• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: Technological Pedagogical and Content Knowledge, Internship students

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords: Technological Pedagogical and Content Knowledge, Internship students"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No. 2 (117-126)

Kompetensi Technological Pedagogical And Content Knowledge Pada

Mahasiswa Program Praktik Lapangan Program Studi Pendidikan Kimia

Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017

Rizki Wiguna*, Zarlaida Fitri, Erlidawati

Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111 *Corresponding Author: rizkiwigunaaceh@gmail.com

Abstract

Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) is the insight to integrate technology into teaching in a particular material. Chemistry teachers are required to master the technology in teaching chemistry so that they become professional teachers. This study aims to determine the ability of TPACK towards the Internship student in delivering learning materials in the internship school. This research applied a descriptive study by using a quantitative approach. Samples of study are three students of Chemistry Education program taking internship program in SMAN 4 Banda Aceh (by being coded A1) and Syiah Kuala University High School Laboratory (by being coded B1 and B2). Data were collected by conducting through observation when internship students were in the classroom. Observations were carried out twice for each internship student. Observer in this study consisted of two people namely researchers and advisor of internship students. The results showed that mastery of learning material of internship students with A1, B1, and B2 code varied that the lowest score was 49% as sufficient category score and the highest score was 91% that was indicated as very good. The lowest score in the pedagogical knowledge of internship students was 54% as sufficient category while the highest score of 93% included as a very good category. The ability of technological knowledge reached at least 56%, as the highest category reached 81% that was categorized as very good. The ability of Content Knowledge for the lowest percentage was 50% as sufficient category, but the highest score was 80% as good category. The ability of technological pedagogical of internship students in lowest percentage was 52% categorized as sufficient category and the highest was 83% as very good. Pedagogical and content knowledge capability was attained in the lowest 58% as sufficient and the highest 97% as very good. The ability of technological pedagogical and content knowledge in the lowest was 47% categorized as sufficient category and the highest was 88% categorized as very good. On average ability of technological pedagogical and content knowledge of internship students were relatively good with the lowest scores on the technological content knowledge component of 63% and the highest for technological and pedagogical and content knowledge components were obtained about 72%.

Keywords:

Technological Pedagogical and Content Knowledge, Internship students

Abstrak

Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK)

merupakan pengetahuan untuk

mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran materi tertentu. Guru kimia dituntut untuk

menguasai teknologi dalam mengajarkan ilmu kimia sehingga menjadi guru yang profesional.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan

TPACK

mahasiswa PPL dalam

menyampaikan materi pembelajaran di sekolah latihan. Jenis penelitian ini adalah penelitian

deskriptif yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah 3 mahasiswa

Program Studi Pendidikan Kimia yang mengikuti PPL di SMAN 4 Banda Aceh (selanjutnya diberi

kode A1) dan SMA Laboratorium Unsyiah (selanjutnya diberi kode B1 dan B2). Data

dikumpulkan dengan observasi ketika mahasiswa PPL mengajar dikelas. Observasi dilakukan

sebanyak dua kali untuk tiap mahasiswa PPL. Observer dalam penelitian ini terdiri dari dua orang

yaitu peneliti dan guru pamong mahasiswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman

materi (CK) mahasiswa PPL dengan kode A1, B1, dan B2 bervariasi dengan skor terendah 49%

termasuk kategori cukup dan tertinggi 91% termasuk kategori sangat baik. Skor terendah pada

(2)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No. 2 (117-126)

pengetahuan pedagogi (PK) mahasiswa PPL sebesar 54% termasuk kategori cukup sementara skor

tertinggi mencapai 93% termasuk kategori sangat baik. Kemampuan pengetahuan teknologi (TK)

paling rendah 56% dengan kategori cukup dan paling tinggi mencapai 81% dikategorikan sangat

baik. Kemampuan pengetahuan

TCK terendah adalah 50% dengan kategori cukup dan paling

tinggi 80% termasuk kategori baik. Kemampuan TPK mahasiswa PPL paling rendah adalah 52%

dikategorikan cukup dan paling tinggi 83% termasuk kategori sangat baik. Kemampuan

PCK

terendah adalah 58% termasuk kategori cukup dan tertinggi 97% termasuk kategori sangat baik.

