• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMASAN VIDEO WAYANG KULIT UNTUK MEDIA PROMOSI VISUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMASAN VIDEO WAYANG KULIT UNTUK MEDIA PROMOSI VISUAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMASAN VIDEO WAYANG KULIT UNTUK MEDIA

PROMOSI VISUAL

Leocadia Desy Pranatalisa1, Ridwan Sanjaya2

1,2

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Katolik Soegijapranata Email: 1leocadia481@gmail.com, 2ridwan.sanjaya@gmail.com

ABSTRAK

Pengembangan media promosi visual untuk wayang kulit harus terus dilakukan agar wayang kulit dapat selalu di kenal oleh masyarakatnya sendiri. Hal ini perlu dilakukan mengingat besarnya pengaruh teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tulisan sebelumnya yang berjudul Model Teknologi Untuk Media Promsi Visual Kesenin Wayang Kulit, dijelaskan tentang dokumentasi melalui video yang dilakukan oleh dalang. Hal tersebut tentunya memberi manfaat yang baik untuk para dalang karena setelah diadakannya pelatihan dokumentasi tersebut, dalang sudah data mengemas beberapa video pertunjukan yang sedang dilakukan dengan lebih menarik. Pada tulisan kali ini akan lebih menitikberatkan pada manfaat yang diperoleh para dalang setelah mampu mengemas video pertunjukannya masing-masing dan melakukan penambahan dalam kemasan video berupa tampilan pembuka dan penambahan informasi secara konsisten di semua bagian pertunjukan.

Kata Kunci: Kemasan, Promosi Visual, Tampilan Pembuka, Video Wayang, Wayang Kulit

1. PENDAHULUAN

Wayang yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai bayangan [1], memiliki arti filsafat yaitu bayangan atau merupakan pencerminan dari sifat yang ada dari dalam jiwa manusia. Sifat yang dimaksud di antaranya adalah watak angkara murka, kebajikan, serakah dan sebagainya. Dalam pertunjukannya, wayang sendiri dimainkan oleh dalang serta beberapa orang yang menabuh gamelan dan warangga sebagai vokalis. Dalang bertugas untuk mengatur dan memimpin jalannya pertunjukan. Wayang kulit merupakan kesenian yang tumbuh dan berkembang di masyarakat jawa [2]. W ayang terbuat dari kulit kerbau ini, diyakini sebagai embrio dari berbagai jenis wayang yang ada saat ini. Dalam setiap pementasannya, wayang memiliki simbol dan makna filosofis yang kuat mulai dari isi ceritanya yang mengajarkan budi pekerti yang luhur serta sikap saling mencintai dan menghormati. Pertunjukkan wayang juga terkadang ditambahkan hal tentang kritik sosial dan peran yang lucu.

Promosi merupakan strategi yang harus dilakukan untuk mempopulerkan suatu barang, jasa dan lain sebagainya. Menurut artikel yang di-publish oleh [3]. Video merupakan salah satu media promosi yang dari dulu hingga sekarang masih sangat diminati. Adapun beberapa alasan yang membuat video masih sangat diminati diantaranya adalah perangkat telah berkembang, audiens yang berbeda, media yang berkembang, kemampuan mengolah data sudah membaik serta menggapai pasar yang lebih luas.

Para dalang masih terus membuat berbagai macam video dari setiap pertunjukan yang telah dilakukan dan kemampuan yang dimiliki sekarang juga semakin lebih baik dari pertama kali mereka belajar membuat sebuah video. Hal ini dapat dilihat dari beberapa efek dan transisi yang digunakan dalam mengemas video menjadi lebih menarik. Selain itu juga yang membuat video interaktif yang berisi tentang pembelajaran memainkan sebuah melodi menggunakan gamelan.

Dari penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2104 dengan judul model teknologi untuk media promosi visual kesenian wayang kulit [4], dapat dilihat bahwa para dalang di padepokan Sarotama sudah memiliki kemampuan dasar untuk membuat sebuah video pertunjukan wayang. Video yang sudah dihasilkan pun beragam. Ada juga dari para dalang yang mengumpulkan foto -foto dari pertunjukan yang telah dilakukan dan dibuat menjadi sebuah slide video.

