• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 perhitungan evaporasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4 perhitungan evaporasi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI

EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI

1.

1. PERHITUNGAN EVAPORASIPERHITUNGAN EVAPORASI

Dari siklus hidrologi telah diketahui bahwa curah hujan yang terakumulasi di permukaan Dari siklus hidrologi telah diketahui bahwa curah hujan yang terakumulasi di permukaan bumi sebagai air permukaan, sungai, danau dan sebagainya. Sebagian air tersebut akan bumi sebagai air permukaan, sungai, danau dan sebagainya. Sebagian air tersebut akan kembali lagi ke atmosfir sebagai uap melalui peristiwa penguapan. Sedang penguapan kembali lagi ke atmosfir sebagai uap melalui peristiwa penguapan. Sedang penguapan tergantung dari factor cuaca, seperti temperature udara, temperature air, angina, tekanan tergantung dari factor cuaca, seperti temperature udara, temperature air, angina, tekanan atmosfir, radiasi matahari, disamping kuantitas air dan macam permukaan dimana atmosfir, radiasi matahari, disamping kuantitas air dan macam permukaan dimana penguapan terjadi seperti penguapan pada permukaan tanah yang jenuh air akan berbeda penguapan terjadi seperti penguapan pada permukaan tanah yang jenuh air akan berbeda dengan permukaan tanah yang tidak jenuh air.

dengan permukaan tanah yang tidak jenuh air.

Mengingat laju penguapan/evaporasi dipengaruhi banyak faktor cuaca, maka adalah sulit Mengingat laju penguapan/evaporasi dipengaruhi banyak faktor cuaca, maka adalah sulit untuk merumuskan secara tepat sesuai dengan fenomena yang terjadi di alam. Akan tetapi untuk merumuskan secara tepat sesuai dengan fenomena yang terjadi di alam. Akan tetapi kesulitan itu justru mendorong orang

kesulitan itu justru mendorong orang  – –  orang untuk mengemukakan rumus hasil  orang untuk mengemukakan rumus hasil penelitiannya, seperti di bawah ini.

penelitiannya, seperti di bawah ini.

1.1

1.1 Perhitungan Evaporasi Dengan MenggunakaPerhitungan Evaporasi Dengan Menggunakan Rumus Empirisn Rumus Empiris

Perhitungan evaporasi dengan menggunakan rumus empiris, missal: Perhitungan evaporasi dengan menggunakan rumus empiris, missal:

A). Aerodinamic method. A). Aerodinamic method.

Pada metoda ini dimasukan factor

Pada metoda ini dimasukan factor  – –  factor pengontrol perpindahan uap dari suatu  factor pengontrol perpindahan uap dari suatu permukaan seperti pertambahan kelembaban arah vertical, dan turbulensi aliran udara. permukaan seperti pertambahan kelembaban arah vertical, dan turbulensi aliran udara.

E

E00 = K U = K UZZ (e (eww – – e eZZ))

Dengan: Dengan: E

E00 = = evaporasi evaporasi permukaan permukaan air air bebas bebas selama selama perioda perioda pengamatanpengamatan

K

K = = konstanta konstanta empiris empiris dengan dengan ketinggian ketinggian tertentu.tertentu. U

UZZ = = hubungan hubungan matematik matematik antara antara evaporasi evaporasi pada pada massa massa air air yang yang luas luas terhadap terhadap kecepatkecepat

angin angin

dengan ketinggian tertentu. dengan ketinggian tertentu. e

eww = = tekanan tekanan uap uap jenuh jenuh di di udara udara dengan dengan temperatur temperatur sesuai sesuai dengan dengan temperatur temperatur airnyaairnya

(diambil rata rata selama pe

(diambil rata rata selama perioda pengamatan)rioda pengamatan) e

eZZ = = tekanan tekanan uap uap sesungguhnya sesungguhnya di di udara udara setinggi setinggi Z Z (rata (rata rata rata selama selama periodaperioda

pengamatan) pengamatan)

(2)

B). Energi Budget Method

Dari hokum kekekalan energy didapat hubungan: RN = H + LE + G

dengan:

