• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Status Kesehatan pada Ibu Hamil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor-Faktor Status Kesehatan pada Ibu Hamil"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor-Faktor Status Kesehatan pada Ibu Hamil

Berliana Sitanggang*, Siti Saidah Nasution**

*Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

**Dosen Departemen Keperawatan Anak Maternitas Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara

Phone : 082370877038

Email : berlianasitanggang94@yahoo.com

Abstrak

Status Kesehatan merupakan keadaandimana kedudukan orang dalam tingkatan sehat atau sakit. Status kesehatan ibu hamil akan menunjukkan baik buruknya kondisi ibu dan juga terhadap perkembangan janin yang sedang dikandung, bagi ibu sendiri kesehatan yang baik selama masa kehamilan juga akan sangat membantu ketika tiba saatnya melahirkan dan juga menyusui bayi yang baru dilahirkan. Proses kehamilan (pregnancy) merupakan suatu masa dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin dan dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus bayi kembar, atau triple. Status kesehatan ibu hamil ini akan berhubungan dengan beberapa faktor seperti umur, pendidikan, psikologis, pengetahuan gizi dan juga aktivitas.

Kata kunci : kesehatan, ibu hamil

1.

Pendahuluan

Pembangunan kesehatan slalu

diarahkan untuk meningkatkan mutu dan juga kemudahan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya pada kelompok resiko tinggi seperti bayi, balita, ibu hamil dan ibu bersalin.

Dengan tujuan meningkatkan secara bermakna harapan hidup, menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi, menurunkan beberapa angka kesakitan

penyakit penting, menurunkan angka

kecacatan dan ketergantungan serta

meningkatkan gizi masyarakat dan juga menurunkan angka fertilitas (Depkes, 2006).

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai kesatuan utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Bagi ibu sendiri,

kesehatan yang baik selama masa

kehamilan juga akan sangat membantu katika tiba saatnya melahirkan dan juga menyusui bayi yang baru dilahirkan. (Ahira, 2008).

2.

Kesehatan

Kesehatan adalah suatu keadaan kedudukan orang dalam tingkatan sehat atau sakit. Konsep hidup sehat sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan.Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual

dan sosial bermasyarakat.Untuk

menciptakan suatu kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. Ada empat faktor

(2)

utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan

perorangan dan derajat kesehatan

masyarakat.

3.

Status kesehatan ibu hamil

Status kesehatan ibu hamil

merupakan suatu preoses yang butuh perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung unsur kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat beresiko tinggi. Jika status kesehatan ibu hamil buruk, misalnya menderita anemia maka bayi yang dilahirka beresiko lahir dengan berat badan rendah, bayi dengan BBLR ini memilki resiko kesakitan seperti infeksi saluran nafas bagian bawah dan kemtian yang lebih tinggi dari pada bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal. Bagi ibu sendiri anemia ini meningkatkan resiko pendarahan pada saat persalinan dan pasca persalinan, gangguan

kesehatan bahkan resiko kematian

(kusmiyati, 2009)

Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat selama kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui asupan gizi yang baik, memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan jalan lahir, menghindari merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan minimal empat kali untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang perawatan yang harus dilakukan (Gulardi H, 2006).

4.

Konsep kehamilan

Kehamilan (pregnancy) adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Wiknjosastro, 2005). Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi. Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk perubahn fisiologis dan

psikologis dalam kehamilan seperti

perubahan-prubahan fisiologis dalam

kehamilan.

Tanda-tanda kehamilan dibagi

menjadi dua, yaitu:

a.

Tanda yang tidak pasti

(probable

signs)

/tanda

mungkin

kehamilan

yaitu

amenorhea,

mual dan muntah,

quickening,

keluhan

kencing,

konstipasi, perubahan berat badan,

perubahan tempratur suhu basal,

perubahan warna kulit, perubahan

payudara, perubahan pada uterus,

tanda

piskacek’s,

perubahan-perubahan pada serviks (Kusmiyati,

2008).

b.

Tanda pasti kehamilan yaitu denyut

Jantung Janin (DJJ), palpasi dan

Pemeriksaan diagnostik kehamilan

seperti

rontgenografi

,

ultrasonografi

(USG)

,

fetal Electrografi (FCG)

dan

tes Laboratorium/ Tes Kehamilan.

Perawatan selama kehamilan :

1.