Kemampuan TPACK paling rendah adalah 47% dikategorikan cukup dan paling tinggi adalah 88%

dikategorikan sangat baik. Rata-rata kemampuan

TPACK

mahasiswa PPL Program Studi

Pendidikan kimia tergolong baik dengan skor paling rendah pada komponen TCK yakni 63% dan

paling tinggi untuk komponen TK dan PCK sebesar 72%.

Kata Kunci: Technological Pedagogical and Content Knowledge, mahasiswa PPL

PENDAHULUAN

Tantangan perkembangan dunia yang semakin berorientasi teknologi menuntut tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). Ilmu kimia sering dikatakan sebagai central of science karena pada disiplin ilmu apapun, selalu berkaitan dengan kimia. Berbagai kejadian alam juga selalu berhubungan dengan ilmu kimia. Kimia sebagai cabang ilmu sains yang kompleks harus disajikan dengan baik dan mengikuti perkembangan dunia agar kompetensi peserta didik terus mengalami peningkatan. Dalam pelaksanaannya, peningkatan kompetensi peserta didik hanya dapat dicapai apabila guru atau pendidik memiliki kompetensi yang baik pula. Oleh sebab itu, peningkatan kompetensi guru terlebih dahulu diupayakan demi tercapainya harapan berupa peningkatan kualitas SDM tersebut (Hayati dkk., 2014).

Peningkatan kompetensi guru memiliki nilai penting ditinjau dari berbagai sudut pandang. Bafadal (2008) mengatakan bahwa berbagai metode dan media baru dalam pembelajaran telah berhasil dikembangkan berkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula dengan pengembangan materi dalam rangka pencapaian target kurikulum yang harus dicapai seiring dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini menuntut guru untuk menguasai semua itu sehingga mampu mengembangkan pembelajaran yang dapat membawa peserta didik menjadi lulusan yang berkualitas tinggi.

Salah satu kompetensi guru yang diharapkan terus ditingkatkan adalah kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai media untuk menunjang proses belajar mengajar. Guru diharapkan memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi dan dapat memanfaatkan serta mengintegrasikan produk-produk teknologi ke dalam proses pembelajaran. Produk-produk yang dimaksud dapat berbentuk barang atau hardware seperti komputer, smartphone, televisi dan proyektor. Selain itu, produk teknologi juga dapat berupa sistem atau software seperti internet, jejaring sosial, aplikasi presentasi seperti microsoft power point, aplikasi pemutar video seperti windows media player, dan berbagai aplikasi lainnya (Hayati dkk., 2014).

Konsep Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) pertama sekali dicetuskan oleh Mishra dan Koehler. TPACK merupakan pengetahuan yang dibutuhkan oleh guru untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam materi pembelajaran tertentu, menjadi suatu paket yang utuh. Dengan kata lain, TPACK merupakan perpaduan antara Technological Knowledge (TK), Pedagogical Knowledge (PK), Content Knowledge (CK), Technological Pedagogical Knowledge (TPK), Pedagogical Content Knowledge (PCK), dan Technological Content Knowledge (TCK) (Mishra dan Koehler, 2006). Berdasarkan pemaparan di atas, konsep TPACK sejalan dengan upaya peningkatan kemampuan guru menguasai TIK.