RN = jumlah radiasi netto dari gelombang panjang dan pendek yang diterima pada

permukaan bumi

H = panas yang dapat dilihat /dihitung pada atmosfir LE = panas yang tidak dapat dilihat/dihitung pada atmosfir

G = panas yang dapat dihitung pada tanah (soil heat flux)

C). Persamaan Rohwer

Persamaan ini menyatakan bahwa angina merupakan factor utama yang mempengaruhi. E0 = a (ew + ea)(1 + b V)

Parameter a, b dapat ditentukan dari penyelidikan dan pengukuran di Fort Collin (Colorado) terhadap Colorado Pan, maka rumus Rohwer dimodifikasi menjadi:

E0 = 0,484 (1 + 0,6 V ) ( ew – ea )

dengan:

E0 = evaporasi permukaan air bebas

V = kecepatan angina rata – rata dalam sehari

ew = tekanan uap jenuh dengan temperatur sesuai dengan temperature air

ea = tekanan uap sesungguhnya di udara (mmbar)

D). Persamaan Penman

E0 = 0,35 ( es – ea ) ( 0,50 ÷ 0,54 UZ )

dengan:

E0 = laju penguapan pemindahan massa ( mm/hari )

es = tekanan uap jenuh pada suhu udara permukaan air (Ts)0C dalam satuam (mm.Hg)

ea = tekanan uap actual pada suhu udara permukaan air (Ta)0C dalam satuan (mm.Hg)

(3)

1.2. Perhitungan Evaporasi Dengan Menggunakan Pengukuran Langsung

Pengukuran evaporasi langsung dari permukaan air bebas dapat dilakukan dengan keseimbangan air ( water balance ). Dalam metoda ini diperlukan penentuan sistem sirkulasi air. Untuk menyatakan air yang masuk dan keluar dari bagian daerah aliran atau area drainase dengan persamaan:

E0 = P + Isurf  + Igw – Osurf  – Ogw - ∆ S

dengan:

Eo = evaporasi muka air bebas, mm/hari

P = hujan harian, mm

Isurf  = aliran permukaan harian yang masuk (surface inflow)

Igw = aliran air tanah yang masuk (ground water inflow)

Osurf  = aliran permukaan harian yang keluar (surface outflow)

Ogw = aliran air tanah yang keluar (ground water outflow)

(4)

2. PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI ACUAN

Evapotranspirasi (evapotranspiration) adalah proses perubahan molekul air dari permukaan bumi, tanah dan vegetasi menjadi uap dan kembali lagi ke atmosfir. Evapotraspirasi merupakan gabungan dari proses evaporasi dan transpirasi. Karena itu evapotrasnpirasi dipengaruhi oleh factor evaporasi permukaan air bebas, radiasi matahari, temperature, hara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan pengaruh transpirasi seperti jenis dari tumbuh tumbuhan, kedalaman akar, penyebaran dan kerapatan vegetasi penutup, disamping itu juga pengaruh kelembaban tanah, koefisien reflaksi (albido) dari vegetasi penutup permukaan bumi.

Pada prinsipnya evapotranspirasi acuan/rujukan (reference evapotranspiration = ETO),

adalah sama dengan evapotranspirasi potensial untuk suatu tanaman rujukan, yaitu evapotranspirasi dari permukaan tanah yang luas dengan ditumbuhi rumput hijau setinggi 8  – 15 cm, yang masih aktif tumbuh terhampar menutupi seluruh permukaan tanah tersebut,

dengan albedo = 0,23 dan tidak kekurangan air.

Kegunaan evapotranspirasi acuan (ETO) adalah untuk menghitung evapotranspirasi tanaman

pertanian (ETC), karena keduanya mempunyai hubungan linier yang dapat dinyatakan

dengan persamaan: ETC = KC – ETO. Nilai KC  bergantung dari varietas dan umur dari tiap

tanaman.

