Resume Jurnal “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Dan
Tingkat Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atas Dolar Amerika”
Pendahuluan
Krisis moneter dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah menghancurkan sendi – sendi perekonomian, termasuk perbankan. Inflasi merupakan salah satu dampak dari krisis moneter berkepanjangan.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi inflasi adalah dengan menekan uang beredar. Dampak dari kebijakan ini, bank-bank milik swasta maupun pemerintah berlomba menaikkan suku bunga. Bunga yang diberikan oleh bank menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank, sedangkan keuntungan bagi bank adalah bank dapat menjalankan kegiatan operasionalnya.
Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menyimpan dananya di bank daripada menanamkan modalnya pada sektor produksi atau industri yang resikonya lebih besar. Dengan demikian, tingkat inflasi dapat dikendalikan dengan tingkat suku bunga.
Namun, kebijakan uang ketat yang mendoron tingat suku bunga tinggi dapat menyebabkan cost of money menjadi mahal. Hal ini kan melemahkan daya saing ekspor di pasar dunia sehingga dapat membuat dunia usaha tidak bergairah melakukan investasi dalam negeri, produk akan menurun dan pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan.
Tinjauan Pustaka
SUKU BUNGA
Suku bunga adalah biaya yang harus dibayarkan oleh peminjam atas pinjaman yag diterimanya dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman. Suku bunga dibedakan menjadi dua, yakni:
Suku bunga nominal, adalah tingkat suku bunga yang diamati di pasar
Suku bunga riil, adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga nominal dikurangi laju inflasi yang diharapkan.
Dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu :
Faktor internal, meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar dan inflasi yang di duga.
Faktor eksternal, suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai tukar valuta asing.
INFLASI
Inflasi, kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan secara terus – menerus. Tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum, dapat dinyatakan dengan rumus : Rate of Inflation = Price level(t)−Price level(t−1)
Price Level(t−1)
Komponen Inflasi
1. Kenaikan harga, ditandai dengan harga lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya.
2. Bersifat umum, yaitu menyebabkan harga naik secara umum.
3. Berlangsung terus – menerus, karena perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.
Tingkat Inflasi
1. Merayap (Creeping Inflation), laju inflasi rendah yakni kurang dari 10% pertahun, kenaikan harga berjalan lambat dengan persentase kecil dan jangka waktu relatif lama.
2. Inflasi Menengah (Galloping Inflaton), kenaikan harga cukup besar, dalam waktu yang relatif pendek dan bersifat akselerasi (harga lebih tinggi dari periode sebelumnya, begitu seterusnya).
3. Inflasi Tinggi (Hyper Inflation), kenaikan mencapai 5 sampai 6 kali dan nilai uang merosot tajam.
Metode Pengukuran Inflasi
1. Consumer Price Index (CPI), mengukur pengeluaran rumah tangga, dengan rumus: CPI = Cost of market basket∈given year
2. Produsen Price Index (PPI), menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah, bahan baku atau barang setengah jadi. Perhitungannya sama dengan CPI.
3. GNP Deflator, mencakup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP. Perhitungannya dengan rumus:
GNP Deflator = GNP Nomimal GNP Riil x100 Faktor – Faktor yang Memengaruhi Inflasi
Menurut Samuelson dan Nordhaus:
1. Demand Pull Inflation, permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan potensi perekonomian.
2. Cost Push Inflation, peningkatan biaya selama periode pengangguran tinggi dan pengangguran sumber daya kurang efektif.
Faktor penyebab lainnya:
1. Domestic Inflation, kenaikan harga secara umum di dalam negeri. 2. Imported Inflation, kenaikan harga di luar negara yang bersangkutan.
KURS
Kurs adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain. Nilai kurs terbagi atas:
1. Kurs jual adalah harga jual valuta asing oleh bank atau money charger. 2. Kurs beli adalah kurs yang diberlakukan ketika bank membeli aluta asing.
Racangan Penelitian
Wilayah Penelitian, penelitian ini dilakukan di Indonesia dalam kurun waktu tahun 2003-2008
Data, data suku bunga nominal, tingkat infalsi dan tukar antara rupiah dan dolar Amerika yang diperoleh dari BI berupa Statistik Keuangan Indonesia tahun 2003-2008.