Meskipun dalam proses editing sudah cukup bagus, tetapi untuk pembuatan opening masih kurang menarik. Selain itu, untuk hasil gambarnya masih pecah karena hasil akhirnya tidak diatur untuk setara dengan standar kualitas High Definition (HD) seperti video-video yang saat ini beredar. Hal ini disebabkan software yang digunakan sebelumnya terbatas hanya untuk pengguna awam sehingga tidak diajarkan cara untuk menghasilkan gambar yang lebih bagus.

Untuk menuntaskan kedua hal tersebut, maka dilakukan lagi pelatihan membuat opening dengan menggunakan software Adobe After Effect CS3. Sedangkan untuk proses compositing menggunakan Vegas Pro 8. Software Adobe After Effect dipilih karena dirasa mudah untuk diajarkan serta gerakan animasi di dalamnya dapat diatur sendiri dengan lebih mudah. Vegas Pro 8 dipilih karena dapat digunakan untuk proses rendering dengan hasil berupa standar kualitas HD.

(2)

Pelatihan kedua ini dilakukan dengan tujuan agar kemampuan yang dimiliki para dalang dapat maksimal dengan menambahkan opening dan hasil gambar yang lebih bagus. Jika hasil video dapat terlihat lebih bagus, maka promosi wayang kulit menjadi lebih menarik.

2. METODE 2.1. Lokasi Pemelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah di sanggar Sarotama yang merupakan sanggar pelatihan wayang. Sanggar ini berada di Solo dan didominasi oleh anak-anak yang belajar mendalang. Bukan hanya mendalang, di sana juga diajarkan karawitan. Di sanalah dilakukan observasi untuk mengetahui tingkat kemampuan para dalang cilik dalam mengolah video dari pelatihan yang pernah dilakukan sebelumnya.

2.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi dan kuisioner di sanggar Sarotama. Sasarannya adalah anak-anak yang sudah pernah diajarkan cara mengemas video dalam penelitian sebelumnya. Setelah medapatkan hasil dari observasi yang sudah dilakukan, maka dilanjutkan dengan mengajarkan teknik baru dalam membuat video dengan software baru pula. Setelah pelatihan selesai, kuisioner dibagikan kepada anak-anak yang sudah diajarkan cara mengedit video dengan teknik baru. Dari kuisioner tersebut didapatkan hasil tingkat antusias dalang cilik dalam mengedit video dengan teknik yang baru. Bukan hanya itu, juga dilakukan pengamatan dari hasil video yang telah dibuat oleh dalang cilik untuk mengetahui tingkat kemampuan mereka.

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data primer karena diperoleh dari sumber asli. Data yang diambil dari penelitian ini adalah data tentang tingkat kemampuan yang dimiliki dalang cilik dari pelatihan yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Selain itu juga mengetahui tingkat antusias yang dimiliki dalang cilik dalam pembuatan video dengan teknik yang baru serta perkebangan yang dihasilkan dalam bentuk video yang sudah dikemas rapi.

2.3. Populasi dan Sample

Populasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini adalah dalang cilik. Sedangkan sample yang digunakan adalah dalang cilik yang belajar mendalang di sanggar Sarotama. Pada penelitian kali ini sample yang digunakan hanya ada 5 anak yang berlatih.

2.4. Metode Pembuatan Opening dan Penggabungannya Dengan Video

Dalam pengemasan video dengan teknik dan software baru, dilakukan beberapa tahap diantaranya. 1) Pengenalan tentang software baru yang akan diajarkan.

2) Masing–masing dalang mulai mempraktekkan software baru yang diajarkan.

3) Diberikan tutorial tentang proses pembuatan opening dengan software baru dan cara menggabungkannya dengan video yang ada.

Tutorial diberikan agar ilmu yang diajarkan dapat terus dipraktekkan sehingga lebih lancar dalam pembuatannya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Penelitian

Dapat dilihat saat memulai pelatihan kedua, dalang sudah lancar dalam merekam dan mengolah video. Dalam pelatihan kedua ini juga dapat dilihat peningkatan kemampuan para dalang dalam pengolahan video dengan software baru yang diajarkan. Adapun kendala yang dialami, dapat terlihat dari pembahasan berikut ini.