Berbagai upaya terus dilakukan dalam rangka mewujudkan guru yang profesional dalam pembelajaran menggunakan TIK. Salah satunya adalah mempersiapkan mahasiswa PPL dengan berbagai keterampilan menggunakan perangkat teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, para mahasiswa dibekali dengan kompetensi TPACK (Baran dkk., 2011). Tahapan ini dijalani oleh mahasiswa pada saat mengikuti matakuliah

(3)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No. 2 (117-126)

Pengantar Aplikasi Komputer, ICT dalam Pembelajaran Kimia, Media dalam Pembelajaran Kimia, dan microteaching yang seluruhnya dipraktikkan pada saat mengikuti matakuliah Program Praktik Lapangan (PPL) di sekolah latihan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang diperoleh di lapangan melalui observasi diolah dengan menggunakan analisis kuantitatif. Selanjutnya, data tersebut dianalisis kembali mengikuti metode Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dalam grafik dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2013).

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia yang sedang mengambil matakuliah PPL pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah delapan orang. Sampel dalam penelitian ini adalah tiga orang mahasiswa PPL yang tersebar di dua sekolah. Dua orang mahasiswa PPL di SMA Laboratorium Unsyiah dan satu orang di SMA N 4 Banda Aceh.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi dilakukan oleh dua orang observer yaitu peneliti dan guru pamong terhadap mahasiswa PPL ketika melakukan praktik mengajar di kelas. Observasi dilakukan sebanyak dua kali untuk setiap mahasiswa.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan berpedoman pada metode Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013) dengan langkah-langkah berupa reduksi data, penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram dan penarikan kesimpulan. Kedua teknik ini digunakan untuk memberikan ulasan terhadap data yang diperoleh sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna.

Prosedur analisis data dihasilkan dari instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert sebagai berikut:

1) Menghitung jumlah skor tertinggi untuk seluruh item. Skor tertinggi = 5 x jumlah responden 2) Menghitung jumlah skor terendah untuk seluruh item.

Skor terendah = 1 x jumlah responden

3) Menetapkan jangkauan kriteria kualitatif yang sepadan dengan jangkauan skor yang ada, misalnya skor terendah untuk kriteria Tidak Baik dan skor tertinggi untuk kriteria Sangat Baik.

4) Menghitung jumlah skor yang didapat untuk setiap butir indikator. 5) Menarik kesimpulan

Selain menggunakan interval, data juga dapat disajikan dalam bentuk deskripsi persentase dan diagram untuk setiap bahasan. Langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut.

1) Menghitung jumlah skor yang didapat per butir.

2) Mengubah skor yang didapat ke dalam bentuk persentase.

Rumus yang digunakan untuk mengubah skor yang didapat ke dalam bentuk persentase sebagai berikut.

Nilai =

Skor yang Diperoleh

Skor Maksimum

x 100%

3) Mengubah persentase ke dalam kriteria kualitatif.

Data yang didapat pada langkah 2 selanjutnya diubah ke dalam kriteria kualitatif pada Tabel 1.

Tabel 1. Rentang Persentase dan Kriteria Kualitatif

(4)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No. 2 (117-126) 1 0–20 Tidak baik 2 21–40 Kurang 3 41–60 Cukup 4 61–80 Baik 5 81–100 Sangat baik (Sumber: Sugiyono, 2013)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data diperoleh dari pengamatan terhadap mahasiswa PPL di kelas XI SMAN 4 Banda Aceh (diberi kode A1), kelas X SMA Laboratorium Unsyiah (diberi kode B1), dan kelas XI SMA Laboratorium Unsyiah (diberi kode B2).

Content Knowledge (CK)

CK adalah pengetahuan tentang materi matapelajaran yang akan dipelajari atau diajarkan (Schmidt dkk., 2009). Berdasarkan hasil analisis data pengamatan, mahasiswa PPL memiliki kemampuan penguasaan materi yang bervariasi. Pada Tabel 2 terlihat bahwa A1 memiliki skor 49%. Sesuai dengan kriteria kualitatif pada Tabel 1, maka A1 cukup menguasai materi. B1 memiliki skor 91% yang menunjukkan bahwa penguasaan materi B1 tergolong kategori sangat baik. Skor penguasaan materi B2 adalah 53% dengan kategori cukup. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa PPL dalam menguasai materi yang diajarkan kepada siswa relatif cukup.