Pemeriksaan pada usia kehamilan

mencapai 6 dan 8 minggu sangat

penting untuk memperkirakan umur

kehamilan dan tanggal perkiraan

persalinan. Pemeriksaan fisik yang

pertama kali dilakukan biasanya

meliputi berat badan, tinggi badan

(3)

dan tekanan darah. Dengan USG,

kehamilan bisa diketahui mulai dari

4-5 minggu setelah ovulasi, USG

juga digunakan untuk mengikuti

perkembangan

kehamilan,

menentukan

tanggal

perkiraan

persalinan,

menentukan

laju

pertumbuhan janin,

m

erekam denyut

jantung

atau

pernafasan

janin,

mengetahui

kehamilan

ganda,

mengetahui

sejumlah

kelainan

(misalnya

plasenta

previa),

mengetahui kelainan posisi janin dan

emandu jarum pada pengambilan

contoh

cairan

ketuban

untuk

keperluan pemeriksaan genetik atau

kematangan

pada

paru-paru

(amniosentesis).

2.

Pada kehamilan muda, sebelum

menjalani

pemeriksaan

USG,

sebaiknya ibu meminum banyak air

karena kandung kemih yang penuh

akan mendorong rahim keluar rongga

panggul sehingga bisa diperoleh

gambaran janin yang lebih jelas.

Pemeriksaan selanjutnya dilakukan

setiap 4 minggu (1 kali/bulan)

sampai usia kehamilan mencapai 32

minggu. Kemudian setiap 2 minggu

sampai usia kehamilan mencapai 36

minggu dan sesudah 36 minggu,

pemeriksaan

dilakukan

1

kali/minggu.

Pada

setiap

pemeriskaan, dilakukan pengukuran

berat badan dan tekanan darah, serta

ukuran dan bentuk rahim untuk

mengetahui

pertumbuhan

dan

perkembangan janin.

3.

Kenaikan berat badan pada saat

hamil, pada wanita yang memiliki

ukuran rata-rata biasanya berkisar

antara 12,5-15 kg (sekitar 1-1,5

kg/bulan). Kenaikan berat badan

yang

melebihi

15-17,5kg

menyebabkan penumpukan lemak

pada

janin dan ibu. Berat badan yang tidak

bertambah

merupakan

pertanda

buruk (terutama jika kenaikan berat

badan total kurang dari 5 kg) dan hal

ini

bisa

menunjukkan

adanya

pertumbuhan janin yang lambat.

Kadang

kenaikan

berat

badan

disebabkan oleh penimbunan cairan

akibat jeleknya aliran darah tungkai

pada saat wanita hamil berdiri. Hal

ini bisa diatasi dengan cara berbaring

miring ke kiri selama 30-45 menit

sebanyak 2-3 kali/hari.

4.

Selama kehamilan, kebutuhan kalori

harus ditambah sekitar 250 kalori

agar tersedia zat gizi yang cukup

untuk pertumbuhan janin. Wanita

hamil

sebaiknya

mengkonsumsi

makanan yang gizinya seimbang,

termasuk buah-buahan dan

sayur-sayuran. Hindari makanan yang

terlalu asin atau makanan yang

mengandung bahan pengawet.

5.

Seorang wanita hamil tidak boleh

minum obat sembarangan. Selama

kehamilan, kebutuhan tubuh akan zat

besi meningkat guna memenuhi

kebutuhan ibu dan janin. Biasanya

diberikan

tambahan

zat

besi.

Pemberian

zat

besi

bisa

menyebabkan gangguan lambung

yang ringan dan sembelit. Mual dan

muntah

bisa

dikurangi

dengan

merubah pola makan, yaitu minum

dan makan dalam porsi kecil tetapi

sering, makan sebelum lapar dan

makanan lunak. Untuk mengatasi

morning sickness (mual di pagi hari)

sebaiknya memakan 1-2 keping

biskuit sebelum beranjak dari tempat

tidur. Edema (pembengkakan) sering

terjadi,

terutama

pada

tungkai.

Demikian juga halnya dengan varises

pada tungkai dan di daerah sekitar

lubang vagina. Untuk mengurangi

(4)

digunakan penyangga elastis atau

berbaring dengan posisi tungkai lebih

tinggi (Yatim, 2005)

5.

Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil

Beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil adalah :

1. Umur

Umur adalah hal yang sangat diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam

hampir semua keadaan menunjukkan

hubungan dengan umur dan juga biasanya semakin bertambah umur seseorang maka pengetahuan akan status kesehatan ibu hamil akan luas (Notoatmodjo, 2003). 2. Pendidikan

Pendidikan orang tua merupakan salah satu factor yang penting dalam tumbuh kembang anak karena pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga

kesehatan anaknya, pendidikan dan

sebagainya. Seseorang yang berpendidikan akan berbeda tingkah lakunya dengan orang

yang hanya berpendidikan dasar.