3.2. Instalasi Software

Dalam proses instalasi software terdapat banyak kendala karena beberapa laptop yang digunakan tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk dipasang kedua software baru tersebut. Para dalang umumnya hanya dapat menambahkan Adobe After Effect CS3. Karena memang untuk Vegas Pro 8 tidak data diinstalasi, maka akhirnya dalam proses editing video masih menggunakan software yang sebelumnya dipakai yaitu cyberlink power director. Meskipun Vegas Pro 8 tidak terpasang, proses pengolahan video dengan software tersebut tetap dilatihkan dan ditunjukan hasil akhirnya. Namun dalam pelatihan Vegas Pro 8, para dalang hanya dapat melihat tanpa mempraktekannya langsung. Untuk praktek saat itu menggunakan software yang sebelumnya dipakai, sehingga untuk hasil gambar akhir memang masih

(3)

3.3. Penggunaan Software 3.3.1 Vegas Pro 8

Karena untuk Vegas Pro 8 tidak dapat dipraktekkan secara langsung oleh para dalang, tetapi banyak juga dari mereka antusias saat dijelaskan cara mengoperasikan software tersebut. Hal ini dapat diketahui dari kuisoner yang mereka isi terdapat pada Gambar 1. Banyak dari para dalang yang ingin dapat mengoperasikan Vegas Pro 8 karena menurut mereka hasilnya lebih bagus dari yang sebelumnya mereka buat. Software tersebut juga, warna dapat sedikit dipercantik serta hasil dari gambarnya juga lebih bagus.

Gambar 1. Ketertarikan mempelajari Vegas Pro 8. Gambar 2 adalah tampilan proses editing video melalui Vegas Pro 8.

Gambar 2. Editing video dengan Vegas Pro 8.

3.3.2 Adobe After Effect CS3

Dalam pelatihan ini, Adobe After Effect CS3 dapat dipraktekkan oleh para dalang. Dalam pembuatan tampilan pembuka menggunakan software ini, pada awalnya para dalang kebingungan dalam menentukan jalannya animasi dalam menggerakan tulisa yang ingin digerakkan. Hasilnya terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tabel kemampuan s ebelum pelatihan Adobe After Effect CS3

Materi Kemampuan

Kurang Cukup Mampu

Menentuan huruf (font)

V

Menganimasi V

Merender V

Setelah beberapa kali berlatih membuat tampilan pembuka dengan Adobe After Effect CS3, para dalang menjadi lebih terbiasa dengan alat bantu yang ada dan cara untuk menggerakan tulisan atau gambar sehingga menjadi lebih menarik, terlihat pada Tabel 2. Hanya saja perlu banyak latihan untuk membuat animasi yang lebih baik.

Ketertarikan Mempelajari

Vegas Pro 8

(4)

Tabel 2. Tabel Kemampuan Sesudah Pelatihan Adobe After Effect CS3

Materi Kemampuan

Kurang Cukup Mampu

Menentuan huruf (font)

V

Menganimasi V

Merender V

Gambar 3 adalah tampilan proses pembuatan opening video dengan Adobe After Effect CS3.

Gambar 3. Pembuatan opening video dengan Adobe After Effect CS3. 3.4. Teknik Alternatif

Dalam mengajarkan membuat tampilan pembuka dan pengemasan video menjadi lebih menarik, tidak semuanya dapat terpenuhi karena salah satu software tidak dapat terpasang dan tidak dapat dipraktekkan secara langsung oleh para dalang. Tetapi masih ada pengajara n tentang cara membuat tampilan pembuka yang banyak membuat mereka tertarik dan menghasilkan beberapa pembahasan diantaranya.

3.4.1 Penentuan huruf (font)

Dalam menentukan huruf yang akan menjadi opening sebuah video memang tidak sembarangan. Awalnya para dalang memang kurang tahu tentang hal ini maka dalam mengambil huruf yang digunakan juga masih menggunakan seadanya. Tetapi setelah beberapa kali berlatih, mereka sudah mulai tahu dalam memilih huruf yang sesuai. Seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Menentukan huruf (font) dalam Adobe After Effect CS3. 3.4.2 Penambahan animasi

Untuk proses menganimasi yang terdapat pada Gambar 5, awalnya para dalang hanya mengikuti apa yang dicontohkan, tetapi setelah mereka mengenal guna dari tool yang ada, mereka sudah tahu cara menganimasi gambar yang ada atau tulisan. Tetapi hasil gerakan yang dibuat memang masih belum

(5)

Gambar 5. Menambahkan animasi dengan Adobe After Effect CS3. 3.4.3 Proses rendering

Istilah render memang sudah tidak asing buat para dalang, tetapi proses atau cara merender dengan Adobe After Effect CS3 masih belum mereka pahami. Terkadang para dalang masih bingung bagaimana cara merender hasil dari opening yang sudah selesai dibuat. Karena beberapa kebingungan tersebut, maka dibuatlah tutorial yang dapat dipraktekkan secara langsung dan berulang. Pada Gambar 6 adalah proses rendering dalam Adobe After Effect CS3.