Tabel 2. Nilai Akhir dan Kriteria Kualitatif CK Mahasiswa PPL

No Kode Mahasiswa Skor CK (%) Kriteria Kualitatif

1 A1 49 Cukup

2 B1 91 Sangat Baik

3 B2 53 Cukup

Rata-rata 67 Baik

Selanjutnya semua skor masing-masing komponen pada bagian CK untuk semua mahasiswa dapat dilihat secara jelas pada tabel 3 berikut. Data ini menunjukkan bahwa kemampuan masing-masing komponen masih dikategorikan cukup yaitu dengan nilai rata-rata  3.

Tabel 3. Rata-rata Skor CK untuk Setiap Komponen No

Indikator Komponen CK Skor Rata-rata

1 Menguasai materi yang diajarkan 3,42 2 Memberikan contoh-contoh yang relevan dalam meningkatkan pemahaman siswa 3,33 3 Menyampaikan materi secara logis, jelas dan sesuai dengan RPP 3,33 4 Menjawab pertanyaan siswa dengan tepat 3,17 5 Menggunakan sumber terbaru (seperti buku, jurnal) untuk menambah khazanah ilmu kimia yang dimiliki 3,08

Pedagogical Knowledge (PK)

PK merupakan rangkaian proses mengajar yang melibatkan metode termasuk pengetahuan mengelola kelas, memberikan penilaian, mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan proses belajar siswa (Schmidt dkk., 2009). Tabel 4 menunjukkan bahwa A1 memiliki skor 58% untuk kemampuan PK. Sesuai dengan kriteria kualitatif pada Tabel 1, maka A1 memiliki penguasaan yang cukup terhadap pengetahuan pedagogik. B1 memiliki skor 93% menunjukkan penguasaan PK mahasiswa PPL dengan kode B1 tergolong ke dalam kategori sangat baik. Skor penguasaan pedagogi B2 adalah 54% tergolong kategori cukup. Hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa PPL memiliki kemampuan yang cukup dalam menguasai pedagogi pembelajaran.

(5)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No. 2 (117-126)

Tabel 4. Nilai Akhir dan Kriteria Kualitatif PK Mahasiswa PPL

No Kode Mahasiswa Skor PK (%) Kriteria Kualitatif

1 A1 58 Cukup

2 B1 93 Sangat Baik

3 B2 54 Cukup

Rata-rata 68 Baik

Rata-rata kemampuan untuk tiap indikator PK ketiga mahasiswa PPL dapat dilihat di tabel 5 berikut.

Tabel 5. Rata-rata Skor PK untuk Setiap Komponen No

Indikator Komponen PK Skor Rata-rata

6 Memiliki strategi/cara yang bervariasi dalam menanamkan konsep kepada siswa 3,08 7 Menggunakan metode dan teknik penilaian yang bervariasi 3,58 8 Menguasai dan mengelola kelas dengan baik 3,33 9 Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran 3,58

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel di atas, mahasiswa PPL memiliki skor antara 3 - 4 untuk tiap komponen PK. Ini menunjukkan secara keseluruhan mahasiswa PPL memiliki kemampuan untuk setiap indikator PK relatif tergolong cukup.

Technological Knowledge (TK)

TK

adalah pengetahuan tentang beragam teknologi mulai dari teknologi kelas rendah

seperti kertas dan pensil hingga teknologi digital seperti internet dan video digital.

TK harus

disesuaikan dengan zaman karena teknologi terus berkembang secara kontinu. Sebagai contoh, TK

yang sudah disebutkan di atas (pengetahuan tentang sistem operasi dan perangkat komputer, dan

kemampuan menggunakan piranti lunak standar) pasti akan mengalami perubahan dan bisa saja

hilang dalam beberapa tahun ke depan. Oleh sebab itu, kemampuan mempelajari dan beradaptasi

dengan berbagai teknologi baru menjadi sangat penting (Mishra dan Koehler, 2006).