Berbasis pada ketersediaan data iklim, maka untuk menghitung evapotranspirasi acuan (ETO)

Dapat menggunakan beberapa model berikut:

a. Temperatur, seperti metoda Thorntwaite, metoda Blaney – Cridle, metoda Hamon. b. Temperatur dan kelembaban relatif, seperti metoda Da vid dan Prescott.

c. Radiasi global, seperti metode Hargreaves, dan Steven, metoda FAO tanpa koreksi dan Makkink.

d. Radiasi bersih, seperti metoda yang diusulkan oleh Hargreaves (1985), Priestly,dan Taylor (1972), FAO terkoreksi.

e. Kombinasi, seperti metoda Penman (1948) metode Penman  – FAO, metoda standar FAO (Penman Monteith).

f. Regresi linier, seperti yang diperkenalkan oleh Kananto (Puslitbang air).

Disini kita hanya akan membahas metoda Penman  –  FAO, karena metoda ini telah direkomendasikan oleh FAO pada tahun 1977 sebagai metoda terbaik dari yang lain dan

(5)

pada tahun 2003 telah diadopsi oleh Badan Standarisasi Nasional untuk diterbitkan sebagai Standar Nasional Indonesia (SNI).

Evapotranspirasi Acuan Metoda Penman

 –

  Monteith (1965), persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:



  



  









 

dengan:

ETO = evapotraspirasi, dinyatakan dalam mm/hari

Rn = radiasi matahari netto di atas permukaan tanaman, (MJ/m2/hari)

λ = panas laten untuk penguapan, (MJ/kg)

U2 = kecepatan angina pada ketinggian 2 m,(m/s)

ea = tekanan uap jenuh (kPa)

ed = tekanan uap actual (kPa)

∆ = kemiringan kurva tekanan uap air terhadap suhu, (kPa/ 0C) ϒ = konstanta psikromatik, dinyatakan dalam ( kPa/0C)

Rn = dihitung dengan rumus:

Rn = Rns – Rnl

dengan:

Rns = radiasi gelombang pendek, (MJ/m2/hari)

Rnl = radiasi gelombang panjang, (MJ/m2/hari)

Besarnya Rns adalah:

Rns = (1 – α) Rs

dengan:

α = koefisien pantulan radiasi tajuk = 0,23 Rs = radiasi matahari (MJ/m2/hari)

Dan Rs dihitung dengan:

 

 

dengan:

(6)

N = lama maksimum matahari bersinar dalam satu hari (jam) Ra = radiasi matahariekstrateresterial(MJ/m2/hari)

Besarnya Ra adalah:

Ra = 37,6 dr (ᴪs. sinϕ . sinδ + cos ϕ . cosδ . sinϕs)

dengan:

dr = jarak relative antara bumi dan matahari

δ = deklinasi matahari (rad) ϕ = letak lintang (rad)

ᴪs = sudur pada saat matahari terbenam (rad)

Dan ᴪs dihitung dengan:

ᴪs = arccos( - tanϕ.tanδ )

dengan:

δ = deklinasi matahari (rad) ϕ = letak lintang (rad)

dan dr dihitung dengan (persamaan Duffie & Beckman,1980):

dr = 1 + 0,0033 cos





 

 = 1 – 0,0033 cos (0,0172 JD ) besarnya δ dihitung menurut (persamaan Duffie & Beckman,1980):

δ =







    

keterangan:

D = nomor urut hari dalam setahun (hari Julian) Besarnya nilai JD dihitung dengan :

Untuk JD bulanan ( Gommes, 1983) JD = Integer (30,4 M – 15,23) Untuk JD harian (Crag, 1984)

JD = integer





Keterangan :

M = bulan (1 -12)

D = hari dalam ( 1 – 365 atau 360)

Jika tahunnya normal dan M < 3 maka nilai JD ditambah nilai 2 Jika tahunnya kabisat dan M > 2 maka nilai JD ditambah nilai 1

(7)

Untuk melakukan perhitungan dengan perioda 10 harian, maka nilai JD diambil pada hari ke 5, 15, 25 pada setiap bulannya dan untuk perhitungan bulanan diambil pada pertengahan

bulan atau dihitung dengan persamaan. Besarnya N dihitung dengan persamaan:

N = 24/π ᴪs

Dan Rnl dihitung dengan persamaan:

