan untuk memperoleh sampel sesuai dengan kriteria inklusi.

Penelitian ini dilaksanakan dimulai dari persiapan penelitian dan proposal diajukan pada bulan Februari-April 2019, dan pengumpulan data akan dilakukan selama 4 minggu, yaitu pada bulan April 2019.

Dalam penelitian ini proses pengambilan dan pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan lembar instrumen. Kuesioner pertama yaitu kuesioner karakteristik ibu diisi untuk mengetahui karakteristik responden yang terdiri dari umur, pendidikan, paritas, budaya dan sosial ekonomi. Kuesioner kedua yaitu kuesioner A tentang dukungan keluarga. kuesiner dukungan terdapat 4 jenis kuesioner yaitu kuesioner dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan penghargaan. Kuesioner ketiga yaitu kuesioner B tentang self efficacy. Pengukuran self efficacy yang disebut dengan Brestfeeding Self Efficacy Scale Short Form (BSES-SF). Hasil uji validitas instrumenpada penelitian ini sebagai berikut : Kuesioner dukungan keluarga dengan dukungan emosional yaitu 0,590. Kuesioner dukungan keluarga dengan dukungan informasional yaitu : 0,816. Kuesioner dukungna keluarga

(4)

denga dukungan instrumental yaitu : 0,708. Kuesioner dukungan keluarga dengan dukungan penghargaan yaitu : 0,747. Dan kuesioner self efficacy yaitu : 0,765.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan emosional, dukungan informasional, dukungan instrumental, dukungan penghargaan dan self efficacy, dan variabel dependen yaitu Keberhasilan pemberian ASI eksklusif Uji analisis yang dilakukan pada penelitian ini yaitu uji analisis univariat dan uji analisis bivariat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia, Pendidikan, Paritas dan Budaya Penelitian (n=136) Karakteristik f % Usia Dewasa Awal 95 69,9 Dewasa Akhir 41 30,1 Pendidikan Rendah 77 56,6 Tinggi 59 43,4 Paritas Primipara 50 36,8 Multipara 86 63,2 Budaya Tidak Mendukung 56 41,2 Mendukung 80 58,8 Keberhasilan ASI Tidak berhasil 76 44,1 Berhasil 60 55,9

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa responden sebagian besar memiliki usia dengan dewasa awal yaitu 95 responden (69,9%). Responden dengan pendidikan rendah sebanyak 77 responden (56,6%). Responden dengan paritas adalah multipara 86 responden (63,2%). Responden dengan budaya yang mendukung 80 responden (58,8%). Responden dengan keberhasilan pemberian ASI 60 responden (55,9%).

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar usia pada kelompok ibu adalah ibu yang berusia dewasa awal yang berusia 18–35 tahun sebanyak 95 orang (69,9%). Pada usia dewasa awal jika tidak mendapatkan perhatian khusus dari tenaga kesehatan, keluarga serta kesadaran diri sendiri dari ibu untuk memberikan ASI eksklusif, maka ibu akan sangat beresiko untuk tidak memberikan ASI eksklusif. Ibu dengan usia dewasa awal perlu pendampingan yang lebih seperti dukungan, perhatian ataupun motivasi dari keluarga sehingga target pemberian ASI eksklusif dapat tercapai sesuai dengan kebijakan Permenkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 menyatakan bahwa pemberian ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan dianjurkan untuk dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan pemberian

(5)

Copyright © 2020, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)

makanan tambahan yang sesuai, semua tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan kesehatan agar memberikan informasi tersebut kepada semua ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI eksklusif kepada anaknya.

Tabel 2. Hasil Bivariat Dukungan Keluarga, Dukungan Emosional, Dukungan Informasional, Dukungan Instrumental, Dukungan Penghargaan dan Self Efficacy

Terhadap Keberhasilan Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif

Variabel

Pemberian ASI Eksklusif

OR p

value 95% CI

Tidak

Berhasil Berhasil Total

f % f % f % Dukungan Emosional Kurang Baik 50 26 36,8 19,1 8 52 5,9 38,2 58 78 42,6 57,4 12,50 0,001 5,172-30,209 Dukungan Informasional Kurang Baik 52 24 38,2 17,6 20 40 14,7 29,4 72 64 52,9 47,1 4,333 0,001 2,104-8,925 Dukungan Instrumental Kurang Baik 55 21 40,4 15,4 17 43 12,5 31,6 72 64 52,9 47,1 6,625 0,001 3,118-14,076 Dukungan Penghargaan Kurang Baik 59 17 43,4 12,5 23 37 16,9 27,2 82 54 60,3 39,7 5,583 0,001 2,638-11,815 Self Efficacy Rendah Tinggi 49 27 36,0 19,9 17 43 12,5 31,6 66 70 48,5 51,5 4,590 0,001 2,208-9,546