Hasil analisis data pengamatan, mahasiswa PPL memiliki kemampuan penguasaan teknologi yang bervariasi. Tabel 6 menunjukan bahwa A1 memiliki skor 79%. Sesuai dengan kriteria kualitatif pada Tabel 1, maka A1 memiliki penguasaan teknologi yang baik. B1 memiliki skor 81% yang menunjukkan bahwa penguasaan materi oleh mahasiswa PPL dengan kode B1 tergolong ke dalam kategori sangat baik. Skor penguasaan materi B2 adalah 56% dan berada dalam kategori cukup. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa PPL dalam menguasai teknologi terbilang sangat bervariasi.

Tabel 6. Nilai Akhir dan Kriteria Kualitatif TK Mahasiswa PPL

No Kode Mahasiswa Skor TK (%) Kriteria Kualitatif

1 A1 79 Baik

2 B1 81 Sangat Baik

3 B2 56 Cukup

Rata-rata 72 Baik

Selanjutnya semua skor masing-masing komponen pada bagian TK untuk semua mahasiswa dapat dilihat secara jelas pada tabel 7 berikut. Data ini menunjukkan bahwa kemampuan masing-masing (mahasiswa PPL) komponen masih dikategorikan baik yaitu dengan nilai rata-rata 3,6.

(6)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No. 2 (117-126)

Tabel 7. Rata-rata Skor TK untuk Setiap Komponen No

Indikator Komponen TK Skor Rata-rata

10 Menguasai teknologi yang digunakan dengan baik (point/ chem draw/ macro media flash/ Microsoft exel/ power

Microsoft word/ browser/ video pembelajaran) 4,17 11 Teknologi yang digunakan memiliki daya tarik (

eye-catching) bagi siswa 3,25

12 Teknologi yang digunakan berhasil meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa 3,17 13 Teknologi yang digunakan mudah dioperasikan 4,08 14 Teknologi yang digunakan sesuai dengan perkembangan zaman 3,58 15 Teknologi yang digunakan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa 3,75 16 Teknologi yang digunakan membantu dalam memecahkan masalah 3,25

Technological Content Knowledge (TCK)

Schmidt dkk. (2009) mendefinisikan TCK sebagai pengetahuan tentang bagaimana teknologi dapat menciptakan sebuah gambaran baru dalam materi tertentu. Guru bisa melakukan pendekatan baru menggunakan TCK terhadap sebuah materi untuk selanjutnya diajarkan kepada siswanya. Tabel 8 menyajikan data kemampuan TCK setiap mahasiswa PPL. A1 memiliki skor 60% untuk kemampuan TCK. Sesuai dengan kriteria kualitatif pada Tabel 1, maka A1 memiliki kemampuan TCK yang cukup. B1 memiliki skor 80% menunjukkan kemampuan TCK B1 tergolong ke dalam kategori baik. Skor B2 untuk penguasaan teknologi adalah 50% dan berada dalam kategori cukup.

Tabel 8. Nilai Akhir dan Kriteria Kualitatif TCK Mahasiswa PPL

No Kode Mahasiswa Skor TCK (%) Kriteria Kualitatif

1 A1 60 Cukup

2 B1 80 Baik

3 B2 50 Cukup

Rata-rata 63 Baik

Selain itu, juga dilakukan analisis terhadap rata-rata kemampuan TCK untuk ketiga mahasiswa PPL. Hasil perolehan skor rata-rata ketiga mahasiswa PPL untuk setiap komponen TCK dapat dilihat pada tabel 9 berikut.