Rnl = Rld↓ + Rlu↑ = f ( εa – εvs) σ Tk

dengan:

Rlu↑ = radiasi thermal yang dipancarkan oleh tanaman dan tanah ke atmosfir, dinyatakan

mega joule per meter persegi per hari (MJ/m2/hari)

Rld↓ = radiasi gelombang panjang thermal yang dipancarkan oleh tanaman dan tanah ke

atmosfir (MJ/m2/hari)

f = factor penutupan awan, tanpa dimensi εa = emisifitas efektif atmosfer

εvs = nilai emisivitas oleh vegetasi dan tanah = 0,98 (Jesen dkk, 1990)

σ = nilai konstanta Stefen – Boltzman = 4,9 x 10-9 MJ/m2/K/hari Tk = suhu udara rata - rata, dinyatakan dalam Kelvin (K)

Faktor penutupan awan (f) dihitung dengan rumus (FAO No 24, 1977) f = 0,9 n/N + 0,1

Emisivitas (ε′ ) dihitung dengan persamaan (Jensen dkk, 1990)

 

 



  (



 



√ 

)  (√ 

)

dengan:

ε = emisivitas efektis di atmosfir εvs = 0,98

are = 0,34 – 0,44

bre = - 0,25 - - 0,24

Kecepatan angin pada ketinggian 2 m, adalah:

 

 



dengan:

U2 = kecepatan angina pada ketinggian 2 m (m/s)

(8)

Z = ketinggian alat ukur kecepatan angina (m)

Tekanan uap januh (ea) besarnya dihitung menurut (Tetens, 1930)





 

Tekanan uap actual (ed) dihitung dengan

ed = ea . RH

dengan:

RH = kelembaban relative rata – rata, dinyatakan dalam (%).

Kemiringan kurva tekanan uap air terhadap suhu udara dihitung dengan (Murray,1967).

 

 



Keterangan:

∆ = kemiringan kurva tekanan uap air terhadap suhu udara, (kPa/0C) T = suhu udara rata-rata (0C)

Ea= tekanan uap jenuh pada suhu T (kPa)

Konstanta psikrometrik ( ϒ ) dihitung dari (Brunt, 1952):

 

 

 









dengan:

ϒ = konstanta psikrometrik, (kPa/0C)

ep = nilai panas spesifik udara lembab, sebesar 1,013 kJ/kg/0C

P = tekanan atmosfir, (kPa)

ε = nilai perbandingan berat molekul uap air dengan udara kering = 0,622 λ = panas laten untuk penguapan, (MJ/kg)

(9)

Tekanan atmosfir (P) dihitung dari (Burman, 1987).

  





  





keterangan:

P = tekanan atmosfir pada elevasi z, (kPa)

pe = tekanan atmosfir pada permukaan laut (kPa)

z = elevasi (m)

z0 = elevasi acuan, (m)

g = gravitasi = 9,81m/det2

R = konstanta gas spesifik = 287 J/kg/K Tko = suhu pada elevasi z0, (K)

τ = konstanta lapse rate udara jenuh = 0,0065 K/m

Jika tekanan udara pada suatu stasiun tidak tersedia, maka gunakan asumsi: Tko = 293 K untuk T = 20 0C dan P0 = 101,3 kPa pada z0 = 0

Panas laten untuk penguapan (λ) dihitung dengan rumus (Harrison, 1963): λ = 2,501 – (2,361 x 10-3) T

dengan:

λ = panas laten untuk penguapan, (MJ/kg) T = suhu udara rata – rata, (0C)

Data yang diperlukan dalam perhitungan: a). Data cuaca dan topografi

- Suhu udara rata – rata (0C)

- Kelembaban relative rata – rata (%)

- Lama penyinaran matahari dalam satuan hari yang dinyatakan dalam satuan jam (h) - Jika ada, tekanan udara di lokasi stasiun ( kPa).

(10)

b). Data letak stasiun.

- Elevasi atau altitude stasiun pengamatan klimatologi dalam satuan meter di atas Permukaan laut.