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan ibu adalah rendah sebanyak 77 orang (56,6%). Tingkat pendidikan yang rendah pada ibu dapat mengakibatkan kurangnya pemahaman tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, serta kebiasaan dari keluarga ataupun ibu yang sudah ditanam sejak dahulu mengakibatkan kurangnya pengetahuan dan kurangnya minat ibu untuk mengetahui manfaat dari ASI Eksklusif itu untuk tumbuh kembang anak. Dalam penelitian ini, responden dan keluarga sudah berupaya untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan terutama manfaat ASI Eksklusif dari pihak pelayanan kesehatan, namun responden dan keluarga terkadang masih bingung dalam memahami, menjelaskan dan menerapkan hal tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar paritas ibu adalah multipara sebanyak 86 orang (63,2%). Ibu yang memiliki anak lebih dari satu atau bukan anak pertama akan lebih beresiko untuk tidak memberikan ASI eksklusif pada anaknya karena dalam penelitian ini sebagian ibu mengatakan bahwa ibu tidak memberikan ASI kepada anaknya karena sibuk dengan pekerjaan misalnya kesibukan pekerjaan rumah tangga namun jika ibu tidak memiliki kesempatan atau ibu sedang sibuk maka ibu dapat dibantu oleh orang lain atau keluarga untuk memberi susu kepada anaknya.

(6)

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki budaya yang mendukung pemberian ASI eksklusif sebanyak 80 orang (58,8%). Sangat memprihatinkan budaya yang mendukung pemberian ASI eksklusif hanya mencapai 58,8%, tentunya pencapaian tersebut akan memberi dampak yang sangat mengkhawatirkan dalam pencapaian target pemberian ASI eksklusif sedangkan budaya merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh ibu, keluarga dan juga masyarakat umum secara turun temurun.

Dukungan emosional yang terdapat pada hasil penelitian ini dengan kategori baik sebesar (57,4%). Dengan pencapaian tersebut belum dapat dikatakan baik karena masih adanya ibu yang kurang mendapatkan dukungan secara emosional dari keluarganya. Dukungan emosional yang seharusnya diterima oleh responden dapat diwujudkan dalam memberikan dukungan dengan menerima segala kondisi responden yang memberikan ASI Eksklusif. Anggota keluarga memberikan semangat kepada responden untuk memberikan ASI Eksklusif dan ketika responden mengalami kesulitan, keluarga ikut merasakan kesulitan yang dialami oleh responden. Dukungan informasional kategori kurang yang terdapat pada hasil penelitian ini sebesar (52,9%). Dengan hasil tersebut tentunya sangat memperihatinkan untuk ibu yang memiliki keluarga yang tidak dapat memberikan atau berbagi informasi terkait pemberian ASI eksklusif. Bentuk dukungan informasional yang seharusnya diterima oleh ibu seperti keluarga menjelaskan manfaat dan kerugian yang dialami oleh responden dalam pemberian ASI Eksklusif. Cara menyimpan ASI dan merawat payudara harusnya keluarga mengingatkan kepada ibu bahwa hal tersebut harusnya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari oleh ibu, tentunya keluarga juga harusnya lebih memperhatikan masalah-masalah yang mungkin dapat dialami oleh responden dalam memberikan ASI Eksklusif.

Dukungan instrumental kategori kurang baik yang terdapat pada hasil penelitian ini sebesar (52,9%). Dengan hasil penelitian tersebut dapat memberikan resiko tinggi ketidakberhasilan ibu dalam pemberian ASI eksklusif karena dukungan dari keluarga dalam bentuk dukungan instrumental sangat berpengaruh dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Sebaiknya salah satu dari anggota keluarga dapat melatih dalam memberikan ASI Eksklusif, anggota keluarga juga harusnya membantu ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan membantu ibu dalam bentuk uang, peralatan, waktu dan makanan dalam proses memberikan ASI eksklusif karena hal tersebut sangat memberikan dampak yang kurang baik jika tidak dapat terpenuhi dengan baik.