Tabel 9. Rata-rata Skor TCK untuk Setiap Komponen No

Indikator Komponen TCK Skor Rata-rata

17 Teknologi yang digunakan relevan dengan materi yang diajarkan 3,17 18 Teknologi yang digunakan meningkatkan pemahaman siswa 3,50 19 Mengembangkan aktivitas dan tugas siswa yang melibatkan penggunaan teknologi 2,83

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 9, mahasiswa PPL memiliki skor rata-rata

 3 untuk setiap komponen TCK. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa PPL cukup mampu dalam menggunakan teknologi dan mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran.

(7)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No. 2 (117-126)

TPK merupakan pengetahuan tentang bagaimana beragam teknologi dapat digunakan dalam pengajaran dan penggunaan teknologi tersebut mampu mengubah cara guru mengajar (Schmidt dkk., 2009). Tabel 10 menunjukkan bahwa A1 memiliki skor 70% untuk kemampuan TPK. Sesuai dengan kriteria kualitatif pada Tabel 1, maka A1 memiliki penguasaan yang baik terhadap pengetahuan TPK. B1 memiliki skor sebesar 83% menunjukkan penguasaan TPK mahasiswa PPL dengan kode B1 tergolong ke dalam kategori sangat baik. Skor TPK B2 adalah 52% dan berada dalam kategori cukup. Hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa PPL memiliki kemampuan yang bervariasi dalam menguasai alat teknologi untuk mengubah pembelajaran berlangsung lebih menarik.

Tabel 10. Nilai Akhir dan Kriteria Kualitatif TPK Mahasiswa PPL

No Kode Mahasiswa Skor TPK (%) Kriteria Kualitatif

1 A1 70 Baik

2 B1 83 Sangat Baik

3 B2 52 Cukup

Rata-rata 68 Baik

Rata-rata kemampuan setiap komponen TPK ketiga mahasiswa PPL dapat dilihat di tabel 11 berikut.

Tabel 11. Rata-rata Skor TPK untuk Setiap Komponen No

Indikator Komponen TPK Skor Rata-rata

20 Menggunakan aplikasi komputer dalam pembelajaran 4,33 21 Memilih teknologi yang sesuai dengan pendekatan dan strategi pembelajaran 3,33 22 Menggunakan fasilitas internet (seperti blog, email) untuk berkomunikasi dengan siswa misalnya sosial media,

untuk mengumpulkan tugas atau memberi bahan ajar 2,58 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel di atas, mahasiswa PPL memiliki skor antara 2-4 untuk tiap komponen TPK. Ini menunjukkan secara keseluruhan mahasiswa PPL memiliki kemampuan TPK yang cukup dengan nilai rata-rata  3.

Pedagogical Content Knowledge (PCK)

PCK yaitu pengetahuan pedagogik yang berlaku untuk pengajaran konten yang spesifik. Pengetahuan ini termasuk untuk mengetahui apa pendekatan pengajaran yang sesuai dengan konten dan juga mengetahui bagaimana elemen konten dapat diatur untuk pembelajaran yang lebih baik (Mishra dan Koehler, 2006).

Tabel 12 menunjukkan bahwa A1 memiliki skor 58% untuk kemampuan PCK. Sesuai dengan kriteria kualitatif pada Tabel 1, maka A1 memiliki penguasaan yang tergolong cukup terhadap pengetahuan pedagogik dalam mengatur transfer materi kepada siswa. B1 memiliki skor 97% yang menunjukkan penguasaan PCK mahasiswa PPL dengan kode B1 tergolong ke dalam kategori sangat baik. Skor PCK B2 adalah 62% dan berada dalam kategori baik. Hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa PPL memiliki kemampuan yang bervariasi dalam menguasai PCK.

Tabel 12. Nilai Akhir dan Kriteria Kualitatif PCK Mahasiswa PPL

No Kode Mahasiswa Skor PCK (%) Kriteria Kualitatif

1 A1 58 Cukup

2 B1 97 Sangat Baik

3 B2 62 Baik

(8)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No. 2 (117-126)

Rata-rata kemampuan setiap komponen PCK ketiga mahasiswa PPL dapat dilihat di tabel 13 berikut.