- Letak garis lintang lokasi stasiun pengamatan klimatologi yang dinyatakan dalam derajat, kemudian dikonversi dalam radian. (Dimana 2π radian = 360 derajat)

Cara perhitungan:

1. Kumpulkan data cuaca yang tersedia di lokasi stasiun beserta data elevasi dan letak lintang stasiun.

2. Hitung besarnya nilai tekanan uap jenuh berdasarkan data suhu udara dengan persamaan

 

 

3. Hitung besarnya nilai tekanan uap jenuh berdasarkan data suhu udara, dengan persamaan:

Ra = 37,6 dr (ᴪs. sinϕ . sinδ + cos ϕ . cosδ . sinϕs)

4. Kurangi nilai tekanan uap jenuh dengan nilai tekanan uap actual atau hasil langkah (2) dengan langkah (3).

5. Tentukan nilai perkalian antara konstanta 4,098 dengan hasil langkah 2 ( tekanan uap  jenuh).

6. Hitung perkalian antara konstanta 0,00163 dengan data tekanan udara di lokasi stasiun.

7. Hitung besarnya nilai panas laten berdasarkan data suhu udara dengan menggun akan persamaan:

Untuk JD bulanan ( Gommes, 1983) JD = Integer (30,4 M – 15,23) Untuk JD harian (Crag, 1984)

JD = integer





8. Hitung nilai konstanata psikromatik dengan membagikan hasil nilai langkah (6) dengan langkah (7) atau menggunakan persamaan:

(11)

9. Hitung nilai dari (T + 237,3)2

10. Hitung kemiringan kurva tekanan uap (∆) dengan membagikan hasil langkah dengan langkah (9) atau menggunakan persamaa:

ᴪs = arccos( - tanϕ.tanδ )

11. Tentukan hasil pembagian antara konstanta 900 dengan suhu kelvin.

12. Tentukan hasil perkalian data kecepatan angina, hasil langkah (8), langkah (4) dan langkah (11).

13. Hitung besarnya nilai sudut deklinasi (δ) berdasarkan persamaan. δ =







     

14. Hitung besarnya jarak relative matahari dengan bumi (dr) menggunakan persamaan.

dr = 1 + 0,0033 cos





 

 = 1 – 0,0033 cos (0,0172 JD )

15. Berdasarkan data letak lintang stasiun, tentukan nilai sudut saat matahari terbenam (ᴪs) dengan menggunakan persamaan:

ᴪs = arccos( - tanϕ.tanδ )

16. Tentukan nilai radiasi ekstrateraresterial (Ra), dengan persamaan:

Ra = 37,6 dr (ᴪs. sinϕ . sinδ + cos ϕ . cosδ . sinϕs)

17. Hitung nilai radiasi matahari (Rs) berdasarkan data langkah (16) dengan data lama

penyinaran matahari menggunakan rumus:

   

18. Hitung factor penutupan awan berdasarkan data lama penyinaran matahari menggunakan persamaan:

f = 0,9 n/N + 0,1

19. Hitung besarnya radiasi gelombang pendek (Rns) berdasarkan hasil langkah (17) dan

nilai albedo dengan menggunakan persamaan: Rns = (1 – α) Rs

20. Hitung nilai emisivitas atmosfir berdasarkan persamaan:

 

 



  (



 



√ 

)  (√ 

)

21. Tentukan nilai hasil perkalian antara konstanta Stefan-Boltzman dengan pangkat empat suhu Kelvin.

(12)

22. Tentukan nilai radiasi gelombang panjang (Rnl) berdasarkan hasil perkalian langkah

(18), langkah (20), dan langkah (21), atau dengan persamaan: Rnl = Rld↓ + Rlu↑ = f ( εa – εvs) σ Tk

23. Hitung besarnya nilai radiasi netto, dengan mengurangkan hasil langkah (19) dengan langkah (22), atau dengan persamaan:

Rn = Rns – Rnl

24. Tentukan perkalian antara konstanta 0,408, hasil kali langkah (10), dan langkah (23). 25. Jumlahkan hasil langkah(12), dengan hasil langkah (24)

26. Berdasarkan data kecepatan angin, hasil langkah (10), langkah (8), hitung nilai dari: (∆ + ϒ (1 + 0,34 U2)).

27. Hitung besarnya nilai ETo  dengan bembagi hasil langkah (25) dengan hasil langkah

(26).