Dukungan penghargaan kategori kurang terdapat pada hasil penelitian ini sebesar (60,3%). Dengan hasil penelitian tersebut juga dapat memberikan resiko tinggi ketidakberhasilan ibu dalam pemberian ASI eksklusif karena dukungan dari keluarga dalam bentuk dukungan penghargaan juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Dungan penghargaan yang sebaikny diterima oleh responden dari anggota keluarga adalah pujian dan pernyataan anggota keluarga yang mengharapkan responden untuk selalu memberikan ASI Eksklusif. Anggota keluarga memuji dan mengakui apabila responden berhasil dalam memberikan ASI Eksklusif.

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa responden dengan Self Efficacy kategori rendah yaitu 76 responden (55,9%). Sangat disayangkan Self efficacy atau keyakinan

(7)

Copyright © 2020, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)

diri ibu dalam pemberian ASI eksklusif sangatlah rendah dan mengkhawatirkan. Self efficacy ibu sangatlah mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.

SIMPULAN

Ibu mayoritas berusia dewasa awal, mayoritas pendidikan ibu yaitu ibu yang memiliki pendidikan rendah, paritas ibu yaitu multipara atau memiliki anak lebih dari satu, ibu mayoritas memiliki budaya yang mendukung pemberian ASI eksklusif. Responden yang memiliki dukungan keluarga dengan dukungan emosional masih kurang. Yang memiliki dukungan informasional dalam pemberian ASI Eksklusif masih kurang, yang memiliki dukungan instrumental juga masih kurang, yang memiliki dukungan penghargaan masih kurang dan yang memiliki Self Efficacy juga mayoritas masih rendah. Ada hubungan antara dukungan emosional, informasi, instrumental, penghargaan keluarga dan Adanya hubungan Self Efficacy Ibu terhadap keberhasilan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Empagae Kabupaten Sidrap.

DAFTAR PUSTAKA

Agdas, K., Talat, K., & Sepideh, B (2014). Constraint to Exclusive bresfeeding skin-to-skin contact on breastfeeding self efficacy of primiparous women; A randomised control trial. Women and Birth

Al-Akour, N.A., Okour, A., & Aldebes, R.T. (2014). Factor Asociated with exclusive breastfeeding practices among mothers in Syria: A cross-sectional study, British Journal of Medicine & Medical Reserch

Alligood, M.R (2014) Nursing thorists and their work (8th Edition). USA : Morsby Elsevier. Alligood, M.R (2006). Nursing theory and their works. St. Louis : Mosby Elsevier Inc.

Ballard, O., & Morrow, A.L. (2013). Human milk composition: Nutrients and bioactive factors. Pediatr Clin North Am

Bandura, A. (1997). Self efficacy: The exercise of control, New York: W. H. Freedman and Company.

Burns & Ggrovw, K.,S., (2009). The practise of nursing Research : Appraisal Synthesis and Generation of Evidence (6 edition) Sounders Elsevier

Cadwell. 2011. Buku saku Manajemen Laktasi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Chunnigham. 2006. Obstetri Williams Volume I. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Christian, A., & Krumwiede, N. (2013). Simulation enhances self efficacy in the management of

preeclamsia and eclampsia in obstetrical staff nurses, Clinical Simulation in Nursing. Creighton, J. (2002). Benefits of breastfeeding confirmed in new reserch. The Nation’s Health. Dahlan, M.S. (2014). Membuat proposal peenelitian bidang kedokteran dan kesehatan. Jakarta:

Sagung Seto.

Dahlan, M.S. (2016). Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehata. Jakarta: Epidemiologi Indonesia

Dahlan, M.S. (2017). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Epidemiologi Indonesia

Danso, J. (2014). Examining the practice ofexclusive breasfeding among professional working mothers in Kumasi Metropolis of Ghana. International Journal of Nursing

Dennis, C.L., & Faux, S. (1999). Development and psychometrictesting of the breasfeeding self efficacy scale. Res Nurs Health

Dennis, C.L (2003). The breasfeeding self efficacy scale: psychometric assesment of the short form. JOGNN, Res Nurs Halth,

(8)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2012). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011: Jakarta: Depkes

Dinas Kesehatan Privinsi Sulawesi Selatan (2013). Profil Kesehatan Provinsi Sul-Sel 2012. Makassar: Dinkes,Prov

Edgren, S.K., (2013). Bandura’s self efficacy theory: Something is missing. Clinical Simulation in Nursing.