Rendahnya tingkat pendidikan seseorang atau masyarakat sangat berpengaruh juga terhadap peningkatan derajat kesehatan, oleh karena sikap masyarakat terbuka

dengan hal-hal atau motivasi baru

(Notoatmodjo, 2003). 3. Psikologis

Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu, dimana tidak hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan psikologis yang memerlukan penyesuaian emosi, pola berpfikir dan berperilaku yang berlanjut hingga lahir bayi. Untuk alasan ini sehingga kehamilan

harus dipandang sebagai proses panjang yang mempunyai efek tidak hanya pada ibu tetapi juga keluarganya. Pada asuhan kehamilan tidak hanya aspek fisik saja tetapi juga aspek psikologis atau jiwa (Kusmiyati, 2008).

4. Pengetahuan

pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitf merupakan

domain yang sangat penting untuk

terbentuknya sikap seseorang

(Notoatmodjo, 2003) 5. Gizi

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil selama hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Hubungan antara gizi ibu hamil dengan faktor ekonomi, sosial, atau keadaan lain yang meningkatkan kebutuhan gizi ibu hamil dengan penyakit infeksi tertentu termasuk juga persiapan fisik untuk masa persalinan. Kebutuhan ibu hamil secara garis besar adalah asam folat, energi, protein, zat besi (Fe), kalsium, pemberian

supleman vitamin D terutam pada

kelompok beresiko penyakit seksual (IMS) dan dinegara dengan musim dinggin yang panjang dan pemberian yodium pada daerah yang endemik kretinisme (Kusmiyati, 2008).

6. Aktivitas

Seorang wanita hamil boleh mengerjakan aktivitas sehari-hari asal hal tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak.bagi wanita pekerja ia boleh tetap masuk kantor

(5)

sampai menjelang partus. Menurut analisa profesional bahwa maksud pekerjaan atau aktivitas bagi ibu hamil bukan hanya pekerjaan keluar rumah atau institusi tertentu, tetapi juga pekerjaan atau aktivitas sebagai ibu rumah tangga didalam rumah, termasuk pepkerjaan sehari-hari didalam rumah dan juga mengasuh anak. Sering ada rekomendasi untuk mengurangi aktivitas pada ibu hamil dengan riwayat melahirkan BBLR, namun hal itu tidak terbukti efektif.

6.

simpulan

Status kesehatan pada kehamilan merupakan hal yang sangat penting untuk perkembangan kesehatan ibu dan juga bayi yang ada dalam kandungannnya. Jika status kesehatan ibu hamil buruk, kesehatan ibu hamil akan terwujud bila umur ibu ketika hamil dalam kondisi yang pas dan tingkat

kedewasaan yang matang. Kondisi

pendidikan, psikologis, pengetahuan, gizi dan aktivitas juga dalam keadaan yang baik. Dalam kondisi hamil ibu tidak boleh melakukan aktivitas yang terlalu berat atau pekerjaan yang dapat menyebabkan kondisi kesehatan ibu terganggu. Karena semakin baik kondisi kesehatan ibu ketika hamil maka keadaan janin yang dikandung juga akan semakin baik.

Referensi

Hidayat, A. A. (2002). Pengantar

Pendidikan Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

Kusmiyati. (2008). Perawatan Ibu Hamil.

Yogyakarta : Fitra Mya

Maryunani. (2008). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media

Notoadmojo, Soekidjo, 2003. Ilmu

Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta

Notoadmojo, Soekijo, 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Manuaba, 2002, Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia, EGC, Jakarta.

Kasdu, D, 2004, Kehamilan dan

Persalinan, Penerbit 3G Publisher, Jakarta.

Yatim, F. 2005, Penyakit Kandungan, Pustaka Populer Obor, Jakarta.

Kusmiyati, Heni, Wahyuningsih.P,

Sujiyatini. 2008. Perawatan Ibu

Hamil (Asuhan Ibu Hamil).

Fitramaya, Yogyakarta.

Wiknjosaatro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan Kendala yang dihadapi oleh petugas kesehatan dalam meningkatkan kesehatan ibu hamil adalah pengetahuan ibu hamil yang minim mengenai kesehatan bagi

4.4 Distribusi status kesehatan gingiva ibu hamil di Puskesmas Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember 2011 berdasarkan tingkat pekerjaan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Rangkasbitung.. Setelah dilakukan

Namun dari 75 orang ibu hamil masih terdapat 2 orang ibu hamil yang memliki pengetahuan baik tidak mengikuti kelas ibu hamil, hal ini terjadi akibat paritas ibu hamil

Apabila dihubungkan dengan status kesehatan ibu hamil, maka perilaku kesehatan ibu selama hamil dimana dalam penelitian ini adalah pola makan ibu yang didukung dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil primigravida di Puskesmas Geyer I

hubungan sanitasi lingkungan dengan kesehatan ibu

Status gizi ibu hamil Tabel 5.1 Distribusi frekuensi gizi ibu hamil pada Responden di Puskesmas Jeulingke Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh Tahun 2018 Status zizi ibu hamil Frekuensi