Gambar 6. Menjalankan proses rendering dalam Adobe After Effect CS3. 4. SIMPULAN

Setelah beberapa kali dilakukan pelatihan kepada para dalang untuk mengemas video menjadi lebih menarik, ditemukan kesimpulan bahwa para dalang memang tertarik dengan ilmu yang mereka pelajari ini. Terbukti dari beberapa karya video yang telah dibuat setiap mereka melakukan pentas. Hasil tersebut adalah dampak dari penelitian pertama yang dilakukan pada tahun 2104 lalu.

Untuk pelatihan yang kembali diadakan, juga memberi dampak yang baik pula untk para dalang. Meskipun mereka kecewa karena tidak dapat memperlajari Vegas Pro 8, tapi saat dijelaskan sedikit tentang cara penggunaannya melalui tampilan video, mereka antusias sekali ingin mempelajarinya. Terbukti banyak dari mereka yang meminta tutorial cara penggunaan software tersebut.

Pembuatan tampilan pembuka merupakan hal yang baru untuk mereka karena harus menentukan gerakan yang baik serta huruf dan gambar yang tepat. Meskipun yang dihasilkan memang belum maksimal tetapi para dalang cukup beratusias untuk mempelajarinya. Hal ini d itunjukan dengan sikap mereka yang ingin membuat beberapa tampilan pembuka dengan gerakan yang berbeda serta meminta banyak tutorial yang berisi tentang cara membuat opening dengan hasil yang lebih baik.

(6)

5. REFERENSI

[1] Prayoga, S. S. 2011. Pengertian Wayang.(Online), (http://pengertianw ayang.blogspot.co.id/, diakses 19 September 2015).

[2] AhmadIbo. 2011. Wayang Kulit, Kek ayaan Seni Nusantara yang Bernilai Adiluhung . (Online), (http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/wayang -kulit-kekayaan-seni-nusantara-yang-bernilai-adiluhung, diakses 19 September 2015).

[3] Administrator. 2014. 5 Alasan Pengusaha Menggunak an Video untuk Promosi Bisnis . (Online), (http://mebiso.com/5-alasan-pengusaha-menggunakan-vide o-untuk-promosi-bisnis/, diakses 28 September 2015).

[4] Pranatalisa, L. D. dan Sanjaya, R. 2014. Model Teknologi Untuk Media Promosi Visual Kesenian Wayang Kulit. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Tek nologi Fak ultas Tek nik (Vol. 1).

Gambar

Gambar  2 adalah tampilan  proses editing video melalui Vegas Pro 8.
Gambar  3 adalah tampilan  proses pembuatan opening video dengan Adobe After Effect CS3
Gambar  5. Menambahkan animasi  dengan Adobe After Effect CS3.

Referensi

Dokumen terkait

Bukti mikrobiologis: kultur darah positif namun tidak memenuhi kriteria mayor atau bukti serologis mengenai adanya infeksi aktif dengan organisme penyebab endokarditis infektif..

Selain dapat membuka wacana diskusi dalam rangka meningkatkan kreatifitas dan prestasi mahasiswa, Untuk jangka panjangnya saat institusi melakukan suatu kesalahan mereka

Superelvasi adalah suatu kemiringan melintang ditikungan yang berfungsi mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan pada saat berjalan melaluli tikungan pada kecepatan

Stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) akan memperburuk epidemi HIV/AIDS. Perlakuan tersebut membuat orang-orang yang

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait yaitu Manajer SDM dan sales adapun pertanyaan wawancara yang diberikan

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual (persial) yakni dengan melihat pengaruh dari

Grafik pengaruh jarak terhadap kapasitas sistem untuk beberapa kondisi vilibilitas dan indeks fading pada cuaca cerah Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa nilai visibilitas