Friedman M. Marilyn (2010) Keperawatan Keluarga Riset, Teori, Praktik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Handayani L, Kosnin AM, Jiar YK. (2012). Breasfeeding Education in Term of Knowledge and Attitude through Mother Support Group. Journal of Educatin and Learning. Vol.6

Handayani, L., Kosnin, A., Jiar, Y.K., & Solikhah. (2013). Translation and validation of bresfeeding self efficacy scale-short form (BSES-SF) into Indonesia: A pilot study. Kes Mas. Hernandez, L., & Vasquez, M.L. (2010). Practices and beliefs about exclusive breasfeeding by

women living in Commune 5 in Cali, Colombia. Medical Colombia

Keemer, F. (2013) Breasfeeding self efficacy of women using second-line strategie for healthy term infants in the first week postpartum: An Australian observasional study. International Breastfeeding Journal

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2010). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta: Kemenkes.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Kemenkes

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kemenkes

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Kemenkes

Maryunani, A (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. DKI Jakarta : CV Trans Info Media

Mulyani, T. (2012). Analisis kinerja motivator menyusui dalam mengelola kelompok pendukung ibu (KP-Ibu) sebagai upaya peningkatan pemberian ASI Eksklusif. (Tesis). Minat Manajemen Ibu dan Anak Program Magister Universitas Diponegoro, Semarang.

Nanishi, K., Green, J., Taguri, M., & Jimba, M (2015). Determining a cut-off point for scores of the breastfeeding self efficacy scale-short form: Secondary data analysis of an intervension study in Japan. Plos one.

Prasetyo, S.D (2012) Buku Pintar ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik dan kemanfaatan-kemanfaatannya. Jogjakarta : DIVA Press

Reder. Dkk (2013) Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

Roesli. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda

Rukiyah, Y. A Dkk (2010) Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta Timur : CV Trans Info Media

Sitepoe, M (2013) ASI Eksklusif Arti Penting Bagi kehidupan. Jakarta Barat : PT Indeks, Jakarta Soetjiningsih, (1997). Seri Gizi Klinik ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, EGC: Jakarta Stanhope, M., & Lancester, J. (2004). Community & Public health nursing. Sixth edition. St

Louis Missouri: Mosby.

Stanhope, & Lancester, (2010). Foundation of nursing in the Community : Community Oriented Practice., Mosby Elsevier

Sugiyono, (2016). Metode Penelitian Kuanititatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabet: bandung Wiji, R. (2013). Asi dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia, Pendidikan, Paritas dan   Budaya Penelitian  (n=136)  Karakteristik     f  %  Usia    Dewasa Awal                                          95                                                  69,9  Dewasa Akhi

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian di atas memberikan sebuah pemahaman bahwa manajemen pemasaran dalam konteks rumah sakit merupakan upaya yang dapat dilakukan agar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai daya dukung lingkungan obyek wisata Aik Berik sehingga dapat digunakan untuk merencanakan/menentukan waktu

Pada beberapa penelitian lain juga memperlihatkan bahwa buku sebagai bahan ajar masih mengandung teks dan ilustrasi yang bias gender yakni (1) Ng Yun Jin dkk menunjukkan

Peningkatan usia ibu merupakan faktor risiko plasenta previa, karena sklerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriole miometrium menyebabkan aliran darah ke endometrium

Downloader adalah sebuah memori untuk menyimpan program pada Bascom AVR, sebagai in-system programmer yang dapat dihubungkan ke komputer melalui port USB untuk

Sumber: Data sekunder yang diolah... Aneka

Salah satu acara unggulan pada stasiun televisi Trans 7 dan merupakan salah satu program acara terlama, jejak petualang hadir sebagai tayangan dokumenter untuk memberikan

Berdasarkan hasil penelitian ditarik kesimpulan: Sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan Strategi Belajar Mind Mapping adalah sangat baik, hal ini didukung oleh