Tabel 13. Rata-rata Skor PCK untuk Setiap Komponen No

Indikator Komponen PCK Skor Rata-rata

23 Memilih pendekatan dan strategi pembelajaran yang

sesuai dengan materi kimia yang diajarkan 3,58 24 Memberikan soal-soal untuk mengukur pemahaman siswa

mengenai materi yang diajarkan 3,67 25 Mempersiapkan RPP sendiri dan dikonsultasikan dengan

guru pamong 3,83

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel di atas, mahasiswa PPL memiliki skor antara 3,5 - 4 untuk tiap komponen PCK. Ini menunjukkan secara keseluruhan mahasiswa PPL memiliki kemampuan PCK yang baik untuk setiap komponen.

Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK)

TPACK merupakan pengetahuan yang dibutuhkan oleh guru untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran materi tertentu, menjadi suatu paket yang utuh. Guru harus memiliki pemahaman yang intuitif terhadap interaksi kompleks antara 3 komponen dasar pengetahuan yaitu, PK, CK, dan TK, dengan cara mengajarkan materi menggunakan metode pedagogik dan teknologi yang sesuai

(Mishra dan Koehler, 2006)

.

Tabel 14 menyajikan data kemampuan TPACK setiap mahasiswa PPL. Dalam Tabel tersebut, A1 memiliki skor 60%. Sesuai dengan kriteria kualitatif pada Tabel 1, maka A1 memiliki kemampuan TPACK yang cukup. B1 memiliki skor sebesar 88%. Ini menunjukkan kemampuan TPACK B1 tergolong ke dalam kategori sangat baik. Skor B2 adalah 47% dan berada dalam kategori cukup.

Tabel 14. Nilai Akhir dan Kriteria Kualitatif TPACK Mahasiswa PPL

No Kode Mahasiswa Skor TPACK (%) Kriteria Kualitatif

1 A1 60 Cukup

2 B1 88 Baik

3 B2 47 Cukup

Rata-rata 65 Baik

Selain itu, juga dilakukan analisis terhadap rata-rata kemampuan TPACK untuk ketiga mahasiswa PPL. Hasil perolehan skor rata-rata keempat mahasiswa PPL untuk setiap komponen TPACK dapat dilihat pada tabel 15 berikut.

Tabel 15. Rata-rata Skor TPACK untuk Setiap Komponen No

Indikator Komponen TPACK Skor Rata-rata

26 Memilih strategi pembelajaran dan teknologi yang sesuai dengan materi kimia yang akan disampaikan pada kegiatan pembelajaran dikelas

3,25 27 Memadukan pengetahuan kimia, pengetahuan pedagogik, dan pengetahuan teknologi yang dimiliki untuk

mewujudkan pembelajaran yang efektif 3,17 28 Menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dan menggunakan aplikasi komputer yang bervariasi dalam

pelaksanaan pembelajaran kimia 3,33

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 15, mahasiswa PPL memiliki skor antara 3 - 3,5 untuk setiap komponen TPACK. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa PPL cukup mampu

(9)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No. 2 (117-126)

dalam menggunakan teknologi dan mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran yang efektif sehingga dapat merubah cara guru mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa.

Setelah dilakukan analisis terhadap data penelitian didapatkan hasil rata-rata untuk tiap domain TPACK seperti yang disajikan dalam bentuk diagram gambar 1.