28. Perhitungan ETo selesai.

3. PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL

Evapotranspirasi potensial (ETp), adalah laju evapotranspirasi yang terjadi dengan anggapan

kelembaban tanah cukup tersedia sepanjang waktu. Dari DPS dapat diperkirakan dengan persamaan:

ETp = Kv . ETo

dengan:

ETp = Evapotranspirasi potensial (mm/hari).

Kv = koefisien dari jenis vegetasi di kawasan itu.

ETo = Evapotranspirasi rujukan/acuan (mm/hari).

Pada umumnya dari suatu DPS, vegetasinya tidak satu jenis, oleh karena itu nilai Kv  sangat

bervariasi bergantung dari jenis vegetasinya. Sementara ini para ahli memperkirakan nilai Kv

= 0,9 (Rob. Van der Weert, 1994).

Evapotranspirasi dari vegetasi hutan dari suatu DPS/SWS, akan berbeda dengan evapotranspirasi dari vegetasi tanaman pertanian. Air hujan dapat tertahan di permukaan daun vegetasi hutan sebagai air intersepsi dan dapat kembali menguap ke atmosfir. Bagian hujan yang menjadi air intersepsi dapat diperkirakan dengan persamaan (Rob. Van der Weert, 1994):

(13)

α = 1 – 0,37 P0,14 dengan:

α = bagian air hujan yang menjadi intersepsi vegetasi hutan. P = curah hujan bulanan (mm).

4. PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI TANAMAN

Evapotranspirasi tanaman (ETC), adalah tebal air yang dibutuhkan untuk keperluan

evapotranspirasi suatu jenis tanaman pertanian tanpa dibatasi oleh kekurangan air. Dengan kata lain tebal air yang dibutuhkan oleh tanaman supaya hidup. Nilai ET C  setiap jenis

tanaman akan berbeda-beda, dan dapat dihitung dengan persamaan: ETC = KC . ETO

dengan:

ETC = evapotranspirasi tanaman (mm/hari)

ETO = evapotranspirasi acuan (mm/hari)

KC = koefisien tanaman untuk jenis tanaman tertentu

Dalam perencanaan dan pengoperasian daerah irigasi harus memperhitungkan ETO agar air

yang disediakan sesuai dengan kebutuhan. Setiap jenis dan setiap tahap pertumbuhan tanaman ETC  akan berbeda  –  beda, karena KC  bergantung pada umur dan jenis varietas

tanaman.

Dari persamaan ETC = KC . ETO ternyata ada 2 tahap untuk menentukan nilai ETC yaitu:

1. Perhitungan evapotranspirasi tanaman acuan, ETO.

Perhitungan evapotraspirasi tanaman acuan, diantaranya dengan metoda Penman-Monteith yang telah direkomendasi FAO.

2. Menentukan koefisien tanaman, KC.

Koefisien tanaman bergantung dari jenis tanaman, dan nilainya bervariasi menurut umur tanaman. Tanaman pertanian di Indonesia umumnya adalah padi dan palawija. Koefisien tanaman, KCuntuk pelaksanaan kegiatan proyek irigasi di Indonesia dapat

(14)

Tabel koefisien tanaman, KC untuk padi dan palawija

Bulan ke Nedco / Prosida FAO Palawija Lokal Unggul Lokal Unggul

0,5 1,20 1,20 1,10 1,10 0,50 1,0 1,20 1,27 1,10 1,10 0,65 1,5 1,32 1,33 1,10 1,05 0,97 2,0 1,40 1,30 1,10 1,05 1,03 2,5 1,35 1,30 1,10 0,30 0,98 3,0 1,24 0,30 1,05 0,85 3,5 1,12 0,95 4,0 0*) 0*)

Sumber, Standar Perencanaan Irigasi, Departemen PU, 1987.