Teknik Analisis, menggunakan regresi linear bergandi dengan bentuk persamaan: Y = a + β1X1 + β2X2
a = konstanta
β(1,2) = Koefisien regresi X1 = Tingkat suku bunga BI X2 = Tingkat inflasi
1. Uji F
Pengujian statistik secara bersama – sama antara variabel dengan variabel terikat dengan syarat:
a. Jika F hitung < F tabel, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Jika F hitung > F tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
2. Uji t
Mengetahui pengaruh masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan syarat:
a. t hitung < t tabel pada α (5%), maka tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
b. t hitung > t tabel pada α (5%), maka ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Analisi Data
Sebelum dilakukan analisis regresi linear berganda terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis agar analisis regresi dapat dilaksanakan. 3 syarat yang harus dipenuhi:
a. Uji Normalitas
Data yang berdistribusi normal dalam model regresi dapat dilihat pada grafik normal plot. Jika titik – titiknya menyebar disekitar garis diagonal, maka data tersebut berdistribusi normal. Pada data penelitian ini memiliki distribusi normal. b. Uji Heteroskedastisitas
c. Uji Multikoleniaritas
Regresi yang bebas multikolinearitas ditandai dengan niali VIF berkisar 1 dan nilai toleransi berkisar 1. Data penelitian ini bebas dari multikolinearitas.
1. Model Summary
Tabel 1. Model Summaryᵇ
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .826ᵃ .682 .580 508.19027
a. Predictors : (Constant), Inflasi, Suku Bunga b. Dependent Variabel : Kurs
Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa:
a) Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,826 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara tingkat suku bunga (X1) dan inflasi (X2) terhadap variabel nilai tukar rupiah/kurs (Y).
b) Nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,682 menujukkan bahwa tingkat suku bunga (X1) dan inflasi (X2) mempengaruhi variabel nilai tukar rupiah/kurs (Y) sebesar 68,2% dan sisanya sebesar 31,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini seperti jumlah uang beredar tingkat bunga deposito dan lainnya.
2. Anova
Tabel 2. Annovaᵇ
Model Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.866E7 2 9329488.682 4.102 .021ᵃ
Residual 1.570E8 69 2274637.900
Total 1.756E8 71
a. Predictors : (Constant), Inflasi, Suku Bunga b. Dependent Variabel : Kurs
Dapat dilihat pula pada erbandingan antara F tabel dan F hitung. Dari hasil perhitungan, diperoleh F hitung sebesar 4,102 dan F tabel (df 2:69) sebesar 3,15. Karena F hitung > F tabel, maka variabel suku bunga (X1) dan inflasi (X2) memiliki pengaruh yang sangat sgnifikan terhadap kurs (Y).
3. Koefisien Regresi
1 (Constant) 8302.526 1099.894 7.548 .000
Suku Bunga -31.402 107.799 -.033 -2.291 .012 .998 1.002
Inflasi 135.630 47.442 .326 2.859 .006 .998 1.002
a. Dependent Variable : Kurs
Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan regresi linear regresi menjadi : Y = 8302.526 - 31.402 X1 + 135.630
Nilai konstanta sebesar 8302.526 menunjukkan bahwa tanpa adanya tingkat suku bunga dan tingkat inflasi maka nilai tukar rupiah sebesar 8302.526 per dolar Amerika. Nilai koefisien regresi variabel tingkat suku bunga (X1) sebesar -31.402 menunjukkan jika tingkat suku bunga meningkat satu digit maka nilai tukar rupiah akan menurun 31.402. nilai koefisien regresi tingkat inflasi sebesar 135.630 menunjukkan jika tingkat inflasi meningkat satu digit maka nilai tukar rupiahakan meningkat sebesar 135.630.
Nilai B untuk variabel tingkat suku bunga (X1) sebesar -0,033 dan variabel tingkat inflasi sebesar 3,26. Karena nilai B variabel inflasi lebih besar daripada tingkat suku bunga, maka yang paling berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah atas dolar Amerika adalah tingkat inflasi.
Kesimpulan
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat suku bunga BI secara parsial terhadap nilai tukar rupiah.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel inflasi secara parsial terhadap nilai tukar rupiah.