Gambar 1. Diagram persentase rata-rata kemampuan TPACK mahasiswa PPL Program Studi Kimia

Gambar 4.1 menunjukan bahwa rentang persentase kemampuan TPACK mahasiswa PPL Program Studi Pendidikan Kimia yang menjadi subjek penelitian adalah 63%-72%. Berdasarkan kriteria kualitatif pada Tabel 1, berarti kemampuan mahasiswa PPL tergolong baik untuk semua komponen TPACK. Persentase tertinggi pada komponen TK dan PCK sebesar 72% sementara persentase terendah adalah pada komponen TCK yakni sebesar 63%. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Graham, Cox, dan Velasquez dalam Hoefer dan Haris (2012) yang meneliti kemampuan TPACK lima belas guru pendidikan sains melalui kuesioner dimana TCK menjadi domain dengan kemampuan terendah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan TPACK mahasiswa PPL Program Studi Pendidikan Kimia tergolong baik dengan skor terendah pada domain TCK sebesar 63% dan teringgi pada domain TK dan PCK sebesar 72%.

Saran

Penelitian selanjutnya di bidang TPACK diharapkan memiliki pengembangan yang lebih luas lagi baik dari segi subjeknya maupun konsepnya. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia hendaknya meningkatkan kompetensi TPACK selama mengikuti perkuliahan dan menerapkanya ketika mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Bafadal. 2008. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Baran, Evrim dkk. 2011. TPACK: An Emerging Research and Development Tool for Teacher Educators. The Turkish Online Journal of Educational Technology, X(4): 370–377. Hayati K., Dwi dkk. 2014. Pengembangan Kerangka Kerja TPACK pada Materi Koloid untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran dalam Mencapai HOTS Siswa. Edu-Sains, III (1): 53–61.

(10)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No. 2 (117-126)

Hofer, Mark dan Judi Harris. 2012. “TPACK Research with Inservice Teachers: Where’s the TCK?. Proceedings of Society for Information Technology & Teacher Education International Conference”, (Online), (http://www.editlib.org/p/40352., diakses pada 1 Januari 2016).

Mishra, Punya dan Koehler J., Matthew. 2006. Technological Pedagogical Content

Knowledge: A Framework for Teacher Knowledge. Teachers College Record, CVIII (6): 1017–1054.

Schmidt A., Denise dkk. 2009. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK): The Development and Validation of an Assessment Instrument for Preservice Teachers. Journal of Research and Technology Education, XLII (2): 123–149.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 2. Nilai Akhir dan Kriteria Kualitatif CK Mahasiswa PPL
Tabel 6. Nilai Akhir dan Kriteria Kualitatif TK Mahasiswa PPL
Tabel 8. Nilai Akhir dan Kriteria Kualitatif TCK Mahasiswa PPL
Tabel 10. Nilai Akhir dan Kriteria Kualitatif TPK Mahasiswa PPL
+3

Referensi

Dokumen terkait

BNPT tidak bisa melakukan sendiri bagaimana melawan pemikiran Aman Abdurrahman melalui media online yang mereka kembangkan, tetapi lebih penting lagi peran sarjana, ulama

Technological Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa, karena TPACK memfasilitasi siswa dengan menggunakan teknologi

Kajian tentang TPACK (technological pedagogical technologic content knowledge) dan STEM (Science Technology Education and Mathematics) akhirnya dikaitkan sebagai

- Permohonan tertulis atau dengan mengisi blanko yang sudah disediakan. - Persyaratan lengkap sesuai yang dipersyaratkan. - Diurus sendiri atau dikuasakan. -

Pengelompokan dengan skor terboboti, baik yang menggunakan pembobot subjektif dari keragaman peubah dan pembobot dari skor komponen utama pertama, dibandingkan

Untuk melihat ketergantungan fiskal pemerintah daerah dapat dilakukan dengan mengukur kinerja/kemampuan keuangan pemerintah daerah dan mengukur kesiapan pemerintah daerah

(1) Seksi Prasarana, Sarana dan Utilitas sebagai pembantu unsur lini yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang dalam

Pada kondisi tersebut bukan berarti metode kerja tim tidak dapat dilakukan di laboratorium, Kondisi seperti itu mungkin saja terjadi karena adanya beberapa elemen yang