*)

Selama setengah bulan terakhir pemberian air diberhentikan, nilai KC = 0 dan padi

akan terus tumbuh dengan air yang tersedia (kelembaban tanah) di petak sawah.

4. PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI AKTUAL

Evapotranspirasi actual (ETa), adalah evapotranspirasi yang terjadi sesungguhnya sesuai

dengan persediaan air/kelembaban tanah yang tersedia. Nilai ETa = ETP apabila persediaan

air tidak terbatas. Untuk tanaman rujukan dengan persediaan air yang tidak terbatas, maka ETa = ETP = ETO. Apabila tanah dalam kondisi kering maka ETO  di bawah ETP. Hubungan

antara ETa dan ETP adalah:

ETa = (k/c) ETP

dengan:

ETa = Evapotranspirasi actual (mm/bulan)

ETP = Evapotranspirasi potensial (mm/bulan)

K = kelembaban tanah tersedia (available soil moisture, mm/bulan)

C = kapasitas kelembaban tanah tersedia (available soil moisture capacity, mm/bulan) Apabila kondisi tanah berada pada kapasitas lapangan (field capacity) maka ETa = ETP.

Kapasitas lapangan adalah jumlah air yang tertahan dalam tanah setelah air vegetasi yang berlebih tertiris keluar (drained away). Kapasitas kelembaban tanah bergantung dari jenis

(15)

tanah, nilainya berkisar dari 25 mm pada jenis tanah dangkal berpasir sampai 550 mm pada  jenis tanah tanah liat berlempung.

Dari persamaan ETa  = (k/c) ETP  terlihat bahwa evapotranspirasi aktual merupakan proses

yang kompleks, karena bergantung dari ketesediaan kelembaban tanah. Dalam suatu DPS umumnya ETa  diperkirakan berdasarkan model curah hujan sebagai masukan dan debit

sebagai keluaran. Contoh sangat sederhada ditujukan pada persamaan berikut: P + Q i + Gi = ETa + Q O + GO + Pa

dengan:

P = curah hujan, diukur dengan alat penakar hujan Q i = debit masukan, diukur dengan alat ukur debit

Q O = debit keluar, diukur dengan alat ukur debit

Gi = air tanah yang masuk, diukur dengan metoda geohidrologi

GO = air tanah yang keluar, diukur dengan metoda geohidrologi

Pa = perubahan cadangan air, sebagai jumlah dari tiga bagian, yaitu cadangan air

permukaan, air tanah, lengas tanah ETa = evapotranspirasi actual.

Gambar

Tabel koefisien tanaman, K C  untuk padi dan palawija

Referensi

Dokumen terkait

Saat kejadian La Niña (SML bernilai negatif) wilayah kabupaten Gorontalo secara umum mengalami peningkatan curah hujan, kondisi ini berpengaruh terhadap awal musim

Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui informasi mengenai seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan, budaya organisasi, dan motivasi pegawai negeri sipil

Pada ANOVA yang dilanjutkan dengan uji LSD, hasilnya menunjukkan bahwa pada pengamatan menit ke-120, pemberian ektrak tapak liman dosis 400 mg/kg BB menunjukan adanya hambatan

tersebut memungkinkan pula pada penggunanya untuk memberi tanda bintang (rating) pada artikel- artikel ilmiah yang paling

Sistem yang dikembangkan secara garis besar adalah perangkat lunak yang memiliki fungsi untuk melakukan enkripsi dan dekripsi tipe file Txt dan Docx dengan

Permasalahan yang didapatkan peneliti sebelum melakukan penelitian lebih lanjut dalam pendidikan agama Islam di sekolah SMP Dharma Praja yaitu guru yang kurang dalam menguasai

Nilai statistik wald untuk variabel tempat adalah 5,035 dengan nilai signifikansi sebesar 0,025 Dengan demikian hipotesis lc yang menyatakan bahwa Saluran distribusi

Kajian di Masjid setiap awal bulan dan pada hari sabtu atau jumat setiap minggunya, disyiarkan bukan berarti sebagai wujud tandingan untuk mengatakan bahwa apa yang telah ada dengan